You are on page 1of 28

SISTEM OPERASI

(MANAJEMEN FILE, DATABASE, SISTEM BERKAS, & METODE AKSES)


MAKALAH
Disusun untuk menambah pengetahuan tentang Manajemen File, Database, Sistem Berkas, & Metode Akses dalam Mata Kuliah Sistem Operasi

Oleh Kelompok 1: Rikawati - 10260138 Tina Nuryanti -10260172 Yadi Suryadi 10260186 Triandi Ahmad 10260176 Revie Ken Risma P 10260135 (Semester III/C Kampus 2)

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER HASS BANDUNG 2012

Kata pengantar
Mengetahui ilmu komputer adalah kewajiban bagi semua masyarakat yang hidup di Era Globalisasi terutama mahasiswa yang mengampu jurusan informatika. Dalam penggunaan komputer, kita sangat dipermudah dengan keberadaan Sistem Operasi berbasis Graphic Unit Interface (GUI)/tatap muka. Sistem operasi tentunya memiliki sistem dan manajemen file yang sering kita gunakan namun belum kita ketahui bagaimana cara kerjanya. Dalam makalah Sistem Operasi ini, kami akan memaparkan hasil eksplorasi tentang Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses sebagai pengetahuan bagi pembaca awam atau tingkat universitas, sehingga kita bukan hanya tahu, tetapi juga mengerti. Kami mengucapkan syukur sedalam-dalamnya kepada Allah SWT karena atas ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Sistem Operasi ini dengan tepat waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen Mata Kuliah Sistem Operasi, Bapak K.M. Syarif H., S.Kom, yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi kami. Bias interpretasi sangat mungkin terjadi sebagai akibat dari keterbatasan kami dalam memahami dan mengeksplorasi. Bentangan deskripsi yang tersaji dari Makalah Sistem Operasi yang disusun oleh Kelompok 1 Semester III/C ini adalah kompilasi hasil interpretasi kami yang sangat terbuka untuk disanggah dan diklarifikasi. Oleh karena itu, kami mengundang kritikan dan diskusi balikan terhadap apa yang disajikan kami ini. Akhirnya, semoga apa yang disajikan kami ini dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi seluruh pembaca dan kami sendiri.

Bandung, Januari 2012

Tim Penulis

ii

Daftar Isi

Kata pengantar .................................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................................ iii BAB I Pendahuluan ............................................................................................................ 1 A. B. C. Latar Belakang ........................................................................................................ 1 Rumusan masalah ................................................................................................... 2 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II Definisi dan Proses Penggunaan ............................................................................ 3 A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. C. 1. 2. Manajemen File ...................................................................................................... 3 Penyimpanan File................................................................................................ 3 Implementasi Sistem File .................................................................................... 4 Implementasi Direktori ....................................................................................... 6 Pencatatan Ruang Disk yang Bebas .................................................................... 6 Shared File ........................................................................................................... 7 Kehandalan Sistem File ....................................................................................... 7 Kinerja Sistem File. .............................................................................................. 8 Sistem Akses File ................................................................................................. 8 Database ................................................................................................................ 10 Pengertian Database (Basis Data) ..................................................................... 10 Istilah-Istilah dalam Database ........................................................................... 10 Komponen-Komponen Sistem Basis Data (Database) ..................................... 11 Tujuan dan Manfaat Basis Data ........................................................................ 12 Kelemahan Sistem Basis Data .......................................................................... 13 Pengguna Basis Data......................................................................................... 13 Model Basis Data ............................................................................................. 14 DBMS (Database Management System) .......................................................... 15 Keuntungan/Kelebihan Penggunaan DBMS ..................................................... 16 Sistem Berkas........................................................................................................ 17 Konsep Berkas .................................................................................................. 17 Atribut Berkas ................................................................................................... 17

iii

3. 4. D. 1. 2. 3.

Jenis Berkas ...................................................................................................... 18 Operasi Berkas .................................................................................................. 20 Metode Akses........................................................................................................ 21 Akses Secara Berurutan .................................................................................... 21 Akses Langsung ................................................................................................ 21 Akses Dengan Menggunakan Indeks ................................................................ 22

BAB III Kesimpulan dan Saran ........................................................................................ 23 A. B. Kesimpulan ........................................................................................................... 23 Saran ..................................................................................................................... 23

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 24

iv

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang


Perkembangan sistem operasi (operating system) di dunia, khususnya di Indonesia telah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Sistem operasi adalah adalah seperangkat program yang mengelola sumber daya perangkat keras komputer, dan menyediakan layanan umum untuk aplikasi perangkat lunak. Sistem operasi adalah jenis yang paling penting dari perangkat lunak sistem dalam sistem komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi pada komputer mereka, kecuali program aplikasi boot diri. Beberapa contoh sistem operasi yang kita ketahui, yaitu: Windows, Linux, MacOS, dan lain-lain. Sebagai mahasiswa yang mengampu pendidikan dalam bidang

informatika, pengetahuan akan sistem operasi serta berbagai atributnya sangat penting dan wajib untuk dipahami. Hal ini dapat menunjang karier sang mahasiswa di masyarakat yang kini telah melek IT. Wilayah IT yang harus kita kuasai tentunya harus lebih tinggi dibanding dengan masyarakat awam yang hanya bisa menggunakan sistem operasi pada sebuah komputer. Dalam sistem operasi, kita akan menemukan istilah Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses. Setidaknya, mahasiswa informatika harus mampu mendeskripsikan bahkan mempraktekan atribut-atribut sistem operasi tersebut. Dengan didasari oleh pernyataan di atas maka kami menyusun Makalah Sistem Operasi yang membahas sub-judul mengenai Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses dengan mengutip materi dari beberapa buku dan open source di internet sebagai acuan.

