You are on page 1of 8

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP JOB STRESS (Studi Kasus Pada Unit Layanan Pengadaan Barang

dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto)

Oleh : Sri Ratri Purwoningsih

MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki pada setiap bagian kerjanya dan bagaimana sumber daya manusia dikelola secara efektif dan efisien. Pengelolaan sumber daya manusia harus direncanakan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlukan kinerja yang baik pada setiap karyawan. Pengelolaan sumber daya manusia membuat karyawan yang ada dituntut untuk dapat memenuhi standar kerja yang ditetapkan dan memaksa karyawan untuk bekerja lebih keras lagi apabila standar kerja yang telah ditetapkan belum mampu dia kerjakan. Tuntutan pekerjaan ini bila dibiarkan terus menerus dan tidak ditanggulangi dapat mempengaruhi tingkat kinerja dan stres kerja karyawan. Stres kerja karyawan selain dipengaruhi oleh beban kerja yang diperoleh juga ditentukan oleh lingkungan kerja. Lingkungan kerja tempat karyawan tersebut bekerja juga dapat meningkatkan maupun mengurangi stres kerja karyawan. Dimana Lingkungan Kerja adalah kondisi-kondisi material dan psikologis yang ada dalam organisasi. Maka dari itu organisasi harus menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik (tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna, penerangan yang cukup maupun musik yang merdu), serta lingkungan non fisik (suasana kerja karyawan, kesejahteraan karyawan, hubungan antar sesama karyawan, hubungan antar karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah). Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung kenyamanan

pelaksanaan pekerjaan sehingga rasa nyaman dan semangat kerja meningkat sehingga stres kerja (job stress) berkurang. Namun sebaliknya lingkungan kerja yang kurang mendukung atau bahkan mengganggu dapat meningkatkan tingkat stres kerja (job stress) pada karyawan. Stres kerja yang meningkat bisa menyebabkan produktivitas kerja menurun, menurut Robbins (2005) beberapa gejala-gejala yang ditemui apabila tingkat stres kerja meningkat antara lain kebosanan dalam bekerja, menunda-nunda pekerjaan, ketegangan meningkat, ketidakpuasan pada pekerjaan. Dan apa bila dibiarkan bisa berkembang ke gejala perilaku seperti mengkonsumsi alkohol dan rokok, tingkat presensi menurun dan produktivitas kerja menurun. Bahkan bila stres kerja sudah tinggi bisa berpengaruh ke kesehatan beberapa hal yang ditemui antara lain sering sakit kepala, sakit perut, tekanan darah naik, detak jantung meningkat yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan jantung. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun di luar pekerjaan. Mengingat besarnya pengaruh stres pada karyawan terhadap kinerjanya, pengelolaan terhadap stres itu sendiri harus mendapatkan perhatian dan kesungguhan dari manajemen perusahaan agar tujuan organisasi bisa lebih mudah dicapai. Suatu organisasi apapun bentuknya, baik pemerintah maupun swasta, akan membutuhkan pimpinan yang akan membawa organisasi mencapai tujuannya. Pimpinan suatu organisasi sangat dibutuhkan, dengan demikian kepemimpinan seorang pemimpin di dalam suatu organisasi harus terwujud, sebab kepemimpinan adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya atau pengikutnya sehingga orang tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

Menurut Ayu dan Agus S. (2008) Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Diantara indikator-indikator penentu kepuasan kerja dan prestasi kerja, gaya kepemimpinan dipandang sebagai salah satu prediktor penting. Kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran tergantung pada manajer dan gaya kepemimpinannya. Gaya Kepemimpinan merupakan suatu model kepemimpinan dimana pemimpin memiliki kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok demi pencapaian tujuan. Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman sebagai salah satu unit kerja yang ada di Universitas Jenderal Soedirman yang bertugas untuk melayani pengadaan barang kebutuhan di seluruh Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto juga merupakan suatu organisasi atau unit kerja yang memiliki tugas pokok dan dituntuk untuk memenuhi standar kerja tertentu. Tuntutan produktivitas kerja yang baik diperlukan oleh Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa yang selanjutnya di sebut ULP karena dalam tugasnya ULP memerlukan ketelitian, kecermatan dan ketepatan baik dalam hal waktu maupun hasil kerja. Dengan kondisi dan tuntutan yang ada pada ULP maka akan berpengaruh terhadap stres kerja karyawannya. Perubahan kepemimpinan yang terjadi di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman pada tahun 2012 mengubah atmosfer kerja yang ada sebelumnya karena apabila ada pergantian pemimpin biasanya gaya kepemimpinannya akan berubah juga. Perubahan kepemimpinan akan menimbulkan perubahan langkah-langkah kebijakan dan keputusan yang diambil, pendistribusian beban kerja juga akan berbeda dengan pemimpin sebelumnya, sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap tingkat stres kerja karyawan. Pada

