You are on page 1of 51

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN 1

Oleh :

. NIM :

Laporan ini telah diperiksa dan di setujui Oleh Pembimbing (instruktur) Praktikum

Pembimbing

HENDRI RAHMAT,ST,MT DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar

Belakang .. I.2 Tujuan . I.3 Ruang Lingkup

Pengujian. I.4 Pengumpulan dan pengolahan

data I.5 BAB II. PENGUJIAN SEMEN PORTLAND Sistematika

laporan

1. Berat

jenis

semen

secara

labor.. 2. Berat jenis semen secara

lapangan.. 3. Pengujian konsistensi

semen 4. Waktu ikat awal semen dengan alat

vical. 5. Waktu ikat awal semen secara

lapangan 6. Kekekalan semen dengan cara cinicn Le

Chatelier. 7. Kekekalan semen secara

lapangan BAB II. PENGUJIAN PADA AGREGAT 1. Kadar lumpur agregat halus cara

lapangan.. 2. Kadar organic agregat halus secara

lapangan. 3. Analisa 4. Menentukan butir lolos saringan no.200 agregat saringan

agregat

kasar 5. Menentukan butir lolos saringan no.200 agregat

halus

6. Berat

jenis

dan

penyerapan

pada

agregat

halus 7. Berat jenis dan penyerapan pada agregat

kasar.. 8. Bobot .. 9. Bobot .. 10. Pengujian kekerasan agregat isi agregat isi agregat

kasar

halus

. 11. Pengujian ketahanan haus pada agregat dengan mesin

LA 12. Bentuk agregat panjang ,pipih panjang,&

pipih. BAB IV. PENGUJIAN BETON 1. Mix design (campuran beton)

. 2. Pengujian .. 3. Pengujian .. 4. Pengujian . kuat tekan isi bobot slump

beton

beton

beton

BAB.V PENGUJIAN MORTAR 1. Pengujian konsistensi mortar dengan

flowtable. 2. Pengujian .. BAB VI. PENUTUP 1. Kesimpulan .. 2. Saran . tekan

mortar

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,yang telah member kekuatan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan laporan pengujian bahan I ini.Penulisan laporan ini berdasarkan hasil kerja labor penulis yang merupakan mata kuliah wajib semester IV tahun ajaran 2012/2013 dilaboratorium Teknik Sipil,Universitas Lancang Kuning. Terwujudnya penulisan laporan ini tidak terlepas dari peranan,bimbingan dan arahan dari instruktur yang diberikan kepada penulis.Untuk itu pada kesempatan ini,perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak HENDRI RAHMAT,ST.MT sselaku instruktur labor Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning.Juga kepada teman temab yang telah membina kerja sama yang baik. Penulis menyadar bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan waktu yang dimilki. Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritikan dan saran yang menunjan demi perbaikan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penuls sendiri dan pihak pihak yang memrlukan.

Pekanbaru, Maret 2013

Penulis

LAPORAN PRAKTIKUM
Pengujian Bahan I

BAB I PENDAHULUAN

I.I

latar belakang

I.II Maksud dan Tujuan I.II Ruang lingkup Praktikum I.IV Teknik Pengumpulan Data I.V Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN
(Antecedent)

A.

The Meaning
Pengujian bahan ini adalah suatu bentuk pengujian terhadap suatu bahan yang akan digunakan dalam pembuatan suatu konstruksi sipil.Dimana pengujian ini meliputi,pengujian terhadap suatu bahan tersebut,kekentalan,kekuatan,serta suatu proses kerja suatu bahan dengan yang lainnya membentuk suatu konstruksi yang kokoh sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian ini adalah pengembangan dan aplikasi dari pelajaran mata kuliah bahan konstruksi dan beton I dan semester III.

B.

Objective

Salah satu dari tujuan melakukan praktikum ini yaitu untuk mengetahui bahan bahan konstruksiu sipil ini secara lapangan dengan artian bahwa mahasiswa benar benar tahu lebih jauh tentang teori yang benar mengenai bahan tersebut sesuai dengan teori yang didapatkan dalam ruangan dalam suatu kelas pada semester I dan III.Dimana mahasiswa dapat melakukan dan mendapatkan hasil dari pengujian tersebut sehingga bias membuktikan teori teori yang ada.
C.

Background
Bahan bahan yang digunakan untuk pembuatan konstruksi sipil pada umumnya banyak terdapat dipasaran dan tersebar dialam sekitar kita.Namun tidak semua bahan tersebut dapat kita gunakan ,jika kita mengharapkan suatu konstruksi yang kokoh serta memnuhi persyaratan mutu yang ditentukan. Oleh karena itu kita harus mengetahui sifat dan mutu sesuai dengan ketentuan standar pada konstruksi sipil,sebelum digunakan suatu konstruksi .agar kita bias mencegah kerusakan pada konstruksi tersebut. Selain factor diatas ,pengujian bahan juga diperlukan sebagai salah satu estimasi biaya dari dari suatu konstruksi,seperti dengan adanya rancangan komposisi campuran betin dalam suatu satuan tertentu yang dikalikan dengan jumlah beton yang dikerjakan,sehingga pengeluaran biaya dapat diperhitungkan.

D.

Ruamg Lingkup Pengujian.

