You are on page 1of 15

Kumpulan Askep

siapapun kamu. . .siapapun aku. . .yang penting kita adalah saudara


Beranda Siapa Aku... My facebook

About Me

erika candrasari Lihat profil lengkapku

cie cie ciee

_hahahahahaa_ Arsip Blog


o

2012 (12) 10/28 (1) 10/21 (1) 10/07 (1) 09/30 (3) 09/23 (5)

asuhan keperawatan ateriosklerosis asuhan keperawatan raynaud asuhan keperawatan parkinson asuhan keperawatan ikterus DISENTRI 09/16 (1)

Baris Video
Diberdayakan oleh Blogger.

DISENTRI
21.24 | BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan sering kali menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba). Di Amerika serikat, insiden diseentri amoeba mencapai 1-5 % sedangkan disentri basiler dilaporkan kurang dari 500.000kasus tiap tahunnya. Sedangkan kejadian disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler. Di dunia sekurangnya 200 juta kasusdan 650.000 kematian terjadi akibat disentri basiler pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Kebanyakan kuman penyebab disentri basiler ditemukan di Negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang masih kurang. Disentri amoeba hampir menyebar di seluruh dunia terutama di Negara yang berkembang yang berada didaerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan penduduk, hygiene individu, sanitasi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi serta cultural yang menunjang. Penyakit ini biasa menyerang anak dengan usia lebih dari 5 tahun. Spesies Entamoeba menyerang 10% populasi di dunia. Prevalensi yang tinggi mencapai 50% di Asia, Afrika, dan Amerika selatan. Sedangkan pada Shigella di

Amerika serikat menyerang 150.000 kasus dan di Negara-negara yang berkembang Shigella flexeneri dan S. dysentriae menyebabkan 600.000 kematian per tahun. WHO menyebutkan bahwa sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri. Adapun hasil survei evaluasi di Indonesia pada tahun 1989-1990 juga menunjukkan angka kejadian yang sama. Disentri menjadi penyebab panting pada kesehatan dan kematian yang dikaitkan dengan diare. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana asuhan keperawatan disentri?

1.3 Tujuan Penulisan 1. 2. Tujuan khusus Untuk memenuhi penugasan kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing Tujuan umum Setelah mengkaji tentang defenisi, etiologi. Tanda dan gejala dan lain-lainnya, perawat ataupun mahasiswa dapat menegakkan diagnosa dan intervensi dengan benar dan tepat. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah : 1. 2. Menambah pengetahuan tentang konsep penyakit pankreatits. Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien pankreatitis. BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Disentri berasal dari bahasa yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah. Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah. Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni : 1. Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,

2. Berak-berak, dan 3. Tinja mengandung darah dan lendir. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. Penyakit ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik karena kebersihan diri atau individu maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan. 2.2 Anatomi dan Fisiologi a. Usus Besar (Intestinum Mayor) Panjangnya 1 m, lebar 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah : a. Selaput lender b. Lapisan otot melingkar c. Lapisan otot memanjang d. Jaringan ikat. b. Fungsi Usus Besar a. Menyerap air dari makanan b. Tempat inggal bakteri koli c. Tempat feses 2.3 Etiologi Penyebab Disentri yang paling umum adalah tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Cukup simple memang untuk penyebab disentri sebagai kasus klasik, tapi itulah kenyataannya. Secara garis besar penyebab penyakit disentri sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup bersih. Bakteri penyebab penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri Shigella dan beberapa jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab lain bakteri yang kurang umum dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica Mikroorganisme penyebab disentri baik itu berupa bakteri maupun parasit menyebar dari orang ke orang. Hal yang sering terjadi penderita menularkan anggota keluarga untuk

