You are on page 1of 62

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI APOTEK ZAHRA Tanggal 2 31 Januari 2013

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Praktek Kerja Lapangan DIII Farmasi Poitehnik Harapan Bersama Tegal

Pembimbing Praktek Kerja Lapangan Di Apotek Zahra

Pembimbing PKL 1

Pembimbing PKL 2

Rizky Febriyanti S.Farm.,Apt

Meikha Nurliani, S.Farm.,Apt

Direktur

Ketua Prodi Farmasi

Ir. Mc . Chambali, B.Eng.Ee

Heru Nurcahyo, S.farm. Apt

ii

MOTTO

1. Sebelum jauh jauh memperbaiki diri sendiri, Sebelum jauh jauh mencari segala solusi untuk segala masalah yang kita hadapi, nomor satu yang harus kita perbaiki adalah Sholat kita 2. Kejujuran Adalah Kunci utama dalam mencapai kesuksesan, baik dunia maupun akhirat . 3. Kasih sayang merupakan salah satu dorongan yang kuat untuk mencapai suatu hasil . 4. Untuk mencapai keberhasilan diperlukan adanya usaha dan doa .

iii

PERSEMBAHAN

Laporan PKL ini, penyusun persembahkan kepada : 1. Orang tua tercinta yang telah memberikan support dan motifasi baik mental, spiritual maupun doa . 2. Bapak Ir. Mc . Chambali, B.Eng.Ee selaku direktur Politeknik Harapan Bersama 3. Bapak Heru Nurcahyo,S.farm.,Apt selaku ketua Program Studi DIII Farmasi 4. Semua Bapak dan Ibu dosen yang kami hormati 5. Pemilik sarana Apotik dan Segenap karyawan-karyawan apotik Zahra yang telah membantu dan membimbing kami selama melakukan praktek kerja lapangan 6. Teman-teman sejawat, seangkatan semester III DIII Farmasi Politeknik Harapan bersama Tegal 7. Para kakak tingkat dan adik tingkat DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia, taufik, dan hidayah-NYA penyusunan Laporan Kerja Lapangan ( PKL ) dapat tersusun sebagaimana mestinya. Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dukungan serta keterlibatan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada Ibu Serta Ayah kami, Saudara, Sahabat, Teman-temanyang telah banyak membantu dalam proses penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan laporan PKL ini. Semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi kita semua. AMIEN.

Tegal , 31 Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... MOTTO ........................................................................................................... PERSEMBAHAN ............................................................................................ KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1.2 Tinjauan Umum Tentang Apotek ............................................. 1.3 Tinjauan Umum Praktik Kerja Lapangan ................................. 1.4 Persyaratan Apotek ................................................................. BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ZAHRA ....................................... 2.1 Sejarah Apotek Zahra .............................................................. 2.2 Struktur Organisasi Apotek Zahra ...................................... 2.3 Denah Lokasi Apotek Zahra ................................................. 2.4 Kegiatan Apotek ..................................................................... BAB III PELAKSANAAN ........................................................................... 3.1 Pengenalan Tempat .................................................................. 3.2 Administrasi ............................................................................ 3.3 Pelayanan ................................................................................. BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................

i ii iii iv v vi 1 1 5 7 11 15 15 18 21 25 31 31 38 38 39

vi

BAB V

PENUTUP ..................................................................................... 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 5.2 Saran .........................................................................................

43 43 44 45

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN

vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sehat merupakan hak dasar setiap manusia. Setiap manusia di seluruh dunia berhak mendapatkan kesehatan. Kesehatan juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia. Di sisi lain, kesehatan juga merupakan kewajiban, di mana setiap orang harus berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan dan mempertahankan kesehatan. Dengan demikian, sehat bukan sematamata anugerah, melainkan sesuatu yang harus diupayakan dan diperjuangkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kesehatan merupakan salah satu unsur penting bagi kesejahteraan manusia, dimana kesehatan tersebut menyangkut semua aspek kehidupan baik dari fisik, mental maupun sosial ekonomi. Kesehatan sendiri adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara sosial dan ekonomis. Pengadaan obat dan distribusi obat merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang penting karena obat merupakan faktor penting pendukung kesehatan. Oleh kerena itu, apotik menjadi salah satu pendistribusi obat keberadaannya diatur oleh pemerintah. Apotek memiliki dua fungsi yaitu sebagian bentuk unit pelayanan kesehatan apotek yang menyediakan baik obat obatan maupun alat kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa farmasi dalam situasi dunia kerja yang nyata, khususnya mengetahui dan memahami seluruh aspek-aspek kefarmasian di apotek. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/ Menkes/ Per/ X/ 1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotek, memberikan batasan tentang Apotek yaitu suatu tempat penyaluran pembekalan farmasi kepada masyarakat. Dalam hal ini pembekalan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia ( Obat tradisional ), alat kesehatan dan kosmetika. Dengan pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapatkan di perkuliahan dan laboratorium, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tersebut kedalam pelayanan yang nyata di Apotek selama pelaksanaan praktek kerja lapangan. Sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk mendedikasikan ilmunya. Tata urutan perundang-undangan RI menurut TAP MPR No. III/MPR/2000 adalah : 1. Undang Undang Dasar (UUD) 1945 Ketentuan yang tercantum dalam UUD adalah ketentuan yang tertinggi tingkatannya, yang pelaksanaannya dilakukan dengan ketetapan MPR, Undang undang atau keputusan presiden.

