You are on page 1of 19

1.

AKUNTANSI DAN DOUBLE ENTRY


1.1 Praktek Akuntansi Praktek akuntan di Indonesia sebenarnya sudah berlangsung lama, yakni sejak zaman Hindia Belanda, tahun 1642. Akuntan-akuntan Belanda tersebut mendirikan perusahaan-perusahaan yang juga dimonopoli kaum penjajah, sampai abad ke-19. Sesudah Belanda terusir oleh masuknya tentara pendudukan Jepang, mulai dikenal kursus akuntan di Jakarta oleh Departemen Keuangan, yang bisa dinikmat warga Indonesia. Sesudah Indonesia merdeka, pembentukan Ikatan Akuntan Indonesia dirintis pada tahun 1957 oleh sejumlah akuntan lulusan pertama Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan lulusan Belanda. Pada tahun-tahun inilah, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan milik Belanda. Dengan pulangnya akuntan-akuntan Belanda ke negerinya, peran para akuntan Indonesia pun semakin berkembang. Perkembangan itu semakin pesat setelah diresmikannya kegiatan pasar modal, 10 Agustus 1977, yang menjadikan akuntansi keuangan sangat penting. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat pada awal periode Orde Baru, serta tumbuhnya berbagai perusahaan dan jenis usaha, peran akuntan Indonesia pun makin berkibar. IAI sendiri sebagai organisasi juga berkembang pesat, dengan anggota sekitar 5.000 orang, terdiri dari akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, dan akuntan yang bekerja di sektor pemerintah. Jumlah anggota ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Keanggotaan IAI sebenarnya masih dapat ditingkatkan, karena jumlah akuntan Indonesia yang terdaftar dan memiliki register seluruhnya adalah 16.000 orang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang seiring dengan peningkatan peran akuntan Indonesia itu, sayangnya tidak berlanjut mulus karena hantaman krisis ekonomi, yang dampaknya masih terasa sampai sekarang. Bagaimanapun, krisis ini telah membuka mata kita tentang pengaruh globalisasi terhadap ekonomi Indonesia, selain membuktikan masih lemahnya fundamental ekonomi nasional selama ini. Sebelum merumuskan peran dan kontribusi akuntan Indonesia, tentu kita harus memahami secara lebih spesifik, apa saja bentuk tantangan dan permasalahan yang
1

dihadapi Indonesia dewasa ini, serta kaitannya dengan kondisi global. Pemahaman ini penting, karena peran dan kontribusi akuntan Indonesia --yang hendak dirumuskan tersebut-- bukanlah sesuatu yang diada-adakan, melainkan sesuatu yang diharapkan mampu diaktualisasikan, guna menjawab tantangan dan permasalahan secara proporsional. 1.2 Sejarah Metode Pencatatan Double Entry Penelitian terhadap sejarah akuntansi sudah semakin semarak dan publikasi yang khusus menganalisa dan mempelajari sejarah akuntansi ini dimuat melalui berbagai publikasi akuntansi umumnya dn dalam The Accounting Historian Journal khususnya yang merupakan bagian dari The Academy of Accounting Historian. Untuk mempelajari sejarah Akuntansi kita haru dapat membedakan antara praktek akuntansi itu sendiri sebagai pencatatan transaksi dengan system pembukuan yang sekarang dikenal dengan double entry accounting system. Pada hakikatmya para ahli akan sepakat apabila dikatakan bahwa praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai lama sejak adanya kejadian transaksi dimaksud. Hal ini terbukti dari berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul Accounti ng in Ancient Times ( The Accounting Historians Journal Volume 12 No 1 (1985) sebagai berikut : Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu (papyri) yang ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan menjelaskan bahwa akuntansi ini telah ada lebih daripada 3.000 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat kejelasannya. Dalam artikel itu dijelaskan pada awal kerajaan Mesir itu seorang manajer yang bernama My mencatat transaksi hariannya dalam Calamos reed (sejenis kulit). Disini My yang memiliki asisten telah bekerja secara efisien dan dengan sistem yang dibuatnya ia mampu mengamati kapalnya yang mengangkut barangbarang dari tokonya melalui sungan Nil. Pada tahun 3200 sebelum masehi telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara simultan. Yang pertama koin dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian dimasukkan dalam amplop. Jenis lainnya token disimpan dalam bentuk
2

