Professional Documents
Culture Documents
I. Muqaddimah
a. Ahlun ( (أهل
Dalam kitab al-Munjid fi al-Lugah Wa al-A’lam, kata Ahl mengandung
dua makna, selain bermakna keluarga dan kerabat, Ahl juga berarti pemeluk
aliran atau pengikut madzhab. Adapun dalam al-Qur’an sendiri,sekurangnya
ada tiga makna Ahl: Pertama, Ahl berarti keluarga,sebagai mana firman
Allah dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 45: )
45:أهلي) الهود رب ان ابني من
Maknanya: “Ya Allah sesungguhnya anakku adalah dari keluargaku”
Juga dalam surat Thaha ayat 132:132:ة )طه )و أمر أهلك بصلو
Maknanya: “ Suruhlah keluargamu untuk mengerjakan sholat”.
Kedua, Ahl berarti penduduk seperti firman Allah dalam al-Qur’an surat al-
A’raf ayat : 96
ولو أن أهل القرى ءامنوا و اتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والرض
96 : ) )العراف ءاية
Ketiga, Ahl berarti orang yang berarti memiliki disiplin ilmu. Dalam al-Qur’an
Allah berfirman surah An-Nahl ayat 43.
b. As-Sunnah ( ( السنة
Maka dalam hal ini as-sunnah di bagi menjadi 3 macam. Petama as-
Sunnah al-Qauliyyah (( السههنة القوليههةyaitu sunnah Nabi yang berupa
perkataan atau ucapan yang keluar dari lisan Rasulullah. Kedua, as-Sunnah
al-Fi’liyah ( ( السهنةالفعليةyakni sunnah Nabi yang berupa perbuatan dan
pekerjaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Kemudian beliau diam tanda
menyetujuinya. Lebih jauh lagi, as-Sunnah juga memasukkan perbuatan,
fatwa dan tradisi para sahabat (atsar as-Sahabah).
ّ ن ال
شيطان مع الواحد وهو من اثنين ّ عليكم بلجما عة وإيّا كم وا لفرقة فإ
أبعد فمن أراد بحبو حة الجنّة فليلزم الجماعة
Selain Abu Hasan ‘Ali al-‘Asy’ari, ada seorang ulama ushuluddin lain
yang faham dan rumusan aqidahnya sama dengan Imam ‘Asy’ari. Beliau
adalah Abu Mansur al-Maturidi (Wafat disebuah desa yang benama Maturidi
Samarqand, di Asia tengah pada tahun 333 H).
Islam (golongan mayoritas). Seperti yang dikemukakan oleh Imam al ‘Izz Ibn
Abdissalam .Bahwa mereka (Ahlussunnah wal jama’ah )adalah pengikut
madzhab Syafi’i. Para pengikut madzhab Maliki/ Para pengikut madzhab
Hanafi. Para pengikut madzhab Hanbali (Fudlaha al-Hanabilah). Apa yang di
kemukakan oleh al-‘Izz Ibn Abdissalam in di setujui oleh para ulama
dimasanya , seperti Abu ‘Amr Ibn al-Hajjib (pimpinan Maliki). Jalaluddin al-
Hushayri pimpinan ulama madzhab Hanafi, juga disetujui oleh al-Imam at-
Taqiyy al-Subki sebagai mana dinukil oleh putranya Tajuddin as-Subki.
Tetapi pada era belakangan NU telah bergeser dari khitthah yang telah
di bangun oleh Sang Pencetus. NU mulai lentur dalam menyikapi perbedaan
dengan golongan lain. Sampai akhirnya kebanyakan umat Islam Nahdhiyyin
tidak lagi mengetahui Aswaja yang sebenarnya.
Sifat lentur kaum Nahdhiyin yang merupakan potret umat Islam
Indonesia menjadikan Negara Sunni terbesar ini lahan yang subur untuk
menyebarkan faham apapun. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat
Indonesia awam dari permasalahan aliran dan hal-hal yang berkaitan
dengannya. Mereka hanya melihat perform seseorang tanpa memandang
ajaran yang dibawanya. Ironisnya, faham Aswaja yang sudah membumi di
Indonesia semakin hari semakin terkikis oleh aliran-aliran baru. Kaum
sunniyyun lebih banyak melakukan praktek-praktek dan tradisi keagamaan
seperti qunut ,talqin, Ziarah kubur, tahlilan, manaqiban, haul dan
istighatsah. Peraktek-peraktek semacam ini banyak dilakukan oleh kalangan
nahdliyun (pengikut Nahdatul Ulama). Mereka biasanya melakukan hal
tersebut karena faktor lingkungan, Keluarga atau anjuran dari gurunya, tanpa
mengetahui pijakan dalil dari ibadah –ibadah tersebut .
Syekh Abdullah al-Harari adalah salah satu ulama Sunnybesar abad ini,
menjadikan aqidah Ahlussunnah Waljama’ah sebagai pijakan dakwahnya.
Bagi Syekh Abdullah, persoalan dakwah sesungguhnya merupakan persoalan
aqidah. Persoalan-persoalan lain yang timbul dalam kehidupan ini pada
dasarnya bermula dan berakar dari masalah aqidah.
V. Khatimah
Konfirmasi: zainulmuflihin@yahoo.co.id