You are on page 1of 13

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya

suatu wabah penyakit. Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. 7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah : Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak adaatau tidak dikenalpada suatu daerah. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktudalam jam,hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan denganperiodesebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkankenaikan duakali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlahper bulan dalam tahunsebelumnya. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahunmenunjukkankenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)kurun waktutertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan denganangka kematian kasus suatu penyakit periodesebelumnya dalam kurun waktu yang sama. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Penggolongan KLB berdasarkan sumber 1. 2. 3. 4. 5. Sumber dari manusia : jalan nafas, tenggorokan, tinja, tangan, urine, dan muntahan. Seperti : Salmonella, Shigela, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus Hepatitis. Sumber dari kegiatan manusia : penyemprotan (penyemprotan pestisida), pencemaran lingkungan,penangkapan ikan dengan racun, toxin biologis dan kimia. Sumber dari binatang : binatang piaraan, ikan dan binatang pengerat. Sumber dari serangga : lalat (pada makanan) dan kecoa. Misalnya : Salmonella, Staphylococus, Streptoccocus. Sumber dari udara, air, makanan atau minuman (keracunan). Dari udara, misalnya Staphylococus, Streptoccocus, Virus, Pencemaran Udara. Pada air, misalnya Vibrio cholerae, Salmonella. Sedangkan pada makanan, misalnya keracunan singkong, jamur, makan dalam kaleng

PENYAKIT-PENYAKIT BERPOTENSI KLB/WABAH 1. 2. Penyakit Karantina/penyakit wabah penting: Kholera, Pes, Yellow Fever Penyakit potensi wabah/KLB yng menjalar dalam waktu cepat/mempunyai mortalitas tinggi & penyakit yang masuk program eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan segera : DHF, Campak, Rabies, Tetanus neonatorum, Diare, Pertusis, Poliomyelitis. Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting : Malaria, Frambosia, Influenza, Anthrax, Hepatitis, Typhus abdominalis, Meningitis, Keracunan, Encephalitis, Tetanus.

3.

4.

Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah dan atau KLB, tetapi masuk program : Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis, Gonorrhoe, Filariasis, dll

JENIS PELAPORAN KLB : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Laporan kewaspadaan Laporan Kejadian Luar Biasa/Wabah (W1) Laporan Penyelidikan KLB & Rencana Penanggulangan KLB Laporan Penanggulangan KLB Laporan mingguan Wabah (W2) Laporan bulanan KLB (LB-KLB)

SISTEM PELAPORANNYA 1. 2. 3. 4. Penyakit yang masuk KLB/Wabah dilaporkan dalam laporan 24 jam (W1) Kelompok 1 & 2 : walau tidak KLB/wabah dilaporkan mingguan (W2) Kelompok 1, 2, 3 & 4 : dilaporkan bulanan dalam LB1 Kelompok 3 : apabila ada KLB/wabah dilaporkan mingguan (W2), sesudah selesai KLB/Wabah masuk laporan bulanan

LAPORAN KEWASPADAAN (dilaporkan 24 jam) 1. 2. Merupakan laporan adanya penderita/tersangka yang dapat atau berpotensi menimbulkan wabah. Yang harus melaporkan : Orang tua, orang dewasa yang serumah, KK, RT, RW, Kepala dusun Dokter, Nakes yang memeriksa, dokter hewan yang memeriksa hewan tersangka Nahkoda, Pilot Ka stasiun, Ka terminal, Ka Asrama, Kasek, Pimpinan perusahaan, Ka unit Kesehatan pemerintah/swasta

KETENTUAN PENYAMPAIAN LAPORAN Kewaspadaan 1. Masyarakat segera (maksimum 24 jam) melapor kepada Ketua RT/RW/Kepala Dusun dan atau Petugas kesehatan/Putu, apabila di sekitarnya ada kasus penyakit (penderita/ tersangka), secara lisan atau tertulis Petugas Kesehatan/Pustu/Ketua RT/RW/Kepala Dusun segera (maksimum 24 jam) melaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Desa/Lurah

2.

3.

Kepala Puskesmas segera (maksimum 24 jam) melakukan penyelidikan epidemiologi dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Isi laporan : Nama-nama penderita yang meninggal, golongan umur, tempat dan alamat kejadian, waktu kejadian, jumlah penderita meninggal.

