You are on page 1of 79

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Resume ini tepat pada waktunya. Tugas Resume ini selain disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Kimia, tetapi lebih dari itu juga sebagai wahana pembelajaran bagi penulis guna mengetahui dan mengaktualisasikan diri menurut pengetahuan yang penulis peroleh dari lembaga pendidikan. Selama penyusunan resume ini, penulis banyak memperoleh bantuan, baik itu bimbingan, petunjuk maupun arahan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd. dan Dr. Hartono, M.A. yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas Resume ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak lain yang telah banyak membantu. penulis menyadari bahwa tugas Resume ini masih jauh dari tatanan kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan serta akan penulis terima dengan hati yang ikhlas dan tangan terbuka demi bekal pembelajaran dan perbaikan pada masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap agar tugas resume Penelitian Pendidikan Kimia ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Palembang, Juni 2013

Penulis,

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ 1 Daftar Isi...................................................................................................................2

HAKIKAT PENGETAHUAN ........................................................................... 3

PROPOSAL PENELITIAN ............................................................................. 14

SUMBER MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN ............................. 24

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ................................... 33

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN .................................................... 39

HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................. 41

TEKNIK PENGUMPULAN DATA .............................................................. 45

TEKNIK PENGOLAHAN DATA ................................................................. 58

TEKNIK ANALISIS DATA .......................................................................... 61

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) ................................................... 68

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D) ........................ 76

Daftar Pustaka ........................................................................................................79

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 2

HAKIKAT PENGETAHUAN
A. DEFINISI PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. (Wikipedia.com) Menurut epistemologi setiap pengetahuan manusia itu adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran, yaitu: a. benda atau yang diperiksa, diselidiki, dan akhirnya diketahui (obyek) b. manusia yang melakukan pelbagai pemeriksaan, penyelidikan,dan akhirnya mengetahui (mengenal) benda atau hal tadi (Ensiklopedi Indonesia). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam

menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 3

Adapun pengethaun itu ialah kesatuan subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Satu kesatuan dalam mana obyek itu dipandang oleh subyek sebagai diketahui (M.J. Langeveld). Pengetahuan dapat dirumuskan sebagai partisipasi oleh suatu realita dalam suatu realita yang lain, tetapi tanpa terjadinya modifikasi-modifikasi dalam kualitas yang lain itu, sebaliknya subyek yang mengetahui dipengaruhi (Max Scheler 1874-1928) Knowledge is relation between object and subject (James K. Feibleman). Menurut Mohamad Adlany,2010, maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, Saya terampil mengoperasikan mesin ini, Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu, Saya menginformasikan kejadian itu, Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan, Saya tidak emosi menghadapi orang itu, dan Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu. Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, bisa dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Di samping itu, bisa jadi hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya bukan pengetahuan. Terkadang seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika ia berhadapan dengan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah ia menyadari bahwa ia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya. Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan objek-objek eksternal. Walhasil, makrifat dan pengetahuan ialah suatu keyakinan yang kita miliki yang

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 4

hadir dalam syarat-syarat tertentu dan terwujud karena terbentuknya hubunganhubungan khusus antara subjek (yang mengetahui) dan objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama sekali kita tidak ragukan. John Dewey menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi. Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitasrealitas yang tetap dan yang senantiasa berubah.(Mohammad Adlany 2010). Dari berbagai definisi pengetahuan di atas, dapat diambil ringkasan atau diberibatasan tentang definisi pengetahuan berikut ini : 1. sesuatu yang ada atau dianggap ada 2. sesuatu hasil persesuaian subjek dengan objek 3. hasil kodrat manusia ingin tahu 4. hasil persesuaian antara induksi dengan deduksi 5. sebagai suatu gambaran objek-objek eksternal yang hadir dalam pikiran manusia. 6. sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya .

B. HAKIKAT PENGETAHUAN Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, Saya terampil mengoperasikan mesin ini, Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu, Saya menginformasikan kejadian itu, Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan, Saya tidak emosi menghadapi orang itu, dan Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu. Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, bisa dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Disamping itu, bisa jadi hal

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 5

tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya merupakan bukan pengetahuan. Terkadang seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika ia berhadapan dengan seseorang yang sungguhsungguh mengetahui realitas tersebut, barulah ia menyadari bahwa ia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya. Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan objek-objek eksternal. Walhasil, makrifat dan pengetahuan ialah suatu keyakinan yang kita miliki yang hadir dalam syarat-syarat tertentu dan terwujud karena terbentuknya hubunganhubungan khusus antara subjek (yang mengetahui) dan objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama sekali kita tidak ragukan. John Dewey menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi. Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitas-realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah. Dalam pengetahuan sangat mungkin terdapat dua aspek yang berbeda, antara lain: 1. Hal-hal yang diperoleh. Pengetahuan seperti ini mencakup tradisi, keterampilan, informasi, pemilkiran-pemikiran, dan akidah-akidah yang diyakini oleh seseorang dan diaplikasikan dalam semua kondisi dan dimensi penting kehidupan. Misalnya pengetahuan seseorang tentang sejarah negaranya dan pengetahuannya terhadap etika dan agama dimana pengetahuan-pengetahuan ini nantinya ia bisa aplikasikan dan

menjadikannya sebagai dasar pembahasan. 2. Realitas yang terus berubah. Sangat mungkin pengetahuan itu diasumsikan sebagai suatu realitas yang senantiasa berubah dimana perolehan itu tidak pernah berakhir. Pada kondisi ini, seseorang mengetahui secara khusus

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 6

perkara- perkara yang beragam, kemudian ia membandingkan perkara tersebut satu sama lain dan memberikan pandangan atasnya, dengan demikian, ia menyiapkan dirinya untuk mendapatkan pengetahuanpengetahuan baru yang lebih global. Bagi para penganut empirisme, hakekat pengetahuan adalah indra, sedang para rasionalis tentu jawabannya lain. Jawaban atas hakekat pengetahuan diberikan oleh aliran idealism, empirisme, positivism dan pragmatism. (Ali Mudhofir, dalam Filsafat Ilmu). 1. Idealisme Penganut aliran ini berpandangan bahwa pengetahuan adalah prosesproses mental dan psikologis yang bersifat subyektif. Oleh karena itu pengetahuan tidak lain adalah gambaran sebenarnya tentang kenyataan yang berada di luar pikiran manusia. 2. Empirisme Pengetahuan adalah pengalaman. Tokoh empirisme David Hume berpendapat bahwa idea-idea dapat dikembalikan kepada sensasi-sensasi (rangsang indra). Pengalaman merupakan ukuran terakhir dari kenyataan. 3. Positivisme Positivisme merupakan perpanjangan dari empirisme. Para penganut aliran ini menolak kenyataan di luar pengalaman. Mereka berpendapat bahwa kepercayaan yang berdasarkan dogma harus digantikan pengetahuan yang berdasarkan fakta. 4. Pramatisme Hakekat pengetahuan terletak dalam manfaat praktisnya bagi kehidupan. Nilai sebuah pengetahuan tergantung pada penerapannya dalam

kehidupan. Suatu pengetahuan itu benar bukan karena ia mencerminkan kenyataan obyektif tetapi karena bermanfaat bagi umum.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 7

C. ASAL-USUL / SUMBER PENGETAHUAN Sumber (source)/asal-usul pengetahuan adalah sebagai berikut : 1. Intuisi Ketika kita berbicara mengenai intuisi sebuah maen stream yang terbangun dibenak kita adalah sebuah eksperimen, coba-coba, yang berawal dari sebuah pertanyaan dan keraguan maka lahirlah insting. Sebuah bahasa sederhana juga penulis temukan penjelasan mengenai apa itu intuisi?, Kamus Politik karangan B.N. Marbun mengatakan : daya atau kemampauan untuk mengetahui atau memahami sesuatu tampa ada dipelajari terlebih dahulu. Pengetahuan intuisi bersifat langsung, pengalaman langsung orang yang bersangkutan tidak dikomunikasikan melalui simbol. Ia menghadirkan pengetahuan yang lengkap bagi orang yang mengalaminya, tetapi bersifat subyektif. Paham ini diajarakan oleh Hery Bergon, filsuf Perancis. 2. Rasional Pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal (rasio) adalah suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan intuitif atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi, jenis pengetahuan ini akan terwujud dalam bentuk-bentuk kehadiran dan penyingkapan langsung terhadap hakikat-hakikat yang dicapai melalui penapakan mistikal, penitian jalan-jalan keagamaan, dan penelusuran tahapan-tahapan spiritual.

