You are on page 1of 48

TUGAS PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM 18 FEBRUARI 2013 S.

D 2 MARET 2013
DISUSUN OLEH: IRMA SUSANTI (0707101010007) MIRANDA (0707101010018) ROULI KESUMAWARDHANI RM (0707101010005)

KEPALA PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM drg. SUPRIADY R

PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM BANDA ACEH 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sistem kesehatan nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembangan ke arah keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata harus makin ditingkatkan. Upaya memperluas jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah diwujudkan dengan dibangunnya Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas yang tersebar diseluruh pelosok tanah air. Dimana Puskesmas merupakan unit fungsional terdepan yang mandiri dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta berperan penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Oleh karenanya, pembangunan kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun merupakan tanggung jawab bersama

pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh memiliki Visi yaitu Aceh Sehat 2010 artinya seluruh masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mempunyai kesempatan dan kemandirian untuk hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi tingginya dan Misi Umum Pembangunan Kesehatan Aceh adalah adanya komitmen sektor kesehatan untuk menjamin pemerataan, keadilan, dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melalui mobilisasi sumber daya yang dimiliki, khususnya bagi masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan secara khusus. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan melalui puskesmas. Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting. Dalam sistem pelayanan kesehatan, peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan, sehingga puskesmas selain bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran. Adapun secara garis besar masalah yang dihadapi oleh suatu puskesmas terdapat 2 jenis yaitu masalah internal dan eksternal. Masalah internal dapat berupa kurangnya tenaga kesehatan, biaya operasional untuk pelayanan masih cukup tinggi sedangkan dana yang dapat disediakan pemerintah masih kurang, kepuasan pengguna jasa puskesmas belum optimal, kurangnya komunikasi dan koordinasi antar bagian, bidang dan unit. Sedangkan masalah eksternal berupa faktor sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat sekitar puskesmas serta citra dan tingkat pelayanan yang

mungkin kurang begitu baik sehingga mempengaruhi angka kunjungan secara signifikan. Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta puskesmas keliling. 1.2 Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertangung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Yang termasuk kedalam upaya kesehatan wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yangditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain: Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Kesehatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya. Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain diluar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam menyelengarakan harus upaya kesehatan azas wajib dan upaya kesehatanpengembangan menerapkan penyelengaraan Puskesmas

secaraterpadu

yaitu

azas

pertanggung

jawaban

wilayah,

pemberdayaan

masyarakat,keterpaduan dan rujukan. 1.3 Fungsi Puskesmas Puskesmas mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka 3. meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 4. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada 5. masyarakat di wilayah kerjanya. 1.4 Visi Puskesmas Kopelma mampu melindungi kesehatan penduduk di wilayah kerjanya dan memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta membudayakan hidup sehat dan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 1.5 Misi 1. Menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata 2. dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dengan 4. membina peran serta masyarakat. 5. Perkembangan kesehatan masyarakat dengan mengembangkan upaya 6. kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi tepat guna. 1.6 Tujuan pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health Service) adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Tujuan pelayanan kesehatan oleh puskesmas adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas.

Puskesmas Kopelma

mampu melindungi kesehatan penduduk di wilayah

kerjanya dan memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta membudayakan hidup sehat dan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

BAB II DATA PUSKESMAS KOPELMA

2.1 Geografis Secara geografis, Puskesmas Kopelma Darussalam terletak di Dusun Sederhana Desa Kopelma Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh . a. Sebelah Barat Kota Banda Aceh . b. Sebelah Timur c. Sebelah Selatan : dengan Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar. : dengan wilayah kerja Puskesmas Ulee. Kareng Kec. Ulee Kareng KotaBanda Aceh. d. Sebelah Utara : dengan Selat Malaka. Puskesmas Kopelma Darusslam memiliki luas bangunan 150 m 2 dengan luas tanah 2558 m2 , yang terdiri dari : a. Bangunan induk sebanyak 1` (satu ) unit b. Perumahan Dokter sebanyak 3 ( Tiga ) unit c. Perumahan Paramedis sebanyak 2 ( dua ) unit. 2.2 Demografi Wilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam seluas 7,376 Ha ,yang meliputi5(lima) desa dan 23 ( dua puluh tiga ) Dusun, dengan jumlah jiwa 19. 726 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-Iaki 9.707 jiwa dan penduduk perempuan 10.019 jiwa,jumlah KK 5221. : dengan wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Kec. Syiah Kuala

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Wilayah KerjaPuskesmas Kopelma No 1 2 3 4 5 Nama Desa Lamgugop Rukoh Deah Raya Kopelma Ie Masen KA Jumlah Luas (km2) 1,582 952 1,782 2,062 702 7.080 KK 1175 1519 229 1308 990 5521 Lk 2414 2543 356 2243 2151 9707 Pr 2010 3073 2685 293 1958 10019 Jiwa 4424 5228 649 5316 4109 19726

2.3 Keadaan Umum Puskesmas Kopelma 2.3.1 Organisasi Susunan Pimpinan Puskesmas Kopelma terdiri dari : a. Unsur Pimpinan, yaitu Kepala Puskesmas b. Unsur Pembantu Pimpinan, yaitu Bagian Umum dan Tata Usaha c. Unsur pelaksana yang dilaksanakan oleh 17 (tujuh belas ) unit kegiatan yang melaksanakan kegiatan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan Puskesmas. Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas Kopelma mengacu pada SK Walikota Banda Aceh yaitu terdiri dari: 1. Kepala Puskesmas 2. Urusan Tata Usaha 3. Kepegawaian 4. Keuangan 5. SP2TP 6. Perlengkapan 7. Urusan Umum 2.3.2 Unit Kesga a. KIA

b. c. d. e. a. b. c. d. a. b. c.