4.

LAPORAN KLB (W1) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dibuat oleh Unit kesehatan (Puskesmas, Dinkes Kabupaten/kota, Dinkes Propinsi) Merupakan peringatan dini adanya KLB Azas : dini, cepat, dapat dipercaya, bertanggung jawab Lisan atau tertulis Harus Diikuti laporan hasil penyelidikan & rencana penanggulangan KLB Menggunakan format WI (untuk 1 penyakit), isi : Nama daerah KLB (desa, Kecamatan, Kab/Kota, Puskesmas) Jumlah penderita & meninggal saat laporan Nama penyakit (tersangka) + gejala umum Langkah-langkah yang sedang dilakukan Alur Laporan KLB (W1) 1. 2. Puskesmas segera ( maksimum 24 jam), melaporkan KLB kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota segera ( maksimum 24 jam), melaporkan KLB kepada Bupati/Walikota dan Dinas Kesehatan Propinsi Dinas Kesehatan Propinsi segera ( maksimum 24 jam), melaporkan KLB kepada Gubernur dan Departemen Kesehatan cq. Direktorat SEPIM & KESMA LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB & RENCANA PENANGGULANGANNYA 1. 2. 3. 4. Dibuat segera setelah W1 Kewaspadaan bagi penerima & rencana pemberian dukungan Bahan penjelasan kepada masyarakat bagi Pemerintah Laporan ini diikuti dengan laporan berkala perkembangan KLB, isinya sama tetapi disesuaikan dengan keadaan terakhir ISI LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB & RENCANA PENANGGULANGANNYA

3.

1. 2. 3.

Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu Daerah yang terkena : desa, kecamatan, kabupaten/kota, Penjelasan diagnosis penyebab,sumber penularan dan laboratorium Waktu mulai KLB dan keadaan saat penyelidikan Kelompok penduduk terserang beserta jumlah kesakitan & Case Fatality Rate) Keadaan yang memperberat ( gizi,musim,banjir ) Upaya yang sedang dan akan dilakukan Jenis dan jumlah bantuan yang diperlukan Tim penyelidikan kematian (kurva epidemiologi, Attack Rate, Puskesmas pencemaran yang sudah diidentifikasi, bukti

4. 5.

6. 7. 8. 9.

10. Tanggal penyelidikan. LAPORAN PENANGGULANGAN KLB TATA CARA DAN KEGUNAAN : Dibuat setelah KLB berakhir, oleh Dinkes Kab/Kota Berguna untuk : Menjelaskan data epidemiologi KLB Untuk merumuskan kebijakan & rencana kerja program penanggulangan Sumber daya yang telah digunakan Kemungkinan KLB lanjutan/di masa mendatang Kemungkinan penyebaran ke daerah lain.

ISI LAPORAN PENANGGULANGAN KLB 1. 2. 3. Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu Daerah yang terkena : desa, kecamatan, kabupaten/ kota, Puskesmas Penjelasan diagnosis penyebab, sumber penularan dan pencemaran yang sudah diidentifikasi, bukti laboratorium Waktu mulai KLB & berakhir (periode KLB) Kelompok penduduk terserang beserta jumlah kesakitan & kematian (kurva epidemiologi, Attack Rate, Case Fatality Rate) Keadaan yang memperberat (gizi,musim,banjir)

4. 5.

6.

7. 8. 9.

Upaya yang telah dilakukan Upaya pencegahan & kesiapsiagaan terhadap KLB di masa Tim penanggulangan KLB mendatang

10. Tanggal pembuatan laporan. LAPORAN MINGGUAN WABAH ( W2 ) Merupakan bagian dari SKD KLB yang dilaksanakan oleh unit kesehatan terdepan ( puskesmas ) Isi : kelompok 1 & 2 + potensial KLB lokal Sumber data : data rawat jalan dan inap pustu, puskesmas, rumah sakit dengan kelengkapan dan ketepatan > 80 % per tahun Sebaiknya laporan masyarakat dengan kelengkapan rendah tidak dimasukkan dalam W2 Berdasarkan laporan ini Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota membuat kurva mingguan Pelaksana ; Puskesmas

LAPORAN BULANAN KLB ISI : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama KLB Lokasi KLB : Desa, Kecamatan/puskesmas, Kabupaten/ Kota Tanggal mulai dan berakhirnya KLB (periode serangan) Jumlah kasus dan kematian Populasi rawan Keterangan lain : data laboratorium

Penanggulangan KLB Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menangani penderita, mencegah perluasan KLB, mencegah timbulnya penderita atau kematian baru pada suatu KLB yang sedang terjadi. Penanggulangan KLB dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.

