You are on page 1of 25

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR/VIDEO

Ada beberapa teknik untuk pengambilan gambar atau video , berikut teknik -teknik yang sering di gunakan:

1.SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR [CAMERA ANGLE]. a.Bird Eye View. Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung -gedung tinggi. Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing lagi bagi anda. b.High Angle. Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil. c.Low Angle Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan. Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster atau manusia raksasa. d.Eye Level Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri. e.Frog Level. Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.

2.UKURAN GAMBAR[FRAME SIZE] a.Extreem Close-up [ECU]. Pengambilan gambar sangat dekat sekali,hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetilan suatu objek. b.Big Cloe-up[BCU]. Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang di keluarkan oleh objek. c.Close-up[CU]. Ukuran gambar hanya sebatas dari ujung kepala hingga leher. Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tetang objek. d.Medium Close-up[MCU]. Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. e.Mid Shoot[MS]. Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas. f.Kneel Shoot[KS]. Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Funsinya hampir sama dengan Mid Shoot. g. Full Shoot[FS] Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki. Fungsinya memeperlihatkan objek beserta lingkungannya. h.Long Shoot [LS] Pengambilan gambar lebih luas dari pada Fool Shoot. Untuk mnujukan objek dengan latar belakangnya. i.Extreem Long Shoot [ELS]. Pengambilan gambar melebihi long Shoot,menampilan linkungan si objek secara utuh. Untuk menunjukkan objek tersebut bagian dari lingkungannya. j.1 Shoot. Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang atau benda dalam frame. k.2 Shoot. Pengambilan gambar 2 objek Untuk memperlihatkan adegan 2 orang yang sedang berkomunikasi.

l.3.Shoot Pengambilan gambar 3 objek untuk memperlihatkan 3 orang yang sedang mengobrol. m.Group Shoot Pengambilan gambar sekumpulan objek Untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan aktifitas.

3.GERAKAN KAMERA[MOVING CAMERA] a.Zooming[In/out] Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauh objek,gerakan ini merupakan fasilitas yang di sediakan oleh kamera vidio, dan kameramen hanya mengoperasikannya saja. b.Panning[left/Right]. Yang di maksud gerakan panning yakni kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah kekiri,namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang di inginkan. c.Tilting[Up/Down]. Gerakan Tilting yaitu gerakan keatas dan kebawah,masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang di dapatkan memuaskan dan stabil. d.Dolly[In/Out]. Gerakan yang di lakukan yaitu gerakan maju mundur,hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada Dolly yang bergerak adalah tripod yang telah di beri roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur. e.Follow. Pengambilan gambar di lakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah. f.Framing[In/Out]. Framing adalah gerakan yang di lakukan oleh objek untuk memasuki [in] atau keluar [out] framing shot. g.Fading [In/Out]. Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk mengantikan gambar yang ada di sebut fade in,sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan di gantikan gambar baru di sebut fade out. h.Crane Shoot . Merupakan gerakan kamera yang di pasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersamaan kameramen,baik mendekati maupun menjauhi objek.

4.GERAKAN OBJEK[MOVING OBJECT] a.Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek,baik kekiri maupun kekanan b.Walking [In/Out] objek bergerak mendekati[in] maupun menjauhi [out] kamera.

Nah itu tadi merupakan beberapa teknik dalam pengambilan gambar menggunakan kamera video. Namun ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Dan elemen penting tersebut meliputi: a.Motivasi b.Informasi c.Komposisi d. Suara. e.Sudut Kamera f. Kontinuitas. Selain teknik-teknik maupun tatacara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameramen ada hal lain yang harus di miliki yakni sense of art atau rasa seni, karena gambar yang di ambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang di dapatkanpun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat di jadikan modal utama untuk menjadi kameramen Tidak mudah meniru hasil rekaman video agar terlihat seperti di TV. Selain kamera video mereka berkualitas tinggi dan lampu tambahan yang sangat terang, cara mereka merekam juga sudah terlatih. Nah, bisakah kita meniru cara mereka merekam dengan kondisi seadanya? Minimal agar hasil rekaman tidak goyang? Cara yang mudah adalah memperbaiki posisi berdiri dan memegang camcorder. Namun dalam kondisi cahaya seadanya di rumah kita, kamera otomatis akan mengkompensasinya dengan memperlambat kecepatan perekaman dan meningkatkan kepekaan sensor yang berakibat penurunan resolusi gambar. Alhasil, proses perekaman akan mudah goyang, menghasilkan gambar redup dan tampak butiran kasar. Akan tetapi jangan kuatir, meskipun tanpa tripod Anda masih bisa mendapatkan hasil rekaman video yang mantap tanpa guncangan. 1.BERDIRILAH DENGAN BENAR Satu lutut sedikit membengkok, posisi kaki bersudut 45 derajat satu sama lain. Meskipun sederhana, teknik ini benarbenar berpengaruh pada hasil rekaman Anda. Berdirilah dengan sebelah kaki sedikit berada di depan lainnya. Cara ini akan meningkatkan kestabilan badan