Tokoh-tokoh paham rasionalisme yaitu : Agustinus,Johanes Scotus, Avicena, Rene Descrates, Spinoza, Leibniz, Fichte, Hegel, Plato, Galileo, Leonardo da Vinci.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 8

3. Emperikal Tokoh-tokoh paham Empirisme yaitu : John Locke, Berkeley, David Hume, Gothe, August Comte. Tak diragukan bahwa indra-indra lahiriah manusia merupakan alat dan sumber pengetahuan, dan manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap orang yang kehilangan salah satu dari indranya akan sirna kemampuannya dalam mengetahui suatu realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra penglihatannya maka dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk sesuatu yang fisikal, dan lebih jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu konsepsi universal tentang warna dan bentuk. Begitu pula orang yang tidak memiliki kekuatan mendengar maka dapat dipastikan bahwa dia tidak mampu mengkonstruksi suatu pemahaman tentang suara dan bunyi dalam pikirannya. Atas dasar inilah, Ibn Sina dengan menutip ungkapan filosof terkenal Aristoteles menyatakan bahwa barang siapa yang kehilangan indra-indranya maka dia tidak mempunyai makrifat dan pengetahuan. Dengan demikian bahwa indra merupakan sumber dan alat makrifat dan pengetahuan ialah hal yang sama sekali tidak disangsikan. Hal ini bertolak belakang dengan perspektif Plato yang berkeyakinan bahwa sumber pengetahuan hanyalah akal dan rasionalitas, indra-indra lahiriah dan objek-objek fisik sama sekali tidak bernilai dalam konteks pengetahuan. Dia menyatakan bahwa halhal fisikal hanya bernuansa lahiriah dan tidak menyentuh hakikat sesuatu. Benda-benda materi adalah realitas-realitas yang pasti sirna, punah, tidak hakiki, dan tidak abadi. Akan tetapi, filosof-filosof Islam beranggapan bahwa indra-indra lahiriah tetap bernilai sebagai sumber dan alat pengetahuan. Mereka memandang bahwa peran indra-indra itu hanyalah berkisar seputar konsep-konsep yang berhubungan dengan objek-objek fisik seperti manusia, pohon, warna, bentuk, dan kuantitas. Indra-indra tak berkaitan dengan semua konsep-konsep yang mungkin dimiliki dan diketahui oleh manusia, bahkan terdapat realitas-realitas

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 9

yang sama sekali tidak terdeteksi dan terjangkau oleh indra-indra lahiriah dan hanya dapat dicapai oleh daya-daya pencerapan lain yang ada pada diri manusia. Konsep-konsep atas realitas-realitas fisikal dan material yang tercerap lewat indra-indra, yang walaupun secara tidak langsung, berada di alam pikiran, namun juga tidak terwujud dalam akal dan pikiran kita secara mandiri dan fitrawi. Melainkan setelah mendapatkan beberapa konsepsi-konsepsi indrawi maka secara bertahap akan memperoleh pemahaman-pemahaman yang lain. Awal mulanya pikiran manusia sama sekali tidak mempunyai konsep-konsep sesuatu, dia seperti kerta putih yang hanya memiliki potensi-potensi untuk menerima coretan, goresan, dan gambar. Dan aktivitas persepsi pikiran dimulai dari indra-indra lahiriah. Mengapa jiwa yang tunggal itu sedemikian rupa mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menyerap semua pengetahuan? Filosof Ilahi, Mulla Sadra,

mengungkapkan bahwa keragaman pengetahuan dan makrifat yang dimiliki oleh manusia dikarenakan kejamakan indra-indra lahiriahnya. Mulla Sadra juga menambahkan bahwa aktivitas persepsi-persepsi manusia dimulai dari jalur indra-indra itu dan setiap pengetahuan dapat bersumber secara langsung dari indra-indra lahiriah atau setelah berkumpulnya konsepsi-konsepsi indrawi barulah pikiran itu

dikondisikan untuk menggapai pengetahuan-pengetahuan lain. Jiwa itu secara esensial tak mempu menggambarkan objek-objek fisikal tanpa indra-indra tersebut. 4. Fenomenal Paham ini dikemukakan oleh Immanuel Kant, filsuf Jerman. Dia berusaha mendamaikan pertentangan antara empirisme dan

rasionalisme. Menurut Kant, pengetahuan hanya bisa terjadi oleh kerjasama antara pengalaman indra dan akal budi, dan tidak mungkin yang satu bekerja tanpa yang lain. Indra hanya memberikan data yakni warna, cita-rasa, bau, dan lain-lain. Untuk memperoleh pengetahuan,

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 10

kita harus keluar atau menembus pengalaman, pengetahuan terjadi dengan menghubung-hubungkan, dan ini dilakukan oleh rasio (akal). 5. Metode Ilmiah Ini digunakan oleh para ilmuwan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tentang sesuatu. Metode Ilmiah terdiri dari : a. Pengamatan / pengalaman yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah. b. Hipotesa, untuk penyelesaian yang berupa saran. Ini bersifat sementara dan perlu diverifikasi lebih lanjut. Dalam hipotesa, kebenaran masih bersifat probalitas. Kegiatan akal bergerak keluar dari pengalaman, mencari suatu bentuk untuk menyusun faktafakta dalam kerangka tertentu. Hipotesa dilakukan melalui penalaran induksi, dan memuat kalkulasi dan deduksi. c. Eksperimentasi, merupakan kajian terhadap hipotesa. Hipotesa yang kebenarannya dapat dibuktikan dan diperkuat dinamakan hukum, sedangkan di atas hokum terdapat teori. 6. Wahyu Sebagai manusia yang beragama pasti meyakini bahwa wahyu merupakan sumber ilmu, Karena diyakini bahwa wakyu itu bukanlah buatan manusia tetapi buatan Tuhan Yang Maha Esa.

D. JENIS-JENIS PENGETAHUAN Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantara nya: 1. Pengetahuan langsung (immediate); Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, Nursaid Fitria (06101410022) Page 11

dan beberapa individu manusia. Namun, apakah perasaan ini juga berlaku pada realitas-realitas yang sama sekali belum pernah dikenal dimana untuk sekali meilhat kita langsung mengenalnya sebagaimana

hakikatnya?. Apabila kita sedikit mencermatinya, maka akan nampak dengan jelas bahwa hal itu tidaklah demikian adanya. 2. Pengetahuan tak langsung (mediated); Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan pencerapan pikiran kita. 3. Pengetahuan indrawi (perceptual); Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita. Tanpa diragukan bahwa hubungan kita dengan alam eksternal melalui media indra-indra lahiriah ini, akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise foto dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggotaangota indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan pikiran yang mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-faktor sosial (seperti adat istiadat). Dengan faktor-faktor tersebut tidak bisa dikatakan bahwa pengetahuan indrawi hanya akan dihasilkan melalui indra-indra lahiriah. 4. Pengetahuan konseptual (conceptual); Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsikonsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 12

berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas pikiran. 5. Pengetahuan partikular (particular); Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri. 6. Pengetahuan universal (universal). Pengetahuan universal mencakup individu-individu yang berbeda. Sebagai contoh, ketika kita membincangkan tentang manusia dimana meliputi seluruh individu (seperti Muhammad, Ali, hasan, husain, dan ), ilmuwan yang mencakup segala individunya (seperti ilmuwan fisika, kimia, atom, dan lain sebagainya), atau hewan yang meliputi semua indvidunya (seperti gajah, semut, kerbau, kambing, kelinci, burung, dan yang lainnya). Dalam filsafat Islam, pengetahuan itu hanya dibagi dua, yakni ilmu hudhuri dan hushuli. Dengan berdasarkan pada pembagian pengetahuan di atas, apabila kita ingin menyingkronkan pembagian pengetahuan menurut filsafat Islam, maka pengetahuan langsung (immediate) tersebut sama halnya dengan pengetahuan hudhuri dan pengetahuan tak langsung (mediated), pengetahuan indrawi, pengetahuan konseptual, pengetahuan partikular, pengetahuan universal tersebut dikategorikan sebagai pengetahuan hushul.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 13

PROPOSAL PENELITIAN

Menyusun proposal (rencana) penelitian dapat diibaratkan seperti membuat suatu barang untuk dijual. Artinya, laku atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada mutu barang itu dan kelihaian kita dalam menawarkan barang tersebut. Apalagi kalau barang tersebut merupakan hal baru dan yang dibutuhkan oleh masyarakat, konsumen tentu akan tertarik untuk membelinya. Bahwa hanya rencana penelitian yang bermutu ilmiah dan mempunyai kegunaan tinggilah yang akan diterima oleh masyarakat ilmiah. Apalagi bila rencana penelitian itu dapat menjanjikan hasil penemuan baru yang sangat berguna, baik ditinjau dari segi kepentingan praktis maupun dari aspek ilmu pengetahuan. Cara penawaran yang menarik juga sangat penting. Dalam arti, bahwa si pembuat rencana penelitian harus dapat meyakinkan pihak yang akan menyetujui rencana penelitian tersebut. Untuk itu dibutuhkan penguasaan ilmu yang memadai, tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Kekecewaan karena rencana penelitiannya ditolak, sering dialami peneliti yang membuat rencana penelitiannya secara terburu-buru. Penolakan ini biasanya bersumber pada penguasaan materi yang kurang mendalam, karena si peneliti kurang banyak membaca. Berbagai komentar yang muncul , misalnya : 1. Penelitian sudah pernah diteliti orang 2. Kurang ada manfaatnya 3. Kurang bobot ilmiahnya 4. Penelitian hanya bersifat coba-coba saja

Dalam hal seperti ini kegemaran membaca pustaka ilmiah, terutama yang memuat hasil-hasil penelitian seperti : journal, bulletin dan laporan-laporan hasil penelitian yang lain, merupakan kegiatan yang mutlak diperlukan bagi seorang peneliti.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 14

Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab-bab : 1. Pendahuluan, 2. Tinjauan Pustaka, 3. Perumusan Hipotesis, 4. Metode Penelitian.

Bagian lainnya seperti: Halaman judul penelitian, Halaman persetujuan, Kata Pengantar, Daftar Pustaka dan Lampiran.

Bab Pendahuluan Bab ini biasanya terdiri dari : 1. Latar Belakang 2. Perumusan permasalahan, 3. Tujuan Penelitian.

Prinsip singkat tetapi jelas berlaku di sini. SINGKAT, artinya janganlah menulis hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. JELAS, dalam arti jangan sampai terlewatkan hal-hal yang seharusnya ditulis guna kejelasan dari tulisan itu sendiri.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 15

FORMULASI PERMASALAHAN Penelitian berpangkal dari suatu pertanyaan dari suatu permasalahan yang muncul dari benak peneliti karena "ketidak-tahuan" mengenai suatu fenomena atau gejala. Misalnya: Apa yang menyebabkan meningkatnya kriminalitas / kenakalan remaja ? Mengapa produksi pertanian (dapat juga menyebut salah satu komoditi, misalnya harga gula) tidak mampu bersaing di pasaran dunia? Jawabannya dapat bersifat teknik, sosial, atau ekonomis.

