Professional Documents
Culture Documents
dr liza Mpd.i
140 366 660
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
CIREBON
INDONESIA
HUBUNGAN MOTIVASI BERIBADAH
DAN KEKEBALAN STRESS DENGAN
PENCEGAHAN GANGGUAN
PSIKOSOMATIK
(Studi Kasus pada Puskesmas Astapada
Kabupaten Cirebon tahun 2008)
dr liza Mpd.i
140 366 660
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON
INDONESIA
Variabel Penelitian
X1 : Motivasi Ibadah , X2: KEKEBALAN STRESS,
Y : PENCEGAHAN GANGGUAN PSIKOSOMATIK
MOTIVASI IBADAH :adalah dorongan seseorang untuk berbakti kepada
Allah untuk mencapai tujuan hidupnya, yang ditunjukan dengan hati dan
prilaku yang baik yaitu untuk mendapat ridho Allah:’Sesungguhnya Shalat,
ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ” (al-
An’amm:162).
Kekebalan Stress adalah tingkat kekebalan stress seseorang yang diukur
dengan sebuah skala yaitu skala Smith dan Miller pada penelitian ini penulis
memodifikasi skala ini dalam bentuk yang lebih sederhana , bila kekebalan
terhadap stress baik ,berarti seseorang telah mempunyai pola hidup yang
baik, maka kekebalannya terhadap stressnya pun menjadi meningkat,
sehingga seseorangpun tercegah dari gangguan fisik dan mental akibat
stresor psikososial.
Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-
gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang
erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-
gejala tersebut
TUJUAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini bertujuan menjadi hubungan sejauh mana
motivasi ibadah, dan kekebalan stress dapat mencegah
seseorang dari gangguan psikosomatik.Dengan pendekatan
kuantitatif empirik dengan metode survey, purposive sampling,
terhadap 200 responden yang datang ke Puskesmas Astapada.
Menggunakan kuesioner berskala likert melalui wawancara,
kuesioner. Kemudian Dicari hubungan korelasi antara variabel-
variabel yang ada. Variabel independen satu (X1 ) adalah
motivasi ibadah, variabel independen dua (X2), kekebalan
stress, dan variabel dependen (Y) adalah pencegahan
Psikosomatik.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukan terdapatnya hubungan yang positif kuat
dan signifikan antara motivasi ibadah dengan pencegahan gangguan
psikosomarik sebesar 0,763 atau 76,3 % .Terdapatnya hubungan
positif sedang antara kekebalan stress dengan pencegahan gangguan
psikosomatik sebesar 0,347 atau 34,7 %. Terdapat hubungan positif
yang kuat 0,778 atau 77,8 % secara bersama-sama antara motivasi
ibadah, kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan
psikosomatik. Sehingga motivasi ibadah yang tinggi dan peningkatan
kekebalan stress yang dilakukan secara simultan akan meningkatkan
pencegahan gangguan psikosomatik secara kuat.
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN RELIGIOUS
MOTIVATION AND IMUNITY OF STRESS TO
PREVENT PSYCOSOMATIC PROBLEMS
(STUDY CASE AT PUSKESMAS ASTAPADA
CIREBON INDONESIA)
Motivation religious are the motif for devote Allah to reach
the goal of life. Which is prove by good mind and good
attitude to get Allah ridho “ Say Verily , my salat (prayer), my
sacrifice, my living, and my dying are for Allah, the lord of the
alamin (mankind, jinn and all that exists) Al-An’am 162.
Imunity of stress is the scale to measure the quality of life ,
this scale adapted from The scale of Smith and Miller. The
better imunity of stress will increase the prevention from all
kind diseases.
Psycosomatic problem is Mentally induced: describes a
physical illness that is caused by mental factors such as
stress, or the effects related to such illnesses.
This research is empiric quantitative approach in survey
method , with sampling purposive include 200 respondence
as a patients at Puskesmas Astapada during December
2007. Using interview and questioners with likert scale.
The result of the research show that there are high positive
significant correlation between motivation religious to
prevention psychosomatic problems equal 76,3 % , middle
positive significant correlation between immunity of stress
with prevention of psychosomatic problem equal 34.7% and
strong positive correlation 77,8 % simultaneous between
motivation religious and immunity of stress to prevention the
cause of psychosomatic problems.
