You are on page 1of 9

Zamtinah MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (PAKEM)

A. Kompetensi yang diharapkan 1. Mengetahui definisi model pembelajaran yang inovatif atau Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). 2. Melaksanakan tahapan model pembelajaran inovatif 3. Mengetahui beberapa alternatif model pembelajaran inovatif (PAKEM) 4. Menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran atau karakter mata pelajaran

B. Indikator 1. Definisi pembelajaran inovatif dapat dijelaskan dengan benar 2. Tahapan pembelajaran dilaksanakan 3. Beberapa alternatif model pembelajaran inovatif beserta langkah-langkah spesifiknya dapat dijelaskan dengan benar. 4. Pemilihan model pembelajaran inovatif yang akan diterapkan sesuai dengan karakter materi atau karakter mata pelajaran

C. Materi 1. Pendahuluan Yang dimaksudkan dengan Model Pembelajaran Inovatif (PAKEM) adalah suatu corak pembelajaran yang di dalamnya terdapat berbagai macam inovasi atau pengembangan dari berbagai sisi bidang pembelajaran, baik yang menyangkut bahan pembelajaran, metode, strategi, maupun media pembelajarannya, serta perangkat atau fasilitas lain yang dapat menunjang penyelenggaraan pembelajaran. Adapun istilah PAKEM itu sendiri merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dengan demikian inovasi yang diterapkan di dalam proses pembelajaran diharapkan yang dapat menimbulkan atau meningkatkan aktivitas siswa, kretivitas, efektivitas serta tidak membosankan bagi siswa. Seiring dengan digulirkannnya Undang-Undang Otonomi serta UU Guru dan Dosen maka proses pembelajaran yang semula dilakukan dengan model teacher centre kini dituntut berubah ke dalam pola student centre. Disinilah munculnya tuntutan lebih dari guru yang tidak terbatas hanya sebagai pengajar saja tetapi ada tuntutan lain bagi guru agar dapat berperan sebagai fasilitator dan motivator serta berperan sebagai penumbuh sikap inovator bagi peserta didik. Untuk memainkan peran tersebut semakin disadari bahwa guru tidak dapat bekerja sendiri. Guru membutuhkan jalinan kerjasama yang baik dari pemerintah, pimpinan daerah dan dinas terkait, penyelenggara pendidikan (yayasan) dan masyarakat. Dukungan dan bantuan yang

71

Model Pembelajaran Inovatif (Pakem) diperlukan bagi guru dapat berupa adanya kebijakan, dana dan motivasi dari berbagai pihak terutama dinas terkait, penyelenggara pendidikan (yayasan) serta masyarakat. 2. Tahapan Pembelajaran Inovatif .Inovatifiiiiiiii Sebagaimana model pembelajaran yang pernah ada, di dalam pelaksanaan model pembelajaran inovatif juga melalui beberapa tahapan yang secara umum terdiri dari tahap persiapan, apersepsi, tahapan penyampaian materi, penilaian atau evaluasi, tahap remidial dan pengayaan, serta tahap tindak lanjut. a. Tahap Persiapan Tahap persiapan pada umumnya dilakukan sebelum pembelajaran dilaksanakan, mencakup persiapan untuk program tahunan, semesteran, silabus, sistem penilaian, bahan ajar, media, metode pembelajaran, dan sebagainya. b. Tahap Apersepsi .Tahap Apersepsi dilakukan setelah guru berada di kelas. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada awal pembelajaran, antara lain : membuka pelajaran, menyampaikan kompetensi atau tujuan pembelajaran, menyampaikan indikator keberhasilan, menyampaikan kuis atau pertanyaan pendahuluan, menanyakan tugas yang diberikan, dan sebagainya. c. Tahap Penyampaian Materi Pembelajaran (Tahap Inti) Pada tahapan inti guru harus secara terus menerus memotivasi siswa, agar dengan kesadaran sendiri siswa mau melibatkan diri secara aktif kedalam proses pembelajaran. Hal yang perlu dilakukan guru antara lain : .......... Selain memotivasi siswa, pada tahap ini guru harus mampu dengan berbagai cara dan strategi yang telah dipersiapkan mengintegrasikan Life Skill, hingga pada diri siswa tumbuh :Kecakapan hidup, kemampuan melakukan analisis, kemampuan untuk mengambil keputusan, kecakapan berkomunikasi lesan (berbicara) . d. Tahap Penilaian