Pengujian ini dilakukan dilaboratorium bahan jurusan sipil ini meliputi: 1) Pengujian terhadap semen meliputi pengujian : o Berat jenis semen secara lapangan o Berat jenis semen secara laboratorium o Konsistensi normal semen Portland o Ikat semen awal secara laboratorium o Ikat semen awal secara lapangan o Kekentalan semen secara laboratorium dan,

o Kekentalan semen secara lapangan 2) Pengujian Agregat,Meliputi pengujian : o Kadar lumpur agregat halus secara lapangan o Kadar lumpur agregat halus secara laboraorium o Penentuan kadar butir lolos saringan no. 200 agregat halus o Penentuan kadar butir lolos saringan no. 200 agregat kasar o Analisa saringan agregat o Berat jenis dan penyerapan agregat halus o Berat jenis dan penyerapan agregat kasar o Kekerasan agregat o Bentuk agregat panjang ,pipih ,pipih panjang 3) Pengujian Beton ,meliputi pengujiian o Mix design (sampuran betion) o Menentukan slump beton o Menentukan bobot isi beton o Kuat tekan beton 4) Pengujian mortar o Konsisitensi mortar dengan flowtable o Kuat tekan mortar

E.

Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Dalam pengujian bahan I ini

setiap praktikum dikumpulkan dan diolah

datanya dengan langkah sebagai berikut : 1. Pemahaman tujuan dan dasar teori,diperoleh dengan adanya penjelasan dari instruktur sebelum memulai pengujian dan sumber lainnya, 2. Melakukan pengujian langsung dilaboratorium dengan langkah kerja yang telah dipahami . 3. Pengolahan data,data yang diperoleh dari pengujian dengan metode tertentu sesuai dengan sifat pengujian yang dilakukan sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

F. Sistematika laporan
Untuk mempermudah pengambilan dan pemahaman data dari pengujian ,maka laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : a. Jadwal pelaksanaan b. Tujuan pengujian c. Refernsi d. Dasar Teori e. Pelaksanaan pengujian meliputi : o Jadwal pelaksanaan o Langkah kerja o Data hasil pengujian dan pengolah data f. Kesimpulan

LAPORAN PRAKTIKUM

Pengujian Bahan I

BAB II PENGUJIAN SEMEN

SM 01.1 Pengujian berat jenis semen secara laboratorium SM 01.2 Pengujian berat jenis semen secara lapangan SM 02 Pengujian konsistensi normal secara Portland

SM 03.1 Pengujian waktu ikat awal semen dengan alat Vicat SM 03.2 Pengujian waktu ikat awal semen secara lapangan SM 04.1 Pengujian kekekalan semen dengan cincin Chartelier SM 04.2 Pengujian kekekalan semen secara lapangan

JOB 1 PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

CARA LABORATORIUM
(Laboratory test for density of Portland cement)

A. Schedule
Data / Day : Time Place : 08.00 finish : laboratorium Teknik SIpil Universitas Lncang Kuning

B. Objective
1. Tujuan Umum (General Objective) Setelah melakukan praktikum mahasiswa mampu : Menyimpulkan pengaruh berat jenis semen terhadap kemurniannya.

2. Tujuan khusus (specific objective) Setelah melakukan praktikum mahasiswa mampu : menerangkan prosedur pelaksanaan berat jenis semen secara laboratorium. menentukan berat jenis semen secara laboratorium. menggunakan peralatan yang dipakai secara baik.

C. References
EDC.CI.CNI 0073.1983 Pengujian BahanPEDC.Bandung Muljono Tri,MT,Ir.2003 Teknologi BetonAndi Yogya.Jakarta Tjokrodimuljo,K.1997 Teknologi BetonYogyakarta Yunaefi Ir,dkk.1996 Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan IPusat

Pengembangan Politeknik Bandung

D. Theoretical Background

1. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis semen Portland.Berta jenis semen adalah perbandingan berat jenis isi kering pada suhu kamar dengan berat berat isi kering air suling pada 4 0C yang isinya sama dengan semen. 2.semen portlanda bahan perekat yang dapat mengeras bila bersenyawa dengan air dan berbentuk padat dan tidak larut dalam air dengan berta jenis berkisar antara 3.1 3.3 gr /ml. 3.semen Portland terbentuk dari oxida oxide utama CaO,SiO2,A12O3,Fe2O3,Untuk menghasilkan semen Portland ,bahan berkapur,dan lempung dibakar sampai meleleh sebagian untuk membentuk klinker yang kemudian dihancurkan ,digerus dan ditambah dengan gips dalam jumlah yang sesuai. 4.formula,menghitung berat jenis semen = Semen Portland (V2 V1) Keterangan V1 : Pembacaan petama pada skala botol V2 : Pembacaan kedua pada skala botol (V2 V1 ) : Isi cairan di pindahklan oleh semen dengan berat tertentu

E. APPARATUS AND MATERIAL


ALAT : 1.Botol 2.minyak tanah 3.timbangan 4.corong kaca 5.waterbath

F. PROCEDURE
1.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pengujian 2.isi botol le chatelier dengan minyak tanah antara skala 0 -1 kebagian dalam botol yang beraa diatas permukaan cairan agar pada saat memasukkan semen ,semen tidak menempel pada badan botol. 3.masukkan botol kedalam waterbath dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup lama,10 20 menit.Agar suhu botol sama dengan suhu ruangan atau menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2C. 4.Setelah itu baca skala pada botol (V1) 5.Masukkan benda uji (semen )ke dalam botol le chatelierbsedikit demi sdikit .jangan sampai ada semen yang menempel pada dinding botol diatas cairan. 6.setelah benda uji (semen 64 gr) masukkan putar botol dengan posisi miring secara perlahan lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan. 7.ulangi pekerjaan pada no 2,setelah didapatkan suhu air yang sama dengan suhu cairan didalam botol,baca skala pada botol (V2) 8.Hitung nilai berat jenis,sampai dua angka di belakang koma.