Stimuli penelitian dapat datang dari berbegai sumber: pengamatan, bacaan baik dari buku ataupun sumber-sumber lain misalnya pertemuan ilmiah. Stimuli penelitian di perguruan tinggi juga dapat juga berasal dari pesanan dari pembuat kebijaksanaan (policy makers) mengenai suatu permasalahan tertentu yang dihadapi mereka. Seorang mahasiswa yang memulai penelitiannya seringkali menyatakan permasalahan penelitian dengan mengemukakan judul penelitian. Ketika ditanya apa permasalahan penelitian, seringkali tidak dapat menyatakan permasalahan penelitian. Permasalahan penelitian merupakan justifikasi/alasan mengapa penelitian tertentu perlu dilakukan. Justifikasi tergantung pada pentingnya permasalahan, sedangkan pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari pelbagai aspek. Problematik penelitian hendaknya juga mencakup bukan hanya "What" tetapi juga dapat mencakup "whom", "where", and "when". Pertanyaan atau permasalahan penelitian yang lebih spesifik akan lebih baik karena dapat mengarahkan kegiatan peneltian yang lebih spesifik pula. Mengapa seringkali sulit dalam formulasi permasalahan? Hal ini dapat terjadi karena kurang menguasai permasalahan dalam bidang itu, atau kekurangan membaca literatur yang sudah ada, disamping pengalaman yang belum cukup dalam bidang penelitian. Masalah penelitian dapat diperoleh dari dua sumber: dari teori yang sudah ada (ekperimen) dan dari lapangan (survey, pengumpulan data di lapangan setelah dianalisa dan diinterpretasikan harus dikaitkan dengan teori). Untuk

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 16

memformulasikan permasalahan seringkali lebih mudah untuk berfikir perbedaan antara "what is" (apa yang terjadi) dan "what should be" (apa yang seharusnya terjadi). Permasalahan penelitian yang baik harus memenuhi beberapa syarat: 1. 2. 3. 4. 5. relevan dengan waktu timbulnya permasalahan, berhubungan dengan problematik praktis, dapat mengisi "research gap", memungkinkan genelarisasi, memiliki ketajaman dalam definisi / pembatasan dari konsep-konsep utama, 6. dapat memerbaiki metoda penelitian bagi peneliti berikutnya.

TUJUAN Tujuan penelitian adalah formulasi apa yang ingin diketahui atau ditentukan dalam melaksanakan penelitian. Tujuan penelitian bentuk pernyataan, seperti misalnya dengan menggunakan kalimat: 1. 2. 3. untuk mengetahui . . . . . . ., untuk memperoleh . . . . ., . .

(dimaksudkan untuk menyatakan secara spesifik apa yang akan dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil). ( .. PROSES & HASIL.. )

KEGUNAAN Kegunaan penelitian: Manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai. Apakah memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan ataukah Berguna untuk menjawab masalah-masalah pembangunan.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 17

BAB TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan konsepsi dan teori-teori yang relevan dan biasanya diperoleh dari: Buku-buku teks, Bulletin, Prosiding Jurnal, dan Laporan hasil penelitian lain.

Isinya relevan dengan problem yang diteliti dan berasal dari pustaka-pustaka terbaru. Uraian dalam bab ini harus dapat memberikan landasan ilmiah tentang : 1. Masalah penelitian, 2. Metode yang dipilih (bila perlu), dan 3. Memberikan landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan (diduga) lebih baik daripada perlakuan yang lain atau mengapa suatu variabel diduga berhubungan dengan variabel yang lain.

HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan hasil mental peneliti mengenai fakta-fakta yang diketahuinya atau jawaban sementara mengenai suatu gejala atau hubungan antara dua gejala empiris. Fungsi hipotesis: 1. 2. sebagai dasar penelitian dan pengamatan / observasi. sebagai alat bantu untuk memperoleh pengetahuan baru, yang pada permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya. Hipotesis harus didasari suatu landasan teori yang mantap, sehingga dapat terhindar dari hubungan-hubungan palsu. Teori dapat diangkat menjadi hipotesa, teori tersebut diuji kembali secara empiris dalam suatu lingkungan tertentu. Setelah diuji maka hipotesa tsb dapat mendukung teori atau dapat menolak teori. Oleh karena itu hasil penelitian tidak

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 18

perlu sesuai dengan hipotesa baik hipotesa yang diangkat dari teori ataupun hasil pengamatan empiris di lapangan. Hipotesis juga dapat merupakan dugaan atau pendapat sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian. Tidak Semua Penelitian Bertujuan Untuk Membuktikan Kebenaran Hipotesis, Tetapi Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksperimental Pada Dasarnya Memang Bertujuan Demikian. Hipotesis bila dipandang perlu dapat dihilangkan (tidak ditulis), yaitu apabila dalam perumusan tujuan penelitian penulis sudah menyajikan dalam bentuk kalimat yang sangat jelas dalam arti dapat memberi petunjuk tentang pengujian hasil penelitian. Hipotesis disajikan dalam kalimat pernyataan, sedangkan tujuan penelitian disajikan dalam kalimat pertanyaan.

METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti menjelaskan seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian. Tidak hanya variabel bebas dan variabel tergantung saja, tetapi juga variabel- variabel lain yang menentukan keberlakuan hasil penelitian. Untuk bidang AGROKOMPLEKS identifikasi dan definisi variabelvariabel ini menjadi penting, terutama bila penelitian dilaksanakan di lapangan dan bersifat inter-temporer.

Bab Metode Penelitian dapat berisi a.l. : a. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Tidak semua penelitian perlu dijelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaannya. b. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, terutama tentang

spesifikasi alat dan bahan tersebut c. Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya, d. Pelaksanaan penelitian, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap,

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 19

e. Pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengamatan penelitian serta dapat menunjang apa saja yang perlu dikumpulkan. f. Analisis data dan interpretasinya.

DESKRIPSI PROPOSAL PENELITIAN 1. Judul Penelitian Hendaklah SINGKAT dan SPESIFIK, tetapi cukup JELAS untuk memberi gambaran mengenai penelitian yang direncanakan. Contoh: .. ?

2. Pendahuluan Penelitian dilakukan untuk menjawab keingin-tahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Kemukakan hal-hal yang mendorong, atau argumentasi pentingnya dilakukannya penelitian. Uraikan proses dalam meng identifikasikan masalah penelitian

3. Perumusan Masalah Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti.Uraikan pendekatan atau konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan. definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi

4. Tinjauan Pustaka Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori,

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 20

temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan landasan pustaka untuk melakukan penelitian. Uraian dalam tinjaun

dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan

digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.

5. Tujuan Penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk menjajagi, menguraikan, menerangkan, membuktikan, menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan atau membuat suatu prototipe.

6. Kontribusi Hasil Penelitian Uraian kontribusi penelitian dalam: 1. 2. 3. 4. Penemuan ilmu pengetahuan Pengembangan teknologi Pemecahan masalah pembangunan Pengembangan kelembagaan

Hasil berupa: Ilmu pengetahuan: DESKRIPSI, SINTESIS, ANALISIS, . Teknologi: Hardware, Software Problem solving: MODEL, Metode, Strategi, Prosedur Kelembagaan: Disain/rancangan/Konsep Institutional building

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 21

7. Metode Penelitian Uraian metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi: 1. variabel penelitian, 2. model yang digunakan, 3. rancangan penelitian, 4. teknik pengumpulan data, 5. analisis data, dan 6. cara interpretasi/ penafsiran hasil. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan: 1. pendekatan yang digunakan, 2. proses pengumpulan data & informasi 3. analisis data & informasi, 4. proses penafsiran dan 5. penyimpulan hasil penelitian.

8. Jadwal Pelaksanaan Jadwal Kegiatan penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian, dalam bentuk bar-chart. Bar chart ini memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian. Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian. Untuk penelitian multiyear, keterkaitan antara tahapan yang satu dengan tahapan selanjutnya harus jelas (bersifat serial dan/atau bukan paralel).

9. Daftar Pustaka Dalam penyusunan Daftar Pustaka dianjurkan, untuk menggunakan Buku Pedoman tentang itu. Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks. Dengan menggunakan PEDOMAN TERTENTU tidak hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 22

10. Lampiran Apabila penyajian tabel, grafik, gambar dan foto dalam teks dipandang akan mengganggu kontinuitas jalannya pembahasan, sebaiknya disajikan dalam Lampiran.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 23

SUMBER MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN

A. SUMBER MASALAH Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Stonner mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui bila: a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan c. Ada pengaduan d. Ada kompetisi

Rumusan masalah yang Baik Frankel dan Wallen, mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah: a. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tsb harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu b. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut. c. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia d. Masalah bersifat etis, yang tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama. Kasus majalah Arswendo, yang menimbulkan masalah di masyarakat. Tuckman, menambahkan rumusan masalah yang baik adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam kalimat tanya, atau alternatif yang tetapi secara implisit mengandung pertanyaan. Misalnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah ada hubungan antara . Dengan ..

