You are on page 1of 4

Klasifikasi jamur Para ahli mikologi mengelompokkan jamur ke dalam kelompok Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina.

Pengelompokkan inin sesuai dengan cara reproduksi seksualnya. a. Zygomycotina Hampir semua anggota Zygomycotina hidup pada habitat darat. Jamur ini ada hidup sebagai parasit dan ada pula yang hidup sebagai saprofit. Tubuhnya bersel banyak (multiseluler) dengan hifa yang bercabang-cabang yang tidak bersekat. Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi antara hifa (+) dengan hifa (-). Kedua hifa tersebut berbeda akan bertemu hingga membentuk zigospora. Zigospora tersebut berdinding tebal dan akan mengalami masa istirahat selama 13 bulan. Jika kondisi memungkinkan maka zigospora akan tumbuh membentuk hifa baru yang tumbuh menjulang ke atas yang disebut pembawa sporangium (sporangiofor). Pada bagian ujung sporangiofor terdapat badan berbentuk bulat berwarna cokelatkehitaman yang disebut kantong spora (sporangium). Pada sporangium terdapat spora (+) dan spora (-). Jika spora-spora tersebut masak maka sporangium akan pecah sehingga spora akan terbawa angin. Jika jatuh pada kondisi yang memungkinkan maka spora akan tumbuh menjadi hifa yang baru. Contoh dari kelompok Zygomycotina adalah: a. Rhizopus sp. Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak bersepta atau bersekat. Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut stolon menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus sp. bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada roti basi. (Postlethwait dan Hopson, 2006). b. Mucor sp. Mucor adalah genus fungi yang berasal dari ordo Mucorales yang merupakan fungi tipikal saprotrop pada tanah dan serasah tumbuhan. Hifa

vegetatifnya bercabang-cabang, bersifat coenositik dan tidak bersepta. Mucor berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk sporangium yang ditunjang oleh batang yang disebur sporangiofor. Ciri khas pada Mucor adalah memiliki sporangium yang berkolom-kolom atau kolumela (Singleton dan Sainsbury, 2006).

b. Ascomycotina Ascomycotina berasal dari bahasa Yunani, yaitu askos yang berarti kantong. Jadi Ascomycotina merupakan jamur kantung karena memiliki kantung spora yang merupakan alat perkembangbiakan seksualnya. Jamur dari kelompok ini hidup sebagai saprofit atau sebagai parasit. Beberapa jenis diantaranya bersimbiosis dengan ganggang biru-hijau membentuk lumut kerak. Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Pada jamur yang multiseluler memiliki hifa bersekat dan berinti banyak. Reproduksi seksualnya dengan membentuk askus. Setiap askus akan menghasilkan delapan askospora. Askospora akan tumbuh menjadi hifa. Hifa yang bercabang-cabang akan bereleferensiasi membentuk alat reproduksi betina(askogonium) dan alat reproduksi jantan (antheridium). Askogonium berukuran lebih besar daripada antheridium. Reproduksi aseksual pada jamur uniseluler dilakukan dengan cara pembentukan tunas, sedangkan pada jamur yang multiseluler dilakukan dengan cara menghasilkan spora aseksual yang disebut konidiospora pada bagian ujung hifa yang disebut konidiofor. Contoh dari Ascomycotina adalah: a. Saccharomyces sp. Saccharomyces sp. Sering disebut juga khamir (yeast). Tubuhnya terdiri atas satu sel. Jamur ini berkembang biak secara aseksual dengan cara membentuk tunas, sedangkan dengan cara seksual yaitu konjugasi. b. Candida sp. Candida sp. Merupakan flora normal yang biasa terdapat di kulit tubuh, kulit kepala, sela-sela jari kaki, di dalam usus, paru-paru, dan divagina. Dalam keadaan normal Candida sp. Tidak menyebabkan gangguan. Jika keseimbangan flora normal terganggu dan pertumbuhan meningkat maka terjadilah gangguan yang umumnya menimbulkan rasa gatal.

c. Basidiomycotina Ciri khas jamur kelompok ini adalah alat reproduksi yang berupa basidium. Basidium menghasilkan empat basidiospora yang bertangkai. Basidiospora akan tumbuh menjadi hifa bersekat dengan satu inti (monokariotik). Ujung hifa (+) dan hifa (-) saling bresinggungan hingga dinding selnya melebur sehingga terbentuk sel dengan dua inti (dikariotik). Sel dikariotik akan tumbuh menjadi hifa baru dan akhirnya akan terbentuk miselium. Seluruh basidium berkumpul membentuk tubuh buah (basidiokarp). Secara umum, basidiokarp memiliki empat tangkai basidiokarp (stipes). Tudung (pileus), bongkol (volva), dan bilah (lamella). Bentuk tubuh buah jamur ini bervariasi, seperti payung, panjang, bulat, dan tidak beraturan. Jamur kelompok ini ada yang hidup saprofit, parasit pada tumbuhan, atau bersimbiosis dengan ganggang hijau-biru atau ganggang hijau membentuk lumut kerak. Jamur ini umumnya merupakan jamur makroskopis atau dapat dilihat. Reproduksi seksual pada jamur ini dengan cara membentuk basidium. Sedangkan reproduksi aseksual pada jamur ini adalah dengan cara membentuk konidium. Setiap konidium akan menghasilkan konidiospora. Contoh dari kelompok Basidiomycotina adalah: a. Jamur kuping (auricularia polytricha) merupakan jamur yang dapat dimakan dan memiliki rasa yang enak. Jamur ini tumbuh dan hidup dipermukaan kulit kayu mati yang lembap. Jamur ini hidup berkelompok. Jamur ini berkhasiat sebagai obat menurunkan panas dalam, mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar. b. Jamur tiram (pleurotus ostreatus) merupakan jamur yang juga dapat dimakan. Jamur ini tumbuh pada ranting dan kulit kayu yang sudah mati. Jamur ini cenderung ditemukan hidup berkelompok. Selain itu, jamur tiram juga mengandung asam folat yang cukup tinggi yang dapat digunakan dalam penyembuhan penyakit anemia. d. Deuteromycotina Deuteromycotina merupakan kelompok jamur tidak sempurna (fungi imperfect) karena belum diketahui cara perkembangbiakan seksualnya. Jika jamur kelompok ini kemudian diteliti cara reproduksi seksualnya maka jamur tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok Zygomycotina, Ascomycotina, dan

Basidiomycotina. Sebagai contoh adalah jamur oncom. Pada awalnya jamur ini termasuk kelompok Deuteromycotina karena belum diketahui cara

perkembangbiakan seksualnya. Jamur tidak sempurna membentuk suatu kelompok yang sangat besar dan penting. Jamur ini terdapat secara luas, baik sebagai saprofit di banyak jenis materi organik tertentu maupun sebagai parasit bagi tumbuhan tingkat tinggi. Contoh yang termasuk kelompok ini adalah: a. Fusarium subglutinans yang merupakan penyebab penyakit busuk pada tanaman jagung dan F oxysparium yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman kacang tanah, kacang kedelai, dan bunca. b. tinea Versicolor yang menyebabkan penyakit panu pada kulit. Panu merupakan penyakit jamur pada permukaan kulit yang menahun dan tidak memberikan keluhan yang berarti. Pada saat tubuh berkeringat, infeksi jamur ini pada kulit akan menimbulkan rasa gatal.

You might also like