G.

DATA and CALCULATION


Dari hasil pengujian didapatkan data : 64 gr = = 2,3 ml 22,5 ml

Berat semen Portland = Bacaan V1 Bacaan V2

BJ semen

64

=3.16 gr/ml

22,5 2,3

H. CONCLUTION
Dari pengujian didapatkan berat jenis semen = 3,15 gr/ml.Berat jenis semen sesuai dengan standart berada pada 3,1 - 3,3,ini berarti berta jenis didapatkan sangat bagus dan semen dapat dipakai bahan konstruksi sipi.

I. LAMPIRAN
Data pemeriksaan pengujian Gambar (foto)peralatan yang digunakan dalam pengujian Gambar langkah kerja

PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND CARA LABORATORIUM (SM 01.1)

Kelompok Kelas Jurusan Universitas

: : : Teknik Sipil : Abdurrab

Tanggal

: ..

Instruktur :

NO 1 2 3

Pemeriksaan Berat Semen Portland Bacaan V1 Bacaan V2 BJ Semen = Berat Semen

Benda UJI 1 64 gr 2,3 ml 22,5 ml 3,16 gr/ml

Benda UJI 2

V1- V2 Rata Rata

Catatan

Persetujuan Instruktur

JOB 2 PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND CARA LAPANGAN (field test for density Portland cement)

A. SCHEDULE
Date / day Time Place : : : Laboratorium Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

B. OBKJECTIVE
Tujuan umum (General Objective) Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu : Menyimpulkan pengaruh berat jenis semen terhadap kemurniannya secara lapangan Tujuan khusus (specific Objective ) Setelah melakukan praktikum mahasiswa mampu : Menerangkan prosedur pelaksanaan berat jenis semen secara lapangan Menentukan berat jenis semen secara lapangan Menggunakan peralatan yang dipakai denga baik

C. References - EDC .CI.CNI 0073.1983 PEDC.Bandung PENGUJIAN BAHAN

- Muljono Tri,MT,Ir.2003Teknologi BetonAndi Yogya.Jakarta - Tjocrodimuljo,K.1997Teknologi BetonYogyakarta - Yunaefi Ir,dkk.1996Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan 1Pusat Pengembangan Politeknik Bandung D. Theoretical Background
Pemeriksaaan berat jenis ini bertujuan untuk menentukan berat jenis semen Portland lapangan.Semen Portland adalah matreia yang terdir dari bahan campuran kapur ,silica,alumina,dan besi.Semen ketika bercampur dengan air maka semen akan membentuk pasta yang mengeras dan menjad perekat pada agregat.Berat jenis semen sesuai standardnya adalah berkisar antara 3.1 3.3 Menghitung berat jenis semen secara lapangan: o Untuk tabung ukur 500 ml = BJ= M (semen) V2 v1 o Untuk tabung ukur 100 ml = BJ = M (semen) V2 V1 o BJ total = BJ 500 + BJ 100 2 KETERANGAN : BJ 500 : Berat jenis tabung ukur 500 ml BJ 100 : Berat jenis tabung ukur 100 ml V1 V2 :Pembacaan pertama pada skala botol :Pembacaab kedua pada skala botol

E. Apparatur and Material


o Alat :

1. Tabung ukur 500 ml 2. Tabung ukur 10 ml 3. Minyak tanah 4. Timbangan 5. Waterbath 6. Corong kaca o Bahan : 1. Semen untuk tabung 500 ml sebanyak 100 gr 2. Minyak tanah untuk tabung ukur ml sebanyak 140 ml 3. Semen untuk tabung ukur 100 ml sebanyak 25 gr 4. Minyak tanah untuk tabung ukur 100 ml sebanyak 40 ml

F. Procedur
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pengujian 2. Tabung ukur 500 ml dan 100 ml dibersihkan terlebih dahulu kemudian dikeringkan. 3. Masukka minyak tanah kedalam tabung ukur 500 ml sebanyak 140 ml dan masukka minyak tanah kedalam tabung ukur 100 ml sebanyak 40 ml. 4. Lalu,masukkan kedua tabung ukur tersebut kedalam waterbath secara bersamaan slam 10 20 menit agar suhu tabung sama dengan suhu ruangan. 5. Setelah itu baca skala paa tabung ukur (V1) 6. Masukkan benda uji (semen) kedalam botol masing masing pada tabung ukur 500 ml sebanyak 300 gr dan pada tabung ukur 100 ml sebanyak 25 gr .Semen tidak boleh melekat pada dinding tabung yang berada di atas permukaan cairan (minyak tanah).

7. Setelah semua benda uji ( semen) dimasukkan putar tabung ukur dengan posisi miring secara perlahan lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan, 8. Ulangi pada pekerjaan no .4 ,setelah dipadatkan suhu air yang sama dengajn suhu cairab yang didalam tabung,baca skala pada tabung (V2). 9. Hitung nilai berat jenis pada kedua tabung,lalu hitung nilai rata ratanya sampai dua angka dibelakang koma.

G. Data and Calculation


o Dari hasil pengujian didapatkan data pemeriksaan berat jenis semen pada kedua tabung ukur yaitu BJ semen pada ukur tabung ukur 500 ml = 3.225 BJ Semen pada tabung ukur 100 ml BJ Semen rata rata = = 3.125 3.225 + 3.125 = 3.175 2

H. Kesimpulan (conclusion)
Dari pengujia ini didapatkan berat jenis semen 3.175 gr/ml.Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa, semen yang di ui telah memenui bstandart berat jenis yang diinginkan

I. Lampiran

Data pemeriksaan pengujian. Dambar ( fhoto ) peralatan yang digunakan dalam pengujian. Gambar langkah kerja.

PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND CARA LAPANGAN (SM 01.2)

Kelompok Kelas Jurusan Universitas

: : : Teknik Sipil : Abdurrab

Tanggal

: ..

Instruktur :

NO 1 2 3

Pemeriksaan Berat Semen Portland Bacaan V1 Bacaan V2 BJ Semen = Berat Semen V1- V2 BJ Semen rata rata = BJ GU 500 ml + BJ GU 100 ml/2

Benda UJI 1 100 gr 140 ml 171 ml 3,225 gr/ml

Benda UJI 2 25 gr 40 ml 48 ml 3.125 gr/ml

3.175 gr/ml

Catatan

Persetujuan Instruktur

JOB 3 PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL

SEMEN PORLAND ( The test of normalconsitency of porltland cement )

A. Schedule. Date / day Time Place : 17 Juli 2012 : 08.30 Finish : Laboratotiu Teknik Sipil Unuversitas Lancang Kuning

B. Objective. o Tujuan Umum ( General Objective ) Setelah melaksanakan pratikum mahasiswa mampu : Menguraikan hubungan antara pemeriksa konsistensi dengan pemeriksa semen secara fisik lainnya.

o Tujuan Khusus (Specific Objektive ) Setelah melakukan praktikum mahasiswa mampu : C. References. AASHTO T 129 74 EDC.CI.CNI 0073. 1983 Pengujian Bahan PEDC. Bandung PA 0103 76 SII 0013 81 Yunaefi Ir, dkk. 1966 Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan Pusat Pengembangan Politeknik Bandung Menentukan banyak air yang dipakai untuk mencampur semen dalam keadaan konsistensi normal. Mengidenfikasikan konsistensi normal. bahwa semen Porland telah mencapai

Menggunakn peralatan yang dipakai dengan baik

D. Theoretical Backgruond. o Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan konsistensi normal semen Portland dengan alat Vical. Konsistensi normal semen Portland adalah suatu kondisi standart yang menunjukan kebasahan pasta semen. o Menghitung konsistensi normal semen Portland : Konsistensi = Berat air x 100 % Berat semen Konsistensi normal yang bagus berkisar antara 10 1 yaitu antara 9 dengan 11 yang buat dilakukan dengan vicat. Semen merupakan bahan aktif yang merupakan perekat, dan bilamana semen bersentuhan dengan air maka proses hidrasi berlangsung. Proses sampai hidrasi butir butir berlangsung sangat lambat. Di sini jumlah menjadi bagian yang sangat penting. Inilah fungsi dari pengujian konsistensi ini. E. Apparatus and material Alat : 1. Gelas ukur 200 ml. 2. Cicin konik. 3. Plat kaca. 4. Stopwatch 5. Sendok perata ( spatula ) 6. Mixer & alat pengaduk 7. Timbangan 8. Alat vical ( jarum 10 mm ) Bahan 1. Semen Portland Sebanyak 300 gr. 2. Air suling sebanyak 25 % dari jumlah semen. F. Procedure. 1. Setiap alat dan bahan yang diperlukandalam pengujian 2. Masukan air pencampur berupa air saling sebanyak 25 % dari jumlah ke dalam mangkok alat pengaduk.

3. Masukan benda uji ( semen ) sebanyak 300 gr kedalam mangkok dan diamkan selam 30 detik. 4. Jalankan mesin pengaduk ( mixer ) dengan kecepatan 3 selama 30 detik. 5. Hentikan mixer selama 15 detik, sambil membersihkan pasta pada bagian pinggir mangkok dengan spatula. 6. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 5 selama 1 menit. 7. Buatlah pasta berbentukan bola dengan tangan, kemudian lemparkan sebanyak 6 kali, dari satu tangan ke tangan lain dengan jarak kira kira 15 cm. 8. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian letakkan dalam cincin konik dengan tangan lain melalui lobang besar, sehingga cincin konik penuh dengan pasta. 9. Kelebihan pasta pada lobang besar diratakan dengan sendok perata yang digerakan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin. 10. Letakan pelat kaca pada lobang besar konik, balikkan, ratakan dan licinkan kelebihan pasta pada lobang yang kecil pada cincin konik dengan sendok perata. 11. Latakkan cincin konik yang berisi pasta pada alat vicat yang digunakan memakai jarum ( 10 mm ) dan kontakkan permukaan / bagian tengah pasta. 12. Jatuhkan jarumkan dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik. 13. Penurunan untuk konsistebusi normal adalah ( 10 + 1 ) mm bila blum mencapai hasil yang diinginkan maka ulangi percobaan dengan mengganti jumlah air sampai kita mendaptkan nilai konsistensi normalnya. G. Data and Calculation Dari hasil pengujian didapatkan Sebagai contoh kami mengambil : Percobaan ke II ( dua ) Berat PC ( Portand Cement ) Konsistensi yang diambil Berat air ( yang diambil ) = = = = 300 gr 26 gr Konsistensi x berat PC 100 26 X 300 = 78 gr 100 Setelah dilakukan pengujiajn, didapatkan hasil penurunan pada 11 mm H. Kesimpulan ( Conclusion ).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, penurunan pada semen Portland telah mencapai konsistensinya pada 11 mm, dengan batas air 26 %. Hal sudah sesuai dengan ketentuan dan syarat, yaitu konsistensi normal yang baik didapatkan pada penurunan ( 10 + 1 ).berarti semen mempunyai konsistensi normal yang baik dan dapat digunakan untuk kontruksi sipil. I. Lampiran. Data pemeriksaan pengujian Gambar ( foto ) peralata yang digunakan dalam pengujian Gambar langkah kerja

PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND ( SM 02 )

Kelompok Kelas Jurusan Universitas

:1 :B : Teknik Sipil : Universitas Lancang Kuning BARAT PC ( gr ) 650 300 300 300 BERAT AIR (gr ) 162 78 81 79,5

Tanggal Instruktur

: .. :

PENGUJIAN

KONSISTENSI (%) 25 26 27 26,5

PENURUNAN (%) 6 7,5 15 10,5

1 2 3 4 5

Catatan : . . .