Kerangka Berfikir
a
Motivasi ibadah
Pencegahan
gangguan psikosomatik
Kekebalan stress
a : faktor lain yang tidak diteliti
Aspek /Gangguan Kepribadian
terakhir
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Mayor
Ada pengaruh positif antara motivasi beribadah, dan
kekebalan stress terhadap Pencegahan gangguan
psikosomatis
Hipotesis Minor
4. Adanya pengaruh positif motivasi beribadah terhadap
pencegahan gangguan Psikosomatik
2. Adanya pengaruh positif kekebalan stress terhadap
pencegahan gangguan Psikosomatik.
TEORITIS
Kesehatan Jiwa
Menurut UU No.23 tahun 1992, Ps 24, 25, 26 dan 27,
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera
yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif
sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,
dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia
dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya,
mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar,
mampu kerja produktif dan memenuhi kebutuhan
hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,
menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya,
merasa nyaman bersama dengan orang lain.
Motivasi ibadah
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul
pada seseorang sesuatu aksi atau tindakan
dengan tujuan tertentu yang dikehendakinya,
motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.
Ibadah Menurut Kamus Indonesia adalah
amalan yang diniatkan untuk berbakti kepada
Allah SWT, dengan menjauhi larangan-Nya dan
melaksanakan perintah-Nya, yang
pelaksanaanya diatur, secara syariah.
Menurut Einstein, ”ilmu pengetahuan hanya dapat
diciptakan oleh mereka yang dipenuhi dengan gairah untuk
mencapai kebenaran dan pemahaman, tetapi sumber
perasaan itu berasal dari tataran agama, termasuk
didalamnya keimanan pada kemungkinan bahwa semua
peraturan yang berlaku pada dunia wujud itu bersifat
rasional, artinya dapat dipahami akal. Saya tidak dapat
membayangkan ada ilmuwan sejati yang tidak mempunyai
keimanan yang mendalam seperti itu, ilmu pengetahuan
tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta.
Motivasi ibadah
Motivasi Ibadah adalah dorongan seseorang
untuk berbakti kepada Allah untuk mencapai
tujuan hidupnya, yang ditunjukan dengan
sikap dan perilaku yang baik yaitu untuk
mendapat ridho Allah:’Sesungguhnya Shalat,
ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam ” (al-
An’amm:162)
PENGELOLAAN STRESS
Diagnosa ditegakkan
apabila ada gejala-gejala tersebut dengan atau tanpa gejala somatik,
Derajat :
1. Ringan : 2 gejala A dan 2 gejala B
2. Sedang : 2 gejala A dan 3 gejala B
3. Berat : 3 gejala A dan 4 gejala B
4. Ansietas merupakan kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat
subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik dengan keluhan
somatik, dengan gejala cemas berlebihan(PABDI , 2006: 275) diagnosa:
a. Perasaan cemas berlebihan, subyektif , tidak realistis
b. Terdapat Keluhan dan gejala sebagai berikut:
Ketegangan motorik : kedutan otot, kaku, pegal, sakit dada, sakit ,
persendian.
Hiperaktif otonom : sesak nafas, jantung berdebar, telapak tangan basah,
mulut kering, rasa mual, mules , diare
Bila ditemukan adanya kelainan organis pada umumnya keluhan tidak
sebanding dengan kelainan organ yang ditemukan
Kewaspadaan berlebihan dan daya tangkap berkurang : mudah terkejut,
cepat tersinggung, sulit konsentrasi, sukar hidup, dan lain-lain
c. Aktifitas sehari-hari terganggu: kemampuan kerja menurun ,hubungan
sosial yang terganggu, dan kurang merawat diri.
5.Nyeri Psikogenik adalah keluhan nyeri yang penyebabnya
bukan penyebab penyakit organik ditemukan gejala nyeri
tampa kelainan organ yang jelas misalnya nyeri kepala,
migren, mialgia, atralgia, kolik abdomen, ada stresor
psikososial. Disertai dengan gejala depresi dan ansietas.
6. Chronic Fatique Syndrome
Sindrom lelah kronik adalah rasa lelah yang berlangsung
lama dan tidak hilang dengan istirahat tanpa penyebab
organik yang jelas.
Mempunyai gejala utama adanya rasa lelah
berkepanjangan yang terus menerus berkepanjangan,
dan bertambah bila melakukan aktivitas atau saat stress
emosional dan tidak pulih sepenuhnya dengan istirahat.
