You are on page 1of 37

TAMBANG TERBUKA

Dibuat Sebagai Syarat Tugas Mata Kuliah Tambang Terbuka Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Dewi Sartikha 03091402040

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS TEKNIK 2013

I.

PENGERTIAN TAMBANG TERBUKA Tambang terbuka merupakan suatu sistem penambangan di mana seluruh aktivitas kegiatannya berhubungan langsung dengan atmosfir atau udara luar.

II.

PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN Tujuan utama dalam pemilihan suatu metode untuk menambang suatu endapan mineral adalah dalam rangka merancang suatu sistem eksploitasi yang paling sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dalam hal ini pengalaman berperan utama dalam pengambilan keputusan yang memerlukan banyak pertimbangan untuk kemudian dapat di evaluasi dalam tiga tahap yaitu studi konseptual, rekayasa, studi rancangan rinci. Dalam kegiatan penambangan, ukuran utamanya adalah memilih suatu metoda penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik (alam, geologi, lingkungan) dari endapan mineral yang akan di tambang di dalam batas

keamanan, teknologi dan ekonomi untuk mencapai ongkos yang rendah, keuntungan maksimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penambangan, antara lain: a. Karakteristik dari endapan Ini merupakan faktor penting yang dominan karena umumnya sangat menentukan dalam pemilihan metode penambangan. Karakteristiknya meliputi: Ukuran (dimensi, terutama tinggi dan tebal) Bentuk (tabular, lentikular, massiv, atau irregular) Orientasi (dip/inklinasi)

2|Tambang Terbuka [DS-40]

Kedalaman (rata-rata, yang akan berimbas pada stripping ratio)

b. Kondisi geologi dan hidrogeologi Karakteristik geologi baik dari bahan bijih maupun batuan samping, akan mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam pemilihan antara metode selektif dan nonselektif serta pemilihan sistem penyanggaan pada sistem penambangan bawah tanah. Hidrologi berdampak pada kebutuhan akan penyaliran dan pemompaan, sedangkan aspek mineralogi akan menentukan syarat-syarat pengolahan. c. Sifat-sifat geoteknik Hal ini menyangkut mekanika tanah dan mekanika batuan untuk bijih dan batuan disekelilingnya. Hal-hal ini akan mempengaruhi pemilihan peralatan pada system penambangan terbuka. Hal yang harus diperhatikan: Sifat-sifat fisik (bobot isi, porositas, permeabilitas) Sifat elastik (kekuatan, modulus elastik, nisbah) Perilaku elastik atau visko elastik Keadaan tegangan Konsolidasi, kompaksi dan kemampuan bukaan pada kondisi tanpa penyangga. d. Konsiderasi ekonomi Faktor ini akan mempengaruhi hasil investasi aliran kas, pengembalian dan keuntungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi:

3|Tambang Terbuka [DS-40]

Umur tambang Produktivitas Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok Cadangan e. Faktor teknologi Kondisi paling cocok antara alamiah endapan dan metode penambangan adalah yang paling diinginkan. Sedangkan metode cocok mungkin tidak banyak pengaruhnya pada saat penambangan, tetapi kemungkinan akan mempengaruhi pada kegiatan pendukung tambang/terusannya (pengolahan, peleburan, dll). Faktor teknologi: a. Perolehan tambang, dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih). b. Ke-fleksibilitas-an metode dengan perubahan kondisi. c. Selektifitas metode untuk memisahkan bijih dan waste. d. Konsentrasi atau disperse pekerjaan. e. Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi. f. Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa lingkungan fisik saja, tetapi juga meliputi lingkungan social-politik-ekonomi. Faktor-faktor lingkungan: Kontrol bawah permukaan untuk merawat kondisi bukaan.

4|Tambang Terbuka [DS-40]

Penurunan permukaan tanah (subsidence), atau efek ambrukan pada permukaan tanah.

Kontrol

atmosfir (ventilasi, kontrol

kualitas, kontrol

panas dan

kelembaban). Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kesehatan dan keselamatan, kehidupan, kondisi permukiman). Prosedur pemilihan metode penambangan secara ringkas dapat ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

STUDI KONSEPTUAL

STUDI REKAYASA

STUDI RANCANGAN RINCI

LAPORAN REKAYASA FINAL Gambar 1. Prosedur pemilihan metode penambangan Metode dan prinsip penambangan yang dipilih harus tepat untuk penambangan cadangan bijih tertentu. Selain karakteristik bijih yang mempengaruhi pemilihan metode penambangan, karakteristik operasional khusus untuk setiap metode penambangan secara langsung juga ikut mempengaruhi pemilihan metode penambangan. Karakteristik operasional tersebut adalah:

5|Tambang Terbuka [DS-40]

a. Skala penambangan b. Laju produksi c. Selektivitas

III.