KB Gizi Kesehatan kerja Usila Imunisasi Kusta Diare Ispa Pengobatan Pelayanan Darurat Kes. GILUT

2.3.4 Unit P2M

2.3.5 Unit P.K dan Rujukan

2.3.6 Unit Kesling, PSM dan PKM a. Kesling b. UKS c. Olah Raga d. PKM e. PHN 2.3.7 Unit Perawatan 2.3.8 Unit Penunjang a. Laboratorium b. Pengelola Obat 2.3.9 Unit Pelayanan Khusus a. b. a. b. Kesehatan Mata Kesehatan Jiwa Pustu Lamgugob Pustu Rukoh

2.3.10 Puskesmas Pembantu (Pustu)

2.3.11 POLINDES

a. Pustu Rukoh b. Polindes Lamgugob c. Polindes Ie masen Kayee Adang (IMKA ) d. Polindes Deah Raya Dari segi sumber daya manusia, Puskesmas Kopelma memiliki tenaga kerja (personalia) sebanyak 37 orang, yang terdiri dari : A. MEDIS 1.) Dokter Umum 2.) Dokter gigi B. PARAMEDIS 3.) D3 Keperawatan 4.) D3 Kebidanan 5.) Bidan 6.) SPK 7.) SPRG C. PARAMEDIS NON PERAWAT 1) SAA/SMF 2) SPPH 3) AKFAR 4) AKZI 5) AKG 6) D3 Kesling 7) D3 Kesehatan Gigi 8) S-1 Kesehatan Masyarakat D. CLEANING SERVICE : 1 orang : 0 orang : 1 orang : 1 orang : 0 orang : 2 orang : 1 orang : 5 orang : 1 orang : 7 orang : 3 orang : 6 orang : 4 orang : 1 orang : 2 orang : 1 orang

BAB III UPAYA PELAYANAN PUSKESMAS KOPELMA


Sesuai dengan tenaga dan fasilitas yang ada, maka pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib terdiri dari promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas Kopelma adalah kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan, Kesehatan Jiwa, Usaha kesehatan gigi dan Mulut, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Bina Kesehatan tradisional, Bina Kesehatan Kerja, Laboratorium Sederhana, Peran Serta Masyarakat, Usaha Kesehatan Masyarakat dan Pencacatan dan Pelaporan. 1.1 UPAYA KESEHATAN WAJIB a. Promosi Kesehatan Penyuluhan kesehatan masyarakat bertujuan agar terjadi peningkatan

pengetahuan, perubahan sikap dan tindakan individu/masyarakat dalam bidang kesehatan, sehingga mampu melaksanakan cara hidup sehat bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah : 1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat 2) Pelatihan Kader Posyandu 3) Penyuluhan kesehatan ke sekolah-sekolah 4) Penyuluhan Kesehatan KEpada Masyarakat yang beresiko kesehatan 5) Berpartisipasi dalam Pameran pembangunan 6) Pencatatan dan pelaporan b. Kesehatan Lingkungan

Upaya kesehatan lingkungan melalui kegiatan sanitasi dasar. Kegiatan yang dilakukan selalu mengikut sertakan peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan melalui analisis dampak lingkungan yang bertujuan untuk merubah, menanggulangi dan menghilangkan unsur fisik yang dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan masyarakat dengan harapan angka kesakitan terutama penyakit menular dapat diturunkan atau dihilangkan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar tercapai tujuan seperti yang disebutkan di atas adalah : 1) Penyediaan air bersih 2) Penyehatan pembangunan kotoran 3) Penyehatan lingkungan pemukiman 4) Pengawasan peredaran dan penggunaan pestisida 5) Pengawasan pengelolaan sampah 6) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan tempatpembuatan penjualan makanan minuman. 7) Pencatatan dan pelaporan c. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarga untuk menuju Norma Kecil Keluarga Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Adapun Kegiatan KIA yang telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah sebagaiberikut: 1.) KIA di dalam gedung, kegiatan yang dilakukan : a) Pemeriksaan ibu hamil, bersalin, menyusui, bayi dan balita. b) Pemeriksaan imunisasi terhadap ibu dan balita. c) Penyuluhan gizi setiap kunjungan ibu hamil dan balita. d) Pemberian Vitamin A dan tablet besi

e) Pendeteksian dan pemeliharaan ibu hamil dan balita resiko tinggi. f) Pencatatan dan pelaporan 2.) KIA di luar gedung a.) Di Posyandu, kegiatan yang dilakukan (a.) Penyuluhan bagi ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu menyusui (b.) Pemeriksaan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. (c.) Pemberian imunisasi TT. (d.) Pemberian Tablet besi (Fe) (e.) Pembinaan Kader Posyandu. b.) Di Taman Kanak-Kanak (a.) Deteksi dini perkembangan anak pra sekolah (b.) Kunjungan dan pemeriksaan kesehatan anak pada taman kanak-kanak di wilayah kerja Puskesmas. Pelaksanaan kegiatan Keluarga Berencana dilaksanakan tidak hanya didalam gedung Puskesmas, tetapi juga diluar gedung Puskesmas seperti Posyandu. Sasaran KB adalah PUS dan WUS yang berada diwilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam. d. Perbaikan Gizi Masyarakat Program perbaikan gizi keluarga bertujuan untuk menurunkan angka penyaki tgizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah (baik di pedesaan maupun perkotaan), terutama pada anak balita dan wanita.Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa usaha antara lain melalui perbaikan pada konsumsi pangan yang makin beraneka ragam, seimbang dan bergizi. Sasaran pelaksanaan program usaha peningkatan gizi adalah : 1.) Penurunan Prevalensi KKP pada balita 2.) Penurunan Prevalensi kurang vitamin A di daerah rawan. 3.) Penurunan Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :

1. Penyuluhan gizi 2. Penimbangan bayi / balita 3. Pemberian makanan tambahan bagi Anak Sekolah (PMT -AS) 4. Pemberian Vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu hamil setiap bulan Februari dan Agustus 5. Pember ian tablet besi (Fe) untuk ibu hamil dan menyusui 6. Pelatihan dan pembinaan Posyandu 7. Pemantauan / survei konsumsi gizi 8. Melaksanakan PWS Gizi / Pemantauan Status Gizi (PSG) e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Pemberantasan penyakit menular berarti menghilangkan atau merubah cara berpindahnya penyakit menular dan / atau infeksi yang dapat mengakibatkan terjadinya kesakitan, kecacatan bahkan kematian. Untuk mencapal tujuan tersebut P2M telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut 1. Kegiatan pencegahan penyakit yaitu imunisasi 2. Kegiatan pengobatan penyakit, yaitu pengobatan terhadap penyakit ISPA, Diare, TB Paru, Penyakit Kusta dan penyakit akibat gigitan hewan (kera,anjing dan kucing). 3. Kegiatan pencegahan dan pemberantasan vektor, yaitu kegiatan berupa penyuluhan , pemberantasan sarang nyamuk , pemberian abatisasi dan penyemprotan / fogging terhadap nyamuk Demam Berdarah dan nyamuk malaria. Dengan demikian usaha P2M adalah kegiatan yang menitik beratkan pada kegiatan pencegahan dan penanggulangan berupa penyuluhan tentang penyakit menular dan akibatnya serta pelayanan imunisasi bagi bayi, anak, calon pengantin dan ibu hamil. Kegiatan penanggulangan adalah pengobatan terhadap penderita, mengadakan kunjungan rumah dan rujukan untuk kasus-kasus yang memerlukan penanganan yang lebih lengkap.

f.