Langkah-Langkah Penanggulangan KLB A.Langkah 1 (Persiapan Investigasi di Lapangan) B.Langkah 2 (Menentukan dan memastikan adanya wabah). C.Langkah 3 (Memastikan Diagnosis) D.Langkah 5 ( Melakukan epidemiologi deskriftif) E.Langkah 6 (Kembangkan Hipotesa) F.Langkah 7 (Kembangkan Hipotesa). G.Langkah 8 (Studi tamb ahan) H.Langkah 9 (Memperbaiki hipotesa dan mengadakan penelitian tambahan). I.Langkah 10 (Data tambahan) J.Langkah 11 (Penelitian T ambahan). K.Langkah 12 ( melaksanakan pengendalian dan pencegahan) L.Langkah 13 (Menyampaikan hasil penyelidikan). M.Langkah 14 (Menidaklanjuti rekomendasi). N.Langkah 15 (Sebarluaskan).

Penanggulangan KLB Adapun bilamana terjadi suatu kasus kejadian luar biasa maka 1 P u s k e s m a s a . P e t u g a s p u s k e s m a s s e t e l a h m e n e r i m a l a p o r a n a t a u i n f o r m a s i d a r i masyarakat, r s , d l l , s e g e r a m e l a k u k a n p e n g e c e k a n k e l a p a n g a n tentang kebenaran berita kasus. b.Memberikan pertolongan berupa pengobatan kepada penderita, dan bila diperlukan mengirim penderita ke unit pel ayanan kesehatanyang lebih tinggi untuk referal sistem (rumah sakit). c.Mengambil contoh specimen yang diduga sebagai penyebab kasus. d.Mengirim contoh specimen ke dinas kesehatan kab/kota. e . M e l a p o r k a n a d a n y a k e j a d i a n t e r s e b u t k e d i n a s k e s e h a t a n k a b / k o t a segera (menggunakan telepon, fax, form w1, sms, dan e-mail) f.Memberikan penyuluhan kepada masyarakat. g . B e r g a b u n g d e n g a n t i m k l b d i n a s k e s e h a t a n k a b / k o t a m e l a k u k a n kajian penyelidikan epidemiologi. 2Dinas kesehatan kab/kota a . S e g e r a m e l a k u k a n k o o r d i n a s i d a n p e m b a h a s a n t e n t a n g k a s u s y a n g terjadi. b.Segera meneruskan contoh spesimen yang diduga sebagai penyebabkasus ke bbtklpm/blk/lab. Lain yang ditunjuk dengan menggunakanformulir pengiriman sampel. c.Melakukan pengecekan ke lokasi, dan memoni tor kejadian. d . M e l a k u k a n t i n d a k a n i n v e s t i g a s i / p e n y i d i k a n e p i d e m i o l o g i . Investi gasi diarahkan pada : Attack rate Relatif risk Penjelasan lokasi Penjelasan waktu e . S e g e r a m e l a p o r k a n k e j a d i a n k e b u p a t i / w a l i k o t a d e n g a n t e m b u s a n k e dinas kesehatan propinsi, dan ditjen ppm & pl, dengan menggunakantelepon, fax, form w1, sms, e-mail. f.Kepala dinas kesehatan kab/kota memberikan keterangan/ penjelasankepada publik/ masyara kat tentang kasus yang terjadi, berdasarkanh a s i l s e m e n t a r a d a r i k e g i a t a n p e n y e l i d i k a n e p i d e m i o l o g i t i m surveilans yangada. 3Dinas kesehatan propinsi a . P e t u g a s k e s e h a t a n p r o p i n s i y a n g b e r t a n g g u n g j a w a b t e r h a d a p program dan surveilans setelah mendapat laporan/ informasi segeramelakukan koordinasi dan evaluasi pelaporan dari dinkes kab/kota. b.Memberi bimbingan teknis dalam menyusun rencana pencegahan, penyelidikan dan penanggulangan.

