You are on page 1of 21

Prinsip-prinsip Kegiatan Belajar-mengajar

Panduan Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif


Saat ini, saya bersama teman-teman seangkatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan sedang mengikuti Pemantapan Profesi Keguruan atau disingkat dengan PPK
ataupun P2K.

Kegiatan ini merupakan pengganti dari kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang
dianggap oleh pihak kampus ataupun mungkin dunia pendidikan pada umumnya kurang
tepat sasaran untuk mahasiswa program FKIP. Walaupun, mahasiswa telah menjalani
serangkaian kegiatan dalam PPL (Praktek Pengajaran Lapangan) pada semester
sebelumnya, namun, kegiatan PPL tersebut masih perlu dimantapkan dengan kegiatan
P2K ini.

Sebenarnya, kegiatan ini sangat bermanfaat buat mahasiswa FKIP karena akan menjalani
kegiatan mengajar yang sebenarnya di sekolah-sekolah.Namun, yang menjadi
permasalahan bagi kami dan khususnya saya, adalah adanya PTK ataupun Penelitian
Tindakan Kelas yang merupakan prasyarat kegiatan PPK ini.

Walaupun kami dibekali materi yang cukup mengenai PTK ini, namun masih saja banyak
mahasiswa yang bertanya-tanya tentang apa yang akan mereka laksanakan dalam PPK
ini. Begitu pula dengan sekolah yang akan menjadi tempat PTK kami, masih ada
sebagian guru yang belum mengetahui dengan jelas apa itu PTK. Oleh karena itu, saya
mencari dari berbagai sumber untuk mengetahui hakikat PTK yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, saya, ingin menampilkan berbagai hasil pencarian saya di internet
mengenai PTK dan juga perlu diketahui tentang pembelajaran efektif guna mencapai
keberhasilan pengalaman belajar.

Mengapa perlu saya tampilkan model-model,strategi,metode dan keterampilan


pengajaran karena hal ini sangat penting sebelum melangkah ke dalam Penelitian
Tindakan Kelas yang sesungguhnya.

Berikut ini adalah hasil pencarian tersebut.


I. Prinsip-prinsip Kegiatan Belajar-mengajar
Panduan Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif berkaitan langsung dengan keberhasilan pencapaian pengalaman


belajar.
Pembelajaran efektif menguatkan praktek dalam tindakan

Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti

Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat membangkitkan kegairahan

Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran

Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus


pembelajaran.

Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknya ketika guru berkolaborasi


untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek
mengajar yang profesional

GURU, PESERTA DIDIK, DAN PEMBELAJARAN

Peran Guru :

• memperhatikan dan bersikap positif;


• mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajarannya;
• memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap siswanya;
• memiliki sensitivitas dan sadar akan adanya hubungan antara guru, siswa, serta
tugas masing-masing;
• konsisten dan memberikan umpan balik positif kepada siswa.

Peran Siswa :

• tertarik pada topik yang sedang dibahas;


• dapat melihat relevansi topik yang sedang dibahas;
• merasa aman dalam lingkungan sekolah;
• terlibat dalam pengambilan keputusan belajarnya;
• memiliki motivasi;
• melihat hubungan antara pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan
pengalaman belajar yang akan dicapai.
Tugas pembelajaran :

• spesifik dan dapat dikelola dengan baik


• kemampuan yang dapat dicapai dan menarik bagi siswa
• secara aktif melibatkan siswa
• bersifat menantang dan relevan bagi kebutuhan siswa

Variabel-variabel dalam memilih bentuk pembelajaran

Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model


pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel
tersebut di antaranya :

• hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan;


• urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif;
• tingkat pilihan dan tanggung jawab siswa (degree);
• pola interaksi yang memungkinkan;
• keterbatasan praktek pembelajaran yang ada.