2. Ketetapan MPR ( Tap MPR ) Tap MPR yang memuat garis-garis dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan undang-undang dan yang memuat dalam garisgaris dalam bidang eksekutif dilaksanakan dengan Keputusan Presiden. 3. Undang undang ( UU ) untuk melaksanakan UUD dan Tap MPR. 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang ( PERPU ) Dalam hal ini kepentingan yang memaksa, presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintahan pengganti undan-undang

( PERPU ), yang harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan berikutnya. 5. Peraturan pemerintah (PP) Memuat aturan aturan umum dalam melaksanakan undang undang. 6. Keputusan Presiden ( Kepres ) Berisikan keputusan yang bersifat khusus untuk melaksanakan UUD, tap MPR, UU atau PP yang berkaitan, tap MPR dalam bidang eksekutif. 7. Peraturan Daerah 8. Peraturan peraturan yang dikeluarkan oleh daerah dalam rangka otonomi daerah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kefarmasian serta makin tingginya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, maka dituntut juga kemampuan para petugas

dalam pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Dengan demikian pada dasarnya kaitan tugas pekerjaan farmasis dalam melangsungkan berbagai proses kefarmasian, bukannya sekedar membuat obat, melainkan juga menjamin serta meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang proses

diselanggarakan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

penyembuhan penyakit yang diderita pasien.mengingat kewenangan keprofesian yang dimilikinya, maka dalam menjalankan tugasnya harus menjalankan prosedur-prosedur kefarmasian demi dicapainya produk kerja yang memenuhi syarat ilmu pengetahuan kefarmasian, sasaran jenis pekerjaan yang dilakukan serta hasil kerja akhir yang seragam, tanpa mengurangi pertimbangan keprofesian secara pribadi. Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan dibidang kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian.Sifat kewenaganyang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberinya semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau profesi kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan yang dikelompokkan profesi, telah diakui secara universal. Lingkup pekerjaannya meliputi semua aspek tentang obat, melalui penyediaan bahan baku obat dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai dengan pelayanan kepada pemakaian obat atau pasien. WHO tahun 1997, mengenalkan lahirnya asuhan kefarmasian. Dimensi pekerjaan profesi farmasis tidak kehilangan bentuk, tetap menjadi seorang ahli dalam bidang obat.Pasien menikmati layanan

profesional dari seorang farmasis dalam bentuk penjelasan tentang obat, sehingga pasien memahami program program obatnya. Pelayanan kesehatan adalah setiap usaha yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan atau masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta, dalam bentuk pelayanan perorangan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Berbagai bentuk pelayanan kesehatan berhubungan satu sama lain membentuk suatu jaringan yang saling terkait menjadi satu kesatuan yang utuh dan terpadu yang disebut sistem pelayanan kesehatan. Suatu sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik, bila struktur dan fungsi pelayanan kesehatan dapat dihasilkan pelayanan kesehatan yang memenuhui persyaratan, yaitu : tersedia, adil dan merata, tercapai, terjangkau, dapat diterima, wajar, efektif, efesien, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, bermutu, dan berkesinambungan.

1.2 Waktu Dan Tempat PKL PKL ( Praktik Kerja Lapangan ) merupakan kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa farmasi dalam situasi dunia kerja yang nyata, khususnya mengetahuai dan memahami seluruh aspek sepek kefarmasian di apotek.

Selama pelaksanaan praktik tersebut mahasiswa diberikan kesempatan untuk menerapkan serta mengembakan pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapatkan diperkuliahan dan laboratorium kedalam pelayanan yang nyata di apotek terutama di unit unit kefarmasian hingga memberikan bekal yang maksimal untuk menunjang kompetensi bila mana sudah lulus dari jenjang akademi dan siap untuk menerapkan serta mendedikasikan ilmunya di dunia kesehatan. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang dilakukan oleh mahasiswa D III Farmasi pada tanggal 2 31 januari 2013. Adapun mahasiswa D III Farmasi yang akan PKL di Apotek Zahra dilakukan pembagian shift menjadi dua, yaitu : Shift Pagi, pukul 07.30 14.30 WIB Shift siang, pukul 14.00 21.00 WIB Berpedoman pada kurikulum Akademik Farmasi Pusat

pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI tahun 2003 dan Program Pendidikan Diploma III Farmasi Politeknik Harapan Bersama pada semester III tentang pencapaian kemampuan administrasi dan pelayanan kefarmasian dilingkungan kerja Apotek, mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di bidang tersebut. Adapun tujuan dilaksanakan nya praktek kerja lapangan (PKL), antara lain : 1. Tujuan Umum Dengan dilaksanakan praktek kerja lapangan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat :

a. Memahami dan berperan dalam organisasi farmasi di apotek. b. Memahami dan mampu berinteraksi dengan tim kerja di apotek. c. Memahami aspek aspek pelayanan administrasi di apotek. 2. Tujuan Khusus Dengan dilaksanakannya praktek kerja lapangan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat : a. Memahami dan berperan dalam administarasi management farmasi di apotek. b. Memahami dan berperan dalam pelayanan kefarmasian dalam setiap unit pelayanan perapotekan. c. Memahami dan berperan dalam setiap pengadaan / inventori, penyimpanan, distribusi, dan penyerahan perbekalan farmasi di apotek.

1.3 Tinjauan Umum Tentang Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI)No. 1332/MENKES/SK/X/2002, tentang perubahan atas Peraturan Menkes RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 mengenai ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek, yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Menurut peraturan pasal 2 Peraturan Pemerintah No 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah :

1. Tempat

pengabdian

profesi

seorang

apoteker

yang

telah

mengucapkan sumpah jabatan. 2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat. 3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata. ( Soekarno. S, Aspek Hukum Apotek dan Apoteker, 1990 ) Peraturan perundang undangan Perapotekan di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan.Dimulai dengan berlakunya Peraturan Pemerintahan (PP) No.26 tahun 1965 tentang pegelolaan dan perizinan Apotek, kemudian disempurnakan dalam peraturan pemerintah No.25 tahun 1980, beserta petunjuk pelaksanaanya dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.26 tahun 1981 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.178 tentang ketentuan dan tata cara pengelolaan apotek. Peraturan yeng terakhir berlaku sampai sekarang adalah Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 yang memberikan beberapa keleluasaan kepada Apotek untuk mendapat meningkatan derajat Kesehatan yang optimal. Ketentuan ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan sesuai keputusan menteri kesehatan no. 1332/menkes/sk/x/2002 adalah sebagai berikut : a. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

b.

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan Peraturan Perundang undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

c.

Surat Ijin Apotek ( SIA ) Adalah surat ijin yang diberikan oleh menteri kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) untuk menyelenggarakan apotek disuatu tempat tertentu.

d.