Upaya Pengobatan Usaha pengobatan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan pengobatan yang

diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejala-gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara yang khusus untuk keperluan tersebut. Di Puskesmas Kopelma penanganan dan pengobatan yang membutuhkan spesialisasi dan tindakan yang lebih lanjut akan di rujuk ke Rumah Sakit. Pengobatan tersebut ditujukan untuk pasien umum, Askes Pegawai Negeri dan pemegang Kartu Jaringan Pengaman sosial (JPS) dan Kartu Jaminan Aceh (JKA). 1.2 UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas Kopelma adalah : a. Kesehatan Usia Lanjut Dalam rangka pemerataan pembangunan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia maka dilakukan pembinaan kesehatan bagi yang berusia lanjut (USILA), tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan para USILA agar selama mungkin aktif, mandiri dan berguna Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada kelompok usia ini adalah : 1.) Penyuluhan kesehatan / gizi 2.) Pemeriksaan kesehatan usila bila dibutuhkan. 3.) Proteksi dan tindakan khusus Usila 4.) Konseling. 5.) Pencatatan dan Pelaporan b. Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan Upaya kesehatan mata dilaksanakan sebagai suatu usaha pengembangan peningkatan bidang pelayanan kebutaan dasar dikaitkan dengan peningkatan pencerdasan dan produktivitas masyarakat. Untuk mencapal tujuan tersebut, Puskesmas Kopelma melakukan kegiatan : 1.) Penyuluhan tentang kesehatan mata

2.) Pemberian Vitamin A dosis tinggi untuk balita setiap bulan Februari dan Agustus. 3.) Pemberian Vitamin A dosis tinggi untuk ibu bersalin / ibu nifas 4.) Pengobatan penyakit ringan c. Kesehatan Jiwa Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi, dapat menimbulkan beberapa masalah psikososial yang mempengaruhi tarafkesehatan jiwa masyarakat. Upaya kesehatan jiwa Puskesmas adalah upaya kesehatan jiwa yangdilaksanakan di tingkat Puskesmas secara khusus dan terintegrasi denganprogram lainnya Kegiatan-kegiatan usahakesehatan jiwa meliputi : 1.) Pengenalan dini gangguan jiwa 2.) Pemberian upaya pertolongan pertama 3.) Rujukan ke Rumah Sakit Jiwa 4.) Pencatatan dan pelaporan d. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut adalah usaha kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam dengan prioritas masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut. Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah ibu hamil, menyusui, anak-anakdan usia lanjut. Usaha yang dilaksanakan meliputi :
1.) Penyuluhan di sekolah dan di Posyandu mengenai pentingnya kesehatangigi 2.) Pemeriksaan dan pengobatan gigi anak sekolah (UKGS) 3.) Pemeriksaan, perawatan dan pengobatan di Poliklinik gigi 4.) Rujukan 5.) Pencatatan dan pelaporan

e. Perawatan Kesehatan Masyarakat Usaha Kesehatan Masyarakat merupakan perpaduan antarake perawatan dan Kesehatan masyarakat, dengan didukung peran serta masyarakat yang aktif dan

mengutamakan peningkatan pelayanan, pencegahan secara berkesinambungan tanpa mengakibatkan pengobatan dan pemulihan. Sasaran kegiatan ini ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta likungannya yang diprioritaskan di daerah rawan. Upaya ini dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan kegiatan pokok puskesmas. f. Bina kesehatan Tradisional Pembinaan upaya pengobatan tradisional terutama kepada upaya peningkatan mutu pelayanan tradisional Sasaran program ini meliputi :
1.) Pembinaan terhadap pengobatan tradisional 2.) Pembinaan terhadap petugas kesehatan 3.) Pembinaan terhadap masyarakat 4.) Pembinaan terhadap kader dan tokoh masyarakat 5.) Peningkatan dan pemanfaatan obat untuk keluarga (Toga / Apotik hidup)

g.

Bina Kesehatan Kerja Program ini terutama ditujukan kepada masyarakat pekerja disektor informal

yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungannya. Dari program ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri, sehingga teIjadi peningkatan status kesehatan dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. Penyelenggaraan program ini di puskesmas meliputi :
1.) Penyuluhan sebagai tindakan preventif dan kuratif 2.) Pelayanan kesehatan dipuskesmas 3.) Rujukan ke Rumah Sakit

h. Laboratorium Sederhana Upaya ini dilakukan untuk menunjang usaha pemberantasanpenyakit menular, penyelidikan, epidemiologi, dan pembinaan kesehatan.Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1.) Di dalam gedung a.) Pemeriksaan urine, feces, darah rutin, sputum serta plano test b.) Pemeriksaan golongan darah c.) Pemeriksaan DDR untuk mendeteksi adanya malaria d.) Pemeriksaan Jamaah haji e.) Pemeriksaan laboratorium lengkap 2.) Di luar gedung a.) Pemeriksaan feces dan Hb murid sekolah b.) Pelacakanjemaah haji yang telah pulang dari tanah suci c.) Membantu kegiatan Posyandu i. Peran Serta Masyarakat Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dapat berperan dalam menelaah masalah penentu rencana, pelaksanaan kegiatan dengan upaya hidup sehat, penilaian hasil kegiatan kesehatan, serta pengembangan upaya kesehatan selanjutnya. Kegiatan masyarakat tersebut dapat bersifat pengobatan, pencegahan,peningkatan maupun pemulihan sesuai dengan kemampuan dan wewenangyang dimiliki. Tujuan dari program PSM ini antara lain adalah : 1.) Meningkatkan kemampuan pemimpin/tokoh masyarakat dalam merintismenggerakkan upaya kesehatan di masyarakat. 2.) Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. 3.) Meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalammenggali, menghimpun dan mengelola sarana dan masyarakat untuk upayakesehatan. 4.) Merangsang dan memotivasi masyarakat untuk dapat menggali potensiyang ada pada deasa dan masyarakat setempat. Sasaran program ini : 1.) Individu yang berpengaruh , baik tokoh formal maupun informal 2.) Keluarga 3.) Kelompok Masyarakat

