You are on page 1of 2

Konsep Efisiensi Efisiensi berarti tidak ada barang yang terbuang percuma atau penggunaan sumber daya ekonomi

seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat (Samuelson, Nordhaus, 1977). Efisiensi dana adalah dengan dana yang dibelanjakan dapat diperoleh selengkap mungkin jenis obat dalam jumlah yang mencukupi (Quick et al, 1997). data nasional menunjukkan bahwa anggaran untuk obat berkisar 30-40 persen dari total anggaran RS (Hudyono dan Andayaningsih, 1990). Biaya untuk obat secara nasional sekitar 50% dari biaya operasional kesehatan secara keseluruhan (Sirait, 1981). hal yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi yaitu melalui informasi yang intensif. Buku formularium dan standar pengobatan dimaksudkan untuk memberikan informasi bagi tenaga kesehatan serta merupakan strategi memerangi penulisan resep yang tidak rasional (Quick et al, 1997). Menurut Departemen Kesehatan R.I (1998), obat-obatan yang tercantum dalam formularium rumah sakit merupakan obat pilihan staf medis melalui Komite/ panitia Farmasi dan Terapi yang merupakan sarana yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan dalam upaya mengawasi biaya obat yang digunakan untuk mengbati di Rumah Sakit. panitia farmasi dan terapi adalah organnisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.(Depkes RI, 2004) Adapun tujuan panitia farmasi dan terapi ini ialah : 1. menerbitkan kebijakan2 mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta evaluasinya 2. melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan. Susunan kepanitiaan pantia farmasi dan terapi serta kegiatan yang dilakukan bagi setiap rumah sakit dpt bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakit setempat, Panitia Farmasi dan terapi harus sekurang kurangnya terdiri dari 3 (tiga) dokter, apoteker, dan perawat. untuk ruma sakit yang besar tenaga dokter bisa lebih dari 3 (tiga) orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang ada. panitia farmasi dan terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali. adapun kewajiban panitia farmasi dan terapi ...: ...................... sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal pelayanan Medik Dep.Kes Nomer 048/Yan.Med/RSKS/SK/1989, tentaang petunjjuk pelaksanaan peraturan menteri kesehatan RI tt kewajiban menuliskan resep dan atau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, maka 1)RS diwajibkan menyediakan obat

esensial dengan nama generik untuk kebutuhan pasien berobat jalan dan rawat inap 2)rumah sakit kelas A, BII, dan B1 diharuskan memiliki formularium 3) formularium yg dimaksud meliputi DOEN dan obat lain yang sangat diperlukan RS 4) RS diwajibkan memiliki pedoman terapi dan Komite Farmasi dan terapi. sesuai dengan Permenkes no 085/MenKes/Per/I/1989 ttg kewajiban menulis obat generik untuk semua pasien bagi yang berobat di unit Rajal, ranap, maupun IGD maka di dalma formularium pun dicantumkan obat generik. Dan dengan surat keputusan Dirjen Pelayanan Medik nomer 0428/ Yanmed/ RSKS/SK/1989 yang merupakan petunjuk pelaksanaan penggunaaan obat generik terutama di RS pemeritah maka besar kemungkinan efisiensi biaya bisa tercapai.

You might also like