You are on page 1of 12

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

Pelayanan bimbingan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling. Fungsi-fungsi yang dimaksud mencakup:

a. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, baik pemahaman tentang diri peserta didik, lingkungan, maupun lingkungan yan g lebih luas. Bagi guru, fungsi pemahaman seyogyanya menjadi landasan dalam melakukan berbagai jenis layanan. Tanpa dilandasi oleh pemahaman yang benar, misalnya pemahaman tentang peserta didik, akan membuat layanan yang diberikan menjadi sangat tidak efisien dan tidak efektif dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, keterampilan guru dalam memanfaatkan berbagai data yang dihasilkan melalui kegiatan aplikasi instrumentasi perlu terus ditingkatkan. Keterampilan yang dimaksud mencakup pemahaman yang benar tentang berbagai karakteristik instrumen, baik tes maupun non tes, keterampilan dalam menyelenggarakan kegiatan pengumpulan data, keterampilan dalam mengolah dan menafsirkan data, serta keterampilan dalam menghimpun, dan mengkomunikasikan data untuk berbagai kepentingan. Bahkan dalam kondisi tertentu guru perlu mengembangkan keterampilan untuk merancang dan mengembangkan instrumennya sendiri. Pemahaman itu meliputi: Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orangtua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta didik sendiri, orangtua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing.

Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan, dan informasi sosial dan budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta didik

b. Fungsi Pencegahan Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugiankerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Sekalipun fungsi pencegahan ini memiliki nilai yang strategis, akan tetapi program bimbingan yang secara khusus mengarah pada fungsi ini masih sangat jarang dilakukan secara khusus. Di sekolah, pelayanan bimbingan konseling sering disalahartikan, yaitu ditujukan hanya untuk menangani anak-anak yang suka mengganggu teman, bolos, malas belajar, dsb. Padahal pelayanan bimbingan konseling ditujukan untuk semua anak, termasuk anak-anak yang biasa saja. Bagi mereka, pelayanan bimbingan tentu bersifat pencegahan, agar mereka terhindar dari prilaku yang dapat menghambat pencapaian prestasi belajar yang optimal. Jika kekeliruan ini tidak segera dibenahi, maka kesan bahwa bimbingan hanya menangani anak-anak yang bermasalah, akan terus berlanjut. c. Fungsi Pengentasan Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Fungsi pengentasan hendaknya tetap dilakukan dengan memberdayakan seluruh kemampuan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa, dan bukan keputusan guru yang dipaksakan pada siswa. Untuk mendukung itu, keterampilan guru, terutama yang terkait dengan

fungsi pengentasan, baik melalui kegiatan konseling perorangan maupun kelompok perlu terus ditingkatkan. Beberapa keterampilan dasar yang seyogyanya dimiliki misalnya, keterampilan bersikap (attending), dan keterampilan memberikan bantuan (helping). Hal ini dilandasi oleh pertimbangan, bahwa cara guru duduk, menggerakan anggota badan, atau menampilkan rona muka yang menyenangkan, seringkapi dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan klien, sekalipun pembahasan terhadap masalahnya sendiri belum dilakukan. Apalagi jika diikuti dengan keterampilan lainnya, seperti keterampilan memberikan bantuan. d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam pelaksanaannya tidak akan secara efektif dilaksanakan jika guru memahami betul peserta didik yang dibimbingnya, sehingga berbagai jenis layanan yang diberikan untuk terpelihara dan trkembangkan potensi para siswa sesuai dengan kebutuhan dan keadaan siswa itu sendiri.

