You are on page 1of 11

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)


A. LATAR BELAKANG

Pemanfaatan tata ruang udara merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem penataan ruang secara umum. Ruang udara adalah ruang yang terletak di atas ruang daratan dan atau ruang lautan sekitar di atas wilayah negara dan melekat di bumi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ruang udara yang termasuk dalam hak yuridikasi Republik Indonesia. Sehingga dalam rangka mempertahankan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan pemanfaatan sumber daya di udara dengan sumber daya di darat dan di lautan atau di perairan, maka diperlukan adanya penatagunaan ruang udara. Yang dimaksud penatagunaan ruang udara ini adalah penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan ruang udara yang berwujud konsolidasi pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, ruang udara, dan sumber daya lainnya sebagai satu kesatuan. Namun hingga saat ini penatagunaan ruang udara belum ditata secara optimal, baik dari aspek perencanaan, pemanfaatan, maupun pengendaliannya. Salah satu aspek yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang udara adalah penggunaan ruang udara untuk kegiatan komersial oleh pihak swasta. Perkembangan teknologi membuka peluang pemanfaatan ruang udara untuk mempermudah komunikasi, dan perhubungan. Penerbangan komersial sudah dikenal sejak lama di Indonesia. Kemudian dikenal juga penggunaan frekwensi untk penyiaran, baik untuk media televisi, radio, dan radio amatir. Yang terkini adalah penggunaan telepon dan internet tanpa kabel yang marak digunakan sebagai media komunikasi. Pada sisi lain, ketersediaan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) merupakan hal mutlak untuk mendorong pertumbuhan dan perbaikan ekonomi masyarakat. Namun hingga saat ini pembangunan infrastruktur telekomunikasi belum merata di seluruh pelosok nusantara. Kendati jaringan sudah tersedia, koordinasi antar operator layanan telekomunikasi belum berjalan dengan baik, dipastikan biaya investasi para operator dapat lebih dihemat dan dapat dimanfaatkan pada sektor riil lainnya. Selain itu koordinasi jaringan infrastruktur telekomunikasi yang dibangun itu dapat mengoptimalkan pelayanan telekomunikasi kepada masyarakat. Beberapa tahun terakhir, operator telekomunikasi berlomba-lomba membangun infrastruktur jaringan. Mereka berani investasi sampai menghabiskan ratusan juta dollar AS dari budget belanja modal mereka. Hasilnya bisa kita lihat dengan bermunculannya menara BTS di satu lokasi secara bersamaan. Contoh lain, pembangunan kabel bawah laut dan jaringan serat optik (fibre optic/FO) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tahun ini beberapa operator telekomunikasi seperti Telkom, Indosat, dan Excelomindo menyiapkan belanja modal US$ 2,68 miliar, yang mayoritas dikeluarkan untuk perluasan jaringan infrastruktur. Lebih rincinya lagi, Telkom sebesar Rp 1,4 miliar, Indosat US$ 900 juta, XL US$ 380 juta dan Telkomsel US$ 850 juta. Cuma saja amat disayangkan soal lemahnya koordinasi antara stakeholder penyelenggara infrastruktur dan pemerintah.