Persetujuan Instruktur

JOB 4 PENGUJIAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN CARA LABORATURIUM ( Labiratory test of initial banding duration of Portland cement )

A. Schedule. Date / day Time Place B. Objective. Tujuan Umum ( General Objective ) Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu : Menentukan waktu menggunakan alat pengikatan awal semen Portland dengan : 17 Juli 2010 : 08.30 Finish : Laboratorium Teknik Sipil Unuversitas Lancang Kuning

Tujuan Khusus ( Specific Objective ) Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu : Menerangkan rangkaian kerja waktu ikat awal semen dengan alat vicat. Membuktikan kebenaran adanya waktu semen dengan menggunakan alat vicat. Menggunakan peralatan yang dipakai dengan baik.

C. References. ASM C T 191 71 EDC.CI. CNI 0073. 1983 Pengujian Bahan PEDC. Bandung Muljono Tri, MT, Ir. 2003 Teknologi Beton Andi Yogya. Jakarta PA 0104 76 SII 0013 81

Tjokrodimuljo, K, 1997 Teknologi Beton Yogyakarta Yuneafi Ir, dkk 1996 Praktikum Bahan Bangunan I Pusat Pengembangan Politeknik Bandung.

D. Theoretical Backround. Semen adalah bahan anorganik yang mengeras pada pencampuran dengan air atau larutan garam. Dan waktu ikat awal semen dicapai pada saat semen mengalami pengeseran. Pada proses semen bercampur dengan air, tahap pertama dicapai ketika pata semen cukup kaka menahan suatu tekanan. Waktu untuk mencapai ini sebut sebagai waktu ikat. Waktu tersebut di hitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu ikat dibagi menjadi dua, yaitu : - Waktu ikat awal - Waktu ikat air Menghitung konsistensi normal semen Portland : Konsistensi = Berat air Berat semen Waktu ikat awal ( initial time ) adalah waktu dari pncampuran semen dan air sampai saat kehilangan keplastisannya. Pengertian waktu ikat awal adalah pentingnya pada pekerja beton. Waktu ikat awal yang cukup lama diperlukan untuk pekerja beton, yaitu waktu transportasi, penuangan pemadatan dan peralatan permukaan. Proses pengingkatan ini sertai dengan temperature. Temperature naik dengan cepat dari ikat awal dan mencapai puncaknya pada waktu berakhirnya ikat akhir. Waktu ikat ini dipengaruhi oleh jumlah air campuran yang digunakan dan suhu udara disekitarnya, waktu pengikatan permulaan dengan alat vicat, dicapai pada saat penurunan jarum vicat mencapai skala angka 1 25 mm. x 100 %

E. Apparatus and material Alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Timbangan. Gelas ukur 200 ml. Alat vicat ( dengn jarum 1 mm ). Cicin konik. Sendok perata ( spatula ) Sarung tangan karet. Mesin pengaduk ( mixer ) Stopwatch Plat kaca

Bahan : 1. 2. Semen Portland 300 gr. Air suling ( sesuai konsistensinormal, sebanyak 26,5 % dari berat semen )

F. Procedure. 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pengujian

2.

Masukan air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah konsistensi normal yaitu 26,5 % dari berat semen kedalam mangkok mesin pengaduk.

3. 4. 5.

Masukan benda uji ( semen ) kedalam mangkok dan diamkan selama 30 detik. Jalankan mesin pengaduk ( mixer ) dengan kecepatan 3 selama 30 detik. Hentikan mixer selama 15 detik, sambil membersihkan pasta pada bagian pinggiran mangkok dengan spatula.

6. 7.

Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 5 selama 1 menit /60 detik. Matikan mesin pengaduk dan buatlah pasta berbentuk bola dengan tangan, kemudian lemparkan sebanyak 6 kali, dengan jarak tangan ke tangan lain sepanjang 15 cm.

8.

Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian letakan kedalam cincin konik yang telah dialas dengan pelat kaca pada lobang besarnya, sehingga cincin konik berisi penuh dengan pasta.

9.

Kelbihan pasta pada lobang besar diratakan dengan sendok perata ( spatula ) yang digerakan dalam posisibmiring pada permukaan pasta ( cincin ).

10. Letakan pelat kaca pada lobang besar, balikkan, ratakan dan licinkan kelbihan pasta pad lobang yang kecil pada cincin konik dengan sendok perata. 11. Diamkan selama 45 menit. 12. Letakkan cincin konik dibawah jarum kecil vicat dan kontakkan jarum dengan bagian pasta. 13. Jatuhkan jarum vicat ( 1 mm ) dan catat angka penurunannya dibawah 25 mm. 14. Jika penurunannya belum mencapai dibawah angka 25 mm, maka jatuhjan jarum vicat kembali selama waktu 15 menit sampai mencapai penurunan dibawah 25 mm, 15. Penurunan berlangsung selama 30 detik. Jarak antara 1 titik setiap menjatuhkan jarum adalah cm, dan jarak titik dari pinggir cincin konik kurang 1 cm.

