You are on page 1of 35

Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya.

Pigmen fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b, santofil, karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri. Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada gelombang cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya yang disebut dengan antena yang terdiri dari bermacammacam pigmen, pigmen yang paling banyak pada kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang berwarna hijau yang terdapat pada kloroplast. Pigmen ini berguna untuk melangsungkan fotosintesis pada tumbuhan . Aneka bentuk dan ukuran kloroplast ditemukan pada berbagai tumbuhan (Salisbury and Ross, 1995). Fotosintesis terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena mamiliki kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell, 2002).

Kadar dari klorofil yang terkandung dalam suatu organ tumbuhan dapat diukur dengan metoda spektrofotometer. Sel penutup pada lembaran daun yang mengandung klorofil, didalam stroma pada sel tersebut akan berlangsung fotosintesis yang akan menghasilkan karbohidrat (gula). Gula tersebut menyebabkan potensial osmotik cairan sel yang menurun, potensial air juga akan menurun, dengan peristiwa itu timbul tekanan turgor yang dapat menyebabkan terbentuknya stroma (Kimball, 1988).

Selain klorofil tumbuhan juga membutuhkan cahaya untuk perkembangannya. Terdapat empat macam penerima cahaya yang dikenal dalam mempengaruhi fotomorfogenesis pada tumbuhan. Pertama, fitokrom yaitu diketahui paling kuat menyerap cahaya merah dan juga mampu menyerap cahaya biru. Kedua adalah kriptoksom, yaitu kelompok sejumlah pigmen yang serupa menyerap cahaya biru dan gelombang ultraviolet. Ketiga, penerima cahaya UV yaitu satu atau beberapa senyawa yang tidak dikenal yang menyerap radiasi ultraviolet antara kurang lebih 280-320 nm. Keempat ialah protoklorofilida, yaitu pigmen yang menyerap cahaya merah dan biru, bias tereduksi menjadi klorofil a (Sasmitamiharja, 1990). Klorofil sangat penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan menghasilkan energi. Untuk itu kita perlu mengetahui banyaknya klorofil yang terdapat pada selembar daun dan kandungan dari klorofil itu sendiri. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum mengenai

pigmen fotosintetik ini dengan menggunakan beberapa metoda. Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam plastid. Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran rangkap ditemui hanya pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung ONA dan ribosom yang terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma (Salisbury dan Ross, 1995).

Sel penutup memiliki klorofil dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya matahari dapat melakukan fotosintesis. Terlalu banyak sinar berpengaruh beruk terhadap klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan pada sinar kuat akam berkurang hijaunya dan daun yang kena sinar matahari langsung pada umumnya berwarna hijau kekuningan. Salah satu cara untuk menentukan kadar klorofil daun dengan metoda atau alat spektofotometer. Spektofotometer temasuk dalam analisa kuantitatif yang di dasarkan pada sifat warna larutan yang terjadi, atau merupakan salah satu pembagian kalorimetri. Disini dipakai alat spektrofotometer. Metoda ini dapat digunakan apabila ; sample yang di ukur harus berwarna, kestabilan warna cukup lama, intensitas warna terjadi cukup tajam, warna larutan harus bebas dari gangguan. Warna larutan yang terjadi berbanding lurus dengan kosentrasi larutan (Khopkar, 1990). Cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh daun tidak efektif bagi fotosintesis, sebab untuk menghasilkan perubahan kimia cahaya itu harus diabsorbsi terlebih dahulu. Diketahui bahwa hanya bagian hijau pada tumbuhan yang melaksanakan fotosintesis daun, cukup alasan untuk menduga bahwa hanya bagian pigmen hijau klloroplaslah yang menyerap cahaya yang dipantulkan untuk proses tersebut. Cahaya yang diserap ini dapat ditentukan dengan spektrofotometer (Dwijosepturo, 1980).

Penyerapan relatif untuk setiap panjang gelombang oleh pigmen dapat diukur dengan spektrofotometer. Grafik penyerapan cahaya untuk kisaran panjang gelombang tertentu disebut dengan spektrum serapan (Dermawan, 1983).

Semua plastidtumbuh dari proplastida yaitu benda kecil yang ditemukan pada tumbuhan baik didalam gelap maupun ditempat terang. Plastid membelah sama seperti mitokondria (dan prokariotik). Plastid tidak berwarna biasa disebut leukoplas. Leukoplas yang paling dikenal ialah amiloplas yang mengandung dua atau lebih butir pati. Leukoplas lain berisi cadangan protein (proteinoplas) (Salisbury dan Ross, 1995).

Ada dua macam plastid berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung klorofil dan berbagai pigmen yang menyertainya dan kromoplast yang mengandung pigmen lain (contohnya pigmen merah pada tomat) (Salisbury dan Ross, 1995).

Menurut Noggle dan Fritz (1979), klorofil akan memperlihatkan flouresensi berwarna merah yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah

tua

pada

cahaya

yang

dipantulkan.

Pada proses fotosintesis banyak diperlukan senyawa kimia yang penting dalam mengubah cahaya menjadi energi kimia pada tumbuhan tingkat tinggi, adalah pigmen yang terdapat didalam kloroplas, melalui pigmen inilah cahaya memulai proses fotosintesis. Pigmen tersebut dalam kloroplas yaitu pada membran internal yang disebut tilakoid. Pigmen tersebut adalah klorofil a, klorofil b, dan keratinoid (Sasmitamihardjo, 1990).

