You are on page 1of 35

Vaksinasi

Dr. Sri Lestari SpA, IBCLC RS Islam Pondok Kopi

Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme yang patogen. Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu mengaktivasi sel limfosit menghasilkan antibodi & sel memori ( meniru infeksi alamiah)

Tujuannya adalah untuk memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk antibodi dan mematikan antigen/ penyakit yang masuk tsb ( kekebalan / imunitas)

Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu spt cacar variola

Kekebalan aktif: kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan antigen seperti imunisasi atau sakit (memori imunologik) Kekebalan pasif: kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh,bukan dibuat oleh tubuh sendiri seperti antibodi transplasenta, suntikan imunoglobulin ( waktu paruh IgG 28 hr)

Respon imun
Merupakan respons tubuh berupa urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen,untuk mengeliminasi antigen tsb. Terdapat 2 macam pertahanan tubuh: non spesifik dan spesifik

Mekanisme pertahanan non spesifik/non adaptif /innate


Tidak ditujukan untuk satu macam antigen Kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dan enzimnya, kelenjar air mata dsb. Sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan komplemen

Mekanisme pertahanan tubuh spesifik/adaptif


Khusus terhadap satu jenis antigen Antibodi terbentuk lebih cepat dan lebih banyak pd pemberian selanjutnya (sel memori) Terdiri dari imunitas selular dan imunitas humoral

Respon imun selular


Diperankan oleh sel limfosit T Limfosit T berasal dari sel pluripotensial pada yolksalk,hati dan limpa,kemudian pada sumsum tulang. Memerlukan lingkungan timus untuk menjadi sel limfosit T yang matur Mempunyai reseptor antigen terhadap antigen tertentu Sel prekursor mengekspresikan pertanda permukaan (cluster of differentiation)

Secara fungsional sel Limfosit :


1. limfosit T regulator ; Limfosit T penolong Limfosit T penekan 2. Limfofit T efektor: Limfosit T sitotoksik Limfosit T

Apa yang terjadi jika sel limfosit T terpapar dengan antigen?


Antigen setelah diproses oleh makrofag, akan dipresentasikan bersama molekul klas II MHC (major histocompability) kepada sel TH sehingga terjadi ikatan antara TCR dalam sel limfosit T sehingga terjadi transformasi,berproliferasi,dan berdifferensiasi menjadi sel Th aktif dan sel Th memori.Sel Th aktif akan merangsang sel T sitotoksik untuk melisis sel target dan akan berasosiasi dgn molekul MHC klas I yang akan melepaskan limfokin yg akan merekrut sel makrofag untuk mengeliminasi antigen

Limfosit T penolong (T helper = CD4) bila diaktivasi oleh antigen akan menolong meningkatkan aktivasi sel imunokompeten lainnya untuk mengeliminasi antigen yang ada.
Limfosit T penekan (T Supressor=CD8) yang akan menekan aktivasi sel imunokompeten lain, bila antigen tereliminasi

Limfosit T sitotoksik (TC=CD8) yang akan melisis sel target ( pada mikroorganisme intraselular ) Limfosit T yang berperan pada hipesensitivitas lambat yang akan merekrut sel-sel radang ke tempat antigen berada.

Imunitas humoral
Diperankan oleh sel limfosit B Limfosit B berasal dari sel pluripotensial yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan hati dan sumsum tulang dan lingkungan yang dinamakan gut associated lymphoid tissue (GALT) Reseptor imunoglobulin (Ig) pada sel limfosit B mengenal dan berinteraksi dengan epitop antigen.

Reseptor antigen pada sel B adalah IgM, IgG,IgA dan IgD Perkembangan ini tidak perlu rangsangan antigen tertentu

Apa yang terjadi bila sel limfosit B terpapar dengan antigen?


