You are on page 1of 13

MERUMUSKAN HIPOTESIS, MERUMUSKAN TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Posted: 18/01/2011 in Tak Berkategori Kaitkata:hipotesis, kegunaan, metodologi penelitian, penelitian, rumusan, tujuan

0
BAB I. PENDAHULUAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, inayah dan hidayah-Nya lah kami sebagai penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Merumuskan Hipotesis, Merumuskan Tujuan Penelitian, dan Kegunaan Penelitian. Dan tak lupa Shalawat beserta Salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Junjungan Alam Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, Sahabat dan semoga pula sampai kepada kita semua selaku umat-Nya. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling tinggi dan paling mungkin tingkat kebenarannya. Namun nsecara teknis hipotesis penelitian dicantumkan dalam BAB I (BAB Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Selain daripada hipotesis yang ada di dalam BAB Pendahuluan, juga di dalamnya terdapat tujuan penelitian dan kegunaan dari penelitian. Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah. Sedangkan inti daripada kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasil penelitian kita.

Dan untuk lebih mendalami daripada bahasan mengenai perumusan hipotesis, perumusan tujuan penelitian, dan kegunaan peenelitian maka kami sebagai penulis menyajikannya dalam makalah kami berikut ini.

BAB II. PEMBAHASAN

1) Merumuskan Hipotesis

1. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo= di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya. [1] Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[2] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktianhipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebutpercobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[3] Contoh:

Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah faktaada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalampenelitian, salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial.[4] Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.[5]

2. Kegunaan Hipotesis

Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah:[6] 1.Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

2.

Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian

peneliti.

3.

Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan

penting dan menyeluruh.

4.

Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:[7] 1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.

2.

Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.

3.

Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.

4.

Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

3. Karakteristik Hipotesis

Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.[8] Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.[9] Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:[10] 1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian. 2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen. 3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenaifenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna. 4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis. 5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metodeyang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yangbersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metodeobservasi, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi. 6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.

7.

Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit

4. Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum

Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:[11] 1. Penentuan masalah. Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu

keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori ataudalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah. 2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis). Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi

pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan. 3. Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta

yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta. 4. Formulasi hipotes. Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa

tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi. 5. Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini

disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadifalsifikasi(penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa, dan bilamana

usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori. 6. Aplikasi/penerapan. apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebutprediksi),

dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta. 5. Jenis-Jenis Hipotesis[12] a) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan

Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi. Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.

b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol

Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :

1)

Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan

anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan Ha atau H 1 apabila terdapat hubungan dan H0 apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.

2)

Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik. Misalnya, terdapat hubungan antara

variabel x dengan variabel y, untuk H0 dilambangkan dengan Py = 0 dan Ha / H1 dilambangkan dengan P y > 0. Sedangkan apabila hipotesis penelitiannya terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka hipotesis statistiknya untuk H0 dilambangkan dengan M = 0 dan untuk Ha / H1 dilambangkan dengan M 0.

c)

Hipotesis ideal vs common sense (akal sehat)

Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya, hubungan antara tenga kerja dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan jumlah siswa ddalam satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya, kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah lingkungan industri, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi belajar siswa dengan sekolah yang berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.

6. Menguji Hipotesis

Hipotesis berfungsi untuk memberi suatu penyataan terkaan tentang hubungan tentative antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian. Untuk menguji hipotesis diperlukan :

a)

Data atau fakta dan kerangka pengujian hipotesis harus ditetapkan dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data

b)

Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik

pengujian. Cara pengujian hipotesis tergantung pada metode desain penelitian yang digunakan.

B. Merumuskan Tujuan Penelitian[13] Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah.

Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum (general purposes) dan tujuan khusus (spesific purposes). Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Penulisan tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat yang afirmatif. Bila sekiranya akan timbul perbedaan penafsiran, perlu diberikan definisi istilah dan variabel-variabel penelitian yang bersangkutan. 1. Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat

global, jangka panjang dan abstrak

2.

Tujuan khusus penelitian

merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit dan dapat diukur berupa uraian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum penelitian Tujuan khusus berkaitan dgn masalah penelitian & menunjukkan variabel yg akan diteliti boleh dalam kalimat aktif (mengetahui, menilai, membuktikan, mendeskripsikan, dsb.) maupun pasif (diketahuinya, dsb.)