Apoteker Pengelola Apotek ( APA ) adalah apoteker yang telah diberi durat ijin apotek (SIA)

e.

Apoteker Pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping apoteker pengelola apotek dan atau menggantikannya pada jam jam tertentu pada hari buka apotek.

f.

Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker pengelola apotek salama APA tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek lain.

g.

Asisten Apoteker adalah mereka adalah yang berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker.

h.

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek ( APA ) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

i.

Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia, alat kesehatan dan kosmetika.

j.

Alat kesehatan adalah instrumen aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta pemulihan kesehatan manusia, dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

k.

Perbekalan Kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan apotek.

l.

Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, asli indonesia ( obat tradisiona ), alat kesehatan, dan kosmetika.

m. Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan apotek.

Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek, Apoteker Pengelola Apotek dibantu oleh Asisten yang telah memiliki Surat Ijin Kerja. Keputusan menteri Kesehatan No. 679/Menkes/SK/V/2003, tentang peraturan regestrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker ( AA ) : a. Asisten apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Srkolah menengah Farmasi, Akademi farmasi, dan jurusan analisis farmasi serta makanan politeknik kesehatan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

10

b.

Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atau kewenangan yang diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah Menengah Farmasi, akademi farmasi dan jurusan farmasi politeknik, akademi farmasi dan makanan, jurusan analisis farmasi dan makanan politeknik kesehatan untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker.

c.

Surat ijin asisten apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan kepada pemegang surat izin asisten apoteker untuk melakukan pekerjaan kefarmasian diasaran kefarmasian

d.

Sarana kefarmasian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarnasian antara lain industri farmasi termasuk obat tradisional, kosmetika, instalasi farmasi, apotek, dan toko obat.

1.4 Persyaratan Apotek Peraturan menteri kesehatan RI No. 992/Menkes/Per/X/1993, memuat beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam pendirian apotek, antara lain : 1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana apotek yeng telah memiliki persyaratan harus siap dengan tempat ,perlengkapan termasuk sediaan farmasi, dan perbekalan farmasi lainnya yang menrupakan milik sendiri atau pihak lain. 2. Sarana apotek dapat diberikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi lainnya.

11

3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi. ( Anonim, 1993 ) Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002, persyaratan apotek adalah : 1. Ada Apoteker pengelola apotek yang mempunyai izin kerja/ Surat Penugasan. 2. Siap tempat dan perlengkapan, termasuk perbekalan farmasi dan perbekalan farmasi lainnya. 3. Dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya. Dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi laiinya diluar sediaan farmasi. Ketentuan sarana dan prasarana apotek menurut Kepmenkes No.1027/Menkes/SK/IX/2004 mensyaratkan apotek : A. Bangunan Apotek 1. Bangunan apotek sekurang kurangnya memiliki ruangan untuk: Harus memiliki Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur atau materi informasi. Penerimaan resep dan penyerahan obat Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi. Serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien. Ruang administrasi dan ruang kerja apoteker.

12

Ruang racikan. Keranjang sampah yang tersedua untuk staf maupun pasien. Ruang tempat pencucian alat/wastafel. WC 2. Kelengkapan Bangunan apotek terdiri atas : Sumber Air pompa Penerangan Ventilasi 3. Papan Nama Apotek harus punya papan nama apotek yang berukuran panjang minimal 60 cm dan lebar minimal 40 cm dengan tulisan hitam diatas dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cn dan lebar minimal 5 cm. : cukup menerangin ruangan apotek : harus memenuhi persyaratan hygiene : bisa berasal dari sumur/ PAM/sumur

B. Perlengkapan Apotek 1. Alat pembuatan, pengelolaan dan peracikan Terdiri dari mortir, timbangan, termometer, gelas ukur, erlenmayer, corong, cawan, dll. 2. Perlengkapan dan alat pembekalan farmasi Terdiri dari lemari pendingin, rak obat, botol, pot salep,dll. 3. Wadah pengemas dan pembungkus Terdiri dari etiket, wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat.

13

4. Perlengkapan administrasi Blanko pesanan obat, blanko kartu stock, blanko salinan resep, blanko faktur, blanko nota penjualan, buku pembelian, buku penerimaan, buku pengiriman, buku khas, buku penerimaan dan pengeluaran narkotika dan psikotropika, form laporan - laporan obat serta alat tulis kantor lainnya. 5. Buku standar yang diwajibkan Misalnya : farmakope indonesia, ISO, FN, Ilmu Meracik Obat ( IMO ), IONI dan kumpulan perundangan lainnya. 6. Tempat penyimpanan narkotika

C. Tenaga Apotek Tenaga apotek terdiri atas Apotreker, Asisten Apoteker,bagian administrasi dan keuangan, pembantu umum / keamanan, juru racik dan tenaga lain yang di perlukan.

14

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ZAHRA

2.1 SEJARAH APOTEK Apotek Zahra merupakan suatu badan usaha swasta milik perseorangan yang didirikan pada tanggal 1 April 2009, dengan surat izin apoteker Nomor 440/09/Apt.III/2009. Apotek Zahra berlokasi di jalan Adiwerna No.692, Tegal. Apotek Zahra didirikan oleh Meikha Nurliani,S.Farm.Apt bersama suaminya Novian Ardyansyah Yusuf. Kata Zahra berasal dari bahasa arab yaitu Zahro yang artinya bunga, dimaksudkan agar Apotek Zahra dapat memberikan harum dihati para konsumenya dan juga supaya menjadi usaha berkembang seperti arti itu sendiri, maksudnya dengan adanya apotek ini diharapkan bisa menjadi sesuatu yang dapat memberikan warna baru kepada para pasien ataupun pembeli untuk mendapatkan obat obatan dengan harga yang terjangkau, berkualitas dan bermanfaat. Dalam pengoperasianya, Apotek Zahra mempunyai visi dan misi, yaitu: Visi Apotek Zahra Menjadi Apotek Mitra terpercaya bagi kalangan Medis dan Non Medis Di Kabupaten Tegal Misi Apotek Zahra Menyediakan obat dan alkes yang terjamin kualitasnya dengan harga kompetitif

