You are on page 1of 46

Buku Saku Remaja

PENDIDIKAN
KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
(Perspektif Islam)

dr. Faizatul Rosyidah


Untuk para remaja
yang ingin hidup lebih baik di jalan-Nya

Untuk para orang tua, pendidik, pengemban


dakwah yang ingin mempersiapkan kehidupan
seksual para remaja menuju jalan yang benar

Dan untuk siapa saja yang berkeinginan


memperbaiki kualitas generasi muda

Risalah sederhana ini saya persembahkan


PENDIDIKAN
KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
(Perspektif Islam)

Penulis:
dr. Faizatul Rosyidah

Email:
faizah.rosyidah@gmail.com

Website:
http://www.faizatulrosyidahblog.blogspot.com
PENDIDIKAN KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA

(Perspektif Islam)

Berbicara tentang kamu (para remaja)


memang menjadi hal yang sangat menarik untuk
dibahas. kamu sendiri juga bisa merasakan betapa
pada masa-masa ini ada banyak perubahan yang
sedang terjadi pada dirimu.
Alangkah sayangnya kalau usia mudamu
yang penuh vitalitas, kegembiraan, keoptimalan
fisik, kecerdasan akal dan juga ketinggian
semangat tersebut hilang begitu saja gara-gara
kamu ’salah langkah’ dalam menghabiskan masa
remajamu. Salah satu persoalan remaja yang saat
ini cukup ’menghancurkanmu’ dan masa
depanmu adalah persoalan perilaku seksual yang
salah dan menyimpang yang saat ini banyak
dilakukan oleh remaja-remaja seusiamu.

Perilaku Seksual Remaja


Kamu tentu juga udah nyaksiin dari
berbagai infotainment berapa banyak artis-artis
idola kamu yang melakukan MBA (Married By
Accident alias hamil di luar nikah). Atau mungkin
kamu juga sempat ngeliat betapa satu demi satu
temenmu ternyata ada yang hamil gara-gara
pacaran kelewat batas, atau temenmu yang harus
menderita karena aborsi yang dilakukannya, atau
mungkin kamu juga tahu tetangga seumurmu
yang sekarang harus merelakan putus sekolah dan
harus menjadi ibu di usia yang sangat dini.
Bukankah kamu udah bisa meliat semua fakta-
fakta tersebut?
Kalau kamu belum juga yakin bahwa
masalah free sex pada usiamu sudah begitu
mengkhawatirkan, beberapa penelitian di bawah
ini mungkin cukup untuk membukakan mata dan
telingamu. Diantaranya:

1. Antara 10 -31% (N=300 di setiap kota) remaja


yang belum menikah di 12 kota besar di Indonesia
menyatakan pernah melakukan hubungan seks
(YKB,1993).
2. 27% remaja laki-laki dan 9% remaja perempuan
di Medan (15-24 tahun) mengatakan sudah pernah
melakukan hubungan seksual (Situmorang, 2001)
3. 75 dari 100 remaja yang belum menikah di
Lampung dilaporkan sudah pernah melakukan
hubungan seks (studi PKBI, tahun 1997)
4. Di Denpasar Bali, dari 633 pelajar SLTA kelas II,
sebanyak 23,4% (155 remaja) mempunyai
pengalaman hubungan seks, 27% putra dan 18%
putri (Pangkahila, Wempie, Kompas, 19/09/1996)

Kamu bisa liat bahwa ternyata aktivitas


seksual pra nikah (free sex) ini terjadi tidak hanya
di perkotaan, seperti Jakarta atau Surabaya, tetapi
juga di daerah-daerah. Bisa kamu liat juga adanya
pergeseran nilai mengenai hubungan seksual
sebelum nikah. Kalo sebelumnya anggapan remaja
seusiamu bahwa hubungan seksual hanya
dilakukan jika ada hubungan emosional yang
dalam dengan lawan jenis, namun saat kini
kondisi tersebut telah berubah. Yang perlu dicatat
juga, bahwa perilaku seksual remaja seusiamu ini
tidak hanya terbatas pada jenis hubungan seksual
sebelum nikah, tetapi perilaku seksual yang lain,
misalnya petting (90% remaja terlibat pada "light"
petting, 80% remaja terlibat pada "heavy" petting);
dan masturbasi. Tidak termasuk di dalamnya
aktivitas seksual yang menjadi ‘mukadimah’ atau
pengantar terjadinya, yakni kissing, necking dan
touching yang saat ini seolah menjadi menu ‘wajib’
kencan para remaja seusiamu.
Itu mungkin yang banyak terjadi pada
kamu-kamu yang punya ‘pasangan’. Kalo bagi
kamu-kamu yang ‘jomblo’ alias tidak punya
pasangan, ternyata melakukan masturbasi dan
onani menjadi pilihan. Bahkan di Surabaya hasil
polling tim Deteksi Jawa Pos membuktikan kalo’
62% remaja surabaya pernah melakukan
masturbasi dan onani, bahkan ada yang mengaku
melakukannya dua kali sehari. Nah loe...
Tidak hanya itu, mulai banyak sekarang
ini remaja-remaja seusia kamu yang punya jadwal
khusus dengan komunitasnya untuk nonton
bareng VCD porno, kemudian pesta seks,
menggunakan jasa PSK (Pekerja Seks
Komersial).atau dengan pasangan masing-masing
secara rame-rame. Na’udzubillah min dzalik.
Alhasil, banyak remaja seusiamu yang harus
duduk sebagai ‘pasien’ di klinik-klinik aborsi
illegal karena KTD (kehamilan tak diinginkan),
yang harus kehilangan masa remajanya karena
harus menjadi ortu dini –ketika mereka belum
siap-, dan banyak juga yang akhirnya harus
berakhir sebagai remaja yang divonis terinfeksi
penyakit menular seksual (AIDS, Sifilis, dsb).
Sangat menyedihkan.
Berbagai analisa dilakukan, mengapa
perilaku seksual remaja yang menyimpang
tersebut semakin hari semakin meningkat. Salah
satu pendapat yang kemudian cukup mengemuka
adalah bahwa hal tersebut terjadi karena
kurangnya informasi yang dimiliki oleh remaja
tentang kesehatan reproduksi ataupun perilaku
seksual yang benar.
Lebih dari itu, sebenarnya, sistem yang
kondusif untuk menjamurnya pornografi dan
pornoaksi yang menjadi sumber rangsangan bagi
naluri seksual remaja, lemahnya kualitas keimanan
dan kepribadian sang remaja, longgarnya sistem
kontrol dari masyarakat dan juga tidak optimalnya
pendidikan dan pembinaan yang dilakukan oleh
orang tua dan sekolah menjadikan banyak
diantara remaja seusiamu saat ini cukup berani
melakukan perilaku-perilaku seksual yang
beresiko mengancam kesehatan reproduksi dan
juga masa depan mereka.
Karena itu, semua kekurangan tersebut di
atas haruslah diperbaiki secara menyeluruh kalau
ingin menghentikan persoalan perilaku seks bebas
remaja ini. Kalian harus bisa menjadi generasi-
generasi muda yang berkualitas, memiliki
keimanan yang tinggi dan mengakar, memiliki
pemahaman tentang Islam yang bagus dan
memiliki komitmen yang kuat untuk
melaksanakan kebenaran yang sudah kamu
pahhami tersebut. Di lain pihak orang tua dan
sekolah harus bisa menyempurnakan kewajiban
pendidikan yang diembannya agar bisa
mewujudkan pribadi-pribadi Islam yang tanguh
pada dirimu. Berikutnya negara -dibantu dengan
dukungan dan kawalan masyarakat- harus secara
aktif berusaha mewujudkan lingkungan yang
kondusif untuk tumbuh kembangmu dan
pengendalian naluri seksualmu. Demikianlah,
semua pihak harus berpartisipasi aktif dalam
upaya mewujudkan perilaku seksual remaja yang
tidak ’sekedar’ sehat tetapi juga benar.
Sayangnya, konsep pendidikan kespro
remaja yang kemudian diberikan kepada kalian
(terutama yang dilakukan oleh LSM-LSM
perempuan yang didanai yayasan asing) adalah
sebuah model pendidikan yang justru
menyesatkan. Konsep pendidikan tersebut adalah
konsep pendidikan kespro yang berbasis pada (1)
asas sekulerisme (yang justru ngajarin kamu tuk
ninggalin ajaran agama dalam mengatur
pemenuhan naluri seksualmu), (2) liberalisme
(yang ngajarin kamu tuk ngejadiin kebebasan
individu termasuk kebebasan bertingkah
laku/kebebasan mengatur kehidupan reproduksi
sebagai hal yang dijunjung tinggi bahkan
mengalahkan pengaturan dari Allah SWT – Sang
pencipta manusia berikut naluri seksualnya-), (3)
individualisme (yang ngajarin kamu bahwa
masalah seks bebas ini adalah permasalahan
individu kamu sendiri, yang akan dianggap selesai
begitu kamu melakukannya suka sama suka dan
mau menanggung akibat/resikonya).
Alhasil, bukannya semakin berkurang,
perilaku seksual bebas remaja kita semakin
menjadi-jadi. Terlebih, sistem hidup bernuansa
kapitalistik saat ini, yang mengagung-agungkan
hedonisme menjadi kondisi yang sangat kondusif
bagi hal tersebut.

