You are on page 1of 10

Makalah:

TEORI BELAJAR SKINNER


Mata Kuliah:

BELAJAR dan PEMBELAJARAN 1


Disusun oleh:

Mahasiswa Program Studi Matematika FKIP UNRAM Angkatan 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Kecerdasan Jamak Anak Didik dan Pengembangannya dalam Pendidikan. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya
dapat ditingkatkan dan disempurnakan.

Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Mataram, 2 April 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. Latar belakang ............................................................................................................. 1 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1 Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1. 2.2. 2.3. 2.4 Sejarah Munculnya Teori Skinner............................................................................... 2 Teori Belajar Skinner .................................................................................................. 2 Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Skinner .................................................................... 4 Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelejara............................................................6

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Skinner...........................................................6 BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Skinner penyelidikan mengenai kepribadiah hanya sah jika memenuhi beberapa kriteria ilmiah. Ia tidak akan menerima gagasan bahwa kepribadian yang membibing atau mengarahkan perilaku. Dalam hal ini Skinner membedakan perilaku menjadi dua yaitu perilaku yang alami dan perikau operan, perilaku alami menurutnya adalah perilau yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang ditimbulkan stimulus yang tidak jelas atau tidak diketahui tetapi semata mata dihasilkan oleh organisme itu sendiri. Bagi Skinner, faktor motifasional dalam tingkah laku bukan elemen dari struktural dalam situasi yang sama. Tingkah laku seseorang bisa berbeda beda kekuatan dan keseringan munculnya. Hakikat dari teori Skinner adalah teori belajar bagaiman individu memiliki tingkah laku baru menjadi lebih terampil menjadi lebih tahu. Skinner meyakinkan bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya sedangkan cara untuk mengontrol perilaku adalah dengan melakukan penguatan terhadap suatu strategi kegiatan yang membuat tingkah laku itu terjadi atau sebaliknya tidak terjadi pada masa yang akan datang. Dalam proses belajar mengajar manusia tidak bisa terlepas dari stimulus dan respon yang dialami sebagai suatu tanggapan atas suatu rangsangan yang masuk. Para ilmuwan terdahulu banyak menggunakan hewan sebagai bahan percobaan terhadap teori-teori yang telah ditemukan, yang mana teori tersebut bila sudah teruji dengan baik maka dapat diaplikasikan terhadap manusia, diantaranya yaitu teori Burrhus Frederic Skinner, Edwin R Gutric, dan Clark Hull. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Bagaimanakah sejarah munculnya teori skinner? Bagaimanakah teori belajar menurut Skinner? Bagaimana prinsip-prinsip belajar menurut Skinner? Bagaimana pengaplikasian teori belajar Skinner terhadap pembelajaran? Apakah kelebihan dan kekurangan teori skinner?

1.3 Tujuan Pembahasan Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Untuk sejarah munculnya teori skinner Untuk mengetahui teori belajar menurut Burrhus Frederic Skinner Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar menurut Burrhus Frederic Skinner Untuk mengetahui pengaplikasian cara teori belajar skinner terhadap pembelajaran 5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori skinner
4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah munculnya teori Skinner Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) adalah seorang psikolog Amerika Serikat yang terkenal dari aliran behaviorisme. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Setiap makhluk hidup selalu berada dalam proses interaksi dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang menimbulkan respon. stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan perubahan-perubahan tertentu. Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R, model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian. Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex yang menyatakan bahwa stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner banyak tingkah laku menghasilkan perubahan pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang berhubungan dengan munculnya respons atau tingkah laku operan. 2.2 Teori Belajar Skinner Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke dalam dua kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku responden adalah perilaku tanpa sengaja (refleks). Agar perilaku responden terjadi, diperlukan stimulus yang terjadi pada organisme. Contohnya stimulus dari binatang kecil yang mengganggu terhadap mata Anda akan menyebabkan anda berkedip, suatu peristiwa memalukan dapat menyebabkan anda bermuka merah, dan flash cahaya terang akan mengakibatkan anda berkedip mata. Sedangkan Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan yang berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Dilihat dari pengertian "operan" sendiri, menjelaskan bahwa seluruh perilaku yang beroperasi pada lingkungan untuk menghasilkan peristiwa atau tanggapan dalam lingkungan. Jika kejadian atau tanggapan yang memuaskan maka kemungkinan perilaku operant akan diulang secara terus menerus bahkan akan ditingkatkan.Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tertentu. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya. Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan yang dapat diprediksi dan mudah di identefikasi oleh ransangan . Menurut Skinner perilaku tertentu hanya
5

