Professional Documents
Culture Documents
WORK
KING
G PAP
PER BIND
B DER
OS
SEAN
NOG
GRA
APHY
Y
Lecturrer
Bagus SetyoBudi Wiwoho M.SSi
C
COLLECTE
ED BY:
Waahyu Wardan
W ni
10
0635140
00649
SSTATE UN
NIVERSIT
TY OF MAL
ALANG
F
FACULTY
Y OF MATE
TEMATICS AND NATTURAL SC
CINCES
GEOGGRAPHY PROGRA
P AM
D
DESEMBER R 2008
M CUR
MY RRICUL
LUM VITAE
BAB I
PENDAHULUAN
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan
γράφειν atau graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut
oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang
mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana
oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut.
Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai
studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala
fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui
bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang
disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian
yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet
Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang
mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga
ke kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke
dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang
mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi
yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang
surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-
masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir biologi oseanografi yang
mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna atau
biota di laut.
Benua adalah daratan yang sangat luas; (kontinen). Pada awalnya bumi
terbentuk seluruh benua merupakan satu daratan yang amat luas, belum
terbagi-bagi oleh pergeseran kerak bumi; daratan tersebut disebut Pangæan
supercontinent, pada masa mesozoic terbagi atas dua bagian besar yaitu
gondwana dibelahan bumi selatan dan laurasia dibelahan bumi utara.
1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui formasi dan struktur bumi
1.3.2 untuk mengetahui topografi lepas pantai
1.3.3 untuk mengetahui keadaan lempeng tektonik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kerak bumi
Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal berkisar 6-50
km. tebal lapisan ini tidak sama setempat, disekitar benua sekitar 20-50
km sedang di dasar laut 0-5 km atau bersama air laut yang berada di
atasnya sekitar 10-12 km, yang tersusun atas materi-materi padat terutama
yang kaya silisium dan aluminium. Lapisan kerak dibedaka atas dua
lapisan materi, yaitu;
a. Lapisan GranitisÆ tersusun atas batuan granites. Kecepatan gelombang
longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 km/detik.
b. Lapisan BasaltisÆ lapisan yang terletak di bawah lapisan granites dan
kebanyakan materi basalt. Kecepatan gelombang 6,5-8 km/detik
2. Selimut Bumi (Mantel)
Lapisan ini terletak dibawah kerak bumi dan pada umumnya dibedakan
menjadi 3 lapisan, antara lain;
a. LithosferÆ lapisan yang berwujud padat dan kaya akan silisium dan
aluminium
b. AsthenosferÆ lapisan yang letaknya dibawah Lithosfer. Yang
wujudnya agak kental, kaya akan silisium, aluminium dan magnesium
c. MesosferÆ lapisan yang lebih tebal dan lebih berat, kaya dengan
silisium dan magnesium
2. Inti bumi (Core)
Lapisan ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibedakan menjadi
2 bagian yaitu;
a. Inti bagian LuarÆ diduga bagian ini berwujud cair sebab lapisan ini
tidak dilalui oleh gelombang transversal.
b. Inti Bagian dalamÆ terjadi perubahan kecepatan gelombang
longitudinal dari rendah ke tinggi, diduga inti ini berwujud padat.
pengembangan di bidang ilmu dan teknologi kelautan. Oleh karena itu salah
satu kajian dalam bidang ilmu dan teknologi kelautan yaitu survei dan
pemetaan dasar taut (batimetri) merupakan faktor yang sangat penting untuk
menunjang pengembangan wilayah pantai dan pesisir. Keadaan topografi
pantai lirung menampakkan keunikan tersendiri. Hasil penelitian menunjukan
bahwa umumnya pada setiap lajur pengukuran kedalaman terdapat penurunan
topografi yang cukup tajam dengan perubahan kedalaman sekitar 7 - 15 meter
pada jarak yang tidak terlalu jauh dengan garis pantai ke arah taut sehingga
pada lokasi-lokasi tersebut topografinya curam.
Bentuk lahan pantai yang berada dilorong laut atau selat cenderung
mengalami preubahan sebagai akibat bekerjanya proses geomorfik. Sebagai
salah satu lahan pantai, gisik yang secara umum dipaharni sebagai akumulasi
sedimen pantai berupa pasir dan kerikil, merupakan suatu ruang yang
digunakan manusia sebagai tempat rekreasi karena hamparan pasirnya yang
indah dan dapat memberikan potensi yang besar dalam aspek keparwisataan.
Sehubungan dengan aspek kepariwisataan tersebut, keberadaan lahan gisik di
Selat Lembeh bagiab Barat dipandang penting untuk diungkapkan mengingat
kurangnya informasi mengenai daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut,
serangkaian proses belajar dalam bentuk penelitian telah dilakukan untuk
menyediakan jawaban terhadap masalah bagaimana peranan faktor
hidrooseanografi, morfometri lahan, dan distribusi granulometri sediment
terhadap pembentukan lahan gisik.
Topografi lepas pantai dapat dibedakan menjadi;
a. Paparan benua (Continental shelf)
Paparan benua memiliki kemiringan lereng yang mengarah keperairan
dalam dan lebar dari paparan benua bervariasi berdasarkan kenampakan
bentuk pantai. Apabila suatu pantai yang landai maka topografi paparan
dan lereng benua akan landai juga, tetapi apabila bentuk pantai cliff maka
topografi paparan dan lereng benua akan sangat terjal.
b. Lereng benua (Continental slope)
LEMPENG TEKTONIK
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika
bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa
bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan
lempeng.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang
kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk
padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala
waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear
strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer
sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih
dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik
divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform
(menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan
pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah
sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan
50-100 mm/a.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing
berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas
lempeng tersebut adalah:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
oleh:
Taufikurohman Tahir (106351400…)
Linda Ranita (106351400695)
Makalah
Disusun oleh:
Chandra Ningrat (1063514006)
Tuti Mutia (106351400692)
2. 2 Laut
Laut adalah bagian dari permukaan bumi yang digenangi oleh air dan
mempunyai kadar garam yang cukup tinggi. Ilmu yang mempelajari laut adalah
oseanografi. Indonesia adalah Negara maritime, luas laut territorial sebesar 3,1
juta km2 atau kira-kira 63 % dari seluruh wilayah Indonesia.
• Jenis-jenis laut
Laut dapat dikelompokkan menurut letak, kedalaman, dan terjadinya.
1. menurut letaknya, laut dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.
a. laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua, seakan-akan terpisah oleh
sederetan pulau-pulau atau jajazirah, seperti laut cina selatan.
b. Laut pertengahan adalah laut yang terletak di antara benua, seperti laut
tengah yang berada di antara benua eropa, benua afrika dan benua asia.
c. Laut pedalaman adalah laut yang berada di tengah-tengah benua atau laut
yang dikelilingi oleh daratan, seperti laut mati, laut hitam, dan laut kaspia.
2. menurut kedalamanya, laut dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagi
berikut.
a. zona litoral (zona pesisir), yaitu laut yang terletak di antara garis pasang
dan garis surut.
b. Zona neritios, yaitu laut yang mempunyai kedalaman dari 0 m - 200 m.
wilayah ini memiliki cirri-ciri:
1. sinar matahari masih tembus sampai dasar laut
2. kedalaman 200 m
3. tempat ikan dan tumbuhan laut, seperti yang terdapat di laut jawa,
selat malaka, dan laut arafuru
c. zona bathyal, yaitu laut dengan kedalaman 200 m – 1000 m. wilayah ini
memiliki cirri-ciri:
1. sinar matahari tidak bisa mencapai dasar laut
2. ikan dan tumbuhan yang dihidup di wilayah ini mulai berkurang
d. zona abyssal, yaitu laut yang mempunyai kedalaman 1000 m – sampai
6000 m. wilayah ini memiliki cirri-ciri:
1. sinar matahari tidak ada lagi
2. suhu sangat rendah hingga mencapai titik beku
3. tumbuhan dan binatang yang ada sangat terbatas.
1. Bentang alam wilayah pesisir dan pantai dibentuk oleh gejala endogen
geologi. Tiga gejala utama tektonik yang mengontrol awal bentang alam
adalah tunjaman dan tumbukan lempeng, gerak geser antar lempeng,
gunung api dengan komponen gerak tegaknya. Cekungan belakang busur
ditandai oleh penurunan yang membentuk sedimen tebal. Jenis batuan
menentukan kestabilan pantai dan kemampuan bertahan dari kerjaan laut
dan cuaca.
2. Di perairan stabil tanpa gejala geologi (endogen), di bagian yang
mengalami pengaruh kuat perubahan paras muka laut, di pesisir dan di
pantai, selanjutnya pembentukan bentang alam lebih dipengaruhi oleh
gejala cuaca (erosi) dan laut (erosi, sedimentasi).
3. Pantai yang menghadap perairan terbuka dengan agitasi kuat memiliki
kota pantai yang berkembang di rataan pasir pantai, berawal dari
pemukiman dan pelabuhan sebagai bandar niaga di muara sungai.
Pemilihan muara di bentang manapun sebagai awal pemukiman sangat
umum dijumpai di Indonesia, di dataran alluvial, di kaki gunung pulau
volkanik, di pesisir perairan paparan tepian kontinen atau di pantai dataran
limpah banjir.
4. Kota pantai tumbuh dan berkembang sesuai status dan fungsinya dari saat
ke saat melalui beberapa perioda masa penjajahan dan kemudian masa
setelah kemerdekaan. Perkembangan dan perluasan kota yang berstatus
kota pusat pemerintahan terlihat lebih pesat.
5. Perluasan kota untuk pemukiman mulai terasa sejak 30 tahun terakhir.
Demikian halnya dengan pembangunan sarana pelabuhan dan
transportasi lain.
6. Sejumlah besar kota pantai berkembang pesat oleh peningkatan usaha
ekonomi perniagaan, pertanian/perkebunan dan industri, sementara
marikultur dan industri hilirnya hanya berkembang di beberapa kota pantai
saja atau hanya sebagai suplemen kecil usaha ekonomi. Perlu peningkatan
usaha ekonomi kelautan di segala lini (industri rekayasa, budidaya dan
tangkap, pengolahan, wisata, dll)
7. Pertumbuhan kota-kota pantai di akhir abad 20 an cenderung mangabaikan
daya dukung lingkungan di sekelilingnya serta ancaman bencana yang
berpotensi merusak. Keterbatasan ruang yang layak dikembangkan
menyebabkan perluasan merambah lingkungan yang seharusnya
dipertahankan sebagai penyangga, antara lain yang berada di hulu, hilir,
pantai dan perairan dengan pulau-pulau di depannya.
8. Cuaca, kondisi laut dan tektonik merupakan gejala-gejala yang mengontrol
bentang alam dari awal pembentukan hingga bentuk saat ini. Mengingat
demikian kuat pengaruhnya hingga saat ini seiring perkembangan kota,
maka gejala tersbut harus diperhitungkan sebagai potensi alam dalam
upaya mempertahankan kelestarian lingkungan kota pantai.
9. Jenis ancaman bencana pada kota-kota pantai beragam tergantung pada
gejala alam apa saja yang mengontrolnya. Namun secara regional,
ancaman kenaikan muka air laut estatik - walaupun akan dirasakan hampir
semua kota pantai dengan besaran dampak berbeda tergantung bentang
alam dan gelogi di atas mana kota dibangun. Kota pantai berbukit hampir
tidak terpengaruh oleh gejala ini sementara kota di pesisir delta atau pulau
kecil, akan merasakan akibat gejala ini dengan ancaman sangat serius pada
kerusakan langsung pada pantai oleh erosi dan penenggelaman.
DAFTAR RUJUKAN
-Hantoro W.S. 2001. Low stand sea level and landform changes: climatic
changes consequence to epicontinental shelf and fauna migration through
Indonesian.Archipelago. In Preceeding of: “The environmental and Cultural
History and Dynamics of the Australian-Southeast Asian Region” seminar,
Melbourne, December 10-12, 1996.