B. Rumusan masalah
Makalah yang kami susun mencakup beberapa permasalahan pokok, yaitu. 1. Apakah definisi dari Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses? 2. Bagaimana proses terjadinya Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses? 3. Bagaimana cara penggunaan Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses? 4. Bagaimana mahasiswa dapat memahami hal-hal tersebut?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat beberapa tujuan yang akan kami paparkan sehingga kami membuat makalah ini, yaitu sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui definisi Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses. 2. Untuk mengetahui proses yang terjadi dalam Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses. 3. Untuk mengetahui cara penggunaan Manajemen File, Database, Sistem Berkas, dan Metode Akses. 4. Untuk menambah wawasan mahasiswa yang mengampu pendidikan informatika

BAB II Definisi dan Proses Penggunaan A. Manajemen File


Dalam sistem operasi komputer dikenal suatu sistem manajemen file. Sistem manajemen file ini perlu diimplementasikan untuk dapat digunakan dalam sistem operasi komputer. Dalam pengimplementasiannya seringkali menimbulkan beberapa masalah, antara lain dalam hal penyimpanan file, manajemen ruang penyimpanan, kehandalan, serta kinerja dalam

implementasi sistem manajemen file. Masalah-masalah tersebut harus dapat diselesaikan oleh sistem operasi komputer. Penyelesaiannya memiliki beberapa cara yang masingmasing memiliki keunggulun dan kelemahan tersendiri. Kinerja dari sistem manajemen file pun memiliki beberapa cara yang dapat digunakan. Berikut akan dijelaskan dengan lengkap masalah-masalah tersebut.
1. Penyimpanan File

Penyimpanan file memiliki arti penyimpanan dan pengaksesan dari/ke perangkat dalam unit informasi. Blok berisi sekumpulan byte berukuran tetap yang dipindah dari tempat penyimpanan memori untuk diproses dan sebaliknya. Ukuran blok yang sama pada perangkat berbeda dapat menyebabkan pemborosan ruang penyimpanan, selain itu perbedaan ukuran blok juga sangat menyulitkan penulisan program. Untuk itu diperlukan pemilihan ukuran blok secara hati-hati agar meminimumkan pemborosan, sekaligus mempermudah penulisan program. Blok data memiliki pengalamatan, berfungsi untuk mengacu blok tersebut. Alamat blok bisa disebut block pointer, yang berisi alamat untuk mengakses blok. Pengalamatan blok dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengalamatan fisik disk, pengalamatan relatif, serta pengalamatan simbolik.

Pengalamatan fisisk disk mengacu satu unit data pada disk secara fisik. Pengalamatan relatif yaitu penggunaan bilangan dari nol sampai jumlah maksimum blok yang kemudian dikonversi menjadi alamat fisik dengan suatu penghitungan yang dilakukan oleh sistem operasi. Pengalamatan simbolik adalah pemberian nama tiap blok, penggunaan tabel alamat, berisi alamat fisik atau relatif blok dan prosedur pencarian untuk mendapatkan alamat blok. Blok berikutnya dapat dicapai dengan waktu singkat jika blok berdekatan dengan blok sebelumnya. Kedekatan tersebut disebut lokalitas. Semakin kuat lokalitasnya, semakin cepat pengakksesan data dilakukan. Lokalitas lemah menunjukan pengaksesan lambat sehingga sistem harus mengusakakan kedekatan blok-blok data yang paling sering disakses.
2. Implementasi Sistem File

File berisi sekumpulan blok. Sistem manajemen file bertanggung jawab untuk alokasi blok-blok disk ke file. Dua hal penting yang harus ditangani adalah pencatatan ruang yang dialokasikan untuk file, pencatatan ruang bebas yang tersedia di disk. Sistem file meliputi alokasi file, pencatatan ruang disk, shared file, kehandalan sistem file, serta kinerja sistem file. Masalah pokok dalam alokasi file adalah pencatatan blok-blok yang digunakan file. Beragam metode dapat digunakan, diantaranya alokasi berturutan/kontinyu (contiguous allocation). Teknik ini merupakan skema alokasi paling sederhana, yaitu menyimpan file sebagai blok-blok data berturutan (kontinyu) di disk. Keunggulannya adalah sederhana dalam implementasi karena pencatatan dimana blok-blok file berada direduksi menjadi hanya mengingat alamat awal file dan panjang file, yaitu jumlah blok dari file. Kinerjanya luar biasa bagus karena seluruh file dapat dibaca dari disk dengan satu operasi. Tak ada metode alokasi lain yang dapat menandingi

