You are on page 1of 35

PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

STIKES INDRAMAYU PRODI KEPERAWATAN 2012

Definisi Nyeri
IASP 1979 (International Association for the Study of Pain) nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan , dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif dimana individu mempelajari apa itu nyeri, melalui pengalaman yang langsung berhubungan dengan luka (injuri), yang dimulai dari awal masa kehidupannya.

Pada tahun 1999, the Veterans Health Administration mengeluarkan kebijakan untuk memasukan nyeri sebagai tanda vital ke lima, jadi perawat tidak hanya mengkaji suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi tetapi juga harus mengkaji tentang nyeri. Sternbach (1968) mengatakan nyeri sebagai konsep yang abstrak yang merujuk kepada sensasi pribadi tentang sakit, suatu stimulus berbahaya yang menggambarkan akan terjadinya kerusakan jaringan, suatu pola respon untuk melindungi organisme dari bahaya.

McCaffery (1979) mengatakan nyeri sebagai penjelasan pribadi tentang nyeri ketika dia mengatakan tentang nyeri apapun yang dikatakan tentang nyeri dan ada dimanapun ketika dia mengatakan hal itu ada . Tamsuri (2007) Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Jadi kesimpulannya ;
Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang.

Tipe Nyeri
Nyeri akut Nyeri kronik non keganasan Nyeri kronik keganasan The National Institutes of Health Consensus Conference on Pain (1986).

Respon Terhadap Nyeri ?


Seperti apa ? Pada pasien bagaimana ?

Karakteristik Nyeri
Sering dideskripsikan sbg ; RINGAN, SEDANG, PARAH. Intensitas, Waktu dan Lama (Time & Duration), Kualitas, Perilaku Non Verbal, Faktor Presipitasi

Penyebab Nyeri
Trauma (Mekanik, Thermis, Khemis, Elektrik) Neoplasma Peradangan Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah Trauma psikologis

Faktor yang mempengaruhi respon nyeri


Usia Jenis kelamin Gill (1990) mengungkapkan lakilaki dan wnita tidak berbeda secara signifikan. Kultur Makna nyeri/Pengalaman masa lalu Ansietas Pola koping Support keluarga dan sosial

Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.

0 :Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

Klasifikasi Nyeri
Menurut Tempat A. Periferal Pain - Superfisial Pain (Nyeri Permukaan) - Deep Pain (Nyeri Dalam) - Reffered Pain (Nyeri Alihan) nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.

B. Central Pain C. Psychogenic Pain D. Phantom Pain E. Radiating Pain

Menurut Sifat
a) Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang b) Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama c) Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetal 10 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali. d) Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.

Menurut Berat Ringannya


a) Nyeri ringan : dalam intensitas rendah b) Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis c) Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi

Cara Mengatasi Nyeri


Tindakan Farmakologis Nyeri ditanggulangi dengan cara memblokade transmisi stimulant nyeri agar terjadi perubahan persepsi dan dengan mengurangi respon kortikal terhadap nyeri. Analgesik Narkotik, Analgesik Lokal, Analgesik yang dikontrol klien, Obat obat nonsteroid .

Tindakan Non Farmakologis


Menurut Tamsuri (2006), selain tindakan farmakologis untuk menanggulangi nyeri ada pula tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penaganan berdasarkan : A. Penanganan fisik/stimulasi fisik meliputi : Stimulasi Kulit (Cutaneus). - Kompres hangat

Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah.

Kompres dingin
Yang digunakan adalah kantong berisi es batu (cold pack), bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin. Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup) dan penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.

Melakukan kompres harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih dari 30 menit.

Massase
Massase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri.

Stimulasi electric (TENS)


Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah cara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS/ transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.

Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati nyeri. Jarum jarum kecil yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak.

Plasebo
Plasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kaplet, kapsul, cairan injeksi dan sebagainya.

Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu : 1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus. 2. Farmakologi Intervention

Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar mencapai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.

Manfaat relaksasi pd nyeri kronik ;


a. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stress b. Menurunkan nyeri otot c. Menolong individu untuk melupakan nyeri d. Meningkatkan periode istirahat dan tidur e. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain f. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri.

Stewart (1976), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :


1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru 2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut 3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu 4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat. 5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain 6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.

Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. - Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola). - distraksi audio (mendengar musik). - distraksi sentuhan (massase, memegang mainan). - distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)

Beberapa teknik distraksi, antara lain :


Nafas lambat, berirama Massage and Slow, Rhythmic Breathing Rhytmic Singing and Tapping Active Listening Guide Imagery

Guided Imagery (Imajinasi terbimbing)


Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC. Syaifuddin. (1997). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2. Jakarta : EGC. Hlm : 123-136. http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/manajem en-nyeri/ http://contohaskep.blogspot.com/2008/09/manajemen-nyeri.html http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasarnyeri.html Prasetyo Nian Sigit. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta : Graha Ilmu

You might also like