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 24

Bentuk-bentuk Masalah Penelitian Bentuk-bentuk masalah dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi, yaitu a. Permasalahan Deskriptif yaitu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah Deskriptif: 1. Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT. Nabilla? 2. Bagaimana sikap masyarakat terhadap adanya Bank Syariah di Kota Tasikmalaya? 3. Bagaimana aplikasi pembiayaan mudharabah di BRS Al Ghifari?

b. Permasalahan Komparatif yaitu suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang bebeda, contoh: 1. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri, BUMN dan swasta? (satu variabel pada tiga sampel) 2. Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Syariah dan konvensional?

c. Permasalahan Asosiatif yaitu suatu pertanyaan peneliti yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal dan interaktif/timbal balik. 1. Hubungan simetris yaitu suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama,

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 25

contoh: a. adakah hubungan antara masyarakat muslim di kota tasikmalaya dengan jumlah nasabah bank syariah Sejahtera? ini contoh judul penelitiannya: hubungan antara masyarakat muslim dengan jumlah nasabah bank syariah Sejahtera. 2. Hubungan kausal yaitu suatu hubungan yang bersifat sebab akibat. Disini ada variabel independen dan variabel dependen, contoh: a. adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja? b. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap iklim kerja perusahaan? contoh judul penelitiannya: pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di Bank Sejahtera. 3. Hubungan Interaktif / timbal balik

4. Hubungan resiprocal yaitu hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh: a. Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi b. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

B. Variabel Penelitian Variabel Penelitian yaitu sesuatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Contohnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan, gaji, produktivitas kerja, tinggi, berat badan dll.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 26

Jenis Variabel 1. 2. 3. 4. Variabel independen Variabel dependen Variabel moderator Variabel Antara

1. Variabel dependen Sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai terikat variabel terkait. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Contoh: a. Seorang manager merasa prihatin bahwa penjualan sebuah produk yang baru saja diluncurkan setelah dilakukan uji pemasaran tidak memenuhi harapannya. Variabel terikat disini adalah penjualan, karena penjualan produk dapat bervariasi bisa tinggi, sedang dan rendah; penjualan merupakan fokus utama manager. b. Seorang wakil direktur merasa prihatin bahwa karyawannya tidak loyal terhadap organisasi dan tampaknya mereka mengalihkan loyalitas pada institusi lain. Apa variabel terikatnya????

2. Variabel Independen Sering disebut variabel stimulus, prediktor. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab Contoh: Penelitian menunjukan bahwa keberhasilan pengembangan produk baru berpengaruh thd harga saham perusahaan, yaitu semakin sukse peluncuran produk baru, semakin tinggi harga saham perusahaan. Karena itu kesuksesan perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 27

produk baru adalah variabel bebas dan harga saham perusahaan adalah variabel terikat

3.

Variabel moderator: Variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Contoh: Ditemukan bahwa hubungan antara ketersediaan buku pedoman referensi yang dapat diakses oleh karyawan perusahaan manufaktur dan produk cacat. Yaitu, jika pekerja mengikuti prosedur yang ditentukan dalam buku pedoman, mereka mampu menghasilkan produk yang tidak cacat.

Paradigma Penelitian Yaitu pola fikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan tekhnik analisis statistik yang akan digunakan. Bentuk-bentuk paradigma penelitian kuantitatif: 1. Paradigma sederhana paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Bentuk-bentuk paradigma penelitian kuantitatif: a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu, yaitu: 1. Rumusan masalah deskriptif (dua) a. Bagaimana X (kualitas iklan) b. Bagaimana Y (barang yang terjual) 2. Rumusan masalah asosiatif / hubungan (satu) a. Bagaimanakah hubungan atau pengaruh antara kualitas iklan dengan jumlah barang yang terjual

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 28

b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang iklan dan tentang penjualan c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan satu hipotesis asosiatif (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan) 1. Dua hipotesis deskriptif: a. Kualitas iklan yang dilakukan telah mencapai 70% dari yang diharapkan b. Jumlah barang yang terjual telah mencapai 90% dari yang diharapkan 2. Hipotesis asosiatif Ada hubungan yang positif antara kualitas iklan dengan jumlah barang yang terjual atau, bila kualitas iklan ditingkatkan maka akan menaikan penjualan.

Teknik analisis data Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis. 1. Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sample 2. Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio, maka menggunakan teknik statistik korelasi product moment. Paradigma sederhana berurutan Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana X1 = Kualitas bahan baku X2 = Kualitas pengerjaan X3 = Kualitas barang yang di hasilkan Y = Kepuasan pembeli

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 29

Paradigma sederhana, menunjukan hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antara variabel (X1 dg X2; X2 dg X3 dan X3 dengan Y) tersebut menggunakan teknik korelasi sederhana. Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3, dengan persamaan Y = a + bX3. Berdasarkan contoh 1 tersebut, berapa jumlah rumusan masalah deskriptif dan asosiatif?

Paradigma ganda dengan dua variabel independen Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua independen variabel dan satu dependen. Dalam paradigma ini terdapat 3 rumusan masalah deskriptif, dan 4 rumusan masalah asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda). Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu variabel dependen Y. untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan tekhnik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda 4.

Paradigma ganda dengan tiga variabel independen Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1;X2;X3) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 macam dan rumusan masalah asosiatif untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1. Paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1;X2 dan X3. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dg variabel Y; X2 dg Y; X3 dg Y; X1 dengan X2; X2 dg X3; dan X1 dg X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini Paradigma ganda dengan dua variabel dependen X = tingkat pendidikan Y1 = wawasan bisnis Y2 = keberhasilan usaha

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 30

Paradigma dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dg Y2 analisis regresi juga dapat digunakan disini.

Paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen (X1;X2) dan dua variabel dependen (Y1 dan Y2). Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan enam rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara simultan. Adalah paradigma ganda dua variabel independen dan dua variabel dependen. Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5 dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga digunakan untuk memprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang kereta api.

Paradigma Jalur Teknik analisis statistik yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi. Dalam paradigma itu terdapat emapt rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif. Dinamakan paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung kesasaran akhir. Meskipun hubungan tersebut bisa dikatakan diyakini benar secara umum bagi semua karyawan, namun hal tersebut bergantung pada kecenderungan atau keinginan karyawan untuk membaca buku pedoman setiap kali sebuah prosedur baru diterapkan. Dengan kata lain, hanya mereka yang memperhatikan dan ingin menghasilkan produk yang tidak cacat.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 31

4. Variabel Antara (Intervening) Yaitu variabel yang mengemukan antara waktu variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi variabel terikat dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. Variabel antara mengemukan sebagai sebuah fungsi variabel yang berlaku dalam situasi apapun, serta membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 1. Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT. Nabilla? 2. Bagaimana sikap masyarakat terhadap adanya Bank Syariah di Kota Tasikmalaya? 3. Bagaimana aplikasi pembiayaan mudharabah di BRS Al Ghifari?

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 32

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Pengertian Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasigenerelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. (Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, 2009:79) Teori adalah seperangkap konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2009:80) Sitirahayu 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Mark membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain: 1. Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan. 2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist 3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Berdasarkan pernyataan di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, maka dia bukan suatu teori. (Sugiyono, 2009:8081)

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 33

B. Tingkat dan Fokus Teori Numan mengemukakan tingkat teori menjadi tiga, yaitu Micro, Meso dan Macro. Selanjutnya fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtatif, teori formal, dan midle range theory. Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti. (Sugiyono, 2009:83)

C. Kegunaan Teori dalam Penelitian Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai. Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus pendidikan. Teori umum pendidikan dapat dibagi menjadi filsafatfilsafat pendidikan (filsafat ilmu pendidikan dan filsafat praktek pendidikan) dan Ausland pedagogik. Teori khusus pendidikan dapat dibagi menjadi teknologi pendidikan (manajemen pendidikan, pengembangan kurikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi pendidikan) dan ilmu pendidikan (ilmu pendidikan makro dan mikro). Redja Mudyaharjo 2002 dalam (Sugiyono, 2009:88), mengemukakan bahwa, sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titi tolak pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah: 1. Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 34

2. Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai halhal yang baik atau norma-norma yang baik 3. pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah. D. Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabelvariabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. (Sugiyono, 2009:89).

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 35

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: 1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya 2. Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti. 3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian lihat penelitian permasalahan yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan saran yang diberikan. 4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya dan dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 5. Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. E. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan peda kerangka berpikir. Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka merupakan pemikiran penjelasan yang membuahkan sementara terhadap hipotesis. gejala Kerangka pemikiran yang menjadi objek

permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir Nursaid Fitria (06101410022) Page 36

merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Setelah variabel-variabel diidentifikasi dan klasifikasikan, maka variabelvariabel tersebut perlu diidentifikasikan secara operasional. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (diobservasi) dari definisi operasional tersebut dapat ditentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Adapun cara penyusunan definisi operasional itu bermacam-macam, yaitu: 1. Menekankan kegiatan (Operation) apa yang perlu dilakukan 2. Menekankan bagaimana kegiatannya (Operation) itu dilakukan 3. Menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan. Contohnya sebagai berikut: 1. Frustrasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir dicapai. 2. orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam pemecahan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan. 3. Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka berada dalam kelompok dari pada seorang diri. Setelah definisi operasional sebagaimana contoh di atas, selanjutnya peneliti menunjuk alat yang dipergunakan untuk mengambil data-datanya. Dan setelah dirumuskan, maka yang terkandung dalam hipotesis telah

dioperasionalisasikan, jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional dan siap diuji melalui data empiris. (Marzuki, 2005)

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 37

1. kategori konseptual dan kawasannya. Kategori adalah unsur konseptual suatu teori, sedangkan kawasannya adalah aspek atau unsur suatu kategori. Perlu diketahui pula bahwa kategori maupun kawasannya disini tidak lain adalah konsep yang ditunjukkan oleh data yang berbeda dalam tingkat konseptualnya. Bila kategori atau kawasannya telah diperoleh, maka bila terjadi perubahan pada data kategori itu akan tetap, tidak akan berubah atau menjadi lebih jelas. 2. hipotesis. Unsur teori yang kedua ini dicapai melalui analisis perbandingan. Analisis perbandingan antara kelompok tidak hanya menghasilkan kategori, tetapi mempercepat adanya hubungan yang disimpulkan antara kelompok tersebut dan hal itu dinamakan hipotesis. Perlu ditekankan adalah bahwa status hipotesis ialah sesuatu yang disarankan, bukan sesuatu yang diuji antara hubungan kategori dan kawasannya. Integrasi teori artinya pemanduan unsur-unsur teori sehingga menjadi lebih bermakna dan lebih kompak. Integrasi tersebut dilakukan pada hipotesis yang muncul dari data pada tingkat keumuman yang rendah maupun tinggi.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 38

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Dalam penelitian kuantitatif, populasi dan sampel penelitian sangat diperlukan. Populasi adalah wilayah generasli yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh penbeliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan begitu juga sebaliknya. Dalam menetapkan besar kecilnya sampel, tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada ketentuan berapa persen suatu sampel harus diambil. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel hampirhampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus memperhatikan dua hal, yaitu: 1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas 2. Besarnya populasi.