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

Di sisi lain, melihat besaran angka investasi yang dibelanjakan seberapa besar nilai investasi tersebut bisa berdampak untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Meningkatnya jaringan infrastruktur mestinya akan berdampak terhadap kemajuan teknologi telekomunikasi yang notabene mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Bila dibandingkan dengan negara-negara di Asean, infrastruktur TI di Indonesia masih jauh tertinggal. Selain karena terbatas jumlahnya, kurang terkoordinir, kendala yang dihadapipun berbeda pula. Kondisi geografis Indonesia yang besar dan terdiri dari kepulauan, tentu beda dengan kondisi negara seperti Singapura, Malaysia atau Brunei. Permasalahan yang ada bukan sekedar masalah teknis tapi juga pada masalah non teknis, yaitu regulasi dan persoalan organisatoris lain. Sebagai contoh adalah lemahnya sosialisasi tentang pemanfaatan TI itu sendiri dan terlalu banyak regulasi yang simpang siur. Untuk tumbuh dan berkembang, infrastruktur TI memerlukan kejelasan regulasi. Kendala regulasi di Indonesia adalah setiap ada pergantian pengambil kebijakan diikuti oleh pergantian regulasi, sehingga tidak mendukung iklim investasi industri TI. Untuk memberikan kejelasan regulasi, saat ini Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dalam proses penyusunan konsep pengaturan dan standar pendirian menara telekomunikasi. Tujuannya, memenuhi beberapa persyaratan seperti keamanan lingkungan masyarakat, kekuatan konstruksi, kesehatan, dan estetika kota. Walaupun langkah ini satu langkah lebih lambat dari perkembangan TI yang terjadi di lapangan, namun dapat menjadi stimulan bagi pemerintah daerah untuk menata ruang udara di wilayah masing-masing. Masalah-masalah di atas dialami hampir seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, termasuk Kabupaten Mojokerto khususnya Kecamatan Dawarblandong, Kecamatan Jetis, Kecamatan Gedeg dan Kecamatan Kemlagi. Dengan fungsi dan kestrategisan wilayah, Kabupaten Mojokerto merupakan daerah yang potensial dalam pengembangan infrastruktur TI. Hal ini dikuatkan dengan adanya fenomena peningkatan kegiatan tower secara sporadis di lapangan. Bila pemanfaatan ruang udara tidak segera dikendalikan dikhawatirkan mempengaruhi tata ruang wilayah di Kabupaten Mojokerto. Dalam rangka menata pemanfaatan udara, mengembangkan infrastruktur pendukung ekonomi, dan memberikan kepastian investasi di Kabupaten Mojokerto, maka diperlukan upaya penataan ruang udara dalam bentuk Kegiatan Penyusunan Masterplan BTS di Kabupaten Mojokerto.

B.

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud dilaksanakannya Penyusunan Masterplan BTS di Kecamatan Dawarblandong, Kecamatan Jetis, Kecamatan Gedeg dan Kecamatan Kemlagi, adalah untuk mengendalikan dan mengelola pemanfaatan ruang udara terutama untuk kegiatan perhubungan baik yang berupa regulasi jalur udara maupun frekwensi. Dengan demikian pemanfaatan ruang udara lebih efektif dan efisien dalam mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan infrastruktur telekomunikasi sebagai salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Tujuan dari Penyusunan Masterplan BTS ini adalah : 1. Tertatanya pemanfaatan ruang udara di atas wilayah Kabupaten Mojokerto yang terpadu, sistematis, dan berkelanjutan;

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

2.

Tersedianya dokumen perencanaan masterplan telekomunikasi sebagai acuan pembangunan infrastruktur telekomunikasi; 3. Tersusunnya arahan investasi yang menguntungkan bagi pelaku dunia usaha, masyarakat dan pemerintah; 4. Meningkatkan keamanan masyarakat di wilayah sekitar infrastruktur komunikasi. Untuk mencapai keterpaduan dari pemanfaatan ruang udara diperlukan beberapa sasaran antara lain adalah : 1. Teridentifikasinya sebaran, kondisi, potensi dan masalah pembangunan prasarana perhubungan; 2. Terpenuhi dan tertatanya kebutuhan penyediaan dan jangkauan pelayanan prasarana perhubungan; 3. Terpenuhinya ketentuan kelayakan dari prasarana perhubungan; 4. Keserasian dan tertatanya pembangunan prasarana perhubungan dengan kawasan keselamatan operasional penerbangan; 5. Tersusunnya pola pemanfaatan bersama dan arahan investasi yang menguntungkan bagi pelaku usaha, masyarakat dan pemerintah.

C.

RUANG LINGKUP WILAYAH

Wilayah perencanaan Kegiatan Penyusunan Masterplan BTS Tahun 2011 yaitu di Kecamatan Dawarblandong, Kecamatan Jetis, Kecamatan Gedeg dan Kecamatan Kemlagi.

D.