Lalu bagaimana konsep pendidikan


kesehatan reproduksi bagi remaja dalam Islam?
Berikut adalah paparan singkat tentang apa yang
harus kamu semua pahami agar bisa menjalani
kehidupan reproduksimu –tidak sekedar- dengan
sehat, namun juga benar.

Pendidikan Kespro Remaja Perspektif Islam

1. Kenali dan pahami karaktermu sebagai remaja,


agar kamu bisa bersikap dengan tepat.

Ada dua permasalahan utama yang seringkali


mendominasi kehidupan remaja seusiamu
berkaitan dengan perkembangan dan
pertumbuhanmu, yaitu dari masalah yang
berkaitan dengan sisi individunya dan dari sisi
seksualitasnya.
Dari sisi individunya, kamu-kamu
biasanya sedang mengalami krisis identitas atau
lebih mudahnya sedang bingung mencari jati diri,
sehingga tidak heran kalau remaja senang
mencoba segala sesuatu yang baru. Umumnya
para remaja juga mulai "menarik diri" dari banyak
nilai yang selama ini sudah didapatkan dari
lingkungan sekitarnya. Pada tahun-tahun "rawan"
ini para remaja malah mengambil nilai-nilai dari
kelompok mainnya (peer group) dan budaya pop
yang ada disekitar hidupnya. Kamu mulai enggan
untuk bergabung dengan acara-acara keluarga dan
malah lebih sering bergabung dengan teman-
temannya. Mereka jadi lebih senang
membangkang orang tuanya, tetapi kompak sekali
dengan temen se-gank. Kalau orang tua tidak bisa
menempatkan diri pada posisi sebagai teman
terpercaya yang siap berbagi empati dengan sang
remaja, namun sekedar mengambil posisi sebagai
’polisi’ yang siap menginterogasi atau ’hakim’
yang siap memvonis, maka bersiaplah untuk
menjadi orang tua yang bakal ditinggalkan oleh
anak remaja kita.
Dalam hal seksualitas, remaja sedang
mengalami perkembangan baik dari sisi biologis,
fisik, maupun mental. Dari sisi biologis, remaja
sedang mengalami perkembangan kemampuan
reproduksi yang dari sisi fisiknya terlihat dengan
adanya pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder,
seperti badan menjadi ‘macho’, suara membesar,
mulai tumbuh kumis, dll,kalau pada remaja lelaki,
atau mulai terbentuknya body yang bak gitar
spanyol, kulit yang lebih halus, dll, kalau pada
remaja perempuan. Yang ini juga memicu
perkembangan mental yaitu meningkatnya
libidonya alias hasrat seksual. Remaja tersebut
akan mudah sekali tertarik dengan lawan jenisnya,
yang biasanya lebih ke arah bentuk fisik daripada
kepribadiannya. Ketika perubahan –dari masa
anak-anak sebelumnya- ini tidak difahami oleh
orang tua dengan tetap bersikap menafikan
keberadaan naluri seksual yang mulai disadari
keberadaannya oleh sang remaja tersebut, dengan
mengacuhkannya atau malah menghindar untuk
membicarakannya daripada berusaha memberikan
pengarahan tentang pengaturan pemenuhan
naluri seksual tersebut, maka bisa jadi langkah
yang diambil orang tua tersebut hanya akan
menjadi langkah yang kontra produktif bagi
proses pendidikan berikutnya.

2. Pahami siapa jati dirimu agar kamu bisa tahu apa


tujuan hidupmu dan bagaimana mestinya kamu
menjalani hidupmu (termasuk menjalani kehidupan
seksualmu)
Di atas identitas apapun yang sekarang
sedang diemban oleh anak remaja kita, apakah itu
sebagai seorang siswa, mahasiswa, anak, kakak,
adik ataupun identitas lain, orang tua haruslah
selalu menyadari bahwa anaknya adalah seorang
hamba bagi penciptanya, yang telah memberikan
kesempatan hidup berikut seluruh fasilitas untuk
menjalani hidupnya tersebut. Kehidupan anak
remaja kita tersebut adalah hidup yang harus
dkamu pertanggungjawabkan kelak kepada Sang
Pemilik Hidup, sehingga misi yang harus
senantiasa dkamu emban dalam hidupnya adalah
bagaimana bisa menjalani setiap episode hidupnya
dengan ’benar’ sesuai dengan tujuan dkamu
dihidupkan dan sesuai dengan aturan main yang
sudah ditentukan oleh Tuhannya. Sehingga
kesadaran inilah yang harus senantiasa
ditanamkan oleh orang tua kepada remajanya ,
termasuk ketika hendak memenuhi kebutuhan
naluri seksualnya, haruslah dilakukan dengan
’benar’ dan sesuai dengan aturan main yang
diberikan oleh Tuhannya sehingga kelak bisa
dkamu (remaja) pertanggungjawabkan kepada
Tuhannya.
Allah berfirman:

”Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia


kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-
Dzariyaat 56)
3. Pahami perubahan apa yang sedang terjadi
pada dirimu dan bagaimana menyikapinya
dengan benar
Barangkali selama perjalanan
perkembangan masa remaja, tidak ada fenomena
yang sedramatis dan memiliki pengaruh besar
sebagaimana perwujudan dari perkembangan
perilaku seksual pada remaja. Pada periode
perkembangan seksual, remaja mengalami dua
jenis perkembangan utama, yaitu perkembangan
seks primer yang mengarah pada matangnya
organ seksual (ditandai oleh "mimpi basah" atau
menstruasi); dan perkembangan seks sekunder
yang mengarah pada perubahan ciri-ciri fisik.
(misalnya timbulnya rambut-rambut pubis,
perubahan kulit, otot, dada, suara, dan pinggul).
Kedua perubahan ini menuntut adanya proses
penyesuaian/adaptasi, baik bagi remaja itu
sendiri, maupun bagi orang lain di sekitar remaja
tersebut. Menjadikan orang tua sebagai tempat
terdekat mereka berbagi keresahan atau
kegelisahan menghadapi masa puber ini adalah
hal yang sangat tepat. Tentu hal ini membutuhkan
peran orang tua untuk bisa mengambil posisi
tersebut.