Langkah-langkah dalam penarikan sampel adalah penetapan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan akan diwakili oleh sampel di dalam penyelidikan. Penarikan sampel dari penelitian tidak lain memiliki tujuan untuk memperoleh informasi mengenai populasi tersebut. Oleh karena itu, penarikan sampel sangat diperlukan dalm penelitian.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 39

Terdapat beberapa jenis desain sampling dalam penelitian. Jenis pertama desain sampling adalah probality sampling. Jenis sampling ini ada beberapa, yaitu: 1. Acak sederhana (simple random sampling), yaitu acak jenis ini adalah acak yang paling dikenal oleh banyak orang dalam pencarian sampel. 2. Rancangan acak berstrata (stratified random sampling) yaitu apabila populasi terdiri dari sejumlah sub-kelompok atau lapisan yang mungjin memiliki ciri yang berbeda acapkali diperlukan suatu bentuk penarikan sampel yang disebut penarikan berlapis 3. Rancangan klaster (cluster sampling), yaitu mendaftar semua anggota populasi sasaran dan kemudian memilih sampel diantaranya. 4. Rancangan sistematis (systematic sampling), yaitu penarikan sampel dengan cara mengambil setiap kasus yang kesekian dari daftar populasi.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 40

HIPOTESIS PENELITIAN

Pengertian Hipotesis, Cara Membuat Hipotesis yang Baik, Ciri-Ciri Hipotesis

A. PENGERTIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah usulan keterangan untuk gejala. Dalam metode hipotetik deduktif, hipotesis sebaiknya falsifabel, berarti bahwa mungkin bahwa itu bisa diperlihatkan bahwa itu adalah salah, biasanya oleh pengamatan.

Sebagai contoh, seorang pembaca yang menemukan artikel yang bermutu tinggi di Wikipedia mungkin membentuk hipotesis bahwa artikel Wikipedia hanya bisa diredaksikan oleh sangat memenuhi syarat profesor dengan Ph.D lipat ganda. Ini bisa dianggap sebagai hipotesis, karena falsifabel; bisa disalahkan dengan menyadari bahwa siapa saja bisa meredaksikan artikel Wikipedia, menggunakan pautan "Sunting halaman ini" di atas semua halaman. Suatu eksperimen sehubungan dengan ini adalah dengan mengklik pautan itu, meredaksikan halaman, dan menyimpannya. Jika halaman yang diganti muncul, dan anda tidak mempunyai ini Ph.D ganda, hipotesis anda disalahkan, dan eksperimen berakhir.

B. CARA MEMBUAT HIPOTESIS YANG BAIK Persyaratan untuk Membuat Hipotesis yang Baik yaitu: 1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jelas. 2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Menunjukkan dengan nyata adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. 3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya dan didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 41

Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga: a. Hipotesis penelitian/kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.

Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress b. Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress. c. Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angkaangka (kuantitatif). Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 42

C. CIRI-CIRI HIPOTESIS Karakteristik Hipotesis yang Baik. Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Halhal tersebut diantaranya : 1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas 2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel. 3. Hipotesis harus dapat diuji 4. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada. 5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik : a. Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel

Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut

mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain. b. Hipotesis harus Dapat Diuji Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris. c. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuanHipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 43

d. Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.

MENGUJI HIPOTESIS Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 44

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. PENDAHULUAN Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. kualitas instrumen berhubungan dengan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengummpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Data dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Pada pembahasan teknik pengumpulan data kali ini akan lebih mengarah pada teknik pengumpulan data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. (Amirin 2000). Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan, yang mirip dengan pekerjaan detektif (Miles, 1992). Dari sebuah penyelidikan akan dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan (Moleong, 2007:157). Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan, dll. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), Quesioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 45

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik dalam mengumpulkan data, seperti yang dikemukakan Sevilla, dkk (1993) bahwa dalam pengumpulan data penelitian dalam pendidikan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Pengamatan (Observation) Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dalam kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh

pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya. Untuk mengamati perilaku para pembuat keputusan, penganalisis sistem juga harus mengamati lingkungan di sekitar mereka. Beberapa unsur konkret di lingkungan pembuat keputusan bisa diamati dan diterjemahkan. Unsur-unsur ini meliputi : 1. Lokasi kantor 2. Penempatan meja pembuat keputusan 3. Alat tulis kantor 4. Properti seperti komputer dan kalkulator

5. Jurnal dagang dan koran 6. Pencahayaan dan warna 7. Cara berpakaian oleh pembuat keputusan

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 46

Kelebihan teknik observasi: 1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. 2. Penganalisis melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, penganalisis dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain. 3. Dengan observasi, penganalisis dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik perlatan, penerangan, gangguan suara, dsb. Kekurangan teknik observasi: 1. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak semestinya. 2. Pekerjaan yang sedang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan. 3. Observasi dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan. 4. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutupi kejelekannya. Wawancara (Interview) Teknik pertanyaan lebih cocok digunakan dalam pendekatan survei. Pertanyaan yang efektif akan membantu pengumpulan data yang akurat, karenanya Fox (dalam Sevilla, 1993) memberikan kreteria karakteristik pertanyaan yang efektif sebagai berikut; (a) bahasanya jelas, (b) ada ketegasan isi dan periode waktu, (c) bertujuan tunggal, (d) bebas dari asumsi, (e) bebas dari saran, dan (f) kesempurnaan dan konsistensi tata bahasa.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 47

Wawancara Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi.

Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.

Wawancara memungkinkan analis sistem mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dan prosedur-prosedur informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional.

kelengkapan informasi. Meskipun e-mail dapat digunakan untuk Analis sistem menggunakan wawancara untuk mengembangkan hubungan mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja, serta untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan menyiapkan orang yang diwawancarai dengan memberi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan temuan, namun akan lebih baik bila wawancara dijalankan secara personal bukan elektronis.

Lima Langkah Persiapan Wawancara: 1. Membaca materi latar belakang Bacalah informasi latar belakang tentang orang yang diwawancarai dan organisasinya sebanyak mungkin. Materi ini dapat diperoleh dari orang yang bisa Anda hubungi segera untuk menanyakan tentang Website perusahaan. Laporan tahunan terbaru, laporan berkala perusahaan, atau publikasi-publikasi lainnya yang dikirim keluar sebagai penjelasan tentang organisasi kepada publik. 2. Menetapkan tujuan wawancara Gunakan informasi latar belakang yang Anda kumpulan serta pengalaman Anda untuk menetapkan tujuan-tujuan wawancara. Setidaknya ada empat sampai enam area utama yang berkaitan dengan sikap pengolahan informasi dan pembuatan keputusan yang ingin Anda

tanayakan. Area tersebut meliputi sumber-sumber informasi, format

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 48

informasi, frekuensi pebuatan keputusan, kualitas informasi, dan gaya pembuat keputusan. Analisis Sistem Halaman 2 3. Memutuskan siapa yang diwawancarai Saat memutusakan SIAPA saja yang diwawancarai, sertakan pula orangorang terpenting dari semua tingkatan yang untuk hal-hal tertentu bisa dipengaruhi sistem. 4. Menyiapkan orang yang diwawancarai Siapkan orang yang akan diwawancarai dengan menelpon mereka atau menulis pesan e-mail sehingga memungkinkan orang-orang yang akan diwawancarai mempunyai waktu untuk berpikir. Aturlah waktu untuk menelpon dan membuat janji pertemuan. Biasanya, wawancara dijalankan selama 45 menit atau paling lama 1 jam. 5. Menentukan jenis dan struktur pertanyaan Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup area-area dasar dalam pembuatan keputusan saat Anda menegaskan tujuan-tujuan wawancara. Teknik bertanya yang tepat adalah inti dari wawancara.

Ada Dua Jenis Pertanyaan Dalam Wawancara: a. Pertanyaan Terbuka (Open Ended) Pertanyaan terbuka menggambarkan pilihan bagi orang yang

diwawancarai untuk merespons. Mereka terbuka dan bebas merespons. Respons dapat berupa dua kata atau dua paragraf. Beberapa contoh pertanyaan terbuka:

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi bisnis ke bisnis ecommerce di peusahaan Anda ?

Apa tujuan terpenting departemen Anda ? Sekali data diajukan lewat website bagaimana data-data tersebut akhirnya diproses ?

Gambarkan proses monitoring yang tersedia secara online ? Apa rasa frustasi terbesar yang Anda alami selama masa peralihan menuju e-commerce ?

