You are on page 1of 33

Silabus Bimbingan Konseling SMA SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tahun Pelajaran : 2006 - 2007 Sekolah : SMA

Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 5 Sub Tugas Perkembangan : Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa BIDANG BIMBINGAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN MATERI PELAYANAN BK KEGIATAN KETERANGAN LAYANAN PENDUKUNG PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 7 Pribadi : 1.Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa 2.Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baikdalam kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya di masa depan Sosial : Aspek- aspek dalam kehidupan beragama Belajar: Usaha berfikir dan meng- optimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala Karier: Aspek-aspek bekerja dan pengembangan karier dalam kehidupan beragama 1.Memiliki keyakinan dan ketagwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 1.1. Memahami diri sendiri dan eksistensi diri manusia sebagai machluk Tuhan 1.2. Mensinergikan dzikir, fikir dan ikhtiar 2.Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan 2.1. Menyadari tugas dan kewajibannya sebagai mahluk Tuhan YME 2.2. Membangkitkan rasa spiritual dan rasa bertanggungjawab untuk memikirkan peran sendiri dalam kehidupan ini 2.3. Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu 2.4. Menghiasi diri dengan sifat-sifat unggul

1. ESQ Mendasari Perencanaan Masa Depan 1.1. Kesuksesan individu dalam kariernya, akan diawali adanya suatu perencanaan masa depan yang didasari adanya kecerdasan emotional dan sprititual (esq). Dan individu dikatakan sukses , bilamana yang bersangkutan berguna baik bagi dirinya

maupun bagi orang lain Kesuksesan yang dimaksud meliputi; akademis dan non akademis, talenta dan pengalaman Pemahaman EQ (Emotional Quotient) * Sukses akademis ; mampu menyelesaikan studi lanjut S1,S2,S3 hasil karyanya dapat bermanfaat dan diakui bagi orang lain (dokter, guru, desainer.dll) * Sukses non akademis ; hasil karyanya yang diperoleh dari pengembangan diri tanpa melalui jenjang perguruan tinggi, dapat dipergunakan dan diakui manfaatnya oleh orang lain (penjahit, kapster,dll.) * Sukses talenta ; keberhasilannya dari pengembangan bakat yang dimiliki (penyanyi, pegulat, dll) * Sukses pengalaman ; keberhasilan yang diperoleh dari kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh. A. Dimensi IQ, EQ, SQ pada satu garis orbit God Spot Setiap individu secara garis besar memiliki kemampuan intelektual, emosi dan spiritual Kecerdasan Intelektual ; kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta efektiv dalam mengolah dan menguasai lingkungan dengan menggunakan akal logika. Kecerdasan Emosi ; kemampuan memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi serta mampu mengendalikan dorongan hati, mengatur serta memelihara suasana hati Kecerdasan Spiritual ; kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya, mampu berpikir kreatif, berwawasan jernih dan berisikan suara hati ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah mekanisme me manage ketiga dimensi Inteltual, Emotional dan Spiritual. Tugas 1: Siswa diberikan tugas , menuliskan kunci kata hati ; 10 sifat positp dan 10 sifat negatip dan tanggapan Tugas 2 : Siswa diberikan tugas menilai diri sendiri secara jujur , bila mencapai 100 berarti memiliki SQ yang luar biasa. B. ESQ Sebagai Dasar Perencanaan Masa Depan ESQ diperlukan oleh setiap individu agar dapat bertindak arif bijaksana , dapat menyikapi segala sesuatu dengan lebih jernih dan cenderung mengisi kehidupan dengan bermakna. Tugas 3 : Siswa diberikan tugas meneliti barometer suasana hati dengan aplikasi dan realitas yang terdapat pada diri sendiri. Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini, adalah : Pengembangan eksistensi diri sebagai machluk Tuhan, sosial dan lingkungan Kesadaran potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya. 1. Informasi 2. Orientasi 3. Pembelajaran 4. Konseling Kelompok 5. Konseling Individu

1. APIB (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) Non Tes 2. Alih Tangan Kasus Non Tes: 1) format isian 10 sifat positif dan 10 sifat negativ yang dimliki serta tanggapan 2) format isian penilaian diri sendiri 3) format Tes SQ, dorongan Suara Hati 3. Alih Tangan kasus (bagi siswa yang memerlukan memperoleh pelatihan ESQ secara pribadi maupun kelompok) 1. Laiseg (Penilaian segera) 2. Laijapen (Penilaian jangka pendek) 3. Laijapang (Penilaian jangka panjang) 1. Laiseg (Penilaian segera) mengetahui kunci kata hati ; 10 sifat positif negatif 2. Laijapen (Penilaian jangka pendek) penilaian diri sendiri secara jujur, bila perolehan nilai 100, siswa memiliki SQ yang luar biasa 3. Laijapang (Penilaian jangka panjang) siswa ada pada satu garis orbit, dimensi spiritual bersifat universal 1.Alokasi waktu: awal tahun pelajaran (Juli / Agustus 2006) 2. Sumber Belajar a) Buku Modul BK kelas kelas III 03, kelas XII 04 , kelas XII 06 b) Internet mailinglist ESQ L.C. c) Pelatihan ESQ. d) Seminar ESQ Learning Super Memory 3. Kerjasama: a) GP/ Konselor lainnya b) Guru Agama Rohis dan Rokris c) Wakasek Sarana Prasarana d) Wakasek Kesiswaan e) Mengundang pakar ESQ khusus untuk remaja Sub Tugas Perkembangan : Mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam masyarakat yang lebih luas. 1234567 Pribadi : Pengembangan kemampuan mengenali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya Belajar: 1. Pemantapan kebiasaan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok 2. Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

Karier : 1.Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan 2. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untu memenuhi kebutuhan hidup Sosial: 1. Orientasi tentang hidup berkeluarga 2. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah ; pada guru dan nara sumber lainnya, ditempat latihan/ kerja/ unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai adat-istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku 1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik/ psikomotor, berkarya dan mengalihgunakan ilmu, teknologi dan seni untuk hidup di masyarakat lokal, nasional, regional dan internasional 1.1. Paradigma belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat 1.2. Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mencapai meta kecerdasan 1.3. Memahami kecenderungan karir yang hendak dikembangkan 1.4. Memiliki orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan 2. Perencanaan Karier Setelah lulus SMA ? diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya, diperlukan perencanaan Kemana setelah lulus SMA ? Ada 4 alternatif pilihan: (A) Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, (B) Mengikuti kursus / pelatihan, (C) Memasuki dunia kerja, (D) Memasuki kehidupan berkeluarga (A) Merencanakan Kelanjutan Studi ke Jenjang Pendidikan Tinggi Didalam agama dikatakan ; setiap insan belajar sepanjang hayat; Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir mendatangkan pahala. Kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya / hilangnya keimanan). Mengandung makna bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu, harus memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran potensi diri. Beberapa informasi mengenai perguruan tinggi sbb: 1. Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi : a) Status Terdaftar ; Diakui atau Disamakan diberikan kepada program studi perguruan tingi swasta b) Status Terakreditasi ; Diakui atau Nir-Akreditasi , diberikan kepada semua perguruan tinggi 2. Jalur dan Jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi a) Jalur Akademik (biasanya disebut jenjang Sarjana / S1), lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya b) Jalur Profesional (sering disebut jenjang diploma) , lebih menekankan pada penerapan keahlian tertentu 3. Jenis Perguruan Tinggi a) Universitas ; Sifatnya umum, terdiri dari berbagai fakultas- fakultas dan jurusan-jurusan . Menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan tertentu

b) Institut ; Sifatnya lebih khusus terdiri dari fakultas- fakultas dan jurusan yang menghasilkan keahlian sejenis. Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis c) Sekolah Tinggi ; Mempunyai kekhususan satu bidang keahlian.Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu d) Akademi ; Bersifat non gelar. Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu e) Politeknik ; Bersifat non gelar . Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. 4. Sistem Penerimaan Mahasiswa a) Secara non tes ; melalui PMDK (Penelusuran Minat dan Bakat) , PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) , PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi) , PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) dsb.nya. b) Secara Tes / Ujian Tulis , melalui SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) 5. Sistem Belajar Di Perguruan Tinggi Dikenal dengan sistem kredit semester / SKS . Jumlah SKS pada setiap jenjang pendidikan berbeda Tugas 1: Siswa berdiskusi (4-5 orang). Mengumpulkan informasi ; jurusan, mata kuliah, jenjang studi / strata serta prospek masa depan.Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya. Tugas 2 : Sisw memilih 3 jurusan kelanjutan studi yang diminati. 6. Perguruan Tinggi Kedinasan Perguruan Tinggi dibawah departemen selain Departemen Pendidikan Nasional Tugas 3 : Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi kedinasam; tempat alamat, syarat pendaftaran, mata kuliah yang dipelajari dan prospek masa depan . Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya. Tugas 4 : Siswa menuliskan pilihan perguruan tinggi kedinasan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi bagi yang berminat 7. Studi Ke Luar Negeri Sudah lumrah bagi yang berminat dan memiliki dukungan mewujudkannya. Ada beberapa hambatan a.l.: a) Bahasa b) Biaya Pendidikan , c) Program Keahlian Yang Dipilih Tugas 5 : Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi diluar negeri melalui media cetak, elektronik, internet maupun pameran pendidikan atau datang ke kedutaan negara asing; Dan tuliskan hasil diskusi menurut opini masing-masing