4.) Organisasi Masyarakat j. Usaha Kesehatan Masyarakat Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan anak usia sekolah sebagai sasaran utama untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membina dan mengembangkan nilai sikap dan tingkah laku menuju hidup sehat. Untuk melaksanakan kegiatan ini dilakukan upaya-upaya yang meliputi : 1.) Meningkatkan Kesehatan Siswa (Upaya Promotif) 2.) Upaya Pencegahan Penyakit (Upaya Preventif) 3.) Pemulihan Kesehatan 4.) Rehabilitasi Dalam kegiatannya yaitu kunjungan ke sekolah-sekolah tindakan yang dilaksanakan adalah 1.) Pemeriksaan kesehatan umum dan gigi 2.) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan 3.) Penyulihan kesehatan dan penyelenggaraan pendidikan kesehatan 4.) Penjaringan anak sekolah 5.) Pengobatan 6.) Kegiatan perbaikan gizi 7.) Pemberian imunisasi DT dan TT 8.) Rujukan 9.) Pencatatan dan pelaporan k. Pencatatan dan Pelaporan Untuk mengamati dan menilai status Puskesmas, dilakukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). Semua Kegiatan yang dilaksanakan baik di dalam gedung dan di luar gedung, akan dicatat dan dilaporkan. Pelaporan yang diperlukan dibuat secara terpadu meliputi data

kegiatan/program untuk monitoring dan perencanaan kegiatan selanjutnya.

Laporan-Iaporan kegiatan yang dilakukan adalah : A. Laporan Bulanan 1.) LB 3 2.) LB 4 3.) Laporan Diare 4.) Laporan imunisasi 5.) Laporan Scabies 6.) Laporan KB 7.) Laporan Keadaan Peagawai / puskesmas 8.) Laporan ASKES / Umum /Jamkesmas B. Laporan yang dapat di akses dengan Sistem Manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) 1) LB 1 2) LB 3) Laporan 10 penyakit terbanyak. III. Laporan triwulan IV. Laporan Tahunan V. Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB)

BAB IV KARAKTERISTIK PASIEN 4.1 Distribusi umum penyakit pasien di Puskesmas Kopelma Darussalam Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior bagian Family Medicine yang dijalankan di Puskesmas Kopelma dari tanggal 18 Februari 2013-2 Maret 2013, selama periode tersebut, 323 orang pasien telah mengunjungi Poli Umum dan Poli balita dan lansia Puskesmas Kopelma Darussalam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Distribusi jenis penyakit pasien ditunjukkan dalam tabel di bawah. Tabel 4.1: Distribusi penyakit pasien di Puskesmas Kopelma Darussalam periode 18 Februari 2013 -26 Februari 2013

No. Jenis Penyakit 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. ISPA Penyakit telinga hidung tenggorokan Penyakit Kulit dan alergi Penyakit mata Campak Diare Hipertensi Diabetes mellitus Dispepsia Kecelakaan ruda paksa Lain-lain Jumlah

Jumlah 93 24 18 13 15 10 38 28 59 5 20 323

Distribusi penyakit pasien di Puskesmas Kopelma Darussalam periode 18 Februari 2013 -26 Februari 2013

IS P A P enyT H T P enykulit da na lerg i P enym a ta ca m pa k dia re H ipertensi D M D ispepsia K ecela k aa n L a in-la in

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa paling banyak pasien berkunjung ke puskesmas Kopelma Darussalam dengan penyakit infeksi saluran pernafasan atas yaitu sebesar 28.7 % Perubahan cuaca pada periode tersebut berkemungkinan menjadi salah satu faktor predisposisi ramainya penduduk yang mengalami gangguan di saluran nafas bagian atas.
Distribusi Pasien Puskesmas Kopelma Berdasarkan Jaminan Kesehatan

Distribusi pasien berdasarkan jaminan kesehatan di Puskesmas Kopelma dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah.

Tabel 4.2: Distribusi pasien berdasarkan jaminan kesehatan No. Jenis Jaminan Jumlah Pasien 1. Jaminan Kesehatan Aceh 133 2. Askes 102 3. Jamkesmas 88 Jumlah 323

Distribusi pasien berdasarkan jaminan kesehatan di Puskesmas Kopelma

JK A JAMK E S MAS AS K E S

4.2.1 Distribusi Penyakit Peserta JKA di Puskesmas Kopelma Distribusi Penyakit Peserta JKA di Puskesmas Kopelma ditunjukkan dalam tabel dan grafik di bawah ini

Tabel 4.3: Distribusi Penyakit Peserta JKA di Puskesmas Kopelma periode No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 18 Februari-26 Februari 2013 Jenis Penyakit Jumlah ISPA 41 Penyakit THT 14 Penyakit Kulit dan alergi 5 Penyakit mata 5 Campak 5 Diare 8 Hipertensi 13 DM 8 Dispepsia 19 Kecelakaan Ruda paksa 3 Lain-lain 12 Jumlah 133

Distribusi Penyakit Peserta JKA di Puskesmas Kopelma periode 18 Februari-26 Februari 2013

IS P A PenyT H T Penykulit da na lerg i Penym a ta Ca m pa k D ia re H ipertensi D M D is peps ia K L L L a in-la in

4.2.2 Distribusi Penyakit Peserta Askes di Puskesmas Kopelma Distribusi Penyakit Peserta Askes di Puskesmas Kopelma ditunjukkan dalam tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 4.4: Distribusi Penyakit Peserta Askes di Puskesmas Kopelma periode 18 Februari- 3 Maret 2013 No. Jenis Penyakit Jumlah 1. ISPA 29 2. penyakit THT 3 3. Penyakit Kulit dan alergi 3 4. Peny mata 5 5. Campak 3 6. Diare 7. Hipertensi 17 8. DM 13 9. Dispepsia 25 10. Kecelakaan Ruda paksa 1 11. Lain-lain 3 Jumlah 102

