You are on page 1of 12

Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut

mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh. Ada 3 macam jaringan tulang rawan : a.Kartilago hialin Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang. Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas. b.Kartilago fibrosa Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong. c. Kartilago Gbr. Kartilago fibrosa Gbr. Kartilago hialin (dari embrio babi).

(dari tulang lutut manusia). elastik

Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat pada dawn telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan laring. 3. J aringan Tulang Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.

Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam : a. b. Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat.Contoh : tulang pipa. Tulang spons, bila matriksnya berongga.Contoh : tulang pendek.

A. Jenis Tulang Pada dasarnya tulang dibedakan atas tulang rawan dan tulang sejati ( tulang keras). Pengelompokan ini terutama berdasarkan zat-zat penyusun tulang. Secara fisik, tulang rawan berbeda dengan tulang sejati. Tulang rawan tampak lebih transparan dan bersifat lentur, sedangkan tulang sejati tampal bewarna gelap dan bersifat kaku. 1) Tulang rawan Tulang rawan atau kartilago tidaklah sekuat struktur tulang, tetapi mereka dikenal bersifat lentur dan disebut dengan kondrin. Tulang rawan menjadi lentur karena matriksnya mengandung serabut-serabut kolagen dan elastik. Kandungan serabut kolagen yang tinggi makin menguatkan tulang rawan tersebut. Kartilago tidak memiliki sel-sel saraf dan pembuluh darah. Oleh karena itu, mereka dianggap sangat cocok untuk mengisi ruang-rung kosong antar tulang ( sebagai sendi).Pada anak-anak, tulang rawan berasal dari jaringan Mesenkim ( embrional ) tetapi pada orang dewasa dibentuk oleh perikondrium ( selaput tulang rawan ) yang banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan (kondrosit). Sel-sel tulang rawan ini terletak di dalam suatu rongga kecil yang disebut lakuna. ada stadium embrio, rangka hewan mamalia terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada perkembangan selanjutnya, sebagian mengalami osifikasi (mengeras) menjadi tulang keras dan hanya sebagian kecil yang tersisa pada stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga, hidung, serta antarruas tulang belakang dan tulang dada.Tulang rawan berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi. Ada tiga tipe kartilago, yaitu : 1. Kartilago hialin, merupakan tipe kartilago yang bersifat keras dan sedikit fleksibel. Kartilago hialin memiliki matriks yang mengandung serabut elastis lebih banyak daripada serabut kolagen, berwarna putih kebiruan, mengkilat, dan jernih sehingga mereka tampak seperti kaca. Fungsinya adalah membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan, memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan persendian. Kartilago hialin ditemukan pada ujung tulang panjang, puncak hidung, ujung tulangtulang rusuk, laring, dan trakea. 2. Kartilago fibrosa, merupakan tipe kartilago yang bersifat lebih kuat dibandingkan kartilago hialin. Sebab, matriks dari kartilago fibrosa terdiri atas beberapa deretan tebal serabut kolagen dan Matriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap serta keruh. Kartilago fibrosa dikenal tahan terhadap tekanan dan ketegangan. Fungsinya adalah untuk memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih dalam, memberikan sokongan dan proteksi. Mereka anatara lain ditemukan di antara tulang-tulang vertebra dan daerah lutut, perekatanligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, dan pada pertautan antartulang kemaluan kiri dan kanan. 3. Kartilago elastic, merupakan tipe kartilago yang lebih fleksibel dibandingkan dengan kartilago hialin, karena matriksnya paling banyak mengandung serabut elastic. Matriksnya

berwarna kuning. Fungsinya adalah memberikan fleksibelitas dan menguatkan jaringan tulang rawan . Kartilago elastik antara lain ditemukan pada, embrio , daun telinga dan epiglottis, bronkiolus, pembuluh.