KERANGKA KERJA PENGAJARAN


Model-model Pembelajaran

1. Model menggambarkan tingkat terluas dari praktek pendidikan dan berisikan


orientasi filosofi pembelajaran.
2. Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pengajaran, metode,
keterampilan, dan aktivitas siswa untuk memberikan tekanan pada salah satu
bagian pembelajaran (topik konten).
3. Joyce dan Weil (1986) mengidentifikasi empat model yakni (a) model proses
informasi, (b) model personal, (c) model interaksi sosial, dan (d) model behavior.

Strategi Pembelajaran

1. Dalam setiap model terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan.


2. Menurut arti secara leksikal, strategi adalah rencana atau kebijakan yang
3. dirancang untuk mencapai suatu tujuan.
4. Dengan demikian strategi mengacu kepada pendekatan yang dapat dipakai oleh
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Strategi dikelompokkan menjadi strategi langsung (direct), strategi tidak langsung
(indirect), strategi interaktif (interactive), strategi melalui pengalaman
(experiential), dan strategi mandiri (independent).

Metode-metode Pembelajaran

1. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan


menkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa terlibat selama proses
pembelajaran berlangsung.
2. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup
kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya
penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung
pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran.

Keterampilan-keterampilan pembelajaran

1. Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik.


2. Di dalamnya terdapat teknik-teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, diskusi,
pembelajaran langsung, teknik menjelaskan dan mendemonstrasikan.
3. Dalam keterampilan-keterampilan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan
perencanaan yang dikembangkan guru, struktur dan fokus pembelajaran, serta
pengelolaan pembelajaran.

STRATEGI PENGAJARAN
1.Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)

• Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada


gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di
dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit,
praktek dan latihan, serta demonstrasi.
• Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi
atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah

2.Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction)

• Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa


dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan
data, atau pembentukan hipotesis.
• Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi
fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person).
Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk
terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika
mereka melakukan inkuiri.
• Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan
cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.

3.Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction)

• Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi
di antara peserta didik.
• Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi
akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta
mencoba mencari alternatif dalam berpikir.
• Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan
dan metode-metode interaktif.
• Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau
pengerjaan tugas berkelompok, dan kerjasama siswa secara berpasangan.

4.Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experiential learning)

• Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif,


berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas.
• Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar,
dan bukan hasil belajar.
• Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di
luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran
pendapat umum.

5.Strategi Belajar Mandiri (independent study)

• Strategi belajar mandiri merujuk kepada penggunaan metode-metode


pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan inisiatif
individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri. Fokus strategi belajar mandiri ini
adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau supervisi
guru.
• Belajar mandiri menuntut siswa untuk bertanggungjawab dalam merencanakan
dan menentukan kecepatan belajarnya.

METODE PENGAJARAN
PENGEMBANGAN MEDIA

PENGERTIAN MEDIA

AECT : media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi

Gagne : media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang untuk belajar

Briggs : media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar

NEA : media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya
MEDIA adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi

KEGUNAAN MEDIA

• Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis


• Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
• Mengatasi sikap pasif siswa menjadi lebih bergairah
• Mengkondisikan munculnya persamaan persepsi dan pengalaman

PEMILIHAN MEDIA

CIRI UTAMA MEDIA YAKNI SUARA, VISUAL, GERAK

KLASIFIKASI MEDIA
Audio visual gerak / diam
Visual gerak / diam
Audio Cetak

PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA

• Tujuan yang ingin dicapai


• Karakteristik siswa/sasaran
• Jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak)
• Keadaan lingkungan setempat
• Luasnya jangkauan yang ingin dilayani.