c.B ila dia ng ga p perlu, me mba ntu din kes ka b/ko ta da la m penyelidikane p i d e m i o l o g i k a s u s d i d a e r a h n y a d a n k o o r d i n a s i d e n g a n laboratorium yang ada dipropinsi. 4 P u s a t a . P e t u g a s p u s a t d a n s u b d i t s u r v e i l a n s s e t e l a h m e n d a p a t l a p o r a n / i n f o r m a s i s e g e r a m e l a k u k a n k o o r d i n a s i d a n e v a l u a s i pelaporan dari dinas kesehatan propinsi dan kab/kota. b.Memberi arahan dan bimbingan teknis dalam menyusun rencana pencegahan, penyelidikan dan penanggulangan kasus. c . M e m a n t a u p e r k e m b a n g a n d a n t i n d a k l a n j u t d a l a m k a s u s d i d a e r a h dan koordinasi

5Pasca kejadian luar biasa sangat perlu untuk dilakukan : a . P e l a t i h a n -Pelatihan asisten epidemiologi lapangan (pael) yang diikuti oleh petugas dinas kesehatan propinsi, kab/kota. -Hazard analisys critical control point (haccp). -Pelatihan/kursus hygiene sanitasi lingkungan. b.Pembelian alat U n t u k m e n u n j a n g p e n a n g g u l a n g a n k a s u s d i p e r l u k a n peralatan pengambilan dan pe meriksaan sampel dan specimen bagiBBTKLPM, KKP dan dinas kesehatan. c.Menyusun pedoman dan peraturan U n t u k m e n d u k u n g k e g i a t a n y a n g d i l a k s a n a k a n d a l a m menunjang investiga s i k a s u s , m a k a s a n g a t d i p e r l u k a n a d a n y a pedoman dan peraturan

Penyidikan KLB Penyidikan KLB (Kejadian Luar Biasa) Dilaksanakan pada saat pertama kali mendapatkan informasi adanya KLB atau dugaan KLB. Penyelidikan perkembangan KLB atau penyelidikan KLB lanjutan. Penyelidikan KLB untuk mendapatkan data epidemiologi KLB atau penelitian lainnya yang dilaksanakan sesudah KLB berakhir. Tujuan umum Penyidikan KLB yaitu mencegah meluasnya kejadian (penanggulangan) dan mencegah terulangnya KLB dimasa yang akan datang (pengendalian). Sedangkan tujuan khusus Penyidikan KLB yaitu diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit, memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB, mengidentifikasi sumber dan cara penularan, mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB, dan mengidentifikasi populasi yang rentan atau daerah yang beresiko akan terjadi KLB. Langkah-langkah Penyidikan KLB :

Persiapan penelitian lapangan. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB. Memastikan diagnosis Etiologis. Mengidentifikasi dan menghitung kasus atau paparan. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan). Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran. Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB. Merencanakan penelitian lain yang sistematis. Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan. Menetapkan sistem penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikan. Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepala sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

Penetapan KLB Penetapan KLB dilakukan dengan membandingkan insidensi penyakit yang tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik), pada populasi yang dianggap berisiko, pada tempat dan waktu tertentu. Dalam membandingkan insidensi penyakit berdasarkan waktu harus diingat bahwa beberapa penyakit dalam keadaan biasa (endemis) dapat bervariasi menurut waktu (pola temporal penyakit).

Laporan Kewaspadaan Laporan kewaspadaan adalah laporan adanya penderita atau tersangka penderita. Isi laporan kewaspadaan meliputi nama penderita atau yang meninggal, golongan umur, tempat atau alamat kejadian, waktu kejadian, dan jumlah yang sakit atau meninggal. Laporan kewaspadaan disampaikan oleh : Orang tua penderita atau tersangka penderita, orang dewasa yang tinggal serumah dengan penderita, orang dewasa yang tinggal serumah dengan penderita atau tersangka penderita, kepala keluarga, ketua rukun tetangga, ketua rukun warga atau rukun kampung atau kepala dukuh. Dokter atau petugas kesehatan yang memeriksa penderita, dokter hewan yang memeriksa hewan tersangka. Kepala stasiun Kereta Api, kepala asrama, kepala sekolah, dan pimpinan perusahaan. Nahkoda kendaraan air atau udara.

