Professional Documents
Culture Documents
Banyak orang yang mengabaikan masalah kemasan bagi suatu barang produksi, sebab kemasan dianggap hanya mempunyai fungsi sebagai bungkus saja. Padahal kalau diperhatikan tidak hanya sebagai bungkus belaka saja sehingga banyak fungsi yang harus diperhatikan. Masalah kemasan sangat penting dan perlu diperhatikan, sebab kemasan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran pemasaran barang yang dikemas. Dengan demikian dalam membuat produksi masalah kemasan harus betul-betul diperhatikan sehingga akan dapat lebih menarik dan dapat lebih menimbulkan kepuasan bagi konsumen, sehingga dapat diharapkan kelancaran dari pemasaran barang produksi akan lebih terjamin. Kemasan paling tidak memenuhi syarat menarik, dapat melindungi, praktis dan menambah kepuasan pelanggan. Menarik disini dalam arti warna, gambar, tulisan dan bahan yang dipakainya. Meskipun kemasan yang menarik merupakan hal yang penting tetapi faktor ongkos mesti perlu diperhatikan. Banyak pengusaha yang kurang memperhatikan hal ini, sebab mereka berpendapat bahwa yang penting adalah isinya, bukan kemasannya. Kemasan hendaknya dapat melindungi barang yang dikemas sehingga kualitas barangnya dapat terjamin. Apabila kemasan tidak dapat menjamin kualitas barang yang dikemasnya, maka akan dapat menimbulkan kekecewaan pada konsumen sehingga memperlambat kelancaran barang yang dijual. Praktis disini dalam arti mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan dan sebagainya. Kemasan rokok yang ukuran saku, mudah dimasukan ke dalam saku, adalah contoh kemasan yang praktis dari kemasannya sehingga menambah kepuasan bagi konsumen. Setiap perusahaan hendaknya selalu berusaha agar kemasan bisa menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Misalnya perusahaan stroop yang menambah tutup dari kemasannya dengan tutup yang dapat berfungsi sebagai cangkir/gelas untuk minum. Masalah ukuran dari kemasan juga harus diperhatikan karena ini berkaitan dengan daya beli masyarakat. Fungsi kemasan : 1. 2. 3. 4. 5. Melindungi Produk Daya tarik Pembeda Sebagai wadah Sebagai promosi
Pencantuman pada kemasan : 1. 2. 3. 4. 5. Merek/Logo Aturan/komposisi bahan Ukuran Kadaluarsa dan halal pada produk pangan Nama dan alamat perusahaan
6.
Bahan Kemasan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kaca/gelas Plastik Kertas Daun Kayu Serat Kain Untuk pangan kemasannya harus foodguard
Frekuensi pemakaian kemasan : 1. 2. 3. Kemasan sekali pakai (disposibel) Kemasan semi disposibel Kemasan dipakai berulang
6.
7. Teknologi cetak rotogravure merupakan pengembangan dari fotografi dan teknik cetak rotasi yang menggunakan acuan cetak berbentuk silinder. William Henry Fox Talbot berhasil mengembankan film continoustone (model nada penuh) menjadi bentuk film halftone (model nada lengkap) pada tahun 1860 yang digunakan untuk menghasilkan gambar dari proses fotoreproduksi untuk semua teknik cetak. Dari perkembangan film haltone Auguste Godchaux berhasil menciptakan teknik cetak rotogravure reel-feed dan mendapatkan hak paten pada tahun 1860, kemudian tahun 1940 di proses cetaknya disempurnakan oleh Karl Klic (Klietsch) berkembangsaan jerman dan Samuel Fawcett dari inggris . 8.
13. c. Raster pada teknologi cetak rotogravure berfungsi sebagai 14. penahan tinta agar tidak keluar akibat gaya sentrifugal silinder 15. acuan cetak dan sebagai tempat bertumpunya doctor blade, 16. d. Pada umumnya bahan cetak yang digunakan berbentuk 17. gulungan atau rol, tetapi dapat pula berupa lembaran yang 18. disesuaikan dengan mesin yang digunakan, 19. e. Sistem penintaan yang digunakan umumnya adalah 20. sistem sirkulasi, f. Sifat tinta pada Teknologi cetak rotogravure relatif tipis 21. dan encer, dan juga mempunyai daya alir yang tinggi, 22. g. Rakel (doctor blade) membantu penyatuan tinta pada 23. permukaan silinder acuan sehingga tinta tertinggal pada 24. bidang gambar dan atau tulisan (image area), h. Silinder acuannya dibuat dengan cara diukir atau 25. dicukil (gravure), 26. i. Jenis pewarnaan yang digunakan pada pencetakan 27. rotogravure yaitu cetakan multicolour dan separasi, j. Pada permukaan silinder acuan bentuk raster sama 28. dengan besar dan kedalaman yang bervariasi sesuai model. 29. 2. Pada karakteristik hasil cetaknya : a. Seluruh permukaan cetaknya memiliki raster pada cetakan 30. gradasi maupun cetakan blok, dan tebal tipisnya gradasi warna 31. cetakan tergantung pada dalam dan dangkalnya hasil ukir 32. sumur-sumur raster pada silinder acuan rotogravure, b. Pada bagian pinggir cetakan berbentuk gerigi bila dilihat 33. dengan lup, karena permukaan cetak beraster semua, c. Pada daerah cetakan yang bernada penuh atau shadow 34. terjadi alur-alur seperti mutiara sebagai akibat tinta 35. rotogravure yang encer setelah mengering pada 36. permukaan bahan cetak. 37.
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54.
55. acuan rotogravure terdiri dari : 1. Sistem Etching (konvensional), yaitu dengan cara : a. In Direct Etching b. Direct Etching 2. Sistem Electro Mechanical Engraving (EME), yaitu dengan cara : a. Klischograph Laser Beam Engraving b. Laser Beam Engraving.