You are on page 1of 29

I. II. III.

Hari / Tanggal Judul Tujuan

: Jumat, 30 Maret 2012 : Mengukur Daya Hantar Listrik :1. Memahami proses hantaran listrik dalam larutan

(DHL) Dari Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit 2. Menentukan daya hantar listrik dari larutan elektrolit dan non elektrolit 3. Menentukan perbedaan dari suatu larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap daya hantar listriknya IV. Prinsip Dasar Daya hantar listrik (DHL) dapat diukur menggunakan elektroda konduktometer dengan larutan elektrolin dan non elektrolit. V. a. Teori Dasar Daya Hantar Listrik (DHL) Daya hantar listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi zat yang terion dalam air. DHL juga dipengaruhi oleh jenis ion, valensi, dan konsentrasi. Adanya CO2 dari udara yang terabsorpsi oleh air dapat menyebabkan bertambahnya harga DHL. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. DHL dapat dikatakan sebagai penetapan pendahuluan dalam pemeriksaan kualitas air. Dengan mengetahui besarnya DHL, secara garis besar jumlah mineral yang ada dalam air dapat diketahui. Jika DHL-nya tinggi, maka kadar mineralnya tinggi dan sebaliknya jika DHL-nya rendah, maka kadar mineral dalam air tersebut rendah pula. DHL dimana b. / konduktivitas diukur dengan alat conductivity-meter digital, satuan yang digunakan adalah mikros/cm.

Daya Hantar Listrik Suatu Larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Uatu larutan

terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ditandai lampu menyala pada alat uji elektrolit dan timbulnya gelembung gas pada salah satu atau kedua elektrodanya. Larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. b. -

Elektrolit kuat : Lampu menyala terang, dan pada permukaan elektroda terdapat Contoh : H2SO4, HCl, HNO3, HBr, HI, HClO4, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Elektrolit lemah : Lampu menyala redup/ tidak menyala dan pada permukaan Contoh : HF, HNO2, HCN, H2S, CH3COOH, NH3, Al(OH)3, Fe(OH)3, dsb Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak bebas.

banyak gelembung gas. Sr(OH)2, NaCl. KCl, Mg(NO3)2, dsb elektroda terdapat sedikit gelembung gas.

Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar. a. Senyawa ion : Terdiri atas ion, jika senyawa ion dilarutkan dalam air maka ion dapat bergerak bebas dan larutan dapat menghantarkan arus listrik. Padatan / kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik , tetapi lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik. b. Senyawa Kovalen Polar : Molekul senyawa kovalen polar dapat diuraikan oleh air membentuk ion. Elektrolit jenis ini meliputi asam dan basa, tetapi lelehan senyawa kovalen terdiri atas molekul netral, maka tidak ada lelehan senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik walaupun bersifat polar.

2)

Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Hal ini ditandai lampu tidak menyala pada alat uji elektrolit dan tidak terdapat gelembung gas pada permukaan elektrodanya. Contoh : larutan gula, larutan UREA, larutan alkohol dsb. c. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit

1) Dapat menghantarkan listrik 2) Terjadi proses ionisasi terurai menjadi ion-ion 3) Lampu dapat menyala terang atau redup dan ada gelembung gas Contoh: Garam dapur (NaCl) Cuka dapur (CH3COOH) Air accu (H2SO4) Garam magnesium (MgCl2)

1) Tidak dapat menghantarkan listrik 2) Tidak terjadi proses ionisasi

3) Lampu tidak menyala Contoh: Larutan gula (C12H22O11) Larutan urea (CO NH2)2 Larutan alkohol C2H5OH (etanol) Larutan glukosa (C6H12O6)

d.

Alat Konduktometer Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar

listrik suatu larutan.

VI. a. 1) 2) 3) 4) 5) 6) b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Alat

Data Pengamatan Gelas kimia 100 ml ( 2 buah ) Gelas kimia 50 ml ( 2 buah ) Labu ukur 100 ml ( 1 buah ) Corong tangkai pendek ( 1 buah ) Botol semprot Batang pengaduk Bahan Aquadest Air kolam Air kran Air Minum Larutan Gula 0,5 % Larutan NaCl 0,5 % Larutan ZnSO4 0,5 % Laruan CaCl2 0,5 % Alkohol

c. 1) 2) 3) 4) 5) d.