-www.goole.com
GELOMBANG
Oleh:
1. Siti Nurhasanah (106351400626)
2. Evy Agustina R (106351400629)
- Pengertian Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/ grafik sinusoidal. Gelombang
laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke
perairan, menyebabkan riak-riak, alun/ bukit, dan berubah menjadi apa yang kita
sebut sebagai gelombang. Gelombang adalah suatu variabel dan corak di
permukaan laut. Gelombang dapat mencakup dari ukuran riak yang paling kecil
pada dinding air yang sangat besar yang diproduksi oleh gangguan kulit keras/
karang yang berhubungan dengan laut. Gelombang dipermukaan laut selalu
berubah-ubah dan bersifat dinamis. Gelombang tersebut berukuran dari riakan air
kecil sampai yang tersebar yang membentuk dinding air. Proses pembentukan
gelombang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: angin, gravitasi, dan gempa.
Ketika gelombang bergerak naik dan turun dengan suatu gerakan kecil dari
sisi satu kembali ke sisi semula. Seperti contohnya pada pelampung yang
sebenarnya bergerak dalam suatu lingkaran (orbital). Gerakan pelampung
memberi gambaran suatu bentuk gelombang. Pelampung yang mengapung di air
pindah ke pola yang sama, naik turun di suatu lingkaran yang lambat, yang
dibawa oleh pergerakan air. Di bawah permukaan, gerakan berputar gelombang
itu semakin mengecil. Ada gerak orbital yang mengecil seiring dengan kedalaman
air, sehingga kemudian di dasar hanya akan meninggalkan suatu gerakan kecil
mendatar dari sisi ke sisi yang disebut surge.
Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinosoide. Selain
radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan
lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium yang karena perubahan
bentuk dapat menghasilkan gaya yang lentur dimana dapat juga berjalan dan
dapat memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain tanpa mengakibatkan
partikel medium yang berpindah secara permanent, yaitu tidak ada perpindahan
secara masal. Dan setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.
Suatu medium disebut linier jika gelombang yang berbeda disemua titik
tertentu di medium bisa di jumlahkan, terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak
terbatas, seragam jika cirri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda,
isotoprik jika ciri fisiknya sama pada arah yang berbeda.
- Pengaruh Gelombang
Gelombang dapat mempengaruhi kondisi sesungguhnya di alam,
pergerakan orbital di perairan dangkal (shallow water) dekat dengan kawasan
pantai. Dan ketinggian serta periode gelombang tergantung kepada panjang fetch
pembangkitnya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.
Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.
Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian
gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih
besar. Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju kepantai
akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.
Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian
bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari
friksi atau gesekan antara air dan dasar pantai.
Sementara itu, bagian atas gelombang di permukaan air akan terus melaju.
Semakin menuju kepantai, puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya
akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut
kemudian pecah. Pengaruh gelombang terhadap dasar laut sangat sedikit. Bila
gelombang bergerak ke continental shelf dan memasuki wilayah pantai dangkal
gelombang mulai terpengaruh oleh dasar laut. Dasar laut dangkal akan
mengakibatkan kecepatan, bentuk dan gerakan gelombang menjadi berubah.
Efek gelombang jelas nyata dan utama diamati di sepanjang potongan
pantai didalam zona antar tinggi - dan rendah- level pasang gelombang berada di
area ini membentuk lepas pantai yang jauh, dengan cepat mengeluarkan energi
yang disimpan sebagai gelombang pecah, atas garis pantai itu. Energi ini
digunakan untuk membawa sediment dari pantai zone gelombang yang memecah
gelombang. Sebagian besar sediment dimulai sebagai hasil erosi benua yang
bersebelahan oleh adanya tindakan atau dipindahkan kelaut dengan arus sungai
atau permukaan run off selama hujan badai dan kejadian lainya.
Di musim panas angin badai dan gelombang lebih lembut dan permukaan
pantai yang jarang menjadi penuh. Ketika gelombang musim panas lebih kecil
banyak orang bepergian ke arah pantai, mereka memindahkan pasir yang sangat
lembut dari bar dan masuk surfing. Ketika retakan gelombang ini menghalau air
karam masuk ke dalam permukaan pantai yang tak terbungkus dan kembali ke
lepas pantai seperti arus di bawah permukaan tanah. Pasir terbawa dari bar
kemudian terendap dan tinggal pada permukaan pantai.
Ketika gelombang membentur pantai, bentuk gelombang akan memecah
pada suatu penjuru/sudut. Jika gelombang sedang mendekati pantai dari arah kiri,
gelombang akan pecah pada suatu penjuru, mengambil pasir dan
memindahkannya dengan gerakan yang secara langsung di lepas pantai ke dalam
zone gelombang yang memecah. Pasir akan diterbangkan dari pantai oleh
gelombang sebelumnya. Sediment segera disimpan dan dipindahkan oleh
gelombang lainnya,, dan disimpan kembali sedikit lebih jauh, di sepanjang pantai
yang menggantikan butir pasir yang telah dipindahkan sebelumnya. Selanjutnya
gerakan sediment akan pindah pada sepanjang pantai dan suatu gerakan yang
berliku-liku. Ukuran sediment yang dibawa oleh arus longsor tergantung atas
energi gelombang yang membentur pantai pada waktu tertentu.
- Karakteristik Gelombang
Gelombang yang terjadi di lautan diklasifikasikan menjadi beberapa
macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut
dapat disebabkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi- bulan-
matahari (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan
kapal. Gelombang yang sehari-hari terjadi dan diperhitungkan dalam bidang
teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (pasut).
Gelombang dapat membentuk dan merusak pantai dan berpengaruh pada
bangunan-bangunan pantai. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan
mempengaruhi pergerakan sediment dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore)
dan sejajar pantai (longshore). Pada perencanan teknis bidang teknik pantai,
gelombang merupakan faktor utama yang diperhitungkan karena menyebabkan
gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai.
Ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari sifat-sifatnya yaitu::
- Gelombang pembangunan/ pembentuk pantai (Constructive wave) dan
- Gelombang perusak pantai (Destructive wave).
Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian
kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di
pantai akan mengangkut sediment (material pantai). Material pantai akan
tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap
kedalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut.
Sedangkan gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan
kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar
mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang
dating kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul
dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.
Setiap gelombang akan mempunyai puncak dan lembah, sehingga ciri-ciri
yang dipunyai gelombang adalah tinggi gelombang, jarak gelombang dan periode
gelombang. Puncak gelombang adalah ujung yang paling tinggi dari gelombang.
Puncak gelombang adalah jarak ke atas dari lembah sampai puncak gelombang,
sedangkan jarak gelombang adalah jarak horizontal antar kedua puncak lembah
gelombang adalah titik dasar gelombang. Serangkaian jalannya gelombang dari
arah yang sama disebut deretan gelombang.
Gelombang memiliki tipe berdasarkan periodenya, yaitu:
1. Ripples (riak gelombang), memiliki periode 1 detik
2. Fully developed seas, memiliki periode 5-12 detik
3. Swell (gelombang besar), memilki periode 6-16 detik
4. Surf, memiliki periode 1-3 menit
5. Tsunami, memiliki periode 10-20 menit
6. Tides (pasang-surut), memilki periode 12-24 jam.
Pada umumnya sebagian besar daerah pantai dihantam gelombang pasang
setiap hari selama pasang. Gelombang pasang ini terbentuk akibat pangaruh gaya
gravitasi bumi yaitu adanya gaya tarik-menarik antara bulan dan matahari
terhadap air laut, waktu terjadinya kira-kira 12 atau 21 jam tergantung pada letak
lintang suatu daerah. Gelombang Tsunami merupakan gelombang yang salah
satunya dihasilkan oleh gempa bumi.
Gelombang mempunyai ketidaksamaan pada kedalaman dan kedangkalan
airnya, sehingga sering dipisahkan sebagai gelombang air dalam dan gelombang
air dangkal. Suatu gelombang yang dapat dianggap sebagai:
a. gelombang air dalam jika rasio dari kedalaman dengan panjang
gelombang lebih dari 1: 2,
b. gelombang air dangkal jika rasio dari kedalaman dengan panjang
gelombang kurang dari 1: 25,
c. gelombang intermediet jika rasio dari kedalaman dan panjang
gelombang antara 1: 2 dan 1: 25.
Pengklasifikasian ini tergantung kedalaman air juga panjang gelombang.
Dalam kedalaman air yang sam maka panjang satu gelombang mungkin dapat
digolongkan sebagai gelombang dalam walaupun dengan panjang yang lain.
Gelombang yang sangat panjang mungkin diklasifikasikan sebagai gelombang air
dangkal. Sebagai contoh gelombang dengan tinggi 3 meter dari permukaan air
rata-rata dan panjangnya kurang dari 1 meter dianggap sebagai gelombang air
dalam, pada kedalam yang sama tsunami dengan panjang gelombang 75 km akan
termasuk dalam gelombang air dangkal.
Bentuk yang nyata dari suatu coastline akan mempengaruhi karakteristik
gelombang. Suatu contoh klasik adalah peningkatan pasang di (dalam) Teluk
Fundy. Di dalam area ini coastline Maine, Brunswick Baru, dan Nova Scotia
mengubah bentuk [dari;ttg] perairan ini untuk menciptakan suatu perbedaan besar
antara pasang tinggi dan rendah. Permukaan laut memberikan suatu pola teladan
bagi gelombang dari ukuran, bentuk, kecepatan bergerak dan arah yang berbeda.
Untuk mencoba didalam mengikuti kemajuan gelombang atau rangkaian
gelombang tertentu bahkan untuk suatu jangka waktu yang pendek hampir
mustahil. Oceanographer biasanya mulai mempelajari gelombang di bawah
kondisi-kondisi yang dikendalikan. Mereka melakukan ini di dalam suatu
laboratorium, dan jika mereka membuat dan mengamati gelombang di dalam
suatu tangki/tank gelombang atau saluran gelombang. Suatu saluran gelombang
selalu menggunakan tangki/tank dengan sisi gelas/kaca. Gelombang dihasilkan
oleh suatu pedal yang digerakkan oleh mesin. Suatu alat penahan goncangan atau
pantai tiruan dapat mencegah dari air di sekeliling saluran mem-backup dan
memproduksi gelombang yang kacau. Pantai dapat menjadi bagian dari
eksperimen yang nyata jika berbagai keinginan untuk mengamati gelombang
dapat dipecahkan.
Jika suatu gelombang yang spesifik di pilih dan diikuti, akan ditemukan
bahwa gelombang akan membantu melewati rentet gelombang dengan cepat.
Seperti melanjut untuk maju melalui rentet gelombang, dan secara berangsur-
angsur akan hilang energi dan tingginya akan menurun. Ketika menjangkau
medan, gelombang akan menghilang lenyap dan digantikan oleh gelombang
lainnya, gelombang dibentuk naik pada tingkat dari kerak. Penghilangan
gelombang yang terkenuka dalam kaitan dengan tenaga/energi akan pindah dan
bergerak ke air yang tenang dan lenyap, dan penyebabnya adalah energi yang
sedikit / kecil. Faktanya bahwa tanpa alternative dapat terjadi dari masing-masing
gelombang tertentu di dalam suatu tran yang benar-benar bergerak lebih cepat dari
kelompok gelombang. Pengamatan yang diulangi menunjukkkan bahwa dalam
kesukaran tenaga getaran kelompok adalh separuh energi dari suatu gelombang
individu.
- Gerakan air dalam gelombang: Gerakan partikel muka air sedikit
hubungannya dengan jumlah gelombang channel. Muka air sedikit berpindah
dengan tiap-tiap gelombang yang berlalu. Sebagai akibatnya air menunjukkan
orbit gerakan gelombang yang lewat. Gerakan ke atas dan masing-masing ujun,
bawah dan punggung dalam tiap lembah sangat sedikit permukaan yang bergerak,
karena orbitnya tidak nenyeluruh. Pergerakan yang sedikit dari air dinamakan
dengan Mass Transport
The Surf Zone merupakan suatu area dimana gelombang mulai masuk
dalam perairan laut dangkal untuk pertama kali sehingga terdapat suatu
kenampakan gelombang yang bergulung-gulung menuju ke arah daratan dan
selanjutnya menuju pada daerah pecah gelombang.
The Swash Zone merupakan zone dimana air bergerak secara laminar kea
rah daratan, karena gelombang sudah pecah sehingga hanya merupakan suatu
aliran yang mirip dengan limpasan permukaan.