kinerja pengaksesan. Keunggulan ini diperoleh karena rekord-rekord yang secara logik berturutan biasanya juga saling berdekatan secara fisik. Kelemahannya adalah hanya bila ukuran maksimum diketahui pada saat file diciptakan. Layak digunakan kecuali bila ukuran maksimum diketahui pada saat file diciptakan. Tanpa informasi itu, sistem operasi tidak mengetahui berapa banyak ruang disk yang digunakan untuk suatu file. Kelemahan lain adalah terjadi fragmentasi disk. Fragmentasi disk dapat dihasilkan metode alokasi ini, ruang yang disisakan seharusnya dapat digunakan. Metode kedua adalah alokasi blok-blok file sebagai senarai berkait yang mencatat blok-blok file dengan senarai berkait blok-blok didisk. Word pertama di blok data sebagai pointer ke blok berikutnya, sisanya untuk menyimpan data. Skema ini disebut rantai blok (block chaining) karena blok pertama merantai blok kedua, blok kedua merantai blok ketiga, dan seterusnya. Blok sebelumnya merantai blok berikutnya. Direktori mencatat blok pertama file. Keunggulan metode ini adalah setiap blok di disk dapat digunakan. Tak ada ruang yang hilang karena fragmentasi eksternal. Isian/elemen direktori cukup menyimpan alamat blok pertama file. Kelemahannya adalah pembacaan sekuen cukup merepotkan karena harus menelusuri blok satu per satu. Blok data tidak lagi berukuran 2k, karena pointer memerlukan beberapa byte. Masalah ini tidak fatal. Ukuran yang janggal (bukan berukuran 2k) kurang efisien karena program membaca dan menulis blok tidak dapat memanfaatkan sifat bilangan biner. Metode ketiga adalah alokasi blok-blok sebagai senarai berkait menggunakan indeks (FAT). Kelemahan alokasi senarai berkait

dieliminasi dengan menghilangkan pointer di blok dan meletakkan sebagai tabel tersendiri di memori. Seluruh blok tersedia untuk data. Skema ini disebut block oriented file mapping. Tabel yang mencatat nomor blok data disebut FAT (File Allocation Table).

Keunggulan metode ini adalah pengaksesan acak lebih mudah. Meski masih harus menelusuri rantai berkait untuk menemukan lokasi blok file, rantai blok seluruhnya di memori sehingga dapat dilakukan secara cepat tanpa membuat pengaksesan ke disk. Direktori cukup menyimpan bilangan bulat nomor blok awal. Blok awal ini digunakan untuk menemukan seluruh blok, tak peduli jumlah blok file itu. Direktori menunjuk blok pertama file dan FAT menunjukkan blok-blok file berikutnya. Kelemahannya adalah seluruh tabel (FAT) harus disimpan di memori. Jika penyimpanan berukuran besar mengakibatkan tabel berukuran besar dan harus ditaruh di memori utama meskipun hanya satu file yang dibuka. MS-DOS menggunakan metode ini.
3. Implementasi Direktori

Isian direktori menyediakan informasi untuk menemukan blok-blok disk. Informasi isian direktori bergantung sistem pencatatan blok-blok yang digunakan. Informasi ini dapat berupa alamat disk dari seluruh file, nomor blok pertama atau i-node.
4. Pencatatan Ruang Disk yang Bebas Pencatatan ruang disk yang bebas dapat dilakukan dengan berurutan,

fixed block. Peta bit dan senarai berkait cara berurutan mempunyai masalah bila file berkembang dan ruang berikutnya telah ditempati file lain. Fixed block yaitu perkembangan file dapat diatasi tapi menentukan ukuran blok merupakan hal sulit. Blok-blok bebas yang belum digunakan pada disk harus dicatat sehingga dapat dilakukan alokasi blok-blok ke file yang memerlukan. Teknik pencatatan blok-blok bebas dapat dilakukan dengan peta bit, memerlukan ruang pencatatan lebih kecil karena tiap blok hanya dipresentasikan satu bit, sementara senarai berkait memerlukan 16 bit perblok. Senarai berkait lebih kecil dibanding peta bit hanya jika disk telah hampir penuh.

5. Shared File

Shared file Adalah file yang tidak hanya diacu satu direktori, juga oleh direktori-direktori lain. Sistem manajemen file tidak lagi berupa pohon melainkan graph berarah tak melingkar (DAG=directed acyclic graph). Shared file dapat diimplementasikan dengan tiga teknik, yaitu membuat pengkopian, i-node serta symbolic link. Sistem manajemen file harus menyediakan alat bantu agar mengizinkan pemakaian file bersama pemakai-pemakai, menyediakan sejumlah pilihan teknik pengendalian pengaksesan file bersama. Biasanya, pemakai atau sekelompok pemakai diberi wewenang hak pengaksesan tertentu terhadap file itu. Hak-hak akses sangat beragam. Berikut adalah hak-hak pengaksesan ke pemakai terhadap file, yang terdiri dari none, knowledge, execution, reading, appending, updating, changing protection, dan deletion.
6. Kehandalan Sistem File

