You are on page 1of 11

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RS.DR.

KARIADI SEMARANG
Sekretariat : Kantor PD IV Dekanat FK Undip Telp/Fax 024-8446905

1. Nama Peneliti Utama Anggota Peneliti Multisenter 2. Judul Penelitian

: dr. Fajriman : Tidak ada : Tidak : Gambaran profil lipid pada terapi obat anti-epilepsi tunggal dan kombinasi serta durasi dan besar dosis

3. Subyek

: Penderita epilepsi yang berobat jalan di poli klinik RSDKS

4. Perkiraan waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan satu subyek : 6 (enam) bulan 5. Ringkasan usulan penelitian termasuk tujuan dan manfaat dan latar belakang : Tujuan penelitian Tujuan umum : Mengetahui gambaran profil lipid pada pasien epilepsi yang mengkonsumsi obat anti-epilepsi (fenitoin, carbamazepin, asam valproat) berdasarkan terapi tunggal, kombinasi, jenis obat anti-epilepsi, lamanya waktu terapi, dan besar dosis yang digunakan. Tujuan khusus : 1. Mendeskripsikan profil lipid pada pasien epilepsi yang menggunakan obat anti-epilepsi tunggal dan kombinasi jenis fenitoin, carbamazepin dan asam valproat

2. Mendeskripsikan profil lipid pada pasien epilepsi yang menggunakan obat anti-epilepsi jenis fenitoin, carbamazepin dan asam valproat berdasarkan lama dan dosis terapi 3. Menganalisis perbedaan rerata profil lipid pada pasien epilepsi yang

menggunakan obat anti-epilepsi jenis fenitoin, carbamazepin dan asam valproat 4. Menganalsis perbedaan rerata profil lipid pada pasien epilepsi yang mendapatkan terapi tunggal OAE dengan terapi kombinasi 5. Menganalisis hubungan perubahan profil lipid pada pasien epilepsi yang menggunakan obat anti-epeilepsi jenis fenitoin, carbamazepin dan asam valproat dengan lamanya terapi 6. Menganalisis hubungan perubahan profil lipid pada pasien epilepsi yang menggunakan obat anti-epilepsi jenis fenitoin, carbamazepin dan asam valproat dengan dosis terapi.

Manfaat Penelitian Apabila pada penelitian ini terbukti dengan pengobatan OAE dapat menggangu profil lipid dalam darah, maka kiranya sedini mungkin dapat dipikirkan atau dicegah kemungkinan terjadi suatu faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakait kardiovaskuler dan serebrovaskuler. Hal ini dapat di jadikan suatu informasi penting terutama bagi dokter, dimana mengingat pengobatan epilepsi memerlukan waktu yang lama, sehingga memungkinkan sekali efek yang akan timbul dari pengobatan akan lebih besar.

Secara garis besar mamfaat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai : 1. Bahan informasi bagi dokter untuk lebih proaktif dalam melihat kondisi klinis penderita yang sedang mendapatkan terapi obat anti-epilepsi. 2. Memberikan informasi kepada penderita terhadap efek samping yang mungkin timbul. 3. Untuk dijadikan landasan penelitian yang lebih sempurna.

Latar Belakang Penelitian Epilepsi adalah suatu perubahan kondisi fisik secara tiba-tiba singkat dan berirama yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak, dimana sel-sel otak tidak bekerja secara sempurna dengan manifestasi hilangnya kesadaran sejenak, bingung, gerakan involunter, inkotinensia, gangguan persepsi, suara yang aneh, perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan. Istilah epilepsi tidak boleh digunakan pada serangan yang hanya satu kali saja atau yang terjadi selama penyakit akut berlangsung, dan occasional provoked seizure seperti pada kejang karena hipoglikemi, imbalance of body fluids, febris, dan drug withdrawal. Besar kemungkinan setiap orang mempunyai tendensi untuk menderita epilepsi, hanya saja tingkat kerentanan otak seseorang berbeda-beda, apakah tahan atau kurang tahannya terhadap munculnya bangkitan. Karena beragamnya penyebab dari epilepsi, seperti cedera kepala, keracunan, serebrovaskuler, infeksi, infestasi parasit, tumor otak, sehingga epilepsi dapat mengenai pada umur berapa saja dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta ras yang berbeda. Namun 50% epilepsi bersifat idiopatik. Diseluruh dunia diperkirakan ada 50 juta penderita epilepsi, dengan insidensi di negara maju sekitar 50/100.000 orang, sementara di negara berkembang mencapai 100/100.000 orang.