sehingga Anda bisa berdiri lebih kokoh. Seperti dalam teknik silat, posisi kuda-kuda akan menentukan kekokohan badan Anda. 2.PEGANG CAMCORDER DENGAN KEDUA TANGAN Meskipun camcorder Anda adalah model yang paling tipis dibandingkan lainnya. Lebih baik terlihat wajar dengan cara merekam yang kokoh dan perlahan, daripada terlihat berakrobat dengan membawa kamera dalam satu tangan. Letakkan satu tangan lewat grip (supaya mudah menjangkau tombol zoom dan rekam), dan gunakan tangan satunya untuk membantu memegang kamera. 3.LETAKKAN KEDUA SIKU TANGAN DI DEKAT DADA Akan membantu membuat sebuah dudukan yang kuat untuk camcorder Anda, dan membantu mencegah miringnya kamera, yang bisa terjadi pada tangan Anda jika berada jauh dari badan. 4.BERSANDARLAH PADA SESUATU Sebuah pohon, dinding bangunan, mobil, atau apa pun asalkan obyeknya kokoh dan tidak bergeser, bisa Anda pakai. Pada ruangan yang sempit dan kurang cahaya, cara ini akan sangat membantu. 5.MENURUNKAN LUTUT Untuk menurunkan pusat gravitasi badan Anda bisa mengurangi goncangan camcorder. Berlutut dengan lutut kiri di lantai dan menempatkan siku yang memegang camcorder pada lutut kanan akan memberi pondasi yang kokoh bagi rekaman Anda. 6.BIDIK DENGAN POSISI TIARAP Sudut seperti ini tidak hanya bagus untuk merekam subyek yang rendah (misalnya bayi merangkak), tetapi dengan Led- siku di la-tai, dijamin Anda akan memperoleh rekaman yang mantap. 7.GUNAKAN LENSA SUDUT LEBAR Mendekatlah pada obyek. jangan tergoda untuk mencoba lensa zoom 20x (tele), karena penggunaan lensa tele akan meningkatkan efek goncangan kamera, sedangkan lensa sudut lebar akan menutupinya. Dengan mendekat ke obyek, 3erekaman suara juga akan lebih baik. Jika Anda harus berjalan selama perekaman, tetaplah menggunakan lensa wide. Supaya tidak goyang, pemakaian lensa tele harus dilengkapi dengan tripod, atau tempatkan pada permukaan yang datar.

8.OBYEK YANG BERGERAK Misalnya si kecil yang naik sepeda, gunakan mobil. Mintalah bantuan seseorang untuk merekam lewat jendela mobil yang berjalan perlahan. Tentu saja pengemudi harus menyesuaikan kecepatan dengan obyekyang bergerak. Cara itu menghasilkan rekaman bergerakyang dramatis. Mobil lebih dapat menyerap guncangan yang terjadi, dibandingkan jika Anda melakukannya sambil berjalan atau berlari. 9.AKTIFKAN IMAGE STABILIZER atau Steady Shoot. Feature ini cukup berarti dalam mengurangi guncangan kamera. Sebagian camcorder menggunakan sistem digital (Digital Image Stabiliser), dan lainnya memakai Optical. 10. LETAKKAN KAMERA. Kadang-kadang cara terbaik untuk merekam tanpa guncangan adalah dengan tidak memegang camcorder. Cari suatu permukaan yang kokoh, sehingga Anda bisa mengatur kamera saat sedang merekam, hanya dengan remote control. Bagian atas meja, bangku, mobil atau dinding bisa dimanfaatkan.