Penanggulangan KLB

Upaya penanggulangan KLB Penyelidikan epidemilogis. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina. Pencegahan dan pengendalian. Pemusnahan penyebab penyakit.

Penanganan jenazah akibat wabah. Penyuluhan kepada masyarakat. Upaya penanggulangan lainnya.

Indikator keberhasilan penanggulangan KLB Menurunnya frekuensi KLB. Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB. Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB. Memendeknya periode KLB. Menyempitnya penyebarluasan wilayah KLB.

Tim penanggulangan KLB Terdiri dari multi disiplin atau multi lintas sektor, bekerjasama dalam penanggulangan KLB.Salah satu anggota tim kesehatan adalah perawat (sebagai anggota masyarakat maupun sebagai petugas disarana kesehatan).Perawat dapat terlibat langsung di Puskesmas atau Rumah sakit.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah. 1. Masa pra KLB Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya : Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistic Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat Memperbaiki kerja laboratorium Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

Tim Gerak Cepat (TGC) : Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Pengendalian KLB Tindakan pengendalian KLB meliputi pencegahan terjadinya KLB pada populasi, tempat dan waktu yang berisiko (Bres, 1986). Dengan demikian untuk pengendalian KLB selain diketahuinya etiologi, sumber dan cara penularan penyakit masih diperlukan informasi lain. Informasi tersebut meliputi : Keadaan penyebab KLB Kecenderungan jangka panjang penyakit Daerah yang berisiko untuk terjadi KLB (tempat) Populasi yang berisiko (orang, keadaan imunitas)

Penyusunan laporan KLB Hasil penyelidikan epidemiologi hendaknya dilaporkan kepada pihak yang berwenang baik secara lisan maupun secara tertulis. Laporan secara lisan kepada instansi kesehatan setempat berguna agar tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB yang disarankan dapat dilaksanakan. Laporan tertulis diperlukan diperlukan agar pengalaman dan hasil penyelidikan epidemiologi dapat dipergunakan untuk merancang dan mereapkan teknik-teknik sistim surveilans yang lebih baik atau dipergunakan untuk memperbaiki program kesehatan serta dapat dipergunakan untuk penanggulangan atau pengendalian KLB.

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI : Adalah kegiatan pengumpulan data tentang distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian/ peristiwa kesakitan, kematian,dan kesehatan lainnya pada kelompok penduduk tertentu untuk kemudian dilakukan pengolahan, analisis, dan penyebarluasan, yang dilakukan secara terus menerus untuk kepentingan penanggulangannya. Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terusmenerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya (DCP2, 2008). Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit (Last, 2001). AKTIFITAS PENTING SURVAILANS : a. Pengumpulan data epidemiologi secara sistematis. b. Pengolahan, analisa dan interpretasi data agar menghasilkan informasi epidemiologi. c. Penggunaan informasi untuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan atau peningkatan program dalam menyelesaikan masalah TUJUAN SURVEILANS Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus surveilans: (1) Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; (2) Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; (3) Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; (4) Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan; (5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; (6) Mengidentifikasi kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002).

SUMBER DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI 1. Sumber data utama surveilans epidemiologi : Laporan KLB/wabah dan hasil penyelidikan KLB. Data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya. Surveilans terpadu penyakit berbasis KLB. Sistem peringatan dini KLB di rumah sakit.

2. Sumber data lain : Data surveilans terpadu penyakit Data surveilans khusus penyakit berpotensi KLB. Data cakupan program. Data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian, meteorologi geofisika. Informasi masyarakat sebagai laporan kewaspadaan KLB. Data lain terkait. JENIS SURVEILANS Dikenal beberapa jenis surveilans: (1) Surveilans individu; (2) Surveilans penyakit; (3) Surveilans sindromik; (4) Surveilans Berbasis Laboratorium; (5) Surveilans terpadu; (6) Surveilans kesehatan masyarakat global.