G. Data and Calculation NO Dari hasil pengujian didapatkan data sebagai berikut : MENIT PENURUNAN 1 2 3 45 60 75 BACAAN ADA ALAT VICAT 39 29,5 18

Waktu ikat awal didapatkan penurunan ketiga, dimana standard ikat awal terjadi pada peunurunan 1 25 mm. Hasil pemeriksaan yang telah lengkap dapat dilihat pada pemeriksaan yang telah ditebalkan.

H. KESIMPULAN ( Conlusion ). Dari hasil pengujian terdapat tiga penurunan, dimana hasil uji tersebut dimasukan kedalam grafik. Ari grafik dapat dilihat, bahwa waktu ikat awal semen pada angka penurunan 1 25 mm, didapatkan pada menit ke 66,5. I. Lampiran Data pemeriksaan pengujian Gamabar ( foto ) peralatan yang digunakan dalam pengujian Gambar langkah kerja

PENGUJIAN IKAT AWAL SEMEN DENGAN ALAT VIKAT ( SM 03.1 )

Kelompok

Tanggal

Kelas Jurusan Universitas

: : :

B Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

Instruktur

MENIT PENURUNAN 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180

WAKTU PENURUNAN ( mnt ) WIB 15,25 15,40 15,55 SELISIH 45 15 15

PEMBACAAN SELISI PEMBACAAN 39 mm 29,5 mm 18 mm 9,5 11,5 SELISIH

TOTAL

Catatan : .. Persetujuan Instruktur :

JOB 5 PENGUJIAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN CARA LAPANGAN ( Field test initial bonding duration of Portland cement )

A. Shedule. Date / day Time Place : 17 Juli 2010 : 08.30 Finish : Laboraturium Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

B. Objective Tujuan Umum ( General Objective ) Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu : Menentukan waktu pengikat semen Portland dengan cara lapangan.

Tujuan khusus ( Specific Objective ) Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu : Menentukan waktu pengikatan awal dari semen Portland. Terampil dalam menjelaskan rangkaian kerja pemeriksaan dilapangan. Menggunakan peralatan yang dipakai dengan baik.

C. References. AASHTO T 131 74 ASTM 191 71 EDC.CI CNI 0073. 1993 Pengujian Bahan PEDC Bandung Muljono Tri, MT, Ir. 2003 Teknologi Beton Andi Yogya. Jakarta

- Yuneafi Ir, dkk. 1996 Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I Pusat Pengembang Politeknik Bandung.

D. Theoretical Background. Pemeriksa ini dimaksudkan unutk menentukan wktu pengikatan permukaan semen Portland. Waktu pengikat permulaan adalah jangka waktu dari mulainya pengukuran pasta konsistensi normal sampai pasta kehilangan sifat plastis ( menjadi buku ). Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur yang secara bertahap menjadi keras. Pada proses ini tahap pertama dicapai ketika pasta semen semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu untuk mencapai tahap ini disebut sebagai waktu ikatan. Waktu tersebut dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu pengikatan semen dipengaruhi oleh : Reaksi semen terhadap air Reaksi antara semen dan air akan menimbulkan panas, besar panas ini tergantung pada kehalusan butir semen, susunan jumlah senyawa semen yang dikandung dan reaksi antara semen dan air. Adanya proses hidrasi ini membantu percepatan reaksi antara semen dan air. Mineral yang terkandung dalam semen Ketika semen terkena air, maka yang bereaksi terlebih dahulu adalah CaO dan membentuk Ca(OH)2 dilanjutkan dengan terjadinya C3A proses ini menyebabkan kenaikan suhu yang tinggi akan mempercepat waktu ikatan awal semen.

E. Apparatus and material. Alat : 1. Timbangan.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Gelas ukur 200 ml. Cincin / ring ( 12 cm ). Stopwatch. Sendok dan pasta ( spatula ) Sarung tangan karet. Plat kaca Penusuk kayu.

Bahan 1. 2. Semen Portland 300 gr. Air suling ( sesuai konsistensi normal ) sebanyak 26,5 % dari berat semen ( 300 gr).

F. Procedure. 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pengujian 2. Masukan air suling yang banyaknya sesuai dengan konsistensi normal dari berat bahan uji ( semen ) yaitu 26,5 % ke dalam mangkok. 3. Masukan benda uji ( semen ) kedalam mangok dan diamkan selama 30 detik, lalu aduk secara manual selama 30 detik. 4. Berhenti selama 15 detik, sambil membersihkan pasta pada bagian pinggir mangkok dengan spatula.

5. 6.

Lalu aduk kembali selama 1 menit secara manual. Buatlah pasta seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6 kali dari satu tangan ke tangan lain dengan jarak kira kira 15 cm.

7.

Ambil pasta dan letakan diatas plat kaca dimana sebelumnya plat kaca terdapat ring yang berdiameter 10,5 cm pada bagian atasnya.

8.

Bentuk pasta sesuai dengan ring tersebut dan tinggi bagian tengahnya mencapai 13 mm dan bagian pinggirnya mengecil tebalnya sehingga menyerupai kue.

9. 10.

Diamkan pasta tersebut selama 45 menit. Tusuk pasta dengan alat berupa kayu kecil, cara menusuknya dengan dimiringkan 450 di bagian pinggirnya / pasta tersebut.

11.