(B). Mengikuti Kursus / Pelatihan Diawali dengan meningkatkan kecakapan hidup untuk dapat dijadikan modal bekerja / berwiraswasta dengan memasuki kursus keterampilan / pelatihan dan dipilih sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki Tugas 6 : Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi tempat alamat, fasilitas yang ada dan prospek masa depan Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya. Tugas 7 : Siswa menuliskan dua jenis kursus keterampilan yang diminati (C). Memasuki Dunia Kerja Bekerja merupakan kebutuhan manusia agar keadaan dirinya lebih baik dan nyaman dalam menjalani kehidupannya dengan memperoleh sumber penghasilan. Tidak semua siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, karena adanya berbagai alasan, maka dunia kerja menjadi pilihan. Tahapan untuk memasuki dunia kerja, al: 1) mencari lowongan a).mendaftar ke Depnaker b).membaca koran, lihat iklan lowongan kerja/ media cetak c).bergaul dengan orang yang sudah bekerja untuk menumbuhkan motivasi kuat mencari kerja d).melihat informasi melalui media elektronik (TV, Internet,dll.) e).mengunjungi pameran bursa kerja f).memantapkan rasa percaya diri dan mempromosikan kemampuan yang dimiliki ditindak lanjuti dengan mempersiapkan berkas persyaratan yang diminta a).fotokopi STTB b).fotokopi KTP c).surat lamaran dan riwayat hidup 2) mengikuti seleksi a).administrasi, b) akademis, c) psikotes d).wawancara, e).kesehatan Tugas 8 : Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi lengkap dengan persyaratan yang diminta (dalam bentuk kliping) Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya. Tugas 9 : Siswa melakukan wawancara dengan orang yang berwiraswasta disekitar lingkungan tempat tinggal. Tip menghadapi tes wawancara : (D) Memasuki Kehidupan Berkeluarga Menikah merupakan salah satu alternatif pilihan setelah lulus SMA, namun perlu dipertimbangkan kembali kemungkinan banyaknya hambatan dan tantangan. Tugas 10 : Siswa diminta menuliskan opini mengenai perkawinan diusia dini

Tugas 11 : Siswa diminta menuliskan tiga (3) pilihan cita-cita / karier Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini adalah : Pengembangan berfikir dan bernalar, penggalian dan pengolahan informasi secara cerdas. 1. Orientasi 2. Informasi 3. Pembelajaran 4. Penempatan dan Penyaluran 5. Konseling ndividu 1. APIN (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) non tes: 1) format isian pilihan program studi jurusan alamat dan prospek masa depan 2) tiga pilihan progam studi 3) hasil diskusi perguruan tinggi kedinasan 4) tiga pilihan perguruan tinggi kedinasan 5) pemberian pendapat studi di luar negeri 6) hasil diskusi lembaga / kursus keterampilan / BLK 7) perolehan informasi dua tempat BLK 8) Lowongan pekerjaan 9) laporan hasil wawancara orang ber wiraswawta 2.HPDT : (Himpunan Data): alat peraga tip menghadapi wa APIN : 10) Opini menikah di usia remaja 11) tiga pilihan karier 1. Laijapen (pemilaian jangka pendek) (merupakan proses dan perlu orientasi diri), siswa mencari informasi, membuat klping, dll. Sejenis 2. laijapen (penilaian jangka pendek) dalam proses memperoleh berbagai informasi dan menghubungkannya dengan cita-cita / karier 3. Laijapang (penilaian jangka panjang) dalam proses orientasi diri, siswa perlu dipandu secara berkesinambungan sampai dengan satu semester , bahkan dapat sampai dengan satu tahun/ melepas kelulusan siswa 1. Alokasi waktu : Agustus/ September 2006 2. Sumber belajar : a) Modul BK kelas III 03,kelas XII 04 , kelas XII 06 b). Media cetak / surat kabar/ ilan lowongan kerja c). Media elektronik/ TV Internet informasi peluang kerja d). Majalah, Higher Learning tentang kelajutan studi di Perguruan Tinggi 5. Brosur yang menginformasikan a) tempat- tempat studi bisa diperoleh sewaktu ada pameran b) tempat-tempat kursus

3.Kerjasama : a). Wakasek Kurikulum b). Wakasek kesiswaan c). Institusi/ instansi negeri maupun swasta terkait/Psikolog Sub Tugas Perkembangan : Mencapai kematangan dalam pilihan karier. 1345678 Pribadi: 1. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usahapenanggulangannya 2. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan Belajar : 1. Pemantapan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok 2. Pemantapan penguasaan materi Program belajar di SMA dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian Pribadi : Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan- kegiatan kreatif dan produktif , baik dalam kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya dimasa depan Karier: Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan Menguasai pengetahuan dan keterampian akademik serta beretos belajar untuk melanjutkan pendidikan dan atau berkarya Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi Memiliki keyakinan dan penghayatan kaidah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME 1.1.Memahami siapa dan eksistensi diri manusia sebagai mahluk Tuhan YME. 1.2.Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi 3. Analisis Potensi Diri (A) Analisis Fisik untuk Memilih Karier Kemampuan 1) Fisik, 2) Vokal, 3) Motorik atau Kontrol Tugas 1 : Siswa menuliskan ciri-ciri kemampuan fisik Tugas 2 : Siswa menuliskan tiga macam karier yang diminati beserta persyaratan fisik Tugas 3 : Siswa membuat kesimpulan antara kemampuan fisik dengan cita-cita pilihan karier (B) Analisis untuk Memlih Karier

1) Kemampuan Akademik/ Kognisi merupakan perolehan nilai sebagai ukuran kemampuan individu dalam ulangan harian Tugas 4 : Siswa menganalisis kemampuan akademik yang dimiliki dengan menuliskan nilai hasil belajar Tugas 5 : Siswa menuliskan hasil tes psikologi yang telah diperoleh pada tahun sebelumnya (kelas X) Tugas 6 : Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang hambatan / kesulitan yang dialami dalam menjalani pilihan program studi saat ini. 2) Kemampuan Khusus / Bakat Bakat dimiliki oleh setiap individu yang dapat diketahui baik secara tes ialah ; DAT/ Differential Aptitude Test dirancang (oleh Benneth H, 1982) dan dipergunakan dalam konseling bagi siswa SMP dan SMA. Tes bakat dibagi dalam bidang : 1) Verbal ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata 2) Numerik ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka 3) Skolastik ; gabungan verbal dan numerik , menjadi penduga yang baik bagi penyelesaian studi di PT 4) Abstrak ; memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola / rancangan 5) Relasi Ruang ; mampu memvisualkan, mengamati, membentuk gambaran mental dari obyek- obyek dengan melihat pola dua dimensi, dan berpikir dalam tiga dimensi 6) Mekanik ; mampu memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam 7) Kecepatan dan Ketelitian Klerikal ; seberapa cepat dan teliti dalam menyelesaikan tugas-tugas menulis 8) Kemampuan Bahasa Indonesia ; seberapa baik pengertian dan keterampilan seseorang mengenal ejaan yang betul dan salah dalam bahasa Indonesia 9) Kemampuan Bahasa Asing ; seberapa baik seseorang mempunyai kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membuat penalaran analitis tentang bahasa Tugas 7 : Siswa menuliskan bakat yang menonjol Tugas 8 : Siswa berdiskusi tentang hubungan bakat dan cita-cita TIP : Bakat akan berkembang bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang B. Genogram . Ialah grafik tiga generasi yang menggambarkan asal-usul keluarga seseorang / individu ( = silsilah, bahasa Indonesia). Genogram dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam identifikasi perencanaan dalam rangka menganalisis dan memanfaatkan untuk pengembangan karier individu Tugas 9 : Siswa membuat genogram

