You are on page 1of 9

MENGAPA INDONESIA PERLU PENGUSAHA SUKSES

1.1.Wirausahawan Wirausahawan adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan. Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluangpeluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal. Menurut Astamoen (2005), salah satu penyebab kurang cepatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah masih sedikitnya jumlah entrepreneursebagai pelaku ekonomi, antara lain pengusaha, pedagang, dan lain-lain. Dengan banyaknya entrepreneur, dua indikator penting dalam suatu negara maju dan makmur secara ekonomi akan tepenuhi, yaitu rendahnya angka pengangguran dan tingginya devisa terutama dari hasil barangbarang ekspor yang dihasilkan. Jadi, betapa pentingnya peran para entrepreneur dalam memajukan ekonomi suatu negara. Kemajuan ekonomi mestinya sejalan dengan kemampuan dan peningkatan daya beli, peningkatan taraf kesejahteraan hidup dan kemakmuran bangsa yang merata dan dirasakan secara nyata, bukan hanya ditunjukkan olehangka-angka statistik saja.

Alma (2003) menerangkan bahwa suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi, jika negara Indonesia berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak empat juta. Katakanlah jika dihitung semua wirausahawan Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai perusahaan besar ada sebanyak tiga juta, tentu bagian terbesarnya adalah kelompok-kelompok kecil yang belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya (kontuinitas). Sebagai contoh, keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat sedang, berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci keberhasilan pembangunan negara Jepang. Contoh lain, di Samarinda terdapat peningkatan dalam jumlah industri kecil dan menengah. Pada tahun 2000 terdapat sebanyak 6.950 unit UKM dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 13.233 unit, atau meningkat sebesar 91%. (www.kaltimpost.web.id). Berkaitan dengan pengembangan usaha, tentu saja perusahaan atau organisasi manapun pasti ingin mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain mereka ingin mencapai keberhasilan usaha. Menurut Riyanti (2003), salah satu langkah untuk mengukur keberhasilan itu adalah melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja memang penting, sebab selain digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu, penilaian kinerja dapat juga jadi masukan untuk perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Rue dan Byars (Riyanti, 2003) mendefinisikan kinerja sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan organisasi. Lebih jauh, Riyanti (2003) merumuskan berbagai pendapat para ahli tentang cara kinerja, antara lain: 1.Maynard (Riyanti, 2003), mengatakan bahwa kinerja perusahaan harus diukur dari besarnya Return On Investment (ROI). ROI adalah keuntungan yang diraih perusahaan. Jadi menurut Maynard, kinerja perusahaan dapat dinilai atau diukur melalui ROI. Pandangan Maynard tersebut ditolak oleh banyak ahli karena menurut mereka pengukuran kinerja perusahaan tidak cukup dilakukan dengan menggunakan ukuran tunggal tetapai juga dengan mempertimbangkan aspek-aspek lain.

2.Westom (Riyanti, 2003), melihat dari sudut pandang manajemen pada umumnya, kinerja perusahaan dapat diukur dengan memperhatikan tiga hal, yaitu kinerja administrasi, kinerja operasi dan kinerja strategik. 3.Kevin dan Lawton (Riyanti, 2003) menggunakan tiga indikator dalam mengukur kinerja organisasi, yaitu: a.Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di semua faktor input (modal dan tenaga kerja). b.Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan, modal, mekanisme penyesuaian dan pengaruh terhadap perubahan status. c.Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai). Dalam penelitiannya, Mulyanto (Riyanti, 2003) menjelaskan ciri-ciri yang secara umum dimiliki oleh Usaha Kecil Menengah (UKM), yaitu:

1.Kepemilikan orang pribumi. 2.Jenis usaha yang digeluti bersifat tradisional. 3.Segmentasi produknya ditujukan untuk melayani masyarakat berpenghasilan rendah dan berorientasi pada pasar domestik. 4.Usahanya bersifat padat karya di lingkungannya. 5.Teknologinya tradisional atau sederhana.\ 6.Modal awal umumnya berasal dari rumah tangga yang jumlahnya sangat terbatas sehingga berdampak pada kelambanan akumulasi modal. 7.Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. 8.Dalam mengelola usahanya kurang profesional dan kurang inovatif. Dengan demikian keuntungan investasi menjadi sulit dihitung dan kemampuan perencanaan ke depan hanya bersifat jangka pendek.