RUANG LINGKUP MATERI

Lingkup materi yang dikerjakan dalam Kegiatan Penyusunan Masterplan BTS adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji dan menganalisis kondisi eksisting pemanfaatan ruang udara di wilayah perencanaan khususnya mengidentifikasi potensi dan masalah pemanfaatan prasarana perhubungan di wilayah Kabupaten Mojokerto; 2. Menyusun konsep penataan dan pengembangan pemanfaatan ruang udara, meliputi kebutuhan penyediaan, jangkauan pelayanan, kelayakan, pola pemanfaatan bersama dan arahan investasi dari prasarana telekomunikasi; 3. Menyusun rencana penataan dan pengembangan pemanfaatan ruang udara di wilayah Kabupaten sesuai dengan konsep penataan dan pengembangan; 4. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang udara.

E.

METODOLOGI PEKERJAAN

Proses Penyusunan Masterplan BTS dilakukan menggunakan metodologi pekerjaan sebagai berikut : a. Tahapan persiapan pekerjaan; b. Tahapan survey; c. Tahapan pendataan;

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

d. e. E.1.

Tahapan analisa; Tahapan penyusunan laporan.

Persiapan Pekerjaan Persiapan dasar yang dilakukan yaitu studi pendahuluan tentang penelaahan materi yang tercantum didalam proses penyusunan Masterplan BTS di Kabupaten Mojokerto. E.1.1.Persiapan Dasar 1. Menyiapkan keperluan administrasi penunjang kegiatan survey; 2. Menyusun materi survey; 3. Menyiapkan peta dasar sebagai pedoman untuk survey lapangan; 4. Menyiapkan metode penelitian lapangan dan daftar pertanyaan/kuisioner; 5. Melakukan identifikasi penggunaan lahan yang berkaitan dengan penataan ruang; 6. Identifikasi masalah-masalah yang terjadi; 7. Identifikasi sarana dan prasarana/infrastruktur dan potensipotensi yang kiranya berpengaruh terhadap perkembangan wilayah perencanaan. E.1.2.Persiapan Survey Primer 1. Menyiapkan peralatan perlengkapan survey seperti GPS, kamera, alat ukur, alat tulis dan sebagainya; 2. Menyusun desain survey; 3. Menyusun persiapan dan data yang dibutuhkan untuk observasi; 4. Menyusun pertanyaan kuisioner dan wawancara; 5. Menyusun kuisioner dan chesk list data; 6. Menyiapkan biaya akomodasi. E.1.3.Persiapan Survey Sekunder 1. Menyusun data yang dibutuhkan dari setiap instansi/perusahaan yang terkait dalam Koordinasi Penyusunan Masterplan BTS di Kabupaten Mojokerto; 2. Menyusun kuisioner untuk instansi/perusahaan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dalam Penyusunan Masterplan BTS di Kabupaten Mojokerto. E.2. Survey

E.2.1.Survey Sekunder Merupakan pengumpulan data atau perekaman data instansi, baik itu berupa uraian, data angka maupun peta yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan pada wilayah penelitian dan terkait dengan data yang dibutuhkan bagi penyusunan laporan. Adapun data sekunder yang dibutuhkan antara lain adalah : 1. Peta dan data sebaran menara telekomunikasi dan penyiaran;

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Data mengenai frekwensi dan pengkanalan dari prasarana telekomunikasi; RPJM Kabupaten Mojokerto; Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto; Peta topografi; Peta kelerengan; Peta jenis tanah; Peta penggunaan lahan; Peta infrastruktur; Peta dan data mengenai kawasan keselamatan operasional penerbangan; Peta dan data mengenai sebaran alat bantu navigasi penerbangan (biken); Peraturan dan ketentuan mengenai pembangunan dan penggunaan prasarana Telekomunikasi.

