You are on page 1of 23

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN (SEKOLAH) Asih Andriyati M, Rustomo Widodo Muktiono, Khotim Nurma Indah Program Studi

Teknologi Pendidikan PPs UNS asihanakrembang@yahoo.com I. Pendahuluan Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian suatu sekolah tergantung pada beberapa aspek antara lain: jenis, tingkat dan sifat sekolah yang bersangkutan. Dalam struktur organisasi terlihat hubungan dan mekanisme kerja antara kepala sekolah, guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah serta pihak lain di luar sekolah. Peranan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi (organizational leader) adalah mengerahkan seluruh staf sekolah untuk bekerja sama sebagai sebuah tim dalam rangka melaksanakan program pertumbuhan dan peningkatan bagi seluruh siswa agar secara akademik berhasil. Sehubungan dengan itu, tantangan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi adalah bagaimana dia dapat memadukan antara kepentingan organisasi sekolah dan berbagai potensi, minat dan bakat para anggotanya sebagai asset demi kemajuan sekolah. Oleh sebab itu, maka dibutuhkanlah suatu manajemen untuk mendayagunakan semua sumberdaya guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. II. Organisasi Chesther Barnard (dalam Luthans 2006:109), mendefinisikan organisasi sebagai sistem dari dua manusia atau lebih yang terkoordinasi secara sadar. Dari definisi tersebut, jelas bahwa sistem dan manusia mendapat tekanan utama.

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan (id.wikipedia.org.). Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orangorang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup, akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur. A. Partisipasi dalam Organisasi Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

B. Unsur-unsur Partisipasi Menurut Keith Davis dalam id.wikipedia.org. ada tiga unsur penting dalam partisipasi, yaitu: 1. Partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah. 2. Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang kesukarelaan untuk membantu kelompok. 3. Tanggung jawab yang merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa sense of belongingness. C. Komitmen Organisasi Definisi dari komitmen organisasi adalah: 1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu. 2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi. 3. Keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi (Luthans, 2006:249). Cut Zurnali (2010) dalam id.wikipedia.org. mendefinisikan masing-masing dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut: 1. Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaaan cinta pada organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi. 2. Komitmen kontinyu (continuance commitment) adalah perasaan berat untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi. 3. Komitmen normatif (normative commitment) adalah perasaan yang mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban
3

dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan karyawan. D. Bentuk-bentuk organisasi 1. Organisasi Politik 2. Organisasi Sosial 3. Organisasi Mahasiswa 4. Organisasi Olahraga 5. Organisasi Sekolah 6. Organisasi Negara 7. Organisasi Pemuda Organisasi Sekolah Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan begitu disana kita bisa belajar bagaimana cara menyikapi diri kita ketika berhadapan dengan suatu masalah sehingga kita bisa menyelesaikannya. Dengan pendewasaan maka kita dapat menyikapi masalah kita dengan baik dan kita juga mampu berinteraksi sebagai mana peran kita didalam suatu lingkungan. 1. Struktur Organisasi Sekolah Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Berikut bagan struktur organisasi sekolah.

Kepala Sekolah

KomiteSekolah Sekolah Komite

Koordinator TU

Wakasek Sarana/Prasarana

Wakasek Kesiswaan

Wakasek Kurikulum

Wakasek Humas

Koordinator BK

Wali Kelas Guru Mapel

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)


Gambar 1. Struktur Organisasi Sekolah

2. Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Sekolah Wewenang ( Authority ) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan
5

menerima

wewenang dari

atasannya.

Akuntability

yaitu

permintaan

pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil. Berikut ini adalah pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi sekolah: 1. Kepala sekolah Wewenang dan tanggung jawab, antara lain :
a. b.

Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Pembelajaran Kurikulum/Program.

c. d.

Mengembangkan SDM. Melakukan kependidikan. pengawasan dan supervisi tenaga pendidik dan

e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p.

Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak luar. Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan. Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi. Menetapkan Program Kerja Sekolah. Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi. Melegalisasi dokumen organisasi. Memutuskan mutasi siswa. Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan. Menerbitkan dokumen yang dikeluarkan sekolah. Memberi pembinaan warga sekolah. Memberi penghargaan dan sanksi. Memberi penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Komite sekolah Wewenang dan tangung jawab, antara lain:


a.