15

Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, & selamat Memberikan informasi yang benar & terkini pada pelanggan Moto Apotek Zahra Terpercaya dan menentramkan. Dalam hal ini

Apotek Zahra tidak hanya sekedar menjual produk, tapi memberikan solusi. Para karyawan Apotek Zahra akan memberikan informasi baik itu tentang penyakit, obat, maupun memberi saran kepada pasien. Untuk itu petugas apotek harus terus belajar dan menambah pengetahuan tentang kesehatan. Apotek Zahra adalah apotek dengan misi sosial yang memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat dalam melayani pasien seseorang petugas ( karyawan ) diharuskan untuk siap melayani, sebelum pembeli atau pasien masuk kedalam Apotek seorang petugas harus siap menyambut kedatangan pasien tersebut, bukan menunggu pasien untuk memanggil seorang karyawan tersebut. Dengan berdirinya Apotek Zahra diharapkan dapat membantu masyarakat untuk

memperoleh obat obatan yang dibutuhkan serta diharapkan dapat lebih berperan dalam menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan pemberian informasi yang jelas dan benar tentang obat dan penggunaanya serta perbekalan farmasi lainya sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi obat dengan aman, efektif, bermutu dengan harga yang terjangkau. Apotek Zahra buka setiap hari pada pukul 07.30 21.00, kecuali pada hari minggu Apotek Zahra libur. Pada hari besar agama Islam seperti hari raya Idzul Fitri Apotek Zahra diliburkan.

16

Pada saat pertama berdiri Apotek ini hanya mempunyai satu karyawan, sehingga pada pelaksanaanya APA juga ikut membantu semua pekerjaan yang ada pada apotek ini. Namun seiring waktu berjalan, seperti sekarang ini total karywan pada Apotek ini berjumlah 6 orang yaitu 3 orang Asisten Apoteker, 3 orang karyawan umum. Ruang Apotek Zahra terdiri dari tempat parkir, ruang tunggu, etalase obat, ruang peracikan, ruang Apoteker, tempat solat, ruang komputer dan toilet serta gudang. Pembagian ruang ini sangat penting untuk menjamin kelancaran pelayanan obat dan denah bangunan Apotek dapat dilihat dalam lampiran. Dalam Apotek Zahra terdiri dari 9 etalase yang masing masing ditempati obat obatan yang digolongkan dalam golongan masing masing. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu etalase untuk menyimpan obat obatan otc dan obat keras. Etalase 1, 2, 3, 4 dan etalse 7 digunakan untuk menyimpan obat obat otc, dan etalase 5,6,8 dan 9 digunakan untuk menyimpan obat obat keras. Obat obat yang harus disimpan pada suhu dingin, misalnya supositoria, disimpan di lemari pendingin yang telah disediakan.

17

2.2 STRUKTUR ORGANISASI APOTEK ZAHRA

PSA ( Pemilik Sarana Apotek) Meikha Nurliani,S.Farm.,Apt Novian Ardyansyah Yusuf, M.BA

n Apoteker Meikha Nurliani, S.Farm., Apt

Asisten Apoteker 1. 2. 3. Ali Nurrohim Mirna Khaerunnisa Rizky Hendy R.

Karyawan 1. M. Fasikhin 2. Ahmad sofiyudin 3. Nurfa Hamzah

Gambar (i) . Struktur Organisasi Apotek Zahra.

18

Apotek Zahra beranggotakan delapan orang meliputi dua orang PSA, satu diantaranya sebagai Apoteker, tiga Asisten Apoteker, tiga karyawan umum. Adapun tugas dari masing masing personel apotek adalah : A. Apoteker Pengelolah Apotek ( APA ) Tugas, Kewajiban dan Wewenang Bertanggung :

jawab dalam merencanakan, mengkoordinasi,

mengawasi serta mengevaluasi seluruh kegiatan di Apotek, baik kegiatan teknis kefarmasian, manajerial maupun administrasi. Memberikan pelayanan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) kepada masyarakat Memperhatikan kesejahteraan pegawai dan membina hubungan yang baik dengan pegawai, PBF, dokter dan tenaga medis lainya dilingkungan Apotek. Melaksanakan kegiatan untuk mengembangkan Apotek.

B. Asisten Apoteker Tugas, Kewajiban dan Wewenang :

Membantu APA dalam hal penerimaan perbekalan farmasi dan memastikan keabsahanya.

Membantu pengadaan obat Melayani resep dari dokter termasuk member harga, meracik, mempersiapkan resep dibawa pengawas APA.

Melakukan pengontrolan harga dan tanggal kadaluarsa obat pada saat pembelian obat

19

Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi yang mendekati batas untuk di pesan kembali, mengontrol obat obat yang mendekati kadaluarsa.

Membantu melakukan tugas administrasi

C. Karyawan Membantu AA dalam mempersiapkan obat, peracikan, dan pesanan untuk pelanggan Bertanggung jawab terhadap persediaan perlengkapan Apotek misalnya etiket, kertas perkamen, plastik dan lainya. Bertugas mengantarkan barang atau pesanan untuk pelanggan Melakukan pembelian obat yang tidak tersedia ke Apotek lain.