Mempunyai gejala tambahan yang dapat disertai seperti
mialgia, sefalgia, nyeri sendi, nyeri tenggorokan, demam,
limfadenopati terutama bagai leher atau aksila, juga
terdapat gejala-gejala neuropsikologis seperti depresi,
kecemasan, insomnia. Gejala terutama dalam 6 bulan
atau disertai minimal empat gejala tambahan, dan tidak
didapatkan penyakit kronis lainnya.(E.Mudjaddin, 196)
7. Penyakit Jantung Fungsional (neurosis kardiak)
Penyakit dengan keluhan seperti penyakit jantung, tanpa
disertai kelainan organik, Dengan keluhan adanya sakit dada
yang tidak khas, sesak nafas, dapat menyerupai angina
pektoris, berdebar, rasa jantung seakan berhenti, rasa ingin
mati, mudah terkejut, adanya cemas yang berlebihan,
biasanya timbul sudah serin sebelum pasien datang kerumah
sakit. Stresor pencetusmya jelas kecuali ansietas panik, pada
pemeriksaan tidak didapat kelainan yang spesifik, dapat
dijumpai adanya takikardia, aritmia, kadang-kadang prolaps
katup mitral, pada EKG didapat elevasi/depresi segmet
ST.(Hamzah Shatri, IPD. 2000:194)
8.Sindrom Hiperventilasi
Dengan keluhan sesak nafas yang tidak khas,
merasa kekurangan udara sehingga harus
menarik nafas panjang, sering disertai adanya
takipnea, dan rasa sempit didada, kadang
disertai adanya keluhan pada jantung ,
parestesi. Badan terasa enteng, gejala fisik
yang lain tidak khas, adanya gangguan
emosional terutama rasa takut, stresor
psikososial.(Hamzah Shatri,IPD. 2000:195)
9. Sindrom Kolon Iritabel
Adalah sakit perut disertai gangguan buang air besar
tanpa dijumpai kelainan organik. Ditandai dengan rasa
nyeri/tidak enak, diperut disertai diare atau konstipasi ,
perut kembung, yang tampak dengan jelas, rasa nyeri
diperut hilang setelah buang air besar, keluhan psikis
menonjol seperti gejala ansietas atau depresi, feses
yang lembek pada saat timbulnya rasa sakit, feses
campur lendir dan tidak berdara., penurunan berat
badan tidak lebih dari 5 % dalam satu tahun terakhir,
pemeriksaan feses tidak ditemui pararsis dan
penemuan barium enema maupun kolonoskopi
normal.(E. Mudjaddid, 2000:197)
10.Asma bronkiale dikenal sebagai gangguan
pernafasan dengan terhalangnya aliran
ekspirasi , sehingga ketika itu akan
terdengar wheezing atau mengi. Penyakit
yang sebabnya multifaktorial ini selalu
dihubungkan dengan konflik psikis
Pengobatan Gangguan
Psikosomatik
1. Farmakoterapi sesuai dengan keluhan dan
diagnosis sebagai contoh depresi
obat anti depresan memerlukan waktu antara 2
– 3 minggu, dan perubahan akan dirasakan
bertahap. Dilatasi pupil menandai dosis yang
cukup, dan pengobatan diteruskan selama 3
bulan dan berangsur dikurangi. Dan tidak perlu
takut menjadi ketagihan (addicted) karena
memerlukan waktu yang lama.
Obat yang digunakan antara lain: seperti :(a) Golongan
tricyclic dan tetracyclic anti depresan (TCAs) contohnya
imipramine (Tofranil), amitriptyline (laroxyl), Doxepin,
Maprotiline (Ludiomil), clomipramine, mianserin (Tolvon). (b)
Golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) seperti
moclobemide (Aurorix). (c) golongan anti depresan atipikal
seperti Opipramol di HCl (insidon), Amineptine (Survector),
Trazodone, (d) Golongan SSRI seperti Setraline Hcl (Zoloft).
Paroksetin, fluoksetin, fluvoksamin.