Kerusakan data lebih mahal dibanding kerusakan perangkat keras karena merupakan kehilangan yang tak dapat diganti bila tidak memiliki salinannya. Disk biasanya mempunyai blok-blok buruk, yaitu mempunyai cacat sehingga tak sempurna dalam menyimpan data. Kebanyakan produsen harddisk memberi daftar blok buruk yang ditemukan selama pengujian. Terdapat dua solusi terhadap blok-blok buruk, yaitu secara perangkat keras dan secara perangkat lunak. Secara perangkat keras adalah dengan menyediakan track pengganti. Secara perangkat keras

didedikasikan sektor untuk mencatat blok-blok buruk. Daftar blok buruk menyatakan blok pengganti pada track yang disediakan untuk pengganti. Semua permintaan ke blok buruk akan diarahkan menggunakan blok pengganti. Secara perangkat lunak yaitu sistem manajemen file membuat catatan semua blok buruk, menyingkirkan dari daftar blok bebas. Blok-

blok ini tak pernah dipakai untuk menyimpan data. Selama pencatatan blok-blok buruk tidak terusik maka tak akan muncul masalah.
7. Kinerja Sistem File.

Sasaran utama peningkatan kinerja sistem manajemen file adalah mereduksi jumlah akses ke disk. Cara-cara yang dapat digunakan, adalah buffer cache, yaitu mengakses data dari/ke disk dibanding mengakses dari/ke memori utama (RAM) lebih lamban 100.000 kali. Karena itu harus diusahakan mereduksi jumlah pengaksesan ke disk. Teknik untuk mereduksi adalah block chace atau buffer cache atau chace. Chace adalah kumpulan blok yang secara logik dipunyai disk tetapi tersimpan di memori utama. Cara kerja chace adalah dengan selalu memeriksa semua permintaan baca untuk menentukan apakah blok yang diperlukan telah berada di chace. Jika blok telah berada di chace, maka permintaan baca dapat dipenuhi dari cache tanpa pengaksesan disk. Jika blok data tidak berada di chace, maka dilakukan pembacaan dari disk sebanyak satu blok dan kopikan lebih dulu ke chace. Setelah itu kopikan ke proses yang meminta. Permintaan berikutnya untuk blok yang sama dapat dipenuhi dari chace tanpa perlu pengaksesan disk. Jika chace telah penuh, suatu blok di chace dipindahkan dan jika blok tersebut telah dimodifikasi maka harus dituliskan ke disk. Penempatan data, yaitu penempatan data diusahakan sehingga memperkecil jumlah seek times dan rotasi. Interleave digunakan untuk memperkecil rotasi. Pada sistem dengan i-node terdapat bottleneck disebabkan dua pengaksesan, yaitu pengaksesan i-node dan pengaksesan blok-blok data.
8. Sistem Akses File a. Rekord dan blocking

Pada sistem akses, maka rekord adalah unit terkecil penyimpanan data di level logik atau file. Panjang rekord dapat tetap atau bervariasi. Tiga metode untuk penandaan awal dan akhir rekord

berukuran variasi, yaitu end of record mark, indikator panjang, dan tabel posisi rekord. Rekord-rekord harus ditempatkan di blok. Satu blok dapat terdiri satu rekord atau lebih. Penempatan rekord-rekord ke blok disebut blocking. Blocking factor (Bfr) adalah parameter yang menunjukkan jumlah rekord yang diharapkan (maksimum) ditampung dalam 1 blok.
b. Penempatan rekord-rekord pada blok

Kombinasi penempatan rekord-rekord pada blok dapat berupa fixed blocking dan variable length spanned blocking. Keuntungannya adalah feksibel bagi pemakai, ukuran rekord tidak dibatasi ukuran blok, mengurangi kesiaan ruang penyimpan karena fragmentasi internal sungguh berkurang. Kelemahannya adalah Sulit

diimplementasikan, mahal dalam pencariannya, dan sulit dalam perbaruan (update).


c. Variable length unspanned blocking.

Rekord-rekord walaupun bervariabel panjangnya harus secara utuh ditempatkan pada satu blok, tidak boleh dipecah ke blok-blok lain. Kelemahannya Terjadi pemborosan tempat karena rekord yang akan ditempatkan terlalu panjang untuk sisa blok akan ditempatkan di blok berikutnya. Panjang rekord tidak boleh lebih panjang daripada ukuran blok.
d. Operasi-operasi di sistem akses file

Sistem akses harus mampu menyediakan operasi-operasi berikut terhadap organisasi akses yang dipilih, yaitu pencarian suatu rekord tertentu, bergerak ke rekord berikutnya, memperbarui rekord berupa penghapusan rekord atau modifikasi suatu record, pembacaan kumpulan rekord dengan kriteria tertentu, pembacaan seluruh rekord di file, reorganisasi, tiap organisasi akses mempunyai keunggulan dan kelemahan tersendiri sehingga tidak mungkin menerapkan satu organisasi akses untuk seluruh kebutuhan aplikasi sistem komputer.