E.2.2.Survey Primer Kegiatan survey lapangan dalam pelaksanaan Penyusunan Masterplan BTS adalah sebagai berikut : 1. Observasi/pengamatan Observasi/pengamatan lapangan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran visual dari : o Permasalahan, potensi dan kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan ruang udara o Jangkauan pelayanan, kondisi, jenis dan sebaran prasarana telekomunikasi di Kabupaten Mojokerto o Jalur penerbangan dan kawasan terbatas bagi penerbangan (restricted area) 2. Penyebaran kuisioner Penyebaran kuisioner ini secara umum ditujukan untuk mengidentifikasi permasalahan, potensi dan kendala yang diakibatkan oleh pembangunan prasarana telekomunikasi. Adapun responden wawancara adalah sebagai berikut : o Tokoh-tokoh pemerintahan yang berada sekitar lokasi menara; o Masyarakat yang berada/bertempat tinggal di sekitar menara telekomunikasi dan penyiaran. 3. Wawancara Teknik wawancara ini merupakan kegiatan pendukung dari penyebaran kuisoner untuk memperoleh kelengkapan data. Adapun responden wawancara adalah sebagai berikut : o Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar menara; o Tokoh-tokoh pemerintahan yang berada sekitar lokasi menara; o Pimpinan Dirut Operator Seluler.

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

E.2.3.Pendataan Pada tahap ini dilakukan proses seleksi data, tabulasi data, pengelompokan/mensistematiskan data sesuai dengan kebutuhan. Dari proses ini akan dihasilkan informasi yang lengkap tentang wilayah penelitian dan dapat digunakan sebagai dasar dalam penganalisaan lebih lanjut. Dalam pengolahan ini, data akan dikelompokkan menurut jenis-jenis dan sistematika data sesuai dengan laporan yang akan dibuat. Adapun pengelompokan itu meliputi : a. Skala Makro Meliputi: 1. Aspek Regulasi : o Peraturan tentang Pemanfaatan Ruang Udara; o Peraturan tentang Pedoman Pendirian Menara Telekomunikasi Dan Penyiaran; o Peraturan tentang Pedoman Penggunaan Menara Telekomunikasi; o Peraturan tentang Frekwensi Radio; o Peraturan tentang Siaran Televisi; o Peraturan tentang Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan. 2. Aspek Pengembangan Wilayah o Strategi pengembangan ekonomi; o Arahan pengembangan distribusi penduduk o Arahan pengembangan kegiatan ekonomi o Arahan pengembangan pola pemanfaatan ruang yang meliputi : permukiman, pariwisata, komersial dan industri o Arahan pengembangan fasilitas o Arahan penyediaan utilitas o Kawasan keselamatan operasional penerbangan b. 1. Skala Mikro (wilayah pekerjaan) Aspek Fisik Dasar o Data topografi o Data geologi o Data jenis tanah o Data kelerangan Aspek tata guna tanah, meliputi kondisi dan sebaran pola penggunaan tanah, dilengkapi dengan peta yang menampakkan tampak atas bangunan dalam bentuk blok dan kapling, meliputi : o Persebaran fasilitas perumahan o Persebaran fasilitas pemerintahan o Persebaran fasilitas perdagangan dan jasa o Persebaran fasilitas umum/ pelayanan sosial

2.

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

3.

4.

Persebaran khusus seperti pariwisata, industri, pergudangan dan lain-lain Aspek Kependudukan o Data jumlah dan perkembangan penduduk o Distribusi Penduduk Aspek telekomunikasi o Data sebaran o Data jenis dan kondisi o Data jangkauan pelayanan o