- Gelombang Angin: Ketika angin mulai berhembus melintasi hamparan
pantai, energi dari angina ditransfer ke air dalam bentuk gelombang. Ini memeng
sifat dari angin, yang menimbulkan pergeseran seperti gerakan lintasan air.
Pergeseran ini menekan melawan air dan jika energinya sangat akan membentuk
riakan, jika anginnya sangat keras akan membentuk gelombang besar dari riakan
tersebut.
- Gelombang permukaan laut : gelombang dihasilkan oleh angina yang
berubah dalam jumlah besar. Gelombang ini berjalan dari tempat yang berbeda,
akan bertemu dengan sudut yang tidak sama. Angin jarang berhembus dalam arah
yang tetap pada kecepatan yang tetap. Oleh karena itu setiap perubahan
gelombang dihasilkan pada daerah terbuka dan gelombang yang terdiri dari
beberapa ketidaksamaan ukuran, kecepatan dan bentuk: rip currents, longshore
currents.
- Rip currents adalah gelombang yang bergerak di dalam permukaan laut dan
menyusur pada dasar laut di perairan dangkal terutama pada paparan benua.
- Longshore currents adalah gelombang yang gerakannya menyusur garis
pantai. Gelombang ini disebabkan karena adanya sudut dating gelombang
datang dan waktu datangnya gelombang yang tidak sama. Gelombang yang
datang dengan membentuk sudut terhadap pantai akan dipantulkan kembali
tegak lurus terhadap pantai yang kemudian pada zone surf, gelombang pantul
ini akan dibawah kea rah pantai kembali oleh gelombang yang datang pada
waktu berikutnya yang membentuk sudut terhadap pantai. Hal ini berlangsung
sepanjang pantai sehingga gerakan gelombang seolah-olah menyusur garis
pantai.
Pantulan, Pembiasan, Pembelokan Gelombang
Jika gelombang bertemu dengan benda-benda yang tak bergerak aliran air
yang curam, jurang vertical, atau pemecah gelombang, gelombang mungkin akan
dipantulkan, dibiaskan atau dibelokkan. Jika deretan gelombang dipantulkan,
bentuk energi yang pindah didorong juga olehnya sampai tambahan puncak
dengan lembah bertemu. Sebagai contoh jika gelombang bertabrakan dengan
pembelah ombak akan dipantulkan kembali.
- Refleksi
Reflaksi yaitu gelombang akan dipantulkan apabila menemui bentuk
pantai yang memiliki topografi Cliff atau biasa disebut pantai Cliff ataupun suatu
barier/ penghalang, karena memiliki bidang pantul yang relatif tegak lurus
terhadap arah gelombang dating.
Gelomabng yang dating akan dipantulkan kembali menuju kea rah di mana
gelombang itu tadi berasal, hanya pada saat puncak gelombang menyentuh
dinding pantai cliff, maka pantulan yang terjadi dimulai dalam bentuk lembah
gelombang.
- Refraksi
Refraksi yaitu gelombang akan dibelokkan menuju suatu pusat sehingga
tampak gelombang yang dating akan menuju pada suatu titik. Terjadi pada pantai
yang memiliki suatu tanjung atau headland, sehingga gelombang akan mengarah
pada tanjung ataupun headlandstersebut, karena arah gelombang akan mengikuti
garis kontur yang bentuknya mirip dengan kenampakan topografi pantai tersebut.
- Difraksi
Difraksi yaitu gelombang akan dibelokkan menuju ke segala arah sehingga
tamp[ak gelombang akan menyebar pada seluruh garis pantai. Hal ini biasanya
terjadi apabila gelombang air memasuki pantai yang memiliki teluk (masa lautan
masuk kea rah daratan) sehingga gelombang akan di distribusikan secara merata
dan menyebar ke segala garis pantai.
- Tenaga Pembentuk Gelombang
Semua gelombang dipengaruhi atau dihasilkan oleh salah satu dari 3 faktor
atau mekanisme dasar yaitu angin, gravitasi, dan gempa. Ketika gelombang
terbentuk, gelombang mampu bergerak sepanjang laut interlokal dengan tenaga
yang kecil. Ketika gelombang bergerak ke atas kerak samudera, kebanyakan
gelombang hanya mempunyai sedikit interaksi dengan kerak. Ketika bergerak
naik ke landas kontinen, terutama ketika masuk ke kawasan pantai dangkal,
gelombang mulai berhubungan dengan kerak. Hasilnya adalah suatu perubahan
dalam bentuk kecepatan gelombang. Di dalam air dangkal gelombang akan
secepatnya dimodifikasi menjadi gelombang yang memecah pada suatu garis
pantai dan melepaskan suatu jumlah energi yang dapat diperhitungkan.
Gelombang dapat juga dibelokkan, dibiaskan dan dipantulkan oleh dermaga,
pulau dan berbagai hal lainnya. Kondisi topografi dasar laut dan keadaan angin.
Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa keadaan gelombang tertinggi terjadi
pada periode bulan desember sampai februari (musim barat), ketinggian
gelombang mencapai 1,5 m – 2 m. Sedangkan pada bulan lainnya tinggi
gelombang yang tercatat kurang dari 1,5 meter (Nurjaya,1993).
Penyebab utama terjadinya gelombang adalah angin. Gelombang
dipengaruhi oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, dan jarak tanpa
rintangan saat angin bertiup (fetch). Gelombang terdiri dari panjang gelombang,
tinggi gelombang, periode gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi
gelombang. Panjang gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau
dua buah lembah. Tinggi gelombang adalah jarak vertikal antara puncak dan
lembah gelombang. Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang
untuk kembali pada titik semula. Kemiringan gelombang adalah perbandingan
antara tinggi dan panjang gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah
gelombang yang terjadi dalam satu satuan waktu. Pada hakikatnya, gelombang
yang terbentuk oleh hembusan angin akan merambat lebih jauh dari daerah yang
menimbulkan angin tersebut. Hal ini yang menyebabkan daerah di pantai selatan
Pulau Jawa memiliki gelombang yang besar meskipun angin setempat tidak begitu
besar. Gelombang besar yang datang itu bisa merupakan gelombang kiriman yang
berasal dari badai yang terjadi jauh dibagian selatan Samudera Hindia
DAFTAR RUJUKAN
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Oseanografi
Yang Dibimbing Oleh Bpk. Bagus Setiabudi Wiwoho
Oleh :
JURUSAN GEOGRAFI
Ok tober, 2008
SIRKULASI UDARA DI ATMOSFER
A. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan
bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi
di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena
pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan
peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di
dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit
argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari
matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada
dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak
menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan
angkasa luar.
Atmosfer juga berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi dari
radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas keruang angkasa
pada malam hari. Atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang
bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas
dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Lapisan atmosfer merupakan campuran dari
gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas utama dalam udara kering meliputi
(lihat tabel 1.1).
Tabel 1.1. Gas Utama dalam Udara Kering.
Macam gas Volume % Massa%
Nitrogen 78,088 75,527
Oksigen 20,049 23,143
Argon 0,930 1,282
Karbondioksida 0,030 0,045
Total keseluruhan 99,097 99,097
Kondisi dan manfaat gas dalam atmosfer antara lain:
1. Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak langsung
bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan bagian dari senyawa organik.
2. Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat makanan
menjadi energi hidup.
3. Karbon dioksida (CO2) menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse) transparan terhadap
radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian
kenaikan kosentrasi CO2 di dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu di bumi.
4. Ozon (O3) adalah gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari oksigen. Gas ini
terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon dapat menyerap radiasi ultra
violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi tubuh manusia.
Salah satu unsur yang penting dalam atmosfer adalah uap air. Uap air (H2O) sangat
penting dalam proses cuaca atau iklim, karena dapatmerubah fase (wujud) menjadi fase cair,
atau fase padat melalui kondensasidan deposisi. Perubahan fase air, dapat dilukiskan pada
gambar 1.
a. Lapisan Troposfer
Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai dan hujan) terjadi di lapisan troposfer.Pada
lapisan ini terdapat penurunan suhu yang terjadi karena sangatsedikitnya troposfer
menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari,sebaliknya permukaan tanah
memberikan panas pada lapisan troposfer yangterletak di atasnya; melalui konduksi,
konveksi, kondensasi dan sublimasiyang dilepaskan oleh uap air atmosfer.Konduksi
adalah proses pemanasan secara merambat.Konveksi adalah proses pemanasan secara
mengalir.Kondensasi adalah proses pendinginan yang mengubah wujud uap air
menjadiair.Sublimasi adalah proses perubahan wujud es menjadi uap air.Pertukaran
panas banyak terjadi pada troposfer bawah, karena itu suhu turundengan bertambahnya
ketinggian pada situasi meteorologi (ilmu tentangcuaca). Nilainya berkisar antara 0,5 dan
1oC tiap 100 meter dengan nilai rata-rata 0,65o C tiap 100 meter.
Udara troposfer atas sangat dingin dengan demikian lebih berat dibandingkan dengan
udara diatas tropopause sehingga udara troposfer tidak dapat menembus tropopause.
Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub. Di ekuator,
tropopause terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu - 80o C, sedangkan di kutub
tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km dengan suhu - 40o C. Tropopause adalah
lapisan udara yang terdapat diantara troposfer dengan stratosfer.
b. Lapisan Stratosfer
Lapisan atmosfer diatas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara
bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan
Isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi
ultra violet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas
suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu
0o C.
c. Lapisan Mesosfer
Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan orde suhu 0,4o C setiap 100 meter, karena
lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi
oleh mesopause yaitu lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah,
kira-kira -100o C. Ketinggian sekitar 85 km.
d. Lapisan Thermosfer
Lapisan ini terletak pada ketinggian 85 dan 300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu
dari -100o C sampai ratusan bahkan ribuan derajat. Lihat gambar 3.
Gambar 3. Lapisan Thermosfer.
Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300 km
sampai pada ketinggian 1000 km.
Suhu termopause adalah konstant terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan waktu, yaitu
dengan insolasi (incoming solar radiation). Suhu pada malam hari berkisar antara 300 dan
1200o C dan pada siang hari antara 700 dan 1700o C. Densitas termopause sangat kecil, kira-
kira 10 kali densitas atmosfer permukaan tanah.
B. Efek Koriolis
Gaya koriolis, gaya ini timbul ini timbul karena rotasi bumi yang kadang-kadang disebut
gaya semu. Gaya koriolis adalah gaya fiktif yang dimunculkan pada sistem koordinat yang
tidak inersial. Pada system koordinat tidak inersial berlaku berlaku hokum newton I. salah
satu contoh system koordinat ti tidak inersial adalah system koordinat yang ikut berotasi
dengan bumi, seperti garis lintang dan garis bujur.
Efek coriolis adalah "gaya semu" yang dirasakan oleh benda yang berada pada sebuah
piringan yang bergerak. Nah, tapi harus diingat, kerangka inersia (diam) harus ikut bergerak
bersama piringan sehingga piringan dianggap diam (tak bergerak). Benda tersebut akan
merasa terlempar keluar karena adanya gaya sentrifugal yang arah gayanya tak linier.
Penerapannya yang paling berpengaruh digunakan adalah untuk "melempar" roket ke luar
angkasa. Itulah alasannya kenapa daerah sekitar equator sangat diperebutkan negara-negara
maju sebagai basis peluncuran roketnya. Karena efek coriolis yuang besar di sekita
khatulistiwa akibat rotasi bumi, penghematan bahan bakar dapat digunakan untuk
meluncurkan benda yang laebih berat ke antariksa.
• Efek koriolis
Jika benda melakukan gerakan di sistem K' (permukaan bumi), percepatan
Coriolis akan ikut berbicara karena adanya vektor kecepatan v'. Arah percepatan ini sudah
kita ketahui selalu tegak lurus terhadap arah kecepatan benda di sistem K', sehingga
arahnya tergantung pada arah kecepatan v'. Kita tinjau misalnya gerak benda jatuh bebas.
Pada awal geraknya arah kecepatan v' adalah vertikal ke bawah. Jika kejadiannya itu di
Surabaya yang terletak pada lintang 7° LS, gambar 6 akan menunjukkan pada kita arah
percepatan Coriolis yang terjadi. Percepatan ini akan menyebabkan lintasan benda
menyimpang dari arah vertikal. Dapat diduga bahwa simpangan yang terjadi cukup kecil,
kecuali kalau laju gerak bendanya besar sekali, sehingga arah kecepatannya setiap saat
dapat didekati dengan arah vertikal. Untuknya mudahnya gesekan udara kita abaikan dan
arah vertikal kita impitkan dengan arah radial, efek sentrifugalnya juga kita abaikan.
