You are on page 1of 36

LUKA GIGIT DAN SENGATAN SERANGGA

Oleh dr. Samsul Huda, Sp.B.

Luka gigit
Dapat disebabkan : - hewan liar - hewan piaraan - manusia Luka gigit dapat berupa luka tusuk kecil atau luka compang-camping luas yang berat.

Gigitan ular
Macam ular : - ular berbisa - ular tak berbisa

Bisa ular
Terdiri dari bermacam polipeptida : - fosfolipase A, hialuronidase, ATP-Ase, 5 nukleotidase, kolin esterase, protease, fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase.

Destruksi jaringan lokal, toksik terhadap saraf, hemolisis, pelepasan histamin terjadi anafilaksis

Gejala klinis akibat gigitan ular berbisa


Lokal - Nyeri hebat tidak sebanding dengan besarnya luka - Edema - Ekimosis - Eritem - Bula - Petekia - Nekrosis jaringan Sistemik Bisa ular kobra dan ular weling bersifat neurotoksis, gejala yang timbul : rasa kesemutan, lemas, mual, salivasi, muntah, ptosis, refleks abnormal, sesak nafas sampai henti nafas.

Perbedaan gigitan ular berbisa dengan tidak berbisa


Ular berbisa Bentuk kepala Gigi taring Bekas gigitan Segi tiga 2 gigi taring besar 2 luka utama krn gigi taring Ular tak berbisa Segi empat panjang Gigi kecil Luka halus lengkung bekas gigitan

Besar ular
Warna ular Pupil ular Ekor ular Agresifitas

sedang
bervariasi elips Bentuk sisik tunggal Mematuk 1 atau 2 kali

Sangat bervariasi
Tidak terlalu bervariasi bulat Bersisik ganda Mematuk berulang & membelit sampai tidak berdaya

Klasifikasi gigitan ular berbisa (Gennard)


Derajat 0
Bekas gigitan satu/banyak & datar Tidak nyeri Eritema minimal Tanpa gejala sistemik 12 jam I

Derajat 1
- Didapatkan bekas taring - Nyeri & eritema sampai 12 jam I - Odema 1-5 cm sekitar gigitan

Derajat 2
Tampak bekas taring Nyeri berat Edema & eritema 6-12 jam I dan meluas + gejala sistemik mual, neurotosik, syok

Derajat 3
Derajat 2 + gejala sistemik hipotensi, petekiae, ekimosis, dan syok

Derajat 4
Derajat 3 dengan multiple organ failure seperti gagal ginjal, koma, sputum berdarah, edema distal dari gigitan

Derajat 0 I II

Venerasi 0 +/+

Luka gigit + + +

Nyeri +/+ +++

Odema /Eritema <3cm/12jam 0

Tanda sistemik

3-12cm /12jam 0 >12-25cm /12jam + Neurotoksik, mual, pusing, syok ++ Syok, petekia, ekimosis

III

+++

>25cm/12jam

IV

+++

>ekstremitas

++ Gagal ginjal, koma, perdarahan

Penatalaksanaan
Menenangkan orang yang tergigit ular Imobilitasi daerah yang tergigit Mempertahankan daerah tersebut lebih rendah dari jantung Menghambat absorbsi dengan memasang torniket beberapa centimeter proksimal gigitan.(observasi pulsasi arteri dan dibuka setiap 30 menit) Insisi dan irigasi Bisa ular tak menembus mukosa intak dan dinetralisir cairan lambung ok. penyedotan cukup dibenarkan bila tidak ada mikrolesi dimulut.

Indikasi SABU berdasarkan kriteria Gennard


Derajat 0-1 tidak perlu SABU Derajat 2 diberikan 3 4 ampul SABU intravena Derajat 3 diberikan 5 15 ampul secara perinfus Derajat 4 diberikan sampai 20 ampul perinfus sebanyak 7 kali

(Sebelum pemberian test terhadap hipersensitivitas)

Monitor
Sistem kardiovaskular Neurotoksik Tanda penyebaran venom secara sistemik

RABIES
Rabies : viral encephalitis yang ditularkan melalui saliva dari binatang yang tertular. Macam binatang : kelelawar, anjing, serigala, kucing Masa inkubasi 10 hari sampai beberapa bulan.
Sering fatal, yang penting pencegahan

Gejala rabies
Fase Gejala dan tanda

Prodromal

Panas, nyeri kepala, lemah, disfagia yang nyeri, takut air, anoreksia

Rangsangan Murung, gugup, ketakutan, tidak dapat tidur, gelisah, konvulsi


Hipoksia, aritmia jantung, Kelumpuhan hemiparesis, koma

Pencegahan
Luka dicuci (irigasi), antiseptik, debridemant. Tetanus prophylacxis Bila luka berat, serum antirabies (1/2 total dosis) secara infiltrasi didaerah luka Bila binatang tak tertangkap, perlu konsultasi dinas kesehatan setempat untuk pemberian serum dan vaccin (daerah endemis) Bila binatang tertangkap, observasi 10 hari

Penanganan
Meliputi pemberian passive antibodi dan vaccine Human rabies immune globulin (20 IU/kg), separuh diberikan infiltrasi sekitar luka, sisanya intramuskuler. Pilihan kedua equine rabies antiserum (40 IU/kg) (resiko hypersensitive) Human diploid cell rabies vaccine, pemberian 5x intramuskuler pada hari ke 0, 3, 7, 14, 28 setelah tergigit. Pilihan lain, duck embryo vaccine, pemberian 23x selama 2 minggu.