Cara Kerja Siapkan alat Lalu timbang : Masukan kedalam labu ukur 250 ml Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas Masukan kedalam labu ukur 250 ml Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas Masukan kedalam labu ukur 250 ml Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas Masukan kedalam labu ukur 250 ml Larutkan dengan aquadest sampai tanda batas Kemudian ukur masing-masing DHL beberapa larutan tersebut Siapkan dan nyalakan alat konduktometer Ambil masing-masing larutan tersebut Bilas elektroda dengan aquadest kedalam penampung Masukkan elektroda kedalam larutan secara bergantian Baca angka yang ditampilkan pada layar Konduktometer tersebut Angkat elektroda Kemudian bilasi kembali elektroda dengan aquadest Keringkan dengan tissue Lalu catat hasilnya Lakukan kembali pada larutan selanjutnya Buatlah grafik DHLnya Kemudian simpulkan hasil dari grafik tersebut Hasil Pengamatan Pengukuran Daya Hantar Listrik Sampel yang di uji Aquadest DHL 0,20

Gula ( Glukosa ) 0,5 % sebanyak 0,5 gram

NaCl 0,5 % sebanyak 0,5 gram

ZnSO4 0,5 % sebanyak 0,5 ram

CaCl2 0,5 % sebanyak 0,5 gram

dengan menggunakan alat Konduktometer

Air kolam Air kran Air minum Larutan Gula 0,5 % Larutan NaCl 0,5 % Larutan ZnSO4 0,5 % Larutan CaCl2 0,5 % Alkohol Grafik VII. 1) 2) 3) Reaksi Ion NaCl CaCl2 ZnSO4 Na+ Ca2+ + Zn4+ + + Cl2ClSO-

0,16 0,15 0,00 0,21 10,71 3,26 5,68 0,00

VIII.

Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa, Daya hantar listrik larutan

elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit lemah. Dan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non-elektrolit. Sehingga semakin banyak jumlah dan jenis elektrolinya akan semakin besar Daya hantar listriknya.

IX.

Pembahasan

1) Kenapa Alkohol DHLnya 0,00? Jawab : Karena alkohol merupakan larutan non elektrolit, yaitu larutan yang tidak menghantrkan arus listrik. Larutan ini terbentuk dari senyawa-senyawa yang tidak terionisasi ketika larut di dalam larutan. Zat non elektrolit dalam larutan, tidak terurai menjadi ion-ion tetapi tetap berupa molekul.

2) Kenapa Aquadest lebih besar dari air kolam? Jawab : Karena aquadest bukan merupakan air murni, tetapi air dari hasil destilasi atau penyulingan. Sehingga konsentrasi di dalam larutannya lebih besar dibanding dengan air kolam. Air sebenarnya tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi daya hantar larutan tersebut disebabkan oleh zat terlarutnya. 3) Kenapa Aquadest dengan gula berbeda? Harusnya sama! Larutan gula lebih besar daya hantar listriknya, karena larutan gula memiliki konsentrasi yang lebih besar di dalamnya. Yaitu lebih banyak zat terlarutnya dibandingkan dengan aquadest. Sehingga daya hantar listrik aquadest lebih kecil dan tidak sama dengan larutan gula.

DAYA HANTAR LISTRIK


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II I. JUDUL DAYA HANTAR LISTRIK II. TUJUAN 1. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap konduktivitas. 2. Mempelajari pengaruh interaksi listrik antar ion. III. DASAR TEORI Apabila di dalam larutan elektrolit diberikan 2 batang elektroda inert dan diberikan tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak kea rah elektroda positif (anoda) dan sebaliknya kation-kation akan bergerak ke arah elektroda negative (katoda). Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi pada transport molekul gas. Perbedaan yang nyata dari fenomena transport yang terjadi dalam molekul gas adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut. Gerakan rata-rata ion dapat dipelajari secara sederhana. Namun pengaruh dari pelarut dan interaksi listrik antar ion merupakan fenomena kompleks yang masih perlu dipelajari lebih lanjut. Hingga sekarang fenomena ini masih merupakan topic riset yang menarik.

Konduktansi dan Konduktivitas DHL atau konduktansi adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktansi merupakan kebalikan dari hambatan listrik atau tahanan (R), dimana makin rendah tahanan larutan, maka makin besar konduktansinya. Tahanan sampel bertambah dengan pertambahan panjang (L) dan berkurang dengan penambahan luas penampang lintang (A) dapat dituliskan : Dimana konstanta perbandingan disebut hambatan jenis (resitivitas). Satuan hambatan

(tahanan) dinyatakan dalam ohm (). Kebalikan dari resitivitas adalah konduktivitas (k) sehingga dapat dituliskan : atau

Satuan daya hantar listrik dikenal dengan mho atau ohm-1 (-1). Tetapi secara resmi, satuan daya hantar listrik yang digunakan adalah Siemens, dengan symbol s, dimana 1s = 1 -1 , sehingga satuan konduktivitas (k) adalah sm-1 (atau scm-1). Menghitung konduktivitas secara langsung dari tahanan suatu sample dan dimensi sel L dan A adalah tidak dapat diandalkan karena distribusi arus sangat rumit. Dalam kenyataannya, sel dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan yang telah diketahui

konduktivitasnya (K*). Dimana larutan yang biasa digunakan adalah larutan kalium klorida dalam air. Adapun konstanta sel (C) ditentukan dari Dengan R* merupakan tahanan standard an dimensi C adalah (panjang) -1. Bila sampel mempunyai tahanan R dalam sel yang sama, maka konduktivitasnya adalah Konduktivitas Molar (m) Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas suatu larutan. Oleh karena itu, ukuran konduktivitas sendiri tidak dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Untuk itu digunakan ukuran yang lebih spesifik, yaitu konduktivitas molar suatu larutan apabila konsentrasi suatu larutan sebesar 1 molar. Secara matematis dinyatakan : dinyatakan dalan scm2.mol-1 . Kadang-kadang juga digunakan konduktivitas ekuivalen, yaitu dengan mempertimbangkan muatan yang dibawa oleh suatu ion dalam larutan, sehingga konduktivitas ekuivalen adalah konduktivitas molar per muatan. Menurut teori tersebut semestinya besarnya konduktivitas molar tidak dipengaruhi oleh konsentrasi larutan namun kenyataannya konduktivitas molar tidak berbanding lurus dengan konsentrasi. Tentu saja keadaan (kondisi gaya yang diterima masingm