MANAJEMEN SURVEILANS Surveilans mencakup dua fungsi manajemen: (1) fungsi inti; dan (2) fungsi pendukung. Fungsi inti (core activities) mencakup kegiatan surveilans dan langkah-langkah intervensi kesehatan masyarakat. Kegiatan surveilans mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan data, analisis data, konfirmasi epidemiologis maupun laboratoris, umpan-balik (feedback). Langkah intervensi kesehatan masyarakat mencakup respons segera (epidemic type response) dan respons terencana (management type response). Fungsi pendukung (support activities) mencakup pelatihan, supervisi, penyediaan sumber daya manusia dan laboratorium, manajemen sumber daya, dan komunikasi (WHO, 2001; McNabb et al., 2002). Hakikatnya tujuan surveilans adalah memandu intervensi kesehatan. Karena itu sifat dari masalah kesehatan masyarakat menentukan desain dan implementasi sistem surveilans. Sebagai contoh, jika tujuannya mencegah penyebaran penyakit infeksi akut, misalnya SARS, maka manajer program kesehatan perlu melakukan intervensi kesehatan dengan segera. Karena itu dibutuhkan suatu sistem surveilans yang dapat memberikan informasi peringatan dini dari klinik dan laboratorium. Sebaliknya penyakit kronis dan perilaku terkait kesehatan, seperti kebiasaan merokok, berubah dengan lebih lambat. Para manajer program kesehatan hanya perlu memonitor perubahanperubahan sekali setahun atau lebih jarang dari itu. Sebagai contoh, sistem surveilans yang menilai dampak program pengendalian tuberkulosis mungkin hanya perlu memberikan informasi sekali setahun atau lima tahun, tergantung prevalensi. Informasi yang diperlukan bisa diperoleh dari survey rumah tangga., 2006).

SURVEILANCE a.Pengertian Surveilance Kegiatan yang diakukan secara rutin dan teratur berupa pencatatan lengkaphasil pengamatan tentang ada tidaknya kasus baru penyakit tertentu atau adanya peningkatan jumlah kasus baru untuk memantau perubahan yang terjadi pada penyakit yang mempunyai risiko menimbulkan wabah b.Kegunaan Surveilans Epidemiologi a.Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit. b.Untuk menentukan penyakit mana yang diperioritaskan untuk diobati ataudiberantas. c.Untuk mera mal kan terjadinya wabah. d . U n t u k m e n i l a i d a n m e m a n t a u p e l a k s a n a a n p r o g r a m p e m b e r a n t a s a n p e n y a k i t menular dan program-program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi, program gizi, dll.e . U n t u k m e n g e t a h u i j a n g k a u a n d a r i p e l a y a n a n k e s e h a t a n . c.Manfaat Surveilans Epidemiologi :a.Deteksi perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya b.Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit c.Identifikasi kelompok resiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat d . d.Identifikasi faktor resiko dan pe nyebab lainnyae. e.Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadif. f.Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemic g.Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologih .

h . M e m b e r i k a n i n f o r m a s i d a n d a t a d a s a r u n t u k p r o y e k s i k e b u t u h a n p e l a y a n a n kesehatan dimasa depan i . M e m b a n t u m e n e t a p k a n m a s a l a h k e s e h a t a n p r i o r i t a s d a n p r i o r i t a s s a s a r a n p r o g r a m pada tahap perencanaan Inti kegiatan surveilans pada akhirnya adalah bagaimana data yang sudah dikumpul,dianalisis, dan dilaporkan ke stakeholder atau pemegang kebijakan untuk ditindaklanjutidalam pembuatan program intervensi yang lebih baik untuk menyelesaikan masalahkesehatan di Indonesia. d.Unsur- Unsur Yang Terkait Dengan Surveilans Dalam pelaksanaannya program surveilans diperlukan berbagai unsur y ang salingterkait untuk menghasilkan data-data yang akurat, sederhana, teratur dan terencana.Unsur-unsur utama tersebut meliputi: a.collection atau yang disebut dengan pengumpulan data dan mencatatk ejadian-kejadian secara jelas, tepat, terpercaya, validitas dan sesuai dengantujuan surveilans yang direncanakan. b.Tabulasi/ pengelolaan data, data yang telah masuk tadi kemudian disusunsedemikian rupa dan sesederhana mungkin sehingga data-data tersebut dapatdianalisis dengan mudah, data tersebut dapat berbentuk grafik, tabel ataupun peta yang dapat memberikan penjelasan yang berarti c.Anali sis, d ata ya ng s ud ah d i o lah ke mud ia n d ianalisis se h i n g g a menimbulkan interpretasi agar dapat memberikan kejelasan kepadama s y a r a k a t d a n d a p a t d i s e b a r l u a s k a n a g a r i n f o r m a s i t e r s e b u t d a p a t dimanfaatkan sebagaimana mestinya d.Plaining atau perencanaan, setelah data diinfor masikan kepadapihak yangmembutuhkan, hasil informasi itu kemudian dibuat suatu perencanaan p rogram kesehatan untuk diemplementasikan ke masyarakat e.Evaluasi, merupakan tahapan penilaian hasil surveilans untuk mengetahuis a m p a i s e j a u h m a n a f u n g s i d a n k e e f e k t i f a s a n n y a d i l a p a n g a n d a n u n t u k menentukan kebijakan dan program yang baik selanjutnya. e.Langkah-Langkah Surveleince Pengumpulan data Pengumpulan data dapat dilakukan apabila jenis,sifat dan sumber datadiketahui sehingga memudahkan untuk langkah-langkah berikutnya: -Mencari data pada setiap anggota yang akan diamati atau di ukur. -Mencari data pada sebagian orang yang akan diamati atau di ukur dengan teknik sampel. Pengolahan Data -Editing yaitu memeriksa dan menyesuaikan data terlebih dahulu dengan rencana yang diinginkan. -Koding yaitu memberikan kode pada data yang telah diperoleh. - selecting yaitu memilih atau menyortir dengan cara mengelompokan data menurut jenis yang dikehendaki -Entry data yaitu memasukan data melalui komputerisasi dengan cara manual. -Cleaning yaitu membersihkan data apakah data sudah benar atau belum. -Mengeluarkan informasi yang diinginkan. Penyajian DataTerdiri dari 3 langkah yaitu : Suatu bentuk tulisan atau narasi, tabel atau gambar grafik yang merupakan hasil kompilasi dari pengolahan data. Tujuannya memberikan informasi dan memudahkan interpretasihasil analisis . Bentuk penyajian data dapat berupa tulisan atau narasi, tabel ataudaftar dan gambar atau grafik atau diagram. Secara garis besar ada 3 cara yang sering dipakai untuk penyajian data: a.Tekstuler atau kata-kata. b.Tabel atau tubuler c.Diagram atau grafik. Analisis atau interpretasiTujuan dari analisis dan interpretasi data yaitu :

Untuk mengetahui komponen komponen yang mempunyai sifat menonjol dan mepunyai nilai yang ekstrim. M e m b a n d i n g k a n a n t a r a k o m p o n e n d e n g a n m e n g g u n a k a n n i l a i ratio. Membandingkan antara komponen dengan keseluruhanmen gg u n a k a n n i l a i p r o p o r s i ( p r e s e n t a s e ) , k e m u d i a n menyimpulkannya.

Memyebarkan InformasiHasil analisa dan interpretasi data haru disebarluaskan pada unitunit yang berkepentingan agar dapat digunakan untuk perencanaan tindak lanjut. a . I n d i k a t o r a.Kelengkapan laporan b.Jumlah dan kualitas kajian epidemiologi dan rekomendasi c.Distribusi informasi epidemiologi lokal dan nasional d.Pemanfaatan informasi epidemiologi dalam manajemen pr ogram kesehatan e.Menurunnya KLB penyakit f . K a j i a n S K D ( E a r l y W a r n i n g S y s t e m / S i s t e m K e w a s p a d a a n D i n i ) p e n y a k i t meningkat. b.Jenis Data: a.Data kesakitan b.Data kematian c.Data demografi d.Data geografi e.Data llaboratorium f.Data kondisi llingkungan g.Data status gizi h.Data kondiisii pangan i.Data vektor dan reservoir j.Data dan iinformasi penting lainnya Analisis Data Surveilans Analisis dengan cara: a . U n i v a r i a t m e n g h i t u n g p r o p o r s i a t a u m e n g g u n a k a n s t a t i s t i k d e s k r i p t i f (misalnya mean, modus, Standar Deviasi-SD) b.Bivariat membuat tabel (kemudian menghitung proporsi) c.Grafik(analisis kecenderungan) d.Peta (analisis me nur ut te mpat dan wakt u) e.Analisis sebaiknya oleh tim f.Hasil: Informasi Epidemiolog

You might also like