Professional Documents
Culture Documents
KOLABORASI TB-HIV
MODUL G: MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN KOLABORASI TB-HIV DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI 2009
DAFTAR ISI:
I. A. B. PENDAHULUAN...................................................................................... 1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 2 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) .................................................... 2 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) ................................................... 2 MATERI PEMBELAJARAN ..................................................................... 2 Pengertian Umum Monitoring & Evaluasi................................................ 2 Pencatatan & Pelaporan Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di sarana pelayanan kesehatan .............................................................................. 3 1. Formulir Pencatatan Pelaporan ........................................................... 3 2. Mekanisme Pencatatan Pelaporan ...................................................... 4 C. Indikator Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di tingkat sarana pelayanan kesehatan ............................................................................................... 8 D. Indikator Hasil Pengobatan TB ....................Error! Bookmark not defined. E. Surveilans HIV di antara Pasien TB ...................................................... 24 1. Surveilans berdasarkan data rutin. .................................................... 24 2. Survei periodik (survei khusus). ........................................................ 25 3. Survei sentinel. .................................................................................. 25 A. B.
II.
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah selesai mempelajari materi peserta latih mampu melaksanakan monitoring & evaluasi kegiatan TB-HIV di tingkat sarana pelayanan kesehatan.
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Evaluasi adalah penilaian secara berkala dari kegiatan program dengan menggunakan data monitoring dan indikator lainnya yang tidak/belum tercakup pada sistem informasi rutin. Biasanya evaluasi ini dilakukan pada akhir periode kegiatan/program, misalnya setahun sekali. Bila perlu dapat juga dilakukan pada pertengahan periode (mid-term evaluation) . Dengan evaluasi dapat dinilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat berhasil dicapai; dan kalau belum berhasil dicapai apa penyebabnya. Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program ke depan. Untuk kepentingan sendiri, M&E biasanya dapat dilakukan sendiri oleh petugas TB atau petugas HIV. Tetapi pada keadaan tertentu, misalnya untuk penilaian atau kajian suatu program kolaborasi TB-HIV mungkin diperlukan bantuan ahli atau konsultan dari luar.
pencatatan program TB dan HIV yang sudah ada. 1. Formulir Pencatatan Pelaporan
Formulir yang dipergunakan dalam program TB dan HIV di tingkat sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, BP4, klinik dan dokter praktek swasta dll) adalah sebagai berikut:
Ikhtisar perawatan HIV & Terapi Antiretroviral (ART) Register Pra ART Register ART. Laporan Bulanan Perawatan HIV & ART. Formulir VCT (Formulir Dokumen VCT Klien, Formulir VCT Pra Testing HIV, Formulir VCT Pasca Testing HIV, dll)
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
1.2. Formulir TB
Daftar tersangka pasien (suspek) yang diperiksa dahak SPS (TB.06). Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak (TB.05). Register Laboratorium TB (TB.04). Kartu pengobatan pasien TB (TB.01). Kartu identitas pasien TB (TB.02). Register TB UPK (TB.03 UPK) Formulir rujukan/pindah pasien (TB.09). Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB pindahan (TB.10).
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Bila hasil test HIV positif maka pasien dirujuk ke klinik PDP (seperti mekanisme pada butir a) diatas) Bila hasil test HIV negatif maka pengobatan TB tetap dilakukan di unit DOTS dengan tetap memantau keadaan pasien TB yang memiliki risiko HIV. Setiap triwulan wasor TB kabupaten/kota meregister pasien TB pada Register TB Kabupaten/ Kota (TB 03).
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
di klinik PDP mempunyai fasilitas, lakukan pemeriksaan dahak BTA, Bila tidak, klien dirujuk ke unit DOTS untuk diagnosis TB. Bila klien tersebut didiagnosis TB, maka pengobatan TB dilakukan di klinik PDP (OAT berasal dari Unit DOTS) dan petugas PDP mencatat di kartu pengobatan pasien TB (TB 01). Setiap triwulan wasor TB kabupaten/kota meregister pasien TB-HIV pada Register TB Kabupaten/ Kota (TB 03).