KAMERA VIDEO
Definisi

Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan. Jenis Kamera Video 1)

Berdasarkan Format Analog Digital Berdasarkan Media Rekam


2)

Betamax VHS 8mm VHS-C DV(Digital Video) Mini DV Betacam Memori stick

Mini Disc

Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video Kenali dan Pahami Kamera Video Semua alat yang akan digunakan harus benar benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya. Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Rekaman Video yang Layak Dinikmati Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah kaidah sebagai berikut:

Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground. Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot. Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot. Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out ) Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera Shot By Camera Positions : Face Shot, Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity

Rekaman Video yang Selesai dan Layak Tonton Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini: 1. Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.). 2. Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting). 3. Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya. 4. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.) 5. Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.).

TEKNIK KAMERA : PENGAMBILAN GAMBAR


Establingshing Shot (ES) Pengambilan gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari pandangan mata burung, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian. Long Shot (LS) Shooting dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk penekanan terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene. Medium Shot (MS) Shooting untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas. Medium shot (MS) bisa digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang saling berhadapan dan beinteraksi,misalnya: debat, berpelukan dan sebagainya. Over The Shoulder Shot (OS) Shooting Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan ketika para actor saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor berbicara kepada actor yang lain sedangkan yang lain mendengarkan. Close-Up (CU) Shoting diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk memperlihatkan ekspresi wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau untuk mengarahkan audience pada suatu elemen yang dipentingkan.

TIPS MEREKAM VIDEO DENGAN SEMPURNA


Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus. 1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan. 2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya. 3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya. 4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas). 5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan

tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing). 6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.) 7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung. 8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.

Gerakan Kamera

1. PAN: Gerakan ke kiri atau ke kanan pada poros Horizontalnya.. 2. TILT: Gerakan kamera dengan poros Vertikal, ke atas dan ke bawah.. 3. TRACK IN, TRACK OUT: Gerakan kamera mendekati atau menjauhi.. 4. FOLLOW THROUGH: Gerakan kamera yang di lakukan dengan mengikuti object.. 5. ZOOM: Gerakan kamera yang menggunakan fasilitas dalam kamera yang membuat object Long Shot menjadi Close Up (Zoom In), Atau membuat objek Close Up menjadi Long Shot (Zoom Out)..

Sudut Rekam Video

1. EYE LEVEL: Kamera di letakkan sejajar dengan mata object.. 2. HIGH ANGEL: Kamera di letakkan lebih tinggi dari objectnya..

3. LOW ANGEL: Kamera di letakkan lebih rendah dari objectnya..

Jenis Shot

1. LONG SHOT: Object terlihat secara keseluruhan pada lingkar rekam video..

2. MEDIUM LONG (FULL SHOT): Tepi bawah bingkai rekam video memotong bagian bawah object..

3. MEDIUM SHOT (HALF TOTAL): Tepi bawah bingkai rekam video memotong object pada bagian bawah tungkai atas kaki..

4. MEDIUM CLOSE UP SHOT: Shot yang menampilkan sebatas dada sampai kepala..

5. CLOSE UP SHOT: Tepi bawah bingkai rekam video memotong pada bagian bahu sampai atas kepala..

Teknik Pengambilan Gambar Menggunakan Kamera Video Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut: Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan. Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll. Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik. Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil. Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus. Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera : Analog (AV) Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S VHS, 8mm, dan Hi 8. Digital (DV) Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8. Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas : 1. Baterai untuk catu daya 2. Tempat kaset

3. Tombol Zoom 4. Tombol Recorder 5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital) 6. Cincin Fokus 7. Jendela preview (View Fender) 8. Mikrofon 9. Tombol kontrol cahaya 10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video). 11. Terminal DC Input. Selain itu juga banyak terdapat fasilitasfasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi. Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:

- Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. - High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai kerdil. - Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. - Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. - Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: - Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. - Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. - Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru - Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. - Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). - Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.

- Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. ?? Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. ?? Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. ?? Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. ?? One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek. ?? Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang. ?? Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang. ?? Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang. Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut: ?? Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. ?? Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod. ?? Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. ?? Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. ?? Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak. ??? Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane. ?? Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan. ?? Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. ?? Objek bergerak sejajar dengan kamera. ??< Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. ?? Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. ?? Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. ?? Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. ?? Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. ?? Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. ?? Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. ??Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan

sehingga ada kesan indah. ?? The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. ?? Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. ?? Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. ?? Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. ?? Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. ?? Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. ?? Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA


Merekam obyek dengan menggunakan camcorder atau kamera video memang gampang. Apalagi kini kamera video telah dilengkapi dengan fasilitas setelan otomatis yang sangat membantu pengguna. Seperti halnya kamera foto digital, fasilitas automatic setting bisa memberi kompensasi ketika tingkat cahaya kurang atau warna yang tak nyata.