METODE PENAMBANGAN TERBUKA Metode penambangan terbuka dengan ekstraksi mekanis dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: 1. Open Pit Mining/Open Cast Mining Open pit mining dicirikan dengan bentuk tambang berupa kerucut terbalik. pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan diangkut ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan mineral di bawahnya. Kedua aktivitas penambangan dan penggalian beupa pemuka kerja dilakukan pada satu atau beberapa jenjang. Pembuatan pemuka kerja lebih dari satu yang bisa terdapat pada beberapa jenjang bertujuan untuk memastikan cukup tersedianya muka kerja yang terkupas untuk menjamin kemenerusan produksi (tidak ada delay kerja). Setelah didahului dengan aktivitas pengupasan lapisan penutup, pengupasan dan penggalian bijih dilakukan secara seksama. Pada open pit, tanah penutup dikupas dan ditransportasikan ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan mineral di bawahnya, sedangkan open cast mining yang hampir sama dengan metodenya dengan open pit mining tetapi berbeda pada satu hal yaitu tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan tetapi diangkut langsung ke daerah yang berbatasan dan telah di tambang. Penambangan material disini terdiri dari penggalian dan

6|Tambang Terbuka [DS-40]

pengangkutan sekaligus penimbunan yang pada umumnya dikombinasikan oleh suatu alat saja. Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini berdasarkan Pflei (1937) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki bentuk tabular dan berlapis, kemiringannya mendekati horizontal, keseragaman bijih tinggi, kadar dapat sangat rendah dan kedalamannya dangkal (terbatas sampai ketinggian dinding dimana auger ditempatkan).

2. Quarrying Mining Quarrying Mining merupakan jenis tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri misalnya penambangan batu gamping, marmer, granit, andesit dan sebagainya. Quarrying Mining merupakan sistem penambangan yang digunakan untuk endapan mineral-mineral industri. Kuari dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk pecah-pecah (loose/broken material) ataupun potongan batu dengan bentuk teratur (cimensional stones). Namun demikian, beberapa ahli menyatakan bahwa istilah quarrying hanya diterapkan pada tambang bahan galian mineral non-metal yang menghasilkan dimensioanal stones, sedangkan tambang bahan galian mineral non metal yang menghasilkan bentuk pecah-pecah tetap disebut open pit. Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangannya secara garis besar kuari dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Side Hill Type

7|Tambang Terbuka [DS-40]

Diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang letaknya di lorong bukit atau endapannya membentuk bukit.

Gambar 2. Quarrying Mining Type Side Hill Berdasarkan jalan masuk ke pemuka penambangan dibagi menjadi: a. Jalan Masuk Spiral Diterapkan pada cadangan endapan bahan galian yang berbentuk bulat atau lonjong yang membentuk bukit, penambangannya dilakukan dengan mengupas bagian atas bukit terlebih dahulu secara melingkar.

8|Tambang Terbuka [DS-40]

Gambar 3. Jalan Masuk Tipe Spiral b. Jalan Masuk Langsung Diterapkan pada cadangan endapan bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang terletak pada daerah berbukit, yang penambangannya dimulai dari salah satu sisi bukit.

Gambar 4. Jalan Masuk Tipe Langsung 2. Pit Type Diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar, jadi tempat kerjanya digali ke arah bawah sehingga membuat cekungan (pit).

9|Tambang Terbuka [DS-40]

Gambar 5. Quarrying Mining Pit Type Berdasarkan jalan masuk Pit Type dibagi menjadi: a. Jalan Masuk Spiral Diterapkan pada cadangan endapan bahan galian yang berbentuk bulat atau lonjong yang terletak pada daerah yang datar. b. Jalan Masuk Langsung Diterapkan pada cadangan endapan bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang terletak pada daerah yang datar. c. Jalan Masuk Zig-zag Diterapkan pada cadangan endapan bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang terletak pada daerah yang datar, namun demikian akses jalan dibuat zig-zag.

10 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Pembuatannya disebabkan oleh: Aktivitas penambangan sudah mencapai level yang cukup dalam sehingga apabila dibuat jalan langsung maka kemringan jalan akan sangat curam yang tidak memungkinkan bagi alat angkut untuk memulainya. Sebagai upaya konservasi cadangan sehingga perolehan penambangan tinggi.

3. Strip Mining Suatu sistem penambangan yang digunakan untuk endapan yang letaknya horizontal atau agak miring seperti batubara, tambang-tambang garam dan sebagainya. a) Cut & Fill (Area Mining) Sistem ini pada umumnya diterapkan pada endapan batubara yang letaknya kurang lebih horizontal serta daerahnya merupakan dataran. Kegiatan penambangan dimulai dengan pengupasan tanah penutup dengan cara membuat paritan besar yang biasa disebut box cut dan tanah penutupnya dibuang ke daerah yang tidak akan ditambang. Setelah endapan batubara dari galian pertama ditambang, kemudian disusul dengan pengupasan tanah penutupnya ditimbun atau dibuang ke tempat bekas penambangan atau penggalian yang pertama (back filling digging method). Demikian selanjutnya penggalian dilakukan sampai akhir batas penggalian.