Isidensi bangkitan kejang di Amerika Serikat berdasarkan laporan Epilepsy Foundation, diperkirakan 300.000 orang pernah mendapat serangan kejang pertama kali setiap tahunnya, 120.000 dari mereka berusia dibawah 18 tahun, dan 75.000-100.000 diantara mereka adalah anak-anak dibawah usia 5 tahun yang sebelumnya pernah mengalami kejang demam. Insidensi epilepsi sendiri mencapai 200.000 orang yang di diagnosa setiap tahun, dimana insidensi tertinggi dibawah usia 2 tahun dan diatas 65 tahun. Pada usia dibawah 15 tahun, 45.000 anak di diagnosa sebagai penderita epilepsi setiap tahun, laki-laki lebih sering dari wanita, namun ada kecendrungan insiden menurun pada anak-anak dan meningkat pada usia dewasa, 70% kasus baru tanpa penyebab yang jelas, dan 50% kasus baru dengan bangkitan umum, setengahnya merupakan kejang parsial.5 Prevalensi epilepsi di Amerika Serikat diperkirakan mencapai hampir 3 juta, dimana prevalensi cendrung meningkat dengan bertambah usia. Pada populasi anak-anak sekolah ditemukan 326.000 sampai usia 15 tahun menderita epilepsi, dan lebih dari 300.000 diatas usia 65 tahun menderita epilepsi. Kumulatif insidensi adalah: pada usia 20 tahun, 1% dari populasi diperkirakan menderita epilepsi, usia 70 tahun 3% dari populasi telah di diagnosa sebagai penderita epilepsi, dan 10 % pernah mendapatkan beberapa jenis bangkitan. Penderita epilepsi yang tidak pernah mendapat serangan berulang selama 5 tahun atau lebih selama pengobatan, diperkirakan 70% penderita akan terjadi remisi secara sempurna. 35% dengan keterbelakangan mental, serebral palsy, dan defisit neurologis lainnya. 75% penderita yang bebas kejang selama 2 sampai 5 tahun dapat dihentikan pengobatannya. 10% kegagalan yang diakibatkan oleh ketidak patuhan penderita.

Manajemen penanganan dengan obat-obatan masih merupakan pilihan utama untuk terapi epilepsi pada berbagai usia dan jenis kelamin, oleh karena itu perlu dipertimbangkan efek samping terapi serta kondisi pasien saat memulai terapi. Obat-obat didalam darah akan sampai ke berbagai jaringan, termasuk sistem saraf, sehingga ikatan protein di dalam plasma berpengaruh penting dalam proses disribusi. Transformasi obatobatan umumnya meliputi proses hidroksilasi, deaminasi, oksidasi dan dealkilasi yang meningkatkan solubilitasnya dan eliminasi melalui ginjal serta proses katalisasi melalui hepar dengan menggunakan banyak enzim. Hal ini dapat dipahami apabila terjadi sesuatu efek yang dapat mengggangu fungsi hepar, maka akan terjadi pula penurunan fungsi hati yang merupakan salah satu kunci homeostasis kolesterol. Epilepsi memerlukan pengobatan menahun. Efek samping pengobatan epilepsi dapat timbul beberapa dekade. Konsekuensi psikologis epilepsi telah banyak dipelajari, akan tetapi konsekuensi metabolik dari pengobatan epilepsi baru mendapat perhatian. Penderita epilepsi mengalami gangguan metabolik lebih sering dari pada yang tidak menderita epilepsi pada umur yang sama. Berbagai abnormalitas metabolik terjadi pada penderita epilepsi seperti obesitas dan dislipidemia. Abnormalitas metabolik mungkin disebabkan oleh efek neuro-endokrin akibat kejang epilepsi itu sendiri atau oleh jenis dan efek penggunaan obat-obatan anti-epilepsi jangka lama. 2.8 Data yang di peroleh dari Stockholm Heart Epidemiology Program (SHEEP), dalam penelitian nya berbasis populasi menyatakan epilepsi dapat meningkatkan risiko acut myocard infark dan memperburuk prognosis dari AMI dan stroke, kondisi ada kecendrungan disebabkan oleh obat-obatan anti-epilepsi terutama fenitoin, carbamazepin, fenobarbital atau mungkin juga disebabkan oleh epilepsy itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu suatu pembuktian secara ilmiah apakah terapi obat anti epilepsi (OAE) dalam hal ini carbamazepin (CBZ ), fenitoin (PHT), asam valproat (VPA) yang merupakan obat spesifik untuk bangkitan kejang (specific drugs in treatment of sizures) dapat menyebabkan dislipidemia yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dan serebrovaskuler.