Secara farmakologi kerja obat anti depresi misalnya
penghambat Mono Amin Oksidase yang digunakan sejak
lama. MAO dalam tubuh berfungsi dalam proses deaminasi
oksidatif katekolamin di mitokondria. Proses ini dihambat oleh
Penghambat MAO akibatnya kadar epinefrin, norepinefrin, dan
5-HT naik dalam otak
(2) Psikoterapi dengan bersikap empati kita
terhadap pasien, diberi kesempatan pasien
untuk mengutarakan isi hatinya (ventilasi)
dengan demikian mereka dapat merasa tenang,
puas dan lega, beban yang terasa bisa menjadi
lebih ringan, ketegangan jiwanya bisa lebih
rileks, memberikan edukasi, pendidikan dan
meluruskan pendapat akan apa yang
dideritanya.
(3) Memberi Motivasi beribadah, bahwa ibadah adalah
mendekatkan diri kita kepada yang Maha yaitu Allah ,
sebagai tempat kita bergantung dan mengadu,
mengingatnya, akan memberi ketenangan jiwa, yang
kemudian akan meningkatkan daya tahan mental dan
imunitas tubuh pasien tersebut.
(4) Sosioterapi, dimana anggota keluarga dan
lingkungan sekitarnya diajak ikut serta membantu pasien
agar memberi dukungan penyembuhan terhadap hal-hal
yang memberikan stresor pada pasien tersebut.
5. Meningkatkan kekebalan stress, Menurut Dadang
Hawari ada beberapa pengelolaan terhadap stress,
yaitu:
a. Olah raga
Dengan olah raga yang teratur minimal 2 kali seminggu
, tubuh ini dapat lebih bugar, dan lebih sehat sehingga
mental dan kekebalan tubuh dapat lebih meningkat.
b. Rekreasi
Rekreasi dapat membebaskan diri dari kejenuhan
pekerjaan atau kehidupan yang monoton amat baik
memulihkan ketahanan fisik dan mental, rekreasi dapat
dilakukan bersama pasangan kita, agar hubungan bisa
selalu mesra, dan juga rekreasi bersama anak sehingga
sarana komunikasi diantara anggota keluarga bisa
berjalan efekif, mempererat hubungan psikososial
diantara anggota keluarga.
c Kasih sayang
Perhatian kita terhadap anak , istri atau suami, hubungan
harmonis yang terus terjaga akan memberi ketentraman batin
dan kedamaian, menurut Hawari, penelitian menunjukan
bahwa 80 % stress disebabkan oleh adanya masalah dalam
hubungan antara suami-istri, dan merupakan faktor dominan
bagi menurunnya daya tahan atau kekebalan seseorang
terhadap stress.
d. Sosial ekonomi
Pengelolaan keuangan yang baik tidak akan memberi
dampak stress, apalagi bila tidak dapat mengatur
pengeluaran yang lebih besar pasak dari pada tiang, atau
mengejar status tampa melihat kemampuan dan penghasilan.
e. Rokok
Menurut Hawari , penelitian membuktikan bahwa jangan
merokok lebih dari 10 batang sehari, lebih dari itu tubuh tidak
akan mampu menetralisir efek negatif rokok, tapi yang lebih
baik tidak merokok. Tiap satu batang rokok usia diperpendek
12 menit.
f. Pergaulan/Silaturahmi
Manusia tidak dapat hidup tampa manusia lain karena
manusia adalah mahluk sosial yang memerlukan teman,
sahabat, tempat bertukar pikiran, tetangga adalah
saudara terdekat, hubungan yang terjalin baik dan
harmonis dengan orang lain membuat hidup kita jadi
lebih berarti.
g. Tidur
Tidur yang teratur 7-8 jam sehari amat baik untuk
memulihkan segala keletihan fisik dan mental. Bila kita
kurang tidur, maka daya tahan tubuh akan turun, badan
tidak bugar, pekerjaan jadi tidak lancar. Maka kekebalan
tubuh kita terhadap stress akan berkurang
h. Makanan
Makan yang seimbang dan teratur, tidak berlebihan maupun
kekurangan, memberi dampak bagi kesehatan fisik dan
kekebalan tubuh .
i. Waktu
Pengelolaan waktu yang baik, apakah lebih banyak
menghabiskan waktu menonton TV, kurang membaca buku
untuk menambah ilmu pengetahuan, sehingga waktu
terbuang percuma.
j. Agama
Seperti yang telah dijelaskan diatas, penghayatan agama
yang baik akan memberikan dampak terhadap bagaimana
kita memaknai hidup ini. Kemantapan beragama membawa
kita kepada ketenangan hidup kita.