4. Pahami bahwa naluri seksual yang kamu miliki


adalah fitrah
Naluri seksual adalah fitrah bukan berarti
bahwa menjadi hal yang wajar jika seorang remaja
akhirnya melakukan sex before married
sebagaimana yang sering dijadikan dalih oleh
remaja seusiamu yang gemar free sex. Karena arti
naluri seksual merupakan fitrah adalah bahwa
sejak manusia diciptakan oleh-Nya, telah tercakup
di dalamnya keberadaan naluri seksual ini. Karena
menjadi bagian dari penciptaan manusia maka
keberadaannya tidak bisa dihapuskan atau
dinafikan (dianggap tidak ada).. Akan tetapi hal
itu bukan pula berarti bahwa keberadaan naluri
seksual tersebut ’memaksa’ seseorang harus
memenuhinya dengan ’main tubruk’ siapa saja
yang disenanginya (dengan berzina atau
memperkosa mislanya)..
Maka kecenderungan dalam diri kamu
untuk berkelompok dan bergaul dengan sesama,
suka dengan lawan jenismu adalah merupakan
suatu yang fitri. Dan Islam memandang bahwa
kecenderungan dan kebutuhan tersebut bukan
untuk dinafikan/dihilangkan begitu saja, akan
tetapi ia boleh dipenuhi. Hanya saja bagaimana
cara pemenuhannya itulah yang kemudian diatur
oleh Islam. Ketika manusia butuh makan, Islam
tidak melarangnya untuk makan. Namun ketika
manusia mau makan, mulai dari apa yang
dimakan, bagaimana cara mendapatkan makanan
hingga bagaimana cara makan itu ditentukan
aturannya oleh Islam. Analog dengan hal tersebut,
maka adanya dorongan manusia untuk bergaul
dan mencintai lawan jenis bukanlah untuk
dihilangkan, namun bagaimana pemenuhannya
diatur oleh Islam.

5. Pahami dan kenali bagaimana karakter naluri


seksual yang kamu miliki tersebut
Naluri seksual berbeda dengan kebutuhan
fisik atau kebutuhan organis seperti makan,
minum, tidur, dan sejenisnya, dimana dorongan
pemenuhannya bersifat internal. Artinya sekalipun
tanpa ada rangsangan dari luar, kebutuhan
tersebut pasti ada karena berkaitan dengan
keadaan fisik (kondisi internal organ/sel-sel
manusia) yang memang membutuhkannya.
Misalnya kebutuhan akan air, makanan, oksigen,
istirahat, buang air kecil/besar dan sejenisnya
akan muncul dan butuh untuk dipenuhi tanpa
harus menunggu melihat WC baru muncul
keinginan BAB (buang air besar), atau gara-gara
ngeliat iklan spring bed jadi mengantuk dsb.
Disamping itu (kebutuhan jasmani ini) bersifat
pasti harus dipenuhi, kalo ga’ akan mengantarkan
pada kebinasaan/kematian manusia, sekalipun
jarak dari tidak terpenuhinya kebutuhan jasmani
tersebut dengan kebinasaannya bisa jadi berbeda-
beda. Puasa bernafas tentu saja lebih cepat
binasanya dibamding puasa minum atau makan
atau tidak BAB/BAK. .
Sedangkan naluri seksual, seperti halnya
naluri yang lain, rangsangan yang bakal
membangkitkan dan membuatnya bergejolak
adalah sesuatu yang bersifat eksternal (dari luar
diri manusia).. Tuntutan pemenuhannya tidak
bersifat pasti, dalam arti tidak dipenuhinya naluri
tersebut tidak akan menyebabkan kerusakan atau
kematian bagi manusia. Hanya akan menimbulkan
kegelisahan dan ketidaknyamanan.
Maka bila seseorang disibukkan dengan
suatu pekerjaan/hal yang penting, lenyaplah
keinginan untuk memenuhi nalurinya, sebaliknya
jika rangsangan itu senantiasa dimunculkan maka
gejolak itu pun akan senantiasa muncul.
Bangkitnya/bergejolaknya naluri seksual itulah
yang mendorong kamu untuk segera
memenuhinya. Jika kamu belum berhasil
memenuhinya –selama naluri tersebut masih
terbangkitkan/bergejolak- maka yang timbul
adalah kegelisahan. Baru setelah gejolak naluri
tersebut reda, akan hilanglah rasa gelisah itu.
Naluri yang tidak terpenuhi, tidak akan sampai
mengantarkan manusia pada kematian; tidak juga
mengakibatkan gangguan fisik, jiwa, maupun akal
–seperti yang didakwakan oleh para penganut
kebebasan seksual-. Naluri yang tidak terpenuhi
hanya akan mengakibatkan kegelisahan dan
kepedihan yang (mungkin) menyakitkan. Inilah
mengapa seorang biksu, pendeta atau seseorang
yang membujang dan tidak menikah ataupun
melakukan hubungan seksual tidak akan mati
karena membujang/tidak menikahnya. Demikian
pula dengan kamu yang putus cinta/patah hati,
maka hal itu tidak akan membuatmu otomatis
mati, tetapi hanya akan muncul rasa gelisah atau
kepedihan yang menyakitkan. Berbeda halnya jika
kamu kemudian meneruskan patah hatimu tadi
dengan mogok makan atau minum (yang
merupakan kebutuhan jasmani), maka dalam
jangka waktu tertentu hal itu akan
mengantarkanmu pada kebinasaan. Karena
pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani bersifat
mutlak, sementara pemenuhan terhadap naluri
tidak demikian. Pemenuhan terhadap gejolak
naluri tidak lain merupakan upaya untuk
mendapatkan ketenangan dan ketenteraman.
Oleh karena itu, pemenuhan naluri
seksual sesungguhnya merupakan perkara yang
dapat diatur oleh manusia. Manusia bahkan
dapat mengatur kemunculan gejolak naluri
seksualnya.