Risiko HIV
Unit DOTS
Form - TB 01 - TB 02 - TB 03 UPK - TB 04 - TB 05 - TB 06
Form. Konsultasi
KTS
Form. Konsultasi
HIV neg
HIV pos
PDP
Form. Konsultasi
Suspek TB
Pasien TB
Pasien TB
Form TB Form HIV - TB 01 - Ikthisar perawatan HIV & ART - TB 02 - Register Pra ART - TB 03UPK - Register ART - TB 04 - Lap. Bulanan HIV & ART - TB 05 - Form. VCT - TB 06
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Unit DOTS Unit KTS Untuk klinik PDP yang melayani banyak pasien TB-HIV dapat menggunakan buku Register TB UPK (TB03-UPK) sendiri.
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
B. Penurunan beban TB pada ODHA 1) Proporsi ODHA yang mengunjungi klinik KTS dan PDP yang diskrining gejala dan tanda TB. 2) Proporsi pasien TB baru yang didiagnosis diantara ODHA (yang diskrining TB) 3) Proporsi sarana pelayanan kesehatan yang melaksanakan pengendalian infeksi TB (TB infection control). C. Penurunan beban HIV pada pasien TB 1) Proporsi pasien TB yang ditest HIV 2) Proporsi pasien TB yang ditest HIV dan hasil test HIV positif 3) Proporsi sarana pelayanan kesehatan DOTS yang menyediakan kondom secara gratis 4) Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang menerima PPK 5) Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang dirujuk ke PDP selama pengobatan TB 6) Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang mendapat ART selama pengobatan TB D. Indikator Hasil Pengobatan 1) Angka Konversi 2) Angka Kesembuhan 3) Angka Keberhasilan Pengobatan
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 2: Petunjuk Teknis Cara perhitungan, frekuensi perhitungan, penanggungjawab perhitungan dan kegunaan dari tiap indikator
Indikator B.1 Proporsi ODHA yang mengunjungi klinik KTS/ PDP yang diskrining gejala dan tanda TB
Numerator Jumlah ODHA yang mengunjungi klinik (KTS atau PDP) yang diskrining TB, dalam 1 kurun waktu (misalnya dari Januari s/d Maret 2008). Sumber data dihitung dari: Formulir VCT Ikhtisar Perawatan HIV dan Register ART TB 06 Contoh jumlah ODHA yang diskrining TB = 85 Jumlah ODHA yang mengunjungi klinik (KTS atau PDP) dalam kurun waktu yang sama (Januari s/d Maret 2008) Sumber data: Formulir VCT Ikhtisar Perawatan HIV dan Register ART Contoh jumlah seluruh ODHA = 100 Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 85 : 100 x 100% = 85% Setiap triwulan Petugas KTS dan petugas PDP (tiap klinik menghitung sendiri). Ini adalah indikator proses untuk mengukur kegiatan upaya menurunkan beban TB diantara ODHA (Setiap ODHA harus diskrining TB pada waktu didiagnosis dan pada kunjungan ulangan). Kegiatan ini perlu karena jika identifikasi suspek TB , penegakan diagnosis dan pengobatan segera dilakukan, maka dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup ODHA serta menurunkan penularan TB ke masyarakat. Indikator ini diharapkan mendekati 100%. Penilaian indikator ini perlu dilakukan secara bersama dengan indikator B.2 untuk memastikan bahwa setelah proses skrining diikuti dengan tindakan yang benar.