11 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Gambar 6. Cut & Fill Mining Penggalian yang terakhir akan meninggalkan lubang memanjang yang di satu sisi dibatasi oleh timbunan tanah buangan dan di sisi lainnya oleh tanah penutup yang tidak digali. Seirama dengan kemajuan penambangan secara bertahap timbunan tanah penutup juga diratakan.

b) Contour Mining Sistem penambangan ini diawali dengan pengupasan tanah penutup di daerah singkapan (outcrop) di sepanjang lereng mengikuti garis konturnya. Kemudian diikuti dengan penggalian endapan batubaranya. Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah tebing sampai dicapai batas penggalian yang masih menguntungkan secara ekonomis, mengingat

12 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

tebalnya tanah penutup yang harus dikupas untuk mendapatkan batubaranya.

Gambar 7. Contour Mining Karena keterbatasan daerah yang bisa digali, maka daerah menjadi sempit tetapi panjang sehingga memerlukan alat-alat yang mudah dipindahpindahkan. Umur tambang biasanya pendek. Kerugian sistem Contour Mining, yaitu: 1. Terbatasnya jumlah cadangan yang ekonomis untuk ditambang, karena tebalnya tanah penutup yang harus dikupas. 2. 3. Tempat kerja sempit. Tebing (high wall) yang terbentuk apabila terlalutinggi sehingga menyebabkan kemantapan lerengnya rendah.

13 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

4. Mudah terjadi kelongsoran pada timbunan tanah buangan.

4. Alluvial Mining Suatu sistem penambangan yang digunakan untuk endapan bijih alluvial. Contohnya seperti pada tambang timah di Bangka, tambang bijih besi di Cilacap, dan tambang intan di Martapura. Alluvial Mining dibagi tiga, yaitu: a. Manual Method Secara umum manual method digunakn untuk endapan-endapan yang bersifat: - Endapan kecil-kecil dan tersebar tempatnya tetapi kaya. - Letak endapan jauh dari jalan raya sehingga sulit dijangkau oleh alat-alat mekanis. Dan umumnya tambang-tambang tersebut dilakukan oleh penduduk setempat. Ada lima cara manual method, yaitu dengan menggunakan: - Dulang (Pan)

Gambar 8. Panning
14 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

- Rocker/Craddler Cara kerjanya yaitu material yang mengandung mineral berharga yang bercampur gangue mineral dimasukkan melalui saringan lalu dialiri air, maka goyangkan dengan luas yang telah tersedia. Karena adanya kanvas dan aliran air, maka mineral-mineral berharga dapat tertangkap pada kanvas dan akan tercuci. Dengan demikian dapat diperoleh konsentratnya. Tetapi proses ini membutuhkan waktu yang lama.

Gambar 9. Rocker/Craddler - Longtom Tom disini berguna untuk disintegrasi material-material yang masih menggumpal. Jadi tom berfungsi sebagai disintegrator. Material yang mengandung mineral berharga yang bercampur gangue mineral dialirkan dengan air lewat frame, kemudian mengalir masuk ke dalam Tom. Disini material-material diberi kesempatan untuk terurai dari gumpalan-gumpalan hingga bentuk Tom harus dibuat melebar.

15 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Dengan menggunakan saringan lalu disaring hingga pebble-nya tidak ikut mengalir ke bawah/ ke dalam sluice box. Di sluice box mineralmineral berharga tertangkap oleh riffles. Setelah riffles penuh aliran air dihentikan untuk mengambil mineral berharganya yang tertangkap pada riffles. Karena pengambilan mineral berharga tidak dapat dilakukan secara terus menerus maka prosesnya disebut Batch Procces. Yang keluar dari sluice box adalah tailing. Kalau tailing sudah munjung, maka longtom dapat diarahkan ke tempat lainnya.

Gambar 10. Longtom - Dry washing Prinsip kerja dari dry washing sama dengan sluice box, hanya saja dasar dari dry washing diberi kanvas atau screen. Cara kerjanya yaitu material yang akan dipisahkan ditumpahkan ke dalam dry washing, bersamaan dengan itu dihembuskan udara dari pipa penghembus secara intermittent atau terputus-putus, yang akan mengakibatkan mineralmineral yang berat akan tertampung pada riffles dan yang akan bergerak sesuai dengan kemiringan dari alat tersebut. dengan demikian terjadilah

16 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

proses pemisahan antara mineral-mineral yang berharga dengan gangue mineral-nya.