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 49

Kelebihan teknik wawancara: 1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan. 2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang. 3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai. 4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi. Kekurangan teknik wawancara: 1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya. 2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia. 3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan rmai. 4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bilawaktu yang dimilikinya sangat terbatas. JOINT APPLICATION DESIGN (JAD) Pendekatan altrenatif untuk mewawancarai pengguna satu demi satu disebut JAD, yang dikembangkan oleh IBM. Latar belakang digunakannya JAD adalah untuk : menyingkat waktu (sekaligus biaya) yang diperlukan dalam wawancara meningkatkan mutu hasil informasi yang diperoleh menciptakan identifikasi lebih banyak pengguna dengan system informasi baru sebagai hasil proses-proses yang partisipatif.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 50

JAD memerlukan beberapa keahlian khusus dari penganalisis serta kemampuan dan komitmen penuh dari pihak organisasi dan pengguna yang menggunakan pendekatan ini. Dalam situasi-situasi tertentu, JAD dapat menjadi sangat efektif dan dapat dianggap sebagai alternatif untuk beberapa metode tradisional yang digunakan untuk menganalisis sistem. Sesi JAD terdiri dari berbagai partisipan: Penganalisis. Sedikitnya satu penganalisis harus ada, namun biasanya penganalisis berperan pasif, tidak seperti wawancara tradisonal dimana penganalis mengontrol interkasi. Pengguna. Delapan sampai dua belas pengguna dapat dipilih dari berbagai tingkatan agar berpartisipasi dalam sesi JAD. Cobalah memilih pengguna di atas level bagaian administrasi yang dapat menyatakan informasi apa yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka serta apa yang mereka harapkan dari sistem yang baru. Pihak eksekutif. Pemimpin sesi tidak harus seorang ahli dalam menganalisis dan mendesain sistem, melainkan seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang mengagumkan untuk memfasilitasi interaksi secara tepat. Pertimbangkan seorang anggota departemen pelatihan yang bertindak sebagai pemimpin sesi.Pengamat Sesi JAD harus pula mencakup satu atau dua pengamat yang dapat berupa penganalisis atau ahli-ahli teknik dari area fungsional lainnya agar dapat memberi penjelasan teknis dan saran-saran kepada kelompok selama sesi berlangsung

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 51

b. Pertanyaan Tertutup (Close Ended) Pertanyaan tertutup membatasi respons orang yang diwawancarai. Pertanyaan tertutup seperti dalam soal-soal pilihan ganda dalam ujian. Anda diberi suatu pertanyaan dengan lima jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis tanggapan Anda sendiri. Jenis pertanyaan tertutup khusus lainnya ialah pertanyaan dua pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena hanya memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju.

Beberapa contoh pertanyaan tertutup: Berapa lama dalam seminggu gudang informasi proyek diperbaharui? Rata-rata berapa kali panggilan yang diterima pusat panggilan setiap bulannya ? Dari sumber-sumber informasi berikut yang mana yang paling bermanfaat menurut Anda 1. Formulir keluhan konsumen 2. Keluhan lewat e-mail dari konsumen yang mengunjungi website 3. Interaksi tatap muka dengan konsumen 4. Barang yang dikembalikan konsumen Beberapa contoh pertanyaan dua-pilihan:

Adakah Anda menggunakan web untuk menampilkan informasi bagi vendor ?

Setuju atau tidak setuju Anda bahwa e-commerce tidak begitu aman? Apakah Anda ingin menerima salinan laporan keuangan Anda setiap bulan?

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 52

Struktur-struktur pertanyaan: a. Struktur Piramid Dengan menggunakan bentuk ini, penanya mulai menanyakan pertanyaanpertanyaan mendetail, biasanya berupa pertanyaan tertutup. Kemudian penanya memperluas topik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka Contoh: Bagaimana masalah yang Anda alami dengan firewall ? Apakah Anda mempertimbangkan metode-metode lain untuk dan membuka respons-respons yang lebih umum.

meningkatkan keamanan data-data perusahaan ? Apakah yang Anda pikirkan bisa membuat keamanan di sini lebih efektif ? Umumnya, bagaimana perasaan Anda tantang keamanan data terhadap pentingya akses internet ? b. Struktur Corong Struktur ini memulai wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan umum dan terbuka, lalu membatasi respons dengan mengajukan pertanyaan yang lebih mendetail dan tertutup. Contoh: Bagaimana reaksi Anda terhadap pencarian berbasis Web yang baru? Departeman mana yang akan mengimplemantasikannya ? Item-item apa yang tersedia untuk pembelian lewat situs ? Adakah item-item tertentu yang ditiadakan di website ? c. Struktur Berbentuk Wajik Struktur ini harus dimulai dengan suatu cara khusus, kemudian menentukan hal-hal yang umum, dan akhirnya mengarah pada kesimpulan yang sangat spesifik. Contoh: Sebutkan lima jenis informasi yang dibawa layanan penggunaan website secara gratis seperti yang Anda gunakan. pertanyaan-

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 53

Sebutkan kegiatan-kegiatan promosional yang Anda buat fiturnya di website untuk layanan ini. Sebutkan nilai-nilai penggunaan komputer bagi Anda sebagai seorang Webmaster. Sebutkan dua item yang mengejutkan berkaitan dengan perilaku pengguna akhir situs Anda yang Anda temui lewat layanan ini. Apakah cookies merupakan suatu cara yang lebih baik untuk mengukur penggunaan tampilan situs ? Notulen Seorang notulen atau penulis dari departemen SI dapat menyertai sesisesi JAD dan bertugas menulis segala sesuatu yang dilakukan. Pastikan bahwa penulis tersebut menerbitkan rekaman hasil-hasil JAD segera sesudah kelompok mengadakan pertemuan. Pertimbangkan memilih penulis kedua dari departemen pengguna. Kondisi-kondisi yang mendukung penggunaan JAD. Berikut ini sejumlah kondisi yang membantu Anda memutuskan menggunakan JAD. Pertimbangkan untuk menggunakan JAD bila : 1. Kelompok pengguna gelisah dan menginginkan sesuatu yang baru, bukan solusi standar untuk suatu masalah khusus. 2. Budaya organisasi mendukung perilaku penyelesaian masalah bersama antar pegawai dari level yang berbeda-beda. 3. Penganalisis memprediksi bahwa jumlah ide-ide yang dapat dihasilkan 4. melalui wawancara empat-mata tidak sebanyak ide yang dihasilkan dari perluasan pengamatan kelompok. 5. Workflow organisasi memungkinkan ketiadaan personil kunci selama waktu dua sampai empat hari. Kelebihan penggunaan JAD untuk menjalankan wawancara tradisional: 1. Menghemat waktu wawancara tradisional empat-mata. 2. Memungkinkan perkembangan yang cepat. Pada wawancara pengguna tidak dapat dijalankan secara bertahap selama beberapa minggu atau bulan, perkembangan bisa berlanjut jauh lebih cepat.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 54

3. Kemungkinan pengembangan kepemilikan sistem informasi. Sebagai penganalisis, kita selalu berusaha melibatkan pengguna dan mendorong pengguna mengambil lebih dulu kepemilikan sistem yang kita rancang. 4. Pengembangan desain yang kreatif. Kekurangan JAD: 1. JAD membutuhkan komitmen waktu sepenuhnya dari 18 sampai 20 partisipan. 2. Jika persiapan setiap sesi JAD tidak cukup memadai, atau bila laporan tindak lanjut serta dokumentasi untuk spesifikasi-spesifikasi tertentu tidak lengkap. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan desain menjadi kurang begitu memuaskan. 3. Keahlian-keahlian organisasi dan budaya organisasi yang diperlukan tidak cukup dapat dikembangkan sehingga memungkinkan upaya-upaya bersama yang lebih produktif dalam menyusun JAD. Studi dokumenter (documentary study) Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,baik dokumen tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.

Angket atau kuesioner (questionnaire) Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 55

Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner adalah Suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan penganalisis untuk mengumpulkan data mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari orang-orang utama di dalam organisasi serta pendapat dari responden yang dipilih. Kuesioner sangat bermanfaat jika orang-orang di dalam organisasi terpisah saling berjauhan, yakni orang-orang yang terlibat proyek sistem, sehingga tinjauan secara keseluruhan diperlukan sebelum merekomendasikan alternatif lainnya

Kelebihan teknik kuesioner: 1. Kuesioner baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar. 2. Responden tidak merasa terganggu, karena dapat mengisi kuesioner dengan memilih waktunya sendiri yang paling luang. 3. Kuesioner secara relatip lebih efisien untuk sumber data yang banyak. 4. Karena kuesioner biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih objektif.

Kekurangan teknik kuesioner: 1. Kuesioner tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati. 2. Kuesioner cenderung tidak fleksibel, artinya pertanyaan yang harus dijawab terbatas yang dicantumkan di kuesioner saja, tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya. 3. Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan obeservasi yang dapat sekaligus mengumpulkan sampel 4. Kuesioner yang lengkap sulit untuk dibuat.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 56

Tipe Kuesioner Ada dua jenis format kuesioner, yaitu Format Bebas (Free Format) dan Format Pasti (Fixed Format). Dalam suatu kuesioner dapat hanya berbentuk format bebas saja atau format pasti saja atau gabungan dari keduanya.

Kuesioner Format Bebas Kuesioner format bebas berisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh responden di temapat yang sudah disediakan.Contoh: Sebutkan metode-metode yang Anda rasa tepat untuk memperbaiki masukanmasukan yang mengandung kesalahan.

Kuesioner Format Pasti Kuesioner tipe ini mempunyai beberapa bentuk pertanyaan. a. Check-off Questions Jenis dari pertanyaan-pertanyaan ini dibuat sehingga responden dapat memeriksa (check-off) jawaban-jawaban yang sesuai. Mana yang menjadi pemasok dari perangkat keras Anda ? _____ Compaq _____ IBM _____ Univac _____ Macintosh b. Yes/NO Questions Jenis dari pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan responden untuk menjawab Ya atau Tidak. c. Opinion/choice Questions Jenis dari pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan responden untuk memberikan pendapatnya. Bagaimana pendapat Anda tentang komputerisasi yang akan dilakukan ini ? 1 = Sangat setuju 2 = Setuju 3 = Kurang Setuju 4 = Tidak setuju 5 = Sangat tidak setuju

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 57

TEKNIK PENGOLAHAN DATA

A. PENGERTIAN Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sedangkan perolehan data seyogyanya relevaan artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian, mutakhir artinya data yang diperoleh masih hangat dibicarakan, dan diusahakan oleh orang pertama (data primer). Data yang sudah memenuhi syarat perlu diolah. Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian. Kekeliruan memilih analisis dan perhitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi maupun interpretasi. Hal ini perlu dikaji secara mendalam hal-hal yang menyangkut pengolahan data, supaya bisa memilih dan menentukan secara tepat dalam pengolahan data.