yang lebih besar dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisaham ini menggambarkan perbedaan transaksi cash (Utang, Piutang, dll) dengan transaksi non cash (Persediaan, Peralatan , Tanah, dll) (Mattessich, 1987 hlm.79). Dari kisah penemuan ini jelas kita lhat bahwa pada masa itu dikenal keberadaan dungsi akuntansi. Bahkan hal yang sama dalam bentuk lain ditemukan dalam kerajaan Babylonia 2500 tahun yang lalu., pada tahun1893 ditemukan lagi oleh seorang yang melakukan ekspedisi ke Amerika di Nippur sejenis batuan dala, bentuk tablet yang dibuat 455 tahun sebelum masehi (Stevelinck,1985). Bahkan arkeologi ini dapat ditemukan di museum Archeological Museumof Constantinople, Museum University of Pennsylvania, University of Jena. Dan penulis yakin hal yang sama akan juga ditemukan dalam kebudayaan lain yang telah pernah maju menguasai dunia seperti kebudayaan China, India, Mesopotamia, dan Persi. Pendapat ini dapat diperkuat lagi oleh Richard Mattessich (1987) dalam artikelnya yang berjudul Prehistoric Accounting and The Problem of Representation: On recent archeological evidence of the middle east from 8000 BC to 3000 BC. Abstrak dari artikel ini mengemukakan sebagai berikut : Penelitian arkeologi akhir-akhir ini menghasilkan pandangan revolusioner tentang penemuan perhitungan, gambaran, dan idiografi tulisan. Penemuan ini adalah system pemrosesan data dalam clay tokens (sejenis koin yang terbuat dari bahan plastik) yang sederhana dan kompleks dari berbagai bentuk telah terkumpul dalam sebuah amplop plastik (clay envelops) untuk mengungkapkan secara simbolis nilai asset dan transaksi ekonomis. Nominal dari koin telah ditemukan oleh arkeolog sepanjang Fertle Crescent denagn berlapis-lapis yang merupakan benda yang dikeluarkan antara tahun 80003100 sebelum Masehi. Setelah itu baru ditemukan tablet plastik. Penemuan penting ini menimbulkan dampak filosofi ekonomi yang penting yaitu (Mattessich, 1987): 1. 2. 3. 4. Penemuan ini menyimpulkan bahwa akuntansi mendahului perhitungan dan penulisan. konsep penyajian laporan keuangan ternyata berkembang secara perlahan. Perhitungan angka muncul setelah melalui berbagai tahapan. Dikenalnya eksistensi abstract input output principle 10000 tahun yang lalu dan double entry 5000 tahun yang lalu.
3

5.

Memperkenalkan validitas Correspondence theory. Dalam teori ini dibahas bagaimana bahasa menggambarkan realitas, kombinasi apa yang digunakan untuk menggambarkan relitas, bagaimana menyusun suatu kalimat untuk menggambarkan ini dan seterusnya. Menurut pendapat Mattessich di ata system double entry sudah ada 5000

tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sisten double entry ini adala Lucas Pacioli, bagaimana kita memahami persoalan ini? Untuk menjawab ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Sistem double entry accounting telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Lucas Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1494 di Florence, Italia dengan judul: Summa dArithmethica, Geometria, Propotioni et Propotionalita. Beberapa masalah yang menimbulkan diperlukannya akuntansi adalah: perkembangan ilmu yang berjalan sedemikian cepat dan menimbulkan berbagai teknik dan penerapan sistem akuntansi di antara perusahaan-perusahaan sehingga masalah perbandingan dan kebenaran (kewajaran) laporan keungan menjadi permasalahan. Keadaan ini menimbulkan prasangka negatif bahwa manajemen dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan kehendak dan kepentingannya sehingga dia dapat memanipulasi laporan keuangandan akibatnya laporan keuangan dianggap kurang bernilai dan pada sanpai puncaknya tahun 1930 pada masa depresi berat di USA. Akhirnya USA membentu SEC (Security Exchange Commision) sebagai salah satu lembaga yang banyak mendorong tercapainya suatu prinsip akuntansi yang baku. Dari lembaga ini dan dari lembaga lainnya muncullah konsep, teori, dan perumusan-perumusan yang sistematis tentang teori akuntansi.

2. PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI

Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul Tractatus de Cumputis at Scritorio buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping. Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan Orang yang pertama-tama menulis (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada. Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (
5

570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagarsaudagar Moslem (Moslem Merchants). Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan Dalam perlunya artikelnya, laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban. Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut. Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double entry. Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan. Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing). Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting. Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional. Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain: 1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah; 2. Laporan keuangan mulai diseragamkan; 3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
6

4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya punch card record. Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut. 1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data. 2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). 3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal. 4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan. 5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat. 6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan. 7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan. Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi

bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain: 1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangankekurangannya; 2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan modelmodel organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit; 3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics; 4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan 5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
7

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon). Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918. Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964). Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan
8

pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.

3. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA


3.1 Zaman Kolonial
9

Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenidge Oost Indische Campagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangan. Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980) , mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal Itu ditunjukkan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan delakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran (eksploitas) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. 3. 2 Zaman Penjajahan Belanda Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda. Catatan pembukuannya merupakan modifikasi system Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda. Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis sebagai berikut. 1. System pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu
10

System Hokkian (Amoy); System Kanton; System Hokka; System Tio Tjoe atau System Swatow; System gaya baru. 1. System pembukuan India atau system Bombay 2. System pembukuan Arab atau Hadramaut 3. Zaman Penjajahan Jepang Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang

ditangkap dan dimasukkan

kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal ini

menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan negara termasuk Kementrian Keuangan. Untuk mengatasi hal tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola Belanda. Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia. 3.3. Zaman Kemerdekaan Sistem akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah sistem akuntansi Belanda yang lebih dikenal sistem tata buku. Setelah pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk, terutama dari Amerika yang juga membawa system akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap menigkuti system akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme system akuntansi di Indonesia. Pada tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah Indonesia melakukan upaya harmonisasi system akuntansi sehingga diupayakan
11

untuk menghapus dualisme tadi sehingga berakhirlah dualisme system akuntansi di Indonesia. 3.4 Pengaruh Pola Belanda Sebagai daerah bekas jajahan Belanda, kondisi praktik pembukuan dan perkembangan pemikiran akuntansinya adalah bagian sejarah perkembangan profesi akuntansi Belanda yang berpengaruh cukup kuat sampai dengan daswarsa 1969-an. Profesi akuntansi Belanda memfokuskan pada teori nilai ganti, belum ada usaha konkret untuk merumuskan standar akuntansi yang berlaku umum, sebagaimana dilakukan profesi akuntan Amerika. Kebutuhan prinsip atau standar akuntansi sebagai pedoman dalam praktik pembukuan, didasarkan pada ukuran etika umum yang harus dipegang teguh oleh para saudagar, yaitu adat kebiasaan dagang yang baik (goed koopmans gebruik). Dunia pendidikan tinggi kurikulum akuntansinya berpola Belanda masih berpengaruh kuat sampai dengan pertengahan daswarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu, untuk memperoleh gelar akuntan harus melalui system panjang dengan lama pendidikan 6 tahun, yaitu 4 tahun untuk studi ekonomi perusahaan (manajemen) ditambah 2 tahun studi akuntansi, dengan buku teks karangan penulis Belanda yang telah diterjemahkan atau disadur ke dalam bahasa Indonesia oleh R. Soemita Adikoesoemah, antara lain Tata Buku oleh Amaniuli; Tata Buku Lanjutan (Vooretgezet Boekhouden) oleh Dr. A.J.A. Prange; Administrasi Perusahaan modern (APM); Teori ilmu Biaya dan Neraca oleh Prof. Dr. Mey Jr; Ilmu Biaya dan Harga Pokok oleh Van Der Schroef; Ilmu Neraca (Bedrijfshuis boundkonde-Balansleer) oleh Prof. Dr. O Bakker; Dasar-dasar Organisasi Admisistrsi oleh J. Van Nimwegen: Pengantar Kontrol bagi Akuntan (Inleiding Tot de Leer van de Accountantscontrole) oleh J.E. Spinosa Cattela dan L.G. Van Der Hoek. Tingkat pendidikan menegah SMEA dan SLTA/SMU, buku pegangannya dalah Tata Buku-Amaniuli dan Hitungan Dagang saduran Effendi harahap maupun buku-buku karangan Z.A Moecthar. Pengajaran tata buku terus berlangsung bahkan sampai dengan dasawarsa 1970-an, ditandai dengan terbitnya Tata Buku dalam Masa Pembangunan,dan Hitung Dagang Karangan Z.A Moechtar, yang terutama
12