II. Langkah-langkah pelaksanaan PTK beserta contoh


proposal yang diambil dari berbagai sumber.
Sumber : Internet dan kumpulan artikel

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


By Faiz

A. Latar belakang

Undang undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan dengan tegas
bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik dan
sebagainya. Kompetensi akadenik meliputi kompetensi pedagogic, kepribadian, social,
dan professional, sesuai dengan dengan tuntutan di atas, maka guru memliki sejumlah
hak peningkatan pangkat profesionalnya.
Untuk memperoleh hak kenaikan pangkat dari IVa ke IVb diperlukan kemampuan guru
dalam penulisan karya tulis ilmiah (KTI), untuk membantu guru keluar dari kesulitan
tersebut diperlukan pelatihanpenyusunan karya tulis ilmiah, dan salah satu kegiatan yang
memungkinkan untuk membantu guru adalah pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas pada hakekatnya merupakan kegiatan ilmiah yang mampu
merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas melalui penelitian ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan prosedur dan persyaratan yang bisa dilakukan seorang
guru tanpa mengurangi perhatiannya pada kelas dan prestasi siswa.

B. Tujuan

Pelatihan dalam sesi ini bertujuan untuk membantu guru agar bisa:
− Menjelaskan arti penelitian tindakan kelas
− Membuat rumusan masalah
− Membuat tujuan
− Membuat hipotesa

C. Bentuk kegiatan

− Ceramah
− Pendampingan
− Pemberian tugas

D. Nara Sumber

− Nara Sumber dari MGMP Kabupaten Probolinggo

E. Pelaksanaan

1. Pelatihan pertama tgl 10 Mei 2008


2. Pelatihan kedua tgl 7 Mei 2008
3. Pelatihan ketiga tgl 2008

BAGAIMANA MEMBUAT
RUMUSAN MASALAH

I. Apa arti penelitian tindakan kelas.

HOW IS ACTION RESEARCH DEFINED?

Action Research is a three step spiral process of (1) planning which involves
reconnaissance; (2) taking actions; and (3) fact finding about the results of the action.

Kurt Lewin (1947)


Action Research is the process by which practitioners attempt to study their problems
scientifically in order to guide, correct, and evaluate their decisions and actions.

Stephen Corey (1953)

Action Research in education is study conducted by colleagues in a school setting of


the results of their activities to improve instruction.

Carl Glickman (1992)

Action Research is a fancy way of saying let�s study what�s happening at our school
and decide how to make it a better place.

Emily Calhoun (1994)

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi di dalam kelas.

Zainal Aqib ( 2007)

Action research is a process in which participants examine their own educational practice
systematically and carefully, using the techniques of research.
Northeast and Islands Regional Educational Laboratory At Brown University by Eileen
Ferrance ( 2008 )

