You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Sebagia besar dari kita membuat keputusan secara otomatis tanpa menyadari bahwa orang-orang memliki perilaku yang berbeda-beda dalam mengambil keputusan, yang mereka bawa dalam posisi masing-masing dalam sebuah menajeman. Pengambilan keputusan yang baim merupakan bagian vital dari menejeman yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menetukan bagaiman sebuah organisasi dapat menyelesaikan masalahnya, mengerahkan sumberdaya yang dimilikinya dan mencapai tujuan-tujuanya. Salah satu keahlian yang harus dimilki oleh seorang pemimpin efektif adalah mengambil keputusan. Hal tersebut terksan sederhana tetapi sampai hari ini masih banyak pemimpin di bidang apa pun masih memilki kendala dalam meakukannya. Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan diambil oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang juga bersama staf, tergantung dari besar kecilya masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut oleh si manajer. Yang jelas, pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan secara sembarang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan. Masalah berbeda dengan persoalan, meskipun keduanya merupakan pertanyaan untuk dijawab. Jika untuk pertanyaan sudah ada jawabannya, bagi masalah belum. Ada masalah yang mudah saja dipecahkan, ada yang sukar, ada juga yang sangat sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya sangkut paut dengan berbagai faktor. Atas dasar itulah, maka keputusan yang dihasilkan ada yang tidak mengandung resiko apa-apa, ada yang resikonya kecil saja, ada pula yang resikonya besar, bahkan sangat besar. Cara

pengambilan keputusan akan mempengaruhi perancangan sistem informasi berdasarkan komputer yang dimaksudkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan. B. Rumusan Masalah 1. Apakah Teori Pengambilan Keputusan? 2. Apakah Pengertian Pengambilan Keputusan? 3. Apakah Teknik Pengambilan Keputusan 4. Bagaiman Pengambilan Keputusan Berdasarkan Prinsip Forcasting (Peramalan)? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk Memahami Teori Pengambilan Keputusan 2. Untuk Memahami Pengertian Pengambilan Keputusan 3. Untuk Memahami Teknik Pengambilan Keputusan 4. Agar Menetahui bagaimana Pengambilan Keputusan Berdasarkan Prinsip Forcasting (Peramalan)

BAB II PEMBAHASAN A. Teori Pengambilan Keputusa Teori-teori pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat. Kebijaksanaa, sebagai telah kita rumuskan di muka, adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan suatu masalah atau persoalan tertentu. Secara tipikal pembuatan kebijaksanaan merupakan tindakan yang berpola, yang dilakukan sepanjang waktu dan melibatkan banyak keputusan yang di antaranya ada yang merupakankeputusan rutin, ada yang tidak rutin. Dalam praktek pembuat kebijaksanaan sehari-hari amat jarang kita jumpai suatu kebijaksanaan yang hanya terdiri dari keputusan tunggal. Dalam tulisan ini akan dibahas 3 (tiga) teori pengambilan keputusan yang dianggap paling sering dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan kebijaksanaan negara.Teori-teori yang dimaksud ialah : teori Rasional komprehensif, teori Inkremental dan teori Pengamatan terpadu.1 a. Teori Rasional Komprehensif Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut : a) Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalahmasalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah) b) Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya. c) Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama. d) Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.

http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/

e) Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan dengan alternatif lain. f) Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik yang paling tajam berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964 1959) Lindblom2 secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan terumuskan dengan jelas.Lebih lanjut, pembuat keputusan kemungkinan juga sulit untuk memilah-milah secara tegas antara nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat. Keputusan_-keputusan, kesepakatan-kesepakatan dan investasi terdahulu dalam kebijaksanaan dan program-program yang ada sekarang kemungkinan akan mencegah pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang berbeda sama sekali dari yang sudah ada.Untuk konteks negara-negara sedang berkembang, menurut Rs. Milne (1972), mode irasionar komprehensif ini jelas tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah: informasi/datastatistik tidak memadai ; tidak memadainya perangkat teori yang siap pakai untuk kondisi- kondisi negara sedang berkembang ; ekologi budaya di mana sistem pembuatan keputusan itu beroperasi juga tidak mendukung birokrasi di negara sedangberkembang umumnya dikenal amat lemah dan tidak sanggup memasok unsur-unsur rasionar dalam pengambilan keputusan.3 Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap akar permasalahan. Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan

2 3

Charles Lindblom (1965 , 1964 1959) Rs. Milne (1972)

Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara nilai-nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena teori ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada. Ada beberapa masalah diperbagai negara berkembang seperti Indonesia untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan yaitu Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa dipakai untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan terjadi sebuah keputusan yang kurang tepat. Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara berkembang ekologi budanyanya berbeda. Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur rasional dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara berkembang kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak rasional. b. Teori Inkremental Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh pejabatpejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:4 a) Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait. b) Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal c) Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan akibatnya. d) Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
4

http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/

e) Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan. f) Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan. Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur mejemuk. Keputusan dan kebijakan diambil dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih aman. Kondisi yang realistik diberbagi negara bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan para pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik seperti kurang cukup waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain yang dipakai untuk analsis secara komprehensif. Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima. Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini keputusankeputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan. Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar. Menutut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo5