Memberikan masukan terhadap kebijakan mutu pendidikan.


6

b.

Mengawasi kebijakan sekolah.

3. Kepala Tata usaha Wewenang dan tanggung jawab tata usaha, antara lain :
a. b. c. d. e. f. g. h.

Menyusun dan melaksanakan program tata usaha sekolah. Menyusun dan melaksanakan kegiatan keuangan sekolah. Mengurus administrasi kepegawaian. Mengurus administrasi kesiswaan. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah. Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah. Menyusun administrasi lainnya. Melaporkan semua tugas dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah secara berkala.

4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a. b.

Menyusun program kerja bidang Kurikulum/Program. Mengkoordinasikan Kurikulum/Program. pelaksanaan dan pengembangan

c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.

Memantau pelaksanaan Pembelajaran. Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum. Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Menyusun kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran. Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran. Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru. Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru. Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan. Memeriksa, Pembelajaran. menyetujui rencana pembelajaran tiap program

m. n.

Memverifikasi Kurikulum. Merencanakan dan melaksanakan bimbingan belajar dan try out kelas 3.

5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


7

Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:


a. b. c. d.

Mengkoordinasikan PSB ( Penerimaan Siswa Baru ). Mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS). Mengkoordinasikan pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS. Mengkoordinasikan penjaringan dan pendistribusian semua bentuk beasiswa. Mengkoordinasikan pelaksanaan 4 K (ketertiban, kedisiplinan,

e.

keamanan, dan kekeluargaan).


f. g. h.

Membina program kegiatan OSIS. Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus OSIS. Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib siswa. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan lomba. Mengkoordinasikan ekstrakurikuler. Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar.

i. j. k.

6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana Wewenang dan tanggung jawab, antara lain: a. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana. b. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasrana. c. Menyusun laporan pelaksanaan bidang sarana dan prasarana secara berkala. d. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana. e. Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasrana. f. Menyusun laporan pelaksanaan bidang sarana dan prasarana secara berkala. 7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua / wali siswa. b. Membina hubungan sekolah dengan Komite Sekolah.

c. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembagalembaga pemerintah, dunia usaha - dunia industri, dan lembaga sosial lainnya. d. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala. e. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua / wali siswa. f. Membina hubungan sekolah dengan Komite Sekolah. g. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga pemerintah dan lembaga sosial lainnya serta dunia usaha - dunia industry. h. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala 8. Koordinator BK Peran Guru Pembimbing menurut PP No. 74 Tahun 2008 Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam: a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat. b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat. c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir. 9. Guru Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
a.

Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan pelajaran sesuai dengan bidang studi Mengevaluasi hasil pekerjaannya. Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas. Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan memeriksa hasil tugas itu untuk dinilai. Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan laporan kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP. Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa untuk memberikan bimbingan pelajaran kepada siswa yang cerdas, siswa yang kurang cerdas, dan siswa yang membandel.

b. c. d.

e.

f.

g. h.

Memperhatikan hasil ulangan UAN, dan mengisi daftar nilai siswa. Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.

10. Siswa Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:


a. b. c.

Menuntut ilmu sebaik-baiknya Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak sekolah

3. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Menyusun Organisasi Sekolah a. Tingkat Sekolah Berdasarkan tingkatnya sekolah yang ada di Indonesia dapat dibedakan atas Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Perguruan Tinggi.