1. 1. Fungsi Pencegahan: Bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti kesulitan belajar, kekurangan intormasi, masalah sosial dan sebagainya dapat dihindari. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dan berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya tersebut dapat ditempuh melalui program bimbingn. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah

yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obatobatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). Beberapa kegiatan bimbingan yang dapat berfungsi pencegahan, antara lain: 1. Program orientasi, yang memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk lebih mengenal sekolah sebagai lingkungannya yang baru. Dalam program ini dapat disampaikan berbagai informasi seperti: kurikulum, cara-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan sosial, tata tertib sekolah, informasi pekerjaan, dan sebagainya. 2. Program bimbingan karir, yang membantu para mahasiswa untuk memperoleh pemahaman diri dan lingkungan yang lebih baik serta mengembangkannya ke arah pencapaian karir yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita, dan kemampuan. 3. Program pengumpulan data yang memungkinkan diperolehnya data yang lebih lengkap dan tepat yang amat diperlukan guna pemahaman pribadi siswa secara lebih mendalam. 4. Program kegiatan kelompok, seperti diskusi bermain peranan dinamika kelompok dan teknik-teknik pendekatan kelompok lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan para siswa memperoleh pemahaman diri secara lebih baik di samping meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat. 5. 2. Fungsi Penyesuaian Yang dimaksud dengan fungsi penyesuaian adalah bahwa pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi rnembantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, adanya kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai lingkungan merupakan sasaran fungsi ini. Fungsi Penyesuaian membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli. Fungsi penyesuaian mempunyai dua arah. Arah pertama adalah bantuan kepada para siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah. Arah kedua adalah bantuan dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan masing-masing siswa. Jadi, dalam arah kedua ini lingkungan yang disesuaikan terhadap keadaan siswa. Berikut ini akan dijelaskan kedua arah fungsi penyesuaian tersebut. 1. Pertama Keberhasilan para siswa dalam belajarnya di sekolah banyak dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan Sekolah sebagai suatu tata sosial budaya tersendiri ( merupakan suatu lingkungan tertentu bagi siswa dengan segala tuntutan dan norma-normanya. Siswa harus mampu menyesuaikan dirinya dalam lingkungan sekolah yang mungkin berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya para siswa perlu mendapat bantuan yang

terarah dan sistematis. Dalam hubungan ini program bimbingan dan konseling memberikan bantuan kepada para siswa agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya di lingkungan sekolah. Beberapa kegiatan bimbingan dan konseling dalam fungsi ini antara lain: 1) Orientasi terhadap sekolah, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai hal antara lain: kurikulum, cara belajar, fasilitas, ketentuan akademik, dan sebagainya; 2) Kegiatan-kegiatan kelompok untuk memperoleh penyesuaian sosial yang lebih baik;

3) Pengumpulan data siswa untuk memperoleh pemahaman diri yang lebih baik sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan; 4) Konseling perorangan untuk mengarahkan siswa demi penyesuaian diri yang lebih baik terhadap lingkungan. 1. Kedua, seperti telah dikemukakan dalam bagian terdahulu, perbedaan perorangan di antara siswa. Ini berarti bahwa siswa yang satu berbeda dengan siswa lainnya dalam satu atau beberapa aspek kepribadiannya. Ada siswa yang cepat dalam belajar, dan ada pula yang lambat. Demikian pula ada siswa yang penuh minat terhadap suatu kegiatan, sementara ada pula sejumlah siswa yang kurang berminat. Agar para siswa mendapat kepuasan diri secara optimal perlu dikembangkan program pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan masing masing siswa. Dengan kata lain perlu adanya program yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing siswa. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi membantu mengenali keadaan pribadi masing-masing siswa dan kemudian membantu mengembangkan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan pribadi masing-masing siswa itu. Program yang dikembangkan ini dapat berupa program perorangan ataupun program kelompok, seperti paket program belajar sendiri, program kegiatan ekstra kurikuler, kegiatan kesenian, kegiatan keterampilan, dan sebagainya, yang semuanya itu bersifat pilihan. 1. 3. Fungsi Perbaikan Fungsi perbaikan adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif. Meskipun fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian telah dilaksanakan, namun siswa yang bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-masalah tertentu. Di sinilah fungsi perbaikan dan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan. Dalam hal ini bantuan bimbingan dan konseling berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan itu tentulah amat tergantung pada masalah yang dihadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya, maupun bentuknya. Pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan itu dapat