Dimana C adalah konsentrasi molar elektrolit yang ditambahkan. Konduktivitas molar biasanya

masing ion) dalam konsentrasi 1 molar berbeda dengan konsentrasi yang lebih kecil maupun yang lebih besar lagi. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan konduktivitas molar. Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar pada konsentrasi, menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit. Sifat umum elektrolit kuat adalah bila konduktivitas molarnya hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya konsentrasi. Sedangkan sifat umum elektrolit lemah adalah bila konduktivitas molarnya normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun dengan tajam hingga nilai rendah saat konsentrasi bertambah. Namun penggolongan ini bergantung juga pada zat terlarut maupun pelarut yang digunakan, dimana sebagai contohnya adalah lithium klorida yang merupakan elektrolit kuat dalam air tetapi di dalam propanon merupakan elektrolit lemah. IV. DATA PENGAMATAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Larutan KCl 0,1 M NaCl 0,1 M CH3COOH 0,1 M NaOH 0,1 M CaCL2 0,1 M KOH 0,1 M HCL 0,1 M 0,1 M 196,7 177,2 175,1 170,3 172,9 170,0 178,0 Daya Hantar Listrik 0,05 M 0,025 M 199,7 192,5 173,8 157,9 155,5 145,6 160,4 129,4 159,4 158,0 146,2 143,3 141,5 124,4 0,0125 M 182,6 155,9 125,3 126,5 144 110,2 107,0

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK PADA LARUTAN


I. Tujuan Praktikum

- Siswa dapat mengamati gejala - gejala hantaran litrik melalui larutan. - Siswa dapat membedakan larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. - Siswa dapat membedakan larutan yang termasuk elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

II. 1.

Dasar Teori Ikatan Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat.

Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen dan ikatan ion dianggap sebagai ikatan "kuat", sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap sebagai ikatan "lemah". Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" yang paling kuat dapat lebih kuat daripada ikatan "kuat" yang paling lemah. Ikatan ion Ikatan ion atau ikatan elektrokovalen adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan. Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na ), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl ). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik untuk membentuk natrium klorida.
+

1.1.1 Pembentukan Ikatan Ion


Telah diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium klorida terjadi karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam dengan reaktivitas tinggi karena mudah melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion negatif. Adanya ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk natrium klorida. Ikatan ion hanya dapat tebentuk apabila unsur-unsur yang bereaksi mempunyai perbedaan daya yang tarik electron besar (keeelektronegatifan) ini memungkinkan cukup besar. terjadinya Perbedaan keelektronegati-fan elektron.

serah-terima

Senyawa biner logam alkali dengan golongan halogen semuanya bersifat ionik. Senyawa logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk beberapa senyawa yang terbentuk dari berilium.

1.1.2 Susunan Senyawa Ion


Aturan oktet menjelaskan bahwa dalam pembentukan natrium klorida, natrium akan melepas satu elektron sedangkan klorin akan menangkap satu elektron. Sehingga terlihat bahwa satu atom klorin membutuhkan
+

satu

atom
+ -

natrium.

Dalam

struktur

senyawa

ion
-

natrium klorida, ion positif natrium (Na ) tidak hanya berikatan dengan satu ion negatif klorin (Cl ) tetapi satu ion Na dikelilingi oleh 6 ion Cl demikian juga sebaliknya. Struktur tiga dimensi natrium klorida dapat digunakan untuk menjelaskan susunan senyawa ion. Ikatan Kovalen Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-atom ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan kovalen. Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-atom yang membentuk ikatan kimia. Atom yang memiliki nilai elektronegativitasnya sama atau mirip, jika berinteraksi akan terjadi pemakaian electron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Pada umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam.