20

2.3 DENAH LOKASI APOTEK ZAHRA RUANG DEPAN DAN RUANG TENGAH Tempat Parkir

Timbangan Pintu Depan Tempat Duduk Pasien Pintu Masuk

Kasir

Meja Racikan 6

Lemari

Meja Tempat komputer Sampah erer Apoteker

9
Lemari Es

21

Keterangan etalase 1 9 & lemari es : Etalase 1 digunakan sebagai tempat menyimpan obat obat yang berbentuk tablet misalnya ultraflu, paramex, bodrex, neozep f, dan lain lainya. Multivitamin daya tahan tubuh dan penambah darah juga disimpan disini. Semua alkes disimpan pada etalase 2. Macam macam alkes yang tersedia di Apotek Zahra adalah WWZ, cat gut, verban, kassa, urinal, pispot, pipet dan sebagainya. Karena permintaan alkes dari pasien yang masih minim, sehingga Apotek Zahra hanya memiliki macam macam alkes yang tidak terlalu banyak. Etalase 3 memuat obat- obat tetes mata , obat kumur, macam macam jamu, kapas, sabun- sabun. Obat obat yang disimpan di etalase 3 merupakan obat obat bebas dan bebas terbatas. Tetes mata yang termasuk obat keras dan salep salep yang termasuk obat keras tidak disimpan disini. Macam macam balsam, minyak kayu putih, minyak telon, kompres demam dll, disimpan di etalase 4. Dari semua jenisnya tidak ada obat yang di minum di etalase 4 ini. Semua obat disini tertata rapi berdasarkan jenis khasiat dan jenis sediaanya. Pada etalase 5, tersimpan semua oabt obat ( tablet maupun kapsul ) yang berbentuk ( wadah ) kaleng. Tidak terlalu banyak obat obat yang tersimpan disini, contohnya paracetamol tablet, antalgin, dexametason, ctm. Dengan penyimpanan yang tidak tembus cahaya,

22

sehingga dapat mencegah kerusakan obat oleh sinar matahari, contohnya : vitamin C dapat rusak oleh pengaruh sinar matahari. Etalase 6 dan 9. Menyimpan obat dalam bentuk box. Semua yang tersimpan disini merupakan golongan obat obat paten, kecuali disebagian etalse 9 terdapat golongan obat obat generik. Obat obat pada etalase ini ditata secara alfabetis dengan pergerakan sesuai arah jarum jam, yaitu dari kiri ke kanan. Etalase 8 memuat obat obat syrup, obat tetes mata, salep mata, salep kulit, yang termasuk golongan obat obat keras. Kulkas ( lemari pendingin ), digunakan untuk menyimpan obat obat yang harus disimpan pada suhu dingin ( 2 derajat sampai 8 derajat ). Sediaan suppositoria di simpan pada lemari pendingin ini.

23

RUANG BELAKANG / & GUDANG

Pintu Masuk

A B

Dapur C

Km / wc

D
Lemari psikotropik Lemari narkotik

Tempat Sholat

24

2.4 KEGIATAN APOTEK 1. Sop Stock Opname Stock opname merupakan perencanaan untuk melakukan pengadaan obat di Apotek Zahra. Pelaksanaanya yaitu dengan memeriksa stok persediaan barang yang berada di etalase dan gudang. Setelah memeriksa, mencatat jumlah barang di daftar atau lembar produk dari setiap etalase dan gudang. Kemudian barang-barang yang stoknya kurang dari stok minimal direkap setiap etalase dan gudang. Selain itu, fungsi stok opname adalah untuk mencatat ED masing masing obat. Jika ada barang-barang dengan Exp. Date kurang dari 6 bulan maka dipisahkan untuk diretur.

2.

SOP Pengadaan Barang ( Order ) Rekap terlebih dahulu barang yang kritis atau sudah habis dari stock opname Buat rencana untuk order ke PBF Periksa rencana untuk ordener ke PBF Tulis pesan order ( SMS ) ; tanggal order ditulis dilembar rekap order dan diberi tanda V dikanan atas Periksa pesan ( SMS ) order dan SP Jika ada PBF yang kosong, buat rencana perubahan order Dan setelah barang sudah datang, pada bagian bawah rekap order diberi tanda SK (sudah dikirim) dan jika barang tidak terkirim ditandai X ( silang ).

25

3.

SOP Penjualan Langsung ( Tunai ) Senyum, salam dan sapa itulah yang harus dilakukan pertama kali pada saat konsumen (pembeli) masuk ke Apotek Zahra. Mencatat permintaan maupun menyiapkan permintaan dari konsumen tersebut dengan senang hati, kemudian memeriksa ketersediaan barang tersebut. Memberikan obat pesanan pelanggan dengan memberikan informasi tentang harga, indikasi, aturan minum, dsb. Sebelum menghitung total harga yang harus dibayarkan oleh pihak konsumen, sebaiknya menawarkan dahulu obat obat yang mungkin akan dibeli oleh pelanggan tersebut. Konsumen membayar sejumlah total harga obet tersebut, kemudian menginput ke computer pada file penjualan. Tidak lupa untuk selalu memberikan senyum dan ucapan terima kasih kepada pelanggan tersebut.

4.

SOP Penerimaan Barang Penyimpanan Penerimaan barang di Apotek Zahra dilakukan dengan : Barang dari PBF Priksa kesesuaian faktur dengan fisik barang Jika faktur tidak termasuk fisik barang maka retur ke PBF Jika faktur sudah termasuk fisik barang maka TTD faktur dan stempel ( tanggal dan nama ) Jika jenis faktur kredit atau konsinasinya maka faktur asli ke PBF copy faktur yang ( 1 lembar ) untuk Apotek Zahra kemudian register ke buku penerimaan barang

26

Jika jenis faktur tunai maka bayar kemudian faktur asli di TTD dan tanda lunas oleh PBF lalu faktur asli untuk Apotek Zahra, kemudian register ke buku penerimaan barang

Jika ada barang baru = input produk baru ke buku daftar harga dan fille master barang Zahra buat kartu stok baru, input ke kartu stok kemudian faktur dan kartu stok di cek

Jika tidak ada barang baru = input ke kartu stok dan barang di beri harga ( HNA dan harga jual ) kemudian cek etalase yang kurang, mutasi, jika harga stok cukup, maka barang masuk ke gudang.

Jika faktur dan kartu stok sesuai maka faktur dan kartu stok disimpan diordener masing masing

Jika faktur dan kartu stok tidak sesuai maka faktur dan kartu stok di refisi kemudian faktur dan kartu stok di cek

5.

Penginputan Faktur ( Nota Pembelian ) Faktur (nota pembelian) adalah bukti pembelian yang telah dilakukan oleh Apotek Zahra kepada PBF. Faktur ini terdiri dari beberapa lembar. Lembar pertama adalah lembar ( halaman ) asli, lembar faktur pertama ini diberikan kepada Apotek jika Apotek sudah membayar/melunasi total seperti yang tercantum di dalam faktur tersebut. Lembar kedua dan ketiga digunakan untuk pengarsipan PBF tersebut, sedangkan lembar ke 4 diberikan kepada Apotek sebagai bukti pembelian (penerimaan) barang yang dilakukan oleh pihak Apotek.