Klorofil terdapat didalam kloroplas yang merupakan pigmen yang aktif didalam fotosintesis. Klorofi adalah molekul tetra-spiral yang dihubungkan aleh atom Mg, yang berbrntuk oval yang terkandung dalamnya. Penyerapan yang esensial oleh kloroplas didalam menbran tilakoid. Tiap-tiap foton dapat mengelurakan electron kedalam klorofil, klorofil hijau akan menyerapa warna yang panjang gelombangnya pendek, berenergi tinggi yang efektif dalam fotosintesis. Penyerapan terhadap panjang gelombang relatif bervariasi dan dapat diukur denan menggunakan spektrofotometer. Gambaran dari banyaknya penyerapan dari fungsi panjang gelombang disebut dengan spectrum penyerapan (Dwijoseputro,1980).

Ada 6 tipe klorofil yaitu klorofil a, b, dan c, dorobium serta klorofil 650 dan 660. klorofil a dan b terdapat pada semua organisme yang melakukan fotosintesis. Uluran kloroplas bervariasi pada setiap spesies, pada tanaman tingakat tinggi diameter kloroplas antara 4-6 mm. Kloroplas pad sel polipoid lebih besar dibandingkan tanaman yang selnya bukan polipoid. Perubahan bentuk dan volume kloroplas dapat disebabkan oleh cahaya, keadaan yang gelap kloroplas dapat direduksi dengan penambahan ATP (Devlin,1975). Dwijseputro (1980) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil adalah : faktor pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, Mg, Fe, juga unsure unsure Mn, Cu. Zn, air dan temperatur.

Tiap atom atau molekul yang sedikit berbeda tingkat energinya, setiap substansi menyerap cahaya dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang berbeda. Hal ini bisa ditunjukkan melaluyi spektrum penyerapan, dimana ditujukan selama penyerapan sinar pada tiap gelombangnya, sebagai contoh, klorofil a sangat kuat pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah, dan paling rendah pada panjang gelombang 430 nm pada sinar biru.. Ketika gelombang itu berpindah, maka sinar yang ada disebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa llita lihat (Devlin, 1975).

Spectrum absorbsi klorofil a dan klorofil b berbeda. Cahaya yang tidak cukup absorbsi oleh klorfil a panjang gelombang 460 nm akan ditangkap oleh klorofil b yang mempunayi absorbsi yang kuat pada panjang gelombang tersebut. Jadi kedua jenis klorofil ini saling melengkapi dalam mengabsorbsikan cahaya matahari. Daerah spectrum antara 500 nm dan

600 nm sanagt lemah absorbsi oleh klorofil, tetapi hal demikian tidak menjadi masalah bagi kebanyakkan tanaman hijau (Striyer, 1996).

Kloroplas dikelilingi system daun atau selimut membran ganda yang mengatur lalu lintas molekul keluar masuk dalam kloroplas. Didalam kloroplas dijumpai bahan tanaman berbentuk amof, sel dan kaya enzim yang disebut stroma. Stroma ini mengandung berbagai enzim yang merubah CO2 menjadi karbohidrat khususnya pati. Didalam stroma ada tilakoid yang mengandung pigmen ,disinilah energi dari cahaya matahari digunakan untuk mengoksidasi H2O dan menbentuk ATP dan NADPH yang kaya energi yang diperlukan oleh stroma untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat (Salisbury and Ross, 1995). Pada daun muda terjadi fotosintesis yang aktif sehingga menbutuhkan klorofil yang banyak. Klorofil tersebut akan menyerap cahaya yang berenergi tinggi sehingga fotosintesis terjadi lebih aktif. Daun muda juga mendapatkan transfer klorofil melalui eksitasi dari daun tua (Dwijoseputro,1980). Sebagian besar spesies mengabsorbsi lebih dari 90% panjang gelombang biru. Panjang gelombang lembanyung dan merahyang diabsorbsi juga dilakukan oleh kloroplas. Dalam tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu electron dalam korotenoid atau klorofil (Darmawan, 1983).

Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama pigmen didalamnya yaitu klorofil a, dan klorofil b, berwarna hijau karena bnayak menyerapa warna lembayung dan merah dan memancarkan sinar hijau, selain klorofil da xantofil dan karoten. Benda-benda berwarna menyerap cahaya dengan berbagai panjang gelombang sampai pada tingkat tertentu, dan warna yang timbul pada warna tersebut adalah cahaya yang diserap paling sedikit. Pada proses fotosintesis warna yang paling sedikit diserap adalah warnadengan cahaya hijau, warna inilah tersebar dipantulkan oleh tumbuhan sehingga tampak warna hijau (Sastamitamihardjo,1990). Klorofil dibentuk dari kodensasi suksinil CoA beserta dengan asama amino glisin menjadi suatu senyawa. Setelah melalui beberapa tahap reaksi, selanjutnya dengan adanya fitol dan enzim klorofilase dirubah menjadi klorofil. Pada klorofil a terdapat gugusan metal, sedangkan pada klorofil b terdapat gugusan aldehid (Darmawan, 1983).

Kloroplas berasal dari proplastid keci (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tidak berwarna, dengan sedikit ataupun membrane dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tidak terbuahi, sperma tidak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloropals muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas

terpanjang pada cahaya. Jadi, tiap sel dewasa sering terkandung beberapa ratus kloroplas yang terdapat pigmen klorofil membantu proses fotosintesis organisme (Salisbury and Ross, 1995). Klorofil tidak larut dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter, aseton, bensol dan klorofrom. Untuk memisahkan klorofil a dan klorofil bbeserta pigmen- pigmen lain karotin, xantofil, organ menggunakan suatu teknik spektrofotometri. Kalau kita perhatikan suatu larutan zat yang berwarna. Makin pekat larutan tadi makin banyak menyerap cahaya sehingga kelihatan makin gelap. Adanya hubungan antara penyerapan cahaya dengan kosentrasi larutan merupakan prinsip dasar dari penggunaan spektrofotometer yang menggunakan cahaya monokromatik (Seitz,1987).