6. Masalah Etika : ( bagaimana pendapat saudara mengenai etika penelitian yang mungkin timbul). Penelitian ini dilakukan pada manusia, secara etika penelitian ini tidak membahayakan penderita, pada penelitian ini tidak memberi perlakuan khusus. 7. Bila penelitian ini dikerjakan pada manusia, apakah percobaan binatang juga dilakukan Penelitian ini dapat juga dilakukan pada percobaan binatang. 8. Prosedur perlakuan : Frekuensi, interval dan jumlah perlakuan yang akan diberikan, termasuk dosis dan cara pemberian obat Penelitian ini memberikan perlakuan non intervensi. Penelitiam ini hanya melakukan pemeriksaan profil lipid pada pasien epilepsi. Hasilnya akan dianalisi sesuai jenis terapi OAE yang digunakan, cara menggunakan tungal atau kombinasi, durasi dan besar dosis, yang datanya di dapatkan dari catatan rekam medik. 9. Bahaya langsung dan tidak langsung yang mungkin terjadi, segera atau perlahan-lahan dan bagaimana cara pencegahannya. Karena penelitian ini memberi perlakuan non intervensi, jadi bila dilakukan sesuai prosedur tidak akan menimbulkan bahaya. 10. Pengalaman formal (peneliti sendiri atau orang lain) mengenai perlakuan yang akan diberikan.

Prosedur ini sudah rutin dilakukan termasuk pemeriksaan rutin yang di sangat jarang menimbulkan masalah. 11. Bila penelitian ini dilakukan pada penderita jelaskan keuntungan-keuntungannya. Dapat mengetahui kadar profil lipid selama pengobatan epilepsi yang merupaan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan 12. Bagaimana cara pemilihan penderita atau sukarelawan yang sehat ? Semua penderita paska stroke non hemoragik di poli rawat jalan penyakit saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. 13. Bila penelitian ini dikerjakan pada manusia jelaskan hubungan antara responden dengan peneliti : Hubungan sebagai seorang dokter dan pasien secara professional. 14. Bila penelitian dikerjakan pada penderita jelaskan cara diagnosis dan nama dokter yang bertanggungjawab mengobati. Diagnosis penderita ditegakkan dengan pemeriksaan di poli saraf oleh residen penyakit saraf yang sekaligus bertanggung jawab mengobati penderita tersebut. 15. Jelaskan registrasi yang dilakukan selama studi, termasuk penilaian efek samping, dan komplikasi yang mungkin terjadi. 16.Bila penelitian dilakukan pada manusia jelaskan bagaimana cara menjelaskan dan mengajak untuk berpartisipasi. Saya akan menjelaskan bahwa penelitian ini tidak berbahaya dan tidak menimbul kan efek samping, dan menjelaskan bahwa penelitian ini berguna untuk mengetahui profil lipid salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke. 17.Bila penelitian dilakukan pada manusia, berapa banyak efek samping yang mungkin dan cara mengatasinya : Tidak terdapat efek samping.

