You are on page 1of 5

ANALISA BAHAN TERHADAP ASAM BASA

I. TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini, kita dapat mengenal sifat-sifat bahan terhadap asam dan basa. II. PERINCIAN KERJA

Menganalisa sifat-sifat suatu bahan terhadap NaOH 30 % , KOH 30 %, NH3


(amoniak) 25%.

Menganalisa sifat-sifat suatu bahan terhadap H2SO4 98 %, HCl 37%, asam


asetat. III. ALAT DAN BAHAN A. ALAT YANG DIPAKAI

Tabung reaksi Rak tabung reaksi

20 Buah 1 Buah

Selang karet Kaca mata Labu semprot Sarung tangan

1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah

Tutup tabung reaksi 20 buah Gelas kimia 250 Ml Pengaduk kaca


3 Buah 2 Buah

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN

NaOH 30 % KOH 30 % Amoniak 25% H2SO4 98% HCl 37% Asam asetat

Kain Kayu Karet busa Aluminium Baja Daging Sapi

IV. DASAR TEORI Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dahulu.Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu Juga sudah lama diketahui bahwa Asam dan Basa saling menetralkan. Sejak berabad abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutan airnya. Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin,seperti sabun). Namun demikian, tidak dianjurkan mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi, hal itu bisa berbahaya. Kita dapat mengenali asam dan basa dengan menggunakan indikator asam basa, misalnya lakmus merah dan lakmus biru, serta metil merah dan metil biru, kertas . Untuk menjelaskan penyebab sifat asam dan basa, sejarah perkembangan ilmu kimia mencatat berbagai teori. Pada tahun 1777, Lavoisier mengemukakan bahwa asam mengandung oksigen. Unsur itu yang dianggap bertanggung jawab atas sifat sifat asam. Namun pada tahun 1810 ,Humphrey Davy menemukan bahwa asam hidrogen klorida tidak mengandung oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen yang merupakan unsur dasar dari setiap asam. Kemudian pada tahun 1814, Gay Lussac menyimpulkan bahwa asam adalah zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain. Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+ sedangkan basa melepaskan ion OH.

Jadi ,pembawa sifat asam adalah ion H+ sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH -, dimana jika Asam direaksikan dengan Basa akan menghasilkan Garam mineral dan Air.

V. CARA KERJA

Dimasukkan secara terpisah ke dalam tabung reaksi sedikit bahan dan sekerat
daging,

Lalu ditambahkan secukupnya larutan basa ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel,

Amati perubahan yang terjadi dan dicatat sebagai hasil pengamatan, Diulangi percobaan diatas dengan mengganti larutan Basa dengan larutan Asam
dengan menggunakan bahan yang sama dan cara kerja yang sama. Catatan : Hati-hati bekerja dengan asam pekat dan basa pekat. Gunakan kaca mata selama bekerja serta gunakan sarung tangan ketika memipet atau menuang larutan.

VI. DATA PENGAMATAN

BASA KOH 30 % Basa kuat Tidak ada perubahan Ada Perubahan Warna Coklat Muda Tidak ada perubahan Bereaksi dan Larut, Ada gelembung gas Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Amoniak Basa Lemah Tidak ada perubahan Ada Perubahan Warna Coklat Muda Tidak ada perubahan Bereaksi dan Larut, Ada gelembung gas Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan

Zat Sifat zat Katun

NaOH 30 % Basa kuat Tidak ada perubahan Ada Perubahan Kayu Warna Coklat Muda Karet busa Tidak ada perubahan Bereaksi dan Larut, Aluminium Ada gelembung gas Baja Tidak ada perubahan Daging Tidak ada perubahan

ASAM H2SO4 98 % Asam Kuat Bereaksi dan Larut, Warna Kuning Muda Bereaksi seluruhnya, Warna Coklat Tua Bereaksi dan Hancur, Warna Merah Maron HCl 37 % Asam Kuat Tidak ada perubahan Bereaksi dan Larut, Warna Kuning Pucat Tidak ada perubahan Bereaksi, Ada gelembung gas Bereaksi, Ada gelembung gas Tidak ada perubahan Asam Asetat Asam Lemah Tidak ada perubahan Bereaksi, Warna Coklat Muda Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan

Zat Sifat zat Katun Kayu Karet busa

Aluminium Tidak ada perubahan Baja Daging Tidak ada perubahan Bereaksi dan Hancur, Warna Coklat Muda

VII. PEMBAHASAN

Dari ketiga jenis Basa yang kami pergunakan (NaOH, KOH, Amoniak), ternyata hasil yang kami peroleh semuanya sama. Dari ketiga jenis Asam yang kami pergunakan (H 2SO4, HCL, CH3COOH), tenyata H2SO4 jenis asam yang paling keras, dimana asam ini dapat merusak semua jenis bahan yang dipergunakan (Kecuali : Al dan Baja). Dan Asam Asetat hanya mampu bereaksi dengan kayu saja

Hasil yang diperoleh dari penambahan H2SO4 kedalam baja yaitu tidak ada perubahan, tetapi dilihat dalam kenyataan sehari bahwa asam itu dapat

mempercepat terjadinya korosi atau kerusakan pada material logam. Hal ini kami tidak sesuai dengan data pengamatan yang kami tulis, karena mungkin terjadi perubahan tetapi sedikit sekali yang tidak biasa kami amati apakah ini terjadi perubahan atau tidak.

Ternyata basa lebih relatif aman jika dibandingkan dengan asam.

VIII. KESIMPULAN

Asam (H2SO4, HCL) jauh lebih berbahaya jika terkena kulit bila dibandingkan
dengan basa (NaOH, KOH, NH3).

Material bahan sintetis (tekstil) lebih sukar bereaksi (apalagi larut) dalam basa,
tetapi beda halya jika terkena asam IX. DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael, 2000, Kimia 2000 untuk SMU kelas 2, Jakarta, Erlangga Emil J. Slowinski, Chemical Principles in Laboratory with Qualitative Analysis ,
Holt-Saunders Internasional Editions, Japan, 1983.

You might also like