Terjadinya klorofil dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu factor pembawa (gen), jika gen ini tidak ada, tanaman akan tampak putih (albino). Factor kedua adalah cahaya. Jika cahaya terlalu kuat, klorofil akan berkurang hijaunya. Factor yang ketiga adalah oksigen dan factor lainnya adalah karbohidrat, nitrogen, magnesium, mangan, coprum, zink, air, dan temperature (Dwijoseputro, 1985).

Perbedaan klorofil a dan b adalah pada atom C3 terdapat gugusan metil untuk klorofil a dan aldehid untuk klorofil b. karena itu keduanya mempunyai penyerapan gelombang cahaya yang berbeda. Peranan pigmen klorofil adalah dalam reaksi fotosistem. Klorofil mempunyai banyak electron yang mampu berpindah ke orbit eksitasi karena menyerap cahaya (Nurdin, 1997). Pembentukan klorofil dalam tubuh tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : factor pembawaan (gen), cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, magnesium dan besi serta air dan temperature, dimana temperature yang baik untuk pembentukan klorofil yaitu 3-48oC (Dwijoseputro, 1994)

Klorofil dibentuk dari kondensasi suksinil Co-A dan asam amino glisin menjadi senyawa yang tidak stabil yaitu asam amino glisin menjadi senyawa asam amino ketoda di dapat, kemudian melalui dekarboksilasi dan diubah menjadi asam amino lovalenat dikatalis oleh enzim amino lovalenat sintetase dengan adanya pridoksal posfat dan cahaya (Nurdin, 1997). Dibungkus oleh dua lapis membrane yaitu membrane luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang intermembran. Membrane luar datar, sedangkan membrane dalam melebar dan melipat ke arah dalam membentuk tumpukan seperti kantong-kantong yang disebut tilakoid. Tumpukan tilakoid yang sejajar disebut granum, satu granum terdiri dari 2100 tilakoid. Didalam setiap tilakoid terdapat ruang yang disebut lumen yang berisi garam pelarut (Nurdin, 1997).

Kloroplas merupakan organel yang berbentuk lensa dan berukuran kira-kira dua micrometer dikali lima micrometer. Kloroplas ini dilingkupi oleh dua membrane yang dipisahkan oleh ruang inter membran yang sempit. Membran dalam melingkupi cairan yang disebut stroma. Stroma mengelilingi ruangan ketiga, yang dibatasi oleh membrannya sendiri (membrane tilakoid). Diseluruh kloroplas, kantung tilakoid ditumpuk membentuk grana yang dihubungkan satu sama lain oleh tubula tipis diantara masing-masing tilakoid (Campbell, 2002). Tiap kloroplas mengandung 40-60 granum dan ada juga yang tidak pakai grana seperti pada kloroplas seludang ikatan pembuluh. Membrane tilakoid sama dengan membrane lain disusun oleh lipid dan protein, disamping adanya pigmen-pigmen fotosintetik dan senyawa-senyawa pembawa electron lainnya. Kloroplas sama dengan mitokondria, juga punya DNA, ribosom dan RNA sendiri yang berguna untuk membentuk polipeptida dan protein tertentu bersama dengan DNA inti (Nurdin, 1997).

Peran Klorofil pada fotosintesis Posted September 9, 2011 by andreparera in Nature, Uncategorized. 1 Komentar Sebelumnya kita mempelajari peran klorofil pada proses fotosintesis,ada baiknya kita pahami dulu apa,bagaimana dan dimana proses fotosintesis itu FOTOSINTESIS Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Secara fisiologis, umumnya tanaman memiliki kemampuan untuk menggunakan zat-karbon dari

udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman tersebut. Peristiwa ini hanya dapat berlangsung ketika ada cukup cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga sebagai fotosintesis. Lengkapnya kita katakan, bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses, dimana zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organic karbohidrat dengan pertolongan sinar/cahaya/foto. Peristiwa fotosintesis dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia sebagai beriktut: 6 CO2 + 6 H2O + energi cahaya C6H12O6 + 6 O2 Peristiwa ini hanya berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil, karena mampu menangkap energi cahaya. Fotosintesis selain menghasilkan karbihidrat juga menghasilkan gas oksigen yang merupakan bahan vital untuk melaksanakan respirasi aerob. CO2 yang digunakan untuk fotosintesis sama jumlahnya dengan oksigen yang dihasilakan selama proses fotosintesis. Molekul glukosa yang terbentuk kemudian bergabung dan membentuk tepung (amilum) dengan rumus kimia (C6H10O5)n . Persamaan reaksi kimia fotosintesis belum dapat menujukkan adanya produk antara dan tahapan fotosintesis. Ada 2 macam fotosintesis menurut ada tidaknya cahaya :

Reaksi terang : 2 H20 > 2 NADPH2 + O2 Reaksi gelap sebagai berikut :

12 NADPH + 18 ATP+6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 12 NADP +18 P + 6H2O Reaksi terang merupakan fotosintesis saat adanya cahaya matahari dengan menghasilkan energi untuk kegiaatan fotosintesis saat gelap bisa disebut juga reaksi gelap yang menghasilkan karbohidrat. Peran klorofil dalam fotosintesis klorofil a dan klorofil b berperan dalam proses fotosintesis.

Proses fotosintesis terdiri dari 2 reaksi yakni reaksi terang dan reaksi gelap. Fungsi klorofil yakni:

1. Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi terang menjadi

oksigen

dan

hidrogen.

2.sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia di daun. 3.menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.

4.menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi. Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang paling banyak mengarbsorbsi warna biru dan Sinar Biru matahari + = Sinar ultraviolet merah = = Sinar ungu. ultraungu Ungu

Jadi klorofil merupakan pigmen warna yang paling efektif dalam mengarbsorbsi sinar matahari. Selanjutnya sinar matahari tersebut digunakan dalam reaksi fotosintesis sebagai energi aktivasi reaksi.