27

Langkah pertama yang dilakukan penginput faktur yaitu mengambil copy faktur pada map faktur masuk. Sebelum faktur diinput di dalam komputer, penginput faktur ini akan mengecek terlebih dahulu ED masing- masing obat, dimaksudkan agar tidak ada ED obat yang tidak sempat atau belum tertulis. Menginput faktur pada computer. Setelah di input, maka akan membuat bukti penerimaan barang tersebut, untuk selanjutnya akan digabungkan dengan copy faktur tersebut. Copy faktur dan bukti penerimaan barang akan di masukkan kedalam map tempat faktur tersebut telah di input pada computer untuk selanjutnya akan di cek oleh karyawan lain dan di masukkan kedalam ordner tempat faktur tersebut.

6.

SOP Mutasi Barang Mutasi barang yang ada pada gudang untuk diletakkan pada etalase, yaitu dengan cara: Buatlah daftar barang yang akan dimutasi Siapkan barang yang akan di mutasi dari gudang Kemudian barang di mutasi ke etalse Input mutasi ke stok masing masing barang

7.

Pengarsipan Faktur Dalam pengarsipan faktur perlu deperhatikan langkah-langkah yang baik dan teliti, agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam

28

memasukkan faktur.langkah yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut : 1. Mengambil map faktur, yaitu map yang bertuliskanfaktur kredit dan map yang bertuliskan faktur lunas 2. Selanjutnya memasukkan faktur ke outner berdasarkan tanggal dan PBF nya, tetapi untuk faktur dengan jenis pembayaran tunai dan konsinyasi tidak menggolongkan PBF nya hanya mengurutkan tanggalnya dari tanggal terlama sampai tanggal terbaru.

8.

SOP Pembayaran Hutang ( Ke PBF ) Pembayaran faktur pembelian dilakukan setelah jatuh tempo pembayaran tersebut terlewati. Jatuh tempo pembayaran faktur tersebut ada berbagai macam yaitu 7 hari, 30 hari, dan jug aada yang 45 hari tergantung PBF masing masing. Pada saat pembayaran tersebut, PBF akan menunjukan faktur asli yang kemudian akan di cek dengan copy faktur oleh petugas Apotek. Petugas Apotek ini mengambil copy faktur pada ordner masing masing PBF. Pengecekan dilakukan antara faktur asli dan copy faktur PBF, jika tidak sesuai maka akan ada pemberitahuan kepada sales PBF tersebut. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya adanya retur barang, ketidaksesuaian harga maupun diskon obat tersebut.

29

Setelah pengecekan ternyata tidak ada masalah ( sesuai ) maka PSA akan membayar sejumlah yang ada pada faktur tersebut. Sales PBF akan menghitung uang yang diberikan oleh pihak apotek untuk selanjutnya sales PBF tersebut akan memberitanda pelunasan dan tanggal pelunasan pada faktur tersebut. Faktur asli akan diserahkan kepada pihak apotek sebagai bukti bahwa faktur pembelian tersebut telah dibayarkan oleh pihak apotek. Faktur yang sudah dibayar ini akan diletakkan pada map faktur yang sudah dibayar untuk selanjutnya akan di input pelunasanya pada computer. Petugas apotek mengecek kelengkapan faktur tersebut (faktur asli dan copian faktur) sebelum melunasi penginputan dikomputer. Setelah faktur diinput pelunasan pada computer, faktur akan disimpan pada ordner faktur masing masing PBF dengan melihat tanggal terima, sehingga faktur tersebut tertata dengan rapi sesuai PBF dan tanggal yang berurutan.

9. Retur Obat Ke PBF Apabila ada barang rusak,tidak sesuai pesanan dan mendekati exp date maka hal yang harus dilakukan menghubungi sales PBF, mengambil kopian faktur, membuat bukti retur, dan barang diserahkan ke sales PBF.

30

BAB III PELAKSANAAN

3.1

Pengenalan Tempat Mahasiswa D III Farmasi yang melaksanakan praktek kerja lapangan di Apotek Zahra, pada hari pertama dikenalkan tentang letak atau tempat penyimpanan obat, baik obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan lainnya. Di Apotek Zahra ini penataaan tempat digolongkan berdasarkan sediaannya, dari mulai tablet, obat keras, obat bebas, sirup, salep, drop, obat generic, antibiotic tetes mata dan telinga, semuanya dikelompokkan tersendiri yang selanjutnya baru diurutkan menurut alfabetis. A. Obat Bebas Obat Bebas adalah obat yang dapat di jual bebas kepada umum tanpa R/ Dokter, tidak termasuk daftar narkotik, psikotropika, obat keras , obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di DEPKES RI . Contoh : - minyak kayu putih - OBH - OBP - Tablet paracetamol - Tablet vitamin C , B komplek , vitamin E dan lain lain

31

Penandaan : penandaan berdasarkan SK. MENKES RI No 2380/A/SK/VI/1983 Tanda khusus Obat Bebas yaitu Lingkaran bulat berwarna hijau, dengan garis tepi warna hitam

B.

Obat Bebas Terbatas Obat Bebas Terbatas atau daftar W menurut bahasa belanda artinya : waarschuwing ( peringatan ) Pengertian Obat Bebas Terbatas adalah : Obat Bebas yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa R/ Dokter. Bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkus asli dari pabriknya dan atau pembuatnya 2. Pada penyerahan atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan, panjang 5cm, lebar 2cm, dan memuat pemberitahuan peringatan sebagai berikut; P No. 1 : peringatan no.1 awas obat keras , baca aturan pemakaiannya contoh : antihistamin tablet P No. 2 : awas obat keras, hanya untuk kumur tidak ditelan

32

contoh :

Larutan kalii kloras, obat kumur yang

mengandung zincum. P No. 3 : awas obat keras , hanya untuk bagian luar dari badan contoh ; air burowi, larutan mecurohum P No. 4 : awas obat keras , hanya untuk dibakar contoh : Rokok dan serbuk scopalamin untuk penyakit bengek (asma) P No. 5 : awas obat keras, tidak boleh ditelan contoh : amonoac 10 % , sulfanilamin steril P No. 6 : awas obat keras , obat wasir jangan ditelan Penandaan Berdasarkan KepMenKes 2380/A/SK/VI/83 tanda khusus Obat Bebas Terbatas.