Efek Coriolis tampak paling jelas jika kita mengamati pola aliran arus laut dan
arah angin pasat sepanjang tahun. Pada semester Maret-September matahari berada di
belahan utara mengakibatkan atmosfir di belahan selatan mempunyaikelebihan tekanan.
Udara dari belahan selatan akan bergerak menyeberangi khatulistiwa ke belahan utara.
Gerakan massa udara ke utara ini akan dibelokkan arahnya oleh percepatan Coriolis. Kita
lihat dulu di belahan selatan percepatan Coriolis yang diderita udara arahnya ke barat
sehingga angin akan berbelok ke barat laut. Angin ini adalah angin tenggara pada musim
kemarau di pulau Jawa. setelah menyeberangi khatulistiwa percepatan Coriolis berbalik ke
arah timur, sehingga angin berbelok ke arah timur laut .
Pada semester September-Maret yang terjadi adalah sebaliknya. Angin ke selatan
terkena percepatan Coriolis ke barat di belahan utara dan ke timur di belahan selatan.
Anda periksa sendiri arah-arahnya. Angin ini adalah angin barat laut pada musim
penghujan di pulau Jawa. Secara ringkas efek Coriolis menyebabkan gerakan angin akan
menyimpang ke kiri di belahan selatan dan menyimpang ke kanan di belahan utara. Hal
ini dapat mengakibatkan berputarnya gerakan udara searah jarum jam di belahan utara dan
berlawanan dengan arah jarum jam di belahan selatan, angin yang berputar ini bisa disebut
angin siklon.
C. Pola Pergerakan Udara
Pergerakan udara pada umumnya disebabkan oleh pemanasan terhadap udara dalam bentuk
persebaran panas. Pemanasan atau persebaran panas dibagi atas pemanasan langsung dan
tidak langsung. Pemanasan langsung merupakan absorpsi atau penyerapan panas oleh udara
sedangkan pemanasan tidak langsung terjadi pada lapisan udara paling bawah, panas yang
berasal dari bumi (setelah diterima bumi dari matahari) lalu disebarkan secara vertikal dan
horizontal. Berdasarkan pemanasan atau persebaran panas tersebut, maka pola gerakan udara
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi.
a. Konduksi, yaitu pemanasan secara kontak atau bersinggungan. Pemanasan ini terjadi
karena molekul-molekul yang dekat dengan permukaan bumi akan menjadi panas karena
bersinggungan dengan bumi yang menerima panas langsung dari matahari. Molekul-
molekul udara yang sudah panas bersinggungan dengan molekul-molekul udara yang
belum panas; lalu saling memberikan panas sehingga menjadi sama- sama panas.
b. Koveksi, yaitu pemanasan atau penyebaran panas yang terjadi akibat adanya gerakan
udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas menjadi panas karena
pengaruh udara di bawahnya yang sudah panas.
c. Adveksi, yaitu pemanasan atau persebaran panas yang terjadi sebagai akibat gerakan
udara panas secara horizontal atau mendatar dan menyebabkan udara di sekitarnya juga
menjadi panas. Perhatikan gambar bagan terjadinya peristiwa adveksi di bawah ini.
d. Turbulensi, yaitu persebaran udara panas secara tak teratur, berputar-putar. Hal ini akan
menyebabkan udara yang sudah panas bercampur dengan udara yang belum panas,
sehingga udara yang belum panas akan ikut menjadi panas. Untuk lebih jelasnya, silakan
Anda perhatikan gambar berikut.
D. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu:
kekuatan angin, arah angin, kecepatan angin.
a. Kekuatan Angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient
barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
b. Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat.
1 derajat untuk angin arah dari Utara.
90 derajat untuk angin arah dari Timur.
180 derajat untuk angin arah dari Selatan.
270 derajat untuk angin arah dari Barat.
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak.
Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi
(maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke
kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
1. Gradient barometrik
2. Rotasi bumi
3. Kekuatan yang menahan (rintangan)
Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya. Angin yang besar
kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat,
menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol).
Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o
sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di
daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah
angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke
kanan atau ke atas.
c. Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan
gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut
kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil
jika makin dekat ke arah kutub. Lihat tabel 3. Alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin disebut anemometer.
90o(kutub) 0 meter/detik
E. Jenis-jenis Angin
1. Angin Siklon dan Anti Siklon
a. Angin siklon
Angin siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke dalam, mengelilingi daerah
tekanan minimum. Tentu Anda masih ingat dengan Hukum Buys Ballot bahwa antara
lain di belahan bumi selatan angin berbias ke kiri. Gerakan angin siklun mengikuti
hukum ini, yaitu:
• Di belahan bumi utara perputarannya berlawanan dengan arah perputaran jarum
jam.
• Di belahan bumi selatan sesuai dengan arah putaran jarum jam. Perhatikan
Berdasarkan bergeraknya, siklon dibedakan atas siklon tropik, siklon ekstra tropik,
dan tornado. Siklon-siklon tersebut dapat terjadi:
a) Siklon tropik
Siklon tropik terjadi di daerah tropis, yaitu antara 10( - 20( LU dan 10( - 20( LS.
Sering terjadi di wilayah lautan daripada di daratan, misalnya di Indonesia pernah
terjadi di sekitar Pulau Timor 11(LS).
Di beberapa negara badai siklon diberi nama-nama khusus sesuai dengan bahasa
negara masing-masing, dan umumnya menggunakan nama wanita, antara lain:
o Di Samudera Atlantik dan Pasifik Timur dinamai Hurricanes artinya Dewa
Kehancuran.
o Di Samudera Atlantik Barat , masyarakat Jepang menyebutnya Typhoon.
o Di Filipina disebut Begieros (nama satu kota).
o Di Australia disebut Willy-Willies.
o Di Samudera Hindia disebut Siklon Tropik Lena (nama wanita).
o Di beberapa tempat lain diberi nama Siklon Anna, Dora, Corrie, Diana,
Elly dan sebagainya.
b) Siklon Ekstra Tropik
Siklon ekstra tropik terjadi di daerah sedang pada lintang 35o- 65oLU dan 35o-
65oLS, yaitu di sekitar wilayah front. Tempat bertemunya massa angin barat yang
panas dan angin timur yang dingin. Misalnya, Amerika Serikat dan Eropa.
Tekanan udara 15 mb dan kecepatannya 30 km/jam.
c) Tornado
Angin siklon tornado merupakan jenis angin yang paling cepat dan paling
merusak. Tornado sering terjadi di Amerika Serikat. Diameter angin siklon tor
nado antara 100-500 km, panjang lintasannya mencapai 100 km. Kecepatannya
mencapai 700 km/jam.
Angin monsun di bulan Juni sampai dengan bulan September. Selama periode ini, di
belahan bumi selatan adalah musim dingin dan gelombang angin dingin bergerak di atas
Australia dan di samudera sekitarnya. Terjadi sel tekanan tinggi di atas Australia dan
angin berhembus ke arah khatulistiwa. Angin ini mengumpulkan kelembaban dan panas
pada saat berhembus melewati samudera. Di Asia musimnya adalah musim panas dan
kawasan (zona) antartropis bergerak ke sebelah utara India, melalui Cina Selatan, ke
Filipina Utara. Kawasan panas maksimum (kira-kira 40°C) merentang dari bagian
baratlaut sub-benua India ke Timur Tengah. Suatu sel tekanan rendah berkembang di
sebelah utara India.
Pada Garis Khatulistiwa, angin yang berada di bawah pengaruh Efek Koriolis, berhembus
ke kanan dan tertarik ke arah sel tekanan rendah dan menjadi angin monsun barat-daya
yang kuat dan yang membawa hujan deras ke selatan, ke Asia Tenggara dan Timur pada
saat angin itu bergerak ke arah utara. Di dekat Jepang, angin tersebut berayun ke arah
timur laut dan bergerak ke arah kawasan kutub.
Angin monsun bulan November sampai Februari. Saat itu musim dingin di Asia Utara
dan kawasan yang sangat dingin sekali (di bawah -40°C) berkisar di Siberia. Massa udara
kutub yang dingin dan sel tekanan tinggi merentang di atas sebagian besar Asia (sampai
ke Pegunungan Himalaya dan sebagian besar Cina). Angin barat laut bertiup dalam
gelombang udara dingin dari Siberia ke arah Jepang, di mana angin tersebut berputar dan
menjadi angin monsun timur laut, yang berhembus ke arah khatulistiwa. Di sana, Efek
Koriolis menangkis angin yang bergerak dari barat laut ke arah Australia. Angin monsun
ini diterima di Asia bagian timur dan selatan serta di Australia Utara. Di Australia terjadi
musim panas, yang dalam suatu kawasan panas maksimum (di atas 40°C) berkembang
bersama-sama dengan sel tekanan rendah yang berkisar di Gurun Australia. Angin
monsun berhembus ke arah sel tersebut dan membawa hujan, kadang-kadang termasuk
angin topan tropis, ke arah Australia bagian utara.
Angin monsun yang kuat juga mempengaruhi arus samudera. Jadi, angin baratdaya
menyebabkan arus yang kuat di Lautan Arab dan Teluk Benggali, yang mengakibatkan
arus samudera bergerak searah jarum jam selama bulan Juni sampai dengan bulan
September sedangkan angin timur laut menyebabkan gerak berlawanan dengan arah
jarum jam di samudera ini selama bulan November sampai Pebruari. Arus yang mengalir
antara Korea dan Jepang mengalir ke arah utara selama angin monsun panas dan berbalik
arah pada musim dingin.
3. Angin Pasat dan Angin Anti Pasat
Angin pasat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke
daerah ekuator (khatulistiwa). Lihat gambar 6: a) Angin Passat Timur Laut bertiup di
belahan bumi Utara. b) Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah
tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi).
Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar
Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan
massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini
dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
4. Angin Lokal
Selain angin muson barat dan timur juga terdapat angin lokal. Angin ini bertiup setiap
hari, seperti angin darat, angin laut, angin lembah dan angin gunung.
1) Angin Darat dan Angin Laut
Angin ini terjadi di daerah pantai yang diakibatkan adanya perbedaan sifat daratan
dan lautan. Pada malam hari daratan lebih dingin daripada lautan sehingga di daratan
merupakan daerah maksimum yang menyebabkan terjadinya angin darat. Sebaliknya,
pada siang hari terjadi angin laut. Perhatikan gambar 20. Kedua angin ini banyak
dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk menangkap ikan di laut. Pada
malam hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut.
Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan pulang dari
penangkapannya.
Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di
lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan
nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan
(Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
.
Daftar Pustaka
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Geografi/AT
MOSFER%20(Cuaca%20dan%20Iklim).pdf
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab6a-tm1.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografi
http://portal.bppt.go.id/berita/index.php?id=605]
http://www.geocities.com/dmipa/article/sp/Rotasi.PDF
http://www.puslittan.bogor.net/berkas_PDF/IPTEK/2006/Nomor-2/01-GatotIrianto.pdf
LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN DI LAUT
Oleh:
Nailul Maram (206351403553)
Miftakul Janah (106351403454)
Muhammad Syaifudin (106351403446)
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Kata laut
sudah dikenal sejak dulu kala oleh bangsa kita dan bahkan oleh bangsa-bangsa
dibeberapa Negara di Asia Tenggara seperti Filipina, malaisia, Thailand,
singapura dan mungkin beberapa suku bangsa di kawasan ini. Laut lepas yang
luas yang dibatasi oleh benua-benua kita kenal sebagai samudera.
Bangsa Eropa mempunyai cerita tersendiri tentang asal-usul kata samudera ini.
Mereka menamakan The ocean yang berasal dari kata Yunani kuno Oceanus.
Dipermukaan bumi kita terdapat tiga samudera yakni atlantik, pasifik, dan hindia
(India).