Pada saat shooting (pengambilan gambar) biasanya terjadi transisi atau perpindahan gerakan. Transisi ini akan membimbing mata penonton untuk berpindah dari satu obyek ke obyek yang lainnya sebagai suatu hubungan. Gerakan ini terbagi menjadi 2(dua), yakni : 1. Gerakan Kamera Subyek ataupun obyek yang dipotret berada dalam satu posisi, sedangkan yang melakukan gerakan hanyalah kamera. Beberapa gerakan kamera yang sering digunakan adalah :

Tilt putaran vertical kamera dari titik tertentu. Efek : seperti kita memandang sesuatu sambil menggerakkan kepala dan pandangan mata dari atas ke bawah, atau sebaliknya.

Pan putaran horizontal kamera dari titk tertentu. Efek : seperti kita dengan perlahan berputar di satu titik. Pandangan mata akan menyebar ke seluruh ruangan, atau mengikuti sebuah benda/onyek yang bergerak.

Zoom In mendekatkan focus perhatian subyek/obyek. Zoom Out menjauhkan focus perhatian subyek/obyek. Efek : seperti kita mengamati sebuah benda, lalu kita berjalan mendekatinya, ataupun menjauhinya.

2. Track/Dolly Dalam shooting (pengambilan gambar) kita juga mengenal istilah TRACK/DOLLY yaitu merupakan hasil dari gerakan seluruh kamera yang tidak terpancang hanya pada satu titik posisi. Gerakan ini dihasilkan melalui berbagai cara. Antara lain dengan mengkaitkan kamera pada sebuah tiang atau juga menaikkan kamera di sebuah kereta dorong.

Berikut ini merupakan contoh-contoh pergerakan dalam sebuah plot : 1. Long Shot - Jarak pengambilan gambar yang cenderung luas. 2. Medium Long Shot - Menunjukkan eksistensi subyek pada sebuah situasi. Masih dominan pada suasana. Namun, subyek mulai diberi sedikit identitas. 3. Full Shot - Ukuran subyek dalam sebuah frame, dari ujung kaki hingga kepala. 4. Medium Shot - Ukuran subyek dari pusar hingga kepala. 5. Medium Close-Up - Ukuran subyek dalam frame dari dada hingga kepala. 6. Close-Up - Ukuran subyek dari leher hingga batas atas kepala 7. Big Close-Up - Ukuran subyek dari batas atas dagu hingga batas atas kepala. 8. Extreme Close-Up - Ukuran subyek pada satu anggota/bagian tubuh 9. Variasi shot - Sebuah pengambilan gambar tanpa adanya subyek/tokoh di dalamnya. Beberapa type Variasi Shot yang sering digunakan dalam sebuah film, yaitu : - Establishing Shot : Sebuah penggambaran suasana ataupun situasi - Beauty Shot : Sebuah pengambilan gambar yang bertujuan untuk memperindah adegan.

Untuk lebih memahami tentang Shot (pengambilan gambar) kita harus memahami angle/sudut pengambilan gambar. Ada 3 angle kamera yang biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah karakter, yaitu: 1. Eye Level - Pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar dengan subyek 2. High Level - Pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih diatas daripada subyek 3. Low Level - Pengambilan gambar, dengan posisi kamera dibawah subyek

