You are on page 1of 8

Artikel fisika

Teori kinetik gas & termodinamika

Oleh : FIRNA DWINITA

XI IA 1
SABTU, 2 MEI 09
Teori Kinetik Gas

Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan teori
ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara
keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
SIFAT GAS UMUM
1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
SIFAT GAS IDEAL
1. Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang senantiasa
bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang kecil.
2. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga ukuran
partikel gas dapat diabaikan.
3. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding tempatnya
adalah elastis sempurna.
4. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
PERSAMAAN GAS IDEAL DAN TEKANAN (P) GAS IDEAL

PV=nRT=NKT
n = N/No
T = suhu (ºK)
R = K . No = 8,31 )/mol. ºK
N = jumlah pertikel
P = (2N / 3V) . Ek → T = 2Ek/3K
V = volume (m3)
n = jumlah molekul gas
K = konstanta Boltzman = 1,38 x 10-23 J/ºK
No = bilangan Avogadro = 6,023 x 1023/mol
ENERGI TOTAL (U) DAN KECEPATAN (v) GAS IDEAL
Ek = 3KT/2
U = N Ek = 3NKT/2
v = √(3 K T/m) = √(3P/ρ)

dengan:
Ek = energi kinetik rata-rata tiap partikel gas ideal
U = energi dalam gas ideal = energi total gas ideal
v = kecepatan rata-rata partikel gas ideal
m = massa satu mol gas
p = massa jenis gas ideal
Jadi dari persamaan gas ideal dapat diambil kesimpulan:
1. Makin tinggi temperatur gas ideal makin besar pula kecepatan partikelnya.
2. Tekanan merupakan ukuran energi kinetik persatuan volume yang dimiliki gas.
3. Temperatur merupakan ukuran rata-rata dari energi kinetik tiap partikel gas.
4. Persamaan gas ideal (P V = nRT) berdimensi energi/usaha .
5. Energi dalam gas ideal merupakan jumlah energi kinetik seluruh partikelnya.
Dari persarnaan gas ideal PV = nRT, dapat di jabarkan:

Pada (n, T) tetap, (isotermik)


berlaku Hukum Boyle: PV = C
Pada (n, V) tetap, (isokhorik)
berlaku Hukum Gay-Lussac: P/T=C
Pada (n,P) tetap, (isobarik)
berlaku Hukum Gay-Lussac:
V/T= C
Padan tetap, berlaku Hukum
Boyle-Gay-Lussac: PV/T=C
C = konstan
Jadi:
(P1.V1)/T1 = (P2.V2)/T2=...dst.

Contoh:
1. Berapakah kecepatan rata-rata dari partikel-partikel suatu gas dalam keadaan normal,
jika massa jenis gas 100 kg/m3 dan tekanannya 1,2.105 N/m2?
Jawab:
PV = 2/3 Ek
PV = 2/3 . 1/2 . m v2 = 1/3 m v2
v2 = (3PV)/m = (3 P)/(m/V) = 3P/ρ

v = √3P/ρ = √3.1,2.105/100 = 60 m/det


2. Suatu gas tekanannya 15 atm dan volumenya 25 cm3 memenuhi persamaan PV - RT. Bila
tekanan gas berubah 1/10 atm tiap menit secara isotermal. Hitunglah perubahan volume
gas tiap menit?
Jawab:
Persamaan PV = RT jelas untuk gas ideal dengan jumlah mol gas n = 1. Jadi kita ubah
persamaan tersebut menjadi:
P ∆V + V ∆P = R ∆T (cara differensial parsial)

15 . ∆V + 25. 1/10 = R . 0 → AV = -25 /15.10 = -1/6 cm3/menit


Jadi perubahan volume gas tiap menit adalah 1/6 cm3,dimana tanda (-) menyatakan gas
menerima usaha dari luar (dari sekelilingnya).

Hukum I Termodinamika

1. Hukum ini diterapkan pada gas, khususnya gas ideal

PV = n R T
P . ∆V + -V . ∆P = n R ∆T

2. Energi adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.

3. Usaha tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.

4. Dalam suatu sistem berlaku persamaan termodinamika I:

∆Q = ∆U+ ∆W

∆Q = kalor yang diserap


∆U = perubanan energi dalam
∆W = usaha (kerja) luar yang dilakukan
DARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN:
Pada proses isobarik (tekanan tetap) → ∆P = 0; sehingga,

∆W = P . ∆V = P (V2 - V1) → P. ∆V = n .R ∆T

∆Q = n . Cp . ∆T
∆U-= 3/2 n . R . ∆T → maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap)

Pada proses isokhorik (Volume tetap) → ∆V =O; sehingga,

∆W = 0 → ∆Q = ∆U

∆Q = n . Cv . ∆T
AU = 3/2 n . R . ∆T → maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)

Pada proses isotermik (temperatur tetap): → ∆T = 0 ;sehingga,

∆U = 0 → ∆Q = ∆W = nRT ln (V2/V1)

Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dengan
sekelilingnya) → ∆Q = 0 Berlaku hubungan::
PVγ = konstan → γ = Cp/Cv ,disebut konstanta Laplace

Cara lain untuk menghitung usaha adalah menghitung luas daerah di bawah
garis proses.