6. Pahami bagaimana cara mengendalikan naluri


seksual yang kamu miliki
a. Mencegah terjadinya pemenuhan yang
keliru (zina dan aktivitas pengantarnya)
Mengingat rangsangan yang akan
mebangkitkan naluri seksual adalah rangsangan
yang bersifat eksternal, maka upaya mencegah
bergejolaknya naluri seksual dan
mengendalikannnya adalah dengan meminimalisir
keberadaan hal-hal yang bisa merangsang
bergejolaknya naluri seksual tersebut pada diri
mu, kecuali di dalam kehidupan khusus
(kehidupan pernikahan).. (Meminimalisir
rangsangan ini bisa berarti dua sisi, dari sisi
system yang menaungi individu manusia di
dalamnya, harus memastikan tidak terjadi
pengumbaran hal-hal yang bisa merangsang
bangkitnya naluri seksual tersebut di kehidupan
umum secara mutlak. Seperti keberadaan VCD
porno, majalah porno, cyberseks, teleseks,
tontonan erotis di televise atau di jalan-jalan. Juga
harus dilakukan upaya untuk mengatur interaksi
yang terjadi antara laki-laki dan wanita, dengan
sebuah pengaturan yang akan menjaga terjadinya
upaya/interaksi yang ‘saling merangsang’ antara
laki-laki dan wanita dengan memungkinkan
terjadinya interaksi yang bersifat ta’awun atau
kerjasama dalam rangka memenuhi kebutuhan
masing-masing untuk kemaslahatan bersama di
tengah-tengah masyarakat. Sementara dari sisi
individu manusianya –sebagai sub system dari
system yang menaunginya- juga harus mencegah
dirinya dari melakukan hal-hal yang akan
membangkitkan naluri seksualnya di luar lembaga
pernikahan. Dalam hal ini seorang remaja yang
menginginkan mengendalikan gejolak naluri
seksualnya maka dkamu harus menghindarkan
diri dari hal-hal/ fakta yang membangkitkannya
seperti kencan dan pacaran (dimana di dalamnya
biasa diumbar berbagai aktivitas saling
merangsang pasangan kencannya; mulai dari gaya
berpakaian, cara berbicara, materi pembicaraan,
bersepi-sepinya hingga ungkapan ‘sayang’ lain
yang sering menjadi ‘pendahuluan’ terjadinya
perzinahan), nonton atau membaca tontonan-
tontonan/bacaan porno, melakukan telesex
dengan pacar, bersama-sama dengan teman se-
gank membuat pesta seks, ataupun sekedar
melamun dan berfantasi tentang hal-hal cabul dan
merangsang birahi. Semua hal yang bisa
membangkitkan dan membuat naluri seksualnya
bergejolak (baik berupa realita ataukah pemikiran
yang dihadirkan tadi) harus betul-betul dkamu
jauhi. Berikutnya untuk membantu seorang remaja
melakukannya, maka remaja tersebut harus
mencurahkan energinya, menyibukkan hari-
harinya dan mengaktivkan pemikirannya pada
hal-hal yang positif dan bisa mengalihkannya dari
pikiran kosong. Ikut dalam organisasi siswa intra
sekolah, kegiatan kerohanian, kegiatan ekstra
kurikuler, memacu diri untuk selalu berprestasi,
aktif dalam kegiatan karang taruna di masyarakat,
olah raga dan berbagai aktivitas semisal bisa
menjadi pilihan remaja menghabiskan waktunya
ketimbang hanya kongkow-kongkow di pinggir
jalan, ngeceng di mall, nungguin cowok/cewek
lewat untuk digodain, nonton BF, ndugem atau
clubbing di diskotik-diskotik yang memang sarat
dengan nuansa ‘rangsangan seksual’, sementara
remaja pada umumnya belum menikah, sehingga
seandainya naluri seksualnya bergejolak maka
pemenuhan yang sering terjadi adalah perzinahan
atau aktivitas yang mengantarkan pada terjadinya
perzinahan.
Selain itu, Islam menganjurkan bagi
seseorang yang belum sanggup menikah dan
berkeinginan mengendalikan gejolak naluri
seksualnya, untuk berpuasa. Puasa ini dilakukan
dalam kerangka meningkatkan self controll atau
kemampuan mengendalikan diri (baca: nafsunya)
yang dimiliki seseorang karena dorongan
ketaqwaan yang dimilikinya.
”Hai sekalian generasi muda, barangsiapa
diantara kamu telah memiliki kemampuan
(menanggung beban dan tuntutan pernikahan), maka
hendaklah menikah. Karena hal itu lebih menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa
belum mampu, maka hendaklah berpuasa karena puasa
adalah perisai baginya.” (HR. Muttafaq alaih)

b. Pahami cara pemenuhan naluri seksual


yang benar
Satu-satunya pemenuhan terhadap naluri
seksual (hubungan seksual dan juga aktivitas lain
terkait) yang diperbolehkan (dihalalkan) dalam
Islam adalah yang terbingkai/dilakukan dalam
sebuah lembaga pernikahan. Yakni aktivitas
seksual yang dilakukan oleh pasangan suami istri.
Hal ini mencakup segala segala aktivitas yang
bersifat pribadi dan merupakan interaksi yang
bersifat seksual (antara pria dan wanita), mulai
dari sayang-sayangan, mesra-mesraan, rayu-
rayuan, bercengkerama dan ungkapan kasih
sayang lainnya. Dan tidak diperbolehkannya
model interaksi yang bersifat demikian ini secara
mutlak kalau di luar lembaga pernikahan.
Berkaitan dengan hal ini, sangat
dianjurkan oleh Islam bagi seseorang yang sudah
memiliki kemampuan (kesiapan) menikah untuk
segera menikah, dan sebaliknya menjadikan hidup
membujang (tabattul) sebagai hal yang tidak
dianjurkan (berhukum makruh). Dan merupakan
kewajiban bagi wali dan juga Negara untuk
memudahkan proses pernikahan ini dan bukannya
malah mempersulitnya (ketika tidak ada alasan
yang dibenarkan oleh syariat untuk mempersulit
pernikahan tersebut)
”Hai sekalian generasi muda, barangsiapa
diantara kamu telah memiliki kemampuan
(menanggung beban dan tuntutan pernikahan), maka
hendaklah menikah. Karena hal itu lebih menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa
belum mampu, maka hendaklah berpuasa karena puasa
adalah perisai baginya.” (HR. Muttafaq alaih)
“Barangsiapa yang memiliki kemampuan
untuk menikah akan tetapi tidak melakukannya, maka
tidak termasuk golongan kami.” (HR. Ad Darimiy)

7. Pahami bahwa tujuan diciptakannya naluri


seksual pada dirimu (manusia) adalah untuk
reproduksi, dan bukan sekedar rekreasi
Islam memandang bahwa proses reproduksi
adalah suatu proses yang penting untuk menjaga
kelangsungan generasi manusia. Lahirnya
manusia-manusia baru –yang siap mengabdi
kepada-Nya- ke dunia ini dipandang oleh Islam
sebagai sesuatu yang membanggakan, patut
disyukuri sekaligus tercakup di dalamnya amanah
(beban hukum baru) bagi orang-orang di
sekitarnya. Hukum-hukum berkaitan dengan
kewajiban memberi nafkah, pengasuhan,
persusuan, pendidikan, perwalian dan sejumlah
hukum lainnya senantiasa mengiringi suatu proses
reproduksi manusia. Sehingga proses reproduksi
itu sendiri dipandang oleh Islam tidaklah boleh
dilakukan sembarangan. Ada beban tanggung
jawab lain yang harus disempurnakan berkaitan
dengan lahirnya manusia baru di muka bumi ini.
Tanggung jawab tersebut kelak akan ditanyakan
dan dihisab oleh Dzat Sang Maha Pencipta
manusia -dari tidak adanya menjadi ada-, dan
yang menciptakan keberadaan naluri seksual pada
manusia sehingga manusia tetap bisa menjaga
kelestarian jenisnya. Islam menetapkan bahwa
sebuah proses reproduksi adalah sebuah interaksi
antara laki-laki dan wanita yang haruslah
dilakukan dalam bingkai sebuah pernikahan.
Ketika seseorang melakukannya, maka dipandang
oleh Islam telah melakukan ketaatan kepada
anjuran Islam yang akan diganjar dengan pahala
dan keridhaan dari Allah SWT. Sebaliknya Islam
telah menetapkan bahwa sebuah proses
reproduksi (hubungan seksual) yang dilakukan di
luar lembaga pernikahan adalah sebuah dosa besar
yang layak diganjar hukuman yang paling keras.
Dari sini bisa dipahami juga, bahwa Islam
tidak pernah meletakkan kenikmatan yang
didapatkan dalam sebuah proses reproduksi
(hubungan seksual) -yang dikenal saat ini sebagai
fungsi rekreasi dari hubungan seksual- sebagai
tujuan dilakukannya sebuah hubungan seksual.
Islam meletakkan kenikmatan/kelezatan (fungsi
rekreasi) dalam sebuah hubungan seksual adalah
satu anugerah/rezeki halal lain yang diberikan
oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya ketika
hal itu dilakukan dengan cara yang benar (sesuai
dengan aturan-Nya). Sebaliknya, Islam
menjadikan segala upaya mencari kenikmatan
(fungsi rekreasi) hubungan seksual di luar cara
yang dibenarkan oleh Islam (apakah itu dilakukan
bukan dengan suami/istrinya, atau dilakukan
dengan sesama jenisnya/homoseks, ataukah
dilakukan dengan tidak pada tempatnya/sodomi)
sebagai sebuah kemaksiatan, yang hanya akan
menimbulkan ketidaktenangan dan kehinaan bagi
kemuliaan hidup manusia.