Ada beragam cara untuk membuat hasil rekaman kamera video menjadi lebih berkualitas, yakni: 1. Jangan Goyang Saat mulai melakukan perekaman, usahakan posisi tangan dalam keadaan kokoh. Kamera yang bergoyang sangat mempengaruhi rekaman kamera video. Agar kamera tak bergoyang, gunakan bantuan penyangga seperti tripod atau monopod. Walaupun begitu berlatih memegang kamera dengan stabil harus tetap dilakukan, karena kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan tripod terus menerus. Bisa dibayangkan jika kita harus selalu membawa tripod dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya tripod digunakan untuk merekam obyek yang tidak bergerak dalam jangka waktu yang cukup lama. 2. Mengontrol Zooming Apabila obyek yang dibidik terlalu jauh, usahakan untuk memakai fasilitas zooming. Meski fasilitas pembesaran tersebut sangat mudah digunakan, focus obyek harus tetap terjaga. 3. Frame Mulailah mengatur komposisi antara obyek bidikan, sehingga berada dalam satu frame yang bagus. Sebuah klip yang akan direkam bisa mempunyai komposisi yang baik apabila menggunakan teknik dasar komposisi. Pertama, komposis balance, dengan membayangkan garis horizontal dan vertical. Pertemuan garis tersebut adalah titik yang tepat untuk obyek bidikan. Namun, selain itu juga dapat menggunakan komposisi yang tak biasa untuk menghasilkan efek-efek tertentu. Misalnya masalah overscan yang biasanya memotong sinyal video dan mengaburkan obyek bidikan. Sebisa mungkin aturlah ruang kosong di atas frame ketika merekam obyek. 4. Kontinuitas Saat merekam, sebaiknya kita juga memikirkan jalan cerita video tersebut, agar klip memungkinkan untuk dipotong pada saat editing. Usahakan merekam satu obyek dari beragam angel atau sudut pandang. Kita bisa menggabungkan rekaman video close-up, rekaman pendek, dan wide-angel. Yang terpenting, pastikan antara satu frame dengan frame berikutnya memiliki keterkaitan. Misalnya saja, ketika kita merekam di area terbuka, maka usahakan agar pencahayaan di atur sama.

5. Background-Foreground Sangat penting untuk menempatkan obyek bidikan berada dalam posisi yang nyaman dilihat di dalam sebuah frame. Pastikan foreground dan background tidak saling membuat pandangan bias. Bidiklah obyek tertentu dengan latar belakang yang kosong. Apabila background berupa suasana di pusat perbelanjaan, maka penonton tidak lagi di focus obyek utama tersebut. Hindari juga memakai background yang intrusif. Misalnya menempatkan obyek di depan pohon, sehingga kelihatan pohon tersebut tumbuh di kepalanya. Prinsip serupa bisa diterapkan untuk foreground. Pastikan tidak ada orang yang melintas di depan kamera saat anda sedang membidik obyek tertentu.

Istilah Dalam Video Shooting Gerakan Kamera 1. Panning adalah gerakan kamera menyamping. Pann left gerakan ke arah kiri dan pann right gerakan ke arah kanan. 2. Tilting adalah gerakan kamera secara vertical atau atas bawah. Tilt Up gerakan naik dan Tilt Down gerakan turun. 3. Tracking adalah gerakan kamera dengan arah maju dan mundur atau depan belakang, bisa dengan bantuan doly atau rel kereta. Track In gerakan maju kedepan dan Track Out gerakan mundur kebelakang. 4. Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah. 5. Following adalah gerakan kamera mengikuti objek atau actor Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai kerdil.

Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: Extreme Close Up (ECU/XCU) : Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. Big Close Up (BCU) : Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. Close Up (CU) : Gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru Medium Close Up (MCU) : Hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. Medium Shot (MS) : Pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). Knee Shot (KS) : Pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.

Full Shot (FS) : Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. Long Shot (LS) : Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. Medium Long Shot (MLS) : Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. Extreme Long Shot (XLS): Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. - One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek. - Two Shot (2S) : Pengambilan gambar dua orang. - Three Shot (3S) : Pengambilan gambar tiga orang. - Group Shot (GS): Pengambilan gambar sekelompok orang. Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut: Zoom In/ Zoom Out : Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. Panning : Gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.

Tilting : Gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. Dolly : Kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. Follow : Gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak. Crane shot : Gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane. Fading : Pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan. Framing : Objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. - Objek bergerak sejajar dengan kamera. - Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. - Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. Backlight Shot: Teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. Reflection Shot:

Teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. Door Frame Shot: Gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. Artificial Framing Shot: Benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. Jaws Shot: Kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. Framing with Background: Objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. The Secret of Foreground Framing Shot: Pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. Tripod Transition: Posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. Artificial Hairlight: Rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. Fast Road Effect: Teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. Walking Shot: Teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. Over Shoulder : Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.