..........Penilaian terhadap aspek Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif dilakukan seteleh proses pembelajaran selesai. Meskipun demikian penilaian dapat pula dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung (on going evaluation). Hal demikian bisa saja terjadi karena pertimbangan materi dan metoda pembelajarannya, dan atau hal-hal lain yang

memungkinkan penilaian dilakukan bersamaan dengan perjalanan proses pembelajaran. .e. Tahap Remidial dan Pengayaan ..........Tahap remidial dan Pengayaan adalah satu tahapan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap siswa yang kurang dan penyampaian materi-materi pendalaman bagi siswa yang telah tuntas pada batasan kompetensi dasar (KD) yang ditetapkan. Tahap remidial dan Pengayaan ini sekaligus juga dapat dipakai guru untuk mengevaluasi dan menganalisa strategi pelaksanaan pembelajaran yang telah digelar, untuk kemudian direfleksikan pada penyelenggaraan pembelajaran berikutnya.

72

Zamtinah ...........Hal-hal yang harus dipertikan guru dalam memasuki tahapan remedial dan pengayaan ini adalah : 1) Remidi diberikan guru kepada siswa yang berdasarkan indikator yang telah ditetapkan belum mencapai Kompetensi Dasar. 2) Remidi diberikan dan dikerjakan oleh siswa yang belum mencapai Kompetensi Dasar pada sore hari dan atau di luar jam pelajaran. 3) Remidi dapat pula diberikan pada jam pelajaran. Jika remidi diberikan pada jam-jam pelajaran untuk siswa yang telah mencapai Kompetensi Dasar diberi tugas pengayaan dengan materi yang lebih luas, sebagai pendalaman.. f. Tahap Tindak Lanjut ..........Pada tahapan ini guru dapat memberikan materi dan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan hasil pembelajarannya ke dalam persoalan-persoalan yang lebih luas dan rumit.

3. Beberapa Alternatif Model Pembelajaran Inovatif: A. Model Silent Demonstration (Demonstrasi Bisu) . LlLangkah-langkah : a. Tentukan prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa. b. Contoh : Menjalankan mesin, Mempergunakan alat lab., dll. c. Mintalah siswa untuk memperhatikan guru dalam dalam mengerjakan prosedur.

d. Minta beberapa siswa untuk menjelaskan apa yang didemonstrasikan tadi. Jika siswa masih kesulitan, demonstrasi perlu diulang lagi. e. Beri kesempatan siswa untuk mempraktekkan prosedur. Jika sukses, lanjutkan demonstrasi bisu ke bagian lainnya. f. Akhiri dengan memberikan tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal sampai akhir. B. Modeling The Way (Membuat Contoh Praktik) Strategi ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan yang menuntut keterampilan tertentu. Langkah-langkah: a. Tentukan topik tertentu yang menuntut siswa mempraktekkan keterampilan. b. Bagilah siswa dalam beberapa kelompok kecil. c. Beri siswa kesempatan 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja.

d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih.

73

Model Pembelajaran Inovatif (Pakem) e. Secara bergiliran tiap kelompk diminta mendemontrasikan kerja. Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk mengkritisi. f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.