KLOROFIL DAN PROSES FOTOSINTESIS Posted: April 7, 2011 in Referens 0

KLOROFIL

Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros artinya hijau dan phyllos artinya daun. Ini diperkenalkan tahun 1818, dimana pigmen tersebut diekstrak dari tumbuhan dengan menggunakan pelarut organik. Hans Fischer peneliti klorofil yang memperoleh nobel prize winner pada tahun 1915 berasal dari technishe hochschule, munich germany. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Dalam proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya.

Klorofil menyerap cahaya berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm. Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil-a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid. Karotenoid ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a untuk diserap digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula dengan klorofil-b.

chlorophyll

FOTOSINTESIS

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.Fotosintesis juga berjasa

menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Secara fisiologis, umumnya tanaman memiliki kemampuan untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman tersebut. Peristiwa ini hanya dapat berlangsung ketika ada cukup cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga sebagai fotosintesis. Lengkapnya kita katakan, bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses, dimana zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organic karbohidrat dengan pertolongan sinar/cahaya/foto. Peristiwa fotosintesis dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia sebagai beriktut: 6 CO2 + 6 H2O + energi cahaya C6H12O6 + 6 O2 Peristiwa ini hanya berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil, karena mampu menangkap energi cahaya. Fotosintesis selain menghasilkan karbihidrat juga menghasilkan gas oksigen yang merupakan bahan vital untuk melaksanakan respirasi aerob. CO2 yang digunakan untuk fotosintesis sama jumlahnya dengan oksigen yang dihasilakan selama proses fotosintesis. Molekul glukosa yang terbentuk kemudian bergabung dan membentuk tepung (amilum) dengan rumus kimia (C6H10O5)n . Persamaan reaksi kimia fotosintesis belum dapat menujukkan adanya produk antara dan tahapan fotosintesis. Ada 2 macam fotosintesis menurut ada tidaknya cahaya :

Reaksi terang : 2 H20 > 2 NADPH2 + O2 Reaksi gelap sebagai berikut :

12 NADPH + 18 ATP+6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 12 NADP +18 P + 6H2O Reaksi terang merupakan fotosintesis saat adanya cahaya matahari dengan menghasilkan energi untuk kegiaatan fotosintesis saat gelap bisa disebut juga reaksi gelap yang menghasilkan karbohidrat.

Cahaya yang Dibutuhkan Tanaman Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman Sinar matahari yang tampak putih di mata kita merupakan kumpulan dari berbagai jenis spektrum warna (pelangi). Tanaman umumnya menggunakan hampir semua spektrum warna yang ada walau paling banyak yang digunakan adalah spektrum warna biru dan merah.

Ketika cahaya melewati air, intensitas akan menurun tapi beberapa spektrum warna dapat melewati air dengan mudah. Gelombang cahaya pendek lebih energik dibandingkan gelombang cahaya yang lebih panjang dan karena itu cahaya yang lebih energik akan melewati air lebih mudah dan cepat. Gelombang yang kurang energik akan lebih lambat melewati air dan akhirnya habis terserap air. Lampu berenergi tinggi yang mempunyai gelombang cahaya yang pendek (biru dan ultraviolet) tidak akan cepat terserap, sehingga tanaman akan menerima spektrum cahaya biru lebih banyak dibandingkan merah. Pigmen klorofil untuk fotosintesis yang digunakan oleh tanaman secara umum, menangkap hampir semua cahaya biru dan merah, walaupun akan lebih efisien menangkap cahaya merah di 650-670 nm. Cahaya biru digunakan hampir sebanyak cahaya merah karena lebih mudah

mendapatkannya, lebih kuat di cahaya matahari dan lebih mudah melewati air. Dalam aquarium, cahaya buatan harus lebih banyak mengandung warna merah walau mungkin menghasilkan warna yang kurang menarik bagi mata. Cahaya buatan dengan banyak warna biru dan merah akan lebih enak dipandang dan memberikan cahaya yang cukup bagi tanaman. Perlu diingat, cahaya biru yang kuat bisa membantu pertumbuhan lumut, sehingga perhatikan keseimbangan cahaya biru dan merah.

Warna yang kita lihat dari sebuah benda dihasilkan dari pantulan warna dari permukaan benda tersebut, sedangkan spektrum warna lain diserap oleh benda tersebut. Tanaman hanya menggunakan sebagian spektrum warna yang spesifik, umumnya spektrum warna yang paling banyak tersedia. Warna dari daun memberikan informasi penting mengenai kebutuhan cahaya. Umumnya tanaman berwarna hijau, tapi beberapa juga mempunyai daun merah dan coklat.

Daun

berwarna

hijau

tua

Tanaman dengan daun hijau tua menandakan tanaman menyerap spektrum hijau lebih sedikit dibandingkan spektrum warna lain. Ini menandakan banyaknya klorofil di daun yang menyebabkan tanaman mengambil keuntungan maksimal yang diberikan oleh cahaya yang ada (dalam kondisi cahaya rendah/minim). Tanaman berdaun hijau tua terbiasa hidup di kondisi cahaya rendah dan tidak membutuhkan cahaya tinggi. Tanaman jenis ini mengeluarkan daun baru berwarna hijau muda karena belum mempunyai klorofil sebanyak daun tuanya. Daun berwarna hijau muda

Tanaman dengan daun hijau muda kurang efisien dalam berfotosintesis dan mempunyai pigmen fotosintesis disebut klorofil dalam jumlah sedikit. Tanaman berdaun hijau muda membutuhkan cahaya terang untuk mengkompensasi kekurangan klorofil dalam jaringan tubuhnya.