Kehidupan biota laut baik tumbuh-tumbuhan, hewan maupun mikroba,
dimanapun ia terdapat selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Factor-
faktor tersebut dapat berpengaruh bersama-sama dan sederajat, atau satu faktor
yang lebih menonjol pengaruhnya daripada faktor yang lain. Seperti pada muara
sungai, faktor salinitas lebih menonjol pengaruhnya daripada faktor-faktor lain
dalam kaitannya dengan sebaran biota dari sungai ke laut dan selanjutnya.
Lingkungan laut selalu berubah atau dinamik. Kadang-kadnag perubahan
ini lambat seperti datangnya jaman es yang memakan waktu ribuan tahun.
Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar
dan mengalirkan endapan Lumpur dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya
perubahan itu sama-sama mempunyai pengaruh, yaitu kedua sifat perubahan
tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan tersebut. Perubahan
apapun yang terjadi akan baik bagi suatu kehidupan dan buruk bagi kehidupan
yang lain. Karena dinamika atau terus berubahnya lingkungan ini, makhluk hidup
akan juga berubah.
Oleh karena itu, pada makalah ini, kami akan membahas tentang biota
yang terdapat di laut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah
ini antara lain:
1. Apa sajakah lingkungan yang ada di laut berdasarkan zonasinya?
2. Bagaimana keberadaan makhluk hidup yang ada di lingkungan laut?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa sajakah lingkungan yang ada di laut berdasarkan
zonasinya
2. Mengetahui bagaimana keberadaan makhluk hidup yang ada di
lingkungan laut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Pelagik
Semua biota yang hidup di lingkungan laut tetapi tidak hidup di dasar laut
dinamakan biota pelagic. Lingkungan ini mencakup kolom air mulai dari
permukaan dasar laut sampai paras laut. Lingkungan pelagic mempunyai batas
wilayah atau mintakat yang meluas dari garis pantai sampai wilayah laut terdalam.
Dalam pemintakatan lingkungan pelagik, dasar yang dipakai untuk membagi-bagi
lingkungan yang lebih kecil lagi adalah berdasar pada tingkat kedalaman. Tetapi
ada juga pembagian mintakat yang sifatnya fisiografik, seperti mintakat neritik
dan oceanografik.
1. Mintakat neritik
Perbedaan mintakat neritik yang berada di paparan benua dihuni oleh
masyarakat biota laut dengan mintakat oseanik:
a. Kandungan zat hara di mintakat neritik melimpah.
b. Sifat kimia perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik karena
berbeda-bedanya zat-zat terlarut yang dibawa ke laut dari daratan.
c. Perairan neritik sangat berubah-ubah, baik dalam waktu maupun dalam
ruang, jika dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini dapat terjadi
karena dekatnya mintakat ini dengan daratan dan adanya tumpahan
berbagai zat terlarut dari darat ke laut.
d. Penembusan cahaya, kandungan sediment dan energi fisik dalam kolom
air berbeda antara mintakat neritik dan oseanik.
2. Mintakat oseanik
Kolom air di mintakat oseanik biasanya dibagi menjadi empat lapisan
perairan. Masing-masing lapisan dapat dianggap sebagai satu lingkungan perairan
dan luasnya sebagai satu mintakat. Keempat lingkungan perairan atau mintakat itu
adalah:
a. Mintakat Pelagik
Yaitu perairan oseanik atas yang meluas dari permukaan laut
sampai kedalaman 200 m.
b. Mintakat Pesopelagik
Yaitu terdapat dibawah mintakat epipelagik. Mintakat mesopelagik
meluas sampai ke kedalaman 1000 m, jadi lingkungan ini terletak
antara kedalaman 200 m dan 1000 m. Lapisan perairan ini bertepatan
dengan mintakat terjadinya perubahan-perubahan suhu yang besar dan
tempat terjadinya termoklin. Karena letaknya dibawah mintakat fotik
(Cahaya) maka tidak terdapat kegiatan yang menghasilkan produksi
primer. Mintakat ini terutama dihuni oleh konsumen primer yang
memanfaatkan detritus yang turun dari lapisan yang lebih dangkal.
1) Mintakat batipelagik meluas dari kedalaman 100 m sampai
kedalaman 4000 m itu sama dengan kedalaman dasar laut dalam.
Sifat-sifat fisiknya seragam.
2) Mintakat abisopelagik meluas ke bagian-bagian terdalam dari
samudera atau mudahnya disebut mintakat palung. Biota laut yang
hidup di mintakat ini mengalami kegelapan, karena tiada cahaya,
suhu dingin dan tekanan air yang tinggi. Mintakat ini merupakan
lingkungan hidup atau habitat yang paling sederhana, artinya
berubah-berubahnya factor-faktor lingkungan terkecil di mintakat
ini. Di perairan abisal ini tidak ada cahaya kecuali cahaya yang
berasal dari hewan-hewan laut yang hidup di mintakat ini atau
bioluminesensi atau biopendar cahaya. Di mintakat ini tidak terjadi
fotosintesis dan tumbuhan yang hidup sangat sedikit atau tidak ada
sama sekali. Perubahan suhu, salinitas dan kondisi srupa tidak
terjadi atau kalu ada sangat kecil sehingga dapat diabaikan dilihat
dari segi ekologik.
B. Lingkungan Bentik
Lebih sederhana dari lingkungan pelagic, lingkungan bentik dibagi
menjadi mintakat litoral yang meluas mulai dari garis pasang tertinggi sampai ke
pinggiran paparan benua, dan mintakat dasar laut dalam yang meluas mulai dari
pinggir paparan benua sampai ke dasaar laut terdalam dari samudera. Garis
pembatas antara litoral dan laut jeluk biasanya terletak pada kedalaman 200 m dan
secara kasar merupakan kedalaman dengan sinar matahari masih dapat menembus
dasar laut.
1. Mintakat Litoral
Pantai yang secara berkala mengalami perendaman dan pengeringan akibat
terjadinya proses pasang surut seperti yang diterangkan di bab sebelumnya oleh
para ilmuwan dibagi-bagi menurut berbagai sudut pandang. Mintakat litoral atau
mintakat pasut adalah bentangan pantai yang terletak antara paras air tertinggi dari
pasut purnama ke arh daratan dan paras air terendah dari pasut purnama.
2. Mintakat Abisal
Lingkungan dasar laut abisal dalam banyak hal menyerupai dasar lumpur
yang terdapat pada dasar perairan yang lebih dangkal dan dapat dianggap
menimbulkan masalah bagi penghuninya. Benda-benda keras seperti batu yang
dapat digunakan untuk menempel bagi hewan-hewan tertentu jarang sekali
terdapat. Hewan-hewan bercangkang seperti keong dan kerang biasanya tipis
cangkangnya dan jika mati cangkangnya cepat terlarut. Plankton yang mati yang
jutaan jumlahnya, sebelum mencapai dasar abisal sudah dimakan oleh hewan atau
sudah terurai saat melewati lapisan air yang lebih dangkal.
KEHIDUPAN DI LAUT
Jumlah dan keanekaragaman jenis biota yang hidup di laut sangat
menakjubkan. Walaupun sudah banyak sekali diketahui jenis-jenis tersebut,
ilmuwan masih saja menemukan penghuni-penghuni baru, terutama di daerah-
daerah terpencil dan di lingkungan laut yang dulunya tak pernah dijangkau orang.
Perbedaan keadaan berbagai lingkungan di laut sangat besar dan penghuninya pun
beraneka ragam. Namun demikian ada keteraturan dalam penyebaran makhluk-
makhluk laut tersebut.
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai dari yang berupa jasad-jasad
hidup bersel satu yang sangat kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang
berukuran yang sangat besar seperti ikan paus yang panjangnya lebih dari 10 m.
Ratusan ribu jenis biota laut yang saling berinteraksi, tetapi di beberapa wilayah
perairan yang lain hanya terdapat beberapa jenis biota laut yang hidup dan
berinteraksi karena kendala makanan khususnya dan Kendal lingkungan
umumnya.
A. Plankton
Biota yang mengapung ini mencakup sejumlah besar biota laut baik
ditinjau dari jumlah jenisnya maupun kepadatannya. Produsen primer
(fitoplankton), herbivore, konsumen tingkat pertama, larva dan juwana planktonik
dari hewan lain, digabung menjadi satu membentuk volume biota laut yang luar
biasa besarnya. Mereka hidup terbatas di lapisan perairan laut beberapa ratus
meter dari permukaan laut.
Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dar yang terkecil yang disebut
ultraplankton berukuran <0.005 mm, termasuk di sini bakteri dan diatom kecil
sampai nanoplankton berukuran 60-70 mikron, yang terlalu kecil untuk
diumpulkan dengan jarring plankton biasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan
cara mengambil sejumlah besar air laut.
1. Fitoplankton
Meskipun fitoplanton membentuk sejumlah besar biomassa di laut,
kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian bersel satu dan
mikroskopik, dan mereka termasuk filum Chrysophyta, yaitu alga kuning hijau
yang meliputi diatom dan kokolitofor. Selain terdapat beberapa jenis alga biru-
hijau, alga coklat, dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata.
2. Zooplankton
Zooplankton membentuk kelompok yang lebih beraneka ragam, meskipun
jumlah jenis dan kepadatannya lebih rendah daripada fitoplankton. Setidaknya ada
Sembilan filum yang mewakili kelompok zooplankton ini, dan ukurannya sangat
beragam, dari yang sangat kecil samapi dengan garis besarnya lebih dari 1 m.
sebagian hidup sebagai meroplankton, dan sebagian pula sebagai holoplankton.
Hampir semua hewan laut menghabiskan sebagian hidupnya dalam bentuk
plankton.
B. Nekton
Hewan-hewan perenang di laut sudah lama menjadi perhatian manusia,
karena nilai ekonomiknya yang besar sebagai sumber makanan. Kelompok ini
kurang beraneka ragam dibandingkan dengan dua kelompok yang lain, yaitu
planton dan bentos. Kelompok yang termasuk dalam nekton ini adalah ikan
bertulang belakang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui
laut yang termasuk vertebrata. Sotong, dan cumi-cumi yang termasuk mollusca
juga termasuk nekton. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang mampu berenang,
sehingga tidak ada tumbuhan yang termasuk nekton ini.
C. Bentos
Bentos mencakup biota menempel, merayap, dan meliang di dasar laut. Kelompok
biota ini hidup di dasar perairan mulai dari garis pasang-surut sampai dasar
abasial. Contoh biota menempel, yaitu sepon, teritip, dan tiram. Kemudian yang
merayap, yaitu kepiting, dan udang karang, dan biota meliang yaitu jenis karang
tertentu, dan cacing.
Selain pembagian seperti yang tersebut di atas, biota laut juga dapat
dibagi menurut cara makannya. Mereka yang dapat menghasilkan makanannya
sendiri dinamakan autotrof. Termasuk di dalam golongan ini adalah tumbuh-
tumbuhan. Mereka dapat menghasilkan makanannya sendiri tanpa tergantung
pada biota lain dengan berfotosintesis. Mereka yang tidak dapat menghasilkan
makanan sendiri dinamakan biota heterotrof.
BAB III
PENUTUP
A. Ringkasan
• lingkungan laut ini dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yakni
bagian pelagic meliputi seluruh kolom air dimana tumbuh-tumbuhan
dan hewan mengapung atau berenang dan bagian dasar laut atau bentik
yang meliputi semua lingkungan dasar laut dimana biota laut hidup
melata, memendamkan diri atau meliang, mulai dari pantai sampai ke
dasar laut terdalam
• Plankton adalah biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung,
menghanyut atau berenang sangat lemah, artinya mereka tak dapat
melawan arus
• Nekton adalah biota yang berenang-renag yang hanya terdiri dari
hewan
• Bentos (Benthos) adalah biota yang hidup di atas atau di dalam dasar
laut, baik itu tumbuh-tumbuhan maupun hewan
Daftar Pustaka
Romimohtarto Kasijan, dan Juwana, Sri. 2001. Biota Laut: Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Djakarta: Djambatan
WILAYAH PESISIR DAN PROSES
PAPER
oleh :
Disusun Oleh:
Prinsip Ekologi
Ekologi adalah ilmu biologi yang berhubungan dengan faktor lingkungan
biotik dan lingkungan abiotik. Komponen botik mempelajari ekologi tentang
organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem.