C.

Obat Keras Obat keras / daftar G / Geverlijk Berbahaya Maksunya obat dealam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan R/ dokter. Pengertian : adalah obat yang ditetapkan sebagai berikut : 1. Semua obat yang pada bungkusluarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat itu hanya diserahkan dengan R/ dokter.

33

2.

Semua obat dibungkus sedemikian rupa sehingga nyata digunakan secara parenteral contoh : - acetamilidium - adrenalinum

Penandaan Tanda khusus obat keras Lingkaran berwarna merah debgan garis tepi berwarna hitam dan didalam lingkaran terdapat huruf K

D.

Obat Wajib Apotik (OWA) Obat Wajib Apotik adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker diapotik tanpa R/ dokter dengan catatan pada penyerahan obat wajib apotik ini terhadap apoteker terdapat kewajiban-kewajiban sebagai berikut ; 1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam obat wajib apotik yang bersangkutan. 2. Membuat catatan serta obat yang diserahkan 3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai , kontra indikasi, efek samping, dan lain-lain , yang perlu diperhatikan oleh pasien. contoh obat wajib apotik : obat kontrasepsi : limestreno

34

obat saluran cerna : antasid dan sedatif/spasmodik obat mulut dan tenggorokan : heksetidin Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk

masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal. Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan: 1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. 2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. 3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. 4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. 5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Diantara peraturan mengenai OWA adalah antara lain : Permenkes no.919/MENKES/PER/X/1993 tentang criteria OWA Kepmenkes no.347/MENKES/SK/VII/1990 tentang OWA no.1 Permenkes no.924/MENKES/PER/X/1993 tentang OWA no.2

35

Permenkes no.925/MENKES/PER/X/1993 tentang perubahan golongan OWA no.1

E.

Obat Narkotika Menurut UUD.22 tahun 1997 tentang narkotika adalah Suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetik maupun semi sintetik yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran. Hilangnya rasa mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan dan dibedakan dalan golongan 1,2,3. contoh : Tanaman papafer somni perum Tanaman oka tanaman ganja heroin dalam kesehatan dikenal putau sering

digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab Penandaan Narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam ordonasi obat bius yaitu palang medali merah morfin opium codein

36

contoh : morfin = penghilang rasa nyeri yang kuat codein = antitusif atau obat batuk yang paling kuat

F.

Psikotropika Menurut UUD.5 tahun 1997 Tentang Psikotropika adalah zat atau obat baik ilmiah atau sintesis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku . Ruang lingkup pengaturan psikotropika dalam UUD adalah : Psikotropika yang mempunyai potensi sindrom ketergantungan yang menurut UUD tersebut dibagi 4 golongan yaitu : Golongan 1, 2, 3, 4 contoh psikotropika : Diazepam, amphetamin, nitrazepam, fenobarbital, lisergida, psilosibina, psiloma, flunitrazepam. Penandaan Untuk psikotropika penandaan yang digunakan sama untuk penandaan obat keras hanya saja karena efeknya mengakibatkan sindrom ketergantungan sehingga dulu disebut obat keras tertentu, penandaannya : Lingkaran bulat berwara merah dengan huruf K berwarna hitam

37

3.2

Administrasi Pada praktek kerja lapangan ini mahasiswa dikenalkan dan mempelajari system administrasi apotek antara lain : 1. Input Faktur Masuk 2. Input pelunasan faktur

3.3

Pelayanan Pada praktek kerja lapangan, mahasiswa mempelajari tentang pelayanan pada pelanggan antara lain : 1. Cek barang di etalase 2. Membersihkan barang dan bagian dalam etalase 3. Melayani konsumen.

38

BAB IV PEMBAHASAN

Apotek adalah suatu tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian yaitu penyaluran obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi yang sangat dibutuhkan masyarakat sekaligus membantu pemerintah dalam

pengawasan dan pengendalian obat yang beredar di masyarkat, karena disamping fungsinya sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, obat dapat pula membahayakan kesehatan apabila penggunaan yang tidak tepat. Dalam pemberian pelayanan kefarmasian, apotek senantiasa berpegang pada peraturan pemerintah disamping adanya tanggung jawab moral untuk senantiasa mengutamakan kepentingan social dari pada sekedar memperoleh keuntungan. Apotek Zahra yang beralamat di Jalan Adiwerna No.692 Tegal. Merupakan salah satu Apotek yang bertempat dilokasi yang sangat strategis karena terletak dikawasan pemukiman padat serta dekat dengan pusat pertokoan dan sangat mudah dijangkau. Apotek Zahra senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat. Hal tersebut menuntut keterampilan dan pengalaman seluruh karyawan maupun pengelola apotek. Meskipun tujuannya memberikan pelayanan sebaik manikin, namun tidak berarti setiap pelayanan obat dilayani secara bebas terutama obat keras tanpa resep yang penggunaannya dapat disalah gunakan. Perencanaan atau pemesanan obat di Apotek Zahra dilakukan dengan mempertimbangkan obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter, obat-obat yang sering dicari oleh konsumen, memperhatikan diskon dan juga bonus yang