Sengatan lebah
Reaksi yang sering adalah reaksi alergi Gejala : - gatal - eritema - edema Keadaan yang lebih berat : gangguan menelan, kelemahan otot mata, bradikardi dan syok.

Penanggulangan
- Sungut yang masih menempel dicari & dicabut. - Daerah sengatan dibersihkan dengan air dan sabun. - Mengurangi nyeri beri injeksi lidokain pada daerah sengatan. - Bila berat beri sedatif, infus dan antibiotik. - Bila ada tanda alergi beri adrenalin dan antihistamin.

Luka akibat hewan laut


IKAN HIU Diantara 250 jenis, terdapat 27 jenis yang menyerang manusia. Hiu mudah terangsang oleh darah dan gerakan dalam air. Mereka menyerang karena ingin memangsa atau terpojok. Gigitan hiu berupa lengkungan luka akibat semua gigi, dan jaringan mungkin lepas, hilang atau teramputasi. Kematian sering karena syok akibat perdarahan hebat.

Penanggulangan akibat gigitan Hiu


- Membebaskan penderita dari serangan dan mencegah tenggelam. - Hentikan perdarahan tanpa perlu mempertimbangkan pensucihamaan, dengan dipasang balut tekan. - Rujuk ke rumah sakit

Ikan pari dan ikan singa


Ikan pari berbahaya karena ekornya yang bergerigi dua baris pada sisi dorsal. Racun dihasilkan oleh sel sekretori. Bentuk luka berupa tusukan atau laserasi dengan pinggir kebiruan dan banyak darah.

Ikan singa (scorpion fish)


Beberapa jenis mengeluarkan racun yang berasal dari 12-13 sirip dorsal, tiga sirip anal dan sepanjang sirip panggul. Luka akibat ikan singa berbentuk luka tusuk dengan tepi membengkak berwarna kemerahan.

Gejala dan tanda akibat ikan pari dan ikan singa :


Menunjukan keracunan berat bila tusukan mencapai 5 6 tempat. : - sinkope, rasa lemah, mual, muntah, berkeringat, fasikulasi dan kejang otot. - Bila berat dapat syok dan coma.

Penanggulangan akibat ikan pari dan ikan singa :


Luka cuci dengan air garam dan robekan kulit yang teracuni dibersihkan. Luka rendam dengan air panas dengan suhu tertinggi yang tidak menimbulkan luka bakar.(toksin rusak pada suhu tinggi) Biasanya jarang infeksi tetapi perlu diberi ATS. Bila berat perlu respirator (di rujuk ke RS)

Luka akibat bulu babi


Bulu babi berbahaya karena duri primer dan duri sekunder yang panjang dan mudah patah. Keracunan karena tertusuk duri primer atau sekunder menimbulkan gejala : nyeri, bengkak, mual dan sinkope. Bila berat didapatkan parestesi sekitar mulut, atonia otot muka, bibir, lidah, kelopak mata serta gangguan pernafasan.

Penanggulangan akibat bulu babi


Ujung duri yang tertinggal harus secepatnya dikeluarkan. Pengeluaran duri dapat dicoba dengan merendam dalam cairan cuka selama 1 jam, kemudian selama 30 menit empat kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Terapi simtomatik

Gigitan manusia (Human bite)


Ada tiga tipe : 1. Menggigit korban terjadi luka puncture, laserasi atau avulsi (ujung hidung, telinga, lidah) 2. Membebaskan diri dari cengkraman terjadi abrasi dan laserasi jari/tangan 3. Tergigit sendiri biasanya di lidah (jatuh/kejang)

Bakteri dalam mulut manusia


Stapyilococcus, Streptococcus, anaerob streptococcus, gonococcus, fusiform bacilus, spirochetes, tetanus bacillus, gas gangren bacillus dan lain-lain.

Resiko terjadinya komplikasi infeksi besar

Penatalaksanaan
Semua luka di kultur Irigasi dengan saline steril Periksaa kerusakan struktur dalam (tendon) Debridemant Luka di wajah jahit primer, kartilago hidung dan telinga hindari terbuka (exposed) Luka ditempat lain, jangan dijahit. Antibiotik dan anti tetanus Evaluasi kemungkinan terjadi cellulitis atau gangren

Pertanyaan ?

You might also like