Hampir semua senyawa kovalen terbentuk dari atom-atom non-logam. Dua atom nonlogam saling menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron yang dijadikan milik bersama. Senyawa yang berikatan kovalen juga disebut senyawa kovalen. Pengukuran dilaboratorium menunjukkan bahwa pada umumnya ikatan yang nyata tidak sepenuhnya kovalen tetapi memiliki campuran sifat ionic dan kovalen. Ikatan yang dicirikan oleh perpindahan muatan secara parsial disebut kovalen polar. Pada umumnya semakin besar perbedaan kelektronegarifan maka semakin polar senyawanya. 1.2.1 Ikatan Kovalen Polar Jika dua atom non logam berbeda kelektronegatifannya berikatan, maka pasangan electron ikatan akan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan Cl relatif menjadi elektronegatif. Gambar senyawa HCl dapat diklik disini Pada umumnya jika ikatan kovalennya polar dan bentuk molekul asimetris maka senyawanya polar. Contoh: HCl. HBr, NH3, H2O, PCl3, CH3COOH, C2H5OH 1.2.2 Ikatan Kovalen Non Polar Ikatan kovalen non polar memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. b. c. bentuk molekul yang terjadi simetris beda keelektronegatifan antaratom yang berikatan sangat kecil dan mendekati nol tidak terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom pusat. contoh molekul yang berikatan kovalen murni dan bersifat nonpolar adalah CH4. CO2, BeCl3, BeCl4, C2H6 Pada umumnya bila suatu unsure non logam bersenyawa dengan unsure logam lain, masingmasing atom akan menyumbangkan electron untuk digunakan bersama membentuk ikatan kovalen. Pada dasarnya untuk menggambarkan ikatan kovalen polar maupun non polar yaitu dengan menggunakan struktur lewis. Struktur lewis adalah lambing atom yang dikelilingi sejumlah electron valensi yang akan disumbangkan dari setiap atom yang akan berikatan, electron yang akan disumbangkan adalah electron yang belum berpasangan. 2. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Larutan Elektrolit Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan

senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit. 2.1.1Larutan Elektrolit Kuat Lrutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna menjadi ion-ion ehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka NaCl akan terurai sempurna menjadi ion Na dan Cl . Perhatikan reaksi berikut. 2.1.2 Larutan Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik). Larutan Non Elektrolit larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
Persamaan dan Perbedaan Elektrolit Kuat Terionisasi sempurna Menghantarkan arus listrik Lampu menyala terang Terdapat gelembung gas Elektrolit Lemah Terionisasi sebagian Menghantarkan arus listrik Lampu menyala redup Terdapat
+ -

No 1 2 3 4

gelembung gas

3. Ionisasi Ionisasi adalah proses fisika dari pengubahan atom atau molekul menjadi sebuah ion dengan menambahkan atau menyingkirkan partikel bermuatan seperti elektron. Proses ionisasi berlangsung secara berbeda bergantung pada produk yang akan dihasilkannya, ion yang bermuatan positif atau ion yang bermuatan negatif. Ion yang bermuatan positif dihasilkan ketika sebuah elektron yang terikat pada atom (atau molekul) menyerap cukup energi untuk lepas dari potensi listrik yang mengikatnya. Energi ini menyebabkan elektron terlepas dari ikatan atom dan menjadi elektron bebas. Energi yang dibutuhkan untuk proses ini disebut energi ionisasi atau potensial ionisasi. Ion bermuatan negatif dihasilkan ketika elektron bebas bertumbukan dengan atom. Kemudian, elektron ini terperangkap dalam lapisan potensial listrik atom tertentu dan melepas kelebihan energi akibat proses tumbukan.

Secara umum, ionisasi dapat dibagi menjadi dua tipe: ionisasi sekuensial dan ionisasi nonsekuensial. Ionisasi sekuensial pada dasarnya mendeskripsikan bahwa bilangan muatan ion hanya didapatkan dari bilangan muatan terdekatnya saja sebanyak satu bilangan. Seperti contoh, ion bermuatan +2 hanya bisa didapatkan dari ion bermuatan +1 atau +3 saja. 3.1 Energi Ionisasi Seperti telah dibahas, energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari kulit paling luar suatu atom. Kemudian, ternyata ada tingkatan-tingkatan dalam energi ionisasi. Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar (elektron yang paling mudah dilepaskan) dari atom dalam wujud gas untuk menghasilkan ion gas yang bermuatan 1+. Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ/mol (kilojoule per mol). Nilainya bervariasi dari 381 kJ/mol (yang sangat rendah) hingga 2370 kJ/mol (yang sangat tinggi). Semua unsur mempunyai energi ionisasi pertama. Helium (E.I pertama = 2370 kJ/mol) secara alami tidak dapat membentuk ion positif karena energi ionisasinya sangat besar. Energi ionisasi kedua adalah energi yang dibutuhkan untuk melepas satu lagi elektron terluar dari atom dalam wujud gas setelah elektron pertama berhasil dilepaskan untuk membentuk ion gas yang bermuatan 2+. Energi ionisasi kedua suatu unsur biasanya selalu lebih besar daripada ionisasi pertamanya. 3.2 Faktor yang Mempengaruhi Energi Ionisasi Energi ionisasi menunjukkan seberapa besar energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron dari tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan inti terhadap elektron sangat kuat. Sehingga semakin kuat tarikan inti, energi ionisasinya akan semakin tinggi. Besarnya tarikan inti dipengaruhi oleh: 3.2.1 Muatan inti, semakin banyak proton dalam inti maka muatan intinya akan semakin positif sehingga tarikan inti terhadap elektron semakin kuat. 3.2.2 Jarak elektron dari inti. Tarikan inti terhadap elektron berbanding terbalik dengan jaraknya. Elektron yang lebih dekat dengan inti akan ditarik lebih kuat dibandingkan dengan elektron yang berada pada lapisan terluar atom. III. Alat dan Bahan 1. Alat Power suply Kabel Gelas kimia Kit uji elektrolit