Dalam perkembangannya, kartilago tidak mengalami proses remodeling atau perubahan bentuk, seperti halnya yang terjadi pada tulang. Oleh karena itu, kartilago dikatakan sebagai materi kerangka embrio yang ideal. 1) Tulang sejati ( osteon ) Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Osteosit di bentuk oleh osteoblas. Osteoblas berasal dari fi broblas. Oleh karena itu, osteoblas berperan penting dalam proses pembentukan tulang.Tulang sejati berbeda dengan tulang rawan, sebab tulan sejati mengalami mineralisasi yaitu proses perubahan penyusunan materi organik menjadi materi anorganik. Mineral yang dominan pada tulang ini adalah kalsium dan fosfat. Matriksnya padat terdiri dari zat pelekat kolagen dan endapan garam-garam mineral (terutama garam kapur atau kalsium), dan karena Usia manusia atau hewan yang makin bertambah maka akan menurunkan kadar kolagen dan meningkatkan kadar zat kapur, proses ini disebut pengapuran. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Tulang sejati dapat menjadi kuat karena adanya garam-garam mineral ( terutama berupa kalsium pospat ) dan serabut-serabut protein di dalam matriks tulang. contohnya dari berat tubuh mamalia dewasa, 15% berupa tulang. Oleh karena itu susunan tulang menjadi keras dan kaku Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah dan mengikat otototot. Berdasarkan strukturnya, tulang sejati ( Tulang keras, selanjutnya akan disebut tulang saja ) dapat dibedakan atas tulang kompak dan tulang spons. a) Tulang kompak Tulang kompak merupakan tipe tulang dengan matriks yang tersusun rapat dan padat, misalnya pada tulang panjang. Secara histologi, tulang kompak telah terorganisasi dengan rapi. Pada penampang melintang sebuah tulang panjang, sel-sel tulang yang disebut osteosit terdapat di dalam lacuna. Lakuna merupakan rongga kecil yang tersusun di dalam lingkaran-lingkaran kosentris mengelilingi sebuah kanal pusat ( kanal Havers ). Ruang-ruang antar lacuna biasa berisi matriks. Di dalam matriks terdapat beberapa kanal kecil yang berperan sebagai penghubung satu lacuna dengan lacuna lainnya dan dengan kanal Havers. Kanal-kanal kecil itu disebut kanalikuli. Melalui kanalikuli itulah sel-sel tulang memperoleh oksegen dan bahan makanan serta membuang limbah. b) Tulang spons Tulang spons merupakan tipe tulang dengan matriks yang tersusun longgar atau berongga- rongga seperti struktur sarang lebah. Susunan matriks demikian disebut trabekula. Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Contohnya pada tulang-tulang pipih, tulang pendek,. Meskipun lebih ringan dibanding tulang kompak dan strulturnya berongga, tulang spons masih termasuk kuat untuk menahan suatu tekanan. Tulang spons tidak terorganisasi seperti tulang kompak. Letak osteosit tidak teratur di dalam

trabekula. Ruang-ruang kosong dalam tulang spons seringkali berisi tulang merah. Kanalikuli berperan menyalurkan nutrisi dari sumsum tulang merah. A. Bentuk Tulang Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan atas tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, tulang sesamoid, dan tulang tidak beraturan. 1) Tulang pipa Tulang pipa atau tulang panjang merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa dengan kedua ujung membulat berbentuk bonggol. Kedua ujung tulang pipa yang membulat disebut epifise. Sebagian besar epifise disusun oleh tulang spons yang mengandung sumsum tualng merah. Pada epifise biasa terdapat lapisan tipis kartiligo halian tempat terjadinya persendian. bagian tengah atau bagian yang memanjang disebut diafisae. Pada diafise terdapat rongga besar yang berisi sumsum tulang kuning. Dinding rongga tersebut disusun oleh tulang kompak dan dilapisi oleh suatu membrane tipis yang disebut endosteum. Diantara epifise dan diafise terdapat metafise. Pada metafise terdapat suatu bagian yang disebut cakra epifise.cakra epifis terdiri atas tulang rawan dan mengandung banyak osteoblas Cakra epifise merupakan bagian tulang pipa yang dapat tumbuh memanjang terutama dalam usia pertumbuhan. Cakraepifisis orang dewasa ( sekitar umur 20 ) tidak tumbuh meninggi lagi karena sudah menulang semua. Kemudian tulang pipa juga memiliki lapisan periostum yang menyelimuti seluruh tulang. Periosteum, yaitu selaput yangmenyelimuti bagian luar tulang. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otototot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.