Kriteria keberhasilan usaha kecil dalam penelitian Ghost, dkk (Riyanti, 2003). tentang wirausaha kecil di Singapura menunjukkan hasil bahwa dari 85% responden yang menjawab, 70% wirausaha menggunakan net profit growth (laba bersih) untuk mengukur keberhasilan usaha, disusul oleh laba penjualan (sales revenue growth, 61%), laba setelah pajak (return on investment, 50%), dan pangsa pasar (market share, 48%). Selanjutnya, 38% dari wirausaha yang menggunakan kriteria keberhasilan laba bersih (net profit growth), berpendapat bahwa prestasi 6-10% pertumbuhan pertahun merupakan indikator keberhasilan usaha. Untuk mendukung uraian diatas, kriteria keberhasilan usaha adalahusaha-usaha yang mengalami peningkatan 25% dari keadaan ketika perusahaan didirikan. Meskipun hanya 25%, karena yang dilihat adalah peningkatan dalam akumulasi modal, jumlah produksi, jumlah pelanggan, perluasan usaha dan perbaikan sarana fisik maka kriteria tersebut dinilai cukup signifikan sebagai kriteria keberhasilan usaha (Riyanti 2003). Selain itu, kepuasan kerja menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan usaha karena kepuasan kerja merupakan prakondisi bagi tingkat produktivitas, tanggung jawab, kualitas dan costumer service (Kaplan & Norton dalam Munandar, 2001). Lebih jauh, Kaplan dan Norton (Munandar, 2001) mengemukakan lima elemen kepuasan kerja, yakni keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan aktif untuk melakukan kreativitas dan inisiatif dan dukungan atasan. Dalam mengembangkan usaha yang mereka jalani, terdapat beberapa hal yang menjadi penghambat. Menurut sejumlah peneliti, faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat diantaranya adalah : 1.Kurangnya kemampuan manajerial (Haswell et al; Brazel; Flahvin dalam Riyanti, 2003). 2.Kurangnya pengalaman dalam berwirausaha (Haswell et al; Wood; Brazel; Flahvin dalam Riyanti, 2003). 3.Kekurangan modal (Flahvin dalam Riyanti, 2003). 4.Ketidakmampuan dalam menanggapi perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut (Flahvin dalam Riyanti, 2003).

Beberapa wirausahawan mampu mengatasi hambatan tersebut sehingga mampu mengembangkan usaha yang sedang dijalaninya. Salah satu contoh wirausahawan tersebut adalah Nevy Ervina, pemilik Toms Silver yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kerajinan terutama kerajinan perak, perusahaan ini terletak di Kotagede Jogjakarta. Menurut Nevy Ervina, kunci keberhasilan perusahaan yang dikelolanya adalah inovasi produk dan inovasi perusahaan. Inovasi produk yaitu dilakukan dengan cara memanfaatkan bahanbahan lain selain perak sebagai bahan baku pembuatan produknya. Bahan-bahan tersebut yaitu emas, kuningan, dan alumunium. Sedangkan inovasi perusahaan dilakukan dengan cara mendirikan representative office di beberapa kota diluar jogjakarta. Selain hal tersebut, menurut Nevy Ervina kemampuan untuk mengamati permintaan dan kebutuhan pasar juga turut berpengaruh terhadap perkembangan perusahaanya. Sehingga perusahaan yang dikelolanya mampu berkembang dan masuk nominasi untuk meraih penghargaan dalam Dji Sam Soe award 2006, yaitu sebuah penghargaan untuk usaha kecil dan menengah yang dinilai mengalami keberhasilan. Melihat beberapa Negara maju seperti Amerika , Singapura , Malaysia , Korea Selatan dan Thailand yang memiliki pendapatan nasional di atas rata-rata, negara-negara tersebut pastinya memiliki banyak keunggulan di dalam hal produksi dalam negeri.Topik pembahasan kali ini mengacu pada para Wirausahawan muda maupun Wirausahawan tua yang telah berjasa memajukan negaranya dalam hal pendapatan nasional .Tidak hanya pendapatan nasional , para wirausaha yang ada juga menciptakan lapangan kerja untuk menurunkan tingkat pengangguran yang ada dan juga mencegah inflasi. Jika dibandingkan dengan Indonesia , negara-negara seperti Amerika , Singapura, Malaysia , Korea Selatan , dan Thailand , Indonesia memiliki jumlah wirausaha yang lebih sedikit dibandingkan negara-negara tersebut.Itulah sebabnya mengapa pendapatan nasional Indonesia mengalami pertumbuhan yang kecil.Untuk mengatasi masalah tersebut, kali ini saya akan membahas permasalahan yang ada tentang wirausaha di Indonesia. Profil-profil pengusaha sukses dan alasan mengapa mereka sukses, pengajaran tentang kesuksesan berwiraswasta harus diajarkan pada generasi muda Indonesia kelak mereka dapat melakukan perubahan terhadap perekonomian Indonesia melalui menjadi Wirausaha. Salah satu masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah persoalan pengangguran. Jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan telah mengakibatkan sebagian dari kita tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan

tetap. Di antara kelompok masyarakat yang belum memiliki penghasilan tetap akibat keterbatasan lapangan kerja adalah kaum muda. Wirausaha sangat dibutuhkan di Indonesia untuk memunculkan lapangan kerja agar memajukan perekonomian Indonesia. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 7,7 juta orang atau 6,56% dari total angkatan kerja. Pengangguran terbuka tertinggi pada Agustus 2011 berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,66% dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 10,43%.Pengangguran lulusan sekolah dasar (SD) berjumlah 3,56% atau naik dari posisi Februari 2011 sebesar 3,37%.