2. Bahan Larutan garam dapur (NaCl) secukupnya Larutan asam cuka (CH3COOH) secukupnya Larutan asam klorida (HCl) secukupnya

Larutan natrium hidroksida (NaOH) secukupnya Larutan gula (C12H22O11) secukupnya Air sumur / karena (H2O) secukupnya Larutan Amonia / NH3 secukupnya Larutan asam sulfat (H2SO4) secukupnya Alkohol secukupnya

IV. Prosedur Percobaan 1. Bersihkan semua peralatan yang akan digunkan dan keringkan 2. Masukkan larutan garam dapur NaCl secukupny ke dalam gelas kimia yang kering dan bersih. 3. Ujilah daya hantar listriknya dengan menggunakan rangkaian alat penguji elektrolit dengan cara mencelupkan elektroda kedalam larutan. 4. Amati perubahan yang terjadi dan apakah lampu menyala catat dalam tabel pengamatan. 5. Bersihkan dulu elektroda dengan air dan keringkan. 6. Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain yang tersedia. V. Tabel Pengamatan
Nyala Lampu No Larutan (Terang, redup, tdak menyala) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Larutan garam dapur (NaCl) Larutan asam cuka (CH3COOH) Larutan asam klorida (HCl) Larutan natrium hidroksida (NaOH) Larutan gula (C12H22O11) Air sumur / karena (H2O) Larutan Amonia / NH3 Larutan asam sulfat (H2SO4) Alkohol Terang Tidak Menyala Terang Terang Tidak Menyala Tidak Menyala Tidak Menyala Terang Tidak Menyala Gelembung Udara (Ada/tidak, banyak/sedikit) Ada dan Banyak Ada dan Sedikit Ada dan Banyak Ada dan Banyak Tidak Ada Ada dan Sedikit Ada dan Sedikit Ada dan Banyak Tidak Ada

VI. Analisa Berdasarkan praktikum yang kami lakukan untuk menguji daya hantar listrik pada larutan. Kami mendapatkan data yang dapat kita lihat di Tabel Pengamatan. Berikut merupakan penjelasan dari data tersebut : 1. Larutan garam dapur (NaCl)
+

Larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion Na
-

dan Cl (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat. 2. Larutan asam cuka (CH3COOH)

Larutan CH3COOH dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul CH 3COOH dapat terurai menjadi ion H dan CH3COO (terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak menyala. Sehingga larutan NaCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah. 3. Larutan asam klorida (HCl) Larutan HCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl dapat terurai menjadi ion H
+ + -

dan Cl (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang. Sehingga larutan HCl dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.

4.

Larutan natrium hidroksida (NaOH) Larutan NaOH dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaOH dapat terurai menjadi ion Na dan OH (terionisasi secara sempurna). Akibatnya gelombang udara sangat banyak dan nyala lampu cukup terang. Sehingga larutan NaOH dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.
+ -

5. 6.

Larutan gula (C12H22O11) Air sumur (H2O) Larutan H2O dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul H 2O dapat terurai menjadi ion H2
+2

dan O (terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak menyala.

2-

Sehingga larutan H2O dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah. 7. Larutan amonia (NH3) Larutan NH3 dapat menghantarkan arus listrik karena sebagian molekul NH3 dapat terurai menjadi ion H2
+2

dan O (terionisasi tidak sempurna). Akibatnya gelombang udara sedikit dan lampu tidak menyala.

2-

Sehingga larutan NH3 dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah. VII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, maka kami menyimpulkan sebagai berikut. 1. Larutan yang dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit adalah larutan yang apabila kita aliri dengan arus listrik maka larutan tersebut dapat menyalakan bohlam dan/atau terjadi gelembung udara pada larutan. 2. Larutan yang digolongkan sebagai larutan non elektrolit apabila larutan yang dialiri listrik tidak menyebabkan lampu menyala dan tdak memilki gelembung udara. 3. Larutan elektrolit dibedakan lagi menjadi 2 berdasarkan terang atau redup nyala lampunya dan berdasarkan banyak atau sedikitnya gelembung udaranya. Larutan yang memiliki nyala lampu terang dan bergelembung uadara banyak dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat sedangkan yang memiliki nyala redup atau tidak menyala dan bergelembung udara sedikit saat dialiri listrik digolongkan sebagai larutan elektrolit lemah.
VIII. Pertanyaan 1.Gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan? Jawab :

Yang menandai terjadinya hantaran melalui larutan pada praktik ini adalah menyalanya lampu dan adanya gelembung udara yang dihasilkan oleh larutan.