Profil Shot : Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua. Acting : Adegan/lakon yang diperankan oleh pemeran (aktor/aktris/talent) mengikuti skenario yang telah ditetapkan. Akting meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah dan dialog. Agent (Agent Model) : Seseorang yang bekerja mewakili kepentingan aktor/aktris dalam berhubungan dengan produser serta orang-orang lain dalam dunia produksi film. Agent ini amat berperan dalam mencarikan job serta membangun karir para artis. Art Director (Penata Artistik): Pengarah artistik dari sebuah produksi, bertanggung jawab dalam penyediaan set lokasi shooting serta properti penunjang, sesuai tuntutan cerita dalam skenario. Audio Mixing : Proses pengaturan suara dari berbagai macam jenis input, menghasilkan unsur sound yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan cerita. Angle : Sudut pengambilan gambar, amat berpengaruh dalam penciptaan komunikasi yang diharapkan dari sebuah gambar sebagai bahasa visual. Low Angle yaitu pengambilan gambar dari bawah obyek, lazim digunakan untuk menampilkan keagungan/kewibawaan obyek. High angle ialah pengambilan gambar dari ketinggian, lazim digunakan untuk menampilkan ketidakberdayaan obyek. Close-up (CU) ialah pengambilan jarak dekat dimana obyek tampak dengan jelas (pada manusia, sebatas wajah hingga leher atau dada); Extreme Close Up (ECU) ialah pengambilan yang lebih dekat lagi sehingga layar dipenuhi oleh bagian dari wajah; Medium Shot (MS) ialah pengambilan dari jarak sedang, dimana manusia akan tampil keseluruhan bagian tubuhnya; Long Shot (LS) ialah pengambilan gambar dari jarak jauh dimana obyek akan terlihat bersama dengan lingkungan terdekatnya. Angle juga berkaitan dengan pergerakan kamera berikut ini : Pan ialah pergerakan kamera secara horisontal ke kiri atau ke kanan; Tilt ialah pergerakan kamera secara vertikal ke atas atau ke bawah; Track/Dolly ialah pergerakan kamera yang sejajar mengikuti pergerakan obyek yang bergerak; Zoom In ialah perbesaran gambar (fungsi pada kamera video), Zoom Out ialah perkecilan gambar (fungsi pada kamera video). Animator : Pembuat animasi. Klip animasi biasanya dikerjakan secara khusus oleh seorang animator, lalu diserahkan kepada editor video untuk digabung dengan bagian gambar lainnya. Audio Effect : Efek suara. Sejumlah adegan memerlukan efek suara agar meningkatkan kesan visual. Misalnya pada adegan baku hantam dimana tidak terjadi perkelahian sesungguhnya, efek

suara dibuat dan ditambahkan pada proses editing video untuk memperkuat kesan telah terjadinya perkelahian sesungguhnya. Ambience : Suara natural dari obyek gambar. Background : Gambar latar belakang. Boom : Mikrofon besar yang dipasang pada tiang portabel yang dipasang pada tempat terdekat yang mungkin, di sekitar pelaku adegan, agar dapat secara optimal menangkap dialog pemeran. Orang yang mengoperasikan boom ini disebut dengan Boom Man. Breakaway : Properti sekali pakai, misalnya gelas atau kertas, yang akan menjadi rusak dalam sekali pakai sesuai tuntutan cerita. Breakdown : Arti aslinya ialah perincian. Dapat merujuk ke rincian bujet produksi maupun aktualisasi pengeluaran biaya, atau dapat pula berarti rincian perencanaan adegan shooting. Budget : Anggaran pengeluaran keseluruhan dari produksi film. Bujet yang biasanya ditentukan sejak awal oleh produser ini akan amat menentukan bagaimana suatu rencana produksi video akan dieksekusi, menyangkut sewa alat, sumberdaya manusia, properti, dan sebagainya. Blocking : Area yang masuk dalam cakupan tangkapan kamera video. Para pemeran serta properti harus masuk dalam area blocking ini, dan sebaliknya area ini harus steril dari properti atau kru produksi. Back Light : Sumber cahaya utama yang berada di belakang obyek shooting dan menghadap ke kamera. Pada kebanyakan kasus, backlight ini merupakan kesalahan mendasar yang sering dilakukan oleh kameramen amatir sehingga obyek menjadi tak jelas (gelap). Pada kasus khusus, teknik ini digunakan misalnya untuk dengan sengaja menyamarkan identitas obyek. Bumper : Klip gambar biasanya berupa animasi yang berperan sebagai pembuka suatu acara televisi. Bumper in digunakan sebagai tanda suatu acara akan dimulai lagi setelah jeda iklan, sedangkan bumper out ialah penanda bahwa acara akan berhenti sejenak untuk jeda iklan. Camera Department : Bagian yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memproduksi film, serta proses-proses yang menyertainya.