II. Menyusun Pertanyaan Penelitian


Menurut Bpk Adnan ( UM ) Rumusan masalah yang baik memiliki paling sedikit delapan
indicator.
1. Rumusan masalah yang baik dinyatakan dalam kalimat yang jelas, tidak memberikan
pemahaman ganda, tidak menggunakan istilah istilah teknis atau jargon yang tidak mudah
dipahami oleh pembaca pada umumnya.
2. Masalah penelitian bermakna pertanyaan penelitian yang menggambarkan dengan jelas
jawaban apa yang diharapkan dari pertanyaan tersebut.
3. Jawaban yang diharapkan dari pertanyaan penelitian yang diajukan bukan sekedar
berisi informasi tentang fakta atau variabel penelitian tetapi berisi tentang hubungan antar
fakta atau antarvariabel.
4. Variabel yang akan diamati dalam penelitian harus ternyatakan atau terindikasikan
dalam rumusan masalah penelitian sehingga pembaca bisa melihat variabel apa saja yang
terlibat dalam penelitian tersebut.
5. Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
pertanyaan penelitian harus terindikasikan dalam rumusan masalah.
6. Rumusan masalah penelitian yang baik harus terkait dengan hipotesis yang akan
digunakan dalam penelitian.
7. Rumusan masalah penelitian untuk program studi bahasa Inggris harus berisi topic atau
kajian tentang atau terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris atau tentang kebahasaan.
8. Rumusan masalah penelitian yang baik harus mengidentifikasikan batasan kajian dan
ruang lingkupnya.
Guidelines for Developing a Question
( Generated by one Madison Metropolitan School District Action Research Group )
1. One that hasn’t already been answered
2. Higher level questions which get at explanations, reasons, relationships. “How does…?
”, “What happens when…?”
3. Not “Yes-No” question
4. Everyday language; avoid jargon
5. Not too lengthy; concise; doesn’t have to include everything you’re thinking
6. Something manageable; can complete it
7. Something do-able (in the context of your work)
8. “Follow your bliss”; want to feel commitment to the question; passion
9. Keep it close to your own practice; the further away you go, the more work it is
10. Should have tension; provides you an opportunity to stretch
11. Meaningful to you; provides you a deeper understanding of the topic
12. Question leads to other questions
Examples of good classroom action research questions:
1. How can I help the students in my classroom feel comfortable working with diverse
groupings of classmates and overcome, at least part of the time, their desire to always be
their friends?
2. How can I more effectively facilitate independent writing in my kindergarten
classroom?
3. How can fifth grade students be encouraged to write thoughtful inquiry questions for a
science fair?
4. What kinds of assessments best help me understand and teach a particular learner with
autism?
5. What changes in our teaching styles, curriculum design, materials and professional
support are needed to implement a new math program in our inclusive classroom?
6. How does the direct teaching of anger management skills affect the classroom climate
in primary-age school children?
7. What classroom strategies re effective in developing student self-evaluation of their
learning?
8. Bagaimanakah proses mengefektifkan pembelajaran dalam pengembangan menulis
puisi dengan strategi pembelajaran menulis puisi formula di kelas 2 SLTP Negri 3 Tuban?
9. “Bentuk persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang bagaimanakah dapat
meningkatkan proses membaca kritis dengan strategi SQ3R di SLTP Negri 2 Ngimbang
Lamongan.
10. How is the effective model of explanation on summary writing to enhance the
students’ content-area reading skills?
Examples of bad research questions:
1. Apakah ada korelasi antara frekuensi baca koran berbahasa Inggris dengan penguasaan
reading?
2. Berikut ini adalah rumusan masalah penelitian deskriftif yang ditulis oleh Syandri
(2000)
a. Apakah guru bahasa Inggris di MTSN 1 Malang menggunakan visual media selama
proses belajar mengajar di ruang kelas?
b. Jika demikian, visual media jenis apa yang guru bahasa Inggris gunakan selama proses
belajar mengajar di ruang kelas?
c. Apa fungsi dari visual media yang digunakan oleh guru bahasa Inggris selama proses
belajar mengajar di ruang kelas?
Berikut ini rumusan masalah yang ditulis oleh Prof. Suharsimi Arikunto (2008)
1. Apakah diskusi partisipatif dapat mendorong siswa untuk belajar lebih bersemangat?
2. Apakah siswa bersungguh sungguh dalam memikirkan giliran berbicara dan
melaporkan hasil diskusi jatahnya?
3. Apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti pembelajaran
dengan metode diskusi partisipatif?
4. Bagaimanakah persepsi dan kesan siswa terhadap metode diskusi partisipatif?

III. Mengawali masalah penelitian

A. Beberapa langkah yang harus anda lakukan sebagai landasan mengawali masalah
penelitian
a. merasakan adanya masalah
b. mengindetifikasi masalah
c. menganalisis masalah
d. merumuskan masalah

a. Merasakan Adanya Masalah


antara lain:Agar anda dapat merasakan adanya masalah atau tidak, anda perlu bertanya
pada diri sendiri,
1. Apakah perangkat pembelajaran yang telah disiapkan dapat terlaksana dengan baik?
2. Apakah perangkat pembelajaran yang ditetapkan dapat membelajarkan siswa sehingga
mereka terlibat aktif dalam pembelajaran?
3. Apakah metode yang digunakan sudah efektif dari segi waktu dan hasil belajar?