Tugas 10 : Siswa menuliskan karier dan bakat yang menonjol dari anggota keluarga masing-masing. Tugas 11 : Siswa menelaah bakat dan hasil tes bakat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier. Tugas 12 : Siswa meminta pendapat masukan dari keluarga antara bakat dan cita-cita / karier. 4.Minat Minat dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan Tugas 13 : Siswa menuliskan empat cita-cita / karier yang diminati saat ini Tugas 14 : Siswa mengisi jawaban inventory minat Tugas 15 : Siswa mengisi format dengan memindahkan angka-angka jawaban dan menjumlahkan pada tiap kelompok minat. Tugas 16 : Siswa membuat peringkat kelompok minat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier. Tugas 17 : Siswa memasukan data hasil psikotes minat Tugas 18 : Siswa menganalisa hasil tes minat dan menghubungkan hasil inventory minat menghubungkan 5. Kepribadian : Organisasi yang dinamis dalam diri individu. Dan ada beberapa tipe kepribadian ; 1) Realistis, 2) Intelektual, 3) Sosial, 4) Konfensional, 5) Usaha , 6) Artistik Tugas 19 : Menjawab pertanyaan inventory kepribadian, dengan memberi tanda positif (+), bila sesuai atau negatif (-) bila tidak sesuai dengan pilihan Tugas 20 : Siswa menuliskan tiga alasan pada setiap nomor yang dipilih, baik positif (+) maupun (-) negatif Tugas 21 : Siswa memindahkan semua tanda (+) dan (-) dan mencocokan dengan kunci jawaban. Tugas 22 :

Siswa membuat peringkat inventory kepribadian Tugas 23 : Siswa menganalisa tiga peringkat tertinggi dan hubungkan dengan cita-cita / karier Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini : - Mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun psikis - Pengembangan untuk memilih karier yang sesuai dengan potensiyang dimiliki 1. Informasi 2. Pembelajaran 3. Penempatan dan Penyaluran 4. Konseling Individu 1. APIN (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) non tes: format isian a) ciri-ciri kemampuan fisik b) tiga macam karier yang diminati c) kesimpulan kemampuan fisik hubngannya dengan cita-cita / karier d) format isian analisis kemampuan akademik 2. HPDT (Himpunan Data) Nilai ulangan harian, rapor, UUB, Try-Out e) format isian menuliskan hasil psikotes f) format isian hasil diskusi hambatan yang dialami dalam pilihan program studi HPDT : ATK (AlihTangan Kasus) bialamana perlu pendalaman materi APIN: (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) tes: Progresive Matric dan / CFIT non tes: berupa format isian siswa hasil tes psikologi, jurusan yang disarankan, hasil diskusi kelompok , perihal pilihan program studi yang dipilih kini adakah kesesuaian antara IQ dengan cita-cita/ karier. 2. HPDT: (Himpunan Data) hasil psikotes yang diperoleh dari biro konsultasi psikologi 3. ATK (Alih Tangan Kasus) biro konsultasi psikologi, untuk melaksanakan tes IQ, Bakat dan Minat APIN : (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) Tes : DAT (Diferential Aptitude Tes)/ tes bakat Non tes : * Format isian : a) bakat, prestasi yang pernah dicapai

b) hubungan bakat dengan cita-cita/ karier c) tanggapan teman ; hubungan bakat dan cita-cita / karier d) memberikan keterangan genogram ; karier dan bakat yang menonjol dalam keluarga e) hubungan cita-cita/ karier dengan bakat; dari hasil tes bakat dan genogram HPDT : a) bagan genogram (silsilah=bahasa Indonesia) b) TIPS : Bakat akan berkembang, bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang 1. Laiseg (penilaian segera) a) ciri-ciri kemampuan fisik b) tiga macam pilihan karier c) kemampuan fisik hubungannya dengan cita-cita/karier 2.Laijapen (penilaian jangka pendek) a) perolehan nilai setiap ulangan harian, b) perolehan hasil tes psikologi dapat terlihat bakat maupun minat serta potensi diri 3. Laijapang (Penilaian jangka panjang) dapat memprediksi kelulusan , derdasar kemampuan akademis, pengembangan bakat serta minat kelanjutan studi melalui analisis potensi diri dalam hubungan dengan karier 1. Alokasi waktu: Okt_ Des. 2006 / Januari 2007 2. Sumber belajar : a) Modul BK kelas III 03, kelas XII 04, kelas XII 06 b) Kerangka Dasar Kurikulum 2004 dan stndar isi BSNP kaitan dengan Pengembangan Diri c) Kebijakan dari sekolah/ wakasek kurikulum maupun Tim Pengembang dan Inovasi disekolah 3. Kerjasama: a). Guru Mata pelajaran b). Guru Wali kelas c). Wakasek Kurikulum Jakarta , Juli 2006

Retno Widajati NIP 130 888 699

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tahun Pelajaran 2006 - 2007 Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 6

Sub Tugas Perkembangan: Mencapai kematangan dalam pengambilan keputusan Bidang Bimbingan Kompetensi

Yang Diharapkan Materi Pelayanan BK Kegiatan Ketera ngan Layanan Pendukung Penilaian 1234567 Pribadi : Pemantapan tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatannya yang kreatif dan produktif Belajar : Pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya Karir : Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan kariri yang hendak dikembangkan 1. Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 1.1. Memiliki pemahaman yang mantap tentang bakat dan minat pribadi serta dapat menyalurkannya melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan produktif 2. Menghargai eksistensi dalam berekspresi seni .4. Pengambilan Keputusan A. Pengambilan Keputusan Melalui Analisis SWOT Merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier S = Streght / Kekuatan Merupakan potensi pada diri sendiri (kemampuan akademis , kemampuan umum, kemampuan khusus / Bakat) yang dapat mendukung cita-cita / karier W = Weekness / Kelemahan Merupakan kekurangan pada diri sendiri (potensi fisik dan potensi psikis ; malas, tidak termotivasi,dll.)yang kurang menunjang dan dapat menghambat cita-cita / karier O = Opportunity / Peluang Merupakan kesempatan yang dapat mendukung cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri (dukungan orangtua / keluarga baik secara phisik sosial dan ekonomi) T = Threats / Ancaman Merupakan kesempatan yang dapat menghambat cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri ( perbedaan pandangan dengan orangtua / keluarga , dll) Tugas 1 : Siswa menuliskan dua macam cita-cita / karier dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemungkinan dihadapi Tugas 2 : Siswa membuat analisa hubungan antara cita-cita / karier serta peranan lingkungan

B. Meyakini Keputusan Untuk meyakini suatu keputusan yang ditentukan berdasar analisis SWOT memerlukan emotional spiritual quotient dengan barometer suara hati yang dimiliki. Tugas 3 : Siswa mengambil keputusan Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :Kemampuan meyakini keputusan yang telah diambil berdasarkan analisa diri sendiri dan kepercayaan terhadap keagungan Tuhan YME. 1. Informasi 2. Bimbingan Kelompok 3. Konseling Individu 1. APIN (Aplikasi Instrumentasi Bimbingan) Non tes: Format isian: a) dua macam cita-cita / karier dan Analisis SWOT b) analisa hubungan cita cita / karier serta peranan lingkungan c) Pengambilan keputusan 1. Laijapen (Penilaian jangka pendek) a) menentukan dua macam pilihan cita-cita / karier b) hasil hubungan cita-cita/ karier dan peranan lingkungan c) pengambilan keputusan 2. Laijapang (Penilaian Jangka Panjang) diterimanya siswa sesuai dengan pilihan yang telah diputuskan 1. Alokasi Waktu : Januari 2007 2. Sumber belajar a) Buku Modul BK kelas III 03, kelas XII 04, kelas XII 06 b) Surat kabar, iklan Perguruan Tinggi, Dunia Kerja, Kursus * Informasi PT, Dunia kerja Kursus,dll High Leaner * Internet 3. Kerjasama: Orangtua siswa