2. Kelompokkan bahan-bahan yang diuji ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit!

Jawab :

No 1 2

Larutan Elektrolit Larutan garam dapur (NaCl) Larutan asam cuka (CH3COOH) Larutan asam klorida (HCl)

No 1 2

Larutan Non Elektrolit Larutan gula (C12H22O11) Alkohol

3 4

Larutan natrium hidroksida (NaOH) Air sumur / karena (H2O) Larutan Amonia / NH3

5 6 7

Larutan asam sulfat (H2SO4)

3. Kelompokkan bahan-bahan yang diuji ke dalam elektrolit kuat (lampu menyala) dan elektrolit lemah (lampu tidak menyala)!

Jawab :

No 1 2 3 4

Larutan Elektrolit Kuat Larutan garam dapur (NaCl) Larutan asam klorida (HCl) Larutan natrium hidroksida (NaOH) Larutan asam sulfat (H2SO4)

No 1 2 3

Larutan Elektrolit Lemah Larutan asam cuka (CH3COOH) Air sumur / karena (H2O) Larutan Amonia / NH3

4. Di antara larutan elektrolit itu, larutan manakah yg zat terlarutnya tergolong : a. Senyawa ion b. Senyawa kovalen

Jawab :

No 1

Senyawa Ion Larutan garam dapur (NaCl)

No 1

Senyawa Kovalen Larutan asam klorida (HCl)

Larutan natrium hidroksida (NaOH)

2 3

Larutan asam sulfat (H2SO4) Larutan asam cuka (CH3COOH) Air sumur / karena (H2O)

4 5

Larutan Amonia / NH3

5. Apakah penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik?

Jawab : Karena telah terjadi reaksi ionisasi pada larutan elektrolit, yaitu pembentukan ion + dan ion dari suatu zat elektrolit dalam air. Sehingga larutan elektrolit tersebut dapat menghantarkan arus listrik.

6. Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan : a. NaCl b. CH3COOH c. HCi d. NaOH e. H2SO4

Jawab :

No 1

Larutan Larutan garam dapur (NaCl) Larutan asam cuka (CH3COOH) NaCl(aq) CH3COOH(aq) HCl(aq) NaOH(aq) H2SO4(aq)

Reaksi Ionisasi
+ Na (aq) +

Cl (aq) + CH3COO
(aq)

H
+ H (aq)

+ (aq)

Larutan asam klorida (HCl) Larutan natrium hidroksida

+ Cl

(aq)

3 4

(NaOH) Larutan asam sulfat (H2SO4)

Na

+ (aq)

+ OH

(aq) 2(aq)

2+ H2 (aq)

+ SO4

TUJUAN Menguji daya hantar listrik berbagai larutan dalam air.

B. DASAR TEORI Ditinjau dari kemampuannya menghantarkan arus listrik, larutan digolongkan menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik.

Larutan non elektrolit adlah zat yang dlam larutanya tidak terionisasi atau zat yang dalam larutanya tidak mempunyai kemampuan menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik Karena molekul-molekul zat terlarut teruari menjadi ion-ion positif dan ion-ion negative. Dlam menghantarkan arus listrik kekuatan elektrolit berbeda-beda. Elektrolit dibedakn menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat merupakan elektrolit yang dalam larutanya dapat menghasilkan ion. Contoh : H2SO4, HCI, NaOH, dll. Elektrolit lemah merupakan elektrolit yang dalam larutannya sedikit menghasilkan ion, sehingga daya hantar listriknya kurang baik. Contoh: HCN, NH4OH, CH3COOH. C. ALAT DAN BAHAN Gelas kimia 100 ml, 11 buah Rangkaian alat penguji elektrolit 1 buah Baterai besar 4 buah Ember, kain lap dan tissue Batang karbon 2 buah Percis Air suling (aqua) 2 botol besar Larutan gula Larutan cuka Garam kasar Air jeruk asam Larutan alkohol Larutan urea Larutan aki Air laut

D. CARA KERJA

1. Susunlah alat penguji elektrolit 2. Isilah gelas kimia sebagai berikut: Gelas kimia 1 dengan air suling Gelas kimia 2 dengan larutan gula Gelas kimia 3 dengan larutan cuka Gelas kimia 4 dengan larutan garam Gelas kimia 5 dengan larutan aki Gelas kimia 6 dengan larutan alcohol Gelas kimia 7 dengan larutan urea Gelas kimia 8 dengan air jeruk Gelas kimia 9 dengan air hujan Gelas kimia 10 dengan air laut

3. Ujilah masing-masing larutan pada cara kerja 2 dengan mencelupkan kedua elektroda dan amatilah dengan baik! Apa yang terjadi pada lampu dan kedua elektroda?. 4. Bersihkan elektroda dengan menyemprotkan air dan keringkan dengan kertas tissue setiap mengganti larutan.

E. HASIL PENGAMATAN

NO

BAHAN

LAMPU MENYALA/ TIDAK Tidak Tidak Redup Ada

GELEMBUNG GAS ADA / TIDAK ADA Tidak Tidak Ada Ada

1. 2. 3. 4.

Air suling Larutan gula Larutan asam cuka Larutan garam

5. 6. 7. 8. 9. 10.