tahun 2012 yang lalu sebagian besar pelelangan yang dilakukan Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman terjadi pada pertengahan sampai akhir tahun hal ini akan berpengaruh pada menumpuknya pekerjaan pada pertengahan sampai akhir tahun yang mana akhirnya beban kerja tersebut meningkat. Hal ini dapat meningkatkan tingka stres kerja pada karyawan karena beban kerjanya menumpuk di akhir dan terbatas waktu pekerjaan sampai akhir tahun. Keluar masuknya karyawan, perubahan kepemimpinan serta perubahan sistem kerja akan mengubah lingkungan kerja yang sudah ada. Selain itu berbeda pemimpin juga akan beda pula gaya kepemimpinannya yang akhirnya kedua unsur tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan berdampak pada semakin meningkat atau menurunnya tingkat stres kerja. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap job stress (stres kerja) di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman. 1.2. Permasalahan Keluar masuknya karyawan, perubahan kepemimpinan serta perubahan sistem kerja akan mengubah lingkungan kerja yang sudah ada. Selain itu berbeda pemimpin juga akan beda pula gaya kepemimpinan dan cara memimpinnya. Perbedaan kepemimpinan akan menyebabkan perbedaan kebijakan, perbedaan pendistribusian kerja, perbedaan pertimbangan pengambilan keputusan yang mana bisa ditangkap dengan baik atau malah kurang baik oleh karyawan yang mana akhirnya hal-hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan berdampak pada semakin meningkat atau menurunnya tingkat stres kerja.

Dari uraian di atas dapat diindikasikan bahwa tingkat stres kerja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain faktor kepemimpinan dan lingkungan kerja. Dari uraian ini dapat dirumuskan pertanyaan untuk penelitian sebagai berikut : 1.2.1. Bagaimana pengaruh dari gaya kepemimpinan terhadap tingkat job stres pada Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ? 1.2.2. Bagaimana pengaruh dari lingkungan kerja terhadap tingkat job stres pada Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ? 1.3. Tujuan Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja ( job stress) dan bagaimana cara menanggulanginya 1.3.1. Mengetahui pengaruh dari gaya kepemimpinan terhadap tingkat job stres pada Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto 1.3.2. Mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja terhadap tingkat job stres pada Unit

Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat Ilmiah Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja (job stress) terutama yang dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan lingkungan kerja. Manfaat Praktis 1.4.1. Memberikan informasi mengenai hal-hal apa saja dalam gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi tingkat stres kerja.

1.4.2. Mengetahui gaya kepemimpinan dan lingkungan yang cocok untuk Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto sehingga bisa menekan tingkat stres kerja karyawan dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. 1.4.3. Sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam mengurangi tingkat stres kerja karyawan di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. 1.5. Pembatasan Masalah Dari uraian permasalahan diatas kajian yang dilakukan bisa menjadi sangat luas, untuk itu pembatasan masalah yang dilakukan yaitu : 1.5.1. Penelitian hanya dilakukan pada Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa agar kajian dan hasil yang diperoleh lebih mendalam. 1.5.2. Faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja yang dikaji hanya dari faktor kepemimpinan dan lingkungan kerja karena melihat fenomena perubahan pemimpin yang akan berubah juga gaya kepemimpinan dan cara kepemimpinannya sehingga sedikit banyak juga akan berpengaruh terhadap lingkungan kerja.

You might also like