Jakarta , Juli 2006

Mengetahui Guru Pembimbing Kepala SMA Negeri 60 Jakarta

Dra Rachmawati Malik S.H. Retno Widajati NIP :130 449 533 NIP : 130 888 699

Perkembangan Psikologi Remaja dan Identitasnya


Psikologi Perkembangan Remaja

Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam prosesperkembangannya di mulai darimasa pranatal (dalam kandungan) sanpai dengan masa usia lanjut atau tua. Perkembangan merupakan sebagai suatu proses yang dilalui oleh setiap individu seumur hidup. Perkembangan tidak berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Perubahan dapat terjadi pada badaniyah yang terjadi sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses kognitif dan perilaku individu. Jenis maslah yang dihadapi dan yang harus di atasi oleh setiap periode atau fase juga berbeda-beda dan berubah. Perkembangan Remaja (Adolescence) Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, masa yang penuh akan kesulitan. Pada masa ini, remaja itu akan ke arah kematangan seksualitasnya, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga dan menghadapi tugas menemukan cara mencari mata pencaharian. Masa remaja yang merupakan suatu tahap transisi menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa keuntungan. Tahapan transisi akan memberikan remaja itu suatu masa yang lebih panjang untuk mengembangkan berbagai keterampilan srta untuk mempersiapkan masa depan. Akan tetapi, masa itu akan cenderung menimbulkan masa pertentangan (konflik), kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian. Sulit untuk merasakan bahwa remaja tersebut mampu sepenuhnya untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan arti lai9n,jika orang tua selalu memanjakan dengan memberikan dan menyediakan semua fasilitas kebutuhannya, maka remaja tersebut akan mengalami ketergantungan kepada orang tuanya dan sulit untukmenjadi pribadi yang mandiri. Mencari Identitas Tugas penting yan harus dihadapi p[ara remajaadalah mengembangakan persepsi identitas dari (sens of individual identity) untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan siapa saya ? dan kemanakah saya akan pergi?. Persepsi identitas para remaja berkembang secara perlahan-lahan melalui berbagai identifikasi masa kanak-kanak. Nilai dan standar moral anak-anak sebagian besar merupakan cerminan dari nilai dan standar orang tua terhadap mereka; perasaan harga diri yang terutama berasal dari pandangan orang tua terhadap mereka. Peralihan para remaja ke dunia sekolah lebih penting,

seperti perkataan/pujian dari seorang guru dan orang dewasa lainnya. Hal ini didukung oleh pendapat Erik Erikson yang mengatakan bahwa,perkembangan psikologi setiap individu bergantuang pada hubungan sosial yang terbentuk pada berbagai masa dalam kehidupan. Masalah akan muncul dan bahkan menjadi konflik besar jika, pandangan dan nilai orang tua terhadap remaja sangat bertolak belakang dengan pandangan/nilai dari teman sebayanya, hal ini akan membuat para remaja mengalami kebingungan peran (role confusion). Salah satu cara pendekatan terhadap masalah identitas adalah dengan m\encoba berbagai peran dan cara berprilaku. Para ahli percaya bahwa masa remaja sebaiknya merupakan masa bereksperimen peran pada waktu di mana anak muda dapat bereksplorasi dengan ideologi dan minat yang berbeda. Pencarian identitas para remaja dapat dipecahkan dengan berbagai cara. Bagi beberapa remaja,krisis identitas mungkin sama sekali tidak terjai, mereka ini adalah tipe remaja yang menerima nilai-nilai orang tuamereka. Berbeda dengan remaja yang menganut identitas menyimpang, yaitu identitas yang bertentangan dengan niali-nilai dalam masyarakat. Dan ada juga remaja yang mungkin melalui masa kebingungan identitas yang lebih panjang dan mengalami kesulitan menemukan diri mereka, yang pada akhirnya di dapat setelah melalui berbagai uji coba.

Perkembangan Seksual Persoalan yang sangat mengganggu para remaja adalah perkembangan seksual. Permulaan masa remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual,dalamarti lain organ-organ seksualnya sudah dapat berfungsi semuanya untuk mengembangkan keturunannya. Tanda pada remaja putri adalah menstruasi yang pertama,diikuti dengan dada dan pinggul membesar. Sedangkan pada remaja laki-laki adalah air maninya sudah cukup matang,diikuti dengan suara membesar,timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh. Perkembangan yang sangat cepat itu menuntut penyesuaian tingkah laku yang cepat juga. Akan tertapi, pada umumnya penyesuaian tingkah laku tidak dapat mengimbangi kecepatan pertumbuhan.oleh karena itu, sering kita jumpai remaja yang tingkah launya serba canggung, tubuhnya sudah besar, tetapi perbuatan dan sifatnya masih seperti anak kecil.

Sumber: - Rita L. Atkinson, dkk., Pengantar Psikologi, edisi kedelapan, Jakarta: PT. Erlangga, 1983 - Dr, Sarlito Wirawan Sarwono., Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2000

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN KONSELING


MASALAH SOSIAL Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kelompok social atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok anggota kelompok social tersebut sehingga terjadi kepincangan sosial. Dalam perkembangan individu dengan individu lain tidak selamanya berjalan mulus dan lancar, tapi ada kalanya terjadi kesenjangan dan perbenturan antara satu kepentingan dengan kepentingan lainnya. Keadaan ini dapat teraktualisasi lewat cara beradaptasi, cara berkomunikasi dan cara bertingkah laku.

Siswa sebagai individu akan menghadapi berbagai masalah tentunya antara satu dengan yang lainnya. Konsekuensinya siswa akan memperoleh jenis bimbingan yang berbeda pula sesuai dengan jenis permasalahan yang dihadapinya. Masalah sosial yang dihadapi siswa antara lain a. b. merasa rendah diri bergaul denganorang lain, merasa lebih senang menyendiri,

c. hubungan dengan orang tua dan guru yang kurang baik. Secara umum kita dapat melihat bahwa masalah sosial juga menyangkut masalah penyesuaian diri dengan berbagai lingkungan, baik lingkunagn sekolah, keluarga dan masyarakat. Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga Ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan. Penyesuaian diri merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memenuhi kebutuhan individu dengan segala macam kemungkinan yang ada dalam lingkungan tersebut. Schneider berpendapat bahwa penyesuaian adalah proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik secara sukses, serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana Dia hidup. Proses penyesuaian diri dapat menimbulkan berbagai masalah terutama masalah sosial yang terjadi pada diri individu itu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungan tanpa gangguan dan kerugian bagi lingkungannya dinamakan well adjusted. Dan jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri disebut maladjusted atau salah suai.Selanjutnya dia menjelaskan ciri-ciri orang yang well adjusted, yaitu yang mampu merespon (kebutuhan dan masalahnya) secara matang, efisien, puas dan sehat (wholesome). Yang dimaksud dengan efisien adalah hasil yang diperolehnya tidak banyak membuang energi, waktu, atau kekeliruan. Sementara wholesome adalah respon individu itu sesuai dengan hakikat kemanusiaannya, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan tuhan. Orang yang memiliki sikap iri hati, hasad, cemburu atau bermusuhan merupakan respon yang tidak sehat. Sedangkan sikap persahabatan, toleransi dan member pertolongan merupakan respon yang sehat. Berdasarkan penjelasan diatas, maka seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang sehat, yang normal, yang baik apabila Ia mampu memenuhi dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan dirinya dan lingkungannya. Penyesuaian diri yang normal mempunyai karakteristik seperti: 1. Absence of excessive emotionality, terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan, merugikan atau kurang mampu mengontrol diri. 2. Absence of psychological mechanism, terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologi, seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi dan lainnya.