E.2.4.Analisa Kegiatan analisa merupakan kegiatan penilaian kondisi wilayah penelitian yang ada saat ini dengan mengacu pada kajian teori, standarstandar dan peraturan-peraturan yang digunakan. Dalam kegiatan analisa diketahui potensi dan masalah yang ada di wilayah pengembangan sehingga dapat dibuat suatu perencanaan untuk menata kawasan tersebut secara lebih baik. Berdasarkan data yang diperoleh maka pokok kegiatan analisa yang dilakukan meliputi : 1. Analisa Kebijakan Analisa ini dimaksudkan untuk mengkaji regulasi yang berkaitan dengan pengembangan menara telekomunikasi mulai dari hirarki tertinggi sampai yang terendah. Setiap kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan menara telekomunikasi diriview menurut tingkat hirarki dan materinya, hasilnya berupa batasan-batasan dalam kegiatan pembangunan prasarana telekomunikasi dari seluruh kebijakan. Setelah itu masing-masing hasil review dikomparasikan untuk mendapatkan kesimpulan regulasi mengenai pembangunan prasarana telekomunikasi dari tingkat hirarki tinggi sampai rendah. 2. Analisa Kelayakan Prasarana Telekomunikasi Eksisting Menurut Peraturan Yang Berlaku Untuk mengetahui kelayakan dari masing-masing prasarana telekomunikasi eksisting ini adalah dengan mengkomparasikan variabel regulasi mengenai pembangunan prasarana telekomunikasi dengan variabel kondisi eksisting prasarana telekomunikasi. 3. Analisa Kebutuhan Pengembangan Prasarana Telekomunikasi Analisa kebutuhan pengembangan prasarana Telekomunikasi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi untuk dijadikan lokasi pengembangan prasarana telekomunikasi. 4. Analisa Peluang Pengembangan Penyediaan dan Jangkauan Pelayanan Prasarana Telekomunikasi Untuk Jangka Waktu 20 tahun Mendatang Analisa peluang pengembangan penyediaan dan jangkauan pelayanan prasarana telekomunikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

pelayanan prasarana tkkelekomunikasi dalam jangka waktu perencanaan 20 tahun mendatang. 5. Analisa Kelayakan Pengembangan Prasarana Telekomunikasi Analisa kelayakan pengembangan prasarana Telekomunikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan masing-masing prasarana telekomunikasi yang telah dikembangkan. Analisa kelayakan dari pengembangan penyediaan dan jangkauan pelayanan dari masing-masing prasarana Telekomunikasi ini meliputi aspek kelayakan lokasi, sosial, ekologis, ekonomi dan finansial. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : o Kelayakan Teknis o Kelayakan Sosial-Budaya o Kelayakan Ekonomi o Kelayakan Finansial o Kelayakan Lingkungan 6. Arahan Pemanfaatan Ruang Udara Untuk Kepentingan Telekomunikasi dan Penyiaran Penataaan pemanfaatan ruang udara ini dimaksudkan untuk mengendalikan dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang udara secara efektif dan efisien terutama untuk kegiatan telekomunikasi dan penyiaran berdasarkan hasil analisis peluang pengembangan dan analisis kelayakan sebelumnya. Adapun arahan penataan pemanfaatan ruang udara ini meliputi : arahan pemanfatan bersama, arahan investasi, arahan sistem pengelolaan dan arahan sistem pengendalian. E.2.5.Penyusunan Laporan Penyusunan rencana ini mengacu pada hasil dari draft rencana yang telah diseminarkan dan disetujui oleh team teknis untuk direvisi menjadi rencana final. Adapun penyusunan laporan ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu mulai dari persiapan, inventarisasi data sekunder dan data primer, kompilasi data, analisa, dan arahan pemanfaatan ruang udara.

F.

KELUARAN

Keluaran yang diinginkan dari kegiatan Penyusunan Masterplan BTS adalah : 1. Tersedia dokumen perencanaan masterplan telekomunikasi di wilayah Kabupaten Mojokerto yaitu di Kecamatan Gedeg, Kecamatan Jetis, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Dawarblandong sebagai acuan pembangunan infrastruktur telekomunikasi; 2. Terpetakan sebaran menara telekomunikasi/BTS yang dapat digunakan sebagai arahan investasi yang menguntungkan bagi pelaku dunia usaha, masyarakat dan pemerintah; 3. Tertata pemanfaatan ruang udara di atas wilayah Kabupaten Mojokerto yang terpadu, sistematis, dan berkelanjutan.

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

G.

SUMBER DANA DAN BIAYA PEKERJAAN

Sumber dana untuk menunjang kegiatan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mojokerto TA. 2011 dengan perkiraan biaya pekerjaan sebesar Rp. 76.395.000,- (tujuh puluh enam juta tiga ratus sembilan puluh lima ribu rupiah).

H.

DIMENSI WAKTU PERENCANAAN

Jangka waktu perencanaan kegiatan Penyusunan Masterplan BTS adalah 20 (dua puluh) tahun.

I.