Distribusi Penyakit Peserta Askes di Puskesmas Kopelma periode 18 Februari- 26 Februari 2013
IS PA Peny T H T Peny k ulit da na lerg i Peny m a ta Ca mpa k D ia re H ipertens i D M D is peps ia K LL La in-la in

4.2.3 Distribusi Penyakit Peserta Jamkesmas di Puskesmas Kopelma Darussalam Distribusi Penyakit Peserta Jamkesmas di Puskesmas Kopelma Darussalam ditunjukkan dalam tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 4.3: Distribusi Penyakit Peserta Jamkesmas di Puskesmas Kopelma Darussalam periode 18 Februari 26 Februari 2013

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Jenis Penyakit ISPA penyakit THT Penyakit Kulit dan alergi Peny mata Campak Diare Hipertensi DM Dyspepsia Kecelakaan ruda paksa Lain-lain Jumlah

Jumlah 23 7 10 3 7 2 8 7 15 1 5 88

Distribusi Penyakit Peserta Jamkesmas di Puskesmas Kopelma Darussalam periode 18 Februari 26 Februari 2013

IS PA Peny T H T Peny k ulit da n Alerg i Peny ma ta Ca mpa k D ia re H ipertens i D M D is peps ia K LL La in-la in

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dalam masyarakat, karena puskesmas berada ditengah-tengah masyarakat. Puskesmas diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat dalam memberikan semua pelayanan dasar kesehatan. Keberhasilan suatu puskesmas dalam menjalankan program-programnya sangat ditentukan oleh manajerial puskesmas sebagai top manager. Seluruh kegiatan pokok di Puskesmas Kopelma Darussalam berjalan dengan baik secara rutin, terorganisir dan lancar. Pengelolaan administrasi dan kepegawaian dapat berjalan dengan baik bila dilakukan peningkatan disiplin, pengertian dan kesadaran akan fungsinya sebagai seorang pelayan kesehatan masyarakat. Kegiatan program kerja tahunan Puskesmas Kopelma Darussalam organisasi Puskesmas Kopelma Darussalm Kota Banda Aceh. 5.2 Saran 1. Perhatian serta dukungan dari semua pihak baik dari Dinas Kesehatan dan Pemda Kota Banda Aceh serta masyarakat diperlukan agar program-program kesehatan di Puskesmas Kopelma Darussalm dapat dilaksanakan dengan baik secara operasional dilaksanakan oleh staf puskesmas yang terorganisir dalam struktur

dan sebagaimana mestinya sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas. 2. Sarana dan dana yang memadai serta mencukupi diperlukan untuk menjaga kelangsungan kegiatan operasional kesehatan di wilayah kerja puskesmas. 3. Peserta ASKES, JAMKESMAS, dan JKA sebelum dirujuk dianjurkan agar berobat di puskesmas terlebih dahulu. 4. Peningkatan disiplin, pengertian dan kesadaran petugas puskesmas akan fungsinya sebagai seorang pelayan kesehatan masyarakat perlu terus diupayakan agar pengelolaan administrasi dan kepegawaian dapat berjalan dengan baik. 5. Kerjasama yang baik antara petugas di Puskesmas diperlukan demi kelancaran pelayanan kesehatan yang dilaksanakan kepada masyarat. DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS A. DATA UMUM Data umum puskesmas terdiri dari : a. Data geografi dan demografi puskesmas, berupa; Luas bagunan dan luas tanah puskesmas Batas wilayah kerja puskesmas Utara Selatan Timur Barat

Luas wilayah kerja puskesmas Data kependudukan Jumlah KK Jumlah laki-laki Jumlah perempuan

b. Susunan organisasi puskesmas Susunan pimpinan puskesmas

Unsur pimpinan Unsur pembantu pimpinan Unsur pelaksana usaha wajib dan usaha pengembangan puskesmas Unit Kesga Unit PK dan Rujukan Unit Perawatan Puskesmas Pembantu (PUSTU) B. DATA KHUSUS Data khusus puskesmas terdiri dari: Sumberdaya manusia(SDM) Tenaga Medis Paramedis non perawat Sarana dan prasarana Kendraan roda 4 PAM Telephon MANAJEMEN PUSKESMAS Pengertian Manajemen Puskesmas Manajemen Puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Ada 3 (tiga) fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni: Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertangungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan (Departemen Kesehatan, 2004). Manajemen Puskesmas diselenggarakan sebagai : 1. Proses pencapaian tujuan Puskesmas 2. Proses menselaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai Puskesmas (management by objectives atau MBO) menurut Drucker; Kendraan roda 2 PLN Paramedis Clining servis Unit P2M Unit Kesling, PSM,dan PKM Unit penunjang POLINDES

3. Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan efektivitas Puskesmas 4. Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah 5. Proses kerjasama dan kemitraan dalam pencapaian tujuan Puskesmas 6. Proses mengelola lingkungan. Jika pemikiran manajemen diaplikasikan pada pelaksanaan manajemen Puskesmas, paling tidak akan diperoleh 5 (lima) manfaat, yaitu : 1. Akan tercipta kinerja Puskesmas yang optimal, sehingga visi dan tujuan Puskesmas yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif; 2. Akan tercipta peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja pegawai dan Puskesmas; 3. Akan tercipta keteraturan, keselarasan, kelancaran, dan kelangsungan program dan kegiatan Puskesmas; 4. Akan tercipta mutu dan kepuasan layanan kesehatan Puskesmas bagi para pelanggan dan masyarakat, sehingga layanan Puskesmas semakin berkembang; 5. Akan tercipta kepuasan kerja pegawai, pimpinan dan stake holder Puskesmas.