Daun

berwarna

merah

Spektrum merah biasanya merupakan area dimana tanaman sensitif untuk fotosintesis, walau tanaman berdaun merah memantulkan warna merah, bukan menyerapnya. Perubahan warna ini disebabkan kenyataan tanaman menggunakan pigmen carotenoid yang kurang efisien menangkap sinar dibandingkan daun dengan klorofil hijau. Untuk mengkompensasi kekurangan warna merah, tanaman harus menerima spektrum warna hijau dan biru lebih banyak sehingga membutuhkan cahaya lebih tinggi. Beberapa tanaman bisa merubah pigmen yang dibutuhkan untuk fotosintesis . Dalam hal ini, tanaman berdaun merah bisa berubah menjadi hijau jika cahaya kurang. FOTOSINTESIS

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman sangatlah dekat karena cahaya matahari dan tanaman ada kaitannya dalam proses fotosintesis. Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan (memancarkan cahayanya) kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi dalam bentuk energi radiasi. Dikatakan radiasi karenak aliran energy yang berada pada matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk seperti gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya panjang gelombang tersebut dinyatakan dalam micron. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang, sedangkan bagi tumbuhan dan organism yang berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk melakukan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO dan air untuk membentuk karbohidrat. Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian yang serius karena cahaya juga merupakan salah satu factor dalam fotosintesis. Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi.

Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau (yang berkklorofil) dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. Proses fotoseintesis ialah proses dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil berada pada organel yang disebut dengan kloroplas. Klorofil tersebut akan menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Sel mesofil ada dua, yaitu mesofil palisade dan mesofil sponge. Kemudian cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastida serta dalam vakuola. Tipetipe plastida ialah kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Kloroplas memiliki warna hijau sebagai akibat adanya pigmen klorofil yang lebih banyak. Kromoplas memiliki warna kuning, jingga, atau merah karena pigmen karotenoid. Leukoplas adalah plastida yang tidak berpigmen dan biasanya terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya. Warna hijau ditimbulkan oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas. Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning sampai merah, tetapi ditutupi oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika hanya terdapat sedikit atau tidak ada klorofil sama sekali.

1.2 Tujuan 1. 2. Untuk mengetahui pengaruh kehadira cahaya dalam proses fotosintesis Untuk melihat macam pigmen yang terdapat di dalam daun serta mempelajari sifatsaifatnya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dan oksigen dengan bantuan cahaya matahri. Proses fotosintesis terjadi pada pigmen fotosintesis. Tanpa pigmen tersebut, tanaman tidak mampu melakukan fotosintesis (Ferdinand dan Moekti, 2007). Fotosintesis

dipengaruhi oleh cahaya matahari, tahap pertumbuhan tanaman, pigmen penyerapan cahaya, suhu, fotosintat ketersediaan CO2 dan H2O Anonim, 2012(dalam Surtinah, 2012). Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan generatif berhubungan dengan tingkat fotosintesis yaitu sumber energi bagi proses pembungaan yang juga melalui mekanisme hormon tanaman (Astuti dan Sri, 2010). Tidak semua cahaya diserap pada tanaman hanya panjang gelombang tertentu cahaya diserap pada tanaman dan itu menurut kebutuhan tanaman masing-masing. Pigmen-pigmen yang ada pada tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta dalam vakuola. Salah satu pigmen pada daun yaitu klorofil. Klorofil ini terletak pada kloroplas. Nama lain dari klorofi adalah zat hijau daun. Adanya pigmen klorofil akan memberi ciri warna hijau pada daun dan atau batang tanaman. Menurut Abidin, 1984, Lakitan, 2001 dalam Widowati (2011), pigmen ini terdapat di dalam kloroplas, yang akan menyebabkan sel-sel memiliki kemampuan menyerap energi cahaya. sehingga terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan gula atau karbohidrat. Dan adapun sifat-sifat kimia yang ada di dalam klorofil. Sifat kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform; (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat Dwidjoseputro, 1994 (dalam Ai dan Yunia, 2011). Klorofil juga dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu klorofil-a, b, dan c. Ketiga jenis klorofil ini sangat penting dalam proses fotosintesis tumbuhan yaitu suatu proses yang merupakan dasar dari pembentukan zat-zat organik di alam(Rasyid, 2009). Klorofil a dan b menunjukkan absorpsi yang sangat kuat untuk panjang gelombang biru dan ungu, jingga dan merah (lembayung) dan menunjukkan absorpsi yang sangat kurang untuk panjang gelombang hijau dan kuning hijau (500-600 nm) Sasmitamihardja dan Siregar, 1996 ( dalam Ai, 2012).Selain pigmen klorofil pada daun, daun juga mempunyai pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman (Abdurahman, 2006). Pigmen antosianin sering muncul pada bagian mahkota bunga. Pada daerah asam akan terdapat mahkota bunga yang berwarna merah. Jika tanaman tumbuh pada tempat yang bersifat basa, maka mahkota tanaman akan berwarna biru ataupun ungu. Antosianin berperan aktif dalam penangkapan cahaya. Antosianin merupakan golongan senyawa glikosida (Angkasa, dkk, 2007). Flavonoid adalah pigmen yang antara lain berupa antosianin yaitu

pigmen yang memberikan tampilan warna ungu, biru, atau merah ; antosianin yaitu pigmen yang memberikan warna kuning atau putih, serta tanin pigmen yang tidak berwarna atau berwarna coklat (Pitojo dan Hesti, 2007).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan praktikum Agrobiologi pada acara 2, yaitu tentang fungsi cahaya dan pigmen dalam fotosintesis yang dilaksanakan pada hari Sabtu,16 Maret 2012, di laboratorium fisiologi tumbuhan, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan 1. Daun tanaman acalipa (merah-putih-hijau) 2. Daun ketela pohon 3. CaCO3 4. Aseton 5. Larutan I2KI 6. Aquadest 7. Petroleum eter 8. Alkohol 9. Larutan HCl dan NaOH

3.2.2 Alat

1. Mortir dan stamper 2. Neraa analitis 3. Gelas arloji 4. Corong pemisah 5. Beaker glass 6. Tabung reaksi 7. Pinset 8. Bunsen 9. Kaki tiga 10. Penjepit kayu 11. Cutter