10

Keadaan fisik dan perkembangan jiwa anak jelas berbeda antara anak tingkat yang satu dengan tingka berikutnya. Contohnya : di sekolah dasar biasanya tidak ada seksi bimbingan penyuluhan (Guidance and Conseling) sebab masalah ini merupakan tugas rangkapan dari kepala sekolah, dan hingga saat ini yang memegang adalah pemerintah dan Depdikbud tidak atau belum mengangkat seorang pembimbing khusus bagi sekolah dasar. Lain halnya dengan sekolah lanjutan, biasanya tersedia satu orang tenaga konselor atau pembimbing dengan tugas pokoknya sebagai pembimbing. Karena itu biasanya di sekolah lanjutan dalan struktur organisasinya kita dapati seksi GC (Guidance and Conseling/ seksi bimbingan penyuluhan). Masih banyak bidang-bidang lain yang ditangani secara khusus pada sekolah lanjutan tetapi tidak demikian pada sekolah dasar, misalnya masalah Organisasi Intara Sekolah (OSIS), penggarapan majalah dinding, dan pengelolaan perpustakaan sekolah. b. Jenis Sekolah Berdasarkan jenis sekolah, kita membedakan ada sekolah umum dan sekolah kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah-sekolah yang program pendidikannya bersifat umum dan bertujuan untuk melajutkan studi ketingkat yang lebih tinggi lagi. Sedangkan yang dimaksud sekolah kejuruan adalah sekolah-sekolah yang pendidikannya mengarah kepada pemberian bekal kecakapan atau keterampilan khusus setelah selesai studinya, anak didik dapat langsung memasuki dunia kerja dalam masyrakat. Perbedaan struktur organisasi ini mungkin dapat digambarkan antara lain sebagai berikut : Pada sekolah kejuruan terdapat petugas (koordinator) praktikum, sedangkan pada sekolah umum tidak. Pada sekolah kejuruan terdapat petugas bagian ketenaga kerjaan penempatan alumni, sedangkan pada sekolah umum tidak.
11

c. Besar Kecilnya Sekolah Sekolah yang besar tentulah memiliki jumlah murid, jumlah kelas, jumlah tenaga guru, dan karyawan serta fasilitas yang memadai. Sekolah yang kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal dari ketentuan yang berlaku. Tipe sekolah secara implisit menunjukkan besar kecilnya sekolah yang bersangkutan. Dengan begitu akan mempengaruhi penyusunan struktur organisasi sekolah karena makin besar jumlah murid tentu saja semakin beraneka ragam kegiatan yang dapat dilakukan baik yang bersifat kurikuler maupun kegiatan-kegiatan penunjang pendidikan. d. Letak dan Lingkungan Sekolah Letak sebuah sekolah dasar yang ada di daerah pedesaan akan mempengaruhi kegiatan sekolah tersebut, berbeda dengan sekolah dasar yang ada di kota, demikian pula sekolah lanjutan pertama yang kini mulai didirikan hampir di setiap daerah kecamatan, kegiatan dan programnya tentulah berbeda dengan sekolah-sekolah lanjutan di kota apalagi di kota besar. Ada kecenderungan yang nyata, bahwa sekolah-sekolah di pedesaan lebih berintegrasi dengan masyarakat sekitarnya. Hal ini berakibat pula ada hubungan yang lebih akrab diantara orang tua murid dengan sekolah. Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah mungkin ada dalam lingkungan masyarakat petani, masyrakat nelayan, masyarakat buruh, masyarakat pegawai negeri, dan lain-lain. Perhatikan kelompok masyarakat yang berbeda ini terhadap dunia pendidikan bagi anak-anak mereka di sekolah pasti menunjukkan berbagai variasi perbedaan. Oleh karenanya dalam penyusunan struktur organisasi sekolah, hal-hal tersebut perlu diperhatikan.

12

III.

Manajemen Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola.

Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsifungsi manajemen itu sendiri. Rohiat (2010: 14) mengatakan bahwa manajemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (dalam hal ini sekolah). Sumberdaya tersebut dapat berupa, manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses. Berbeda dengan Rohiat, G.R Terry dalam Yana Wardhana (2007: 7) menyebutkan bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terjadi dari tindakan-tindakan perencanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran dari yang telah ditentukan melalui sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses merencanakan, mengelola (pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian), mengawasi dan mengevaluasi sumberdaya-sumberdaya organisasi untuk menentukan dan mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Manajemen pendidikan diwujudkan dengan menuangkan visi dan misi dalam program-progam, aktivitas-aktivitas, dan mewujudkan langkah berikutnya dengan menyusun progam pelaksanaan dan rencana yang matang. H.A.R Tilaar dalam Yana Wardhana (2007: 9) menyatakan bahwa ada empat bidang prioritas dalam manajemen pendidikan. Empat bidang tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Peningkatan kualitas ; dengan mempersiapkan tenaga-tenaga yang berkualitas dan penyediaan fasilitas-fasilitas pendidikan. 2. Pengembangan inovasi dan kreatifitas ; adanya kerja sama yang kuat antara lembaga pendidikan dan masyarakat. 3. Membangun jaringan ; melalui networking dapat dibangun educational management information system, sehingga sumber-sumber belajar dapat dimanfaatkan secara optimal.