Gambar 11. Dry Washing

- Sluice box Cara kerjanya yaitu pada waktu pulp melintasi riffles sehingga material-material yang berat akan tertangkap di riffles dan materialmaterial yang ringan akan ikut bersama dengan aliran pulp keluar sluice box sebagai tailing. Sluice box masih banyak digunakan pada tambangtambang cassiterite di pulau Bangka

.Gambar 12. Sluice box

17 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

b. Hydraulicking Hydraulicking merupakan cara penambangan yang memakai alat penyemprot air yang disebut monitor atau water jet/giant. Metoda

penambangan ini sangat cocok untuk endapan alluvial yang berkadar lebih rendah dibandingkan dengan endapan yang cocok di tambang untuk manual method (kalau di tambang cassiterit kadarnya hanya 2-3 kwintal Sn/1000m3 tanah dan terdapat banyak persediaan air). Yang penting diperhatikan dalam penerapan sistem Hydraulicking, yaitu: 1. Cara memulai penambangan Kalau keadaan endapannya relative mendatar dan overburdennya tebal, maka cara memulai penambangannya dengan menggunakan bulldozer terlebih dahulu, overburden disisihkan kesamping. Setalah itu monitor baru akn mulai menyemprot untuk membersihkan overburden yang masih tersisa, lalu monitor bekerja pada permukaan kaksa (campuran antara pasir dengan cassiterite). Endapan yang lebih tipis dari kaksa (1-2 m) disebut endapan kulit. Untuk overburden yang tipis tetap di bulldozer tetapi dionggokkan ke suatu tempat atau didorong ke front kerja. Kalau kaksa letaknya lebih dalam, mak terlebih dahulu dibuat cekungan yang semakin lama semakin dalam dan akhirnya menyentuh kaksa. (Karena dalamnya letak kaksa, maka tinggi tebing di Bangka/Belitung dapat mencapai 19 m.).

18 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Gambar 13. Hydraulicking metodhs

2.

Cara penyemprotan Ada dua cara penyemprotan dengan monitor, yaitu: a. Under cut Monitor diarahkan pada bagian bawah tebing. Jadi, pada bagian inilah yang disemprot dan bagian atasnya (karena kehilangan keseimbangan) akan runtuh dengan sendirinya. Agar monitor tidak tertimbun dari longsoran maka penempatan monitor paling tidak berjarak dari tebing sama dengan tinggi tebing. b. Menyemprot ke semua arah Tekanan semprotan monitor biasanya mencapai 7 atm, dengna demikian produksinya akan kecil. Karena itu untuk memperbesar
19 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

produksi digunakan lebih dari satu monitor, misalnya 5 monitor yang dapat bekerja sendiri-sendiri ataupun bekerja sama. Dengan penyemprotan miring, maka kemungkinan runtuhnya material dari tebing akan lebih besar. Hasil semprotan berupa pulp dialirkan kesuatu sump dan kemudian dihisap ke jig untuk diambil konsentratnya, sedangkan tailing dibuang ke daerah bekas penambangan. Penghisapan pulp dari dalam sump ini dilakukan dengan pompa kadang-kadang menimbulkan whirling (pusaran air). Kalau whirling mencapai pada tabung pipa pompa isap, maka udara akan cepat masuk ke dalam pipa yang mengakibatkan 3. Cara membuat dam untuk reservoir Reservoir air untuk kebutuhan alat semprot bisa diperoleh dengan membuat dam/tanggul pada suatu alur sungai. Material-material yang digali oleh dragline ditimbunkan di atas alur sungai tersebut, yang akhirnya akan berupa suatu dam. Pembuatan suatu dam biasanya dikerjakan pada waktu sungai itu kering (musim kemarau). Tapi reservoir dapat pula dibuat dari kolam atau kalau topografinya memungkinkan (sedemikian rupa sehingga ada cekungan dan tinggal menutup mulut cadangan), maka air dapat pula ditampung dalam cekungan tersebut. Pada umumnya di pulau Bangka membuat dam daari kayu-kayu yang disebut pok. Cara membuatnya adalah: terlebih dahulu kayu ditancapkan kayu sepanjang 3m berturut-turut dengan membentuk sudut 60, saling berhadap-hadapan. Lebar antara kayu yang ditancapkan satu dengan yang lainnya 60-80cm, jarak spacing kayu20 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

kayu yang ditancapkan 20-30cm. Kemudian pada kayu-kayu tersebut diikatkan dengan ranting-ranting dan daun-daunan sehingga menjadi serapat mungkin. Setelah itu pulp yang tidak mengandung kaksa dengan pompa disemprotkan kederata kayu-kayu tadi. Kalau sudah penuh lalu pengisian dihentikan untuk memberikan waktu pengendapan/pemadatan selama 2-3 hari. Bila sudah

mengendap, permukaan lapisan pulp akan bertambah rendah, lalu diisi lagi dengan pulp yang baru. Demikian seterusnya sampai penuh dann padat hingga membentuk dam. Dam yang demikian dapat berumur 20 tahun asalkan perawatannya baik. Artinya kalau ada kayu yang sudah lapuk dicabut lalu diganti dengan kayu yang baru.

c. Dredging Dredging adalah cara penambangan endapan alluvial dengan menggunakan multi bucket dredge. Seperti halnya pada hydraulicking, dredging juga akan banyak membutuhkan air. Dapat dilakukan baik di darat maupun di air/laut. Kalau akan dilakukan di darat, maka terlebih dahulu harus disiapkan kolam untuk penmpatan pontoon.