Denominator
10
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Indikator B.2. Proporsi pasien TB baru yang didiagnosis di antara ODHA (yang diskrining TB)
Numerator Jumlah pasien TB baru yang didiagnosis diantara ODHA yang diskrining TB di klinik (KTS atau PDP) dalam 1 kurun waktu tertentu (misalnya Januari s.d Maret 2008). Sumber data dihitung dari : Formulir VCT Ikhtisar Perawatan HIV dan Register ART TB 05 dan TB 04 Contoh pasien TB yang baru didiagnosis = 15 Jumlah ODHA yang diskrining TB di klinik (KTS atau PDP) dalam kurun waktu yang sama (misalnya dari Januari s/d Maret 2008). Sumber data dihitung dari : Formulir VCT Ikhtisar Perawatan HIV dan Register ART TB 06 (Jumlah ini sama seperti jumlah numerator dari indikator B.1.) Contoh jumlah ODHA yang diskrining TB = 85 Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 15 : 85 x 100% = 18% Setiap triwulan Petugas KTS dan petugas PDP (tiap klinik menghitung sendiri). Indikator ini memberikan informasi tentang output (luaran) dari kegiatan intensifikasi penemuan pasien TB diantara ODHA seperti yang telah dibicarakan pada indikator B.1. Disamping itu, indikator ini dapat menunjukkan kontribusi penemuan pasien TB melalui kegiatan kolaborasi TB-HIV. Indikator ini dapat diperinci lebih lanjut berdasarkan klasifikasi/tipe pasien TB, misalnya TB paru BTA positif, TB paru BTA negatif, TB ekstra paru, dll. Kalau diagnosis TB tidak dilakukan di klinik KTS/PDP maka diperlukan komunikasi yang baik dengan unit DOTS untuk menghitung indikator ini. Nilai indikator ini bisa berbeda antar daerah tergantung pada tingkat endemisitas TB dalam masyarakat dan kualitas layanan diagnosis TB.
Denominator
11
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Indikator B.3. Proporsi sarana pelayanan kesehatan yang melaksanakan pengendalian infeksi TB
Numerator Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai kebijakan tentang pengendalian infeksi TB.
Catatan: Setiap sarana pelayanan kesehatan yang dievaluasi dinilai dengan pertanyaan berikut: - apakah mempunyai aturan tertulis tentang pengendalian infeksi TB - apakah definisi suspek sesuai dengan pedoman nasional - apakah ada petunjuk jelas tentang segera identifikasi suspek TB - apakah ada petunjuk jelas tentang cara memisahkan suspek TB dari mereka yang berisiko tinggi terinfeksi TB sarana pelayanan kesehatan dapat dianggap mempunyai kebijakan pengendalian TB jika semua jawaban Ya.
Contoh: ada 10 sarana pelayanan kesehatan yang semua jawaban Ya Denominator Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang dievaluasi*
Catatan: *) Berikan juga informasi berapa jumlah seluruh sarana pelayanan kesehatan (berdasarkan tipe sarana pelayanan kesehatan) untuk gambaran berapa besar yang dievaluasi.
Contoh: jumlah sarana pelayanan kesehatan yang dievaluasi = 50 (catatan: jumlah seluruh sarana pelayanan kesehatan yang ada = 100). Rumus perhitungan indikator Frekuensi perhitungan Penanggungjawab Kegunaan dan penilaian Numerator dibagi denominator dikali 100% Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 10 : 50 x 100% = 20% Setahun sekali Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Kebijakan tertulis tentang pengendalian infeksi TB di suatu sarana pelayanan kesehatan merupakan langkah awal untuk pelaksanaan pengendalian infeksi TB di sarana pelayanan kesehatan tersebut. Perlu dipantau dan dianalisa apakah kebijakan pengendalian infeksi TB tersebut dilaksanakan dan ditaati.
12
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Catatan untuk KELOMPOK INDIKATOR C: Untuk mendapat informasi ini perlu kerjasama yang baik antara petugas TB dan petugas HIV dengan tetap memperhatikan kerahasian (confidentiality). Bila pada seorang pasien TB dilakukan test HIV, petugas TB harus mencatat pada kartu pengobatan TB (TB01) dan buku register TB (TB03).
Denominator
Jumlah seluruh pasien TB yang terdaftar pada kurun waktu yang sama. - TB01 - TB03 UPK Contoh: Jumlah seluruh pasien TB yang terdaftar dalam April s/d Juni 2007 ada sebanyak 20. Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 16 : 20 x 100% = 80% Setiap triwulan seperti perhitungan kohort hasil pengobatan TB (dilaporkan bersama dengan hasil pengobatan TB). Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas HIV (petugas KTS/PDP). Idealnya seluruh pasien TB di daerah dengan epidemi HIV yang meluas (generalized epidemi) ditest HIV. Indikator ini memberikan gambaran seberapa besar penerimaan (acceptability) dan jangkauan (accessibility) dari test HIV pada pasien TB. Faktor yang mempengaruhi seorang pasien TB bersedia menjalani test HIV antara lain pemahaman pasien tentang HIV, keadaan sosio-ekonomis pasien, jangkauan dari tempat test, biaya test, ketrampilan konseling dan antusias petugas, ketersediaan bahan test (reagens), dll. Jika nilai indikator ini tinggi, berarti sistem secara keseluruhan sudah berjalan baik; namun jika nilai indikator ini rendah, tidak dapat menjelaskan dimana letak permasalahannya.