Jenis tujuan penelitian

1. 2. 3. 4. 5.

Mendapatkan informasi IPTEK tertentu Mengembangkan metode/ alat/ teori/ konsep baru yang lebih efektif/ efisien dibanding yg ada Menilai faktor-faktor yangg berhubungan/ berpengaruh terhadap suatu kejadian Mengevaluasi program, kegiatan atau menjelaskan fakta terkait dengan peraturan/ prosedur Membandingkan efektivitas/ efisiensi biaya pengobatan 2 kelompok atau lebih responden Untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian, proposal penelitian memuat apa yang hendak dicapai. Tujuan penelitian, banyak memberi warna terhadap langkah-langkah yang akan ditempuh, karenanya menurut Moh. Ali (1994 : 96) ada beberapa criteria yang harus diperhatikan yaitu ;

1)

Tujuan penelitian dirumuskan secara jelas dan operasional

2)

Tujuan penelitian diarahkan sekitar masalah yang diteliti

3)

Tujuan penelitian member arah yang tepat bgi peneliti tentang sasaran yang dituju.

4)

Tujuan penelitian menccerminkan analisis massalah dari segi variabel yang diteliti, sehingga memungkinkan

terpeccahkannya masalah.

C. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah penggunaan hasil penelitian berupa informasi, model/ alat/ teori/ konsep/ faktor-faktor yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian yang dapat digunakan oleh:[14] program kesehatan utk perencanaan,pengambilan keputusan/ perumusankebijakan

masyarakat umum

masyarakat industri

pengembangan ilmu pengetahuan

Pada intinya, kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasill penelitian anda. Kegunaan penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihakpihak yang berkepentingan terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.[15] Salah satu contoh kegunaan penelitian skripsi mahasiswa yang terbimbing baik adalah 1) Bagi Lembaga - Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan - Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal - Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot

2) Bagi Mahasiswa - Mendapat pengalaman meneliti yang berharga - Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas - Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan 3) Bagi Dosen Pembimbing - Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan - Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya - Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik

III. KESIMPULAN

Didalam menyusun suatu laporan nkarya tulis ilmiah terutama penelitioan kualitatif di dalamnya tidak akan terlepas dari yang namanya merumuskan hipotesis, tujuan, dan kegunnaan penelitian./ Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, sedangkan Tujuan penelitian

merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah. Dan inti daripada kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasill penelitian anda. Kegunaan penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu. DAFTAR PUSTAKA

1.

Badriah, Dewi

L,http://www.kopertis4.or.id/Pages/data%202006/kelembagaan/studi_kepustakaan_DR%5B1%5D._Dewi.Doc, diakses 01 November 2010 pukul 13.00 WIB 2. Creswell, John W, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Second Edition, California :

Sage Publication, 2003. 3. Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill

Prentice Hall, 2005. 4. Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons,

Inc, 1992. 5. Sambodo, http://sambodo.multiply.com/journal/item/3/Apa_itu_Latar_Belakang_Masalah_, diakses 29 september 2010

pukul 18.15 6. 7. 8. 9. Sylvie, http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/, diakses 29 september 2010 pukul 18.47 Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993. Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008. Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008.

10. Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press, 2002.

[1] Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993

[2] Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008, Hal.10 [3] Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992, Hal. 7-19

[4] Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005, Hal. 156-209 [5] Ibid [6] Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008, hal 31

[7]Badriah, Dewi L,http://www.kopertis4.or.id/Pages/data%202006/kelembagaan/studi_kepustakaan_DR%5B1%5D._Dewi.Doc, diakses 01 November 2010 pukul 13.00 WIB [8] Sakaran, Uma, Op.cit. [9] Leedy, Paul D., Op. cit, [10] Creswell, John W, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Second Edition, California : Sage Publication, 2003, Hal. 73

[11] Soekadijo, Op. Cit. [12] Nasehuddin, Toto Syatori, op.cit., Hal. 34 [13] Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press, 2002, hal. 114. [14] Sylvie, http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/, diakses 29 september 2010 pukul 18.47 [15] Sambodo, http://sambodo.multiply.com/journal/item/3/Apa_itu_Latar_Belakang_Masalah_ , diakses 29 september 2010 pukul 18.15

You might also like