10

B. Database
1. Pengertian Database (Basis Data)

Database (Basis data) adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan atau instansi dalam batasan tertentu.
2. Istilah-Istilah dalam Database

Beberapa hal yang termaksud unsur-unsur dari basis data adalah sebagai berikut: a. Entititas Entititas adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang kesehatan Entity adalah Pasien, Dokter, Kamar. b. Field Setiap entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entity. Seorang siswa dapat dilihat dari atributnya misalnya, NIM, Nama_siswa, Alamat. c. Record Record adalah kumpulan isi elemen data (atribut) yang saling berhubungan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Contoh Kumpulan atribut NIP, Nama, dan alamat berisikan 01001245566, Sanusi, Jl. Hati suci No 2 Kupang. d. Data Value Merupakan data aktual atau infomasi yang disimpan ditiap data elemen. Isi atribut disebut nilai data. e. Kunci Elemen Data (Key Data Element) Tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas. Contoh Entitas Mahasiswa yang

11

mempunyai atribut-atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir menggunakan kunci elemen data NPM.
3. Komponen-Komponen Sistem Basis Data (Database)

Basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan Database Management System (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai untuk mengakses dan manipulasi file-file tersebut (Fathansyah, 1999). Dalam Sistem Basis data memiliki beberapa komponen yaitu: a. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sistem basis data adalah memori sekunder hardisk. b. Sistem Operasi (Operating System) Sistem Operasi (Operating System) merupakan program yang mengaktifkan atau mengfungsikan sistem komputer,

mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dan melakukan operasi-operasi dalam komputer. Sistem Operasi yang banyak digunakan seperti: MS-DOS, MS-Windows 95 MS Windows NT, dan Unix. c. Basis data (Database) Sebuah basis data (Database) dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat berisi atau memiliki sejumlah objek basis data seperi file atau tabel Database Management System (DBMS). Pengolahan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak yang disebut DBMS yang menentukan bagaimana data disimpan, diubah dan diambil kembali. d. Pemakai (User) Bagi pemakai dapat berinteraksi dengan basis data dan

memanipulasi data dalam program yang ditulis dalam bahasa pemograman.

12

4. Tujuan dan Manfaat Basis Data

Tujuan utama dalam pengolahan data dalam sebuah basis data adalah agar kita dapat memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat (Fathansyah,1999). Pemanfaatan basis data dilakukan dengan tujuan yaitu: a. Kecepatan dan kemudahan (Speed) Pemanfaatan Database memungkinkan kita untuk dapat

menyimpan data atau melakukan perubahan (manipulasi) dan menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah, dari pada kita menyimpan data secara manual. b. Efisien ruang penyimpanan (Space) Dengan Database penggunaan ruang penyimpanan data dapat dilakukan karena kita dapat melakukan penekanan jumlah pengulangan data dengan menerapkan sejumlah pengkodean . c. Keakuratan (Acuracy) Pemanfatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data dengan penerapan aturan atau batasan tipe data dapat diterapkan dalam Database yang berguna untuk menentukan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan. d. Keamanan (Security) Dalam sejumlah sistem (aplikasi) pengelolah database tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan database. Tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan. Dengan begitu kita dapat menentukan siapa yang boleh menggunakan database dan menentukan jenis operasi-operasi apa saja yang boleh dilakukan. e. Terpeliharanya keselarasan data (Consitant) Apabila ada perubahan data pada aplikasi yang berbeda maka secara otomatis perubahan itu berlaku untuk keseluruhan.

13

f. Data dapat dipakai secara bersama (shared) Data dapat dipakai secara bersama-sama oleh beberapa program aplikasi (secara batch maupun on-line) pada saat bersamaan. g. Dapat diterapkan standarisasi (standardization) Dengan adanya pengontrolan yang terpusat maka DBA dapat menerapkan standarisasi data yang disimpan sehingga

memudahkan pemakaian, pengiriman maupun pertukaran data.


5. Kelemahan Sistem Basis Data

a. Memerlukan tenaga spesialis b. Kompleks c. Memerlukan tempat yang besar d. Mahal


6. Pengguna Basis Data

a. Sistem Engineer Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan Sistem Basis Data, dan juga mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak penjual b. Database Administrator (DBA) Tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara keseluruhan, meramalkan kebutuhan akan sistem basis data, merencanakannya dan mengaturnya. c. End User (Pemakai Akhir) Ada beberapa jenis (tipe) pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dapat dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem : Programmer aplikasi Pemakai Mahir (Casual User) Pemakai Umum (End User / Nave User)

14

7. Model Basis Data

Data yang disimpan menggambarkan beberapa aspek dari suatu organisasi. Model data, adalah himpunan deksripsi data level tinggi yang dikonstruksi untuk menyembunyikan beberapa detail dari penyimpanan level rendah. Beberapa manajemen basis data didasarkan pada model data relasional, model data hirarkis, atau model data jaringan. a. Model Basis Data Hirarkis Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orang tua-anak. Setiap simpul (biasa dinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul yang terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut orang tua. Setiap orang tua bisa memiliki satu (hubungan 1:1) atau beberapa anak (hubungan 1:M), tetapi setiap anak hanya memiliki satu orang tua. Simpul simpul yang dibawahi oleh simpul orang tua disebua anak. Simpul orang tua yang tidak memiliki orang tua disebut akar. Simpul yang tidak mempunyi anak disebut daun. Adapun hubungan ntara nak dn orng tua disebut cabang. b. Model Basis Data Jaringan Model basis data jaringan distandarisasi pda tahun 1971 oleh Data Base Task Group (DBTG). Itulah sebabnya disebut model DBTG. Model ini juga disebut model CODASYL (Conference on Data System Languages), karena DBTG adalah bagian dari CODASYL. Model ini menyerupai model hirarkis, dengan perbedaan suatu simpul anak bisa memilki lebih dari satu orang tua. Oleh karena sifatnya demikian, model ini bisa menyatakan hubungan 1:1 (satu arang tua punya satuanak), 1:M (satu orang tua punya banyak anak), maupun N:M (beberapa anak bisa mempunyai beberapa orangtua). Pada model jaringan, orang tua diseut pemilik dan anak disebut anggota.