3.3 Cara Kerja 3.3.1 Pengaruh cahaya dalam Fotosintesis 1. Menyiapkan daun ketela pohon yang muda dan telah berkembang penuh (the youngest fully expanded leaves) dan memperkirakkan mendapat cahaya matahari secara langsung. 2. 3. Menutup sebagian daun ketela pohon tersebut dengan kertas karbon selama 2-3 x 24 jam. Mengambil daun tersebut, kemudian memotong ruas daun sehingga memperoleh bagian yang tertutup dan tidak. 4. Menyiapkan beberapa tabung reaksi, kemudian mengisi 5-10 ml alkohol 96% dan memasukkan potongan-potongan daun tersebut 5. Memanaskan air di dalam beaker glass 1000 ml, kemudian memasukkan tabung reaksi berisi potongan daunt tersebut dan menunggu sampai daun berwarna pucat. 6. Mengambil daun yang telah berwarna pucat kemudian meletakkan pada gelas arloji

7.

Menguji daun yang telah berwarna pucat dengan meneteskan larutan I2KI. Mengamati warna yang tampak

3.3.2 Pengaruh Pigmen dalam Fotosintesis 1. Menyiapkan daun acalypa yang muda dan telah berkembang penuh (the youngest fully expanded leaves) dan memiliki warna putih dan hijau. 2. Mengambil daun tersebut, kemudian membuat potongan sehingga memperoleh kedua bagian warna tersebut. 3. Menyiapkan beberapa tabung reaksi, kemudian mengisikan 5-10 ml alkohol 96% dan memasukkan potongan-potongan daun tersebut 4. Memanaskan air di dalam beaker glass 1000 ml, kemudian memasukkan tabung reaksi berisi potongan daun tersebut dan menunggu sampai daun berwarna coklat. 5. 6. Mengambil daun yang telah berwarna pucat kemudian meletakkannya pada gelas arloji. Menguji daun yang telah berwarna pucat dengan meneteskan larutan I2KI. Mengamati warna yang tampak

3.3.3 Pemisahan pigmen 1. 2. 3. Menimbang 1 g daun tanaman yang telah ditentukan Menumbuk daun dengan mortar dan stamper serta memberi sedikit CaCO3 Menambahkan 20cc aseton. Menyaring larutan aseton yang berwarna hijau gelap dengan kertas filter untuk menghasilkan sisa-sisa saringan 4. Menyiapkan corong pemisah dan mengisi dengan 10-25 cc petroleum eter dan meletakkannya berdiri. 5. Mengisi 10-15 cc larutan aseton dalam corong pemisah dan mencampur secara perlahanlahan. Menunggu hingga terjadi perubahan warna. 6. Memisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1 Pemisahan pigmen Bahan Acalypa merah Acalypa hijau + + Klorofil-a + Klorofil-b + Anthoxianin + Karoten + Xantophyl +

4.1.2 Pengaruh cahaya Bahan Acalypa Bagian Kuning Hijau Singkong Tertutup Terbuka Kondisi warna ++ (lemah) ++++ (sangat kuat) +++ (agak kuat) ++++ (sangat kuat)

Keterangan: ++++ : sangat kuat +++ ++ + : agak kuat : lemah : sangat lemah

4.2 Pembahasan Proses fotosintesis merupakan hal yang paling penting bagi tumbuhan hijau (berklorofil) untuk memproduksi karbohidrat yang berupa glukosa. Proses fotosintesis di bantu oleh

cahaya matahari untuk mengubah senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik (karbohidrat dan oksigen). Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis yaitu suhu, CO2, dan cahaya dan faktor yang paling utama adalah cahaya matahari. Jika tidak ada cahaya maka tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Pada dasarnya pada intensitas cahaya tertentu maka kenaikan intensitas akan menaikkan proses fotosintesis. Jika terlalu tinggi cahaya yang ada maka dapat merusak klorofil dan mengurangi kecepatan proses fotosintesis. Di dalam praktikum ini, sebelum praktikum kita mengambil daun ketela dan diberi dua perlakuan yaitu dengan cara ditutup dengan kertas karbon dan tidak ditutup dengan karbon. Mengusahakan menutup daun ketela ditutup dengan kertas karbon pada saat matahari tidak terbit yaitu dengan tujuan daun itu tidak sedang melakukan fotosintesis. Tujuan daun ditutup dengan kertas karbon agar kita mengetahui apakah daun yang tertutupi karbon dapat menghasilkan karbohidrat.. Karbohidrat yang terbentuk dalam proses fotosintesis sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Di dalam hasil pengamatan, setelah ditetesi larutan I2KI terdapat data bahwa bagian daun ketela yang tertutup kertas karbon warnanya lebih lemah (pucat) daripada bagian daun pohon yang tidak ditutupi dengan kertas karbon. Daun ketela yang tidak tertutup kertas karbon akan berwarna biru kehitaman pada saat ditetesi larutan I2KI, sedangkan bagian daun yang tertutup kertas karbon akan berwarna coklat. Jika warna daun yang setelah ditetesi larutan I2KI dan berwarna biru kehitaman maka daun tersebut menghasilkan karbohidrat dan karbohidrat sendiri merupakan hasil dari fotosintesis.. Di dalam proses fotosintesis juga di perlukan pigmen untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Di dalam tubuh tumbuhan terdapat bermacam-macam pigmen. Macam pigmen tersebut memiliki peran yang berbeda dalam menyerap energi cahaya. Pada gelombang tertentu cahaya dapat diserap oleh tumbuhan yaitu sekitar 360 nm-700 nm. Ada 4 macam pigmen yang berada di daun yaitu klorofil, anthoxianin, karotenoid (karoten dan xantophyl). Klorofil dibagi menjadi dua yaitu klorofil-a dan klorofil-b. Klorofil-a memberi warna hijau kebiruan sedangkan klorofil-b memberi warna hijau kekuningan. Anthoxianin akan berwarna merah pada saat kondisi asam dan akan berwarna biru pada saat kondisi basa. karotenoida biasanya banyak terdapat pada tumbuhan yaitu -karoten dan lutein. Karotenoida dibagi menjadi dua, yaitu karoten yang menyebabkan warna jingga dan xantophyl berwarna kuning.