Kumpulan organisme yang hidup bersama-sama dalam suatu wilayah
perlu memperhatikan populasinya, semua populasi yang hidup dalam suatu
wilayah saling berinteraksi dengan kondisi biotik. Komunitas adalah kumpulan
populasi tumbuhan dan hewan yang hidup dalam suatu wilayah.
Ekosistem laut antara yang di utara dengan Atlantik subtropis memiliki
sedikit perbedaan seperti, salinitas, suhu. Ekosistem dapat diartikan sebagai
wilayah geografi yang luas yang terdiri dari beberapa komunitas. Spesies dapat
diartikan sebagai dasar penggambaran suatu populasi. Spesies memiliki peranan
penting dam perkembangbiakan untuk memperoleh keturunan yang baru dalam
suatu kumpulan organisme.
Pantai Berkarang
Pada zone pantai berkarang terdapat wilayah pasang surut yang hebat.
Daerah ini terbentuk akibat adanya hempasan energi gelombang yang tinggi.Pada
daerah ini juga terdapat banyak tanaman alga. Jenis alga yang terbanyak yaitu alga
hijau dan alga biru. Organisme pada daerah ini membentuk suatu simbiosis
Pada musim panas, air pada daerah payau pasang surut bisa mencapai suhu
udara yang tinggi yang dapat merusak, sedangkan pada musim dingin suhunya
turun sangat rendah atau juga membeku. Saat air pasang, daerah ini dibanjiri
dengan air laut dengan suhu udara yang berbeda. Untuk mempertahankan
hidupnya biota air payau pasang surut harus bisa melawan variasi suhu udara yang
meluas dan perubahan suhu udara yang cepat.
Daerah payau pasang surut mencapai suhu udara yang tinggi pada musim
panas sehingga evaporasi dipercepat. Pada musim dingin es terbentuk pada daerah
payau pasang surut sehingga hal ini menyebabkan percepatan evaporasi, sehingga
salinitas juga berubah-ubah. Oleh karena itu biota daerah pasang surut harus bisa
melawan perubahan salinitas yang cepat dan meluas. Spesies yang terdapat pada
daerah pasang surut adalah alga hijau, anemon, kerang-kerangan, dan siput.
Pantai Berpasir
Pada daerah ini lapisan tanah tidak tetap tetapi mudah berubah akibat arus
dan ombak. Perubahan tersebut menyebabkan populasi tumbuhan dan hewan yang
hidup di garis pantai berbatu. Persebaran tumbuhan dan hewan pada garis pantai
dipengaruhi oleh faktor abiotik. Lapisan tanah ini sering berubah-ubah sehingga
adaptasi hewan pada kondisi ini sangat besar. Contohnya organisme Psimodan
siput “Olive” di pantai pasifik membuat lubang sangat dalam untuk dijadikan
tempat tinggal, sehingga tidak terpengaruh oleh ombak dan arus air. Pada
komunitas pantai berpasir tidak terdapat populasi predator, hal ini disebabkan
biota yang hidup berada di dalam tanah
Hamparan Lumpur
Hamparan lumpur tersusun oleh endapan lumpur dan partikel yang
berukuran tanah liat. Hamparan lumpur hanya berkembang pada daerah yang
terlindungi dari gelombang dan arus laut. Hamparan lumpur memiliki topografi
datar dan terdiri dari sedimen yang sangat halus. Karakteristik daerah hamparan
lumpur adalah ketersediaan oksigennya sedikit atau daerah anaerob. Spesies yang
hidup pada daerah hamparan lumpur adalah siput dan cacing.
Pantai Penghalang
Pantai penghalang bukan bagian dari daerah pesisir tetapi merupakan
komponen penting dari daerah pantai. Vegetasi yang hidup pada pantai
penghalang harus dapat mengatasi hembusan angin yang menghembuskan biji-
bijian sebelum biji-biji tersebut bertunas. Ketinggian pantai penghalang
dipengaruhi oleh vegetasi yang hidup pada tempat tersebut.
Vegetasi ini dapat berkembang biak secara seksual dengan biji dan
berkembang biak secara aseksual dengan rizoma. Tetapi karena
perkembangbiakan dengan biji sering terhambat, maka perkembangbiakan yang
paling utama terjadi secara aseksual dengan rizoma. Sebagaimana rumput yang
tumbuh pada gumuk pasir atau gandum pantai, vegetasi pada pantai pengahalang
menjadi perangkap sedimen yang terbawa oleh angin sehingga mempengaruhi
ketinggian pantai. Vegetasi penghalang tumbuh menjadi semak belukar. Semak
belukar sepertu prem laut berkembang biak dengan biji dan menghasilkan buah,
sehingga menarik perhatian burung-burung. Kotoran burung dan daun-daunan
yang jatuh ke air terdekomposisi dan menutupi substrat pasir. Substrat pasir
berkembang menjadi tanah. Tanah ini berkembang terus menerus menjadi lebih
subur dan akhirnya tumbuhlah beberapa vegetasi separti pinus dan cedar merah.
Tumbuhan ini menjadi pohon perintis yang membangun kesuburan tanah
sehingga tumbuhan lain seperti oak dapat tumbuh di daerah ini. Setelah waktu
yang lama dan adanya interaksi abiotik dan biotik menyebakan pantai pasir
penghalang berubah menjadi hutan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laut merupakan gambaran nyata mengenai permukaan bumi dan sekitarnya,
70% dari permukaan bumi merupakan air, dimana permukaan air terdapat endapan pasir
laut, dasar lembah yang masing-masing memiliki cirri-ciri topografi yang berbeda. Laut
merupakan suatu bagian yang saling memiliki proses yang lebih variatif, tergantung
pada lokasi yang ada di sekelilingnya disamping proses pergerakan aliran secara global.
Oleh karena itu dalam mempelajari laut diperlukan berbagai disiplin ilmu yaitu fisika
oseanografi, geologi oseanografi, kimia oseanografi dan biologi oseanografi.
Estuaria sebagai bagian dari laut merupakan suatu wilayah yang memiliki
keunikan tersendiri dari lingkungan perairan laut. Kombinasi pengaruh air laut dan air
tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang
bervariasi.
Ekologi sebagai salah satu ilmu yang mengkaji hubungan antara lingkungan
hidup dengan manusia akan mengkaji peranan ekosistem estuaria terhadap kehidupan
manusia. Banyak sekali manfaat yang diberikan ekosistem estuaria bagi kehidupan
umat manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kawasan estuaria berdasarkan karakteristik geomorfologinya memiliki banyak
variasi. Setiap jenis memiliki ekosistem yang berbeda dengan komponen penyusun
yang berbeda pula.
Keunikan dan peranan kawasan estuaria yang beraneka ragam tersebut, akan
dikemukakan dalam makalah yang singkat ini. Selain itu dalam makalah ini akan
dikemukakan juga tinjauan ekologis kawasan estuaria.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang
akan dibahas dalam makalah, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan Ekologi?
2. Apa yang dimaksud dengan Estuaria?
3. Apa saja komponen abiotik daerah Estuaria?
4. Bagaimakah ekosistem Estuaria?
5. Apa saja tipe-tipe Estuaria berdasarkan karakteristik geomorfologi?
1
6. Bagaimanakah produktifitas dan peran ekologi Estuaria?
7. Apa saja jenis-jenis pantai?
8. Bagaimanakah vegetasi kawasan pasang surut ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. Pengetian ekologi
2. Pengertian Estuaria
3. Komponen abiotik estuaria
4. Ekosistem Estuaria
5. Tipe-tipe Estuaria berdasarkan karakteristik geomorfologinya
6. Produktifitas dan peran ekologi Estuaria
7. Jenis-jenis pantai
8. Vegetasi pasang surut
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekologi
Inti permasalahan ekologi adalah hubungan makhluk hidup, khususnya
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi.
Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Enerst Haeckel, seorang
ahli biologi bangsa Jerman. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos
yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu/telaah. Oleh karena itu ekologi
berarti ilmu tentang rumah (tempat tinggal) makhluk hidup. Dengan demikian ekologi
biasanya diartinya sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Berdasarkan arti harfiah dari asal katanya ekologi dan ekonomi sama. Ekologi
(oikos dan logos) sedang ekonomi (oikos dan nomos) sehingga kedua ilmu itu
banyak persamaannya. Namun dalam ekologi, mata uang yang dipakai dalam
transaksi bukan rupiah atau dolar, melainkan materi, energi, dan informasi.
Arus materi, energi, dan informasi dalam suatu komunitas atau beberapa
komunitas mendapat perhatian utama dalam ekologi, seperti uang dalam
ekonomi. Oleh karena itu transaksi dalam ekologi berbentuk materi, energi,
dan informasi.
1. Habitat dan Relung
Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat adalah
tempat hidup suatu organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut
“alamat”. Relung (niche atau nicia) adalah profesi atau status suatu organisme
dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi
struktural, tanggal fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu.
Penyesuaian diri secara umum disebut adaptasi. Kemampuan adaptasi
mempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi
makin besar kementakan kelangsungan hidup organisme.
2. Hubungan Intra dan Interspesifik
Organisme merupakan bagian dari populasi yang saling bersaing untuk
memperoleh kebutuhan seperti, makanan, tempat tinggal, dan pasangan. Persaingan ini
3
disebut kompetisi intraspesifik karena dilakukan oleh organisme yang spesiesnya sama.
Organisme yang menang dalam persaingan tentu akan mendapatkan makanan dan
tempat hidup yang baik. Organisme unggul diperoleh dari pasangan organisme yang
unggul juga. Organisme dari keturunan yang unggul prosentasenya akan lebih banyak
jika dibandingkan dengan organisme yang kurang unggul karena kalah bersaing.
Keturunan yang unggul akan memperoleh keturunan yang unggul juga. Hal ini terjadi
secara berulang-ulang.
Di dalam komunitas tentunya terdapat spesies yang berbeda yang bersaing untuk
memperoleh makanan, tempat hidup, tempat berkembangbiak. Kompetisi ini dilakukan
oleh spesies yang berbeda yang disebut kompetisi Interspesifik.
Dengan adanya kompetisi interspesifik akan menyebabkan spesies yang dapat
menyesuaikan diri sehingga dominan dalam suatu komunitas, sebaliknya spesies yang
kurang unggul akan tersaingi dan jumlah keturunannya akan berkurang. Akibat dari
kompetisi ini organisme yang unggul akan terus hidup karena mendapatkan kebutuhan
yang diperlukan. Didalam kehidupan sepanjang waktu suatu organisme pasti mengalami
kelahiran dan kematian, persaingan spesifik menyebabkan suatu populasi akan
melakukan migrasi
Perluasan tempat menyebabkan jumlah populasi semakin banyak di daerah itu
karena dapat menyesuaikan diri. Tetapi didalam suatu habitat yang spesiesnya berbeda
dan cara hidup yang sama, kompetisi interspesifik akan semakin meningkat
menyebabkan tempat dan cara hidup akan semakin berkurang karena spesiesnya yang
lemah. Spesies akan mudah punah karena di daerah yang sama terdapat spesies dengan
cara hidup yang berbeda.
3. Ekosistem
Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Oleh karena itu ekosistem adalah tatanan kesatuan secara
utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi.
Berdasarkan pengertian di atas, suatu sistem terdiri dari komponen-
komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem
terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur.
4
Keteraturan itu terjadi karena adanya arus materi dan energi, yang terkendali
oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem. Masing-masing
komponen mempunyai fungsi (relung). Selama masing-masing komponen tetap
melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem
tetap terjaga.
B. Pengertian Estuaria
Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan
masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air
laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa
pasang surut.
Estuaria merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuaria sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai
memperkaya estuari.
Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai,
kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi subtrat
Lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Karena
partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat dasar estuaria biasanya
kaya akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi cadangan makanan utama bagi
organisme estuaria.
C. Komponen Abiotik Daerah Estuaria
1. Temperatur
Efek geografi yang sangat luas dari temperatur pada distribusi mahluk
hidup sangat nyata sepanjang pantai timur Amerika. Oleh karenanya disetiap
wilayah pasti memiliki perbedaan mahluk hidup. Suhu dapat dikatakan stabil
jika temperatur dalam masa air perbedaannya rendah dan jika perbedaan
temperaturnya tinggi maka dikatakan tidak stabil.