39

ditawarkan oleh PBF. Untuk pengadaan barang dilakukan dengan menggunakan surat pemesanan ke PBF resmi melalui sales dari PBF maupun memesan dengan menggunakan handphone (SMS). Sistem penyimpanan barang/obat di Apotek Zahra baik dirak stock maupun di etalase disusun berdasarkan Alphabet, bentuk sediaan dan jenis obat sehingga mempermudah dalam pengambilan maupun pengecekan barang. Untuk obat yang perlu disimpan dalam suhu rendah seperti suppositoria, disimpan didalam lemari pendingin agar stabilitas sediaan dapat terjaga. Apotek Zahra juga memberikan pelayanan dalam bentuk yang lain untuk menjamin kenyamanan pasien misalnya tempat parkir yang cukup luas, fasilitas ruang tunggu yang baik, dilengkapi dengan AC, kipas angin, dan televise. Apotek Zahra sebagai salah satu tempat penyaluran barang-barang farmasi kepada masyarakat yang tidak lepas dari pengawasan pemerintah. Oleh sebab itu, apotek wajib untuk melaporkan penggunaan sediaan farmasi tertentu kepada instansi yang berwenang . Untuk memperlancar kegiatannya Apotek Zahra mengadakan pengaturan ruangan yang tepat serta ditunjang dengan adanya system pembagian waktu kerja, sehingga dapat diusahakan pelayanan yang optimal kepada masyarakat yang ingin berobat . Pelaksanaan praktek kerja lapangan di apotek telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamn terhadap mahasiswa khususnya dalam pelayanan obat seperti peracikan, selain itu juga melatih mahasiswa tentang bagaimana melayani pasien dengan baik dan juga cara memberikan informasi.

40

Mengenai obat kepada pasien .dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di apotek ini dapat mempersiapkan para calon Asisten Apoteker dalam menghadapi dunia kerja sehingga mereka siap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya ditengah-tengah masyarakat. Selama kami melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) di Apotek Zahra dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : Kelompok pertama, masuk dari jam 07.30 14.30 WIB. Kelompok kedua, masuk dari jam 14.30 21.00 WIB. Jika diantara kami berangkat shift pagi, kegiatan kami membersihkan ruang kerja apotek, seperti halnya dengan menyapu lantai, mengepel lantai apotik, membersihkan kaca dan etalase. Selain itu kami pun melayani pasien dengan baik dan swammedikasi dengan keluhan yang dirasakan oleh pasien dan meracik obat. Sebelum kami meracik obat, harus tanyakan kepada Apoteker ataupun asisten apoteker, karena kami belum tahu obat yang berkaitan dengan keluhan pasien. Kita juga menerima barang-barang dari sales PBF yang telah di pesan dari pihak apotek. Setelah barang datang, kita mengecek barang-barang terlebih dahulu apa sudah sesuai yang tertera pada faktur. Jika sudah sesuai, selanjutnya kita mengecek Exp Date nya, jika semuanya sudah selesai, memberikan tanda tangan pada faktur dan cap stempel apotek. Ambil kopian faktur pada lembar terakhir dan menyimpannya untuk data apotek. Setelah itu menata barang di gudang sesuaikan dengan tempat sediaan diurutkan sesuai dengan abjad.Setelah semua sudah dikerjakan dan sudah sesuai selanjutnya menginput faktur PBF ke dalam computer.Selagi menunggu konsumen datang, mengecek ketersediaan barang yang berada di etalase apabila ada barang yang pesediaannya sedikit, mengambil barang dari gudang dan mengompliti barang yang sekiranya kurang dan

41

menatanya dengan rapi. 10 menit sebelum waktu pulang ( 21:00 WIB ) melakukan kegiatan bersih-bersih di apotek setelah tepat pukul 21:00 WIB saatnya pulang.

42

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Zahra selama 1 bulan dapat di simpulkan bahwa : 1. Apotek Zahra merupakan suatu badan usaha swasta milik perseorangan yang didirikan pada tanggal 1 April 2009, dengan surat izin apoteker Nomor 440/09/Apt.III/2009. Apotek Zahra berlokasi di jalan Adiwerna No.692, Tegal. Apotek Zahra didirikan oleh Meikha Nurliani,S.Farm.Apt bersama suaminya Novian Ardyansyah Yusuf. 2. Apotek Zahra beranggotakan delapan orang meliputi dua orang PSA, satu diantaranya sebagai Apoteker, tiga Asisten Apoteker , tiga karyawan umum 3. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang dilakukan oleh mahasiswa D III FARMASI pada tanggal 2 31 januari 2013.Adapun mahasiswa D III Farmasi yang akan PKL di Apotek Zahra dilakukan pembagian shift menjadi dua, yaitu : a. b. Shift Pagi, pukul 07.30 14.30 WIB Shift siang, pukul 14.00 21.00 WIB

43

5.2 SARAN 1. Perlu diadakan peningkatan pelayanan obat kepada masyarakat dan pihak yang membutuhkan terutama pelayanan mengenai informasi obat baik dengan resep maupun tanpa resep 2. Kerja sama antara Apotek Zahra dengan Politeknik Harapan Bersama Tegal agar terus dikembangkan serta dipertahankan untuk tahun-tahun selanjutnya. 3. Lebih dikomplitkan lagi dari obat-obatan yang sering dipesan konsumen, sementara dari Apotek Zahra belum menyediakannya 4. Keramahan terhadap konsumen perlu ditingkatkan, agar konsumen merasa nyaman saat berada di apotek.

44

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 679/MENKES/SK/X/2003, tentang Izin Kerja Asisten Apoteker Menkes RI : Jakarta Anonim, 2003, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,No. 1332/MENKES/SK/X/2002,tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek ; Menkes RI : Jakarta ISFI, 2003, Standar Kompetensi Farmasi Indonesia : Jakarta Hadiwidjojo Suryadi,S.Si.Apt ; 1992 : Pengelolaan Apotek : Ikatan Sarjana Farmasi : Bandung Soekanto,S : 1990 : Aspek Hukum Apotek dan Apoteker : Mandar Maju : Bandung

45

KERTAS PUYER

ETIKET

46

FAKTUR BARANG MASUK

47

FAKTUR PAJAK

48

FAKTUR PENJUALAN

49

PLASTIK KLIP

50

SURAT PESANAN ( SP )

51

KWITANSI PENJUALAN

52

RESEP

53

54

55

BUKTI PELUNASAN FAKTUR ( BPF )

56

You might also like