15

c. Model Data Relasional Model relasional adalah model data yang paling banyak digunakan saat ini. Pembahasan pokok pada model ini adalah relasi, yang dimisalkan sebagai himpunan dari record. Deskripsi data dalam istilah model data disebut skema. Pada model relasional, skema untuk relasi ditentukan oleh nama, nama dari tiap field (atau atribut atau kolom), dan tipe dari tiap field.
8. DBMS (Database Management System)

Menurut Date, Sistem Basis Data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasidan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan. a. Manajemen Sistem Basis Data (Database Management System/ DBMS) DBMS adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar. DBMS dapat menjadi alternative penggunaan secara khusus untuk aplikasi, semisal penyimpanan data dalam field dan menulis kode aplikasi yang spesifik untuk pengaturannya.

DBMS (Database Management System)

16

9. Keuntungan/Kelebihan Penggunaan DBMS

Penyimpanan data dalam bentuk DBMS mempunyai banyak manfaat dan kelebihan dibandingkan dengan penyimpanan dalam bentuk flat file atau spreadsheet, diantaranya :

Performance yang idapat dengan penyimpanan dalam bentuk DBMS cukup besar, sangat jauh berbeda dengan performance data yang disimpan dalam bentuk flat file. Disamping memiliki unjuk kerja yang lebih baik, juga akan didapatkan efisiensi penggunaan media penyimpanan dan memori

Integritas data lebih terjamin dengan penggunaan DBMS. Masalah redudansi sering terjadi dalam DBMS. Redudansi adalah kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah database yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.

Independensi. Perubahan struktur database dimungkinkan terjadi tanpa harus mengubah aplikasi yang mengaksesnya sehingga pembuatan antarmuka ke dalam data akan lebih mudah dengan penggunaan DBMS.

Sentralisasi. Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan database. kemudahan di dalam melakukan bagi pakai dengan DBMS dan juga kekonsistenan data yang diakses secara bersama-sama akan lebiih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang tersebar.

Sekuritas. DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada pengamanan pada file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan keluwesan dalam pemberian hak akses kepada pengguna.

17

C. Sistem Berkas
1. Konsep Berkas

Berkas atau file adalah kumpulan dari informasi yang saling berhubungan yang disimpan di secondary storage. Berkas dapat dipandang sebagai bagian terkecil dari secondary storage, sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak dapat disimpan di secondary storage kecuali jika data tadi ditulis dalam berkas. Setiap berkas mempunyai struktur tersendiri tergantung dari apa tipe berkas tersebut, diantaranya: Text File. Barisan dari karakter-karakter yang berurutan yang disusun dalam baris-baris atau halaman-halaman Source File. Sekumpulan barisan subrutin dan fungsi yang disusun atas deklarasi disusul dengan pernyataan atau statement yang dapat dijalankan. Object File. Sebarisan byte yang diatur menjadi blok-blok yang dapat dimengerti oleh penghubung sistem (linker system). Executable File. Sekumpulan bagian kode yang dapat dibawa ke memori untuk dijalankan oleh loader.
2. Atribut Berkas

Setiap berkas diberi nama agar mempermudah kita untuk membedakannya. Nama berkas biasanya terdiri dari sederetan karakter. Dalam beberapa sistem, huruf besar dan huruf kecil dari nama berkas tersebut dianggap sama, sedangkan untuk sistem yang lain, hal itu dianggap berbeda. Setelah berkas diberi nama, nama dari berkas tersebut menjadi independen terhadap proses. Maksud dari independen disini adalah bahwa tindakan yang dilakukan user terhadap berkas, misalnya mengedit isinya, menyalin berkas tersebut ke disk, mengirimkannya lewat email dan tindakan-tindakan lainnya tidak akan mengubah nama dari berkas tersebut.

18

Berkas mempunyai bermacam-macam atribut, yang dapat berbedabeda antar satu sistem operasi dengan sistem operasi lainnya. Tapi umumnya, sebuah berkas memiliki atribut sebagai berikut:

Nama. Nama dari berkas yang dituliskan secara simbolik adalah satu-satunya informasi yang disimpan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh kita.

Identifier . Tag unik

yang

biasanya

berupa

angka,

yang

mengidentifikasikan berkas dalam sistem berkas. Identifier ini tidak dapat dibaca oleh manusia.

Jenis. Informasi yang dibutuhkan sistem yang biasanya medukung bermacam-macam tipe berkas yang berbeda.