Pada skala lokal yang lebih luas efek temperaturnya adalah faktor abiotik
di muara Estuaria, sedangkan dalam skala yang lebih kecil adalah daerah zone
intertidal. Estuaria mengandung volume air yang lebih kecil dari pada daerah
perbatasan pantai.
5
Sistem temperatur pada air tawar membawa air dingin ke muara pada
saat musim dingin dan membawa air panas pada musim panas. Ketika masa
jenis air tawar lebih kecil dari pada air laut maka air muara akan naik
kepermukaan.
2. Salinitas
Perbedaan kadar garam mempunyai pengaruh bagi distribusi hewan dan
tumbuhan terutama di sekitar esruarin dan zone intertidal. Klasifikasi estuaria
pada dasarnya terdiri dari pola susunan salinitas dan efek variasi salinitas yang
terdapat penyebaran organisme estuaria.. Efek Coriolis dan temperatur dapat
mempengaruhi pola susunan salinitas estuaria.
Pada muara yang memiliki pasang surut tinggi akan membawa air laut
jauh kedalam muara. saat pasang tinggi, dan air bawah tanah akan menuju ke
laut pada saat surut.
Pada daerah maksimum salinitas befluktuasi, yang tersusun diatas 6-12
jam periode pasang surut yang melampaui susunan salinitas terhadap muara.
Efek Corilos yaitu pembelokan air yang bergerak berotasi ke bawah. Yang
menyebabkan air bergerak ke kanan menuju belahan bumi utara dan bergerak
ke kiri menuju belahan bumi selatan. Pada pengamatan estuaria, air laut akan
bergerak ke kanan dan air tawar akan bergerak ke kiri. Kadar garam air
dibelahan bumi utara bergerak menuju estuaria yaitu ke kanan.yang berlawanan
dengan garis pantai.
3. Pasang Surut Air Laut
Terdapat tiga jenis pasang surut air laut berdasarkan waktu yaitu: lama
pasang surut, waktu utama pasang surut dan aliran balik pasang surut. Lama
pengaturan pasang surut tergantung pada cuaca pada langit
Waktu terjadinya pasang surut adalah pada siang hari dan pada malam
hari. Pada siang hari pasang surut lebih rendah dari pada pasang surut yang
terjadi pada mala hari.
4. Substrat
Hamparan lumpur tersusun oleh endapan lumpur dan partikel yang
berukuran tanah liat. Hamparan lumpur hanya berkembang pada daerah yang
terlindungi dari gelombang dan arus laut. Hamparan lumpur memiliki topografi
6
datar dan terdiri dari sedimen yang sangat halus. Karakteristik daerah hamparan
lumpur adalah ketersediaan oksigennya sedikit atau daerah anaerob. Spesies
yang hidup pada daerah hamparan lumpur adalah siput dan cacing
D. Ekosistem Estuaria
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas
yang khas dan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
batas yang jelas antara air tawar dan air asin. Estuaria ini banyak ditemukan di
daerah dimana alir air tawar dari daratan (biasanya melalui sungai besar) lebih
dominan ketimbang penyusupan (intrusi) air asin dari laut yang dipengaruhi oleh
pasang surut.
dipengaruhi oleh pasang surut sehingga tercampur sempurna dan tidak terdapat
stratifikasi.
7
3. Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial atau estuaria berstratifikasi moderat.
Paling umum dijumpai, biasanya aliran air tawar seimbang dengan masuknya air
laut lewat arus pasang. Percampuran air teruatama oleh karena adanya aksi
pasang surut secara terus-menerus, dan akan tercipta pola lapisan air dan massa
air yang kompleks.
Variasi salinitas di daerah estuaria menentukan kehidupan organisme laut/payau.
Hewan-hewan yang hidup di perairan payau (salinitas 0,5 - 30¡ë), hipersaline (salinitas
40 - 80¡ë), atau air garam (salinitas > 80¡ë), biasanya mempunyai toleransi terhadap
kisaran salinitas yang lebih besar dibandingkan dengan organisme yang hidup di air laut
atau air tawar. Organisme yang dapat tahan terhadap konsentrasi garam mulai dari air
berkristal dalam kondisi kehidupan latent (benih, spora, cysta), dan mulai dari air
destilata sampai salinitas hampir mencapai 300¡ë dalam kondisi kehidupan yang aktif.
Terdapat beberapa spesies yang dapat bertahan hidup pada salinitas di atas
200¡ë seperti brine shrimp, Artemia salina dan larva dipteran, Ephydra. Pada estuaria
Laguna Madre, terdapat paling sedikit 25 spesies hewan yang tahan pada salinitas
sekitar 75 - 80¡ë. Beberapa diantara spesies tersebut seperti Nemopsis bacheri, Acartia
tonsa, Balanus eburneus, dan beberapa jenis ikan juga dijumpai pada salinitas serendah
15 ¡ë.
Hewan-hewan yang toleran pada kisaran salinitas yang luas disebut euryhaline,
sedangkan yang toleran pada kisaran salinitas yang sempit disebut stenohaline.
Pengaruh salinitas terhadap organisme dapat terjadi melalui perubahan-perubahan total
osmocon-sentration, relatif proporsi kandungan garam, koefisien absorpsi dan
saturation gas-gas terlarut, densitas dan viskositas, dan kemungkinan juga melalui
absorpsi radiasi, transmisi suara, dan konduktivitas listrik.
Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya
jumlah spesies ini terutama disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga
hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup di
estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga miskin akan flora.
Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh
mendominasi. Rendahnya produktivitas primer di kolom air, sedikitnya herbivora dan
terdapatnya sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada
8
ekosistem estuaria merupakan rantai makanan detritus. Detritus membentuk substrat
untuk pertumbuhan bakteri dan algae yang kemudian menjadi sumber makanan penting
bagi organisme pemakan suspensi dan detritus. Suatu penumpukan bahan makanan
yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria merupakan produksi bersih dari detritus
ini. Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting, kerang, dan berbagai jenis cacing
berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai makanan yang kompleks.
E. Tipe-tipe Estuaria
Estuaria dapat dikelompokkan atas empat tipe, berdasarkan karakteristik
geomorfologinya, sebagai berikut:
1. Estuaria daratan pesisir, paling umum dijumpai, dimana pembentukannya
terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian
pantai yang landai;
2. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh adanya beting pasir
yang terletak sejajar dengan garis pantai sehingga menghalangi interaksi
langsung dan terbuka dengan perairan laut;
3. Fjords, merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glesier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut;
4. Estuaria tektonik, terbentuk akibat aktivitas tektonik (gempa bumi atau letusan
gunung berapi) yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian
digenangi oleh air laut pada saat pasang.
9
• Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas
mikroba (organisme renik seperti bakteri) lewat akar tumbuhan yang
masuk jauh kedalam dasar estuaria, atau lewat hewan penggali liang di
dasar estuaria seperti bermacam cacing.
2. Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dari kenyataan bahwa
tetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya demikian rupa
sehingga proses fotosintesis terjadi sepanjang tahun.
3. arti penting pasang surut dalam menciptakan suatu ekosistim akuatik yang
permukaan airnya berfluktuasi.
Peran Ekologis Estuaria.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa peran ekologis estuaria yang penting ialah:
1. merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuaria yang jauh
dari garis pantai maupun yang berdekatan dengannya, lewat diangkutnya zat
hara dan bahan organik tersebut oleh sirkulasi pasang surut (tidal circulation);
2. menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting yang
bergantung pada dasar estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari
makanan (feeding ground); dan
3. memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup di lepas
pantai, tetapi yang bermigrasi ke perairan yang dangkal dan terlindung untuk
bereproduksi dan /atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak
mereka.
G. Jenis-jenis Pantai
1. Pantai Berkarang
Pada zone pantai berkarang terdapat wilayah pasang surut yang hebat.
Daerah ini terbentuk akibat adanya hempasan energi gelombang yang
tinggi.Pada daerah ini juga terdapat banyak tanaman alga. Jenis alga yang
terbanyak yaitu alga hijau dan alga biru. Organisme pada daerah ini membentuk
suatu simbiosis
Pada musim panas, air pada daerah payau pasang surut bisa mencapai
suhu udara yang tinggi yang dapat merusak, sedangkan pada musim dingin
suhunya turun sangat rendah atau juga membeku. Saat air pasang, daerah ini
dibanjiri dengan air laut dengan suhu udara yang berbeda. Untuk
10
mempertahankan hidupnya biota air payau pasang surut harus bisa melawan
variasi suhu udara yang meluas dan perubahan suhu udara yang cepat.
Daerah payau pasang surut mencapai suhu udara yang tinggi pada musim
panas sehingga evaporasi dipercepat. Pada musim dingin es terbentuk pada
daerah payau pasang surut sehingga hal ini menyebabkan percepatan evaporasi,
sehingga salinitas juga berubah-ubah. Oleh karena itu biota daerah pasang surut
harus bisa melawan perubahan salinitas yang cepat dan meluas. Spesies yang
terdapat pada daerah pasang surut adalah alga hijau, anemon, kerang-kerangan,
dan siput.
2. Pantai Berpasir
Pada daerah ini lapisan tanah tidak tetap tetapi mudah berubah akibat
arus dan ombak. Perubahan tersebut menyebabkan populasi tumbuhan dan
hewan yang hidup di garis pantai berbatu. Persebaran tumbuhan dan hewan pada
garis pantai dipengaruhi oleh faktor abiotik. Lapisan tanah ini sering berubah-
ubah sehingga adaptasi hewan pada kondisi ini sangat besar. Contohnya
organisme Psimodan siput “Olive” di pantai pasifik membuat lubang sangat
dalam untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga tidak terpengaruh oleh ombak
dan arus air. Pada komunitas pantai berpasir tidak terdapat populasi predator, hal
ini disebabkan biota yang hidup berada di dalam tanah
1. Hutan Mangrove
11
menjadi tida komponen besar, yaitu komponen mayor (major component), komponen
minor (minor component), dan komponen asosiasi (Associate component).
Komponen mayor merupakan komponen penyusun ekosistem mangrove yang
keberadaannya melimpah dan mampu membentuk tegakan murni, namun tidak pernah
meluas sampai ke dalam komunitas daratan. Ada sekitar tiga puluh spesies dalam
sembilan genera dari lima famili yang tercatat sebagai komponen mayor. Sedangkan
komponen minor keberadaannya tidak begitu mencolok dan jarang membentuk tegakan
murni. Tidak kurang dari dua puluh sepesies dari sebelas genera yang tercatat sebagai
komponen minor. Sedangkan komponen asosiasi merupakan komponen yang mampu
tumbuh dengan baik di ekosistem mangrove atau keberadaannya selalu mengikuti
ekosistem mangrove namun jarang ditemukan.
Ekosistem mangrove mempunyai fungsi ekologis antara lain sebagai tempat
untuk mencari makan (feeding ground), bukan hanya untuk biota namun juga untuk
manusia. Berbagai invertebrata menggantungkan hidupnya pada produktivitas
mangrove baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa spesies memakan langsung
daun maupun propagul mangrove, sedangkan lainnya mencerna partikel organik halus,
baik yang tersuspensi dalam kolom air sebagai “filter feeder” maupun yang telah
terendapkan di dasar lumpur. Ada pula spesies predator ataupun pemakan sisa-sisa
tumbuhan dan pemangsa hewan lain. Selain itu ekosistem mangrove juga berperan
sebagai tempat pemijahan (spawning ground), tempat pembesaran (nursery ground)
bagi berbagai jenis hewan seperti ikan, udang dan kepiting dan sebagai tempat
bersarang (nesting ground) oleh banyak satwa.
2. Rawa Rumput (marsh grass)
Vegetasi yang terdapat pada zone pasang yaitu rawa rumput pada daerah sub
tropis. Jenis vegetasi ini tumbuh pada daerah yang terlindungi dari ombak dan arus
pantai terutama daerah hamparan lumpur.
Rawa garam terdiri dari dua tanaman utama yaitu rumput tali atau Spartina
alterniflora dan rumput jerami rawa asin atau Spartina patens. Rumput tali berkembak
biak secara cepat pada daerah ini, Rumput tali menghalangi air sehingga pada waktu
pasang sedimen tersuspensi di dasar rumput tali sehingga rawa garam semakin tinggi.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian panjang lebar tentang ekosistem estuaria dan perananannya dalam
kehidupan, jelaslah bahwa ekosistem estuaria tidak bisa dikesampingkan peranannya
bagi kehidupan, khususnya kehidupan manusia.