13

4. Pelaksanaan otonomi daerah ; melalui UU No.2 tahun 1998, kepengurusan pendidikan dan kebudayaan diserahkan kepada daerah bahkan kabupaten. Hal ini mempunyai implikasi yang sangat jauh di dalam pengelolaan pendidikan yang lebih dekat kepada kebutuhan masyarakat dan daerah. A. Fungsi Manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai salah satu strategi menanggulangi berbagai persoalan pendidikan dewasa ini. Field dalam Suryadi (2009: 43) menyebutkan bahwa ada tujuh fungsi manajemen di dunia pendidikan/ sekolah. Tujuh fungsi tersebut anatara lain sebagai berikut. 1. Memperkuat organisasi sekolah dan memberikan peta jalan atau arah pendahuluan; 2. Menolong kita untuk dapat bekerja sama sebagai kelompok dan bukan musuh, dengan mengupayakan suatu progam yang akan mengusahakan bukan hanya satu aspek saja dari pendidikan, melainkan menyeluruh; 3. Meningkatkan partisipasi setiap orang untuk terlibat dalam penyelenggaraan sekolah; 4. Mengarahkan para orang tua dan peserta didik untuk membuat saran-saran kepada sekolah; 5. Mengarahkan adanya orang tua angkat dan organisasi pelajar dalam membuat standard mutu pendidikan bagi sekolah; 6. Menciptakan sikap proaktif terhadap peraturan yang ditetapkan sekolah; 7. Mengarahkan dan mengendalikan dampak dari yang kita lakukan terhadap sekolah. Berbeda dengan Field, Ikrimah Maifandi bahwa (dalam terdapat http://ikrimahmaifandi.wordpress.com) mengungkapkan

empat fungsi pokok manajemen pendidikan, yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) Pengawasan, (4) pembinaan. 1. Perencanaan Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu (1)
14

perencanaan

merupakan

upaya

sistematis

yang

menggambarkan

penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumbersumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan, dan (2) perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pelaksanaan Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. 3. Pengawasan Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen. 4. Pembinaan Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. B. Pendekatan-pendekatan dalam Manajemen Pendidikan Rohiat (2010: 17) menyebutkan bahwa delapan pendekatan dalam manajemen pendidikan. Pendekatan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Manajemen adalah kerjasama orang-orang. Secara internal sekolah membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian seperti kepala sekolah sebagai manajer sekolah dengan keahliannya sebagai manajer dan pemimpin, para guru, tenaga bimbingan dan konseling, ketatausahaan, dll. Dalam lingkup eksternal sekolah

15

membutuhkan orang tua/wali murid sebagai stack holder utama yang memercayakan anaknya kepada sekolah. 2. Manajemen adalah suatu proses. Pendekatan ini menekankan perilaku administrative, yaitu kegiatan administrasi. Terdapat lima fungsi administrasi umum, yaitu planning, organizing, staffing, directing, coordinating, dan budgeting. Planning atau perencanaan meliputi kegiatan penetapan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama mencapainya, berapa orang dan biaya yang dibutuhkan. Organizing atau pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan dengan membuat struktur organisasi. Staffing diartikan sebagai menempatkan orang-orang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan keahliannya. Directing atau pengarahan kegiatan yang dilakukan banyak orang dalam waktu yang samasehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Coordinating atau koordinasi adalah kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sehingga tidak terjadi tugas yang sama. Budgeting adalah pendanaan yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan. 3. Manajemen sebagai suatu sistem. Manajemen sebagai suatu sistem mengatur sebuah input, process, output, dan out come. Input atau masukan dalam manajemen pendidikan adalah siswa. Input merupaka sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pembelajaran. Process manajemen pendidikan meliputi pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya terdapat guru, kurikulum, lingkungan, peserta didik, sarana dan prasarana, serta organisasi sekolah. Selain itu proses yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi juga proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tinggi dibandingkan dengan proses-proses yang lain.