C. Model Practice Rehearsal Pairs (Praktik Berpasangan) Ini adalah strategi sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Tujuannya adalah untuk meyakinkan asing-masing pasangan dapat melakukan keterampilan dengan benar. Materi-materi yang bersifat psikomotorik adalah materi yang baik untuk diajarkan dengan strategi ini. Langkah-langkah: a. Pilih satu keterampilan yang akan dipelajari oleh siswa. b. Bentuklah pasangan-pasangan. Dalam pasangan buat dua peran, (1) penjelas atau demonstrator, (2) pemerhati. c. Yang bertugas sebagai demonstrator menjelaskan/mendemonstrasikan. Pemerhati bertugas mengamati dan menilai. d. Pasangan bertukar peran. Demonstrator ke dua diberi peran lain. e. Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai D. Model Generative Learning Teori ini dikemukakan Witrock (Pennen, 2001), dengan asumsi bahwa siswa bukan penerima informasi yang pasif, melainkan aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan dalam mengkonstruksikan makna dari informasi yang ada di sekitarnya. Model ini memiliki 4 kompenen : the motivation process, the learning process, the knowledge creation process, the processes of generatoin. Ciri-ciri: a. Mengatributkan belajar sebagai hasil dan upaya individu memperbaiki konsep diri. b. Menciptakan kepuasan dari keterlibatan dalam proses belajar memodifikasi persepsi sebagai siswa aktif.. c. Meningkatkan kendali, tanggung jawab, dan akuntabilitas siswa dalam proses belajar.

d. Menggunakan sistem penghargaan sebagai atribusi langsung terhadap upaya individu. E. Model Deep Dialogue/Critical Thinking (Model DD/CC) Pengembangan pembelajaran berbasis DD/CT yang diimplementasikan dalam proses belajar mengajar dijalankan secara tahap demi tahap sebagaimana proses belajar mengajar pada umumnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (1997) yakni : 1. Tahap pra instruksional Tahap pra instruksional merupakan tahap awal yang ditempuh pada saat memulai proses pembelajaran, antara lain melalui kegiatan: Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasai dari pelajaran yang sudah dibelajarkan

74

Zamtinah Mengajukan pertanyaan pada peserta didik mengenai bahan yang telah dibelajarkan Mengulang secara singkat semua aspek yang telah dibelajarkan 2. Tahap instruksional Tahap instruksional merupakan tahap pemberian atau pelaksanaan kegiatan pembelajaran yakni: Materi, tugas dan contoh-contoh Penggunaan alat Bantu untuk memperjelas perolehan belajar Serta menyimpulkan hasil pembelajaran 3. Tahap evelauasi Tahap evaluasi dan tindak lanjut adalah tahap yang diperlukan untuk mengatahui keberhasilan tahap instruksional. F. Model Cooperative Script (Dansereau, 1985) Metode belajar di mana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah: 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan 2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar 4. Sementara pendengar : Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas. 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. 5. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan guru 6. Penutup G. Model Student Team-Achievement Divisions (STAD) atau Tim Siswa Kelompok Berprestasi (Slavin, 1995) Langkah-langkah: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) 2. Guru menyajikan pelajaran 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

75

Model Pembelajaran Inovatif (Pakem) 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu 5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan H. Model Mind Mapping (Peta Konsep) Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban 3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang 4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi 5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru 6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru I. Model Debate Langkah-langkah : 1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra 2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas 3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. 4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi 5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap 6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai J. Model Role Playing Langkah-langkah : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum PBM 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

76

Zamtinah 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan 6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum 10. Evaluasi 11. Penutup K. Model Group Investigation Langkah-langkah : 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok 3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain 4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok 6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan 7. Evaluasi 8. Penutup L. Model Industrial Incubator Based Learning (IIBL) Langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran IIBL ini adalah sebagai berikut: 1. Langkah ke-1: Pada hari ke-1, guru membuat cara evaluasi : Tugas individu : 30 % Tugas Kelompok : 50 % UTS : 10 % UAS : 10 % TOTAL : 100% 2. Langkah ke-2: Membagi peserta kuliah ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 mahasiswa. Setiap kelompok memilih salah satu anggota menjadi ketua kelompok (Team Leader). 3. Langkah ke-3: Dosen dengan bantuan asisten membagi tugas individu dan kelompok. Jumlah tugas individu sebanyak 3 dan tugas kelompok sebanyak 1. Tugas-tugas tersebut