Lokasi. Informasi yang berisi pointer ke device dan lokasi dari berkas dalam device tersebut.

Ukuran. Ukuran dari berkas saat ini, dan mungkin ukuran maksimum berkas juga dimasukkan dalam atribut ini.

Waktu, tanggal dan identifikasi pengguna . Informasi yang disimpan untuk pembuatan, modifikasi terakhir dan kapan berkas terakhir digunakan. Data-data ini dapat berguna dalam proteksi, keamanan dan monitoring penggunaan berkas.

3. Jenis Berkas

Jenis berkas merupakan salah satu atribut berkas yang cukup penting. Saat kita mendesain sebuah sistem berkas, kita perlu mempertimbangkan bagaimana sistem operasi akan mengenali berkasberkas dengan jenis yang berbeda. Apabila sistem operasi dapat dikenali, maka membuka berkas tersebut bukan suatu masalah. Seperti contohnya, apabila kita hendak mencari bentuk obyek biner sebuah program, yang tercetak biasanya tidak dapat dibaca, namun hal ini dapat dihindari apabila sistem operasi telah diberitahu akan adanya jenis berkas tersebut. Cara yang paling umum untuk mengimplementasikan jenis bekas tersebut adalah dengan memasukkan jenis berkas tersebut ke dalam nama

19

berkas. Nama berkas dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah nama dari jenis berkas tersebut, dan yang kedua, atau biasa disebut extension adalah jenis dari berkas tersebut. Kedua nama ini biasanya dipisahkan dengan tanda '.', contoh: "berkas.txt". Tabel 1 Jenis-Jenis Berkas JENIS BERKAS Executable Object Source code Batch Text Word processor Library Print/ view Archive

EXTENSION

FUNGSI

exe, com, bin, Siap menjalankan program bahasa mesin atau tidak ada obj atau o Dikompilasi, bahasa mesin, tidak terhubung (link) dalam berbagai bahasa c, cc, java, asm, Kode-kode program pas pemrograman bat, sh txt, doc Data text, dokumen

Memerintahkan ke command intepreter

wp, tex, rtf, doc Macam-macam format dari text processor lib, a, sol, dll jpg, pdf, ps zip, tar Libraries dan routine untuk programmer Berkas ASCII/binary dalam mencetak atau melihat format untuk

Berkas-berkas yang berhubungan dikelompokkan ke dalam satu berkas, dikompres, untuk pengarsipan Berkas binary yang berisi informasi audio atau A/V

Multimedia mpeg, mov, rm

20

4. Operasi Berkas

Fungsi dari berkas adalah sebagai penyimpanan data dan mengizinkan kita untuk membacanya lagi nantinya. Adapun operasioperasi dasar yang dapat dilakukan berkas adalah sebagai berikut:

Membuat berkas (Create File). Terdapat dua hal yang harus kita lakukan untuk membuat suatu berkas. Pertama, kita harus menemukan tempat dalam sistem berkas untuk berkas yang akan kita buat tadi. Kedua, adalah membuat entry untuk berkas tersebut. Entry ini mencatat nama dari berkas dan lokasinya dalam sistem.

Menulis sebuah berkas (Write File). Untuk menulis berkas, kita membuat sebuah system call yang meyebutkan nama berkas dan informasi apa yang akan kita tulis dalam berkas tersebut. Setelah diberikan nama berkasnya, sistem akan mencari berkas yang akan kita tulis tadi dan meletakkan pointer di lokasi yang akan kita write berikutnya. Pointer write harus diupdate setiap kali write dilakukan.

Membaca sebuah berkas (Read File). Untuk membaca berkas, kita menggunakan sebuah system call yang menspesifikasikan nama file dan di blok mana di memori berkas harus diletakkan. Lalu direktori kembali dicari hingga ditemukan entry yang bersesuaian. Sistem harus menjaga agar pointer berada di posisi dimana read berikutnya akan dilakukan. Setelah pembacaan berkas selesai, maka pointer akan di-update.

Memposisikan sebuah berkas (Reposition). Direktori dicari untuk entry yang bersesuaian, lalu kemudian current file

position dari berkas di set ke suatu nilai tertentu. Operasi berkas ini dikenal juga sebagai file seek.

Menghapus berkas (Delete). Untuk menghapus sebuah berkas, kita mencari direktori dari berkas yang ingin kita hapus tersebut, dan setelah ditemukan, semua tempat yang dipakai berkas tadi kita

21

lepaskan sehingga dapat digunakan oleh berkas lainnya. Entry dari direktori itu kemudian dihapus.

Menghapus sebagian isi berkas (Truncate). User mungkin ingin menghapus isi dari sebuah berkas, tapi tetap ingin menjaga atributatributnya. Truncating file mengizinkan pendefinisian ulang

panjang berkas menjadi nol tanpa mengubah atribut lainnya sehingga tempat yang digunakan oleh berkas dapat dilepaskan dan dipergunakan oleh berkas lain.