TENAGA AHLI

Setiap tenaga ahli yang terkait di dalam pekerjaannya akan selalu dimintai pandangan dan pertanggung jawaban dari keikutsertaannya dalam setiap tahap dari proses Penyusunan Masterplan BTS. Tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan antara lain adalah adalah : a. Tim Tenaga Ahli, terdiri dari Ketua Tim dan Personil Tenaga Ahli dari masing-masing bidang/disiplin ilmu dan pengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun terkait di bidangnya, dengan rincian sebagai berikut :
Posisi dalam Tim Tenaga Ahli Ketua Tim Ahli Prasarana dan Sarana Ahli Infrastruktur Ahli Geodesi Ahli Sistem Informasi Manajemen Ahli Telekomunikasi Kualifikasi Pendidikan Minimum Kebutuhan Personil 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang

S2 Teknik Planologi S1 Teknik Planologi S1 Teknik Sipil S1 Teknik Geodesi S1 Teknik Informatika S1 Elektro

b. Tenaga Pendukung, merupakan tenaga yang bertugas mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tim Tenaga Ahli, terdiri dari:
Posisi Tenaga Pendukung Drafter / CAD Operator Surveyor Kualifikasi Pendidikan Minimum D3 Ilmu Komputer D3 semua bidang ilmu yang berpengalaman dalam kegiatan survey dan/atau pekerjaan terkait bidang elektronika dan teknologi informasi D3 ilmu komputer Kebutuhan Personil 1 orang 1 orang

Operator Komputer

1 orang

J.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Masterplan BTS ini dibatasi waktu 3 (tiga) bulan kalender sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK).

K.

KEGIATAN PELAPORAN

Laporan dan dokumen lain yang diberikan oleh pihak ke III dalam rangka Penyusunan Masterplan BTS meliputi :

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

a. Laporan Pendahuluan (Inception Report) Laporan pendahuluan merupakan laporan yang berisikan keseluruhan konsep, metodologi pendekatan, dan rencana kerja dalam Penyusunan Masterplan BTS. Selain itu di dalam laporan pendahuluan juga terdapat model-model analisa yang digunakan, urutan langkah kegiatan, keterlibatan tenaga ahli, serta jadwal penyelesaian pekerjaan, dan sistematika penulisan laporan. b. Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report) Laporan ini berisikan hasil survei yang disusun setelah dilakukan interpretasi peta guna lahan eksisting berdasarkan citra satelit, kompilasi data dan digitasi peta serta pengecekan di lapangan menggunakan GPS (Global Positioning System) tentang kondisi eksisting di wilayah studi. Materi dalam Laporan Hasil Survei adalah hasil survey data primer maupun sekunder yang direpresentasikan dalam format diskripsi, tabel, gambar maupun peta. c. Laporan Akhir (Final Report) Laporan akhir ini berisi seluruh rangkaian hasil-hasil kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengolahan dan penyajian materi Masterplan BTS, disamping itu juga berisi pokok-pokok materi dan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report), dan juga mengakomodasi masukan dan tanggapan dari hasil seminar. Laporan Akhir (Final Report) ini sekaligus memuat Executive Summary. Teknik Penyajian Buku Laporan : a. Pengetikan buku laporan dengan 1,5 spasi, dan kertas A4 polos; b. Sampul buku warna hitam dengan tulisan berwarna putih; c. Laporan diserahkan masing-masing sebanyak 5 eksemplar dalam bentuk cetakan dan soft copy dalam bentuk Compact Disc; d. Semua peta didalam buku laporan disajikan berwarna.

L.

PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Masterplan BTS dibuat, kami mengharapkan kerjasama dan dukungan sepenuhnya dari semua pihak. Sehingga laporan kegiatan Penyusunan Masterplan BTS dapat berjalan secara terarah, efisien dan efektif. Dan akhir dari semuanya kami sampaikan terima kasih.

Mojokerto,

2011

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KEGIATAN MASTERPLAN BTS

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

10

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

DODDY FIRMANSYAH, ST., MM. Penata NIP 19780111 200112 1 003

KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN MASTERPLAN BTS

11

You might also like