Sumsum tulang-tulan dibedakan atas sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning. Sumsum tulang berperan aktif dal;am pembentukan sel-sel darah merah , sel darah putih, dan keeping Sumsum tulang kuning tidak aktif dalam pembentukan sel-sel darah. Mereka keanyakan berperan sebagai tempat penyimpanan cadangan makan ( pembentuk lemak ). Sumsum

pipa merah darah. hanya tulang

kuning dapat berperan membentuk sel-sel darah jika seorang menderita penyakit anemia hebat, misalnya karena penyakit malaria, cacing tambang, atau pendarahan hebat. Sumsum tulang dapat rusak karena pengaruh obat-obat sulfa yang berlebihan dan pengaruh racun yang dikeluarkan oleh cacing tambang. Seorang anak yang masih bayi, seluruh bagian tulangnya berisi sumsum tulang merah. Pada orang dewasa, sumsum merah hanya terdapat pada bagian tulang yang berongga, sedangkan bagian lainnya berisi sumsum kuning. Pada permukaan luar tulang pipa terdapat semacam selaput yang disebut periosteum. Periosteum berperan untuk melindungi tulang dan tempat melekatnya tendon dan ligament. Periosteum menutupi semua permukaan luar tulang, kecuali pada daerah persendian. Periosteum mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Oleh karena itu, kerusakan pada peristeum akibat patah tulang dapat menyebabkan rasa sakit / nyeri. Contoh tulang pipa antara lain adalah tulang paha, tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang betis, dan tulang kering. 2) Tulang pipih Tulang pipih merupakan tulang yang berbentuk seperti lempengan. Tulang pipih mempunyai dua lapisan tulang kompak, yaitu lamina eksterna dan interna ossis karnii. Kedua lapisan dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa disebut diploe. dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sumsum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah Tulang piph berperan untuk melindungi organ-organ dibawahnya dan tempat melekatnya otot. Contoh tulang pipih antara lain adalah tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belikat. 3) Tulang pendek Tulang pendek merupakan tulang yang strukturnya berukuran pendek dan berbentuk bulat atau kubus. Tulang ini mempunyai inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang kompak.tulang pendek berperan dalam meredam pengaruh goncangan yang keras dan terdapat pada persendian yang kompleks. Contoh tulang pendek adalah tulang telapak tangan dan telapak kaki., ruas ruas tulang belakang. 4) Tulang sesamoid Tulang sesamoid merupakan tulang kecil berbentuk biji. Tulang sesamoid terdapat di dalam tendon yang menghubungkan tulang-tulang ke otot. Contoh tulang sesamoid adalah tulang palela. 5) Tulang tidak beraturan Tulang tidak beraturan merupakan tulang-tulang dengan bentuk tidak menetu. Contoh tulang ini adalah tulang vertebra, tulang rahang, tulang wajah, dan tulang panggul

Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam secara berurutan akan dapat menemukan lapisan-lapisan : 1. Periosteum 2. Tulang kompak 3. Tulang spongiosa

4. Sumsum tulang

1.Periosteum

Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

2.Tulang Kompak (Compact Bone)


Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.

Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

Gambar lapisan kedua tulang kompak 3.Tulang Spongiosa (Spongy Bone) Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.

Gambar struktur tulang spongiosa dan trabekula. 4.Sumsum Tulang (Bone Marrow)

Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1.Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.

Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang rawan yaitu chondrosit. Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu: 1. Tulang rawan hialin; tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung seratserat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.

Gambar stuktur tulang rawan hialin 2. Tulang rawan elastis; tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring.

Gambar struktur tulang rawan elastis 3.Tulang rawan fibrosa; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis.

Gambar struktur tulang rawan elastis

Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antarruas tulang belakang dan pada cakra epifisis.

Salah satu contoh tulang rawan pada tulang rusuk 2). Tulang Keras (Osteon) Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas: (a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang (b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa (c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang

Foto struktur bagian dalam tulang Matriks tulang Tulang Kompak

Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran) Saluran Havers yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers. Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem Havers. Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem Havers.

Proeses pembentukan tulang Bagaimana? Pembentukan Tulang

Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, selsel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

You might also like