16

Output atau keluaran lulusan adalah sesuatu dari hasil proses. Output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khusunya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik, berupa nilai Ujian Semester, Ujian Nasional, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesnian, keterampilan, dan kegiatan ektsrakurikuler lainnya. Outcome merupakan hasil jangka panjang, dampak jangka panjang terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem, penghasilan, pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan dari lulusan untuk berkembang, dan mutu pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan bagan sebagai berikut.
Proses Belajar: Guru,

Input (Peserta Didik)

Kurikulum, Lingkungan, Peserta didik, Sarana dan prasarana, serta Organisasi sekolah

Output (Keluaran Lulusan)

Outcome

.
Gambar 2. Manajemen pendidikan sebagai suatu sistem

4. Manajemen sebagai pengelolaan. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa manajemen sendiri memiki arti pengelolaan. Selain pengelolaan sumberdaya yang dimiliki suatu sekolah, manajemen waktu juga perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5. Kepemimpinan dalam manajemen. Memimpin dapat didefinisikan sebagai kegiatan memengaruhi orangorang untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan meliputi perilaku
17

verbal dan non verbal yang menjadi unsure komunikasi dalam proses pembuatan keputusan-keputusan. 6. Pengambilan keputusan dalam manajemen. Pengambilan keputusan merupakan inti dari kegiatan manajemen. Rohiyat (2010: 20) mengugkapkan bahwa terdapat langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, diantaranya: (1) analisis adanya suatu masalah, (2) memikirkan alternative pemecahan masalah, (3) memilih alternative atau menganalisis alternative keputusan yang menguntungkan dengan resiko paling minimal, (4) menentukan alternative yang terbaik, dan (5) menetapkan keputusan. 7. Komunikasi dalam manajemen. Komunikasi merupakan suatu syaraf sebuah organisasi pendidikan/ sekolah. Komunikasi merupakan suatu upaya yang membuat orang-orang terlibat di dalamnya mengerti dan memahami fungsi dan tugasnya masingmasing. Penyampai pesan, penerima, dan media yang digunakan dalam komunikasi harus ada keserasian sehingga terhindar dari kesalahpahaman. 8. Ketatausahaan dalam manajemen. Ketatausahaan dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu kegiatan yang berhubungan dengan informasi yang dilakukan. Kegiatan menangani informasi meliputi: (1)penanganan surat, (2) penyimpanan arsip, (3) pelayanan informasi, dan (4)surat menyurat. C. Garapan Manajemen Sekolah Dalam melaksanakan kegiatannya, sekolah memiliki berbagai garapan. Oleh karena itu, diperlukan keteraturan dalam melaksanakan kegiatankegiatan tersebut. Hal tersebut tentu tidak lepas dari peran manajemen. Manajemen sekolah memiliki garapan sebagai berikut. 1. Manajemen kurikulum Kegiatan dalam Manajemen pengajaran/kurikulum diantaranya meliputi :
a.

Pengadaan buku kurikulum termasuk pedoman-pedomannya.

18

b.

Penjabaran Penyusunan

tujuan-tujuan

pendidikan, kurikuler

tujuan dan

umum,

tujuan

instruksional, tujuan kurikuler dan tujuan-tujuan khusus.


c.

program-program

kegiatan-kegiatan

tambahannya, termasuk dalam hal ini program tahunan.


d. e. f. g. h.

Pengembangan alat-alat pelajaran. Penyusunan jadwal dan pembagian tugas mengajar. Pengembangan sistem evaluasi belajar. Pengawasan terhadap proses belajar mengajar. Penyusunan norma kenaikan kelas. Masalah-masalah yang cukup sukar yang dihadapi Pimpinan

sekolah dalam bidang kurikuler ini antara lain : pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan dan minat, pengembangan/pembinaan kemampuan guru dalam mengajar serta meningkatkan mutu pengajaran. Manajemen yang berhubungan dengan pengajaran/pembinaan kurikulum antara lain: a. Buku pedoman kerja tahunan. b. Statistik kemajuan belajar. c. Jadwal tahunan/kalender pendidikan. d. Jadwal pelajaran. e. Daftar buku siswa. f. Daftar buku pegangan guru. g. Buku observasi kelas, dsb. 2. Manajemen kesiswaan Manajemen yang berhubungan dengan kesiswaan antara lain : a. Statistik presensi siswa b. Buku laporan keadaan siswa c. Buku induk d. Klapper e. Buku daftar kelas f. Buku laporan pendidikan (raport) catatan pribadi g. Daftar presensi, dsb.
19