Larutan urea Larutan aki Larutan alkohol Air jeruk Air hujan Air laut

Tidak Ada Tidak Redup Redup Ada

Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada

F. PERTANYAAN 1. Isilah rumus kimia zat dan tandailah dengan tanda () sesuai dengan hasil pengamatan!.

NO

NAMA ZAT

RUMUS ZAT

ELEKTROLIT

NON ELEKTROLIT

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Air suling Larutan gula Larutan asam cuka Larutan garam Larutan urea Larutan aki Larutan alkohol Air jeruk Air hujan Air laut

H2O C6H12O6 CH3COOH NaCI CO(NH2)2 H2SO4 C2H5OH C5H7COOHC5H H2O H2O (lemah) (lemah) (kuat) (kuat) (lemah) (kuat)

2. Zat manakah yang merupakan elektrolit kuat dan manakah yang merupakan elektrolit lemah? Sebutkan!

1) Elektrolit kuat Larutan aki (H2SO4) Larutan garam (NaCI) Air laut (H2O)

2) Elektrolit lemah Larutan cuka (CH3COOH) Air jeruk (C5H7COOHC5H) Air hujan (H2O)

3. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik? Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena molekul-molekul zat terlarut terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negatif. 4. Diantara larutan elektrolit diatas manakah yang zat terlarutnya berasal dari senyawa ion dan senyawa kovalen?

1. Senyawa ion Larutan asam cuka (CH3COOH) Larutan garam (NaCI) Larutan aki (H2SO4) Air jeruk (C5H7COOHC5H) Air laut 2. Senyawa kovalen Air suling (H2O) Air hujan (H2O) Larutan gula (C6H12O6) Larutan urea CO(NH2)2 larutan alkohol (C2H5OH)

5. tuliskan reaksi ionisasi dari zat-zat berikut:

a. HaCI b. NH4OH

Na+ + CINH4+ + OH-

c. H3COOH d. HCI e. NaOH f. H2SO4

CH3COO- + H+ H+ + CINa+ + OH2H+ + SO42-

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari laporan tesebut ialah : Ditinjau dari kemampuannya menghantarkan arus listrik, larutan digolongkan menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adlah zat yang dlam larutanya tidak terionisasi atau zat yang dalam larutanya tidak mempunyai kemampuan menghantarkan arus listrik. Dlam menghantarkan arus listrik kekuatan elektrolit berbeda-beda. Elektrolit dibedakn menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat merupakan elektrolit yang dalam larutanya dapat menghasilkan ion. Contoh : H2SO4, HCI, NaOH, dll. Elektrolit lemah merupakan elektrolit yang dalam larutannya sedikit menghasilkan ion, sehingga daya hantar listriknya kurang baik. Contoh: HCN, NH4OH, CH3COOH.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Uji Daya Hantar Listrik Larutan

Tanggal Tujuan

: 28 Januari 2010 : Menguji daya hantar listrik beberapa larutan serta Mengamati gejala berlangsungnya hantaran arus

Listrik Teori Dasar :

Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu: 1.batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai) 2.seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai) 3.pasta sebagai elektrolit (penghantar) Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder. Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator disini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari karet atau plastik, sedangkan konduktornya terbuat dari serabut tembaga ataupun tembaga pejal. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN. Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam Volt, besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan Watt, yang merupakan perkalian dari Ampere x Volt = Watt. Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik dapat menyalurkan daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt.

Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media nonlogam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael Faraday dari bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara).

Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda, kata-kata yang juga diciptakan oleh Faraday. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya. Jenis elektroda Elektroda untuk kegunaan medis, seperti EEG, EKG, ECT, defibrilator Elektroda untuk teknik elektrofisiologi dalam riset biokedokteran Elektroda untuk eksekusi oleh kursi listrik Elektroda untuk proses lapis listrik atau penyepuhan Elektroda untuk pengelasan busur listrik Elektroda untuk proteksi katodik Elektroda inert untuk hidrolisis (misalnya yang terbuat dari platinum) Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu" dapat juga berarti bola lampu. Lihat pencahayaan untuk pembahasan lebih lanjut. arutan adalah campuran yang bersifat homogen atau serbasama. Jika Anda melarutkan 2 sendok makan gula putih (pasir) ke dalam segelas air, maka Anda telah mendapatkan larutan gula. Jenis dan konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat berpengaruh terhadap daya hantar listriknya. Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit digunakan derajat ionisasi yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Makin besar harga , makin kuat elektrolit tersebut. Larutan yang dapat memberikan lampu terang, gelembung gasnya banyak, maka laurtan ini merupakan elektrolit kuat. Umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses ionisasinya, elektrolit kuat menghasilkan banyak ion maka = 1 (terurai senyawa), pada persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan. Dari kesimpulan yang diperoleh, bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik disebabkan penguraian zat menjadi ion-ion penyusunnya (proses ionisasi) dalam pelarut air. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam

asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya. Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut nonpolar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas. Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya kristal putih, seringkali dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl). Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi. Selain itu garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi Iodium. Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya

mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggir, atau jagung, juga menghasilkan semacam gula/pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan). Negara-negara penghasil gula terbesar adalah negara-negara dengan iklim hangat seperti Australia, Brazil, dan Thailand. Hindia-Belanda, lalu Indonesia, pernah menjadi produsen gula nomor satu sedunia namun kemudian tersaingi oleh industri gula baru yang lebih efisien. Pada tahun 2001/2002 gula yang diproduksi di negara berkembang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gula yang diproduksi negara maju. Penghasil gula terbesar adalah Amerika Latin, negara-negara Karibia, dan negara-negara Asia Timur. Lain halnya dengan bit, gula bit diproduksi di tempat dengan iklim yang lebih sejuk, Eropa Barat Laut dan Timur, Jepang utara, dan beberapa daerah di Amerika Serikat, musim penumbuhan bit berakhir pada pemanenannya di bulan September. Pemanenan dan pemrosesan berlanjut sampai Maret di beberapa kasus. Lamanya pemanen dan pemrosesan dipengaruhi dari ketersediaan tumbuhan, dan cuaca. Bit yang telah dipanen dapat disimpan untuk di proses lebih lanjut, namum bit yang membeku tidak bisa lagi diproses. Pengekspor gula terbesar adalah Uni Eropa. Peraturan pertanian di EU menetapkan kuota maksimum produksi dari setiap anggota sesuai dengan permintaan, penawaran, dan harga. Sebagian dari gula ini adalah gula "kuota" dari industry levies, sisanya adalah gula "kuota c" yang dijual pada harga pasar tanpa subsidi. Subsidi-subsidi tersebut dan pajak impor yang tinggi membuat negara lain susah untuk mengekspor ke negara negara UE, atau bersaing dengannya di pasar dunia. Amerika Serikat menetapkan harga gula tinggi untuk mendukung pembuatnya, hal ini mempunyai efek samping namun, banyak para konsumen beralih ke sirup jagung (pembuat minuman) atau pindah dari negara itu (pembuat permen) Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme. Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol

lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit. Larutan Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ionion dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah : Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain. Larutan Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:

Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain. Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain. Larutan non-Elektrolit Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ionion (tidak meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :

Larutan urea Larutan sukrosa Larutan glukosa Larutan alkohol dan lain-lain Alat & bahan : Alat uji elektrolis yang telah di buat

Larutan CH3COOH 1M Larutan NH4OH 1M Larutan NaOH 1M Larutan HCl 1M Larutan NaCl 1M Larutan Gula 10% Larutan Urea 10% Larutan Alkohol 10%

Langkah Kerja : o Masukan setiap larutan kedalam gelas, jiak memungkinkan sebaiknya percobaan untuk beberapa larutan dilakukan bersamaan sehungga dapat di amati dan di bandingkan gejala hantaran yang terjadi o Amati perubahan yang terjadi, catatlah dalam table berikut sebagai data pengamatan

No 1 2 3 4 5 6 7 8

Bahan Uji Larutan CH3COOH 1M Larutan NH4OH 1M Larutan NaOH 1M Larutan HCl 1M Larutan NaCl 1M Larutan Gula 10% Larutan Urea 10% Larutan Alkohol 10%

Bola lampu * Nyala Nyala Tidak Nyala Nyala Tidak Tidak Tidak

Gelembung gas** Keterangan Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Tidak Tidak Larutan Elektrolit Lemah Larutan Elektrolit Lemah Larutan Elektrolit Kuat Larutan Elektrolit Kuat Larutan Elektrolit Kuat Larutan Nonelektrolit Larutan Nonelektrolit Larutan Nonelektrolit

Reaksi Ionisasi : NaCl Na+ + ClHCl H+ + Cl+ CH3COOH CH3COO- + H+ Terionisasi sempurna Terionisasi sempurna Tidak sempurna

C12H22O11 + air C12H22O11 Tidak terionisasi NH4OH NH4 + OHTidak terionisasi

Pertanyaan : 1. Berdasarkan pengamatan anda, sebutkan gejala berlangsungnya hantyaran arus listrik

2. kelompokan bahan uji tersebut kedalam larutan yang dapat menghantarkan arus listrik (larutan elektrolit) dan larutan yang tidak menghantarkan arus listrik (larutan Nonelektrolit). Jawaban : adanya gelembung udara, lampu menyala pada beberapa bahan uji, gelembung nya banyak, Larutan Elektrolit Kuat Larutan NaOH 1M Larutan HCl 1M Larutan NaCl 1M Larutan Elektrolit Lemah Larutan CH3COOH 1M Larutan NH4OH 1M Larutan Nonelektrolit Larutan Gula 10% Larutan Urea 10% Larutan Alkohol 10 % Kesimpulan :

kesimpulan yang diperoleh, bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik disebabkan penguraian zat menjadi ion-ion penyusunnya (proses ionisasi) dalam pelarut air. Sedangkan Larutan Nonelektrolit Tidak dapat menghantarkan arul listrik disebabkan tidak bisa melakukan penguraian ion-ionnya.

You might also like