Ekosistem estuaria, salah satunya hutan mangrove memegang peranan penting
dalam kelestarian kehidupan laut. Sebagai feeding ground, spawning ground, dan
nursery ground, kelestarian hutan mangrove adalah harga mati bagi kelestarian
kehidupan laut dimana laut merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein
umat manusia.
Selain itu, secara umum ekosistem estuaria memiliki peran ekologis estuaria
yang penting. Estauria merupakan penyedia sumber zat hara dan bahan organik bagi
bagian estuaria yang jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan dengannya, lewat
diangkutnya zat hara dan bahan organik tersebut oleh sirkulasi pasang surut (tidal
circulation).
Kawasan estuaria juga berperan sebagai penyedia habitat bagi sejumlah spesies
ikan yang ekonomis penting yang bergantung pada dasar estuaria sebagai tempat
berlindung dan tempat mencari makanan. Selain itu bagi beberapa spesies kawaan
estuaria juga dijadikan sebagai tempat pengasuhan bagi anak-anak mereka.
Mengingat besarnya peranan kawasan estuaria terhadap kehidupan kita, sudah
semestinya ekosistem ini terus kita jaga kelestariannya. Kesadaran untuk melestarikan
alam bukan hanya tumbuh karena alam yang kita lestarikan memberikan manfaat bagi
kehidupan kita, tetapi alam dilestarikan karena mereka memiliki nilai pada dirinya
sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, 2002. Hand out kuliah Ekosistem Pantai. Laboratorium Geomorfologi
Terapan, Jurusan Geofisik, Fakultas Geografi UGM.
Zuidam, van, 1986. Aerial photo. Interpretation in Terrain Analysis in Geomorphologic
Mapping, Smith Publisher, The Hague Netherland.
Black, John A. 1986. Ocean and Coast An Introduction to Oceanography. New York:
United State of America.
Setiabudi Wiwoho, Bagus. 1999. Pengantar Oseanografi. Malang: Jurusan Geografi UM
14
13. EKOLOGI MUARA DAN INTERTIDAL
Kata kunci
Penghalang biotik Kompetisi intraspesifik
Penghalang abiotik Batasan kematian
Komunitas Mortalitas
Prinsip eksklusif kompetitif Natalitas
Rata – rata reproduksi diferensial Ceruk
Ekosistem Organisme
Prinsip Gause Populasi
Habitat Stabil secara termal
Kompetisi interspesifik Tak stabil secara termal
Perairan interstitial
Oleh:
Nurria Susanti (106351400665)
Titien Mayasari (106351400683)
PLANKTON
Plankton yaitu, organisme-organisme yang berukuran kecil (mikroskopik)
yang jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan
gerakan gelombang air yang begitu besar. Banyak di antara kelompok hewan ini
yang merupakan golongan perenang aktif walalupun demikian mereka tetap
terombang-ambing oleh arus lautan. Plankton merupakan salah satu komponen
utama dalam sistem mata rantai makanan ( food chain ) dan jaring makanan ( food
web ). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem mata rantai
makanan dan jaring makanan ini. Plankton terdiri dari golongan binatang
(zooplankton) dan golongna tumbauhan (fitoplankton).
Plankton, baik itu Plankton Hewani ( ZooPlankton ) maupun Plankton
Nabati ( PhytoPlankton ) merupakan pakan alami bagi ikan dan koral yang hidup
didalamnya. Mereka tergolong pakan yang memiliki nilai gizi yang tinggi,
memiliki bentuk dan ukuran yang sesuai dengan mulut ikan dan koral, isi sel-nya
padat, dinding sel-nya tipis, serta tidak beracun.Plankton juga mempunyai
kemampuan berkembangbiak dengan cepat, dan dapat dengan mudah
dibudidayakan secara massal, sehingga tidak perlu dikwatirkan mereka akan
punah.
Fitoplankton adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran sangat kecil
yang terdiri dari sejumlah besar klas (phylum) yang berbeda.
Phylum Nama Umum Contoh
NEKTON
Nekton terdiri dari hewan-hewan yang berukuran lebih besar yang
mempunyai kemampuan untuk bergerak sendiri yang membuat gerakan
merekatidak tergantung pada kekuatan arus. Ikan adalah golonganyang paling
banyak dijumpai dalam kelompok ini, termasuk cumi-cumi, ular laut, dugong, dan
ikan paus. Semua ikan adalah predator. Golongan pelagik kebanyakan memakan
plankton atau anggota nekton yang berukuran kecil. Beberapa jenis ikan tertentu
hidup di lautan yang sangat dalam. Pada kedalaman ini sudah tentu tidak dijumpai
cahaya dan oleh karen ituhewan-hewan yang hidup di daerah ini kebanyakan
mempunyai organ dalam tubuhnya yang dapat mengeluarkan cahaya.
Ikan paus merupakan anggota nekton yang mempunyai ukuran yang paling
besar, walaupun demikian mereka kebanyakan pemakan plankton. Jenis ikan paus
biru, yiatu yang mempunyai ukuran paling besar, paling banyak memangsa krill
yaitu salah satu jenis crustaceayang berukuran kecil yang dikenal sebagai
euphausiid. Ikan pus mempunyai sebuah sistem alat penyaring yang dapat
dikontrol yang letaknya di bagian dalam mulut. Alat ini cukup kuat untuk
menangkap krill yang dibutuhkan dari air laut. Jenis ikan paus pemakan plankton
umumnya bersifat lebih tenang bila dibandingkan ikan lain yang sebagi predator
aktif sepert lumba-lumba.
Contoh beberapa jenis dari Nekton
SISTEM RANTAI MAKANAN
Nutrisi dari Air Laut Energi dari Cahaya Matahari
PRODUSEN UTAMA
Fitoplankton
KONSUMEN PRIMER
Zooplankton Herbivora
KONSUMEN SEKUNDER
Zooplankton Karnivora Ikan
Pemangsa
KONSUMEN TINGKAT
LANJUT
Desember 2008). UH
Nopember 2008). UH
Makalah
Disusun oleh:
Nevy Farista Aristin (106351400678)
Lusiana Rusiati (1063514006 )
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis organisme yang ada di Benthic
BAB II
PEMBAHASAN
Bentos adalah organisme yang hidup di bagian dasar lautan. Dalam hal ini,
maka akan dibahas persebaran baik hewan maupun tumbuhan yang ada di daerah
Bentik.
1. Batas penyebaran Tumbuh-tumbuhan Dasar (Benthic Plants)
Penyebaran tumbuh-tumbuhan hijau dibatasi oleh daerah litoral dan daerah
sublitoral dimana masih terdapat sinar yang cukup untuk dapat
berlangsungnya proses fotosintesis. Tiga macam tumbuh-tumbuhan yang
terdapat di daerah ini ialah:
a. Tanaman air yang bersel tunggal yang umumnya hidup di bagian
permukaan pasir dan lumpur
b. Tanaman air yang berukuran besar, seaweed, yang cenderung dijumpai
di segala tempat yang cocok untuk tempat yang menempel. Sebagai
contoh, daerah pantai yang terdiri dari batu-batuan (rocky shore)
adalah tempat yang cocok bagi kehidupan mereka, sehingga kita sering
menjumpai banyaknya tanaman seaweed yang hidup di daerah ini.
Semua tumbuhan yang mengandung klorofil sehingga dapat
melangsungkan proses fotosintesis. Contoh: Chlcrophyceae yang
berklorofil hijau, Rhodophyceae berklorofil merah, dan Phaeophyceae
berwarna coklat.
c. Beberapa tanaman berbunga (angiosperm) seperti rumput laut Zostera
dan beberapa pohon da semak yang hidup di mangrove swamp
terdapat di daerah litoral.
Mereka mempunyai kisaran ukuran yang sangat luas yaitu dari yang
berukuran sebesar protozoa hingga sebesar crustacea dan mollusca. Ukuran ini
kadang-kadang dipakai sebagai dasar klasifikasi.
1. Microfauna
Istilah ini dipakai untuk menerangkan hewan-hewan yang mempunyai
ukuran <0.1 mm. Contoh: seluruh protozoa
2. Meiofauna
Adalah golongan hewan-hewan yang mempunyai ukuran antara 0.1 mm
sampai 1.0 mm. Ini termasuk golongan protozoa yang berukuran besar.
Contoh: Cnidaria, cacing-cacing yang berukuran, dan beberapa crustacea
yang berukuran sangat kecil.
3. Macrofauna
Meliputi hewan-hewan yang mempunyai ukuran >1.0 mm. Contoh:
Echinodermata, crustacea, annelida, mollusca, dan anggota beberapa
phylum lainnya.
Cara lain untuk mengklasifikasikan hewan dasar adalah dengan melihat hubungan
mereka dengan tempat hidupnya. Semua hewan yang hidup di atas permukaan
dasr laut dikenal sebagai epifauna, contoh: kepiting berduri, siput laut, bintang
laut, dan siput; dan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasr lauttan
dikenal sebagai infauna. Contoh: cacing (lugworm),tiram, macoma, remis.
Dedritus yang dapat sampai dasar lautan pada laut-laut yang sangat dalam hanya
berjumlah kecil. Karena bahan-bahan organik yang tersedia didaerah ini menjadi
kurang. Data di bawah ini menunjukkan bagaiaman biomass menurun secara
menyolok dengan makin dalamnya kedalaman laut.
Kedalaman (m) Jumlah rata-rata biomass (berat hewan
(gram)/m2 permukaan sedimen)
0 – 200 200
200 – 3000 20
¾ 3000 0.2
Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut,cambuk laut,
terumbu karang dan lain-lain.Tubuh bentos banyak mengandung mineral kapur.
Batu-batu karang yang biasa kita lihat di pantai merupakan sisa-sisa rumah atau
kerangka bentos. Jika timbunannya sangat banyak rumah-rumah binatang karang
ini akan membentuk Gosong Karang,yaitu dataran di pantai yangterdiri dari batu
karang. Selain Gosong Karang ada juga Atol, yaitu pulau karang yang berbentuk
cincin atau bulan sabit.Batu-batu karang yang dihasilkan oleh bentos dapat
dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, rekreasi, sebagai bahan bangunan dan
lain-lain. Sedangkan zat kimia yang terkandung dalam tubuh bentos bisa
dimanfaatkan sebagai bahan untuk permbuatan obat dan kosmetika.
BAB III
PENUTUP
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir
maupun lumpur.
1. Batas penyebaran Tumbuh-tumbuhan Dasar (Benthic Plants)
Tiga macam tumbuh-tumbuhan yang terdapat di daerah ini ialah:
a. Tanaman air yang bersel tunggal yang umumnya hidup di bagian
permukaan pasir dan lumpur
b. Tanaman air yang berukuran besar, seaweed, yang cenderung dijumpai
di segala tempat yang cocok untuk tempat yang menempel
c. Beberapa tanaman berbunga (angiosperm)
2. Batas Penyebaran Hewan-Hewan Dasar (Benthic Animals)
phylum Subgrup dan nama umum
Cnidaria Hydrozoa (hydroid coelenterata)
Anthozoa (anemones, corals)
Plathyhelminthes Turbellaria (flatworms)
Aschelminthes Nematoda (roundworms)
Annelida Polychaeta (bristle worms,
lugworms)
Mollusca Gastropoda (snails dan sea-glugs)
Lamellibranchiata (biyalves)
Cephalophoda (cuttlefish and squids)
Anthropoda Crustacea (especially ostracods,
copepods, cirripedes,
malacostracans)
Echinodermata Crinoidea (sea-lilies)
Holothuroidea (sea-cucumber)
Echinoidea (sea-urchins)
Asteroidea (starfish)
Ophiuroidea (brittle stars)
Hemichordata Enteropneusta(2 corn-worms)
chordata Urochordata(sea-squirts)
Cephalochordata(amphioxus)
Hantoro W.S. 2001. Low stand sea level and landform changes: climatic changes
consequence to epicontinental shelf and fauna migration through
Indonesian.Archipelago. In Preceeding of: “The environmental and Cultural
History and Dynamics of the Australian-Southeast Asian Region” seminar,
Melbourne, December 10-12, 1996.