b. Mengidentifikasi Masalah
Secara garis besar, masalah dapat kita klasifikasikan ke dalam 2 kategori, yaitu:
1. Rendahnya kualitas proses pembelajaran
2. Rendahnya kualitas hasil belajar
Setelah mengidentifikasi masalah pembelajaran hal yang perlu dilakukan adalah
menentukan akar masalahnya

c. Analisis Masalah
Masalah yang perlu dipilih adalah yang sangat mendesak untuk segera diatasi dan bisa
dilaksanakan oleh guru.
Jika kesulitan menganalisis masalah, gunakan pertanyaan – pertanyaan berikut :
1. Apa yang saya prihatinkan?
2. Mengapa saya prihatin?
3. Apa yang dapat saya lakukan?

d. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan masalah dan menganalisisnya, selanjutnya adalah merumuskan
masalah secara jelas yang merupakan titik awal dari sebuah proses penelitian.
Contoh Rumusan Masalah:

Langkah berikutnya adalah menyusun tahapan – tahapan tindakan:


1. Tahapan Perencanaan Tindakan
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
3. Tahapan Pengamatan Tindakan
4. Tahapan Refleksi terhadap Tindakan

1. Tahapan Perencanaan Tindakan


Rencana tindakan berupa :
- Materi
- Metode / teknik mengajar
- Insrutmen observasi
- Evaluasi
- Kendala yang mungkin dan alternative pemecahannya
Untuk membantu penyusunan rencana tindakan, gunakanlah pertanyaan berikut:

Pada tahap perencanaan anda harus menyiapkan RPP, alat evaluasi, lembar obserevasi,
bahan ajar, media pembelajaran dan perangkat lain yang diperlukan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pada tahap ini pengajar berperan ganda, sebagai praktisi (pengajar) dan sekaligus sebagai
pengelola. Pelaksanaan tindakan harus mengacu pada RPP.

c. Tahap Pengamatan Tindakan


Pada tahap ini, data – data tentang pelaksanaan tindakan dikumpulkan dengan bantuan
instrument pengamatan. Pengajar boleh dibantu oleh pengamat dari luar. Kehadiran
pengamat pembantu ini menjadikan PTK bersifat kolaboratof.

d. Tahap Refleksi Terhadap Tindakan


Tahap ini meliputi kegiatan :
- Menganalisis
- Memaknai
- Menjelaskan
Hasil refleksi ini dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan pada siklus
berikutnya.
Secara keseluruhan keempat tahapan di atas membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian
diikuti oleh siklus – siklus lain sampai hasil pelaksanaan tindakan sesuai dengan criteria
yang ditetapkan oleh peneliti.
Contoh

1. Merasakan ada masalah

2. Mengidentifikasi Masalah
3. Analisis Masalah

4. Rumusan Masalah

IV. Keberhasilan PTK

Keberhasilan PTK sangat ditentukan oleh banyak faktor yag saling kait mengait. McNiff,
Lomax dan Whitehead (2003) menyatakan ada 10 syarat agar PTK berhasil, yaitu sebagai
berikut:
1. Anda dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk
meningkatkankualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan
mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud
jika ada maksud yang jelasdalam melakukan intervensi tersebut.
2. Anda dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk
bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai.
3. Tindakan yang Anda lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik
pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis
prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang
lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh
keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui
kelemahan/kekurangan diri.
4. Tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi
dapat diubah ke arah perbaikan.
5. Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan
melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya.
6. Anda mesti mamantau secara sistematik agar Anda mengetahui dengan mudah arah
dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik
terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi.
7. Anda perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan
yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif
yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional.
8. Anda perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik
tersebut di atas, yang mencakup (1) identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh
(dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya
lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu
dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait) bersama penjelasannya;
(2) mempermasalahkan deskripsi terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan motif
tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan (3) teorisasi, yang dilahirkan dengan
memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu.
9. Anda perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan
tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan
dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas
tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual seperti
diagram, gambar, dan grafik.
10. Kesepuluh, Anda perlu memvalidasi pernyataan Anda tentang keberhasilan tindakan
Anda lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data
mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman
sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi
sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi public).
Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya
berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti
ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.

V. FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Abstrak

Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
a. Gambaran situasi lapangan
b. Mengapa perlu dilkukan?
c. Sedikit ulasan tentang penelitian
d. Sedikit ulasan tentang metodologi
2. Rumusan Masalah
3. Hipotesis Tindakan
4. Tujuan Penelitian
5. Signifikasi Penelitian

Bab II Kerangka Konseptual


Berisi sejumlah teori yang relevan yang dijadikan sebagai kerangka acuan dalam
kegiatan penelitian atau pemandu kegiatan penelitian.
( Tidak sedikit dari peneliti yang kebingungan dan mengeluh karena merasa susah
mencari kajian teori dengan berbagai alasan. Alasan yang paling banyak dikemukakan
adalah bahwa di sekolah tidak tersedia buku buku yang berisi teori yang mendukung
objek penelitiannya. Bagaimana caranya? Selama kita berkecimpung dengan
pembelajaran dengan siswa , kita tidak akan terlepas dari ilmu jiwa dan ilmu pendidikan.
Karena itu carilah buku buku tentang ilmu jiwa dan ilmu pendidikan selain mencari buku
buku yang lain. Selamat mencoba)
Bab III Prosedur Penelitian
1. Penilaian setting penelitian
2. Sasaran penelitian
3. Rancangan Penelitian
4. Data dan cara pengambilannya
5. Analisi data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Sajian data penelitian
2. Pembahasan Implementasi Tindakan

Bab V Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
2. Saran

BAGAIMANA MENULIS PROPOSAL


PENELITIAN
TINDAKAN KELAS

Oleh
Faiz

DISAJIKAN PADA PERTEMUAN KE 2

TANGGAL 7 Juni 2008

Di SMPN 1 Sumberasih Kab Probolinggo

Materi lengkap bisa dibuka di www.fkhazin.wordpress.com


Baca juga contoh contoh Laporan PTK

Bagaimana menulis proposal

Bab I

A. Latar belakang

Apa saja yang ditulis????

Tulislah bagaimana masalah pembelajaran yang anda lakukan.


• Apakah perangkat pembelajaran yang telah disiapkan dapat terlaksana dengan baik?
• Apakah perangkat pembelajaran yang ditetapkan dapat membelajarkan siswa sehingga
mereka terlibat aktif dalam pembelajaran?
• Apakah metode yang digunakan sudah efektif dari segi waktu dan hasil belajar?

Identifikasi masalah
Tulislah bagaimana
• Kualitas proses pembelajaran
• Bagaiman kualitas hasil belajar

Analisis masalah
• Sampaikan keprihatinan anda
• Tulis mengapa anda priharin
• Lalu apa yang akan anda lakukan
Mengapa anda memilih rumusan masalah yang telah anda tulis

Sebutkan teori yang berkaitan dengan penyebab masalah tersebut.

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

D. Hipotesis Tindakan

E. Signifikasi Penelitian

Bab 2
Metode Penelitian

A. Subjek penelitian

- Lokasi penelitian, mata pelajaran


- Waktu penelitian

B. Perencanaan

- Jelaskan tindakan yang akan dilaksanakan


- Tulis langkah langkah tindakannya
- Jelaskan langkah langkah perbaikan pembelajaran

C. Prosedur pelaksanaan penelitian

D. Jelaskan tugas pengamat dan peneliti

E. Pengumpulan data
Tulis bagaimana cara mengumpulkan data

F. Reflkesi

- Tulis bagaimana cara menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan


pembelajaran

Contoh Proposal

Meningkatkan Motivasi Siswa SMPN 1 Sumberasih Untuk Belajar Bahasa Inggris


dengan Menggunakan Dialog Bahasa Inggris

1. Pendahuluan
1.3. Latar Belakang
Pelajaran Bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran wajib yang harus dilalui oleh semua
siswa SMP dan SMA di Indonesia bahkan telah menjadi pelajaran muatan local di SD
terutama di SD yang ada di kota kota di Indonesia. Pelajaran yang meliputi empat skill ini
sangat tidak disukai oleh sebagian besar siswa dengan alasan yang berbeda beda.
Sehingga rata rata nilai yang mereka peroleh di bawah standar yang kita harapkan
wlaupun bermacam macam metode pengajaran telah digunakan.
Alasan pertama, bahasa Inggris sulit untuk dipelajari terutama masalah ucapan yang
mana antara tulisan dan ucapan jauh berbeda. Alasan lain adalah bahwa bahasa inggris
tidak terlalu berguna karena walau bias bahasa Inggris ahirnya akan tetap tinggal di
Negara ini. Ada juga yang beralasan bahwa mereka tidak mau belajar karena “gurunya
tidak enak” atau metode yang guru pakai tidak efektif dari segi waktu dan hasil belajar.

Apapun alasannya para siswa ini tidak mempunyai motivasi untuk belajar Bahasa Inggris
sehingga bagaimanapun bentuk kurikulumnya, lulusan manapun gurunya, tidak akan
pernah berhasil pembelajaran yang dilakukan pembelajar. Pebelajar harus memiliki
motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan secara maksimal. Dengan motivasi yang
tinggi, peran pembelajar tidak begitu diperlukan lagi. Untuk itu peneliti akan melakukan
peneletian tentang bagaimana meningkatkan keinginan pebelajar untuk belajar Bahasa
Inggris dengan menggunakan dialog dialog yang mana rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Dialog Bahasa Inggris Bisa Meningkatkan Motivasi
Siswa SMPN 1 Sumberasih Untuk Belajar Bahasa Inggris”.

Penulis percaya bahwa dengan meningkatnya motivasi siswa untuk belajar bahasa Inggris
“the students’ achievement”, akan tercapai dengan baik, tidak peduli apa sumber motivasi
tersebut seperti yang dikatakan oleh Gardner,”Tha source of the motivating impetus is
relatively unimportant, provided that motivation is aroused”
(1985b,p.169).

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana dialog Bahasa Inggris dapat meningkatkan motivasi siswa SMPN 1


Sumbersiah Probolinggo untuk belajar bahasa Inggris

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana dialog Bahasa Inggris dapat meningkatkan motivasi siswa
SMPN 1 Sumbersiah Probolinggo untuk belajar bahasa Inggris

1.4. Kontribusi Hasil Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi teori pembelajaran
Bahasa Inggris di SMPN 1 Sumbersiah Probolinggo.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai salah satu
alternatif untuk memecahkan masalah pembelajaran Bahasa Inggris. Dan oleh siswa
diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai untuk meningkatkan motivasi mereka dalam
belajar Bahasa Inggris.

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Setting Penelitian


Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMPN 1 Sumberasih
Kabupaten Probolinggo dengan siswa sebanyak 38 anak. Penelitian diadakan pada
semester ke dua tahun pelajaran 2007 – 2008 dengan materi reading comprehension yang
disajikan dalam bentuk dialog.

III. 2 Pendekatan dan jenis Penelitian


Penelitian ini mengandung tindakan yaitu mengefektifkan pembelajaran Bahasa Inggris
dengan memanfaatkan dialog dialog. Karena itu penelitian ini termasuk jenis penelitian
tindakan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan test sebagai instrument kunci. Dengan
demikian, penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.

III.3 Rancangan Penelitian


Proses penelitian ini merupakan siklus sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc
Taggart (1992) yang diawali dengan mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan
sesuai rencana, melakukan observasi terhadap tindakan, dan melakukan refleksi.