B. JENIS DATA Data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif sebagai berikut: a. Data kualitatif Data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Contonya wanita itu cantik, pria itu tampan, baik, buruk, rumah itu besar dan sebagainya. Data ini biasanya didapat dari wawancara yang bersifat subyektif sebab data tersebut ditapsirkan lain oleh orang yang berbeda. Data kualitatif dapat diangkakan dalam bentuk ordinal atau rangking. b. Data kuantitatif Data yang berwujud angka-angka. Contohnya ; yang diterima menjadi PNS 150 orang, penghasilan klinik bersalin 1 milyar/ bulan. Data ini diperoleh dari pengukuran langsung maupun dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan oleh semua orang.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 58

C. LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA a. Penyusunan data Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian. Penyusunan data harus dipilih data yang ada hubungannya dengan penelitian, dan benar-benar otentik. Adapun data yang diambil melalui wawancara harus dipisahkan antara pendapat responden dan pendapat interviwer.

b. Klasifikasi data Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti. Keuntungan klasifikasi data ini adalah untuk memudahkan pengujian hipotesis.

c. Pengolahan data Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang akan diuji harus berkaitan dan berhubungan dengan permasalahan yang akan diajukan. Semua jenis penelitian tidak harus berhipotesis akan tetapi semua jenis penelitian wajib merumuskan masalahnya, sedangkan penelitian yang menggunakan hipotesis adalah metode eksperimen. Jenis data akan menentukan apakah peneliti akan menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif diolah dengan menggunakan teknik statistika baik statistika non parametrik maupun statistika parametrik. Statistika non parametrik tidak menguji parameter populasi akan tetapi yang diuji adalah distribusi yang menggunakan asumsi bahwa data yang akan dianalisis tidak terikat dengan adanya distribusi normal atau tidak harus berdistribusi normal dan data yang banyak digunakan untuk statistika non parametrik adalah data nominal atau data ordinal.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 59

d. Interpretasi hasil pengolahan data Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas kerangka penelitian, dan secara etis peneliti rela mengemukakan kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam penelitian.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 60

TEKNIK ANALISIS DATA Type Data : 1. DATA NOMINAL (NON-PAR) KATEGORIKAL 2. Data Ordinal (non-par) (Diskrit Kontinue) 3. Data Interval (par) Analisis Data : 1. Analisis Deskriptif (Tabulasi, Grafik) Data Kategorial : Bar chart, Pie Chart, Pareto. Data Numerik Leaf, tabel kontingensi 2. Analisis Inferen (Uji normalitas dan linieritas, Uji validitas dan reliabilitas, Uji perbedaan, Uji hubungan, lainnya) 3. Kombinasi Dari Keduanya : Grafik line, Scater diagram, order ray, Steam and 1. DATA 2. Data Numerikal 3. Data Ratio (par)

Eksplanasi Verifikatif
(Simetris) (Asimetris)

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 61

STATISTIK DESKRIPTIF Data Kategorial : Bar chart, Pie Chart, Pareto. Data Numerik : Grafik line, Scater diagram, order ray, Steam and Leaf, tabel kontingensi

KORELASI Data Nominal dan Ordinal , digunakan : o Contingency coeficient o Phi & Cramers V o Lambda o Gamma o Sommers d o Kendall o Spearman Data Interval dan Rasio o Pearson CROSSTAB Analisis : Ho : Tidak ada hubungan antara variable baris dengan variable kolom H1 : Ada hubungan antara variable baris dengan variable kolom.

Dasar Pengambilan Keputusan : 1. Berdasarkan perbandingan uji chi kuadrat dan table Jika chi kuadrat Uji > chi kuadrat table Ho diterima

2. Berdasarkan nilai probabilitas Tentukan nilai alfa Jika nilai probabilitas/sigf. > alfa , Ho diterima Jika nilai probabilitas/sigf. < alfa, Ho ditolak

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 62

A. UJI NORMALITAS

1. Rasio Skewness Dan Rasio Kurtosis Rasio Skewnwss = Nilai Skewnwss / S.E. Skewness Rasio Kurtosis = Nilai Kurtosis / S.E. Kurtosis Jika Nilai Rasio Diantara - 2 s/d + 2 Sebarannya Bersifat Normal 2. Uji Kolmogorov Smirnov = Uji Lilliefor Jika Nilai Prob. / Sig F > 5 % Sebaran Bersifat Normal Jika Nilai Prob. / Sig F < 5 % Sebaran Bersifat Tidak Normal 3. Uji Shapiro Wilk Jika Nilai Prob. / Sig F > 5 % Sebaran Bersifat Normal Jika Nilai Prob. / Sig F < 5 % Sebaran Bersifat Tidak Normal 4. Gambar / Plot Histogram dengan Normal Curve Q-Q Plot Pembentukan Garis Berdasarkan Nilai Z. Jika Data Tersebar Di sekeliling Garis Berdistribusi Normal 5. Detrended Q-Q Plot Pembentukan Garis Untuk Mendeteksi Pola-pola Dari Titik-titik Yang Bukan bagian datri normal. Jika Data Tersebar Di Sekeliling Garis Berdistribusi Normal

B. UJI LINIERITAS Uji Linieritas Hanya Digunakan Untuk Uji Sebab Akibat (Uji Pengaruh) 1. Menggunakan Uji Regresi Nilai Sig F Dari Uji F Jika Nilai Sig F < 5 %, Model Linearitas Dapat Dignakan Jika Nilai Sig F > 5 %, Model Linearitas Tidak Dapat Digunakan

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 63

2. Menggunakan Scatter Plot Scatter Plot Yang Menunjukkan Hubungan Yang Linear, Terlihat Dari Titik Yang Mengumpul Di Suatu Garis.

C. UJI HOMOGENITAS Uji Homogenitas Digunakan Untuk Uji Beda Uji Homogenitas Menggunakan Uji Levene Jika Nilai Sig < 5 %, Data Berasal Dari Populasi-Populasi Yang Mempunyai Varians Yang Tidak Sama. Jika Nilai Sig > 5 %, Data Berasal Dari Populasi-Populasi Yang Mempunyai varian yang sama UJI PHI, CRAMERS V, CONTINGENCY COEFISIENT Untuk uji hubungan variable yang bersifat nominal dan hubungan ke dua variabel adalah simetris Kesimpulan yang dihasilkan : Ada / tidaknya hubungan, dengan memperhatikan nilai sig. Besar korelasi antar variable Hubungan erat jika value mendekati 1 Hubungan lemah jika value mendekati 0

UJI LAMBDA Untuk uji hubungan variable yang bersifat nominal dan hubungan ke dua variabel adalah Directional Measures Directional Measures digunakan jika salah satu variable merupakan var. dependen , sedangkan variable lainnya akan menjadi variable independen.

UJI GAMMA, KENDALLS TAU, SOMERSD Untuk uji hubungan variable yang bersifat ordinal. Besarnya korelasi antar variable ditentukan jika : Value bernilai mendekati +1 atau 1 hub. Kuat Value bernilai mendekati 0 bernilai lemah. Tanda + atau menyatakan sifat hubungan

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 64

UJI BEDA

Macam Uji Beda : 1. UJI BEDA RATA-RATA 2 POPULASI POPULASI INDEPENDENT POPULASI DGN VARIAN SAMA POPULASI DGN VARIAN BEDA

POPULASI PAIR POPULASI DGN VARIAN SAMA POPULASI DGN VARIAN BEDA

ANALISISNYA MENGGUNAKAN UJI T

2. UJI BEDA RATA-RATA > 2 POPULASI UJI BEDA DENGAN 1 PERLAKUAN

UJI BEDA DENGAN 2 PERLAKUAN

ANALISISNYA MENGGUNAKAN UJI ANOVA

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 65

PERBANDINGAN METODE PENGUJIAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETRIK ATAU NON-PARAMETRIK


APLIKASI Satu sampel TEST PARAMETRIK T test Z test Duasampel dependent T test Z test TEST NONPARAMETRIK Uji Binomial Uji Chi Kuadrat Sign test Wilcoxon Signed Test Mc Nemar Change Test Dua sampel independent T test Z test Mann-Whitney U Test Moses Extreme reactions Chi Square Test Kolmogorov S Test Walt-Wolfowitz runs k-sampel dependen Friedman test Kendall W test Cochrans Q k-sampel independent ANOVA test Kruskal Wallis test Chi Square test Median test

UJI BINOMIAL Untuk Kasus Dikotomi Jika Tidak Dikotomi, Gunakan Cutpoint Ho : frekuensi observasi kategori I = frekuensi observasi kategori II H1 : frekuensi observasi kategori I frekuensi observasi kategori II Jika ada perbandingan tertentu yang ingin dilihat, gunakan TEST PROPORTION sesuai yang diinginkan.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 66

UJI CHI-KUADRAT Untuk Kasus Yang Tidak Dikotomi Pembentukan Hipotesis pada uji chi-kuadrat : Ho : proporsi seluruh kategori bernilai sama H1 : ada proporsi dari kategori yang dibandingkan bernilai tidak sama Atau Ho : proporsi kategori yang ada sama dengan nilai yang telah ditentukan H1 : proporsi kategori yang ada tidak sama dengan nilai yang telah ditentukan.