Gambar 14. Dredging

21 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

1. Jenis dredge Dikenal dua macam dredge, yaitu dredge biasa dan dismountable dredge. Keistimewaan dismountable dredge adalah ukurannya lebih kecil daripada dredge biasa dan pontoon-nya dapat dilepas-lepas, artinya sekat-sekat kompartemennya itu disekrup sehingga dapat dilepaskan. Sedangkan alat konsentrasinya (dismountable dredge) berada di darat, jadi setelah di screen di pompa keluar. Karena ukuran dismountable dredge lebih kecil maka akan lebih ringan. Dengan demikian sewaktu bekerja dapat bergetar, biasanya dipakai pad daerah yang terpencil. 2. Pontoon Terdiri dari kompartemen-kompartemen yang gunanya untuk menyeimbangkan kapal agar tidak miring. Kemiringan ini dapat terjadi karena adanya kebocoran atau penambahan beban diatasnyayang tidak merata. Pada dredge biasa kompartemen-kompartemen disekat kuat dengan pengelasan, tetapi pada dismountable dredge hanya disekrup saja. Kalau tidak ada kebocoran, biasanya tebal pontoon yang muncul di permukaan air 0,8-1m. Tetapi sering juga dijumpai ada pontoon yang muncul hanya 0,2-0,4m ini disebabkan karena muatan yang berada di atas pontoon terlampau berat atau karena banyaknya tambalan dari beton untuk menutupi kebocoran. Oleh karena itu andaikata terdapat kebocoran sebaiknya ditempel dengan cara pengelasan. Kemiringan pontoon dapat diketahui dari unting-unting yang ditempatkan pada kamar kapten kapal. Kemiringan kapal yang diperbolehkan maksimum 3. Misalnya muatan bagian belakang

22 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

terlampau berat sehingga mengakibatkan pontoon miring, maka kompartemen-kompartemen bagian-bagian muka diisi dengan air sedemikian rupa sehingga kemiringan pontoon dapat diseimbangkan lagi. Ukuran kompartemen bagian muka (dekat ladder) kecil, karena dieprkirakan bagian ini yang sering bocor, sehingga kalau betul-betul pada bagian ini ada kebocoran (misalnya akibat tergeser oleh sekrup pen bucket), volume air yang masuk akan lebih sedikit. Gerakkan pontoon dilakukan oleh winches yang berguna untuk memutar kabelkabel. Kabel ini merupakan pengikat pontoon dengan jangkar-jangkar atau dengan patok. Winches diputar oleh motor, power untuk motor maupun untuk tenaga penggerak lainnya, biasanya diperoleh dari mesin di atas pontoon (untuk dredge biasa) dan listrik di darat (untuk dismountable dredge). Jika pontoon bergerak kemuka maka kabel-kabel bagian belakang dikendorkan, lalu kabel-kabel bagian muka dikencangkan dengan demikian kapal akan bergerak ke muka. 3. Cara Kerja dan Sistem Penggaliannya Dengan memutar multi bucket dan mengenakan bagian bawah material (kaksa maupun ob), maka akan terkeruklah secara kontinyu material-material tersebut. kemudian dengan upper tumbler yang bersegi enam, putaran rantai multi bucket dihentakkan hingga muatannya akan tertumpah keluar, lalu melalui hopper disalurkan ke revolving screen. Pada revolving screen dilengkapi dengan suatu pipa penyemprot air yang gunanya untuk mendisintegrasier pasir kaksa agar tidak berbentuk gumpalan-gumpalan.
23 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Dengan demikian setelah terurai, akan dapat lolos ke dalam saringan, sedangkan bouldernya meskipun disemprot dengna air tiak akan pecah merupakan oversize-nya. Dan dengan melalui stacker, oversize dibuang keluar. Yang lolos kedalam saringan melalui distributor dibagi-bagikan kedalam unit jig (biasanya pada dredge biasa dipakai Pan American Jig), untuk dipisahkan antara tailing dan konsentratnya. Dengan menggunakan tailing lounder, tailing dibuang keluar pontoon sedangkan konsentrat ditampung didalam drum-drum. Kedalaman penggerukkan tergantung kepada panjangnya ladder. Misalnya kapal keruk Bangka I bisa mengeruk sedalam 35m dari permukaan air. Sistem penggalian dengan dredge ada dua macam, yaitu: a. Sistem Tekan Disini ulti bucket terus menggali dari bawah tebing kea rah bagian atas. b. Sistem Bench Disini penggalian dengan bucket pada tebing membentuk bench. Bench pertama adalah bagian atas lalu pengaruh horizontal. Setealh itu bench kedua (dibawah bench pertama mengarah horizontal kembali. Kapal keruk dapat dipaki untuk endapan emas alluvial, cassiterite alluvial yang memenuhi persyaratn-persyaratan antar lain persediaan air yang cukup untuk pengapungan, tidak terdapat batuan intrusi dan keadaan cuaca memungkinkan. Kerugian kapal keruk antara lain dipengaruhi oleh angin dan gerakan air laut/ombak. Penggerukan yang effektif dengan kapal keruk
24 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

adalah pada kedalaman (3m). Dan biasanya pada tambang cassiterite alluvial di pulau Bangka dan Belitung yaitu pada daerah-daerah cadangan yang berkadar 1,2-5 kwintal Sn/1000m3.