13
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Indikator C.2 Proporsi pasien TB yang ditest HIV dan hasil test HIV positif
Numerator Jumlah pasien TB yang terdaftar dalam satu kurun waktu tertentu yang hasil test HIV positif selama masa pengobatan TB. Sumber data: - TB01 - TB03 UPK - Formulir VCT Contoh: Jumlah pasien TB (terdaftar pada April s/d Juni 2007) yang HIV positif = 2 Penting diperhatikan: Petugas TB mendapat Informasi hasil test HIV dari petugas KTS. Kerahasian informasi hasil test HIV ini harus dijamin. Jumlah pasien TB terdaftar pada satu kurun waktu tertentu yang ditest HIV selama masa pengobatan TB. Sumber data: - TB01 - TB03 UPK Contoh Jumlah pasien TB (terdaftar pada April s/d Juni 2007) yang ditest HIV selama pengobatan TB adalah 16 Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 2 : 16 x 100% = 12,5% Setiap triwulan seperti perhitungan kohort hasil pengobatan TB (dilaporkan bersama dengan hasil pengobatan TB). Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas HIV (petugas KTS/PDP). Untuk mengetahui prevalensi HIV di antara pasien TB yang dapat menggambarkan besarnya permasalahan HIV. Informasi ini penting untuk perencanaan (penyiapan sumber daya dan penyusunan rencana kegiatan yang strategis) serta pemantauan secara berkala efektivitas kegiatan intervensi untuk pencegahan HIV.
Denominator
14
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Indikator C.3. Proporsi sarana pelayanan kesehatan DOTS yang menyediakan kondom
Numerator Jumlah sarana pelayanan kesehatan DOTS yang menyediakan kondom gratis di suatu wilayah, misalnya dalam 1 kabupaten. Contoh: Jumlah sarana pelayanan kesehatan DOTS dalam kabupaten A pada tahun 2007 yang menyediakan kondom gratis = 15 sarana pelayanan kesehatan Jumlah seluruh sarana pelayanan kesehatan DOTS yang melaksanakan kolaborasi TB-HIV di suatu wilayah yang sama, misalnya dalam 1 kabupaten. Contoh: Jumlah seluruh sarana pelayanan kesehatan DOTS dalam kabupaten A pada tahun 2007 yang melaksanakan kolaborasi TB-HIV ada sebanyak 20 sarana pelayanan kesehatan Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 15 : 20 x 100% = 75%. Tahunan (data dikumpulkan pada waktu kunjungan supervisi petugas TB kabupaten/kota ke sarana pelayanan kesehatan) Petugas program TB di tingkat kabupaten/kota, propinsi dan pusat bekerjasama dengan petugas HIV/AIDS. Indikator ini untuk memonitor komitmen dan kemampuan program di tingkat layanan dalam mempromosikan pencegahan HIV diantara pasien TB. Indikator ini tentunya penting diukur untuk wilayah dengan prevalensi HIV tinggi. Rendahnya angka ini mengindikasikan kegagalan distribusi kondom baik secara lokal maupun nasional, atau kurangnya komitmen tingkat sarana pelayanan kesehatan untuk memaksimalkan kesempatan promosi pencegahan HIV. Namun, indikator ini belum dapat menjelaskan kenapa kondom tersebut tidak tersedia, perlu dicari informasi lain lebih lanjut. Dilain pihak, tingginya angka ini belumlah menggambarkan berapa banyak kondom yang didistribusikan serta kemampuan petugas TB untuk menganjurkan perilaku seks yang aman pada pasien TB didaerah dengan prevalensi HIV tinggi.