Jika cetakkan atau pasta tersebut menghasilkan retak pecah maka ulang

G. Data and Calculation Dari hasil pengujian terdapatkan adat sebagai berikut :

Penusukan Nampak dari atas :

Retak Serabut

Penusukan dari samping :

13mm

Kayu penusukan @= Arah penusukan

H. Kesimpulan Dari hasil pengujian dilakukan ternayat ikat awal terjadi pada waktu awal terjadi pada waktu 75 menit yang ditandai dengan sudah adanya retak tersebut ketika pasta semen tersebut ditusuk kayu penusuk, sedangkan waktu ikat awal standard lebih dari 45 menit, jadi semen terebut dapat digunakan untuk campuran beton.

I. Lampiran Data pemeriksa pengujian Gambar ( foto ) peralat yang digunakan dlama pengujian Gambar langkah kerja

PENGUJIAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN CARA LAPANGAN

Kelompok

Tanggal

Kelas Jurusan Universitas

: : :

B Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

Instruktur

WAKTU 45 menit 60 menit 75 menit

KONDISI BENDA UJI Retak pecah Retak pecah Retak serabut

Catatan : .. .. ..

Persetujuan Instruktur

JOB 6

PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN CARA LABORATURIUM ( Laboraturium test for deforability of Portland cement )

A. Schedule. Date / day Time Place : 17 Juli 2010 : 08.30 Finish : Laboraturium Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

B. Objective. Tujuan Umum ( General Objective ) Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu : Membuktikan bawa semen akan mengalami perubahan volume selama proses pengerasannya. Tujuan Khusus ( Specific Objective ) Setelah melaksanakan mahasiswa mampu : Menerangkan faktor faktor yang mempengaruhi perubahan volume semen selama proses pengerasannya. Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kekekalan semen dengan cincin chartelier. Mementukan kekal atau tidak semen. Menggunakan peralatan yang dipakai dengan baik.

C. Reference EDC.CI. CNI 0073. 1983 Pengujian Bahan PEDC. Bandung

Muljono Tri, MT, Ir. 2003 Teknologi Beton Yogya. Jakarta SII 013 81 Tjokrodimuljo, K, 1997 Teknologi Beton Yogyakarta Yuneafi Ir, dkk 1996 Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I Puasat Pengembangan Politeknik Bandung.

D. Theoretical Background. Pemeriksa ini dilakukan secara laboraturium dengan menggunakan cincin chartelier. Pemeriksa ini berfungsi untuk menentukan pemakaian semen Portland di lapangan nanti sehingga tidak merugikan proyek. Adapun pengembangan pada pemeriksa ini yang di izinkan maksimum 3 mm, pengembangan dan penyusutan volume semen disebabkan oleh kadar CaO besarnya dari 2 % dan kadar MgO-nya 5 %. Kadar CaO bebas dapat dideteksi dengan menggunakan cincin lie chartelier yaitu dengan menggunakan tau menyimpan semen dalam desikator selama 24 jam kemudian amati perubahan ujung tangkaki lie chartelier. Kuat tekan pasta semena sangat dipengaruhi oleh besar pori pori dianatar gel gel atau pori pori hasil hydrasi. Kelebihan air mengakibatkan pasta semen berpori lebih banyak sehingga hasilnya kurang bagus, inilah yang menyebabkan tidak kekalnya semen.

E. Apparatus and material Alat : 1. Gelas ukur 2. Stopwatch 3. Timbangan 0,001 gr. 4. Sendok pasta ( spatula ).

5. Mesin pengaduk ( mixer ). 6. Sarung tangan karet. 7. Palt kaca kecil. 8. Cincin chartelier ( 2 buah ). 9. Tengki pendingin 10. Waterbath. Bahan : 1. Semen Portland 300 gr. 2. Air suling sesuai konsistensi normal sebanyak 26,5 % dari semen Portland.

F. Procedure. 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pengujian. 2. Timbangan semen Portland sebanyak 300 gr dan air suling sebanayak26 % sesuai konsistensi normal dari jumlah semen. 3. Masukan benda uji ( semen ) kedalam mangkok pengaduk diamkan selama 30 detik. 4. Jalankan mesin pengaduk dalam kecepaan 3 ( 140 4 ) rpm selama 30 detik. 5. Diamkan atau hentikan mesin, bersihkan pinggir mangkok dengan spatula selama 15 detik. 6. Jalankan mesin pengaduk kembali dengan kecepatan 5 ( 285 10 ) rpm selama 1 menit. 7. Ambil pasta sekapai tangan atau setengahnya.

8. Masukan pasta kedalam 2 buah cincin charteiler yang telah diberi plat kaca dan sebelumnya telah diikat pada bagian bawah kepalanya. 9. Ratakan pasta pada masing masing cincin hingga penuh. 10. Diamkan cincin ditangki pendingin selama 24 jam 11. Lepaskan cincin dan ukur panjangnya (a) 12. Masukan cincin yang telah diikat kembali kedalam waterbath yang te;ah dipanaskan / renus selama 3 jam. 13. Angkat cincin dan lepaskan ikatan dan ukur panjangnya (b).

G. Data and Calculation Dari hasil pengujian didapatkan data, pengembangan tangkai lie chatelier : Benda uji I Pembacaan awal (XI) Pembacaan akhir Maka : X2 X1 = 3,02 0,3 ( terjadi kekekalan bentuk ) Benda uji II Pembacaan awal (XI) Pembacaan akhir Maka : X2 X1 = 3,43 1,3 ( terjadi kekekalan bentuk ) = 1,3 mm = 3,43 mm = 2,13 mm = 0,3 mm = 3,02 mm = 2,72 mm

H. Kesimpulan ( Conclusion ).

Berdasarkan pengamatan yang dilakuakn maka diperoleh pengembangan tangkai cincin lie chartelier sebesar 2,72 mm ( pada masa uji I ) dan 2,13 mm ( pada masa uji II ) berarti sesuai dengan yang distandardkan atau yang diisyaratkan yaitu pengembangan cincin lie chartelier maksimum 3 mm, sehingga semen yang diji dapat dikatakn kekal dan biasa digunkan dalam campuran beton.