MANUSIA DALAM AL’QURAN
MANUSIA khalifah dibumi (QS.2:30), dan di ciptakan Allah
bukan untuk main-main (QS.23:115), melainkan untuk
mengembangkan amanah (QS.33:72) dan untuk beribadah
kepadaNya (QS.51:56) serta selalu menegakkan kebajikan
sekaligus menghilangkan keburukan (QS.3:110) dengan segala
tanggung jawab (QS.75:36),
Keistimewaan lain manusia adalah memiliki kebebasan luas
untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya atau serendah-
rendahnya (QS.91:7-10), bahkan agama pun tidak dipaksakan
kepadanya (QS.2:256). (Bastaman,1995:56).
KELEMAHAN MANUSIA
Namun manusia pun dilengkapi dengan
banyak kelemahan seperti ketergesah-
gesahan (QS.17:11), pembantah (QS.18:54),
melampaui batas (QS.10:12), Kikir
(QS.70:19), mudah putus asa (QS.41:49),
selalu berkeluh kesah (QS.70:20), ingkar
(QS.80:17), tidak mau bersyukur (QS.100:6),
mudah lalai setelah mendapat nikmat
(QS.17:83) Walaupun demikian fitrah
manusia adalah suci dan beriman (QS.7:72).
(Bastaman,1995:56)
KEIMANAN
Kecenderungan terhadap agama adalah sikap
dasarnya (QS.30:30), Dalam keadaan sadar
ataupun tak sadar manusia selalu merindukan
Allah (QS.39:8; S.39:49), taat, khusuk, tawakal
dan tidak ingkar (QS. 17:66-69), terutama bila
sedang mengalami malapetaka dan kesulitan
hebat (QS.31:32, S.17:66). (Bastaman,1995:56).
Menurut Harun Nasution, manusia tersusun dari unsur
materi dan imateri, jasmani dan Rohani, Tubuh
manusia yang berasal dari tanah dan ruh atau jiwa
berasal dari substansi imateri di alam gaib. Tubuh
pada akhirnya akan kembali menjadi tanah atau jiwa
akan pulang ke alam Gaib. Dalam Ruh atau jiwa ada
yang disebut al-Nafs mempunyai dua daya, daya pikir
yang disebut akal yang berpusat di kepala dan daya
rasa yang berpusat dikalbu yang berpusat di dada.
Daya rasa yang berpusat didada dipertajam dengan
ibadah (shalat, puasa, haji, zakat), karena intisari dari
semua ibadah dalam islam adalah mendekatkan diri
kepada Tuhan yang maha Suci. Yang maha Suci
hanya dapat didekatkan oleh ruh yang suci..(Nasution,
1996:37-38)
Ibadah adalah latihan menyucikan ruh atau jiwa. Makin banyak
seseorang beribadah secara iklash, makin suci pula jiwa dan
ruhnya. Daya pikir atau akal berpusat dikepala dalam sejarah
islam diperkuat oleh dorongan ayat-ayat kauniah. Nasution
menambahkan jadi manusia menurut ajaran Islam, tersusun
dari unsur materi, yaitu tubuh yang mempunyai hayat dan
unsur imateri yaitu roh yang mempunyai dua daya, daya rasa di
dada dan daya pikir dikepala. Daya rasa, jika diasah dengan
baik, mempertajam hari nurani dan daya pikir, jika dilatih,
mempertajam penalaran.(Nasution, 1996:37-38)
Dalam konteks keislaman ada empat istilah yang digunakan untuk
menyebutkan jiwa , yaitu (1) Hati, (2) Ruh, (3) Nafs, dan (4) Akal, Al-Ghazali
memberikan batasan mengenai empat tersebut diatas (Sholeh,2006:124):
a. Hati mempunyai dua pengertian, yaitu : (a)Segumpal daging sanubari
yang terletak disebelah kiri dada bersifat material; (b)Bersifat im-material
merupakan rasa rohaniah yang halus yang berkaitan dengan hati jasmani
b. Ruh juga mempunyai dua makna, yaitu : (a) Jism atau jasad halus yang
bersumber dari rongga hati jasmani, ia beredar keseluruh bagian tubuh; (b)
Sesuatu yang halus yang tahu dan mengerti
c. Nafsu mempunyai dua makna , yaitu : (a) Cakupan makna dari kekuatan
amarah dan syahwat yang bersifat material; (b) Sesuatu yang halus, yang
merupakan hakikat manusia yang bersifat im-material
d. Akal mempunyai dua makna juga, yaitu: (a) Ilmu tentang hakikat segala
sesuatu, yang merupakan sifat dari ilmu yang bertempat dalam hati; (b)
Sesuatu yang halus, yang merupakan hakikat manusia yang bersifat im-
material.