Denominator
15
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Indikator C.4 Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang menerima PPK
Numerator Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar selama suatu periode waktu tertentu, yang menerima (sedikitnya 1 dosis) pengobatan pencegahan dengan kotrimoksasol (PPK) selama pengobatan TB Sumber data: - TB01 - TB03 UPK - Ikhtisar perawatan HIV - Register pra ART dan ART Contoh: Jumlah pasien TB dengan HIV positif terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 yang menerima PPK adalah 23 pasien Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar pada periode waktu yang sama. Sumber data: - TB01 - TB03 UPK - Ikhtisar perawatan HIV - Register pra ART dan ART Contoh: Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 adalah 25 pasien. Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 23 : 25 x 100% = 92%. Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan. Indikator ini dihitung dan dilapor bersamaan dengan waktu pelaporan dari laporan triwulan TB-08 (Laporan hasil pengobatan TB). Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas HIV/AIDS Indikator ini untuk memonitor komitmen dan kemampuan program dalam pemberian pengobatan pencegahan dengan kotrimoksazol (PPK) kepada pasien TB yang terinfeksi HIV. Idealnya, angka ini harus 100%.
Denominator
16
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Indikator C.5. Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang dirujuk ke PDP selama pengobatan TB
Numerator Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar pada periode waktu tertentu, yang dirujuk ke layanan PDP selama pengobatan TB Sumber data: - TB01 - TB03 UPK - Ikhtisar perawatan HIV - Register pra ART Contoh: Jumlah pasien TB dengan HIV positif terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 yang dirujuk ke layanan PDP adalah 22 pasien Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar dalam periode waktu yang sama Sumber data: - TB01 - TB03 UPK - Ikhtisar perawatan HIV - Register pra ART Contoh: Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 adalah 25 pasien. Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 22 : 25 x 100% = 88%. Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan. Indikator ini dihitung dan dilapor bersamaan dengan waktu pelaporan dari laporan triwulan TB-08 (Laporan hasil pengobatan TB). Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas HIV/AIDS Indikator ini adalah indikator proses untuk mengukur komitmen dan kemampuan layanan TB untuk meyakinkan pasien TB dengan HIV positif yang mampu mengakses layanan perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) yang ada. Idealnya, angka ini harus 100%.
Denominator
17
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Indikator C.6 Proporsi Proporsi pasien TB dengan HIV positif yang mendapat ART selama pengobatan TB
Numerator Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar selama periode waktu tertentu yang menerima pengobatan ARV ( baru memulai atau melanjutkan pengobatan ARV selanjutnya) Sumber data: - TB01 - TB03 UPK - Ikhtisar perawatan HIV - Register ART Contoh: Jumlah pasien TB dengan HIV positif terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 yang menerima pengobatan ARV adalah 20 pasien Jumlah pasien TB dengan HIV positif yang terdaftar pada periode waktu yang sama. Sumber data: - TB01 - TB03 UPK - Ikhtisar perawatan HIV - Register ART Contoh: Jumlah seluruh pasien TB dengan HIV positif terdaftar dalam triwulan 2 thn 2007 adalah 25 pasien. Numerator dibagi denominator dikali 100%. Dari contoh tersebut diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 20 : 25 x 100% = 80%. Perhitungan indikator dilakukan setiap triwulan. Indikator ini dihitung dan dilapor bersamaan dengan waktu pelaporan dari laporan triwulan TB-08 (Laporan hasil pengobatan TB). Petugas TB di setiap tingkat bekerjasama dengan petugas HIV/AIDS Untuk mengukur komitmen dan kemampuan layanan TB untuk meyakinkan pasien TB dengan HIV positif agar dapat dengan mudah mengakses pengobatan ARV.