I. Lampiran Data pemeriksa pengujian. Gambar( foto ) peralatan yang digunakan dalam pengujian. Gambar langkah kerja.

PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN DENGAN CINCIN LIE CHATELIER ( SM 04.1 )

Kelompok Kelas Jurusan Universitas

: : : :

1 B Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

Tanggal Instruktur

: :

Hendri Rahmat, ST. MT

PEMBACA BENDA UJI I II AWAL ( X1 ) 0,3 mm 1,3 mm AKHIR ( X2 ) 3,02 mm 3,43 mm

Catatan :

..

..

Persetujuan Instruktur :

JOB 7 PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN CARA LABORATURIUM ( Laboraturium test for deforability of Portland cement )

A. Schedule. Date / day Time Place : 17 Juli 2010 : 08.30 Finish : Laboraturium Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

B. Objective. Tujuan Umum ( General Objective ) Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu : Menentukan kekal atau tidaknya semen dengan menggunakan

pemeriksaan lapangan. Tujuan Khusus ( Specific Objective ) Setelah melaksanakan mahasiswa mampu : Menerangkan faktor faktor yang mempengaruhi kekekalan semen.

Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kekekalan semen dengan cara lapangan.

Menggunakan peralatan yang dipakai dengan baik.

C. Reference EDC.CI. CNI 0073. 1983 Pengujian Bahan PEDC. Bandung Muljono Tri, MT, Ir. 2003 Teknologi Beton Yogya. Jakarta SII 013 81 Tjokrodimuljo, K, 1997 Teknologi Beton Yogyakarta Yuneafi Ir, dkk 1996 Petunjuk Praktikum Bahan Bangunan I Puasat Pengembangan Politeknik Bandung.

D. Theoretical Background. Kekekalan semen Portland perlu diketahui guna menentukan pemakaian semen Portland di lapangan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membuat benda uji tersbut yang didiamkan selama 24 jam dan selanjutnya direbus selama 3 jam, dan pemeriksaan ini dilakukan secara visual. Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang pada waktu proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan untuk proses hidrasi hanya kira kira 25 % dari berat semennya, penambahan jumlah air akan mengurangi keuatan setelah mengeras.

E. Apparatus and material

Alat : 1. Gelas ukur 2. Stopwatch 3. Timbangan 0,001 gr. 4. Sendok pasta ( spatula ). 5. Mesin pengaduk ( mixer ). 6. Sarung tangan karet. 7. Palt kaca kecil. 8. Ring ( 12 cm ) 9. Tengki pendingin 10. Waterbath.

Bahan : 1. Semen Portland 300 gr. 2. Air suling sesuai konsistensi normal sebanyak 26,5 % dari semen Portland.

F. Procedure. 1. 2. 3. 4. 5. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dakam penguji Timbangan semen Portland 300 gr dan air suling sebanyak 26,5 % ( sesuai konsistensi normal ) Masukan kedalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 3 ( 140 5 ) rpm selama 30 detik. Diamkan atau hentikan mesin, bersihkan pinggir mangkok dengan spatula selama 15 detik.

6.

Jalankan mesin pengaduk kembali dengan kecepatan 5 ( 285 10 ) rpm selama 1 menit.

7.

Ambil pasta sekapai tangan dan letakan diatas kaca yang telah diberikan ring (d:12cm).

8.

Bentuk pasta menyerupai kue yang pada bagian tengahnya setinggi 13 mm dan mengecil pada bagian pinggirnya.

9.

Diamkan kue selama 24 jam di dalam tengki pendingin.

10. Kemudian masukan kue tersebut dalam air ( waterbath ) kemudian waterbath dipanaskan (didih) selama 30 menit dan rebuskan di dalam waterbath selama 3 jam. 11. Angkat kue dan perhatikan keadaan fisiknya kemudian cata apa yang terjadi pada kue tesebut. Apakah menunjukan perubahan atau tidak.

G. Data and Calculation Dari hasil pengujian didapatkan dat pemeriksaan, yaitu kondisi benda uji apakah terjadi perubahan bentuk, wujud atau ukuran. Dari sini kita melihat data sebagai berikut :

Benda Uji Cetakan Cincin Beton

Kondisi Benda Uji Sama seperti semula atau tidak terjadi perubahan

H. Kesimpulan ( Conclusion ). Dari hasil pengujian didapatkan bahwa : tidak terjadi perubahan bentuk, wujud ataupun ukuran pada benda uji. Ini berarti semen dapat dipakai sebagai bahan konstruksi sipil.

I. Lampiran Data pemeriksa pengujian Gambar( foto ) peralatan yang digunakan dalam pengujian Gambar langkah kerja.

PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN DENGAN CINCIN LIE CHATELIER ( SM 04.2 )

Kelompok Kelas Jurusan Universitas

: : : :

1 B Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning

Tanggal Instruktur

: :

Hendri Rahmat, ST. MT

BENDA UJI Cetakan cincin Beton

KONDISI BENDA UJI Kondisi benda uji berubah dari Keadaan cair ke pada tetapi Dimensi serta ukuran tdk berubah

Catatan :

.. ..

Persetujuan Instruktur :

You might also like