D. Metode Akses
1. Akses Secara Berurutan

Ketika digunakan, informasi penyimpanan berkas harus dapat diakses dan dibaca ke dalam memori komputer. Beberapa sistem hanya menyediakan satu metode akses untuk berkas. Pada sistem yang lain, contohnya IBM, terdapat banyak dukungan metode akses yang berbeda. Masalah pada sistem tersebut adalah memilih yang mana yang tepat untuk digunakan pada satu aplikasi tertentu. Sequential Access merupakan metode yang paling sederhana. Informasi yang disimpan dalam berkas diproses berdasarkan urutan. Operasi dasar pada suatu berkas adalah tulis dan baca. Operasi baca membaca berkas dan meningkatkan pointer berkas selama di jalur lokasi I/O. Operasi tulis menambahkan ke akhir berkas dan meningkatkan ke akhir berkas yang baru. Metode ini didasarkan pada tape model sebuah berkas, dan dapat bekerja pada kedua jenis device akses (urut mau pun acak).
2. Akses Langsung

Direct Access merupakan metode yang membiarkan program membaca dan menulis dengan cepat pada berkas yang dibuat dengan fixed-length logical order tanpa adanya urutan. Metode ini sangat berguna untuk mengakses informasi dalam jumlah besar. Biasanya database

22

memerlukan hal seperti ini. Operasi berkas pada metode ini harus dimodifikasi untuk menambahkan nomor blok sebagai parameter. Pengguna menyediakan nomor blok ke sistem operasi biasanya sebagai nomor blok relatif, yaitu indeks relatif terhadap awal berkas. Penggunaan nomor blok relatif bagi sistem operasi adalah untuk memutuskan lokasi berkas diletakkan dan membantu mencegah pengguna dari pengaksesan suatu bagian sistem berkas yang bukan bagian pengguna tersebut.
3. Akses Dengan Menggunakan Indeks

Metode ini merupakan hasil dari pengembangan metode direct access. Metode ini memasukkan indeks untuk mengakses berkas. Jadi untuk mendapatkan suatu informasi suatu berkas, kita mencari dahulu di indeks, lalu menggunakan pointer untuk mengakses berkas dan mendapatkan informasi tersebut. Namun metode ini memiliki kekurangan, yaitu apabila berkas-berkas besar, maka indeks berkas tersebut akan semakin besar. Jadi solusinya adalah dengan membuat 2 indeks, indeks primer dan indeks sekunder. Indeks primer memuat pointer ke indeks sekunder, lalu indeks sekunder menunjuk ke data yang dimaksud.

BAB III Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dalam sistem operasi komputer mengenal suatu sistem manajemen file. Sistem manajemen file ini perlu diimplementasikan untuk dapat digunakan dalam sistem operasi komputer. Dalam pengimplementasiannya, seringkali menimbulkan beberapa masalah, oleh karena itu masalah tersebut harus dapat diselesaikan oleh sistem operasi komputer. Penyelesaiannya memiliki beberapa cara yang masing-masing memiliki keunggulun dan kelemahan tersendiri. Kinerja dari sistem manajemen file pun memiliki beberapa cara yang dapat digunakan seperti yang telah kami paparkan dalam isi makalah ini. Kita juga harus menguasai dalam pembuatan database dan memahami sistem berkas dalam komputer, karena database dapat membantu kita membuat suatu sistem yang praktis, tanpa redundansi dan mudah untuk digunakan, walaupun dalam penggunaannya memiliki beberapa kekurangan. Sedangkan sistem berkas, dapat membantu kita untuk mengelola berkas dalam penggunaan komputer.

B. Saran
Memahami bagaimana cara kerja sistem operasi beserta atributatributnya dapat membuat kita mamahami dan mudah membuat program yang kita inginkan. Oleh karena itu, menambah wawasan mengenai komputer dapat menjadi satu solusi agar kita bisa lebih maju sebagai mahasiswa jurusan informatika dan sebagai manusia yang hidup dalam era globalisasi seperti sekarang ini.

23

Daftar Pustaka

Aryanto,

Toyib.

(2008).

Efektivitas

Pembelajaran

Program

Produktif

Administrasi Perkantoran dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa di SMK Negeri 11 Bandung. Skripsi pada program studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Jurusan Pendidikan Ekonomi. Tidak dipublikasikan. El Said, Fairuz. (2010, 22 Januari). Sistem Basis Data Konsep Basis Data [online]. Tersedia: http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/01/22/sistembasis-data-konsep-basis-data/ [28 Desember 2011]. Hariyanto, Bambang, Ir. (1999). Sistem Operasi. Penerbit Informatika. Bandung. Masyarakat Digital Gotong Royong (MDGR). (2003-2008). Pengantar Sistem Operasi Komputer: Jilid Kedua. MGDR. Suseno, Lukas. (2003-2008). Implementasi Sistem Manajemen File [online]. Tersedia: http://ilmukomputer.org/2008/06/01/implementasi-sistem-

manajemen-file [01 Januari 2012]. Tanenbaum, Andrew S. (1992). Modern Operating Systems. Prentice Hall Inc. Unimal. (2010). Sistem Operasi: Bahan Kuliah IKI-20230-Bab 5. Sistem Berkas [online]. Tersedia: http://ikc.unimal.ac.id/umum/ibam/ibam-os-

html/x5011.html [03 Januari 2012].

24

You might also like