IV.

JENIS-JENIS ENDAPAN Berdasarkan cara penambangan yang dilakukan, terutama cara pembuangan overburdennya, maka ada 4 endapan yang cocok untuk Tambang Terbuka, yaitu: 1. Endapan Elluvial Yaitu endapan yang terjadi karena adanya proses konsentrasi oleh alam terhadap hasil pelapukan, batuan sumber yang telah terangkut pada jarak yang kurang dari 100 m atau endapan sekunder yang terkumpul masih dekat dengan batuan induknya, misalnya urat bijihnya, dan belum sempat mencapai sungai. 2. Endapan Alluvial Yaitu endapan yang proses terjadinya sama seperti endapan elluvial, tetapi telah terangkut lebih dari 100 m atau endapan sekunder yang terkumpul dalam jumlah dan kadar yang tinggi melalui suatu proses konsentrasi alam yang letaknya sudah jauh dari batuan induknya dan sudah sempat diangkut oleh air sungai atau ombak laut. 3. Flat Seam (Endapan mendatar yang luas) Misalnya endapan batubara yang ditutupi oleh overburden yang tak terlalu luas, garam-garam dan ilmenit. 4. Vein (Urat bijih)

25 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Yaitu endapan yang berbentuk urat-urat yang tebalnya lebih dari 5 m dan telah tersingkap atau dekat permukaan bumi.

V.

PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA Dalam merencanakan suatu tambang ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Agar nantinya dalam kegiatan penambangan kita dapat memilih suatu metoda penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik (alam, geologi, lingkungan) dari endapan mineral yang akan di tambang di dalam batas keamanan, teknologi dan ekonomi untuk mencapai ongkos yang rendah, tetapi keuntungan maksimum. A. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Jumlah cadangan dan umur tambang Hal ini akan menentukan Production Rate yaitu perbandingan antara jumlah cadangan dengan umur tambang. Pr = Dengan Pr = Production Rate Q = Jumlah cadangan t = Umur tambang 2. Ultimate pit slope Ukuran dan batas maksimum daripada kedalaman tambang pada akhir operasi penambangan.

26 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

3. Keuntungan atau laba yang diinginkan Karena setiap perusahaan akan berbeda keinginan untuk memperoleh keuntungannya, biasanya minimum keuntungan 10% atau mendapatkan keuntungan yang layak. 4. Kemiringan tebing (Bench) Dengan bantuan data tentang ultimate pit slope, maka kemiringan bench dapat dirancang dan diperhitungkan secara iterasi berdasarkan data fisik batuan. Semakin curam atau miring maka semakin menguntungkan, karena apabila tebing landai mungkin ukuran tambang akan besar dan volume overburden akan besar. 5. Cut off grade Ada dua pengertian dari cut off grade, yaitu: a. Kadar terendah yang masih menguntungkan apabila bijih tersebut ditambang. b. Kadar terendah rata-rata yang masih menguntungkan apabila bijih tersebut ditambang. Pengaruh dari cut off grade ini pada penentuan batas cadangan dan mixing. Cut off grade semakin besar, maka nilai cadangan akan turun, demikian pula sebaliknya. 6. Stripping ratio Karena dalam perencanaan perlu ditentukan berap luas daerah kuasa pertambangan, maka seberapa banyak overburden yang perlu dibuang, kemana pembuangannya, apakah seluas daerah yang diminta dapat menampung overburdennya.

27 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

SR

3 belum tentu menguntungkan, karena untung atau tidaknya

dipengaruhi oleh nilai bahan galian itu sendiri. Untuk menentukan faktor di atas diperlukan data mengenai: 1. Keadaan endapan bijih meliputi ukuran, bentuk, posisi, sifat-sifat fisik, kadar beserta tipe endapannya. 2. Keadaan Overburden meliputi sifat-sifat fisiknya seperti kekerasan, kelunakan, moisture content, SG, swell factor dan jumlahnya. Dan sifat fisik untuk Contry Rock yaitu permeabilitasnya, kekompakannya, Sg dan strukturnya. 3. Keadaan pasaran daripada produk yang nantinya akan dihasilkan baik masih berbentuk bijih ataupun konsentrat. Keadaan pasar tidak hanya mengenai harganya saja tetapi juga prospektifnya, apakah cenderung stabil atau tidak.