Lalu, pengangguran lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 8,37% atau naik dari Februari 2011 yang mencapai 7,83%. Kemudian pengangguran lulusan Diploma I/II/III mencapai 7,16% atau turun dari Februari 2011 sebesar 11,59%. Terakhir pengangguran lulusan universitas turun menjadi 8,02% dari level 9,95% pada Februari 2011. Data-data itu menujukkan bahwa persoalan pengangguran usia produktif di Indonesia merupakan masalah yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Istilah wirausahawan merupakan terjemahan dari kata entrepreneur yang diartikan sebagai kegiatan individual atau kelompok yang membuka usaha baru dengan maksud memperoleh keuntungan dan membesarkan usaha dalam bidang produksi maupun distribusi barang-barang ekonomi dan jasa. Berbicara mengenai kewirausahaan memang tidak dapat dilepaskan dari soal kemandirian bangsa. Kedua hal itu saling mempengaruhi satu sama lain. Jika kuantitas dan kualitas kewirausahaan suatu negara baik, maka dapat dipastikan bahwa kemandirian negara bersangkutan baik pula. Kehadiran para wirausahawan penting untuk menopang keberlanjutan kehidupan sosial ekonomi bangsa, seperti peningkatan kesejahteraan dan mengurangi pengangguran. Kondisi Wirausaha Indonesia pada hanya berjumlah 0.2% dari total jumlah penduduk.Untuk mencapai ekonomi ideal , seharusnya Indonesia paling sedikit mempunyai minimal 2% wirausaha dari jumlah total penduduk. Kewirausahaan memang jarang menjadi pilihan karena sebagian besar dari kita masih lebih cenderung memilih menjadi karyawan atau pegawai negeri sipil. Perlu disadari semakin besar jumlah orang terdidik yang lulus dari bangku pendidikan, maka semakin besar pula potensi jumlah pengangguran yang mungkin

tercipta sebagai dampak dari dampak persaingan akibat terbatasnya daya serap tenaga kerja, termasuk di instansi pemerintahan. Telah disadari bahwa besar pengaruhnya para wirausaha bagi negara-negara seperti Singapura , Malaysia , Korea Selatan , Thailand dan Amerika Serikat , kita sebagai kaum muda harus bisa membangkitkan semangat Wirausaha agar Indonesia memiliki perekonomian Ideal dimana memiliki jumlah wirausaha mencapai 2% dari total penduduk.

1.2.Pentingnya wirausaha bagi Indonesia Wirausahawan biasanya menikmati permainan bisnisnya dengan resiko yang diperhitungkan dan tidak mau menyerah meskipun menghadapi tantangan seberat apaun keadaannya. Kewirausahawan adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan, oleh karena itu sebelum menjadi wirausahawan dapat mempertimbangkan manfaat menjadi wirausahawan dan menjadi pemilik bisnis. Fungsi wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu secara mikro dan makro, secara mikro wirausaha memiliki dua penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru seperti produk, teknologi, cara, ide-ide, organisasi. Sebagai perencana wirausaha berperan merancang tindakan usaha baru, merancangkan strategi usaha yang baru, merancang ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru. Secara makro peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran,pemerataan kekayaan dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara. Kewirausahaan di Amerika mengalami perkembangan pesat, terutama dikarenakan sistem perekonomian negara yang tersebut yang mendukung tumbuhnya lapisan ini. Menjadi Entrepreneur merupakan impian bagi sebagian besar dari penduduk di sana, sebagian beranggapan menjadi wirausaha adalah jalan menuju kekayaan.elakangan ini, pembahasan mengenai kewirausahaan makin marak terutama karena banyak wirausahawirausaha sukses ikut berusaha untuk berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun mentoring langsung ke calon wirausaha. Bisa diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino, Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah terkenal dalam keberhasilannya membangun bisnis.Peran media dan lembaga-lembaga terkait pun tak kalah penting. Kerjasama media dalam kegiatan-kegiatan penghargaan, ekspo, pameran bagi wirausaha membuat topik ini menjadi selalu hangat sepanjang tahun. Perusahaan Konsultan Manajemen sekelas Earns & Young (EY) misalnya setiap tahun selalu memberikan penghargaan EY Entrepreneurs of The