8. Pahami bagaimana perilaku seksual yang benar


Perilaku seksual yang benar adalah semua
perilaku seksual yang sesuai dengan tuntunan
syara’ (hukum Allah). Perilaku seksual yang sesuai
dengan tuntunan syara’ haruslah memenuhi
beberapa hal berikut ini:

a. Dilakukan dalam lembaga


pernikahan
Satu-satunya pemenuhan terhadap naluri seksual
apakah itu berupa hubungan seksual
(persetubuhan) ataupun aktivitas lain terkait yang
menjadi ’mukaddimah’nya (segala aktivitas yang
bersifat pribadi dan merupakan interaksi yang
bersifat seksual antara pria dan wanita; mulai dari
ciuman, usapan, belaian, rayuan, sayang-
sayangan, mesra-mesraan, bercengkerama dan
ungkapan kasih sayang lainnya), yang
diperbolehkan (dihalalkan) dalam Islam adalah
yang terbingkai/dilakukan dalam sebuah lembaga
pernikahan
Allah berfirman:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat".(QS An Nur
30)
Dan tidak diperbolehkan model interaksi
yang bersifat demikian ini (seksual) secara mutlak
kalau di luar lembaga pernikahan. Tidak ada seks
sebelum pernikahan. Dan dianggap aktivitas
seksual yang dilakukan di luar pernikahan adalah
sebuah kemaksiatan yang berhak dijatuhi
hukuman yang setimpal.
Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk (QS Al Isra 32)

b. Dengan orientasi seksual (sebagai


tempat pemenuhan) yang benar,
yakni dengan lawan jenis
Allah telah menciptakan laki-laki sebagai
pasangan dari perempuan, dan sebaliknya, sebagai
pasangan suami-istri yang dengannya manusia
akan menemukan kecenderungan dan
ketentraman
Sebaliknya, Islam memandang upaya
mencari kepuasan seksual selain dari/kepada
lawan jenisnya (suami/istri) adalah sebuah
pelanggaran dan kemaksiatan yang akan
mengantarkan pada adzab Allah di akhirat nanti
dan juga kerusakan kehidupan di dunia ini.
Seperti mencari kepuasan seksual dan melakukan
aktivitas seksual dengan sesamanya
(homoseks/lesbian), dengan anak kecil (pedofilia),
dengan mayat (nekrofilia), dengan binatang
(bestialitas), dengan pantat/badan wanita
berpakaian di tempat umum yang penuh sesak
dengan manusia (froterisme/friksionisme), dan
obyek/tempat pemuasan lainnya selain
istri/suami pasangannya.
Allah SWT berfirman:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.(QS. Ar Rum 21)
Rasulullah SAW bersabda,
”Ada tujuh golongan yang tidak akan dilihat
(dengan rahmat) di hari kiamat dan tidak Dia sucikan.
Dia berfirman kepada mereka, ’Masuklah ke neraka
bersama penghuninya yaitu pelaku homoseks, pelaku
onani, orang yang menyetubuhi binatang, bersetubuh
dengan wanita di lubang belakangnya, lelaki yang
bersetubuh dengan seorang wanita dan sekaligus anak
wanitanya (incest), orang yang berzina dengan istri
tetangganya, dan orang yang menyakiti tetangganya
sehingga dia melaknatnya.” (HR. Ath Thabrani)

c. Dilakukan dengan ma’ruf dan sesuai


dengan tuntunan Syara’.
Ketika aktivitas seksual sudah terbingkai
dalam sebuah pernikahan dan dilakukan dengan
tempat pemenuhan yang benar (pasangan/lawan
jenisnya), maka merupakan suatu kewajiban bagi
suami – istri tersebut untuk juga senantiasa
menyandarkan pada syara’ (hukum Allah) segala
aktivitas lain berkaitan dengan kehidupan seksual
mereka. Diantaranya adalah gaya/teknik
bersetubuh yang boleh dilakukan. Seorang suami
diperbolehkan ’mendekati’ istrinya dengan cara
apapun, dari sisi dan tempat manapun selama
dalam farji (kemaluan wanita; lubang vagina).
Islam, sebaliknya telah mengharamkan
bagi seorang suami yang ’mendekati’ istrinya
melalui dubur (lubang belakang). Termasuk cara
/teknik mendapatkan kepuasan seksual yang
terlarang di sini (selain sodomi) adalah yang
membahayakan diri sendiri atau pasangan
(suami/istri) nya. Seperti dengan melakukan
tindakan kekerasan seperti pada Sado-Masokisme
yang hanya akan memperoleh kepuasan ketika
melakukan aktivitas seksualnya dengan
melakukan kesadisan/kekerasan atau dengan
menjadi korban kesadisan/kekerasan, atau dengan
melakukan hal yang membahayakan (dharar)
lainnya

”Tidak (boleh) menimpakan bahaya pada diri


sendiri dan kepada orang lain” (HR. Ibnu Majah)

Bahwa larangan itu merupakan larangan


yang bersifat jazim (tegas dan pasti) yang
melahirkan hukum haram, dipertegas oleh hadits
lain. Dari Abu Shirmah Malik bin Qais Al
Anshoriy, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

”Barang siapa yang membahayakan, maka


Allah akan mendatangkan bahaya, dan barang siapa
ysng menyusahkan, maka Allah akan menyusahkan
atasnya.” (HR. Abu daud An Nasa’iy dan Tirmidzi)