B. PERTIMBANGAN EKONOMIS Data untuk pertimbangan ekonomis dalam melakukan desain pada tambang terbuka yaitu: 1. Nilai atau value (P) dari endapan bijih per unit berat, biasanya dinyatakan dalam ($/ton) atau (Rp/ton). 2. Ongkos produksi (C) yaitu ongkos yang dikeluarkan sampai mendapatkan produknya (ore atau metal) di luar ongkos stripping, dinyatakan dalam per ton bijih. 3. Ongkos stripping of overburdennya (Cob) dinyatakan dalam per ton bijih, yang dapat dicari dengan mengetahui terlebih dahulu stripping rationya.

28 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Ongkos Cob per ton ore =

ongkos penggalian/ton

4. Cut off grade akan menentukan batas-batas cadangan sehingga menentukan bentuk akhir penambangan. Dengan demikian luas cadangan yang memenuhi syarat sebagai ore dapat dihitung. Dari nilai, ongkos produksi dan ongkos stripping of overburden maka akan didapatkan sesuatu yang sangat penting untuk desain yaitu Break Event Stripping Ratio atau BESR yang merupakan perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan overburdennya. BESR = Untuk mengetahui apakah pemilihan cara penambangan

menguntungkan atau tidak, maka harus ditentukan dulu BESR-nya. Kalau BESR lebih besar dari 1, maka akan menguntungkan apabila di tambang dengan system tambang terbuka. Tetapi jika BESR-nya lebih kecil dari 1, maka akan rugi jika menggunakan metode tambang terbuka, akan lebih baik dengan tambang bawah tanah. Apabila BESR sama dengan 1 maka kerja tersebut tidak menguntungkan. BESR-nya lebih besar ataupun lebih kecil dari 1 masih menguntungkan atau tidak, dipengaruhi ongkos stripping-nya dan juga nilai bahan galian itu sendiri. C. PERTIMBANGAN TEKNIS 1. Mempertimbangkan pengaruh struktur geologi Slope stability juga bergantung kepada struktur geologinya yaitu joints, fault ataupun fold. Terutama berpengaruh pada daerah-daerah yang merupakan stratifikasi (perlapisan) sedimen.

29 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Semakin terjal sudut lereng, semakin sedikit OB yang dikupas, maka semakin banyak ore yang diambil. Semakin landai sudut lereng, semakin banyak OB yang dikupas, maka semakin sedikit ore yang diambil. 2. Ultimate pit slope Merupakan batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih diperbolehkan, dan pada kemiringan ini jenjang masih tetap mantap. Jadi, dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang terbuka harus ditinjau dari dua segi, yaitu: a. Ekonomis, masih menguntungkan atau tidak. b. Teknis, keamanannya masih tetap terjaga kemantapannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ultimate pit slope: a. BESR yang masih diperbolehkan. b. Struktur geologi yang meliputi joint, bidang-bidang geser, patahan dll. c. Adanya air, yaitu kandungan air tanah di dalam lapisan-lapisan batuan. d. Waktu Hubungan antara ultimate pit slope dengan BESR dapat berubahubah tergantung dari harga di pasaran. 3. Menentukan dimensi bench Dimensi bench tergantung pada produksi yang diinginkan dan alatalat yang digunakan. Dimensi yaitu tinggi, lebar dan panjang dari bench. Dimensi harus mampu menghasilkan produksi yang diinginkan, maka kita buat beberapa bench yang memenuhi terhadap kebutuhan produksi.

30 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Perlu diperhatikan bahwa bench harus mampu menampung alat-alat mekanis dan alat-alat berat lainnya.

D. PERTIMBANGAN EKOLOGIS

VI.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TAMBANG TERBUKA Keuntungan menggunakan Tambang Terbuka dibandingkan Tambang Bawah Tanah: 1. Ongkos penambangan lebih rendah karena tidak perlu adanya penyanggan, ventilasi dan penerangan. 2. Pengamatan dan pengawasannya relative lebih mudah. 3. Kondisi kerja lebih baik karena langsung berhubungan dengan udara luar dan sinar matahari. 4. Penggunaan alat-alat mekanis yang ukuran besar lebih mudah bergerak sehingga produksi lebih besar. 5. Mining recovery rata-rata lebih besar karena batas-batas endapan lebih mudah diketahui dan dimanfaatkan secara keseluruhan. 6. Pemakaian bahan peledak lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik. 7. Relatif lebih aman, karena bahaya mungkin akan timbul hanya longsor.

Kerugian Tambang terbuka: 1. Karena pengaruh langsung dengan cuaca/udara, maka pekerja lebih mudah dipengaruhi oleh keadaan cuaca tersbut.
31 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

2. Dalamnya

penggalian

terbatas,

terutama

tergantung

pada

bentuk

endapannya, juga dipengaruhi stripping rationya. 3. Karena seringnya melakukan blending/mixing, maka alat-alat akan akan tersebar sehingga menyulitkan pengaturan alat-alat angkut maupun gali. 4. Adanya kesulitan dalam pembuangan tanah penutup. 5. Pencemaran lingkungan biasanya relatif lebih tinggi.