digunakan untuk pendidikan di luar sekolah atau kursus-kursus guna memperoleh ijazah keterampilan bond A (A1 dan A2) bond B serta APM. Instalasi pemerintahan dan swasta mempekerjakan tenaga-tenaga yang berpengatahuan pembukuan pola belanda. 3.5 Pengaruh Pola Amerika Pada tahun 1905 dengan ditetapkannya kebijaksanaan pintu terbuka open door policy), beberapa perusahaaan asing selain belanda mulai masukan beroperasi di Indonesia antara lain Shell (Inggris),Caltex, dan tanvak (Amerika Seirikat), maka nuansa baru praktik pembukaan mulai timbul di Indonesia, namun masih terbatas sekali pengaruhnya. Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa sejak diputusnya hubungan iplomasi antara Indonesia dengan belanda pada tahun 1957 karena konfrontasi irian barat, antara lain berdampaknya pada dunia pendidikan. Dampak yang ditimbulkan, yaitu para pengajar belanda dikembalikan kenegrinya, publikasi dan literature-lilteratur terhenti pengirimanya,dan para pelajar yang memperoleh beasiswa dari pemerintah atau yayasan diberi kesempatan studi ke Amerika atau Negara lain selain Belanda. Para mahasiswa telah menyelesaikan tugas belajarnya antara lain S.Hadibroto Tahun 1958,Oskar Surjaatmadja,Soemantri Soedirono,Rasidi, dan Arifin Wirakusumah, mendapatkan gelar M.A.Sc dari Universitas Illinois dan California sekitar tahun 1963. 3.6. Standar Akuntansi di Indonesia Mungkin sebagian besar dari pembaca sudah mengetahui bahwa saat ini Indonesia sedang melakukan konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia (diwakili
13

Presiden SBY) sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan IFRSs). Konvergensi ini seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS). SAK yang dikonvergensikan dengan IFRSs ini diterapkan pada entitas-entitas yang memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak) atau disebut juga dengan berakuntabilitas publik. Contoh entitas yang memiliki fungsi fidusia adalah entitas perbankan, BUMN, dan entitas yang menjual saham di pasar modal. Komponen utama dari SAK adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diadopsi dari International Accounting Standard (IAS) dan International Financial Reporting Standard (IFRS), dan Intepretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diadopsi dari SIC (Standard Intepretation Committee) dan IFRIC (International Financial Reporting Intepretation Committee). Hal ini berarti bahwa IFRSs terdiri dari IAS, IFRS, SIC, dan IFRIC. Perbedaannya, IAS dibuat oleh International Accounting Standards Committee (IASC) organisasi pendahulu IASB yang berdiri pada tahun 1973. IASC ini kemudian direstrukturisasi menjadi IASB pada tahun 1999. Pada tahun 2001, IASC menjadi f oundation (IASCF) yang mendanai IASB. Sejak saat itu, IASB meneruskan tugas dari IASC. Untuk membedakan produk buatan IASC dan IASB, standar-standar yang selanjutnya dibuat oleh IASB dinamai dengan IFRS. SIC dibuat oleh Standards Intepretation Committee, suatu komite khusus yang berfungsi membuat intepretasi dari IAS yang principle based. Intepretasi ini sifatnya menjelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal yang lebih detail. IFRIC dibuat oleh International Financial Reporting Intepretation Committee, suatu komite khusus yang berfungsi membuat intepretasi dari IFRS.
14