Usaha pada proses a → b adalah luas abb*a*a

Perhatikan perbedaan grafik isotermik dan adiabatik → penurunan adiabatik lebih curam
dan mengikuti persamaan PVγ= C.

Jadi:
1. jika ∆P > ∆V, maka grafik adiabatik.
2. jika ∆P = ∆V, maka grafik isotermik.
Catatan:
1. Jika sistem menerima panas, maka sistem akan melakukan kerja dan energi akan
naik. Sehingga ∆Q, ∆W → (+).

2. Jika sistem menerima kerja, maka sistem akan mengeluarkan panas dan energi
dalam akan turun. Sehingga ∆Q, ∆W → (-).

3. Untuk gas monoatomik (He, Ne, dll), energi dalam (U) gas adalah

U = Ek = 3/2 nRT → γ = 1,67

4. Untuk gas diatomik (H2, N2, dll), energi dalam (U) gas adalah

Suhu rendah U = Ek = 3/2 nRT → γ = 1,67


(T ≤ 100ºK)
U = Ek =5/2 nRT → γ = 1,67
Suhu sedang
Suhu tinggi
(T > 5000ºK)
Tidak mungkin membuat
suatu mesin yang
bekerja secara terus- → Cp-CV=R
menerus serta
rnengubah semua kalor
yang diserap menjadi
usaha mekanis.

T1 > T2, maka usaha


mekanis:
W = Q 1 - Q2
η = W/Q1 = 1 - Q2/Q1
= 1 - T2/T1

T1 = reservoir suhu
tinggi
T2 = reservoir suhu
rendah
Q1 = kalor yang masuk
Q2 =kalor yang dilepas
W = usaha yang
dilakukan
η = efesiensi mesin
Untuk mesin pendingin:

η = W/Q2 = Q1/Q2 -1
= T1/T2 - 1

Koefisien Kinerja = 1/η

Mesin Pendingin/Pemanas
Sistem Refrigasi dan Tata Udara
Bagian2
Proses aliran fluida dalam suatu siklus menyangkut aliran fluida dan energi kinetik
(kinetic energy). Pemeliharaan suhu ruangan agar selalu konstan pada titik yang
diinginkan akan berkaitan dengan masalah pemindahan panas (heat transfer). Setiap
aspek yang ada di dalam sistem refrijerasi dan tata udara berkaitan dengan satu
atau lebih prinsip-prinsip di dalam ilmu fisika. Konsekuensinya, prinsip-prinsip dasar
pada ilmu fisika, seperti panas atau kalor, suhu, berat jenis, grafitasi spesifik,
tekanan, energi, usaha dan daya harus dapat dipahami dan dihayati.

Energi dapat dinyatakan sebagai kemampuan untuk melakukan suatu usaha. Energi
diperlukan untuk melaksanakan suatu usaha, dan suatu benda dikatakan memiliki
energi ketika ia memiliki kapasitas untuk melakukan suatu usaha. Jumlah energi
yang diperlukan untuk melalkukan suatu usaha selalu sama dengan jumlah usaha yang
dilakukan. Sama halnya, jumlah energi yang dimiliki suatu benda selalu sama dengan
jumlah usaha yang dikenakan pada benda tersebut. Usaha dan energi diukur dalam
satuan Joule.

Sistem Refrigasi dan Tata


Udara Bagian 1
Pada prinsipnya Sistem Refrijerasi dan
Tata Udara berbasis kepada prinsip-
prinsip keilmuan dan rekayasa. Padahal
keilmuan dan rekayasa itu sendiri
mengakar pada ilmu fisika dan
matematika terapan. Proses pendinginan
udara ruang (cooling process) dan proses
pemanasan udara ruang (heating process)
berdasar kepada hukum Penukaran Kalor
(heat exchange) yang berlangsung pada
elemen-elemen fisis.

Desain dan operasi peralatan pendingin


dan pemanas ruangan berbasis pada salah
satu cabang ilmu fisika yaitu
thermodynamics. Sedangkan proses
aktual pada pengkondisian ruangan, yakni
pengontrolan suhu udara dan kandungan
uap air atau kelembaban udara
tergantung kepada pengetahuan dari
salah satu cabang ilmu fisika yang lazim
disebut sebagai psikrometri
(psychrometry). Pendistribusian udara
yang sudah dikondisi ke ruang-ruang yang
memerlukannya, dan pengaturan udara
segar dari luar ruangan berhubungan erat
dengan masalah ventilasi (ventilation).

You might also like