You are on page 1of 10

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nyalah

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Manusia Menurut Al-quran. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini. Walaupun berbagai macam tantangan yang dihadapi, tapi semua itu telah memberikan pengalaman yang berharga untuk dijadikan pelajaran dimasa yang akan datang. Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas tidak terstruktur Mata Kuliah Tsaqofah Islamiyah. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Kuningan, 05 Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah . 1 C. Tujuan penulisan 1 D. Sistematika penulisan . 1 E. Manfaat penulisan . 2 BAB II PEMBAHASAN .. 3 A. Definsi Manusia Menurut Al-Quran B. Hakikat Manusia Menurut Al-Quran C. Fungsi dan Tanggungjawab Manusia Menurut Al-Quan BAB III PENUTUP. 8 A. Kesimpulan . 8 DAFTAR PUSTAKA

ii

ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan berbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Hampir semua lemabaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.

iii

Agama

islam

sebagai

agama

yang

paling

baik

tidak

pernah

menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Namun, jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajad manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Quran surat AlAraf ayat 179. Sangat menariknya pembahasan tentang manusia inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang Manusia Menurut Pandangan Islam. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian manusia menurut islam? 2. Apa hakikat manusia menurut islam? 3. Apa fungsi dan tanggung jawab manusia dalam islam?

C. Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian manusia menurut islam 2. Untuk mengetahui hakikat manusia menurut islam. 3. Untuk mengetahui fungsi dan tanggung jawab manusia dalam islam. D. Sistimatika penulisan

Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan manusia dalam pandangan islam serta fungsi dan tanggung jawab manusia dalam islam. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.

E. Manfaat Penulisan a. Menambah wawasan bagi penulis mengenai manusia menurut Al-quran iv

b. Memberikan sedikit kontribusi pemikiran mengenai manusia menurut alquran.

BAB II Manusia Menurut Al-quran


A. Definisi Manusia

Para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah mengemukakan jawaban yang bervariasi tentang manusia. Pandangan ahli Ilmu Mantiq (Logika) menyatakan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir , ahli Antropologi Budaya mengatakan bahwa manusia adalah makhluk budaya (homo sapiens), Sosiolog berpendapat; manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon), kaum agamawan mengatakan manusia adalah makhluk yang senantiasa bergantung kepada kekuatan Supranatural yang ada di luar dirinya, dan kaum komunis berpandangan bahwa manusia adalah makhluk biologis dan ekonomis. Menurut golongan yang terakhir ini, manusia sebagai makhluk biologis, yang diutamakan adalah unsur materi, karena itu Tuhan yang bersifat immaterial (transenden) ditolak eksistensinya dan agama adalah candu masyarakat. Adapaun manusia sebagai makhluk ekonomis (homo economicus) maka faktor kerja dan produksilah yang merupakan hakikat manusia.

Pandangan yang dikemukakan di atas hanya memberikan gambaran sebagian dari potensi dan kemampuan yang dimiliki manusia, dan belum memberikan gambaran secara utuh siapa sesungguhnya yang dimaksud manusia. Al-Quran berbicara tentang manusia dimulai dari QS. al-`Alaq [96], surah yang pertama diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. Dalam surah itu, Allah tiga kali menyebut kata al-Insn (manusia), yang mencerminkan gambaran umum tentang manusia; pertama, bahwa manusia tercipta dari `alaq (segumpal darah); kedua, bahwa hanya manusia yang dikaruniai ilmu; dan ketiga, bahwa manusia memiliki sifat sombong yang bisa menyebabkan lupa kepada sang Pencipta. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Karakter umum manusia pada surah yang pertama ini diperjelas dan dirinci pada surah-surah yang turun kemudian, seperti QS. al-Muminun [23]: 1214: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

vi

(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Kemudia Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik Allah sengaja berulangkali mengungkapkan bahwa manusia tercipta dari tanah, air yang memancar di antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan, dari segumpal darah, dan seterusnya, dengan tujuan untuk mengingatkan manusia atas kelemahan dan kehinaannya, dan agar manusia tidak arogan dan sombong, melebihi kemampuannya.

B. Hakikat Manusia Hakikat manusia menurut al-Quran adalah makhluk ciptaan Allah yang memilki 2 (dua) dimensi; dimensi meterial dan dimensi spiritual. Dengan dimensi material (tanah), manusia dipengaruhi oleh kekuatan alam seperti makhlukmakhluk lain, sehingga ia butuh makan, minum, hubungan seksual, dan sebagainya. Dimensi ini mengantar manusia ke alam kehidupan yang kurang bermakna, cenderung menjadi makhluk yang amat aniaya, ingkar nikmat, banyak membangkang, tidak sabar, dan bersifat keluh-kesah. Sebaliknya, dengan dimensi spiritual (roh) , manusia diantar untuk cenderung kepada keindahan, kebenaran, pengorbanan, kesetiaan, penghambaan kepada Allah, dan sebagainya. Dimensi ini membawa manusia kepada suatu realitas mengaktualkan posisinya sebagai `abid (hamba) dan khalifah menuju kepada Yang Maha Sempurna. Dengan memenuhi kebutuhan hidup manusia berdasarkan pada kedua dimensi tersebut sesuai dengan petunjuk Ilahi, maka manusia akan menemukan hakikat kemanusiaannya. C. Fungsi dan tanggung jawab manusia menurut Al-quran Manusia diciptakan bukan untuk hidup sekehendaknya, bukan pula untuk makan, hura-hura, dan mencari kebebasan tanpa batas. Tujuan hidup manusia

vii

adalah untuk mendapatkan ridha Allah (mardhatillah), sebagaimana pernyataan Allah dalam QS. al-An`am [6]: 162 Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam. Dalam mencari ridha Allah, manusia diwajibkan untuk menghambakan diri kepada-Nya dalam segala aktivitas yang dilakukannya. Tugas suci inilah yang disebut ibadah dalam pengertian umum dan sekaligus sebagai tujuan diciptakannya manusia. QS. adz-Dzariyat [51]: 56 menyebutkan: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Dalam mengemban tugas pengabdian, manusia diberi peran oleh Allah swt. sebagai khalifah di muka bumi ini. Peran kekhalifahan ini dalam rangka memelihara, melestarikan dan memakmurkan jagad raya ini. Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi. QS. al-An`am [6]: 165,

viii

BAB III Penutup


A.Kesimpulan Al Quran menyinggung dalam surat al Hujurat, ayat 13 yang berbunyi : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki -laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kata an Nas disebutkan dalam al Quran sebanyak 240 kali menunjukkan pengertian manusia sebagai keturunan Adam as. An Nas dalam hal ini dipandang dari konteks manusia sebagai makhluk sosial. Dengan jelas menginformasikan tujuan penciptaan manusia dalam berbagai suku dan bangsa untuk bergaul dan berhubungan antar sesama, saling membantu dalam kebaikan,, saling menasihati agar sama-sama berada dalam kebenaran atas dasar kesabaran. kecuali orang-orang yang beriman dan

ix

mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3)

DAFTAR PUSTAKA
http://mimerss.blogspot.com/2012/05/manusia-dalam-terminologi-al-quran.html

You might also like