bersifat perorangan ataupun kelompok, langsung berhadapan dengan siswa yang bersangkutan, melalui perantaraan orang lain (misalnya orang tua), ataupun melalui pengubahan lingkungan. 1. 4. Fungsi Pemyaluran Fungsi penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah para siswa perlu dibantu agar memperoleh prestasi yang sebaik-baiknya. Untuk itu setiap siswa hendaknya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan, sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing (seperti bakat, minat, kebutuhan, kecakapan, dan sebagainya). Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling membantu siswa mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya masing-masing. Melalui fungsi penyaluran, bimbingan dan konseling mengenali masing-masing siswa secara perseorangan, dan kemudian membantunya dalam penyaluran ke arah kegiatan atas program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. Bentuk kegiatan bimbingan dan konseling dalam fungsi ini misalnya, bantuan dalam: 1. 2. 3. 4. memperoleh jurusan yang tepat; menyusun program belajar; pengembangan bakat dan minat; perencanaan karir.

Bimbingan dan konseling adalah wilayah layanan yang bertujuan memandirikan individu yang normal dan sehat dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan (the Common Good) (Sternberg, 2003). Konteks tugas konselor pada jenjang Sekolah Menengah merupakan Nieche yang paling subur bagi konselor karena di jenjang itulah konselor dapat berperan secara maksimal dalam memfasilitasi peserta didik mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya. Hanya saja, terdapat perbedaan yang khas antara peran konselor yang menggunakan proses pengenalan diri konseli sebagai konteks layanan dalam rangka menumbuhkan kemandirian mereka mengambil sendiri berbagai keputusan penting dalam perjalanan hidupnya yang berkaitan dengan pendidikan maupun tentang pemilihan, penyiapan diri serta kemampuan mempertahan karier, dengan bekerja sama saling isi-mengisi dengan guru yang menggunakan mata pelajaran sebagai konteks layanan dengan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, yaitu pembelajaran yang sekaligus berdampak mendidik.

Pendidikan mempunyai sebuah tanggangjawab untuk mengembangkan kualitas yang unik dari setiap individu. Lebih spesifik, pendidikan harus mampu mengembangkan kecakapan individu di bidang seni, ilmu-pengetahuan, penyesuaian sosial, filosofi individu, demikian juga keahlian dalam praktik nyata. Keunikan dari sebuah pribadi biasanya menemukan ungkapan terbaiknya dalam aktivitas sendiri diluar pekerjaan yang ditekuni sendiri. Melalui pendidikan seseorang memiliki kesempatan mengembangkan kesenangan tertentu, kemampuan, dan bakat. Sekolah harus digunakan secara bijak supaya tidak dieksploitasi dan mengalami penurunan makna. Dalam seperempat abad dua puluh terakhir ini, jelas bahwa sekolah dasar dan menengah menjadi sasaran tekanan, yang dapat membuat sekolah tersebut melemah dan membelok dari tujuan utama sekolah itu sendiri. Sebagai contoh, beberapa orang menghendaki agar sekolah menjadi institusi yang menyediakan program program kesejahteraan yang lebih besar untuk anak, sedangkan yang lain datang kesekolah untuk menolak pendidikan universal dan mendidik kelompok terpilih. Walaupun hak prerogative masyarakat untuk menetapkan dengan persetujuan umum tujuan-tujuan dari institusi mereka tetap ada, kepemimpinan yang tepat untuk mencegah pelemahan dalam usaha pendidikan haruslah disediakan oleh masyarakat individu dan menyiagakan pendidik-pendidik professional.
http://machfudherman.wordpress.com/2010/01/28/fungsi-bimbingan-konseling/

