You are on page 1of 4

Just In Time (JIT) Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing Countries: The Nigerian Experience

Sampai saat ini kekurangan dalam system manufaktur antara lain masalah inventory, produk cacat dan peningkatan biaya produksi karena limbah dan penundaan. JIT mengembangkan proses yang lebih optimal untuk perusahaan, mengurangi biaya produksi, dan mengurangi limbah bahan, waktu dan usaha. Meskipun JIT bermanfaat, namun penerapan sistem produksi JIT di negara-negara dunia ketiga masih sedikit karena kekurangan operasional dan system. Dalam tulisan ini, kami menguji, dengan menggunakan bukti-bukti yang tersedia, tingkat penggunaan JIT di Nigeria dan bagaimana penerapan teknik JIT pada sektor manufaktur.

Tujuan Tujuan penelitian ini yaitu: Mengidentifikasi manfaat dari JITPS pada perusahaan yang mengadopsi JIT di Nigeria. Mengidentifikasi faktor yang menghambat penerapan JIT pada perusahaan yang tidak menerapkannya.

Metode penelitian Langkah pertama yaitu memberikan questioner pada perusahaan apakah menggunakan JIT. Dari data questioner diketahui bahwa 18 perusahaan menggunakan JIT dan 21 perusahaan tidak menggunakan JIT. Dua set questioner dipersiapkan, untuk perusahaan yang menerapkan JIT dan yang tidak menerapkan JIT. Berdasarkan diskusi dengan konsultan dan praktisi JIT local, industry elektronik dan listrik local merupakan area yang paling banyak menerapkan JIT. Secara konsekuen, questioner dikirim pada 208 perusahaan di Nigeria. Hanya 16 perusahaan JIT dan 18 perusahaan non JIT yang mengembalikan questioner. Dari data kemudian dianalisis untuk memperoleh perbandingan. Keuntungan penerapan JIT di Nigeria. Sebanyak 69% perusahaan mendapatkan keuntungan dari 40% saving cost yang diperoleh dari: Tata letak pabrik yang lebih baik, mengurangi perjalanan Pelayanan yang lebih baik

Pengurangan waktu set up Produksi inventory bila diperlukan Keuntungan menerapkan JIT antara lain pengurangan lead time, peningkatan produktivitas, penurunan cacat produk, kualitas produk yang lebih baik, dan pemenuhan kebutuhan secara tepat waktu.

Faktor Penghambat Aplikasi JIT Faktor Supplier Kurangnya kontrol waktu pengiriman pasokan dari luar negeri. Solusi: merencanakan kebutuhan bahan dengan baik dan menyediakan rencana produksi untuk supplier agar dapat memproduksi dan mengirim bahan tepat waktu. Kurangnya supplier yang terpercaya (dalam hal kuantitas dan biaya). Jika pemasok memberikan batch buruk, line produksi keseluruhan harus berhenti. Solusi: memperketat kualitas pemasok dan mendukung supplier untuk meningkatkan kualitasnya. Selain itu, pemberian harga yang sesuai kepada supplier akan memotivasi mereka untuk meningkatkan kualitas dan waktu pengiriman. Ketidakpastian kuantitas penawaran untuk setiap pengiriman yang tidak sesuai akan menghambat jalannya produksi. Solusi: memastikan kuantitas penawaran dengan benar sesuai dengan permintaan perusahaan. Perusahaan tidak terlalu mempermasalahkan bahan persediaan yang mudah rusak dan lot size minimum karena mereka menggunakan persediaan barang yang tidak mudah rusak dan datang dalam berbagai ukuran lot. Faktor Personil Kurangnya komitmen manajemen. Solusi: mendidik top management tentang keuntungan JIT dan cara menyukseskan penerapan JIT. Konflik antar-departemen. Koordinasi antar-departemen adalah suatu keharusan sebelum JIT dapat dilaksanakan. Solusi: melakukan restrukturisasi organisasi sehingga komunikasi, kerjasama dan tanggung jawab berjalan lancar. Resistensi perubahan pekerja.