menyebarkannya ke seluruh anggota keluarga yang lainnya. Infeksi oleh mikroorganisme penyebab disentri ini dapat bertahan dan menyebar untuk sekitar empat minggu. Disentri juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Negara miskin yang memiliki sistem sanitasi yang tidak memadai menunjukkan angka yang tinggi untuk kejadian kasus penyakit disentri. Frekuensi setiap patogen penyebab penyakit disentri bervariasi di berbagai wilayah dunia. Sebagai contoh, Shigellosis yang paling umum di Amerika Latin sementara Campylobacter adalah bakteri yang dominan di Asia Tenggara. Disentri jarang disebabkan oleh iritasi kimia atau oleh cacing usus. Mikroorganisme Penyebab Disentri Disentri Amoeba (amoebiasis) disebabkan oleh parasit protozoa yang dikenal dengan nama Entamoeba histolytica. Amuba bisa eksis untuk jangka waktu yang lama di usus besar (kolon). Pada sebagian besar kasus, amoebiasis tidak menimbulkan gejala (hanya sekitar 10% dari individu yang terinfeksi). Hal ini jarang kecuali di zona tropis dunia, di mana penyakit ini sangat lazim. Orang dapat terinfeksi setelah menelan kotoran yang mengandung parasit kemudian di ekskresikan seseorang. Orang-orang berisiko tinggi tertular parasit melalui makanan dan air jika terkontaminasi atau tercemar oleh limbah. Parasit juga dapat masuk melalui mulut ketika tangan di cuci dalam air yang terkontaminasi. Jika orang mengabaikan untuk mencuci dengan benar sebelum menyiapkan makanan, makanan dapat terkontaminasi. Buah-buahan dan sayuran bisa terkontaminasi jika dicuci dalam air tercemar atau ditanam di tanah yang telah dipupuk oleh limbah manusia. Untuk mikroorganisme penyebab disentri bakteri Shigella dan Campylobacter, merupakan penyebab penyakit disentri bacilliary yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Mereka menembus lapisan usus, menyebabkan pembengkakan, ulserasi, dan diare parah yang mengandung darah dan nanah. Kedua infeksi disebarkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi tinja dan air. Jika orang tinggal atau melakukan perjalanan di wilayah di mana kemiskinan atau kepadatan dapat mengganggu kebersihan dan sanitasi, mereka beresiko terkena bakteri invasif. Anak-anak (usia 1 sampai 4) hidup dalam kemiskinan yang paling mungkin untuk kontak Shigellosis, campylobakteriosis, atau salmonellosis. 2.4 Gejala Klinis

2.4.1 Disentri basiler


Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p. Shigella adalah basil non motil, gram negatif, famili enterobacteriaceae. Ada 4 spesies Shigella, yaitu S.dysentriae, S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe O

dariShigella. S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus. Shigella sp merupakan penyebab terbanyak dari diare invasif (disentri) dibandingkan dengan penyebab lainnya. Hal ini tergambar dari penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk. di Thailand pada tahun 1984.

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja. Panas tinggi (39,50 400 C), appear toxic. Muntah-muntah. Anoreksia. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

2.4.2 Disentri amoeba


Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica. E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal apatogen) di usus besar manusia. Apabila kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista. Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit patogen (berukuran > 10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen usus tanpa menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar bersama tinja. Sementara trofozoit patogen yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus (intraintestinal) maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala disentri. Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal dapat sampai 50 mm) dan mengandung

beberapa eritrosit di dalamnya. Hal ini dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit (haematophagous trophozoite). Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia. mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus. Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa. Bentuk kista hanya dijumpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung jawab terhadap terjadinya penularan penyakit dan dapat hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor standard di dalam sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air di sepanjang usus besar menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista.

Diare disertai darah dan lendir dalam tinja. Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (10x/hari) Sakit perut hebat (kolik) Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).

2.5 Patofisiologi dan Patogenesa a. Disentri basiler Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, diserta ieksudat inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear (PMN) dan darah. Kuman Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah, maka dapat melewati barrier asam lambung. Ditularkan secara oral melalui air,makanan, dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien. Setelah melewati lambung dan usus halus, kuman ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya. Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileumterminalis dapat juga terserang. Kelainan yang terberat biasanya di daerahsigmoid, sedang pada ilium hanya hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatalditemukan mukosa usus hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada selaput lendir lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan eksotoksin antara lain ShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik, sitotoksik,dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut merupakan salah satu faktor virulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel eptitel mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai warna hijau yang khas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang tebalnya sampai 1,5cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen usus mengecil. Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum. b. Disentri Amuba Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal di lumen usus besar dapat berubah menjadi patogen sehingga dapat menembus mukosa usus danmenimbulkan ulkus. Akan tetapi faktor yang menyebabkan perubahan ini sampaisaat ini belum diketahui secara pasti. Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien,sifat keganasan (virulensi) amoeba, maupun lingkungannya mempunyai peran.Amoeba yang ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase danlisozim yang dapat mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan

dinding usus.Bentuk ulkus amoeba sangat khas yaitu di lapisan mukosa berbentuk kecil, tetapidi lapisan submukosa dan muskularis melebar (menggaung). Akibatnya terjadiulkus di permukaan mukosa usus menonjol dan hanya terjadi reaksi radang yangminimal. Mukosa usus antara ulkusulkus tampak normal. Ulkus dapat terjadi disemua bagian usus besar, tetapi berdasarkan frekuensi dan urut-urutan tempatnya adalah sekum, kolon asenden, rektum, sigmoid, apendiks dan ileum terminalis. 2.6 Pencegahan Disentri amoeba Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting. Air minum sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air dipanaskan 50 0C selama 5 menit. Penting sekali adanya jamban keluarga, isolasi dan pengobatan carrier. Carrier dilarang bekerja sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan makanan. Sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk pencegahan. Pemberian kemoprofilaksis bagi wisatawan yang akan mengunjungi daerah endemis tidak dianjurkan. Disentri basiler Belum ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk Shigella. Penularan disentri basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih Dari program-program yang telah dibuat oleh pemerintah, terdapat cara-cara untuk mencegah terjadinya disentri. Salah satunya dengan melakukan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dari yang paling penting,yaitu mencuci tangan. Mencuci tangan sering dianggap sebagai hal biasa di masyarakat. Ada yang tidak mencuci tangan sebelum makan,ada yang mencuci tangan hanya sekedar dengan air. Padahal mencuci tangan merupakan pencegahan terjadinya penyakit yang paling penting. Cara mencuci tangan yang paling benar yaitu dengan cara memakai air bersih dan sabun atau antiseptik. Sabun dan antiseptik berguna untuk membersihkan kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci tangan hingga steril menggunakan sembilan langkah yang diterapkan dan dianjurkan oleh rumah sakit adalah cara mencuci tangan yang paling benar. Mencuci tangan dilakukan setelah buang air besar,sebelum memasak atau menjamah makanan,sebelum dan sesudah makan. Langkah selanjutnya yaitu menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan. Ini bertujuan agar makanan tidak berisi bakteri dan makanan menjadi makanan yang bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari,ada masyarakat yang kurang menjaga kebersihan. Sehingga tidak jarang di dalam rumah atau ruangan mereka banyak terdapat serangga atau

binatang lain yang dapat menimbulkan penyakit seperti lalat, kecoak, tikus, nyamuk, dan lainnya. Kebersihan alat-alat rumah tangga yang digunakan untuk membuat makanan juga harus diperhatikan. Kita juga harus melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi tinja. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan ada sinar matahari yang masuk ,karena bakteri dapat hidup di daerah yang lembab. Tinja dibuang secara saniter dan teratur. Dalam menjalankan langkah-langkah pencegahan, sebaiknya masyarakat saling bergotong-royong, sehingga setiap orang akan tahu bahaya dari penyakit ini. Dari pengetahuan tersebut akan tercipta masyarakat yang harmonis, memiliki perilaku sehat,dan pola hidup sehat teratur. Dalam bidang pelayanan kesehatan, sudah banyak diterapkan program-program untuk mencegah disentri.Masyarakat juga harus mencari informasi-informasi terkini terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan. Banyak juga klinik-klinik atau rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang professional dengan memperbanyak program sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat,sekolah-sekolah,di banjar,dan dimana saja. Jadi,dapat disimpulkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit berbahaya yang dapat dicegah. Memang sulit untuk mengobati penyakit disentri ini. Namun,dengan adanya kesadaran dari setiap individu,dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari sosialisasi, edukasi, pengalaman, kontak sosial, atau motivasi dari orang terdekat,niscaya penyakit ini setidaknya dapat dicegah. Bersama-sama semua orang bergotong-royong menerapkan pola hidup sehat, berolahraga, dan memakan makanan yang sehat dan teratur. Semua orang diharapkan dapat menjadi role mode bagi orang-orang yang belum tahu. Semuanya harus dimulai dari diri sendiri. Secara khusus sebagai berikut : Disentri tersebar karena kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan risiko terkena penyakit ini, jaga selalu kebiasaan hidup bersih dan sehat. Cuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum dan sesudah makan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain/anak. Bila Anda bepergian, jangan minum air setempat kecuali telah direbus selama paling sedikit 10 menit. Atau gunakan air kemasan atau minuman bersoda dari kaleng atau botol yang masih dalam kondisi bersegel. a. Jangan minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air keran b. Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum makan.

c. Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum dipasteurisasi. d. Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari kaleng benar disegel atau botol). 2.7 Penatalaksanaan

1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis. 2. Komponen terapi disentri, antara lain : a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit. b. Diet Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang masa sakit. c. Antibiotika Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian. Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari. Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan placebo10.

Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis. Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain. Terapi antiamubik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler. Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol 3050mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi. d. Sanitasi Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi. Prinsip utama pengobatan diare 1. 2. 3. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya/penyebabnya. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada gizi. Antibiotik/anti parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali : pada disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk shigella, Suspek kolera dengan dehidrasi berat, Diare persisten, bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E. histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri patogen ditemukan dalam kultur tinja. Terapi rehidrasi, Bertujuan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat. Terapi rehidrasi oral:

Cairan oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio glukosa vs natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit untuk pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus diberikan sekaligus dan larutan oralit yang tidak

digunakan dalam 24 jam harus dibuang. Bila diare terus berlangsung sedangkan oralit sudah habis harus memberikan cairan rumah tangga atau membawa kembali anaknya ke sarana kesehatan untuk pengobatan.

Cairan rumah tangga, Meskipun komposisinya tidak seberat oralit untuk mengobati dehidrasi, cairan larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin lebih praktis untuk rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini harus segera diberikan pada anak pada saat mulai diare dengan tujuan memberi lebih banyak cairan dari biasanya. Ada beberapa cairan yang tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare termasuk sari buah manis yang diperdagangkan, pencahar, stimulansia seperti kopi.

3. Makanan pada terapi diare ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan setiap 3-4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan sedikit sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan satu kali lebih banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan yang mengandung banyak gizi. 4. Obat anti diare Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal lactobacillus, streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin, prometasin. Semua obat di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun. WOC

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI 3.1. Identitas Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya . 3.2. BAB lebih dari 3 x Keluhan Utama

3.3. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Penyakit Sekarang BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis). 2. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 3. Riwayat Nutrisi AS Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan, 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Ada salah satu keluarga yang mengalami diare. 5. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal. 6. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan a. Pertumbuhan o Kenaikan BB karena umur 1 3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun. o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya. o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 16 buah o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring. b. Perkembangan o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud BAB 4

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN Disentri merupaka peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perutdan buang air besar encer yang bercampur lendir dan darah. Etiologi dari disentri ada 2, yaitu disenstri basiler yang disebabkan oleh Shigella,sp. Dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba hystolitica .Manifestasi klinis disentri basiler berupa diare berlendir, alkalis, tinja kecil-kecildan banyak, darah dan tenesmus serta bila tinja berbentuk dilapisi lendir. Manifestasi klinis disentri amuba berupa tinja biasanya besar, asam, berdarah dantenesmus jarang. Pencegahan penyakit disentri dapat dengan melakukan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dari yang paling penting yaitu mencuci tangan, menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan, melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi tinja. Tinja dibuang secara saniter dan teratur lembab. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan ada sinar matahari yang masuk,karena bakteri dapat hidup di daerah yang lembab. 4.2 SARAN Penulis mengharapkan bagi setiap orang untuk tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat baik dari hal yang kecil seperti rajin mencuci tangan sampai hal yang besar. Dan untuk pemerintah hendaknya senantiasa tetap memberikan pemahan tentang pola hidup sehat dan bersih kepada setiap warga Negara agar mereka terhindar dari berbagai penyakit serta perlunya pengawasan makanan dari pemerintah. Disentri basiler Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah istirahat,mencegah atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat diberikan antibiotika

DAFTAR PUSTAKA http://erikacandra.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-disentri.html

You might also like