Supervisi Pengajaran
oleh steofandi fizari, dkk PEMBAHASAN A. PENGERTIAN SUPERVISI PENGAJARAN Kata Supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu Supervision yang artinya melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keseluruhan. Sedangkan orang yang melakukan Supervisi disebut dengan Supervisor. [1] Dalam pemakaiannya secara umum, Supervision diberi arti sama dengan direction, management, dan supervisor, dengan director, manager, dalam bahasa umum ini, ada kecondongan untuk membatasi pemakain istilah supervisor pada orang-orang yang berada dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hirierki manajemen. Istilah-istilah umum bagi kedudukan-kedudukan ini

selain dari supervisor adalah foreman dan superintendent, yang di Negara kita disebut mandor, pengawas, inspektur, opsiner, dan opseter. Merekalah yang bertnggung jawab secara langsung dan bertatap muka tentang kegiatan-kegiatan dari hari ke hari sekelompok pegawai bawahan. Dalam sistem sekolah yang sedang berkembang, situasinya agak lain. Dalam Carter Goods Dictionary of Education, misalnya Supervisi diartikan sebagai: Segala usaha para pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru datang pendidikan yang lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan professional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar, serta eveluasi pengajaran.[2] Sedangkan pengertian Supervisi yang dirumuskan oleh beberapa pakar adalah sebagai berikut: 1. Ben M. Harris, dalam bukunya supervisor Behavior in Education, 175, menyatakan Supervisi adalah apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa an alat-alat dalam rangka mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk mempengaruhi langsung pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat. 2. Prof. Dr. Burhanuddin Harahap, dalam bukunya Supervisi Pendidikan, 1983, menyatakan Supervisi adlah kegiatan yang dijalankan terhadap orang yang menimbulkan atau yang potensial menimbulkan komunikasi dua arah. 3. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979, menyatakan: Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. 4. Drs. Ametembun, dalam bukunya Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan: Supervisi Pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu belajar-mengajar di kelas pada khususnya. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dikemukakan secara sederhana bahwa Supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pengajaran di sekolah. Ia berintikan program pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana, kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.[3] Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perkataan Supervisi belum begitu popular. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang orang lebih mengenal kata inspeksi daripada Supervisi. Pengertian inspeksi sebagai warisan peninggalan Belanda itu, cenderung kepada pengawasan yang bersifat otokratis, yang berarti mencari kesalahan-kesalahan guru dan kemudian menghukumnya. Sedangkan Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya, Supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru atau pegawai menjalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah

digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana memperbaiki proses belajarmengajar. Jadi, dalam kegiatan Supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pangalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikut sertakan di dalam usahausaha perbaikan pendidikan. [4] Hal di atas sesuai dengan rumusan Burton, yaitu:[5] Supervisi yang baik adalah mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan. Tujuan Supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar-mengajar secara total. Fokusnya pada setting for learning, bukan pada seseorang atau sekelompok orang. Jadi supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personil maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi kepengawasan yang lebih baik demi tercarapainya tujuan pendidikan. B. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI Beberapa prinsip pokok tentang Supervisi modern: 1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan. Ia adalah jasa yang bersifat kooperatif dan mengikut sertakan, karenanya para guru hendaknya dilibatkan seberapa dapat dalam pengembangan program Supervisi. 2. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan Supervisi. 3. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah. 4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran pendidikan, dan hendaknya menerangkan implikasi-implikasi dari tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tersebut. 5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah, dan membantu dalam pembangunan hubungan sekolah-masyarakat yang baik. 6. Tanggung jawab bagi pengembangan program Supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan pengawas atau pemilik bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya. 7. Harus ada dana yang memadai bagi program kegiatan Supervisi dalam anggaran tahunan, serta personil, material, dan perlengkapan yang mencukupi kebutuhan. 8. Efektifitas program Supervisi hendaknya dinilai secara periodik oleh para peserta.

9. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktik penemuan pendidikan yang mutakhir. 10. Supervisi kian bertambah diangkat dari situasi tertentu daripada dipaksakan dari atas. Itulah beberapa prinsip dasar mengenai Supervisi modern yang mungkin bisa dijadikan dan diterapkan dalam proses belajar-mengajar dalam dunia pendidikan.[6] C. KEGIATAN-KEGIATAN SUPERVISI Segala hal dalam sistem sekolah dirancang dengan maksud akhir pada sistem belajar dan pertumbuhannnya. Supervisi dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. menilai hasil pendidikan dengan mengingat sasaran pendidikan yang telah disetujui 2. mempelajari situasi KBM untuk menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan prestasi murid 3. memperbaiki situasi belajar mengajar o memperbaiki pedoman pengajaran o memperbaiki alat pengajaran o memperbaiki perbuatan guru dengan penggunaan Supervisi yang sesuai o memperbaiki faktor-faktor yang terdapat pada pelajar seperti pengaruh pertumbuhan dan prestasinya 4. menilai saran-saran, metode, dan hasil Supervisi o menerapkan teknik-teknik evaluasi o menilai hasil program Supervisi tertentu yang membatasi keberhasilan program o menilai dan memperbaiki perbuatan personil Supervisi D. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI Adapun dalam hal ini ada beberapa teknik dalam Supervisi antara lain: 1. Kunjungan kelas kunjungan kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran Karena dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.

2. Pembicaraan individual Pembicaraan individual merupakan teknik yang sangat penting karena pengawas untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesionalnya. 3. Diskusi kelompok Dalam hal ini adalah suatu kegiatan di mana kelompok orang yang berkumpul dalam situasi bertatap muka dan melalui interaksi lisan bertukar informasi atau berusaha untuk mencapai suatu keputusan tentang masalah bersama. 4. Demonstrasi mengajar Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran yang baik 5. Kunjungan kelas antarguru Bahwa kunjungan kelas yang dilakukan guru-guru di antara mereka sendiri adalah efektif dan sukai di mana biasanya direnakan atas permintaan guru-guru. Teknik ini lebih efektif lagi jika tiap observasi diikuti oleh suatu analisis yang berhati-hati. 6. Pengembangan kurikulum Pentingnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan murid dan masyarakat bagi memelihara dan meningkatkan kualiatas pendidikan. 7. Buletin Supervisi Ini merupakan alat komunikasi yang efektif, hal ini biasanya berupa pengumuman-pengumuman, analisis presentasi dalam pertemuan-pertemuan organisasi dan lain-lain. 8. Perpustakaan professional Perpustakaan ini merupakan sumber informasi yang sangat membantu kepada pertumbuhan profesional personil pengajar di sekolah. 9. Lokarkarya Lokarkarya menyediakan kesempatan untuk kerjasama, untuk mempertemukan ide-ide, untuk mendiskusikan masalah-masalah bersama dan profesional dalam berbagai bidang studi. 10. Survey sekolah-masyarakat[7]

Merupakan komprehensif tentang masyarakat akan membantu guru dan kepala sekolah untuk memahami dengan lebih jelas program sekolah yang akan memenuhi kebutuhan dan kepentingan murid. Bahwasnya tidak satu teknik tunggal yang bisa memenuhi segala kebutuhan; dan bahwa suatu teknik tidaklah baik atau buruk pada umumnya, melainkan dalam kondisi tertentu. PENUTUP A. KESIMPULAN Supervisi pengajaran merupakan kegiatan pengawasan untuk menciptakan situasi belajarmengajar yang lebih baik. Untuk itu dalam supervisi pengajaran harus ada yang menjalankannya yang disebut supervisor. Dalam hal ini supervisor haruslah ang-orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan pengawasan. Oleh karena itu fungsi pengawasan dalam pendidikan bukan sekedar control apakah segala kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih luas dari itu. Adapun kegiatan supervisi pendidikan ini mencakup kondisi-kondisi atau syarat-syara personil maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif. B. SARAN Dengan adanya pembelajaran supervisi ini, nantinya mahasiswa mampu mengimplikasikannya di dalam dunia pendidikan, mulai dari hal yang terkecil. DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam Pedomaam Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan,: Jakarta, 2003. Purwanto, Nglalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rifai. Moh. 1982. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars Bandung. Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa

You might also like