Solusi: menekankan pendidikan dan peningkatan keterampilan pekerja. Mungkin generasi saat ini lebih berpendidikan dan terampil dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Faktor Produk Responden JIT menganggap tingginya produk campuran sebagai masalah yang lebih serius sedangkan responden non-JIT menunjukkan bahwa faktor ketidakteraturan permintaan yang lebih penting. Solusi: untuk mengatasi tingginya produk campuran melakukan standarisasi part sehingga part standar dapat digunakan secara bergantian antar produk (interchangeably) dan mengadopsi Fleksibel Manufacturing Systems (FMS) sehingga lebih besar variasi produk yang dapat diproduksi. Memecahkan masalah ketidakteraturan permintaan lebih sulit, sebagai salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah menjaga persediaan barang jadi yang bertentangan dengan JIT. Faktor Produksi Volume produksi rendah. Solusi: mengadopsi EMS dan sistem manufaktur seluler yang mengizinkan jadwal produksi pendek. Masalah perancangan ulang tata letak pabrik. Solusi: merencanakan ulang tata lrtak pabrik. Proses produksi yang berorientasi batch. Perusahaan JIT tidak terlalu mempermasalahkan proses produksi yang berorientasi batch. Ketakutan terhadap buruknya situasi backorder tidak terlalu penting menurut responden. Faktor lainnya Prioritas. Karena jadwal proyek yang padat, kemungkinan pelaksanaan sebuah JITPS diabaikan. Sebelum JITPS dapat berhasil diimplementasikan, sistem produksi pra-JIT harus memberikan hasil dan tingkat output yang konsisten. Perusahaan merupakan perusahaan manufaktur produk custom-made (dibuat menurut pesanan). Hal ini membutuhkan back-up listrik yang disesuaikan seperti permintaan pelanggan.

Cara Penerap JIT Berhasil Mengatasi Masalah Implementasi Selain keputusan masalah teknis, sebagian besar perusahaan menyatakan bahwa kunci untuk sukses adalah mengatasi masalah-masalah manusia (faktor personil). Hal pertama, manajemen harus berkomitmen penuh. Filosofi JIT membutuhkan cara berpikir yang baru. Ini adalah perubahan budaya yang harus dipimpin oleh manajemen (Sipes besar dan1986; Hernandez 1989). Jadi untuk meyakinkan bawahan untuk menerapkan JIT, manajemen diri harus diaplikasikan. Karena masalah manusia dapat diatasi, keinginan dan kemauan untuk membuat sesuatu hal terjadi akan lebih mudah. Beberapa penerap JIT berasal dari anak perusahaan Multinasional Korporasi (perusahaan multinasional) yang mana perusahaan induk telah menerapkan JIT di negara mereka. Dengan demikian mereka memiliki akses pengetahuan dalam menerapkan JIT. Responden JIT lainnya menganggap pendidikan JIT sebagai kunci penting untuk keberhasilan penerapan JIT. Perusahaan-perusahaan JIT juga melakukan studi awal untuk membantu memperlancar pelaksanaan proses implementasi. Tujuan dari tim proyek JIT adalah untuk menganalisis filsafat JIT, manfaat dan keterbatasan, dan apakah sistem dapat diadopsi oleh perusahaan. Para responden juga menyatakan bahwa keterlibatan karyawan sama pentingnya dengan komitmen manajemen menjamin dalam keberhasilan pelaksanaan JITPS. Hasilnya, perusahaan telah mengelola proses perubahan terutama melalui pendidikan JIT. Selain itu, perubahan manajemen seperti konseling dan jaminan pekerjaan juga diperlukan.

Kesimpulan JIT bisa diterapkan di Nigeria. Baru sedikit perusahaan yang menerapkan JIT, bahkan perusahaanperusahaan kecil masih belum menyadari keuntungan JIT. Faktor-faktor yang menyebabkan perusahaan enggan menerapkan JIT antara lain supplier, personal, produk dan faktor produksi. Kendala ini dapat diatasi, prasyarat penerapan JIT yang sukses adalah komitmen manajemen, tanggap terhadap selera pasar dan, pendidikan dan komunikasi untuk mencapai sistem JIT. Jika Nigeria ingin mengembangkan dan mampu bersaing di pasar internasional, sektor manufaktur harus menerapkan JIT dan mencapainya.

You might also like