Year kepada wirausaha yang dinilai berhasil dalam bidangnya. Ditambah lagi dengan beragam penghargaan lain yang diberikan baik oleh pemerintah secara langsung memberikan daya ungkit yang terus mengangkat kemajuan kewirausahaan di Indonesia

1.3.Peran Pemerintah dalam menumbuhkan Kewirausahaan Pemerintah Indonesia pun memberikan suatu program yang mendukung perkembangan wirausaha di Indonesia. Pemerintah memberikan dana secara sukarela kepada mahasiswa yang masih menempuh pendidikannya di universitas-universitas negeri Indonesia untuk mengembangkan kemampuannya dalam bidang wirausaha. Selain pemerintah, perusasahaan-perusahaan besar di Indonesia pun memberikan program pengembangan wirausaha kepada mahasiswa dan masyarakat secara luas. Setiap program tentang wirausaha yang diadakan baik oleh pemerintah maupun oleh perusahaan-perusahaan secara umum dilakukan dengan proses penyeleksian terhadap ide bisnis yang dimiliki oleh seorang calon wirausahawan sehingga proses ini mamacu calon wirausahawan untuk berfikir kreatif tentang bisnis yang akan dikembangkan. Jadi, program yang diadakan oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia tentang kewirausahaan tidak langsung dengan pemberian modal sepenuhnya, namun dengan proses penyeleksian yang ketat sehingga menghasilkan bisnis yang memiliki kualitas bagus dan siap bersaing di dunia nyata setelah berjalan. Bukan hanya sekedar proses seleksi yang ketat namun setelah itu program-program yang diberikan pun sangat baik, calon wirausahawan bukan hanya diberikan modal untuk berusaha tetapi juga diberikan pengetahuan tentang tata cara berwirausaha yang baik. Peluang ini sangat bagus bagi masyarakat Indonesia untuk mengembangkan ide yang mereka miliki. Hal ini menunjukkan bahwa peranan wirausaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan sangat menjanjikan dan memberikan indikasi kepada masyarakat bahwa pemerintah mulai menyadari peranan wirausaha dalam membantu menurunkan angka pengangguran di Indonesia yang berdampak baik bagi perekonominan Indonesia. Selain itu, peranan dari para wirausahawan yang telah berhasil pun memberikan peranan penting dalam memberikan pengaruh secara psikologis kepada masyarakat untuk berani untuk mencoba berwirausaha sesuai dengan bidang yang diminati. Wirausahawan yang telah berhasil mengembangkan bisnis yang ditekuninya seringkali membantu proses

sosialisasi tentang wirausaha dengan cara membagi pengalaman kepada masyarakat luas dalam bentuk apa pun, khususnya seminar yang dibuka untuk umum. Disamping itu, antusiasme masyarakat tentang berwirausaha pun sangat tinggi sehingga diperlukan mediamedia interaktif yang dapat menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang ingin sekali mengetahui wirausaha secara umum karena program-program ini tidak sepenuhnya sampai kepada masyarakat dan mahasiswa secara keseluruhan. Permasalahan teknis yang terkait dengan penyampaian informasi tentang program kewirausahaan dari perusahaan-perusahaan ataupun pemerintah kepada masyarakat dapat diperbaiki dengan cara menjalin hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah, wirausahawan, dan kalangan masyarakat dalam proses penyampaian yang berkaitan dengan informasi kewirausahaan yang akan disampaikan. Dengan begitu, masyarakat secara keseluruhan dapat mengetahui dan mendapatkan pengetahuan penting dalam memulai ataupun mengembangkan bisnis. Oleh karena itu, informasi yang disampaikan mengenai program kewirausahaan sudah seharusnya lebih ditingkatkan dengan media-media yang mudah didapat oleh seluruh masyarakat Indonesia. 1.4. Kesimpulan Pada dasarnya setiap orang memiliki peluang yang sama besar untuk bisa membangun sebuah usaha. Sayangnya, tidak semua orang berani untuk segera memulainya.Hal ini terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia yang tidak ingin membangun sebuah usaha.Pentingnya peran wirausaha dalam membangun sebuah negara sangat besar pengaruhnya terhadap negara tersebut.Tentunya peran pemerintah dan system pendidikan memberikan pengaruh yang besar bagi proses menumbuhkan rasa kewirausahaan dalam Indonesia.Melihat dampak Wirausaha yang sangat besar pada perekonomian negara maju seperti Amerika Serikat , Thailand , Singapura , dan Malaysia ,Sudah seharusnya Indonesia membangkitkan semangat Wirausaha agar masalah-masalah ekonomi dapat diatasi dengan mudah

You might also like