UJI KOLMOGOROV SMIRNOV Ho: Data dapat diasumsikan berdistribusi uniform, normal, poisson H1: Data tidak dapat diasumsikan berdistribusi uniform, normal, poisson.

UJI MANN-WHITNEY, UJI KS, UJI RUN WW, UJI MOSES Ho : dua sampel independen berasal dari populasi yang identik atau dari populasi yang mempunyai mean yang sama. H1 : dua sampel independen berasal dari populasi yang berbeda atau dari populasi yang mempunyai mean yang beda.

UJI TANDA, UJI WILCOXON, UJI MCNEMAR Ho : Tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan H1 : Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan.

UJI KRUSKAL W., UJI MEDIAN Ho : Populasi yang dibandingkan mempunyai nilai rata2 yang sama H1 : Tidak semua populasi mempunyai nilai rata2 yang sama.

UJI FRIEDMAN, UJI W.KENDALL, UJI Q-COCHRAN Ho : K perlakuan yang dibandingkan adalah sama H1 : ada K perlakuan yang dibandingkan yang tidak sama.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 67

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

Guru

merupakan

komponen

penting

dalam

sistem

pendidikan.

Keberhasilan suatu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru. Guru harus senantiasa didorong untuk mampu mengembangkan dirinya sendiri untuk mencapai tingkat kualitas tertentu, mempertahankan dan memelihara kualitas itu dalam bentuk penjaminan kualitas, untuk senantiasa melakukan upaya peningkatan kualitas kerjanya secara berkelanjutan. Kualitas kinerja professional seorang guru tidak hanya sebatas menguasai bahan ajar dan menerapkan metode pembelajaran yang baik. Lebih dari itu, guru harus memahami keadaan dan kebutuhan peserta didik yang unik dan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya dan selalu berkembang dengan cepat dan sulit untuk diperkirakan sebelumnya. Pendekatan kearah pencapaian kualitas guru seperti itu akan berhasil melalui metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Dalam pendekatan ini, guru senantiasa berusaha untuk mengintegrasikan ilmu ke dalam praktek, baik ilmu tentang bahan yang diajarkan, maupun ilmu tentang bagaimana mengajar, dan bagaimana bergaul dengan peserta didik. Dengan demikian, dia akan menjadi guru peneliti yang reflektif (reflective teacher - researcher). Menurut Budi Susetyo, Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut : 1. JUDUL Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal. 2. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta - fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 68

hasil penelitian -penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini. 3. PERMASALAHAN Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar - benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan. 4. CARA PEMECAHAN MASALAH Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal. 5. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian - bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 69

dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan. Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungankeuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak. 6. KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku - pelaku PTK lain disamping terhadap teori - teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan. 7. RENCANA PENELITIAN Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan,tingkat kemampuan dan lain sebagainya. Aspek substantiF permasalahan seperti Matematika kelas II SMPLB atau bahasa inggris kelas III SMLB, juga dikemukakan pada bagian ini.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 70

Variabel yang diselidiki Pada bagian ini ditentukan variabel - variabel penelitian yang dijadikan titik - titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya. Rencana Tindakan Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti : 1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat - alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain- lain yang terkait bdengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah. Format kemitraan antara guru dengan dosen LPTK juga dikemukakan pada bagian ini. 2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. 3) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang. 4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 71

Data dan cara pengumpulannya Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan

digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan

sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, Para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan semata-mata sebagai sumber data. Akhirnya semua teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.

Indikator kinerja Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 72

Tim peneliti dan tugasnya Pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama - nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.

8.

JADWAL PENELITIAN Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.

9. RENCANA ANGGARAN 1. Komponen-komponen pembiayaan Rencana anggaran meliputi

kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan. Secara lebih rinci, pembiayaan yang termasuk dalam setiap bidang adalah sebagai berikut: a. Persiapan Kegiatan persiapan antara lain meliputi pertemuan anggota tim peneliti untuk menetapkan jadwal penelitian dan pembagian kerja, menyusun instrument penelitian, menetapkan format pengumpulan data, menetapkan teknik analisis data, dan sebagainya. b. Kegiatan operasional di lapangan Dalam kegiatan operasional dapat tercakup antara lain pelancaran tes diagnostik dan analisis hasilnya, gladi resik implementasi tindakan, perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi pelaksanaan tindakan perbaikan, pertemuan refleksi, perencanaan tindakan ulang, dan sebagainya. c. Penyusunan Laporan Hasil PTK Pembiayaan yang termasuk dalam bagian ini adalah penyusunan konsep laporan, review konsep laporan, penyusunan konsep laporan akhir. d. Seminar lokal hasil penelitian, seminar nasional hasil penelitian, dan sebagainya. Juga termasuk dalam pembiayaan adalah penggandaan dan pengiriman laporan hasil PTK, serta pembuatan artikel hasil PTK dalm bahasa Indonesia dan bahasa Inggris .

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 73

2. Cara Merinci Kegiatan dan Pembiayaan Biaya penelitian harus dirinci berdasarkan kegiatan operasional yang dijabarkan dari metodologi yang dikemukakan. Agar dapat dihitung biayanya, kegiatan operasional itu harus jelas namanya, tempatnya, lamanya, jumlah pesertanya. Sarana yang diperlukan dan output yang diharapkan. Beberapa patokan pembiayaan satuan kegiatan penelitian

Honorarium 1. Ketua Peneliti 2. Anggota tim peneliti 3. Tenaga Administrasi Besarnya honorarium tergantung pada sumber pandanaan Bahan dan Peralatan penelitian 1. Bahan habis pakai 2. Alat habis 3. Sewa alat Perjalanan 1. Biaya perjalanan sesuai dengan ketentuan 2. Transportasi lokal sesuai harga setempat 3. Lumpsum termasuk konsumsi sesuai dengan ketentuan 4. Monitoring dari PGSM minimal untuk satu orang, satu kali, selama dua hari 5. Konsultasi ketua tim peneliti ke PGSM selama dua hari Laporan Penelitian 1. Penggandaan 2. Penyusuinan artikel berbahasa Indonesia dan inggris 3. Pengiriman Seminar 1. Seminar lokal, konsumsi sesuai harga setempat, biaya penyelenggaraan sesuai dengan harga setempat 2. Seminar nasional minimal untuk dua orang (satu dosen LPTK dan satu guru pelaku PTK)

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 74

Daftar Pustaka Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad pengarang . hendaknya pustaka benar - benar relevan dan sungguh - sungguh dipergunakan dalam penelitian.

10. LAMPIRAN DAN LAIN - LAIN Bagian lampiran dapat berisi curriculum vitae ketua dan para anggota tim inti. Curriculum vitae tersebut memuat identitas ketua anggota tim peneliti, riwayat pendidikan, pelatihan di bidang penelitian yang telah pernah diikuti, baik sebagai penatar/pelatih maupun sebagai peserta, dan pengalaman dalam penelitian termasuk di PTK. Hal-hal lain yang dapat memperjelas karakteristik kancah PTK yang diusulkan dapat disertakan dalam usulan penelitian ini.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 75

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D)

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran,

pelatihan,bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain. Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnya jarang diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktek-praktek pendidikan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: 1. Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan 2. Kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah,siswa, serta pengguna lainnya) 3. Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 76

dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan di mana produk tersebut akan diterapkan.

Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model). Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 77

DAFTAR PUSTAKA
Bamboe, Laskar. 2010. Masalah, Variabel Dan Paradigma Penelitian Masalah Dan Cara Pemecahannya, (Online),

(Http://Pusatartikelpantura.Blogspot.Com/2010/07/Masalah-Variabel-DanParadigma.Html, Diakses Tanggal 11 Mei 2013).

Febri.

2010.

Teknik

Pengolahan

Data,

(Online),

(http://bidanshop.blogspot.com/2010/02/teknik-pengolahan-data.html, diakses tanggal 13 Mei 2013)

Grafura,

Lubis.

2009.

Populasi

dan

Sampel

Penelitian,

(Online),

(http://lubisgrafura.wordpress.com/2009/01/20/populasi-dan-sampelpenelitian/, diakases tanggal 11 Mei 2013)

Ipan. 2009. Pengertian Hipotesis, Cara Membuat Hipotesis Yang Baik, Ciri-Ciri Hipotesis,(Online), (Http://Lirikansibuta.Blogspot.Com/2010/04/PengertianHipotesis.Html Diakses Tanggal 12 Mei 2013)

Kurnia,

Ahmad.

2010.

Teknik

Pengumpulan

Data,

(Online),

(http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/10/modul-6-teknikpengumpulan-data.html, diakses tanggal 19 April 2013).

Sinaja, Hasniah. 2010. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development),(Online).(http://sinaja4math.blogspot.com/2010/10/penelitian -pengembangan-research-and.html, diakses tanggal 19 April 2013).

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 78

Sirodjuddin, Ardan. 2008. Artikel:Penelitian Tindakan Kelas Meningkatkan Kualitas Kbm, (Online). (Http://Re-Searchengines.Com/Ardan10608.Html, Diakses Tanggal 1 Mei 2013).

Spupe.

2010.

Landasn

Teori

Dan

Kerangka

Berpikir,

(Online),

(Http://Spupe07.Wordpress.Com/2010/01/23/Landasan-Teori-DanKerangka-Berpikir/, Diakses Tanggal 2 Mei 2013).

Suroso, Asal-Usul

Imam Pengetahuan

Arif. Dan

2010. Hakekat

Peper: Pengetahuan

Berbagai Aliran Sekitar Hakekat Pengetahuan Dan Sumber-Sumber Pengetahuan,(Online),(http://mohamadtaufik.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011 /01/27/peper-asal-usul-pengetahuan-dan-hakekat-pengetahuan/, tanggal 2 Mei 2013) diakses

Nursaid Fitria (06101410022)

Page 79

You might also like