Di dalam praktikum telah diketahui data bahwa acalypa merah meiliki klorofil-a, klorofil-b, anthoxianin, karoten, dan xantophyl sedangkan pada acalypa merah hanya terdapat klorofil-a dan klorofil-b. Untuk mengetahui cara adanya pigmen yang ada di daun yaitu dengan cara melihat warna kertas saring yang telah mengalami proses pemisahan. Warna klorofil pada acalypa hijau dan pada daun singkong terbuka lebih pekat daripada acalypa kuning dan daun singkong tertutup. Daun acalypa hijau daun terbuka pigmennya lebih pekat, karena pada acalypa hijau dan daun terbuka mengalami fotosintesis dan memiliki jumlah klorofil lebih banyak daripada acalypa kuning dan daun singkong tertutup. Sedangkan fotosintesis juga membutuhan klorofil untuk menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Pada uji coba pemisahan pigmen yaitu dengan cara memotong bagian daun acalypa yang dibutuhkan kemudian menumbuk daun acalypa hingga halus dan menambahkan CaCO3 pada daun tersebut. Menyiapkan kertas saring untuk menyaring sari daun tersebut dan memasukkan sari tersebut kedalam corong pemisah dan memberikan eter. Menunggu sampai pigmen tersebut terpisah dan ambil pigmen daun yang dibutuhkan. Untuk menguji kandungan pigmen tersebut yaitu dengan cara melihat warna yang ada di kertas saring. Untuk menguji daun singkong tertutup dan terbuka yaitu dengan cara menyiapkan daun yang diperlakukan menjadi dua perlakuan yaitu daun singkong terbuka dan daun singkong tertutup kemudian menyiapkan tabung reaksi dan mengisi dengan alkohol dan memasukkan daun tersebut. Memanaskan air di dalam beaker glass kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi potongan daun dan menunggu hingga daun berwarna coklat. mengambil daun yang berwarna pucat dan meletakkannya pada gelas arloji dan meneteskab larutan I2KI (iodium). Pada data praktikum menandakan bahwa daun yang tertutup kertas karbon berwarna pucat dari pada daun singkong tertutup karena di daun singkong tertutup tidak mengalami fotosintesis.

Terkadang ada pertanyaan : Tumbuhan bisa berfotosintesis karena mengandung klorofil yang berwarna hijau, sehingga daun berwarna hijau. Lalu bagaimana jika daun tumbuhan tertentu berwarna merah atau kuning, apakah tumbuhan tersebut bisa berfotosintesis. Jawabannya adalah :

Ya,tumbuhan tersebut masih bisa berfotosintesis. Di daun terdapat sel sel mesofil yang banyak mengandung kloroplas. Di dalam kloroplas terdapat klorofil (zat hijau daun). Di dalam kloroplas tidak hanya terdapat klorofil yang menjadi zat penyebab warna hijau daun. Tetapi di dalam kloroplas terdapat juga figmen figmen warna yang lain yaitu carotenoids, phycocyanin, phycoerythrin, dan fucoxanthin. Masing masing figmen tersebut memiliki warna yang berbeda-beda dan di setiap daun mempunyai satu jenis kloroplas yang dominan. Kebayakan daun mengandung klorofil, karena itulah daun berwarna hijau. Sebagian besar klorofil terdapat di daun, namun pada bagian-bagian tanaman lain seperti akar, batang, buah, biji, dan bunga juga terdapat klorofil dengan jumlah terbatas. Distribusi klorofil pada daun berbeda-beda. Klorofil di pangkal daun akan berbeda dengan klorofil di bagian ujung, tengah, dan tepi daun. Perbedaan jumlah klorofil ini akan menunjukkan perbedaan warna daun. Semakin hijau warna daun maka semakin tinggi kandungan klorofilnya. Pada jenis daun yang memiliki jumlah klorofil sedikit, sehingga warnanya tidak hijau. Misalnya, tumbuhan yang mengandung banyak carotenoids akan memiliki daun yang berwarna kuning ke orangenan. Meskipun strukturnya berbeda dengan klorofil, namun carotenoids dan lainnya juga memiliki fungsi yang sama dalam melangsungkan proses fotosintesis. Pada daun terdapat beberapa komponen yang memberikan penampilan pada warna daun yaitu sebagai berikut : 1. Klorofil yang menghasilkan warna hijau untuk proses fotosintesis, 2. karotenoid (karoten dan atau xanthofil) yang memberi warna oranye atau kuning, 3. Tannin yang memberikan warna kuning keemasan, 4. Anthocyanin yang memberi warna merah atau ungu. Klorofil dan karotenoid berada di dalam daun selama musim panas dengan jumlah yang lebih banyak dan menutupi warna karotenoid, sehingga sebagian besar daun berwarna hijau. Anthocyanin diproduksi sebagai hasil dari glukosa yang terjebak dalam daun ketika pembuluh darah daun tersebut tertutup. Gula ini kemudian akan pecah karena terkena cahaya matahari dan menghasilkan pigmen berwarna merah dan ungu. Pada kondisi eksisting tidak

semua daun tanaman selalu berwarna hijau, daun dapat berwarna kuning, merah, bahkan cenderung biru. Hal tersebut disebabkan adanya zat terlarut yang dapat menghasilkan warna tertentu. Beberapa diantaranya adalah Anthocyanin dan Anthoxanthin. Anthocyanin berada di sitoplasma dan menimbulkan warna merah muda, merah tua, dan biru. Warna daun akan berubah mengikuti derajat keasaman (pH) lingkungan. Semakin asam (pH rendah) lingkungan akan muncul warna merah, sebaliknya semakin basa (pH tinggi) akan muncul warna biru pada daun. Anthoxantin juga berada di sitoplasma tetapi warna yang dihasilkan adalah kuning muda hingga kuning tua. Kondisi dimana kedua zat ini bercampur di sitoplasma dan menghasilkan warna yang tidak sesuai dapat disebut ko-pigmentasi.