77

Model Pembelajaran Inovatif (Pakem) wajib dikerjakan selama 1 semester dan pengumpulan tugas terakhir ditetapkan pada hari ujian akhir (UAS). 4. Langkah ke-4: Pre-Test selama kurang lebih 15 menit dan evaluasi, kemudian dilanjutkan kuliah oleh dosen ataupun praktisi industri (Total waktu 30 %=4 pertemuan x 2sks/ pertemuan atau 8 sks) 5. Langkah ke-5: mahasiswa diajak berkunjung ke laboratorium sendiri (banyaknya sesuai kebutuhan) dan ke industri lokal yang dipilih bersama mahasiswa (jumlah industri yang akan dikunjungi sebanyak 3). 6. Langkah ke-6: Mahasiswa mulai masuk inkubator. Di inkubator ini, setiap kelompok mahasiswa dengan didampingi dosen dan praktisi mulai mengerjakan desain produk yang dipilih berdasarkan kebutuhan pasar, membuat prototype dan menyusun Bussines M. Model Experience Based Career Education (EBCE) Langkah-langkah: 1. Guru merencanakan alokasi waktu untuk PBM di sekolah dan di DU/DI 2. Guru menentukan DU/DI yang bersedia menjadi valunteer Resource 3. Guru menentukan dan membagi siswa yang akan dikirim ke DU/DI 4. Guru bersama dengan Resource Persons mengevaluasi kinerja siswa

E. Latihan 1. Dari model pembelajaran yang ditawarkan di atas, mana yang sesuai dengan mata

pelajaran yang sdr. ampu? 2. Diskusikan dengan sesama peserta pelatihan, mata pelajaran apa saja yang penerapannya cocok dengan model pembelajaran di atas. 3. Buatlah rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan topik atau karakter mata pelajaran. Tentukan langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh 4. Demonstrasikan di depan kelas model pembelajaran yang saudara rencanakan pada no. 3 di atas.

F. Rangkuman. Yang dimaksudkan dengan Model Pembelajaran Inovatif (PAKEM) adalah suatu corak pembelajaran yang di dalamnya terdapat berbagai macam inovasi atau pengembangan dari berbagai sisi bidang pembelajaran, baik yang menyangkut bahan pembelajaran, metode, strategi, maupun media pembelajarannya. Terdapat berbagai jenis model pembelajaran inovatif yang penerapannya disesuaikan dengan karakter mata pelajaran

78

Zamtinah Model-model pembelajaran yang inovatif mempresentasikan perubahan-perubahan dan pengembangan dari berbagai sisi bidang pembelajaran, baik materi, metoda, strategi, media pembelajaran, maupun piranti-piranti pendukung pembelajarannya Tahapan dalam melaksanakan pembelajaran inovatif secara prinsip tdak berbeda dengan model pembelajaran pada umumnya, yaitu tahapan: persiapan, apersepsi, inti, evaluasi, pengayaan, dan tindak lanjut Untuk tidak kehilangan jati dirinya, model pembelajaran yang inovatif menuntut kepiawian, kecakapan, dan ketrampilan guru dalam merencanakan sekenario pembelajarannya. Untuk mencapai taraf inovatif , aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, guru secara terusmenerus harus mengadakan pengamatan, penelitian, dan evaluasi, serta merefleksikan kembali ke dalam skenario pembelajaran berikutnya

G. Daftar Pustaka AE Tontowi, dkk. (2007). Pembelajaran Berbasis Inkubator Industri (Industrial Incubator Based Learning/IIBL) sebagai Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi Jiwa

Kewirausahaan Mahasiswa Klaster Teknologi Industri Budi Haryanto (2007) Model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

http//rakangen.blogspot.com Dirjen Dikdasmen (2002). Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) by Ellison Laura Untari, Sri (2002) Pendekatan Deep Dialogue/Critical Thinking,Jakarta, Dirjendisdasmen, PPPG IPS Dan PMP Malang Zamtinah & Djoko Laras (2006) Meningkatkan prestasi mahasiswa pada mata kuliah Perencanaan Instalasi Listrik melalui Model Pembelajaran EBCE. Yogyakarta: Laporan Teaching Grant TPSDP Teknik Elektro FT UNY.

79

You might also like