Cameraman : Orang yang bertugas mengoperasikan kamera film/video. Pada suatu produksi besar, cameraman ini terbagi menjadi sejumlah peran khusus yaitu Penata Fotografi (yang bertugas mengatur penempatan dan pergerakan kamera serta pencahayaan), Operator kamera yang langsung mengoperasikan kamera, serta sejumlah asisten untuk mengurus halhal lain seperti mengatur fokus kamera, dan sebagainya. Camera Tracks : Lintasan kamera, suatu alas datar berupa metal atau lembaran kayu tipis yang diletakkan di permukaan lantai sebagai tempat pergerakan kamera (yang dipasang pada sebuah alat beroda tertentu, disebut dolly). Lintasan ini berguna agar dihasilkan gerakan kamera yang lembut. Camera track dapat pula berbentuk lintasan rel panjang, sementara kamera terpasang pada suatu kamera dolly. Casting : Proses pencarian orang yang tepat untuk memerankan tokoh tertentu dalam cerita. Casting ini dipimpin oleh seorang juru casting atau casting director yang amat memahami karakter yang dibutuhkan oleh cerita. Rencana casting ini telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau agent sehingga para artis/aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan adegan yang akan ditampilkan sebagai unjuk kebolehan. Clapper Boards : Sepasang papan berengsel yang diketukkan sebagai tanda dimulainya shooting. Papan ini berisi sejumlah informasi antara lain titel produksi, nomor adegan (scene), produser, dan tanggal shooting adegan. Informasi pada papan ini dicatat oleh pencatat adegan yang kemudian akan memberi catatan tambahan tentang keberhasilan adegan yang di-shooting. Informasi ini juga terrekam oleh kamera video, yang kelak akan memudahkan proses editing video untuk memilih potongan gambar mana yang akan dipakai dan dirangkai dengan gambar lainnya. Commercial : Iklan. Video singkat yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk mempromosikan suatu produk. Costume Designer : Orang yang merancang pakaian/kostum yang akan dipakai oleh para pemeran film. Cue : Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau tindakan. Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah dialog, tanda dari sutradara atau isyarat cahaya. Cue Light : Bola lampu kecil yang dapat dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara untuk memberi isyarat kepada para pemeran. Lampu ini diletakkan diluar

jangkauan pandang kamera tetapi dalam jangkauan pandang pemeran. Cut and Hold : Perintah dari sutadara agar adegan diberhentikan namun para pemeran tetap berada dalam posisinya. Pada kasus ini, sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau adegan lain yang berkaitan. Cut to Cut : Peralihan gambar dari adegan satu ke adegan lainnya secara langsung tanpa pemakaian transisi. Credit Title : Penampilan nama-nama kru produksi serta para pendukung acara. Chroma Key : Sebuah teknik efek visual dimana adegan shooting dilakukan dengan latar belakang layar berwarna tertentu (biasanya hijau atau biru). Pada proses editing, warna layar yang digunakan ini menjadi key untuk dihilangkan (dijadikan transparan) untuk diisi dengan gambar background yang telah disiapkan untuk tujuan itu. Cutting on Beat : Teknik pemotongan dan penyusunan gambar pada saat editing video berdasarkan tempo sound yang digunakan. Teknik ini amat terasa efeknya misalnya pada videoklip musik yang bertempo cepat. Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena harus tampilnya jeda iklan komersial. Cut : Pemotongan gambar Crane : Alat khusus yang dilengkapi dengan tiang, tuas dan katrol untuk tempat menggantung kamera sehingga kamera dapat digerakkan secara fleksibel dinamis termasuk perputaran penuh 360 derajat, menghasilkan angle yang unik, dinamis dan kadang dramatis. Alat ini dapat digerakkan oleh secara manual oleh operator melalui sebuah tuas, ada pula yang dilengkapi dengan remote control. Jimmy Jib ialah sebuah merk dagang yang terkenal alat crane semacam ini.

You might also like