9. Pahami dan kenali barbagai perilaku seksual


yang Salah
Sebaliknya perilaku seksual yang
salah/menyimpang adalah semua perilaku seksual
yang melanggar dan tidak sesuai dengan tuntunan
syara’ (hukum Allah). Semua perilaku seksual
yang salah ini idak hanya akan mengantarkan
kerusakan kehidupan manusia, lebih lanjut akan
menuai kemurkaan dan adzab Allah SWT di
akhirat nanti.
Rasulullah SAW bersabda,
”Ada tujuh golongan yang tidak akan dilihat
(dengan rahmat) di hari kiamat dan tidak Dia sucikan.
Dia berfirman kepada mereka, ’Masuklah ke neraka
bersama penghuninya yaitu pelaku homoseks, pelaku
onani, orang yang menyetubuhi binatang, bersetubuh
dengan wanita di lubang belakangnya, lelaki yang
bersetubuh dengan seorang wanita dan sekaligus anak
wanitanya (incest), orang yang berzina dengan istri
tetangganya, dan orang yang menyakiti tetangganya
sehingga dia melaknatnya.” (HR. Ath Thabrani)
Termasuk di dalam perilaku seksual yang
salah tersebut diantaranya adalah:
a. sex before married, dilakukan tanpa/diluar
lembaga pernikahan
b. Bebas orientasi seksual/tempat pemenuhan,
tidak hanya dengan lawan jenisnya, seperti:
- Homoseksual/lesbian: mencari dan
mendapatkan pemuasan seksual dari jenis
kelamin yang sama; sesama pria (homo) atau
sesama wanita (lesbian)
- Fetihisme: mencari dan mendapatkan
pemuasan seksual dengan memakai sebuah
benda kepunyaan seks (jenis kelamin) lain,
misal pakaian dalamnya, rambutnya, sepatu,
dsb.
- Pedofilia: untuk mencapai pemuasan seksual
harus memakai obyek seorang anak.
Bestialitas: mencari pemuasan seksual dengan
binatang
- Nekrofilia: mencari pemuasan seksual
dengan mayat
c. Bebas teknik pemuasan, dengan cara sodomi,
menggunakan kekerasan, pesta seks dengan
lebih dari satu cewek atau cowok sekaligus, dll
d. Perilaku seksual lainnya yang bertentangan
dengan tuntunan syara (Islam), misal:
- Transvetitisme: mencari rangsangan dan
pemuasan seksual dengan memakai pakaian
dan berperan sebagai seorang dari jenis
kelamin yang berlainan.
- koprofilia: didefekasi, mendefekasi partner,
atau memakan feses/kotoran manusia untuk
mendapatkan pemuasan seksual
- urolagnia: sama dengan koprofilia tetapi
menggunakan urine/air kencing
- sadisme: untuk mencapai rangsangan dan
pemuasan seksual harus dengan menyakiti
(secara fisik dan psikologik) obyek seksualnya.
- Masokisme: terangsang dan terpuaskan
kalau disakiti oleh obyek seksualnya.
- Sado-masokisme: Sadist yang juga menjadi
masokist

10. Pahami resiko perilaku seksual yang


salah/menyimpang
Memahami akibat dari melakukan suatu
kesalahan bisa menjadi pelajaran bagi remaja
untuk mencegahnya melakukan kesalahan
tersebut. Diantara akibat/resiko melakukan seks
bebas (seks pranikah) yang dilakukan oleh remaja
adalah terjadinya kehamilan yang tidak
diharapkan/diinginkan (KTD), dan tertularnya
penyakit menular seksual (PMS) atau terkena
infeksi menular seksual (IMS) seperti AIDS, Sifilis,
jengger ayam, dsb.
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab
maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah
satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut.
Kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya
bisa merampas "kenikmatan" masa remaja yang
seharusnya dinikmati oleh setiap remaja, lelaki
maupun perempuan. Ada dua hal yang bisa dan
biasa dilakukan oleh remaja jika mengalami KTD:
1. mempertahankan kehamilan atau
2. mengakhiri kehamilan (aborsi).
Semua tindakan tersebut dapat membawa
resiko baik fisik, psikis maupun sosial. Mulai dari
terbebani oleh berbagai perasaan yang tidak
nyaman seperti dihantui rasa malu yang terus
menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa,
depresi atau tertekan, pesimis, menjadi objek
gosip, kehilangan masa remaja yang merupakan
masa-masa terbaik dan terindah, terkena
stigma/cap buruk karena melahirkan anak "di luar
nikah", ketidaksiapan ekonomi remaja untuk
merawat kehamilan, melahirkan dan
membesarkan bayi/anak hingga resiko kehilangan
kesempatan untuk punya anak lagi karena
rusaknya organ reproduksi atau bahkan kematian.

11. Kenali organ-organ reproduksimu beserta


fungsinya dan bagaimana perawatan yang mesti
kamu lakukan.
Agar seorang remaja –kelak- bisa
menjalankan fungsi reproduksinya dengan tepat,
tentu saja dia harus mengenali organ-organ
reproduksinya , fungsi yang bakal dijalankannya
dalam proses reproduksi tersebut dan tentu saja
hal itu tidak akan bisa dilakukan kalau organ-
organ reproduksi tersebut tidak terawat sejak
awal. Sehingga informasi tentang semua hal ini
juga harus diberikan.
Alat reproduksi laki-laki terdapat di
bagian luar dan di bagian dalam tubuh. Alat
reproduksi laki-laki bagian luar, dapat dilihat
karena berada di bagian permukaan tubuh yang
terdiri dari:
1. Zakar/Penis. Penis mempunyai beberapa
fungsi yaitu untuk melakukan sanggama,
untuk mengeluarkan air kencing dan sebagai
alat reproduksi ketika mengeluarkan sperma.
Penis akan menegang dan membesar karena
terisi darah, bila terangsang (disebut ereksi).
2. Kepala Zakar/Glans Penis, adalah bagian
ujung penis yang mempunyai lubang untuk
menyalurkan air kencing dan sperma. Kepala
Penis merupakan bagian yang sangat sensitif
dan bagian yang paling mudah terangsang
karena mengandung banyak pembuluh darah
dan syaraf.
3. Kantong Pelir/Skrotum. Kantung Pelir adalah
tempat dua biji pelir atau testis. Terletak di
bawah pangkal penis.

Alat reproduksi laki-laki bagian dalam, tidak


terlihat karena terletak di dalam tubuh di perut
bagian bawah. Terdiri dari:
1. Testis/biji pelir/buah zakar berfungsi
memproduksi sel kelamin laki-laki (sperma)
setiap hari dengan bantuan hormon
testosteron. Terletak di dalam kantung zakar.
Sperma, adalah sel yang berbentuk seperti
berudu berekor. Sperma dapat membuahi sel
telur yang matang dalam tubuh perempuan
dan menyebabkan perempuan tersebut hamil.
2. Saluran Kemih/urethra, berfungsi untuk
menyalurkan cairan kencing dan juga saluran
air mani yang mengandung sperma.
Keluarnya kencing dan air mani diatur oleh
sebuah katup sehingga tidak bisa keluar secara
bersamaan.
3. Epididimis, berfungsi mematangkan sperma
yang dihasilkan oleh testis. Setelah matang,
sperma akan masuk dalam saluran sperma.
Epididimis berbentuk saluran yang lebih besar
dan berkelok-kelok.
4. Saluran Sperma/Vas Deferens, berfungsi untuk
menyalurkan sperma dari testis menuju ke
prostat. Kelenjar prostat, berfungsi untuk
menghasilkan cairan mani yang ikut
mempengaruhi kesuburan sperma.
Alat reproduksi perempuan terdapat di
bagian luar dan di bagian dalam tubuh. Alat
reproduksi perempuan bagian luar, dapat dilihat
karena berada di bagian permukaan tubuh yang
terdiri dari:
1. Bibir Kemaluan (Labia), berada di bagian luar
vagina. Ada yang disebut bibir besar (labia
mayora, 1a) dan bibir kecil (labia minora, 1b).
Bibir besar adalah bagian yang paling luar
yang biasanya ditumbuhi bulu. Bibir kecil
terletak di belakang bibir besar dan banyak
mengandung syaraf/pembuluh darah.
2. Kelentit (clitoris), berada di bagian atas di
antara bibir kemaluan. Bentuknya seperti
kacang. Kelentit mempunyai syaraf yang
sangat banyak sehingga sangat peka terhadap
rangsangan. Kelentit bagi perempuan mirip
kepala zakar/penis pada laki-laki.
3. Saluran Kemih, berguna untuk mengeluarkan
air kencing, terletak di antara kelentit dan
mulut vagina
4. Vagina/Liang Kemaluan, adalah lubang
tempat masuknya penis saat bersanggama.
Vagina juga merupakan jalan keluar darah
haid dan bayi yang dilahirkan. Dalam vagina
terdapat mikro organisma yang sangat
bermanfaat kalau keseimbangannya tidak
terganggu. Keseimbangannya terganggu bila
perempuan terlalu sering mencuci vagina
dengan antiseptik, makan obat antibiotika
yang membunuh kuman, atau terlalu sering
berhubungan seks berganti pasangan.
Keputihan adalah salah satu akibat dari
terganggunya keseimbangan organisme
tersebut dalam vagina.
5. Selaput Dara (Hymen), adalah lapisan tipis
yang berada dalam liang kemaluan, tidak jauh
dari mulut vagina. Ada selaput dara yang
sangat tipis dan mudah robek dan ada selaput
dara yang kaku dan tidak mudah robek.
Selaput dara yang tipis tidak hanya akan robek
karena hubungan seks, tetapi bisa robek
karena hal lain seperti kecelakaan, jatuh, olah
raga, dll.