Pada manajemen Puskesmas dikenal adanya prinsip KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplifikasi), yaitu : 1. Koordinasi yaitu menghimpun, menyatukan, dan mengarahkan kegiatan, program dan/atau unit-unit fungsional Puskesmas ke dalam usaha bersama ke pencapaian tujuan Puskesmas; 2. Integrasi yaitu usaha menyatukan kegiatan, program dan atau unit fungsional Puskesmas yang mempunyai tujuan yang sama, menggunakan sumber daya manajemen yang sama dan saling melengkapi dalam melakukan kegiatannya, sehingga terjadi perpaduan konsep (pola pikir), perpaduan tujuan, perpaduan kegiatan, dan perpaduan sumber daya manajemen; arah

3. Sinkronisasi yaitu usaha menyelaraskan dan menyamakan semua kegiatan, program, dan/atau unit fungsional Puskesmas yang mempunyai tujuan yang sama, meliputi penyelarasan personil, finansial, material dan tata cara untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama; 4. Simplifikasi yaitu penyederhanaan rasional untuk mencapai efisiensi penggunaan sumber daya manajemen Puskesmas sedemikian rupa, sehingga dilaksanakan cara bekerja yang lebih mudah serta lebih baik. dapat

TAHAP PERENCANAAN PUSKESMAS Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif. Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Perencanaan Puskesmas adalah fungsi manajemen Puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Semua kegiatan dan tindakan manajemen Puskesmas didasarkan dan/atau disesuaikan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Pembangunan kesehatan yang telah dijalankan selama ini mengupayakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya. Pukesmas merupakan ujung tombak pelayan kesehatan masyarakat yang mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Pusat pembinaan peran serta masyarakat 2. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat

3. Pusat pengembangan kesehatan masyarakat Oleh karena itu kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas perlu dilakukan perencanaan yang terarah dan mantap secara terus menerus. Perencanaan di Puskesmas dikenal sebagai Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). Perencanaan Tingkat Puskesmas mulai dikembangkan sejak tahun 1992, konsep ini adalah pengembangan dari metode perencanaan sebelumnya yang biasa dikenal dengan Micro Planning. Perencanaan Tingkat Puskesmas bersama dengan minilokakarya dan stratifikasi Puskesmas merupakan satu kesatuan dari manajemen Puskesmas. Pada dasarnya Perencanaan Tingkat Puskesmas memuat 2 (dua) macam rencana kegiatan yang akan disusun, yaitu : 1. Rencana Usulan Kegiatan (RUK), berisi usulan kegiatan tahun fiskal mendatang. 2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), berisi rencana pelaksanaan kegiatan tahun anggaran yang bersangkutan, sesuai alokasi anggaran yang diterima. A. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Perencanaan Tingkat Puskesmas 1. Pengertian Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah sebagai suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyususn atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan setempat. 2. Tujuan Tujuan umum adalah meningkatnya kemampuan manajemen Puskesmas dalam mengelola kegiatan-kegiatannya dalam upaya peningkatan fungsi Puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan di wilayah kerjanya. Tujuan khusus adalah dapat disusunnya RPK Puskesmas yang akan dilaksanakan tahun berikutnya dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan di wilayah kerjanya. RPK Puskesmas dapat disusun setelah diterimanya alokasi sumber daya dari berbagai

sumber dalam rangka memantapkan penggerakan pelaksanaan kegiatan dalam tahun yang sedang berjalan. 3. Ruang Lingkup Perencanaan kegiatan meliputi semua kegiatan yang tercakup dalam upaya kesehatan pokok Puskesmas. Kegiatan yang diusulkan termasuk kegiatan di luar gedung Puskesmas dengan tetap mempertimbangkan sumber daya yang ada. Rencana dapat dibedakan atas rencana sekali pakai (single use) dan rencana tetap atau berulang (standing use). B. Tahapan dan Langkah-Langkah Perencanaan Tingkat Puskesmas Pada prinsipnya PTP dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan Tujuan tahap ini adalah membentuk tim perencana tingkat Puskesmas, menyiapkan informasi situasi program (kegiatan, hasil, bahan lain yang diperlukan) serta informasi kebijakan kesehatan yang diperlukan dalam perencanaan. Susunan tim perencana di tingkat Puskesmas dapat terdiri dari staf Puskesmas ditambah anggota dari dinas lintas sektor terkait (tingkat kecamatan). Adapun pembagian tim perencana dapat terdiri dari : Tim A : tim lintas program Puskesmas terdiri dari kepala Puskesmas, kepala tata usaha, kepala unit (penanggung jawab program) serta perwakilan Pustu dan bidan di Desa. Tim B : tim lintas sektor tingkat kecamatan terdiri dari camat dan dinas sektor terkait tingkat kecamatan. Tim C: tim lintas program tingkat kabupaten terdiri dari Dinas Kesehatan tingkat II (Kab./Kota). Tim D : tim lintas sektor tingkat kabupaten terdiri dari Bupati dan dinas sektoral terkait tingkat kabupaten. Tugas Tim A adalah merencanakan seluruh program pokok Puskesmas. Hasil rumusan Tim A dibahas dalam Rakorbang (Rapat Koordinasi Pembangunan) tingkat kecamatan bersama-sama Tim B yang dilaksanakan sekitar bulan Mei. Hasil Rakorbang tingkat kecamatan kemudian dibawa ke Rakorbang tingkat

Kabupaten/Kota pada sekitar bulan Juni. Rakorbang adalah upaya integrasi dan koordinasi pembangunan tingkat kecamatan. Dalam tahap persiapan ini, harus diperhatikan kebijaksanaan yang ada, baik kebijaksanaan dari pusat, tingkat I maupun kebijaksanaan tingkat Kabupaten/Kota. Adapun bahan yang dibutuhkan dalam tahap persiapan adalah : a. Pedoman kerja Puskesmas jilid kesatu. b. Buku pedoman perencanaan tingkat Puskesmas. c. Pedoman lokakarya mini Puskesmas. d. Hasil kegiatan tahun lalu dan hasil stratifikasi Puskesmas. e. Petunjuk perencanaan lain, misalnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. f. Format daftar usulan kegiatan (DUK). (vital statistik). 2. Tahap Analisis Situasi Tujuan pada tahap ini adalah untuk memahami permasalahan operasional Puskesmas yang perlu ditanggulangi. Kegiatan tahap ini adalah mengidentifikasi masalah, penamaan dan penetapan prioritas masalah. Tahap ini biasanya cukup sulit karena : a. Biasanya banyak masalah-masalah yang dijumpai. b. Ketidakjelasan masalah dan sering terdapat keterkaitan diantara masalah-masalah yang ada. c. Kurangnya data atau informasi yang dapat dikumpulkan. Tahap analisis situasi dimulai dengan membuat uraian situasi program secara umum, kemudian menggarisbawahi hal-hal yang merupakan masalah dalam program, mengumpulkan data pendukung yang diperlukan, memilih prioritas masalah dan selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah tersebut. g. Informasi lain, misalnya informasi epidemiologi dan demografi