3. Absence of the sence of personal frustration, terhindar dari perasaan prustasi atau perasaan kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhannya. 4. Rational deliberation and self-direction, memiliki pertimbangan dan penghargaan diri yagn rasional, yaitu mampu menyelesaikan masalah berdasarkan alternative-alternatif yang telah dipertimbangkan secara matang dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil. 5. Ability to learn, mampu belajar, mampu mengembangkan kualitas dirinya, khususnya yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah sehari-hari. 6. Utilization of past experience, mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin ke masa lalu baik yang berkaitan dengan keberhasilan maupun kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik. 7. Realistic, objective attitude, bersikap objektif dan realistic, mampu menerima kenyataan hidup yang dihadapi secara wajar, mampu menghindari, merespon situasi atau masalah secara rasional, tidak didasarkan oleh prasangka negatif. Untuk mendapatkan solusi secara tepat atas permasalahan sosialnya, guru harus terlebih dahulu melakukan identifikasi dalam upaya mengenali gejala-gejala secara cermat terhadap fenomenafenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya permasalahan sosial yang melanda siswa. Diagnosis dilakukan untuk mengetahui dan menetapkan jenis masalah yang dihadapi klien lalu menentukan jenis bimbingan yang akan diberikan, dalam melakukan diagnostik masalah sosial siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengenali peserta didik yang mengalami masalah sosial Dalam mengenali peserta didik yang mengalami masalah sosial, cara yang paling mudah adalah dengan melaksanakan sosiometri. Sosiometri merupakan suatu metode untuk mengumpulkan data terntang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Sehingga, akan tergambar siswa yang mengalami masalah sosial. b. Memahami sifat dan jenis masalah sosial Langkah kedua dari diagnosis masalah sosial ini mencari dalam hubungan apa saja peserta didik mengalami masalah sosial. Dalam hal ini guru pembimbing memperhatikan bagaimana perilaku siswa dalam semua lini pergaulan, baik di sekolah, rumah dan masyarakat. c. Menetapkan latar belakang masalah sosial Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang yang menjadi sebab timbulnya masalah sosial yang dialami siswa. Cara ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku siswa yang bersangkutan, selanjutnya dilakukan wawancara dengan guru, wali kelas, orang tua dan pihakpihak lain yang dapat memberikan informasi yang luas dan jelas. d. Menetapkan usaha-usaha bantuan Setelah diketahui sifat dan jenis masalah sosial serta latar belakangnya, maka langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan tindakan-tindakan usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data yang diperoleh. e. Pelaksanaan bantuan

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari langkah sebelumnya, yakni melaksanakan kemungkinan usaha bantuan. Pemberian bantuan dilaksanakan secara terus menerus dan terarah dengan disertai penilaian yang tepat sampai pada saat yang diperkirakan. Bantuan untuk mengentaskan masalah sosial terutama menekankan akan penerimaan sosial dengan mengurangi hambatan-hambatan yang menjadi latar belakangnya. Pemberian bantuan ini bisa dilakukan melalui layanan konseling kelompok yang memanfaatkan dinamikan kelompok. f. Tindak lanjut Tujuan langkah ini ialah untuk menilai sejauh manakah tindakan pemberian bantuan telah mencapai bantuan telah mencapai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut dilakukan secara terus menerus, baik selama, maupun sesudah pemberian bantuan. Dengan langkah ini dapat diketahui keberhasilannya. Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya, yang dilandasi budi pekerti dan tanggung jawab kemasyarakatan dan bernegara. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut: a. Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun serta nilainilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku. c. Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah maupun masyarakat pada umumnya. d. Pengenalan, pemahaman dan pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, ruamh dan lingkungan serta upaya dan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis dan bertanggung jawab. e. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumen secara dinamis, kreatif dan produktif. Suatu masalah yang sering diangkat mengenai meningkatnya hubungan teman sebaya dengan anak yang ditolak adalah apakah fokus seharusnya pada usaha meningkatkan prososial mereka (dengan empati yagn lebih baik, menjadi pendengar yang lebih baik, dan seterusnya) atau pada usaha menurunkan tingkah laku agresif, tingkah laku mengganggu, dan meningkatkan kontrol terhadap diri sendiri. Selain itu, anak yang ditolak oleh lingkungannya diajarkan mengenai pentingnya memperlihatkan tingkah laku yang dapat memperbesar kemungkinan untuk disukai oleh orang lain. Oleh karena itu, selain mengajarkan kemampuan prososial yang lebih baik kepada remaja yang ditolak, harus diambil langkah langsung untuk menghilangkan tindakan agresi mereka. Lebih jauh lagi, memperoleh status positif bersama teman sebaya sanagt membutuhkan waktu karena merupakan hal yang sulit bagi teman sebaya untuk mengubah pandangan mereka terhadap seorang remaja yagn selalu terlibat dalam tingkah laku agresif. Selanjutnya kita akan memperhatikan peran kognisi sosial dalam memahami hubungan antar teman sebaya. Jenis layanan dan fungsi layanan yang di gunakan yaitu :

a. Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap siswa (terutama orang tua siswa) memahami lingkungan sekolah yang baru dimasukinya, karena merasa rendah diri bergaul dengan orang lain, merasa di sisihkan oleh orang lain, dan kurang mendapat kasih sayang dari orang tua. b. Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk membahas dan pemecahan maslaah melalui dinamika kelompok yang berbeda. Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya, yang dilandasi budi pekerti dan tanggung jawab kemasyarakatan dan bernegara. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut: a. Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku. c. Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah maupun masyarakat pada umumnya.

d. Pengenalan, pemahaman dan pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, ruamh dan lingkungan serta upaya dan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis dan bertanggung jawab. e. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumen secara dinamis, kreatif dan produktif. Suatu masalah yang sering diangkat mengenai meningkatnya hubungan teman sebaya dengan anak yang ditolak adalah apakah fokus seharusnya pada usaha meningkatkan prososial mereka (dengan empati yagn lebih baik, menjadi pendengar yang lebih baik, dan seterusnya) atau pada usaha menurunkan tingkah laku agresif, tingkah laku mengganggu, dan meningkatkan kontrol terhadap diri sendiri. Selain itu, anak yang ditolak oleh lingkungannya diajarkan mengenai pentingnya memperlihatkan tingkah laku yang dapat memperbesar kemungkinan untuk disukai oleh orang lain. Oleh karena itu, selain mengajarkan kemampuan prososial yang lebih baik kepada remaja yang ditolak, harus diambil langkah langsung untuk menghilangkan tindakan agresi mereka. Lebih jauh lagi, memperoleh status positif bersama teman sebaya sanagt membutuhkan waktu karena merupakan hal yang sulit bagi teman sebaya untuk mengubah pandangan mereka terhadap seorang remaja yagn selalu terlibat dalam tingkah laku agresif. Selanjutnya kita akan memperhatikan peran kognisi sosial dalam memahami hubungan antar teman sebaya. c. Fungsi Penyesuaian

yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. d. Fungsi Preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). MASALAH BELAJAR Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadangkadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. dalam keadaan di mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar. Masalah belajar yang sering timbul dikalangan peserta didik, misalnya masalah pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif dan efisien, menggunakan buku-buku referensi, cara belajar kelompok, bagaimana mempersiapkan diri mengahadapi ujian, memilih jurusan atau mata pelajaran yang cocok dengan minat bakat yang dimilikinya, dari masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan program pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu para peserta didik agar mereka dapat berhasil dalam belajar. Dalam belajar mengajar guru/pendidik sering menghadapi masalah adanya peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar, ada siswa yang meperoleh prestasi belajar yang rendah, meskipun telah diusahakan untuk belajar dengan seabaik-baiknya, guru atau pendidik sering menghadapi dan menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, untuk menghadapi peserta didik yang kesulitan belajar, pemahaman utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya, merupakan dasar dalam usaha meberikan bantuan dan bimbingan yang tepat.

Kesulitan belajar yang dialami peserta didik itu akan termanifestasi dalam berbagai macam gejala, misalnya menunjukan hasil belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, menunjukan sikap yang kurang wajar, menunjukan tingkah laku yang berkelaianan. Melalui pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan siswa dapat mengalami perkembangan yang optimal baik secara akademis, psikologis dan sosial. Perkembangan yang optimal secara akademis diharapkan peserta didik mampu mencapai prestasi belajar yang baik dan optimal sesuai dengan kemampuan, perkembangan yang optimal ditandai dengan perkembangan kesehatan yang memadai, sedangkan perkembang optimal dari segi sosial bertujuan agar setiap peserta didik dapat mencapai penyesuaian diri dan memiliki kemampuan sosial yang optimal. Dari uraian di atas telah jelas diuraikan bahwa bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat meperoleh prestasi yang baik. Dengan perolehan prestasi yang baik maka tujuan pendidikan nasional akan tercapai, dan juga dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari yang bahagia dengan ilmu-ilmu yang dimilikinya. Adapun masalah-masalah kesulitan belajar yang di alami idividu/siswa adalah : 1. Merasa kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran, akan menimbulkan kesulitan belajar yang tidak ada minatnya, mungkin tidak sesuai dengan bakatnya sesuai dengan kecakapannya, tidak sesuai dengan type-typenya khusus anak akan banyak menimbulkan problema pada diri anak, karena hal itu, pelajaran tidak dapat dicerna/diproses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan yang kesemuanya itu timbul karena tidak adanya minat pada anak tersebut. 2. Merasa sulit memahami mata pelajaran Anak yang IQ-Nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan Sekolah Dasar tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ antara 110-140 dapat digolongkan anak yang cerdas dan memiliki IQ 140 keatas, tergolong genius, golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi, jadai semkin tingginya IQ-nya seseorang, akan makin cerdas pula. Sementara mereka yang mempunyai IQ dari 90 tergolong lemah mental. Anak semcam inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar, mereka ini akan di golongkan atas debil, Embisil, dan idiot golongan, debil, walupun umurnya lebih 25 tahun, kecerdasannya setingkat anak normal bberusia 12 tahun, golongan embisil hanya mampu mencapai tingkatan/kecakapan anak normal berusia 3 tahun. Anak yang tergolong lemah mental ini sangat terbatas kecakapannya, karen itu apabila mereka harus menyelesaikan persoalan yang melebihi potensinya, jelas mereka akan tidak mampu dan banyak mengalami kesulitan, oleh karena itu orang tua/pembimbing harus memiliki tingkat IQ anak dengan meminta bantuan seseorang psikologi agar dapat melayani anak/murid.