VII. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF INDUSTRI PERTAMBANGAN A. Dampak positif yang ditimbulkan 1. 2. 3. Menambah pendapatan Negara. Ikut meningkatkan perkembangan social, ekonomi dan budaya setempat. Memberi kesempatan kerja.

4. Memberi kesempatan ahli teknologi. 5. Memantapkan keamanan dan kelestarian lingkungan

B. Dampak negatif yang ditimbulkan 1. Mengubah morfologi dan fisiologi tanah. 2. Merusak lingkungan, karena: a. Tanah subur hilang. b. Vegetasi dibuang sehingga daerah menjadi gundul, mudah tererosi dan longsor. c. Flora dan fauna rusak sehingga ekologinya juga rusak.

d. Mencemari sungai.

32 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

e. Polusi udara (debu hasil penambangan dan debu jalan angkut). f. Polusi suara.

3. Dapat menimbulkan kesenjangan social, ekonomi dan budaya.

VIII. Operasi Penambangan 1. Pemberaian/ Pembongkaran/Loosening Pemberaian adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk membebaskan mineral dari batuan induknya. Untuk melakukan

pembongkaran tersebut diperlukan alat-alat yang tepat dan sesuai. Pemilihan alat-alat tersebut tergantung dari faktor-faktor : a. Teknis b. Ekonomis c. Lingkungan hidup A. Penggalian Langsung / Free Digging Pemberaian pada batuan lunak yang menggunakan alat mekanis secara langsung. Alat yang digunakan antara lain : a. Power shovel b. Hydroulic shovel c. Dragline d. Back Hoe e. Bucket Wheel Excavator, dll. B. Penggaruan/ ripping

33 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Alat-alat garu sebenarnya bukan alt untuk pemindahan tanah mekanis tetapi dimaksudkan sebagai alat untuk membantu bulldozer dan power scraper dalam mengatasi batuan yang keras. Kekuatan alat garu tergantung pada kemampuan gigi-giginya untuk masuk ke dalam tanah dan kekuatan mesin penarik alat garu itu. Gigi-giginya dapat diturun naikkan (adjustable) disesuaikan dengan dalamnya penggalian yang dikehendaki dan keadaan material yang akan digaru atau dirobek. Bagian belakang yang bergigi itu dapat diatur tinggi rendahnya dengan memakai kabel atau hydraulic control, sehingga kedalaman penggalian dapat diatur. C. Pengeboran dan Peledakan (Drilling and Blasting) Pemboran dan peledakan merupakan metode yang efektif dalam kegiatan pembongkaran batuan. Metode ini bertujuan untuk

membongkar bahan galian dari batuan induknya, dan memindahkan bahan galian yang telah hancur tersebut menjadi tumpukan material (muckpile) yang siap untuk dimuat ke dalam alat angkut. Salah satu indikator untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemboran dan peledakan adalah tingkat fragmentasi batuan yang dihasilkan dari kegiatan pemboran dan peledakan tersebut. Diharapkan ukuran fragmentasi batuan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pada kegiatan penambangan selanjutnya.

34 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

D. Pemuatan/Loading Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material ke dalam suatu alat angkut. Alat muat yang biasanya digunakan: a. Power shovel b. Dragline

35 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

c. Back hoe d. Clam chell e. Shovel dozer f. Bucket Wheel Excavator E. Pengangkutan/ Hauling Pengangkutan batuan, endapan bijih, waste dan barang- barang keperluan (supply) merupakan suatu hal yang mempengaruhi kelancaran operasi penambangan. Untung ruginya suatu perusahaan tambang tergantung juga pada lancar tidaknya sarana pengangkutan yang tersedia. Ada bermacam-macam alat angkut yang dapat digunakan untuk kegiatan pemindahan material yaitu: 1.) Dump truck 2.) Power Scraper 3.) Belt conveyor 4.) Cable way transportation 5.) lokomotif dan lori 6.) pompa dan pipa 7.) skip 8.) cage 9.) kapal dan tongkang

IX.

Sinkronisasi Alat

36 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

Match faktor (MF) adalah korelasi waktu edar alat angkut dengan alat gali muat. Terdapat tiga jenis match faktor yaitu : 1. MF < 1, maka alat muat bekerja kurang dari 100 % sedang alat angkut bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat angkut yang belum datang. 2. MF = 1, artinya alat muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak terjadi waktu tunggu dari kedua jenis alat tersebut. 3. MF > 1, Artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang dari 100% sehingga dapat waktu tunggu bagi alat angkut.

37 | T a m b a n g T e r b u k a [ D S - 4 0 ]

You might also like