Entitas yang tidak memiliki fungsi fidusia atau entitas yang memiliki fungsi fidusia namun diijinkan regulatornya (sebagai contoh adalah BPR), menggunakan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik). Hal ini berdasarkan pertimbangan biaya manfaat dalam penyajian laporan keuangan, yang mana biaya penyajian laporan keuangan jangan sampai terlalu besar sehingga tidak sesuai dengan manfaatnya. Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik, kebanyakan manfaat laporan keuangan adalah untuk pemilik. Dalam hal ini, penerapan persyaratan SAK (yang konvergen dengan IFRSs) untuk entitas tanpa akuntabilitas publik akan menghabiskan banyak biaya yang tidak akan sebanding dengan manfaatnya. Seperti misalnya pengukuran dengan nilai wajar, atau persyaratan pengungkapan informasi yang cukup banyak. Pengaturan dalam SAK ETAP berdasarkan pada prinsip pervasif. Dalam prinsip ini, Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) yang dalam SAK bukan merupakan bagian dari standar, dijadikan bagian dari standar ETAP yang memiliki kekuatan mengatur. Selain itu, SAK ETAP masih menggunakan konsep biaya historis ( historical cost). Contoh entitas tanpa akuntabilitas publik adalah UMKM dan perusahaan privat. Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim, saat ini sudah memiliki banyak produk-produk keuangan syariah. Dalam hal ini, entitas-entitas yang melakukan transaksi syariah, harus melaporkan transaksi syariah tersebut menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah). Oleh karena itu, saat ini di Indonesia bisa jadi satu entitas yang berakuntabilitas publik (sebagai contoh perbankan) akan melaporkan transaksi konvensionalnya menggunakan SAK dan melaporkan transaksi syariahnya menggunakan SAK Syariah. Di dunia ini, selain entitas bisnis terdapat juga entitas non-bisnis yang melakukan kegiatan tanpa berorientasi laba. Entitas non-bisnis ini biasa juga disebut sebagai entitas sektor publik ( public sector entity) yang terbagi menjadi pemerintahan dan organsiasi non pemerintahan ( non governmental organisation). Secara internasional, akuntansi untuk entitas sektor publik diatur oleh International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) dengan produknya yang disebut dengan IPSAS. IPSAS ini diterapkan untuk entitas sektor publik seperti misalnya pemerintahan, lembaga sosial kemasyarakatan, yayasan, dan partai politik. Di Indonesia, pengaturan untuk sektor publik dipisahkan. Entitas pemerintahan menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang disusun oleh komite
15

standar akuntansi pemerintahan, sedangkan entitas nirlaba menggunakan PSAK 45: Pelaproan Keuangan Organisasi Nirlaba. Sementara ini PSAK 45 masih menjadi bagian SAK. Di masa depan, PSAK 45 ini akan dipisahkan menjadi standar akuntansi tersendiri mengingat perbedaan tujuan entitas, tujuan pelaporan, dan rerangka konseptual.

3.7 Pendidikan Akuntansi Sebelum dikeluarkannya UU No. 34/1954 tentang Gelar Akuntan , semua orang dapat menyatakan dirinya selaku akuntan dan memakai gelar akuntan. Dengan dikeluarkannya UU tersebut maka pemerintah mengatur mereka yang berhak memakai gelar akuntan hanyalah mereka yang lulus dari Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi dan Swasta yang disamakan, diatur oleh panitia Persamaan Ijasah Akuntan. Dengan semakin banyaknya fakultas ekonomi swasta maka pemerintah bersama IAI mengatur pelaksanaan Ujian Negara Akuntan. Pelaksanaan ujian ini terus dibenahi sampai pada akhirnya lulusan negeri dan swasta diwajibkan harus mengikuti ujian yang sama jika ingin mendapatkan gelar akuntan. Sejarah perkembangan dunia pendidikan akuntansi waktu itu mengalami kemajuan menarik, yaitu Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam dasawarsa 1960 an membuka jurusan akuntansi dengan muatan kurikulum dan systemnya berpola Amerika. Dalam rangka meningkatkan penguasaan akuntansi terhadap pengetahuan dan kompetensi teknis dibidang akuntansi, dan untuk menyongsong keterbukaan dalam era perdagangan bebas, maka IAI dengan dukunagn Departemen Keuangan RI menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), dengan tujuan untuk menguji kemampuan akuntan untuk berpraktik sebagai Akunta Publik. Adapun mata kuliah yang diajukan adalah sebagai berikut. a. Teori dan Praktik Akuntansi, yaitu pola Amerika b. Auditing dan jasa Profesional Akuntan Publik lainnya c. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan

16

d. Sistem Informasi Akuntansi e. Perpajakan dan Hubungan Komersial Peserta USAP hanya dapat diikuti oleh mereka yang memiliki gelar Akuntan. Ujian USAP diselenggarakan pertama kali pada bulan September 1997 dan akan dilaksanakan dua kali dalam setiap periode atau setiap tahun. Adapun kesempatan dan batas waktunya adalaha sebagai berikut. a. Peserta yang mengikuti ujian pertama kali harus menempuh seluruh mata ujian. b. Ujian ulangan hanya dapat ditempuh untuk mata ujian yang belum lulus dalam ujian-ujian sebelumnya. c. Kesempatan untuk menyelesaikan seluruh mata ujian adalah empat kali ujian atau dua tahun sejak ujian pertama kali ditempuh. d. Apabila dalam periode waktu tersebut masih belum lulus seluruh mata ujian, maka yang bersangkutan dinyatakan gagal untuk seluruh mata ujian. Dalam hal ini, peserta yang bersangkutan dalam mendaftar kembali sebagai peserta USAP dan dinyatakan sebagai peserta baru. 3.8 Tantangan Baru Akuntansi Pada era globalisasi ini akuntansi juga terpengaruh. Kemajuan teknologi akuntansi dan computer, semakin meluasnya pasar global menyebabkan akuntansi juga sudah memerlukan standar universal yang berlaku global. Globalisasi menimbulkan global market dimana investor sudah borderless sudah tidak memikirkan tempat atau Negara lagi yang akhirnya mempengaruhi sifat akuntansi yang mereka butuhkan. Akhir-akhir ini ada kecenderungan menolak akuntansi konvensional disebabkan karena akuntansi konvensional dianggap tidak mampu memberikan informasi kepada para pemakainnya sehingga ada resistensi. Misalnya, apakah akuntansi ini masih tetap sebagai sumber informasi yang paling uatama bagi investor seperti selama ini atau sebagai salah satu sumber ; apakah penekanannya pada proses pengambilan keputusan (decision making) lebih penting dari
17

penekanannya pada pertanggung jawaban (Accountability); Apakah standar akuntansi yang beralaku regional atau Negara masih relevan dalam dunia bisnis yan g sudah mengglobal ini; apakah akuntansi yang selama ini dianggap bagian dari system ideologi kapitalis, secular masih bias diterima oleh kelompokm yang mengutamkan etikadan agama ? isu-isu ini akan menjadi isu besar yang akan mengubah sejarah akuntansi nantinya. Disamping itu, semua profesi diharapkan pada perubahan ekonomi social ekonomi yang sangat cepat. Ada kecenderungan dan tekanan perlunya profesi memiliki standar akuntansi dunia yang berlaku untuk semua. Adanya perubahan struktur industry dari basis manufaktur ke basis Information technology (IT) yang tentu memerlukan standar-standar baru seperti dalam penilaian, pengukuran, dan pelaporan Intellectual Capital, emotional capital, spiritual capital, social capital. Kalau kita lihat Megatrend 2010 oleh Patrice Aburdene (2005) kita menentukan 7 kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan mempengaruhi profesi akuntansi. Ke- 7itu Megatrend adalah : 1. Kekuatan Spiritual (The Power of Spirituality); 2. Munculnya kapitalisme yang sadar (the Dawn of Consius Capitalism); 3. Pemimpin lahir dari level tengah (Leadin g from the middle); 4. Bisnis Spiritulisme( Spirituality in Business); 5. Konsumen berbasis nilai ( the Value-Driven Consumer); 6. Gelombang solusi kendaraan (the Wave of Conscious Solutions); 7. Boom investasi pada perusahan yang memiliki tanggung jawab social ( the socially responsible investment boom).

18

DAFTAR PUSTAKA AgusSuranto,Kardiman.Sudibyo.2010.Sejarah Perkembangan Akuntansi.http ://id. shvoong.com akuntansi/ Ferdian,Ferry. Sejarah Akuntansi di Indonesia.2011 .http://ferry. adsnimation.com /? p=18 Handoko,Yohanes.Standar Akuntansi Indonesia.2010.http://rogonyowosukmo. /humanities /history/1699638-sejarah perkembangan-

wordpress.com/2010/11/25/standar-akuntansi-di-indonesia/ Rizky Kurniawan,Galih.Perkembangan, Tantangan Dan Peluang Profesi Akuntansi DiIndonesia.2010.http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_28943/ti tle_perkembangan-tantangan-dan-peluang-profesi/ Syafri, Sofyan Harahap. Teori Akuntansi edisi revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/Double-entry_bookkeeping_system http://joernalakuntansi. wordpress.com/home/ http://accountance.wordpress.com/about/makalah _akuntansi/ www.dailybust.com/pdf-files/jurnal-akuntansi-n sejarah_perkembangan

19

You might also like