Antigen yang mengaktivasi sel B akan berikatan dengan imunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan sel TH( bagi antigen yang tergantung sel T) terjadilah aktivasi enzim dalam sel B sehingga terjadi transformasi,berproliferasi dan berdiffersensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi antibodi dan sel memori. Sel plasma tidak berumur panjang

Antibodi yang lepas dapat:


-menetralkan antigen sehingga infektivitasnya hilang -berikatan dgn antigen sehingga mudah difagosit oleh makrofag.(opsonisasi) -berikatan dengan antigen sehingga lebih mudah dilisis oleh sel TC karena sel TC juga mempunyai reseptor Fc pada permukaannya dinamakan antibody dependent cellular cytotoxicity(ADCC)

Berikatan dengan antigen kemudian dengan aktivasi komplemen( berikatan dgn Fc antibodi) terjadilah lisis dari antigen

Hasil akhir aktivasi sel B adalah eliminasi antigen, peningkatan titer antibodi spesifik dan pembentukan sel B memori. Antigen tersimpan dalam sel dentrit pada kelenjar limfe yang dapat sewaktu-waktu dipresentasikan kepada sel memori.

MEMORI IMUNOLOGIK
Respon imun primer : respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kali dengan antigen. Antibodi yang terbentuk IgM dengan titer yg lebih rendah dibandingkan respon imun sekunder.Waktu antara antigen masuk sampai timbul antibodi(fase lag) lebih lama.

Respons imun sekunder adalah respon imun yang terjadi pada pajanan setelah yang pertama dengan antigen serupa.Antibodi yang dibentuk kebanyakan IgG. Titer lebih tinggi dan fase lag lebih pendek.

Peran utama vaksinasi adalah menimbulkan memori imunologik yang banyak. Sel limfosit B memori akan berada di sirkulasi darah. Bila sel B memori kembali ke jaringan limfoid yang mempunyai antigen serupa ,maka akan terjadi proses proliferasi dan differensiasi kembali dengan menghasilkan antibodi yang lebih banyak dan afinitas yang lebih tinggi.

Sel Limfosit T memori akan berada dalam sirkulasi dalam jangka waktu yang lama. Antigen ekstraselular diproses di sel APC dikenal oleh MHC klas II dan dipresentasikan ke sel limfosit T. Sel T CD 4 mempunyai fungsi memproduksi sitokin sel helper untuk mengeliminasi mikroba ekstraselular.

Antigen intraselular diproses disitoplasma APC akan dikenal olah molekul MHC kelas I.Sel limfosit CD8 mempunyai fungsi sitolitik akan memusnahkan mikobakterium intrasel.

Keberhasilan imunisasi
Status imun pejamu Faktor genetik pejamu Kualitas dan kuantitas vaksin

Status imun pejamu


Terjadinya antibodi spesifik pada pejamu. mis: antibodi maternal spesifik virus campak.IgA sekretori pada Asi dan vaksin polio. . Memerlukan maturitas imunologik mis: neonatus fungsi makrofag masih krg

Status imun individu mis mendapat obat imunosupresan, defisiensi imun primer dan sekunder Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan fungsi sel sistem imun seperti makrofag dan limfosit.

Faktor genetik pejamu


Genetik respons imun manusia dibagi atas responder baik, cukup dan rendah terhadap antigen tertentu. Seseorang bisa respons baik terhadap antigen tertentu tapi bisa berespons buruk pada antigen yang lain. Mekanisme belum banyak diketahui.

Kualitas dan kuantitas vaksin


Cara pemberian . Dosis vaksin .Harus sesuai dengan yang direkomendasikan Frekuensi pemberian. Jika diberikan pada saat antibodi masih tinggi, maka antigen akan dinetralkan oleh antibodi spesifik itu. Reaksi Arthus. Ajuvan adalah zat yang secara non spesifik dapat meningkatkan respon imun dengan mempertahankan antigen pada atau dekat dengan tempat suntikan dan mengaktivasi sel APC

Kualitas dan kuantitas vaksin


Jenis vaksin. Vaksin hidup lebih baik dari vaksin mati atau yang diinaktivasi (killed atau inactivated)

You might also like