Data atau informasi yang ada akan sangat penting artinya dalam penentuan skala prioritas masalah maupun dalam melaksanakan perencanaan pemecahan masalahnya nanti. Adapun macam data untuk bahan analisis situasi yaitu : a. Data umum yang meliputi peta wilayah, data kependudukan, data fasilitas pendidikan, data fasilitas kesehatan dan data mata pencaharian penduduk. b. Data ketenagaan Puskesmas yang meliputi tingkat pendidikan, TMT, DUK, jumlah tenaga, pelatihan-pelatihan tenaga kesehatan, dan lain-lain. c. Data ketatausahaan yang meliputi keuangan, inventaris alat, obat, sarana non medis, kendaraan, gedung, dan lain-lain. d. Data cakupan program kegiatan pelayanan Puskesmas yang meliputi: upaya kesehatan keluarga (termasuk kesehatan reproduksi dan KB), upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular, upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), upaya pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat, upaya pelayanan penduduk miskin dan kelompok masyarakat khusus, serta upaya pengembangan kegiatan program inovatif. 3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Tujuan tahap ini adalah tersusunnya rencana dan prioritas rencana penyelesaian masalah. Pada tahap ini perlu pelaksanaan 3 (tiga) kegiatan sebagai berikut : a. Identifikasi penyebab masalah. b. Perumusan pendekatan pemecahan masalah. c. Penyusunan RUK. Beberapa teknik untuk identifikasi penyebab masalah yang dapat digunakan antara lain : a. Diagram.flow chart.

b. Diagram fish bone c. Diagram unsur organisasi Sementara itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum menyusun RUK antara lain: a. Informasi mengenai masalahnya apa, dimana, siapa, bilamana, kapan, dan lain-lain. b. Mekanisme apa yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah, misalnya dalam rangka meningkatkan pembinaan terhadap dukun bayi bisa dikembangkan Polindes. c. Punyakah kita teknologi atau cara untuk mengatasi masalah, misalnya rendahnya mutu pelayanan oleh dukun dengan mengadakan pelatihan para dukun, bila hasilnya tidak maksimal karena dukun yang hadir sedikit maka perlu supervisi aktif ke desa-desa. d. Seberapa besar kekuatan sumber daya tenaga yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan tersebut 4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tujuan tahap ini adalah tersusunnya rencana operasional berupa rencana pelaksanaan masing-masing kegiatan Puskesmas berupa Gantt Chart. RPK berisi kegiatan, sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan, jadwal waktu, pembagian tugas dan tanggung jawab para pelaksana. Penyusunan RPK atau biasa disebut POA (Plan of ,Action), dapat disusun setelah Puskesmas mengetahui alokasi sumber dana, baik dari APBN, APBD I, APBD II, Inpres, dan sumber dana lainnya. Penyusunan RPK dilakukan melalui suatu pembahasan dalam Mini Lokakarya intern yang dihadiri semua staf Puskesmas, dan dipimpin kepala Puskesmas, serta dalam Mini Lokakarya ekstern yang dihadiri oleh dinas sektoral terkait dan dipimpin oleh camat. Dalam menyusun POA yang penting diperhatikan oleh Puskesmas adalah : a. Penjadwalan yang meliputi penentuan waktu, penentuan lokasi dan sasarannya, dan pengorganisasian.

b. Pengalokasian sumber daya yang meliputi penentuan besarnya dana yang diperlukan, sumbernya dari mana dan bagaimana pemanfaatannya, harus dirinci jenis dan jumlah tenaga yang diperlukan. c. Pelaksanaan kegiatan yang meliputi persiapan kegiatan, penggerakan pelaksanaan, serta pengawasan, pengendalian dan penilaian. C. Penulisan Dokumen Perencanaan Dari seluruh rangkaian kegiatan perencanaan tersebut diatas beserta semua kelengkapan form-form bantunya harus dikumpulkan dan disusun, sehingga menjadi suatu dokumen resmi dengan mengikuti sistematika penulisan yang baku.

LOKAKARYA MINI BULANAN Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas. Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem Masukan 1. Laporan hasil kegiatan bulan lalu 2. Informasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan, kebijakan, program dan konsep baru

Proses 1. Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah, 2. Merumuskan alternatif pemecahan masalah

Keluaran Rencana kerja bulan yang baru

LOKAKARYA MINI TRIBULANAN Pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan pendekatan sistem Masukan 1. Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait

2. Inventarisasi masalah/hambatan dari masingmasing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan 3. Pemberian informasi baru Proses 1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan 2. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector 3. Merumuskan cara penyelesaian masalah Keluaran 1. Rencana kerja tribulan yang baru 2. Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu) SUPERVISI Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal. 1. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. 2. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. POSYANDU KB-KES Merupakan salah satu bentuk kegiatan BPD (dulu LKMD), dimana masyarakat (antara lain PKK) menyelenggarakan pelayanan 5 program prioritas secara terpadu di satu tempat dan dalam waktu yang sama, dengan bantuan pelayanan langsung dari staf Puskesmas, yaitu pada jenis pelayanan yang masyarakat tidak kompeten untuk memberikannya sendiri. Keterpaduan Posyandu

1. Keterpaduan antar 5 program (KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare) 2. Keterpaduan antar sektor terkait (BPD, PKK, BKB, Kes 3. Keterpaduan Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat dan kesehatan

POLINDES
1. 2. 3. 4.

Pembinaan oleh dokter Puskesmas Pembiayaan: ditetapkan berdasarkan musyawarah desa Perizinan: bidan harus punya SIPB Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan kesehatan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA dan KB.

5.

Dikelola BDD kerjasama dengan dukun bayi serta dibawah pengawasan dokter Puskesmas

6.