terjadi jika disebabkan oleh tertentu tetapi sulit untuk mengidentifikasi ransangan karena ransangan ini tidak penting untuk mempelajari perilaku. Manajemen kelas menurut Skinner adalah usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada peril aku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat. Pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan pengutan negative. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku, sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentukbentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll). Dalam teori belajarnya Skinner mendefinisikan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan prilaku yang telah dicapai dari hasil belajar melalui beberapa penguatan-penguatan prilaku yang baru, yang disebut dengan kondisioning operan (operan conditioning). menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman(punishment). Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut Skinner box, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping. Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) yang berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu: Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentukbentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku

(senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

2.3 Prinsip-Prinsip Belajar Yang Dikembangkan Oleh Skinner 1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat. 2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. 3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul. 4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri. 5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman. 6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. 7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

2.4 Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis. 2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat. 3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. 4. Materi pelajaran digunakan sistem modul. 5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic. 6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri. 7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman. 8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum. 9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah. 10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu) 11. Tingkah laku yang diinginkan dianalisis supaya meningkatkan tujuan yang ingin dicapai. 12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping. 13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan. 14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine. 15. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda pula.

2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Teori Belajar Skinner Kelebihan Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan. Kekurangan Beberapa kelemahan dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994) bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat. Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

BAB III KESIMPULAN 1. Teori belajar Skinner memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif, pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik. 2. Kritik terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada control eksternal atas perilaku murid. Teori ini berpandangan bahwa strategi yang lebih baik adalah membantu murid belajar mengontrol perilaku mereka sendiri dan menjadi termotivasi secara internal. Beberapa kritikus mengatakan bahwa bukan ganjaran dan hukuman yang akan mengubah perilaku, namun keyakinan atau ekspektasi bahwa perbuatan tertentu akan diberi ganjaran atau hukuman. atau dengan kata lain teori behaviorisme tidak memberi cukup perhatian pada proses kognitif dalam proses belajar. 3. Pada teori belajar skinner, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan. 4. Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan danhukuman. Penguatan adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. 5. Prinsip belajar skinner adalah sebagai berikut. a. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa. b. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman. c. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebagainya. d. Dalam proses belajar lebih dipentingkan aktifitas itu sendiri. e. Dalam belajar digunakan shaping 6. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.

DAFTAR PUSTAKA

Arie Asnaldi, 2005. Teori -Teori belajar. B.F. Skinner and radical behaviorism, Ali, Muh. 1978. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali Gagne, E.D., (1985). The Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Toronto: Little, Brown and Company Ghafur, Abdul. 1980. Disain Instruksional. Suatu Langkah Sistematis Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. http://asnaldi.multiply.com/journal/item/ http://en.wikipedia.org/wiki/Behaviorism#column-one http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik London: Paul Chapman Publising hing ini Higher Education.

http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/teori-behaviorisme.htm:01Febr. 2011, 13.00 http://made82math.wordpress.com/ http://www.scribd.com/doc/21251076/TEORI-BEHAVIORISME John W. Satrock, 2007. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT Kencana Media Group: Jakarta. Koga Page Ltd. Light, G. and Cox, R. 2001. Learning and TeacTeori Belajar Behavioristik Moll, L. C. (Ed.). 1994. Vygotsky and Education: Instructional Implications and Application of Sociohistorycal Psychology. Cambridge: Univerity Press Mukminan. 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP. Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Balajar dan Mengajar. Solo: TigaSerangkai. Pereivel & Ellington. 1984. A Handbook of Educational Technology. London: Prasetya Irawan, dkk, 1997. Teori belajar. Dirjen Dikti: Jakarta. Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas.
10

You might also like