3. Manajemen personil/ anggota Manajemen Sumberdaya Manusia Pendidikan mencoba untuk memelajari bagaimana peran bagian kepegawaian atau departemen personalia dalam pengelolaan sumberdaya manusia sehubungan dengan telah berkembangnya profesi kependidikan yang didukung oleh UU Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005. Manajemen personil/anggota disekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah menuntut kemampuan dalam manajemen personil/ anggota. Bidang garapan manajemen personil, antara lain sebagai berikut. a. Memeroleh dan memilih anggota yang cakap. b. Membantu anggota menyesuaikan diri pada tugas barunya. c. Menggunakan anggota dengan lebih efektif. d. Menciptakan kesempatan untuk perkembangan anggota secara berkisenambungan. 4. Manajemen sarana dan prasarana. Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/ material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung mmaupun tidak langsung. Kegiatan perencanaan manajemen (2) sarana dan prasarana (3) meliputi; (1) (4) kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

pengiventarisan, (5) pemeliharaan, dan (6) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan. 5. Manajemen keuangan Manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan

20

keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat Program sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu Pimpinan sekolah perlu terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat. Untuk membina komunikasi sekolah dan masyarakat pimpinan sekolah dapat menggunakan media rapat-rapat, surat, buletin, radio dsb. Ada beberapa hal yang dapat merusak hubungan sekolah dan masyarakat itu antara lain sikap guru maupun pimpinan sekolah yang kurang baik di dalam masyarakat serta mutu sekolah yang rendah. Manajemen yang berhubungan dengan humas antara lain seperti, buku catatan kunjungan orang tua siswa/buku tamu, buku agenda, daftar orang tua siswa 7. Manajemen layanan khusus Manajemen layanan khusus dilakukan untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar tersebut diantaranya harus ditunjang dengan pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, bimbingan konseling, dan kantin sekolah. IV. Kesimpulan Organisasi sekolah adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan tujuan pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu berinteraksi dengan lingkungan. Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Struktur oganisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab. Wewenang yaitu hak untuk memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Dalam organisasi sekolah terdapat struktur organisasi sekolah. Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Struktur
21

oganisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung jawab. Wewenang yaitu hak untuk memerintah orang lain untuk melalukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Terdapat beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun organisasi sekolah. Factor-faktor tersebut antara lain, (1) tingkat sekolah, (2) jenis sekolah, (3) besar kecilnya sekolah, dan (4) letak dan lingkungan sekolah. Manajemen pendidikan diwujudkan dengan menuangkan visi dan misi dalam program-progam, aktivitas-aktivitas, dan mewujudkan langkah berikutnya dengan menyusun progam pelaksanaan dan rencana yang matang. Terdapat empat fungsi pokok manajemen pendidikan, yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) Pengawasan, (4) pembinaan. Terdapat delapan pendekatan dalam manajemen pendidikan, yakni (1) manajemen adalah kerjasama orang-orang, (2) manajemen adalah suatu proses, (3) manajemen sebagai suatu system, (4) manajemen sebagai pengelolaan, (5) kepemimpinan dalam manajemen, (6) pengambilan keputusan dalam manajemen, (7) komunikasi dalam manajemen, dan (8) ketatausahaan dalam manajemen. Manajemen sekolah memiliki garapan yakni antara lain, (1) manajemen kurikulum, (2) manajemen kesiswaan, (3) manajemen personil/ anggota, (4) manajemen sarana dan prasarana, (5) manajemen keuangan, (6) manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, dan (7) manajemen layanan khusus.

22

DAFTAR PUSTAKA Fred, Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Ikrimah, Maifandi. 2012. Fungsi-Fungsi Pokok Manajemen. http://ikrimahmaifandi.wordpress.com. Diunduh 24 Mei 2013. Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama. Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa. Yana, Wardana. 2007. Manajemen Pendidikan untuk Daya Saing Bangsa. Bandung: PT Pribumi Mekar. ------------------. 2013. Teori Organisasi. dalam id.wikipedia.org. Diunduh 24 Mei 2013. dalam

23

You might also like