18.Bila penelitian dilakukan pada manusia, apakah subyek diasuransikan ? Tidak 19.Bentuk insentif bagi responden : Tidak diberikan, saya mengajak kesedian mereka secara sukarela. Pasien sangat respon terhadap tujuan dari penelitian ini 20.Penelitian akan dilaksanakan : Mulai tanggal mulai tanggal 25 Januari 2011

Semarang, 20 Januari 2011 Peneliti

(dr. Fajriman) Telah diperiksa dan setuju untuk dilakukan penelitian

Reviewer

Komisi Etik Peneliti Kesehatan FK Undip/RS.Dr.Kariadi Ketua

GAMBARAN PROFIL LIPID PADA TERAPI OBAT ANTI-EPILEPSI INSTALASI PELAKSANA: BAGIAN NEUROLOGI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Persetujuan Setelah Penjelasan (INFORMED CONSENT)


Berikut ini naskah yang akan dibacakan pada Responden/Ibu responden penelitian: (a.l.berisi penjelasan apa yang akan dialami oleh responden mis : diwawancara,diambil darah dan pemeriksaan fisik) Bapak/Ibu/Sdr Yth Bapak/Ibu/Sdr terpilih sebagai responden penelitian Gambaran profil lipid pada terapi obat anti-epilepsi berhubungan dengan pemberian dosis dan lama terapi. Apabila bapak/ ibu/ saudara setuju/tidak setuju sebagai peserta penelitian maka Bapak/Ibu/Sdr Pada saat kontrol bersedia/tidak bersedia untuk dilakukan tindakan/pemeriksaan : Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dengan wawancara dan Pemeriksaan laboratorium, pengambilan darah pada saat kontrol dipoli. Manfaat untuk peserta penelitian :
Mengetahui seberapa besar hubungan dosis dan lama pemberian obat antiepilepsi terhadap perubahan profil lipid.

Terima kasih atas kerjasama Bapak/Ibu/saudara Setelah mendengar dan memahami penjelasan penelitian, dengan ini saya Nama: ........................................................... Alamat : ...................................................... menyatakan SETUJU / TIDAK SETUJU untuk ikut sebagai responden penelitian. Semarang ........................................ Peserta penelitian ( ................................. ) Saksi Peneliti ( .................................. )

(................................. )

JUDUL PENELITIAN : HUBUNGAN FAKTOR RISIKO STROKE DENGAN ATEROSKLEROSIS PADA PENDERITA PASKA STROKE INSTALASI PELAKSANA : RSUP Dr. KARIADI SEMARANG DERAJAT

Persetujuan Setelah Penjelasan (INFORMED CONSENT)


Berikut ini naskah yang akan dibacakan pada Responden/keluarga responden penelitian : (a.l. berisi penjelasan apa yang akan dialami oleh responden mis : diwawancara, diambil darah, dilakukan USG Carotis duplex). Bapak/Ibu/Sdr Yth Anda terpilih sebagai responden penelitian yang berhubungan dengan pemeriksaan darah sebagai faktor risiko pada penderita stroke yang anda/keluarga anda alami. Tindakan yang akan Bapak/Ibu/saudara alami : Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologis, dengan wawancara dan menggunakan palu refleks serta senter Pemeriksaan laboratorium, pengambilan darah pada bulan ke-1, bulan ke-3, bulan ke-6 Pemeriksaan USG Carotis duplex pada bulan ke-1 dan ke-6

Terima kasih atas kerjasama Bapak/Ibu/saudara. Setelah mendengar dan memahami penjelasan penelitian, dengan ini saya menyatakan.

SETUJU / TIDAK SETUJU* untuk ikut sebagai responden penelitian.


Semarang, Peserta penelitian Saksi Peneliti 2009

You might also like