Alat reproduksi perempuan bagian


dalam, tidak terlihat karena berada di bagian
permukaan tubuh yang terdiri dari:
1. Indung Telur (Ovarium), berfungsi
mengeluarkan sel telur satu bulan satu
kali. Organ ini ada dalam rongga pinggul,
terletak di kiri dan kanan rahim.
2. Saluran Indung Telur (Tuba Faloppi),
berfungsi untuk menyalurkan sel telur
setelah keluar dari indung telur (proses
ovulasi) dan tempat dimana terjadi
pembuahan (konsepsi) atau bertemunya sel
telur dan sperma.
3. Saluran vagina, merupakan jalan keluar
bagi darah haid, bersifat sangat lentur
sehingga bayi dapat keluar melalui vagina.
4. Leher rahim/Cervix, merupakan
penghubung vagina dengan rahim.
5. Rahim (Uterus), berfungsi sebagai tempat
calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti
buah alpukat dengan berat normal 30-50
gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim
kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Dindingnya terdiri dari lapisan
parametrium, lapisan miometrium dan
lapisan endometrium. Otot-otot ini adalah
otot terkuat dari semua otot manusia dan
sanggup mendorong bayi menuju jalan
lahir.
Gambar organ reproduksi perempuan bagian
dalam
12. Pahami proses menstruasi, ovulasi
(pembuahan), ereksi dan ejakulasi
Proses menstruasi adalah proses alami
yang tidak semua remaja putri mengerti apa
artinya dan apa kaitannya dengan proses ovulasi
(pembuahan), dan bagaimana bersikap yang benar
terhadapnya. Termasuk apa yang harus
dilakukannya ketika sedang mengalami haid.
Demikian pula, tidak semua remaja laki-laki
mengerti apa itu ereksi, apa makna dan fungsinya
serta apa pula ejakulasi itu. Sehingga seringkali
pula, ketidaktahuan tersebut kalau dibiarkan
hingga saatnya remaja tersebut menjalani
kehidupan pernikahan dan mulai menjalankan
fungsi reproduksinya, mereka juga tidak mengerti
bagaimana seharusnya berperilaku dengan tepat.
Masa pubertas pada perempuan ditandai
dengan adanya haid satu bulan satu kali. Hormon
estrogenlah yang menyebabkan sel telur dalam
indung telur matang. Setiap bulan satu sel telur
tersebut dilepaskan. Pelepasan sel telur tersebut
disebut ovulasi yang berasal dari kata ovum
artinya telur. Sel telur yang dilepas itu diraih
masuk ke dalam saluran indung telur untuk
selanjutnya melakukan perjalanan menuju rahim.
Apabila dalam perjalanan di saluran
indung telur, sel telur tidak bertemu (dibuahi)
dengan sperma yang berasal dari laki-laki, maka
sel telur akan sampai di rahim tanpa dibuahi.
Bersama lapisan dinding rahim, sel telur yang
tidak dibuahi akan pecah dan keluar bersama
dengan darah yang berasal dari dinding rahim. Sel
telur yang luruh bersama darah itulah yang
disebut dengan haid. Masa haid biasanya berkisar
kurang lebih 5-7 hari. Tetapi kisaran lama haid
tersebut sangatlah bervariasi antara satu
perempuan dengan perempuan yang lain, meski
bisa jadi sama-sama normal/tidak ada kelainan.

13. Pahami bagaimana proses konsepsi


(terbentuknya janin), kehamilan dan kelahiran
terjadi.
Ada banyak mitos dan persepsi keliru
tentang terjadinya konsepsi, kehamilan dan
kelahiran yang dipahami oleh remaja yang
mengakibatkan remaja tersebut melakukan
tindakan-tindakan ’salah’ dan membahayakan
kehidupan reproduksinya, sementara dia mengira
semua tindakan tersebut adalah ’aman’, boleh atau
harus dia lakukan.
Sekitar dua minggu setelah haid, remaja
perempuan mengalami masa subur yaitu masa di
mana sel telur yang baru dilepas dari indung telur,
masuk ke dalam saluran indung telur. Sel telur
yang sudah matang itu siap dibuahi dan menjadi
janin (calon bayi) bila dibuahi oleh sperma dari
laki-laki. Bila pada saat itu penis laki-laki yang
tegang (ereksi) masuk dalam vagina perempuan
dan melepaskan sperma (ejakulasi) di dalam
vagina, maka sperma laki-laki dapat masuk
sampai ke saluran indung telur dan membuahi sel
telur perempuan. Bila ini terjadi maka perempuan
bisa menjadi hamil. Sel telur yang dibuahi sperma
pelan-pelan akan menuju rahim dan menempel di
dinding rahim selama masa kehamilan sembilan
bulan.
Karena pada saat pubertas, laki-laki sudah
bisa menghamili dan perempuan bisa dihamili,
maka itulah saat-saat remaja untuk lebih hati-hati
menggunakan organ-organ reproduksi. Sekali saja
melakukan hubungan seks pada saat remaja
perempuan dalam keadaan masa subur dan tanpa
pencegah kehamilan, maka remaja perempuan
bisa hamil.
Asumsi beberapa remaja bahwa
melakukan hubungan seksual hanya sekali, Mr P
(penis) yang tidak masuk seluruhnya, Mrs V
(vagina) segera dibasuh setelah ‘ML’ (bersetubuh),
segera loncat-loncat pasca berhubungan seksual,
Segera minum sebanyak-banyaknya minuman
bersoda, dan beberapa asumsi lain yang mereka
katakan tidak akan mungkin menghasilkan
kehamilan atau bisa mencegah terjadinya
kehamilan (sementara yang mereka lakukan –
dengan berhubungan seksual-memang membuka
peluang bertemunya sel sperma dan sel telur
mereka) adalah asumsi-asumsi salah yang
berangkat dari ketidaktahuan remaja akan realitas
pembuahan dan kehamilan itu sendiri.
Kehamilan dan melahirkan pada usia
remaja seringkali bisa menyulitkan bahkan
berbahaya karena remaja biasanya belum siap
secara fisik (organ belum cukup matang); sosial
(harus cuti/berhenti sekolah, dll); dan secara
mental (stress, konflik, dll)..