Denominator
18
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Denominator
Penanggungjawab
19
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Denominator
Frekuensi perhitungan
Penanggungjawab
20
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Denominator
Frekuensi perhitungan
Penanggungjawab
21
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
LATIHAN SOAL
1. Apa maksud (apa gunanya) kegiatan monitoring (pemantauan)? Jawab: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 2. Apa maksud (apa gunanya) kegiatan evaluasi? Jawab: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 3. Apa yang merupakan salah satu komponen penting dari M&E? Jawab: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 4. Yang dimaksud dengan: a. TB-01 adalah ......................................................................... b. TB-03 adalah ......................................................................... c. TB-05 adalah ......................................................................... d. TB-06 adalah ......................................................................... e. TB-09 adalah ......................................................................... 5. Bila seorang pasien TB yang mempunyai resiko tinggi untuk HIV dirujuk dari unit DOTS ke klinik KTS, ternyata hasil test HIV positif. Selanjutnya pasien dirujuk ke klinik PDP. Jelaskan bagaimana alur pencatatan dari pasien tersebut (dalam rangka kolaborasi TB-HIV).
22
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
Jawab: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 6. Jika anda bekerja di klinik KTS, indikator-indikator apa yang perlu anda pantau sehubungan dengan kolaborasi TB-HIV? Jawab: (hanya dijawab oleh peserta latih yang bertugas di klinik PDP) ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... SOAL BERIKUT HANYA DIKERJAKAN OLEH PESERTA LATIH YANG BERTUGAS DI KLINIK PDP. 7. Jika anda bekerja di klinik PDP, indikator-indikator apa yang perlu anda pantau sehubungan dengan kolaborasi TB-HIV? Jawab: (hanya dijawab oleh peserta latih yang bertugas di klinik PDP) ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 8. Jika penghitungan indikator hasil pengobatan TB pada suatu klinik PDP adalah sebagai berikut: a. angka kesembuhan 75% b. angka pengobatan lengkap 11% c. angka default 3% d. angka meninggal 5% e. angka gagal 3% f. angka pindah 3% g. Berikan penilaian anda atas hasil pengobatan yang dicapai klinik PDP tersebut, jelaskan penilaian anda tersebut. Jawab: (hanya dijawab oleh peserta latih yang bertugas di klinik PDP) ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... .......................................................................................................................................
23
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
24
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
3. Survei sentinel.
Merupakan surveilans HIV di antara pasien TB sebagai kelompok sentinel. Survei sentinel ini dilaksanakan pada tempat-tempat (sarana pelayanan kesehatan) tertentu yang terpilih karena dianggap dapat mewakili populasi yang lebih besar. Penting diperhatikan bahwa survei sentinel ini perlu dilakukan setiap tahun dengan mematuhi prinsip-prinsip sentinel, yaitu harus dilakukan pada tempat, waktu dan metode yang sama. Survei sentinel ini memerlukan biaya yang tidak terlalu mahal dan relatif mudah dilaksanakan. Hasil sentinel surveilans ini dapat digunakan untuk mengkalibrasi hasil surveilans berdasar data rutin. Disamping itu juga sangat berguna untuk melihat kecenderungan (trend) prevalensi HIV pada pasien TB. Pemilihan metode surveilans yang akan dilaksanakan disuatu daerah/wilayah tergantung pada tingkat epidemi HIV di daerah tersebut, situasi TB secara keseluruhan dan sumber daya (dana dan keahlian) yang tersedia. Tabel 1 di bawah ini menjelaskan bagaimana memilih metode surveilans HIV diantara pasien TB pada suatu daerah.
25
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
26
Modul G- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan
BUKU RUJUKAN:
1. Pedoman Nasional Kebijakan Kolaborasi TB-HIV, Departemen Kesehatan RI, Edisi Pertama, 2007 (dalam proses pencetakan). 2. Pedoman Manajemen Kolaborasi TB-HIV, Departemen Kesehatan RI, Edisi Pertama, 2008 (dalam proses pencetakan). 3. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Edisi 2 Cetakan 1, 2007. 4. Interim policy in collaborative TB-HIV activities, World Health Organization, 2004. 5. Guidelines for Implementing Collaborative TB and HIV Programmes Activities Stop TB Partnership Working Group on TB-HIV, World Health Organization, 2004. 6. A guide to monitoring and evaluation for collaborative TB/HIV activities, World Health Organization, Geneva, 2004. 7. Guidelines for HIV surveillance among tuberculosis patients, Second edition, World Health Organization, Geneva, 2004.
27