Tinjauan Pengamalan Ibadah Dalam Kajian Islam
dan Kedokteran
1. Puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress, Dr Sabah al-Baqir dan
kawan-kawan dari Falkutas kedokteran Universitas King Saud.yang melakukan studi
terhadap hormon prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang
berpuasa sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada
level kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan
bukanlah pekerjaan yang memberatkan, dan tidak mengakibatkan tekanan mental
maupun saraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi pada perbedaan
waktu saja, bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi pada
jam 16.00. sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul
21.00 dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin
meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan ramadhan pukul 21.00, menurun
sampai batas terendah pukul 16.00. Sedang Kortisol pada hari biasa mencapai
puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan
Ramadhan tidak ada perubahan berarti
Hasil pengolahan data uji coba instrumen penelitian baik validitas maupun
realibitas dengan menggunakan program SPSS selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran (realibity).
Deskripsi Data
Penyesuaian diri
SARAN
1. Untuk meningkatkan Pencegahan kita terhadap gangguan Psikosomatik
maka kita harus meningkatkan motivasi ibadah kita, motivasi ibadah yang
tinggi akan meningkatkan pencegahan gangguan psikosomatik secara
signifikan, Ibadah yang dilakukan dengan motivasi yang baik akan
menyeimbangkan hormonal tubuh, yang biasanya keluar pada saat tubuh
mengalami stress. Pengamalan ibadah yang dibarengi dengan motivasi
ibadah yang tinggi, dapat dijadikan salah satu alternatif sebagai psikoterapi
suportif yang dapat mestabilkan hormon stress yang biasanya terpicu dalam
jumlah banyak ketika stresor yang datang bertubi-tubi dan menyebabkan
gejala-gejala psikosomatik. Sebelum gejala tersebut berkepanjangan, pasien
di motivasi untuk mempertinggi ibadahnya sehingga selain diberikan
pengobatan somatoterapi, juga kita memberi beberapa tuntunan Ibadah
seperti menjalankan solat 5 waktu tepat waktu, solat tahajud pada sepertiga
malam terakhir, puasa sunah , zikir dan sodaqah. Nasehat secara verbal
dapat memberi support kepada pasien agar dapat menjalankan hidup ini
lebih rileks dan memperbanyak Ibadah secara Iklash.
2. Tidak hanya ibadah saja yang kita tingkatkan tapi juga kekebalan stress
kita, antara lain dengan melaksanakan olah raga yang teratur, tidur 7-8 jam
sehari yang teratur, kita pupuk kasih sayang dalam keluarga, cukup
memperoleh makanan yang berimbang, mengurangi kebiasaan rokok.
Mengatur pengeluaran yang pemasukan kita, menjalankan ibadah sebaik
mungkin. Mempunyai teman atau sahabat yang baik , meluangkan waktu
untuk berekreasi bersama keluarga, meluangkan waktu untuk menenangkan
diri. Menjaga silaturahmi dengan keluarga dan tetangga. Mengatur waktu
dengan efektif dan efisien. Dengan demikian kekebalan stress kita akan
baik, dengan meningkatnya kekebalan kita terhadap stress, maka akan
meningkatkan pencegahan kita terhadap gangguan psikosomatik.
3. Seseorang juga harus mampu mengelola stressnya dengan baik. Strategi
pengelolaan stress memang tergantung pada kebiasaan standar budaya
dimana ia dibesarkan, kepribadian yang terbentuk sejak kecil, tingkat
kognitif seseorang untuk mengatasi stressnya.
TEST DIRI
BAGAIMANA MOTIVASI IBADAH
SAYA?
SEBERAPA BESAR KEKEBALAN
STRESS SAYA?
APAKAH SAYA MENDERITA
PSIKOSOMATIK?
Nilai Psikosomatik : 56 - 95