3. Merasa malas untuk mengerjakan tugas Motivasi sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya, akan semakin besar tingkat kesusksesan belajarnya. Seorang yang kuat motivasinya akan semakin giat berusaha dengan gigih, tidak mau menyerah, giat belajar untuk meningkatkan prestasi, atau untuk memecahkan masalah. Sebaliknya, seorang anak yang motovasinya lemah akan tampak avuh, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Layanan dan fungsi layanan yang di gunakan untuk siswa/individu yang mengalami kesulitan belajar, yaitu : a. Layanan bimbingan dan pembelajaran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan siswa berkenaan dengan sikap kebiasaan belajar yang baik dan cocok. b. . Fungsi Pencegahan Bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini layanan yang diberikan berupa bantuan yang bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hal tersebut dapat ditempuh melalui program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti; kesulitan belajar. MASALAH KARIR Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang miliki namun haruslah ditentukan. Untuk membentukan hal demikian harus didasarkan pada keputusan siswa itu sendiri yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir yang ada di masyarakat. Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan, menurut Hoppock yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang terdiri dari sepuluh butir yang kemudian dijadikan tulang punggung dari teorinya. 10 butir tersebut antara lain: 1. Pekerjaan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan atau untuk memenuhi kebutuhan 2. Pekerjaan, jabatan atau karir yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan atau karir itu paling tidak memenuhi kebutuhannya 3. Pekerjaan, jabatan atau karir tertentu dipilih seseorang apabila untuk pertama kali dia menyadari bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya 4. Kebutuhannya yang timbul, mungkin bisa diterima secara intelektual yang diarahkan untuk tujuan tetentu

5. Pemilihan jabatan/karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya 6. Informasi mengenai jabatan/karir akan membantu dalam pemilihan jabatan/karir yang diinginkan 7. Informasi mengenai jabatan/ karir akan membantu dalam memilih jabatan/ karir karena informasi tersebut membantunya dalam menentukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhannya 8. Kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang 9. Kepuasan kerja dapat diperoleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang/ masa yang akan dating 10. 10. Pemilihan pekerjaan selalu dapat berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya. Dari dasar teori tersebut tidaklah mungkin siswa dapat menentukan karir tanpa bantuan dan bimbingan dari konselor, karena disadari atau tidak untuk dapat memahami kemampuan diri siswa tidaklah mungkin muncul dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan bimbingan dan arahan dari konselor. Faktor Yang mempengaruhi Pemilihan Karir Kesulitan yang dialami siswa dalam memilih dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha mengapai kehidupan yang baik dimasa mendatang. Faktor yang menyebabkan siswa 1. Faktor yang ada dalam diri siswa kesulitan dalam pemilihan karir antara lain:

Diantaranya adalah: tingkat intelegensi, sikap mental,Jenis kelamin, agamam dan minat terhadap suatu karir 2. Faktor di luar siswa Diantaranya; tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial masyarakat Dari kedua faktor tersebut diatas merupakan faktor yang mendasar, namun masih banyak lagi faktor yang menyertai kesulitan siswa dalam memilih karir, salah satu faktornya adalah faktor kebutuhan, seperti apa yang disampaikan oleh A.H. Maslow yang dikutip oleh Moh. Surya menyatakan bahwa kebutuhan manusia terdapat lima macam yaitu: a. Kebutuhan jasmani yaitu kebutuhan yang erat kaitannya dengan kebutuhan jasmani b. Kebutuhan rasa aman yaitu memperoleh rasa aman, bebas dari rasa takut, ketegangan, kelaparan dan kehilangan c. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk memiliki dan butuh bantuan dari orang lain misalnya, bergaul, berorganisasi, berkelompok dan saling mengenal

d. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yaitu untuk mempertahankan harga dirinya dan kebutuhan untuk dihargai, misalnya memperoleh Penghormatan e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan dirinya sebagai seorang pribadi yang khas (berbeda dari orang lain). Adapun jenis masalah yang sering di alami siswa pada bidang karir ini adalah : a. Kurang memahami tujuan sekolah b. Masih belum memahami ketrampilan apa yang harus di kuasai c. Masih ragu untuk melanjutkan studi Jenis layanan bimbingan yang di gunakan yaiti di antaranya : a. Bimbingan karir Dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada empat bidang pelayanan yang harus diberikan kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalahmasalah karir. Berdasarkan uraian terdahulu maka dapat dikatakan bahwa bimibingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Moh. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal. Dari penjelasan-penjelasan di atas, secara essensial bimbingan karir merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan. Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu adalah di sini dan sekarang. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja. Pacinski dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolah-sekolah mendapat kesempatan yang berharga melaui proses pendidikan untuk mempersipakn siswa memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh

pemahaman yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap karir. Untuk mengantar siswa ke gerbang masa depan (pendidikan dan pekerjaan) yang diharapkan, program bimbingan karir yang dicanangkan di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk itu. Melalui kegiatan bimbingan karir, siswa dibekali dan dilatih dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan apa, mengapa dan bagaimana merencanakan masa depan. Artinya siswa mulai dari kelas satu sampai tamat SMK dilatih, dibimbing untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana merencanakan karir sepanjang hidup (career life span). b. Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar kepada siswa (orang tua) menerima dan memahami informasi pendidikan Makna layanan Informasi dalam bimbingan karir Di dalam arus globalisasi yang memiliki diferensiasi sosial yang semakin kompleks, khususnya siswa SMK akan dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan pilihan hidup yang penting, seperti pilihan untuk melanjutkan studi, pilihan tentang dunia kerja, pilihan tentang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat, dan semua ini menuntut kemandirian dalam menjatuhkan pilihannya. Bagi siswa yang tidak dapat memahami potensi yang dimliki, di duga mereka juga tidak akan dapat menentukan berbagai macam pilihan karir, akhirnya akan mengalami masalah. Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Kegiatan masa sekarang akan mewarnai masa depan seseorang. Agar siswa SMK dapat menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa harus dibekali dengan sejumlah informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi yang cukup dan tepat tentang seseorang individu, merupakan aset bagi individu yang bersangkutan untuk memahami faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor kelemahan-kelemahannya. Menurut John Hayes dan Barrie Hopson (1981:37) informasi karir adalah informasi yang mendukung perkembangan bidang pekerjaan, dan berdasarkan informasi itu memungkinkan seseorang mengadakan pengujian akan kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih lanjut dikatakan informasi karir tidak hanya sekedar merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan informasi itu dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup masa depan. Dewa Ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan pada dasarnya informasi karir terdiri dari faktafakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir dan bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut: 1. Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia, dan besarnya kelompok-kelompok industri. 2. Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja

3. Ruang lingkup dunia kerja meliputi; pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi. 4. Perundang-undangan peraturan atau perjanjian kerja. 5. Sumber-sumber informasi dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan. 6. Klasifikasi pekerjaan dan informasi pekerjaan. 7. Pentingnya dan kritisnya pekerjaan. 8. Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan hakekat dari pekerjaan. 9. Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan. 10. Pemenuhan kebutuhan untuk bermacam-macam pekerjaan. 11. Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja 12. Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan 13. Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan 14. Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan 15. Ciri-ciri khas tempat kerja c. Layanan penempatan dan penyuluhan yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat, misalnya; penempatan dan penyaluran di dalam kelas; kelompok belajar; jurusan atau program khusus. Serta memilih kegiatan ekstrakurikuler,dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. MASALAH PRIBADI Jenis masalah pribadi yang sering di alami oleh siswa/individu, yaitu : a. Merasa malas untuk beribadah Sering kali kita tiba-tiba malas untuk melakukan hal yang baik atau mencoba untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah. Tidak tahu apa sebabnya!! Terkadang mau melaksanakan Shalat kita menunda-nunda. Ingin melaksanakan Puasa Sunnah, ah... besok saja kapan-kapan. Mau Shadaqah... ah,, enakan dibelikan makanan. Mau menuntut ilmu.. di rumah saja lihat Piala dunia. Yang menjadi tanda tanya besar MENGAPA KITA MALAS DALAM BERIBADAH?? Jawabanya yaitu Ada 3 hal yang mempengaruhi kita malas dalam melaksanakan ibadah, mari kita cek dengan seksama dan penuh kejujuran tentang apa yang sedang melanda kita 1. Makanan Kita Apa saja makanan kita?? Apakah makanan kita haram?? Bagaimana makanan kita dapat, dengan cara halal atau haram?? Dari manakah kita mendapatkan uang untuk membeli makanan?? Marilah kita renungkan pertanyaan itu. Kalau kita merasa makanan kita haram, berarti itulah yang menyebabkan kita malas dalam beribadah. Kalau anda merasa makanan anda halal coba cek sebab selanjutnya 2. Pembicaraan Kita Dalam satu hari kita berbicara apa?? Banyak mana pembicaraan kita yang sia-sia dengan yang bermanfaat?? Berapa lama kita membaca Al-qur'an dalam sehari ketimbang bicara sia-sia?? Apakah kita

pernah membicarakan kejelekan orang lain?? Berbohong?? Ingkar janji?? Menjelek-jelekkan orang lain?? Mungkin ini yang membuat kita malas dalam beribadah. Iya kan?? 3. Perbuatan Kita Dalam satu hari apa yang kita perbuat?? Banyak manakah waktu yang kita gunakan dalam beribadah ketimbang dalam bekerja?? Apakah kita masih mengaji setiap hari?? Pernah kan kita menjahili orang lain?? Melakukan maksiat?? Ini juga yang membuat kita malas dalam beribadah Jadi ada 3 hal yang membuat kita malas dalam beribadah. Marilah teliti kesalahan kita. Cobalah untuk memperbaiki apa yang kita makan, pembicaraan kita, dan juga perbuatan kita. Kita harus mencari makanan yang sehalal-halalnya begitu juga cara mendapatkan uang kita. Yang berat yaitu menjaga lisan kita dalam berbicara, memang berat tetapi kita harus menjaganya. Serta menjaga perbuatan kita dari perbuatan maksiat, dan harus bisa berbuat baik. Semoga ketiga hal tersebut dapat sebagai bahan kita dalam menginstropeksi diri yang apabila kita perbaiki kesalahan itu kita akan semangat dalam beribadah. Amin.. b. Sering sakit kepala Sakit kepala merupakan gangguan kesehatan yang sangat menggangu dan menyakitkan. Hal tersebut dapat tiba-tiba terjadi dengan banyak penyebab. Kebanyak dari kita tidak mengetahui apa penyebab dari gangguan kesehatan ini atau bahkan sakit terjadi karena kegiatan yang sering lakukan sendiri. a). faktor penyebab sakit kepala yaitu : 1. Stres Stres adalah salah satu penyebab paling umum sakit kepala. Cara terbaik untuk mengurangi sakit kepala yang disebabkan oleh stres adalah untuk istirahatkan saraf Anda dan jaga tingkat stres Anda. 2. makanan kebiasaan makan makanan yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan anda. makanan tidak sehat seperti cemilan, olahan daging, cokelat dan makanan yang mengandung kolesterol dapat meningkatkan potensi untuk sakit kepala. Cobalah makanan sehat seperti sayuran dan buah dan minum banyak air dapat memnbantu mencegah sakit kepala. 3.Ketegangan mata terlalu memporsir mata dalam jangka waktu lama dapat berdampak pada syaraf anda yang dapat memicu sakit kepala. apabila anda bekerja didepan komputer, coba gunakan layar anti silau atau anda dapat gunakan kacamata yang dilapisi anti-silau. 4.Kurang tidur Kurang tidur daqpat menyebabkan sakit kepala. Tubuh normalnya membutuhkan 7-8 jam tidur.

5.Terlalu banyak tidur kurang tidur dapat menyebabkan sakit kepala, begitu pula kelebihan tidur. 6. Duduk Mungkin hal ini kurang dipercaya, tapi duduk terlalu lama dapat menyebabkan sakit kepala. Usahakan berdiri 10 menit setiap jam anda duduk, hal ini dapat melemaskan otot-otot yang tegang selama anda duduk. 7. Asap rokok Hal ini sangat mempengaruhi terutama bagi perokok pasif. Mungkin tanpa disadari hal ini sangat mempengaruhi bagi mereka perokok pasif sehingga dapat menyebabkan sakit kepala. 8. Suara bising Suara bising dapat memicu sakit kepala, bahkan jika anda berada dilingkungan bising pun dapat mennyebabkan hal tersebut. 9. Alkohol Mungkin banyak yang yang setuju sakit kepala disebabkan oleh mabuk ( efek alkohol ). 10.Efek samping obat sakit kepala adalah efek samping umum dari obat. Bila anda membutuhkan obat, upayakan yang tidak memiliki efek samping. Adapun bentuk layanan pemberian bantuan kepada individu/siswa yang mengalami masalah pribadi seperti yang sudah d sampaikan di atas tadi, yaitu : a. Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dapat mendapatkan layanan langsung tatap muka dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan masalah, seperti individu yang sering sakit kepala seperti Cara Mengatasi Sakit Kepala Secara Alami - Minum air putih. Sakit kepala seringkali dipicu karena dehidrasi. Saat Anda kepanasan dan kehilangan banyak cairan disertai rasa sakit kepala, segera konsumsi air putih. Duduklah sebentar, kemudian minum air putih secara perlahan. Jangan lakukan banyak gerakan sampai sakit kepala hilang. Air putih memang banyak manfaatnya. Biasakan minum air putih minimal 8 gelas sehari agar badan anda sehat dan tentunya terhindar dari kekurangan cairan atau dehidrasi. - Menjauh dari komputer. Radiasi komputer juga bisa menimbulkan rasa sakit di kepala. Hal tersebut biasanya terjadi pada Anda yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer. Cobalah matikan monitor, lalu pergilah ke luar ruangan untuk mencari udara segar. Namun jika anda yang mempunyai pekerjaan didepan komputer, hal ini mungkin susah dikerjakan. Usahakan setiap 1 jam sekali melihat

pemandangan

luar

atau

melihat

sesuatu

yang hijau agar mata tidak terlalu terforsir.

- Tarik nafas perlahan, sambil pejamkan mata. Memejamkan mata adalah cara efektif untuk meredakan ketegangan otot mata yang menimbulkan rasa sakit kepala. - Seduh secangkir teh hitam. Tambahkan perasan air lemon. Saat masih hangat, minum perlahan. Ini berguna untuk meredakan sakit kepala Anda segera. ffgghh Cara Mengatasi Sakit Kepala Secara Alami. b. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Untuk anak yang merasa malas untuk beribadah di gunakan layanan bimbingan pembentukan karekter di antarany dengan langkah-langkah berikut : 1. Anak harus dibiasakan dengan kebaikan Apabila anak dibiasakan dengan kebaikan maka dia akan tumbuh pada kebaikan itu. Dalam waktu yang sama maka orang tua atau guru yang mendidiknya mendapatkan pahala. Sebaliknya apabila anak dibiasakan dengan keburukan, maka dia akan tumbuh dengan keburukan itu. Dalam waktu yang sama orang tua atau guru yang mendidiknya akan mendapatkan dosa karenanya. 2. Anak harus dijauhkan dari teman-temannya yang tidak baik Nabi SAW bersabda: " Seseorang itu bagaimana agama temannya, oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih teman". Pengaruh teman sangat kuat sekali terutama bagi anak yang baru tumbuh. 3. Anak jangan dibiasakan hidup mewah Anak yang dibiasakan hidup mewah akan mempunyai tabiat "Israf" (suka berlebih-lebihan) yang dibenci oleh Allah, dan dia akan menghabiskan umurnya hanya untuk mencari kesenangan dunia. 4. Anak sejak dini harus mendapatkan pengawasan Misalnya jagnan sampai dia disusui kecuali oleh wanita yang shalihah, taat beragama dan memakan makanan yang halal. Sebab air susu yang bersal dari makanan yang tidak halal tidak mendatangkan barakah, dan akan membuat malas beribadah. Kemudian orang tua harus terus memonitor shalat 5 waktunya, buku-buku yang dibaca, acara TV dan film yang ditonton, sikap dan tingkah lakunya. 5. Anak harus dididik untuk mempunyai rasa malui Terutama bagi anak yang menginjak masa puber. Kalau ketika anak menginjak masa puber rasa malunya menonjol maka ia merupakan tanda baik dan akan mudah diarahkan. Terutama ketika bertemu dengan lain jenis. 6. Anak harus mendapatkan perhatian setiap makan yang dimakannya