Demikianlah, ketika kita ingin


merumuskan apa dan bagaimana
pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja,
maka hal mendasar yang harus kita pastikan
terlebih dahulu difahami oleh seorang remaja
adalah pemahaman tentang siapa jati dirinya
(bahwa hakekatnya dia adalah seorang
makhluk/hamba bagi Penciptanya), apa tujuan
hidupnya (bahwa dia diciptakan adalah semata-
mata untuk mengabdi kepada-Nya), dan
bagaimana caranya meraih tujuannya (adalah
dengan cara menjalani hidup dalam seluruh
aspeknya dengan syariat-Nya). Pemahaman ini
betul-betul ditancapkan kepada diri seorang
remaja hingga menjadi jati diri yang senantiasa
lekat pada setiap langkahnya menjalani
kehidupan. Berikutnya, pendidikan yang kita
lakukan haruslah bisa membuat seorang remaja
mengenal dan mengetahui bagaimanakah
gambaran sistem aturan hidup (syariat-Nya) yang
harus senantiasa dia gunakan untuk mengatur
segala aktivitasnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan jasmani maupun nalurinya. Dalam hal
ini terutama bagaimana gambaran sistem
pergaulan dalam Islam. Pendidikan tersebut
sekaligus harus bisa menjadi pendorong bagi
seorang remaja untuk berusaha mengaplikasikan
aturan/hukum-hukum yang sudah dia ketahui
tersebut. Dalam hal ini, pendidikan yang
dilakukan oleh orang tua sebagai sekolah pertama
yang bertugas mengantarkan seorang anak siap
menuju taklif haruslah betul-betul disempurnakan,
kalau kita ingin pendidikan ini benar-benar
berhasil. Berikutnya, ketika seorang remaja
sudah tahu apa hakekat naluri seksual,
bagaimana cara pengendalian dan
pemenuhannya dengan benar, bagaimana
perilaku seksual yang benar dan menyimpang,
barulah kita memberikan informasi-informasi
lebih detil tentang organ-organ reproduksi,
fungsinya dan beberapa proses/hal-hal lain
dalam sebuah proses reproduksi yang sekiranya
mereka butuhkan kelak ketika harus menjaga
organ-organ reproduksinya dan melakukan
proses reproduksinya dengan cara yang benar.
Sementara pendidikan dan pembiasaan tentang
hygiene pribadi –termasuk bagaimana memelihara
kesehatan dan kebersihan organ-organ intim-
sudah mulai dibiasakan seiring dengan
perkembangan kemandirian anak.
Dengan model pendidikan kesehatan
reproduksi seperti demikian, maka akan
terwujudlah suatu perilaku seksual remaja yang
bertanggung jawab, dalam arti sebuah perilaku
seksual yang bisa dipertanggungjawabkan seorang
remaja kepada Sang Penciptanya dan Sang
Pencipta naluri seksual yang ada padanya. Lebih
lanjut, akan tercipta suatu sistem yang kondusif
bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
seksual generasi muda kita. Sehingga
problematika perilaku seksual remaja seperti yang
saat ini terjadi bisa kita cegah sejak dini.
Wallahu A’lam bish Shawab. []
Bahan bacaan:
1. Abdullah, Muhammad Husain, “Mafahim
Islamiyah: Menajamkan Pemahaman Islam”;
penerjemah, M.Romli, Al-Izzah, Bangil,
2002
2. An-Nabhani, Taqiyuddin., “An-Nidham al-
ijtima’I fi al-islam/ Sistem Pergaulan dalam
Islam”, penerjemah: M. Nashir, Pustaka
Thariqul ‘Izzah, Jakarta, 2001
3. An-Nabhani, Taqiyuddin., “Nidham al
Islam”, Hizbut Tahrir
4. Ditjen, Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
(PPM & PLP). HIV/AIDS Prevention
Project (HAPP)/USAID. “Alat kelamin dan
semua yang perlu kita ketahui tentang
Penyakit Menular Seksual. Buku Saku
Penjangkau Masyarakat”.
5. LD-FE-UI & BKKBN (1999). “Baseline
Survey of Young Adult Reproductive Welfare
in Indonesia 1998/1999”. Demographic
Institute Faculty of Economics- University
of Indonesia (LD-UI) Jakarta, Indonesia.
6. Rosyidah, Faizatul., ”Pendidikan Kesehatan
Reproduksi remaja (perspektif Islam)”, Fia
Pustaka, Surabaya, 2006
7. Situmorang, Augustina (April 2001).
“Adolescent Reproductive Health and
Premarital Sex in Medan”, Dissertation
submitted for the Doctor of Philosophy
Demography Program, Australian
University.
8. Submit PMS & AIDS Ditjen
PPM&PL.Depkes RI
9. World Health Organization (WHO) (1990),
“Abortion. A Tabulation of Available Data on
the Frequency of Modality of Unsafe
Abortion”, Document WHO/ MCH/ 90.14,
Maternal and Child Health & Family
Planning, Division of Family Health,
Geneva
10. Yayasan Kusuma Buana, 1993 dalam
Situmorang, 2001. Adolescent Reproductive
Health and Premarital Sex in Medan”, April
2001. Dissertation submitted for the Doctor
of Philosophy Demography Program,
Australian University.
SEKILAS TENTANG PENULIS

dr. Faizatul Rosyidah atau yang juga biasa dikenal


dengan nama pena Farihah Al Rosyidah, lahir di
Mojokerto 28 tahun yang lalu. Menghabiskan masa
studinya dari Sekolah Dasar hingga Perguruan
Tinggi di Surabaya. Alumnus Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga yang juga sempat
mengenyam pendidikan non formal di Ma’had
Umdatul Ummah Surabaya dan Ma’had Al
Manaar Ampel Surabaya ini memiliki minat pada
dunia jurnalistik (tulis menulis) sejak duduk di
bangku SD. Faizah kecil beberapa kali dikirim oleh
sekolahnya untuk mewakili mengikuti lomba
mengarang tingkat SD di Surabaya pada waktu
itu.Ketika duduk di bangku SMA, tepatnya pada
tahun 1993, penulis berhasil meraih juara III
Lomba Karya Tulis Ilmiah Keagamaan tingkat
SLTA se-Jawa Timur yang diadakan oleh Senat
Mahasiswa Institut (SMI) IAIN Sunan Ampel
Surabaya –tempat dimana sekarang penulis
dipercaya untuk mengelola dan mengembangkan
poliklinik kampus tersebut-. Tahun berikutnya,
1994, penulis berhasil meraih juara I Lomba
Mengarang Naskah Keagamaan Islam tingkat
SMU se-Jawa Timur yang diadakan oleh Kanwil
Depag Propinsi Jawa Timur.

Perhatiannya pada kehidupan remaja


menggerakkannya untuk menulis beberapa buku
berkaitan dengan kehidupan remaja. Beberapa
buku yang sudah ditulisnya: “Islam Ngomongin
Narkoba dan Perilaku Seksual remaja”
(2001), “Sobat, Temukanlah Hidupmu” (2002)
ditulisnya khusus untuk remaja, yang diterbitkan
dan disebarluaskan oleh Lembaga Bina Remaja
Muslimah Surabaya dan sempat dijadikan bahan
kajian dan pembinaan intensif untuk remaja di
beberapa sekolah lanjutan di Surabaya dan
sekitarnya.

Hingga sekarang penulis tetap aktif sebagai


pemerhati dan konsultan masalah remaja, di
samping melakukan berbagai aktivitas dakwah
lain baik lisan maupun tulisan yang diyakininya
sebagai kewajiban yang harus disempurnakannya.
Penulis tinggal bersama suami dan seorang
putranya di Surabaya.[]

You might also like