Professional Documents
Culture Documents
P17331112008
LAUK NABATI
BERIKUT TABEL BEBERAPA KOMPOSISI PANGAN INDONESIA YANG DIKELUARKAN OLEH PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2009 TIAP 100 GRAM BAHAN.
Selain kandungan gizi di samping, lauk nabati yang umumnya berasal dari kacang-kacangan juga mempunyai suatu zat yang bersifat flatulence atau menghasilkan gas, yaitu Stakiosa, verbakosa, raffinosa. Bagi beberapa orang yang sensitif akan menimbulkan kembung.
DIGORENG
Menggoreng adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak / lemak yang dibedakan menjadi Deep frying (menggoreng dengan minyak banyak), Shallow Fry (menggoreng dengan pan, minyak sedikit sehingga makanan tidak terendam), dan Sautee ; menumis dengan sedikit minyak. Makanan yang diolah dengan cara deep frying adalah tempe mendoan, tempe goreng, dan lain-lain. Makanan yang diolahdengan cara sautee biasanya paduan lauk nabati dan sayuran.
DIREBUS
Merebus adalah memasak dengan air yang mendidih. Protein bersifat termolabil atau tidak tahan panas. Sehingga saat protein terkena panas, protein tersebut akan rusak, jadi sebaiknya hindari merebus protein nabati terlalu lama. Beberapa masakan yang diolah dengan cara direbus diantaranya sup tahu dan kacang rebus.
DIKUKUS
Pengolahan lauk nabati dengan cara dikukus adalah cara yang sangat tepat, karena dengan cara dikukus, kandungan gizi lauk nabati akan terjaga. Olahan lauk nabati dengan cara dikukus diantaranya pepes,godon, rolade dan banyak lagi.
DIPANGGANG
Memanggang bisa dengan beberapa teknik, diantaranya grilling, bainmarie, baking, casseroling, dan roasting. Protein nabati yang biasanya diolah dengan cara dipanggang yaitu pepes tahu dan tahu skotel.
KESIMPULAN
Lauk nabati adalah sumber protein yang berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya yang tinggi dan harganya yang relatif murah membuat protein nabati merakyat. Selain kandungan protein yang tinggi, lemak pada protein nabati tergolong rendah. Namun pada beberapa orang yang sensitif kandungan zat fatulence di dalamnya akan menyebabkan kembung.