Yehezkel Dror (1968)

c. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)6 Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusankeputusan itu tercapai. Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda. Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan. B. Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai alternative pilihan yang tersedia. Seseorang terkadang dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan) dari berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena berdampak pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Seorang pimpinan produksi memutuskan untuk mengurangi produksi di saat kondisi perekonomian sedang buruk, seorang jenderal memutuskan untuk melakukan serangan endadak karena tahu bahwa musuh sedang tidap siap dan siaga. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat lain mengatakan bahwa Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat 7Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong
6

http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/ (Brinckloe,1977).

lahirnya gerakan dan perubahan 8Dan ada juga yang mengatakan bahwa Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap akar permasalahan. Pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita, aspirasi dan (2) pencapaian tujuan melalui implementasinya 9Ringkasnya keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya pengambilan keputusan itu maka sepuluh hukum hubungan kemanusiaan
10

hendaknya menjadi acuan dari setiap pengambilan keputusan. Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang

bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang di maksud dapat di laksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problemnya yang di maksud dapat di bagi tiga golongan besar yaitu, masalah korektif, masalah progesif, dan masalah kreatif. Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang di rencanakan. Masalah progesif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adnya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu. Masalah kreatif adalah masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pendekatan pengumpulan faktafakta dan data, menemukan alternative yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat.

C. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan11


8 9

(Hill,1979). (Inbar,1979). 10 (Siagian,1988) 11 http://icecube.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/13/pengambilan-keputusan/

1. Fungsi pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan sebagai suatu kelnjutan dari cara pemecahan masalah, mempunyai fungsiantara lain: a. Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan tearah baik secra individual maupun secara kelmpok, baiksecra institusional maupun secara organisasi. b. Sesuatuyang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. 2. Tujua Pengambilan Keputusan Kegiatankegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untukmencapi tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yag harus idpecahkan oleh seorang pemimpin organisasi. Pengambilan keputusn dimaksudkan untuk memecahkan masalah. D. Teknik Pengambilan Keputusan a. Teknik Kreatif Brainstorming Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ideidenya. Synectics Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok b. Teknik Partisipatif Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. c. Teknik Modern Teknik Delphi 9

Teknik Delphi yang didasarkan pada sebuah proses ter-struktur untuk mengumpulkan dan membawa pengetahuan dari sekelompok ahli dengan cara serangkaian kuesioner maupun yang di-kontrol dengan pendapat umpan balik (Adler dan Ziglio, 1996). Menurut Helmer (1977) Delphi merupakan perangkat komunikasi yang berguna di antara sekelompok ahli sehingga memudahkan pembentukan kelompok itu. Teknik Delphi merupakan latihan dalam kelompok komunikasi antara panel secara geografis ahli (Adler dan Ziglio, 1996) yang memungkinkan para ahli teknik sistematis untuk menangani masalah kompleks dengan suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri dari serangkaian kuesioner dikirim baik lewat mail atau melalui sistem komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk mendapat tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh pra-ahli. Teknik Kelompok Nominal Teknik kelompok nominal (selanjutnya dipakai singkatan TKN) adalah salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding dengan teknik sumbang saran. Teknik ini dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de Ven pada tahun 1968 (Delbecq, et all., 1975), dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan penyelesaian yang terbaik. Teknik kelompok nominal adalah proses terstruktur ini mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan/ide secara perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok (Departemen dalam Negeri). Teknik mengurangi adanya penyesuaian sementara memaksimalkan partisipasi. Bentuk pembuatan keputusan ini adalah proses mengulangi pernyataan yang meminimisir penyesuaian (conformity) dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan yang dapat mereka dukung. Teknik pengambilan keputusan dalam klasifikasi ada dua yaitu teknik tradisional dan teknik modern. Teknik pengambil keputusan juga sering dibagi dalam teknik

10

pengambilan keputusan matematik atau kuantitatif 12 dan teknik pengambil keputusan non-matematik atau kualitatif13. Teknik matematik biasa diberi nama multivariate analysis (analisis variabel ganda atau analisis berdimensi ganda). Teknik non-matematik, yang lebih sering digunakan untuk keputusan strategik antara lain sumbang saran, consensus, Delphi, fish bowling, interaksi didaktik, tawar- menawar kolektif Herbert A.Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang di program dan tidak di program. Tabel teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern. Tipe-tipe keputusan Di program: Keputusan berulang Organisasi mengembangkan khusus penanganannya. Tidak di program: rutin Teknik-teknik pembuatan keputusan Tradisional Modern 1. Kebiasaan 1. Teknik dan 2. ulang. pengoperasian standar. 3. Struktur organisasi tersusun 2. proses baik. bagi 1. Kebijakan dan kreatifitas. 1.Teknik pemecahan model Pengolahan elektronik. data

riset

operasi

Kegiatan rutin: prosedur Analisis matematik model-

Keputusan sekali di pakai, 2. Coba-coba di susun tidak sehat dan 3. dengan proses pemecahan masalah umum kebijaksanaan. Di tangani pelaksana.

masalah yang di terapkan a. latihan pengambilan

Selektif dan latihan para pada: keputusan b. penyusunan Heurictic

E. Pengambilan Keputusan Dengan prinsip Forcasting (Peramalan) Pengambilan keputusan dengan prinsip forcasting (peramalan) adalah suatu seni untuk meramalkan suatu kejadian dimasa yang akan datang.