Pertolongan persalinan yang ditangani: persalinan normal, faktor risiko sedang

7. o o

Kriteria faktor risiko sedang: Umur Ibu <20th atau >35Th Tinggi badan <145 cm , Jarak antar dua kehamilan < 2 th , Jumlah paritas > 3

8.

Kriteria faktor risiko tinggi: o Perdarahan selama kehamilan o Panas tinggi atau infeksi o Eklamsi o Kelainan letak bayi dalam kandungan

Persyaratan Polindes 1. 2. Adanya BDD Adanya peralatan: bidan kit, IUD kit, imunisasi, TB, Infus set, obat sederhana & uterotonika, buku KIA-KB, inkubator 3. Memenuhi syarat rumah sehat: air bersih, ventilasi cukup, penerangan cukup, SPAL, pekarangan bersih, ukuran minimal: 3x4m2 4. 5. Lokasi terjangkau roda 4 Ada tempat bersalin, post partum, 1 TT

Tujuan Polindes Tujuan Umum: - Memperluas jangkauan, meningkatkan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA-KB kepada masyarakat desa Tujuan Khusus: Meningkatkan jangkauan dan mutu ANC dan persalinan normal di desa Meningkatkan pembinaan dukun desa Meningkatkan konsultasi dan penyuluhan Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak oleh bidan Kegiatan Polindes 1. 2. 3. 4. 5. 6. ANC Persalinan normal Pelayanan kesehatan bufas dan buteki Pelayanan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, imunisasi Pelayanan KB Pertolongan pertama persalinan risiko tinggi

7. 8. 9. 10.

Menampung rujukan dukun bayi dan merujuk ke fasilitas kes yg lebih mampu Melatih dan membina dukun bayi Penyuluhan kesehatan Mencatat dan melaporkan kegiatan ke Puskesmas SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Pengertian SP2TP SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, bidan di Desa dan Posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981. Data SP2PT berupa Umum dan demografi, Ketenagaan, Sarana, Kegiatan pokok Puskesmas. Menurut Yusran (2008) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen kesehatan. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan sumber pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat serta sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Menurut Bukhari Lapau

(1989) data yang dikumpul oleh puskesmas dan dirangkum kelengkapan dan kebenaranya. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ialah laporan yang dibuat semua puskesmas pembantu, posyandu, puskesmas keliling bidan-bidan desa dan lain-lain yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas. Pencatatan dan pelaporan mencangkup: b.1: Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas, b.2: Data ketenagaan puskesmas, dan b.3: Data sarana yang dimiliki puskesmas. Jenis Data SP2TP 1. 2. 3. 4. Umum dan demografi Ketenagaan Sarana Kegiatan pokok Puskesmas

Macam Pencatatan Pencatatan dalam gedung dan diluar gedung 1. 2. Pencatatan dalam gedung , menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus harian Pencatatan diluar gedung, menggunakan kartu register dan kartu murid

Formulir Pelaporan 1. 2. 3. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan LPLPO Formulir LT: untuk data kegiatan Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan kematian o LB1: laporan data kesakitan o LB2: laporan data kematian (tidak dipakai) o LB3: laporan gizi, KIA-KB, P2M o LB4: laporan obat-obatan (LPLPO) o LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan) o Laporan data dasar Puskesmas (LSD1, LSD2, LSD3)

o LSD1: data kependudukan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lingkungan dan peran serta) o LSD2: ketenagaan Puskesmas dan Pustu o LSD3: peralatan Puskesmas dan Pustu Tujuan SP2TP Tujuan Sistem Informasi Manajemen di Puskesmas adalah untuk meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. Tujuan dimaksud dapat terwujud apabila: a. Data SP2TP dan data lainnya diolah disajikan dan diinterprestasikan sesuai dengan petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan data SP2TP b. Pengolahan, analisis, interprestasi dan penyajian dilakukan oleh para penanggung jawab masing-masing kegiatan di Puskesmas dan mengelola program disemua jenjang administrasi. c. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interprestasi data SP2TP dan sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun, dan tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah, persentase dan sebagainya. Tujuan umum dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ini ialah data dan informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara periodik dan teratur pengolahan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi. Adapun tujuan khususnya ialah: 1. 2. 3. Tersedianya data secara akurat yang meliputi segala aspek. Terlaksananya pelaporan yang secara teratur diberbagai jenjang administrasi sesuai dengan prosedur yang berlaku. Digunakan data tersebut sebagai alat pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan rencana dalam bidang program kesehatan.

Pelaporan SP2TP Pelaporan terpadu Puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Adapun formulir Laporan yang digunakan untuk kegiatan SP2TP adalah: 1) Laporan bulanan, yang mencakup: Data Kedakitan (LB.1), Data Obat-Obatan (LB.2), Gizi, KIA, Imunisasi dan Pengamatan Penyakit menular (LB.3) serta Data Kegiatan Puskesmas (LB.4); 2) laporan Sentinel, yang mencakup: Laporan Bulanan Sentinel (LB1S) dan, Laporan Bulanan Sentinel (LB2S); 3) Laporan Tahunan, yang mencakup: Data dasar Puskesmas (LT-1), Data Kepegawaian (LT-2) dan, Data Peralatan (LT-3). Laporan Bulanan (LB) dilakukan setiap bulan dan baling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II. Laporan bulanan sentinel LB1S dan LB2S setiap tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I dan Pusat (untuk LB1S ke Ditjen PPM dan LB2S ke Ditjen Binkesmas), sedangkan Laporan Tahunan (LT) dikirim selambat-lambatnya tanggal 31 januari tahun berikutnya. Khusus untuk laporan LT-2 (data Kepegawaian) hanya di isi bagi pegawai yang baru/belum mengisi formulir data Kepegawaian. Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan, laporan semester dan laporan tahunan yang mencakup data kegiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas ( micro planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP). Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan. Dinas kesehatan kabupaten/kota mengolah kembali laporan puskesmas dan mengirimkan umpan baliknya ke Dinkes Provinsi dan Depkes Pusat. Feed back

terhadap laporan puskesmas harus dikirimkan kembali secara rutin ke puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi keberhasilan program. Sejak otonomi daerah mulai dilaksanakan, puskesmas tidak wajib lagi mengirimkan laporan ke Depkes Pusat. Dinkes kabupaten/kotalah yang mempunyai kewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke Depkes Pusat.

You might also like