Berdasarkan prinsip prinsip penelitian tindakan, prosedur penelitian ini melalui langkah
langkah sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Peneliti mengadakan orientasi tentang latar SMPN 1 Sumberasih Probolinggo, dan
pembelajaran Bahasa Inggris.
2. Kegiatan analisis dan temuan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan permasalahan.
3. Merencanakan tindakan
Peneliti bersama guru melakukan : (a) diskusi strategi pembelajaran Bahasa Inggris. (b)
menyusun rencana tindakan siklus 1. (c) menyusun rencana pembelajaran siklus 1.
4. Tindakan Siklus 1
Tahap pembelajaran dengan memanfaatkan dialog dialog meliputi : (a) Membaca dialog.
(b) mengartikan dialog. (c)menampilkan dialog
5. Refleksi siklus 1
Apabila dalam siklus 1 ditemui hambatan, maka disusun siklus 2 sesuai dengan kegiatan
pembelajaran yang masih mengalami hambatan. Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini
berfokus pada refleksi siklus 1.
6. Kegiatan refleksi siklus 2
Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus 2 akan menentukan rencana tindakan
siklus berikutnya. Bila masih ada hambatan pada siklus 2 maka akan dibuat rencana
tindakan selanjutnya, yaitu siklus 3.
III.4 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pelaksanaan penelitian meliputi tahap pelaksanaan penelitian, tahap
pengamatan dan tahap refleksi.
Dalam melaksanakan tindakan, peneliti yang mana juga sebagai guru mengikuti prosedur
pelaksanaan sebagaimana disusun sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1. Mengenalkan pada siswa topic yang akan dibicarakan.
2. Menanyakan siswa beberapa pertanyaan pemotivasi.

b. Kegiatan pokok
1. Memberikan handouts kepada masing masing siswa.
2. Menyuruh siswa mencari arti dari dialog 1.
3. Menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku.
4. menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku tanpa melihat buku.
5. Menyuruh siswa mencari arti dari dialog 2 dan seterusnya.
6. Menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku.
7. menyuruh siswa melatih dialog dengan teman sebangku tanpa melihat buku.
8. Menyuruh siswa membaca text yang disediakan.
9. Menyuruh siswa menjawab semua pertanyaan.

c. Kegiatan ahir
1. Menyuruh siswa berlatih membaca
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan komentar.

III.5 Kegiatan Observasi

Untuk mengamati hasil kegiatan siswa, peneliti mempunyai beberapa instrumen


observasi yang berupa assessment dan test.

III.5.1 Assessment

1. Peneliti dan guru menilai penampilan siswa selama proses belaja mengajar sedang
berlangsung.
2. Peneliti dan guru menilai hasil test ahir pelajaran.

III.5.2 Analisa Data ( Pengumpulan Data )


Selama proses observasi dalam siklus peneliti mengumpulkan data dan menganalisanya
dengan menggunakan analisa kuantitatif.
Untuk menganalisa data data itu peneliti melakukan berdasarkan prosedur berikut:
1. Klasifikasi data
Data yang ada dikelompokkan menjadi beberpa komponen. Data yang didapatkan dari
hasil assessmen dibedakan dengan data yang didapat dari hasil test.
2. Presentasi data
Dalam menampilkan data, peneliti menggunakan cara kuantitatif. Dalam hal ini hasil
observasi dan hasil test digambarkan dengan cara kuantitatif.
III.5.3 Refleksi
Setelah menganalisa data peneliti dan guru colaburative mengadakan refleksi terhadap
pelaksanaan teknik mengajar dengan menggunakan dialog. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan teknik tersebut berhasil atau
tidak.
Untuk mengetahui keberhasilan dari teknik tersebut, peneliti melihat 1) keberhasilan hasil
test dan 2) melihat hasil assessmen yang dilakukan selama proses pembelajaran sedang
berlangsung.
III. 6 Kriteria Keberhasilan
Kriteria ini digunakan untuk menentukan apakah siklus berhasil atau tidak. Siklus
dikatakan berhasil kalau nilai rata rata kelas lebih besar dari pada SKM yang dibuat oleh
guru yaitu 5,8. Dan jika penilaian terhadap tingkah laku lebih dari atau sama dengan 3.

You might also like