12 13

(Heenan dan Addleman, 1976;Robbins, 1978) (Moody, 1983)

11

Adapun tujuan dilakukan pengambilan keputusan dengan cara ini adalah agar kita bias memprediksi keputusan apa yang akan kita ambil dimasa yang akan datang, sehingga kita dapat melakukan antisipasi terlebih adahulu sebelum ada sesuatu yang terjadi yang dapat merugikan diri kita autupun orang lain. Prinsip ini dapat dilakukan dengan Metode: 1. Metode Time Series Forcasting Dilihat dari data setiap tahunnya yang berhubngan denga variable dependent dan variable independent. Rumus: y=f(x) Dimana y adalah variable dependent dan x adalah variable independent. 2. Metode regresi Berganda Dimana metode ini dilakukan apabila ingin melihat pengaruh antara 3 variabel baik dua variable independent terhadap satu variable dependent maupun sebaliknya. Rumus: y = a+bx Untuk mencari b:

F. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambila keputusan memiliki beberapa tahap: Tahap 1: Pemahaman dan perumusan masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit di kemukakan atau bahkan sering mengedintifikasikan masalah,bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengedintifikasi masalh dengan beberapa cara. Pertama manager secara sistematis menguji hubungan sebab akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan yang normal. Tahap 2: Pengumpulan dan analisis data yang relevan. Setelah manager menemukan dan merumuska maslah, manager harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manager pertama kali harus menentukan data-data apa yang di Tahap 3: butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendpatkan informasi tersebut.

12

Pengembangan alternative- alternative. Kecenderungan untuk menerima alternative keputusan pertama yang feasible sering menghindarkan manager dari pencarian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manager. Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan manager menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun sesuatu yang bukan sempurna atau ideal. Tahap 4: Evaluasi alternative-alternatif. Setelah manager mengembangkan sejumlah alternative, manager harus mengevaluasi sekumpilan alternative, manager harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas setiap alternative. Tahap 5: Pemilihan alternative yang terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternative. Alternative di pilih akan di dasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan ketidak sempurnaan kebijakan manager. Tahap 6: Implementasi keputusan. Setelah al;ternatif terbaik di pilih para manager harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dan masalah yang mungkjin dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, mager perlu memperhatikan berbagai resiko dan tidak kepastian sebagai konsekuensi di buatnya suatu keputusan. Disamping itu, di tahap implementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan perioodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pebuatan keputusan, serta merancang perimgatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Tahap 7: Evaluasi hasil-hasil. Implementasi keputusan harus selalu di monitor. Manager harus mengevaluasi apakah implementasi di lalukan dengan lancer dan keputusan memberikan hasil yang di inginkan. BAB III PENUTUP A. Rangkuman

13

Tujuannya adalah untuk menjelaskan paham pengambilan keputusan yang penting dan kemudian juga mengenai hubungan antara teori tersebut untuk merancang sistem informasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, teknik pengambilan keputusan sangat diperlukan karena untuk mengatur jalannya diskusi pada kelompok dalam menerima opini maupun saran dari kelompok lain. Misalnya teknik sumbang saran dalam hal kebebasan untuk menyampaikan ide karena tidak ada kekhawatiran untuk dikritik atau dihentikan sebelum selesai berbicara didalam diskusi kelompok. Sedangkan teknik kelompok nominal dipergunakan untuk mengidentifikasi keberatan- keberatan bahwa anggota kelompok mempunyai masalah yang mungkin dapat dibicarakan atau dengan kata lain teknik ini dipergunakan untuk mengidentifikasi kriteria dan halanganhalangan dimana anggota- anggota kelompok akan mempergunakan untuk mengevaluasi situasi itu. Oleh karena itu, didalam diskusi kelompok sangat memerlukan kedua teknik tersebut agar mengetahui tingkat kreativitas baik dari kelompok itu sendiri maupun kelompok lain yang memberikan opini. Selain itu, suatu permasalahan tidak akan mendapatkan jalan keluar jika tidak ada pendapat atau opini untuk memecahkannya. Dalam hal ini setiap orang dapat berkesempatan untuk mengeluarkan kreativitasnya melalui informasi-informasi yang ditampung khususnya dalam forum diskusi kelompok.

DAFTAR PUSTAKA http://icecube.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/13/pengambilan-keputusan/ Charles Lindblom (1965 , 1964 1959) 14

Rs. Milne (1972) http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/ Dror (1968) (Brinckloe,1977). Hill,1979) Inbar,1979). Siagian,1988)/

15

You might also like