Karena makanan yang masuk dalam perut akan mempengaruhi sifat dan akhlak seseorang. Oleh karena itu orang tua atau para wali harus mengajarkan mereka adab-adab makan, dan makanan mana yang halal baik untuk kesehatan. Jangan dibiasakan memakan makanan yang mewah-mewah. Apabila sering makan banyak harus ditegur dan katakan itu kebiasaan binatang, dan akan membuatnya malas beramal soleh. 7. Anak juga jangan dibiasakan pakaian yang mewah-mewah (mahal) Hendaknya anak dibiasakan untuk memakai pakaian yang sederhana agar dia mempunyai sifat tawadu (rendah hati). Yaitu sifat yang dimiliki oleh baginda Nabi SAW dan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Dalam waktu yang sama, anak harus dijauhkan bergaul dengan anak-anak yang terbiasa hidup mewah. 8. Anak harus dibiasakan membaca Al-Quran dan Hadiths Orang tua harus memberi contoh dalam hal ini. Orang tua yang tiap pagi atau malam rajin membaca Al-Quran akan memberikan dampak yang baik bagi anak-anak. Mereka akan mudah ketika disuruh untuk membaca Al Qur'an atau hadith atau riwayat para shahabat dan orang-orang yang soleh. 9. Anak harus sering diceritakan kisah-kisah para Nabi dan orang-orang yang sholeh Dengan seringnya diceritakan kisah-kisah tersebut. Insya Allah akan tertanam dalam hatinya rasa cinta kepada para Anbia dan sholihin sehingga timbul rasa ingin mencontoh perilaku dan akhlak mereka. 10. Anak yang menampakkan akhlak yang baik hendaknya diberi penghargaan Sifat ingin dipuji adalah merupakan fitrah manusia, terutama bagi anak. Agar supaya sianak tetap mencintai akhlak yang luhur dan perbuatan yang terpuji, maka orang tua atau pendidik sekali-kali memujinya atau memberinya sesuatu penghargaan (hadiah). Boleh juga kadang-kadang dipuji dihadapan orang lain. Apabila dia mengerjakan perbuatan yang buruk, hendaknya segera ditegur dan diarahkan, jangan sekali-kali dibiarkan, kalau perlu diberi sanksi atau hukuman. 11. Anak harus dibiasakan berolah-raga Nabi SAW bersabda: "Ajarilah anak-anakmu melempar panah, berenang, dan menunggang kuda". Pepatah mengatakan: "Otak yang sehat ada pada badan yang sehat". Terutama olah raga jalan dan sport agar badannya tidak lemah dan sering sakitan. 12. Anak harus dilarang membanggakan sesuatu yang dimiliki orang tuanya Sifat takabur, ujub atau membanggakan diri atau kemewahan adalah sifat yang paling dibenci oleh Allah SWT. Itulah sifat iblis, yang karenanya dia diusir dari syurga. 13. Anak harus ditegur dan diberi peringatan apabila mengambil kepunyaan orang lain Orang tua yang membiarkan anaknya mengambil kepunyaan orang lain akan membuat sianak terbiasa dan menjadi pencuri atau koruptor. Mereka harus diberi tahu bahwa mengambil milik orang lain adalah perbuatan yang hina dan akan dituntut di hari kiamat nanti dihadapan Allah SWT. 14. Anak harus dibiasakan dengan kebiasaan yang baik

Pepatah mengatakan "Bisa karena biasa". Diantara kebiasaan yang baik yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini adalah: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) membaca doa sebelum dan sesudah makan makan dan minum pakai tangan kanan c. shalat berjamaah di masjid atau dirumah membaca Al Qur'an dan Dzikir sebelum tidur membaca surat Kahfi setiap malam jum'at menghadiri majlis-majlis ilmu memcium tangan orang tua pagi dan sore menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dibiasakan meletakkan sesuatu pada tempatnya tidak bermain-main ketika shalat atau ketika berada di masjid dididik untuk disiplin terutama ketika berada dirumah orang, jangan sampai merusak perkakas rumah atau mengotorinya 15. Anak harus dibiasakan ta'at kepada orang tua Caranya adalah dengan diceritakan kisah-kisah keberuntungan orang yang ta'at kepada orang tua dan kesengsaraan orang-orang yang durhaka kepada mereka di dunia dan akhirat. 16. Anak harus dibiasakan hormat dan ta'at kepada gurunya Ta'at dan hormat kepada guru dalam Islam sangat penting agar si murid mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, dan menjadi orang yang sholeh. 17. Anak harus mendapatkan waktu untuk bermain Bermain adalah salah satu hak anak yang tidak boleh diabaikan. Permainan yang sehat akan membawa kesegaran, menghilangkan kejenuhan, dan menjernihkan otak si anak. Sehingga ketika anak itu belajar atau mengerjakan amal-amal yang sholeh dikerjakan dengan penuh semangat.

Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja

Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja

Memperoleh kebebasan (mandiri) merupakan suatu tugas bagi remaja. Dengan kemandirian tersebut berarti remaja harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Dengan demikian remaja akan berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan pada orangtua atau orang dewasa lainnya dalam banyak hal. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat para ahli perkembangan yang menyatakan: "Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis, seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya".

Dalam pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk melepaskan diri sendiri sedikit demi sedikit dari ikatan psikis orangtuanya. Remaja mendambakan untuk diperlakukan dan dihargai sebagai orang dewasa. Hal ini dikemukan Erikson(dalam Hurlock,1992) yang menamakan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego, atau pencarian diri sendiri. Dalam proses ini remaja ingin mengetahui peranan dan kedudukannya dalam lingkungan, disamping ingin tahu tentang dirinya sendiri. Kemandirian seorang remaja diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara remaja dan teman sebaya. Hurlock (1991) mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya, remaja belajar berpikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima (bahkan dapat juga menolak) pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima di dalam kelompoknya. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan angota keluarganya. Ini dilakukan remaja dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok teman sebayanya sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan dari kelompok teman sebaya ini merupakan hal yang sangat penting, karena remaja membutuhkan adanya penerimaan dan keyakinan untuk dapat diterima oleh kelompoknya. Dalam mencapai keinginannya untuk mandiri sering kali remaja mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain. Dalam contoh yang disebutkan diatas, remaja mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti kehendak orangtua atau mengikuti keinginannya sendiri. Jika ia mengikuti kehendak orangtua maka dari segi ekonomi (biaya sekolah) remaja akan terjamin karena orangtua pasti akan membantu sepenuhnya, sebaliknya jika ia tidak mengikuti kemauan orangtua bisa jadi orangtuanya tidak mau membiayai sekolahnya. Situasi yang demikian ini sering dikenal sebagai keadaan yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik pada diri sendiri remaja. Konflik ini akan mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam beberapa kasus tidak jarang remaja menjadi frustrasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orangtuanya atau orang lain di sekitarnya.Frustrasi dan kemarahan tersebut seringkali diungkapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak simpatik terhadap orangtua maupun orang lain dan dapat membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan remaja tersebut karena akan menghambat tercapainya kedewasaan dan kematangan kehidupan psikologisnya. Oleh karena itu, pemahaman orangtua terhadap kebutuhan psikologis remaja untuk mandiri sangat diperlukan dalam upaya mendapatkan titik tengah penyelesaian konflik-konflik yang dihadapi remaja.

You might also like