Sumber:

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2349549-bagaimana-fotosintesis-

pada-tumbuhan-yang/#ixzz2Uyco61tP Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b, santofil, karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri. Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada gelombang cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya yang disebut dengan antena yang terdiri dari bermacammacam pigmen, pigmen yang paling banyak pada kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang berwarna hijau yang terdapat pada kloroplast. Pigmen ini berguna untuk melangsungkan fotosintesis pada tumbuhan . Aneka bentuk dan ukuran kloroplast ditemukan pada berbagai tumbuhan (Salisbury and Ross, 1995).

Fotosintesis terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena mamiliki kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energy cahaya yang menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell, 2002).

Kadar dari klorofil yang terkandung dalam suatu organ tumbuhan dapat diukur dengan metoda spektrofotometer. Sel penutup pada lembaran daun yang mengandung klorofil, didalam stroma pada sel tersebut akan berlangsung fotosintesis yang akan menghasilkan karbohidrat (gula). Gula tersebut menyebabkan potensial osmotik cairan sel yang menurun,

potensial air juga akan menurun, dengan peristiwa itu timbul tekanan turgor yang dapat menyebabkan terbentuknya stroma (Kimball, 1988).

Selain klorofil tumbuhan juga membutuhkan cahaya untuk perkembangannya. Terdapat empat macam penerima cahaya yang dikenal dalam mempengaruhi fotomorfogenesis pada tumbuhan. Pertama, fitokrom yaitu diketahui paling kuat menyerap cahaya merah dan juga mampu menyerap cahaya biru. Kedua adalah kriptoksom, yaitu kelompok sejumlah pigmen yang serupa menyerap cahaya biru dan gelombang ultraviolet. Ketiga, penerima cahaya UV yaitu satu atau beberapa senyawa yang tidak dikenal yang menyerap radiasi ultraviolet antara kurang lebih 280-320 nm. Keempat ialah protoklorofilida, yaitu pigmen yang menyerap cahaya merah dan biru, bias tereduksi menjadi klorofil a (Sasmitamiharja, 1990). Klorofil sangat penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan menghasilkan energi. Untuk itu kita perlu mengetahui banyaknya klorofil yang terdapat pada selembar daun dan kandungan dari klorofil itu sendiri. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum mengenai pigmen fotosintetik ini dengan menggunakan beberapa metoda. Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam plastid. Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran rangkap ditemui hanya pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung ONA dan ribosom yang terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma (Salisbury dan Ross, 1995).

Sel penutup memiliki klorofil dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya matahari dapat melakukan fotosintesis. Terlalu banyak sinar berpengaruh beruk terhadap klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan pada sinar kuat akam berkurang hijaunya dan daun yang kena sinar matahari langsung pada umumnya berwarna hijau kekuningan. Salah satu cara untuk menentukan kadar klorofil daun dengan metoda atau alat spektofotometer. Spektofotometer temasuk dalam analisa kuantitatif yang di dasarkan pada sifat warna larutan yang terjadi, atau merupakan salah satu pembagian kalorimetri. Disini dipakai alat spektrofotometer. Metoda ini dapat digunakan apabila ; sample yang di ukur harus berwarna, kestabilan warna cukup lama, intensitas warna terjadi cukup tajam, warna larutan harus bebas dari gangguan. Warna larutan yang terjadi berbanding lurus dengan kosentrasi larutan (Khopkar, 1990). Cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh daun tidak efektif bagi fotosintesis, sebab untuk menghasilkan perubahan kimia cahaya itu harus diabsorbsi terlebih dahulu. Diketahui bahwa hanya bagian hijau pada tumbuhan yang melaksanakan fotosintesis daun, cukup alasan untuk menduga bahwa hanya bagian pigmen hijau klloroplaslah yang menyerap cahaya yang dipantulkan untuk proses tersebut. Cahaya yang diserap ini dapat ditentukan dengan spektrofotometer (Dwijosepturo, 1980).

Penyerapan relatif untuk setiap panjang gelombang oleh pigmen dapat diukur dengan spektrofotometer. Grafik penyerapan cahaya untuk kisaran panjang gelombang tertentu disebut dengan spektrum serapan (Dermawan, 1983).

Semua plastidtumbuh dari proplastida yaitu benda kecil yang ditemukan pada tumbuhan baik didalam gelap maupun ditempat terang. Plastid membelah sama seperti mitokondria (dan prokariotik). Plastid tidak berwarna biasa disebut leukoplas. Leukoplas yang paling dikenal ialah amiloplas yang mengandung dua atau lebih butir pati. Leukoplas lain berisi cadangan protein (proteinoplas) (Salisbury dan Ross, 1995).

Ada dua macam plastid berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung klorofil dan berbagai pigmen yang menyertainya dan kromoplast yang mengandung pigmen lain (contohnya pigmen merah pada tomat) (Salisbury dan Ross, 1995).

Menurut Noggle dan Fritz (1979), klorofil akan memperlihatkan flouresensi berwarna merah yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan.

Pada proses fotosintesis banyak diperlukan senyawa kimia yang penting dalam mengubah cahaya menjadi energi kimia pada tumbuhan tingkat tinggi, adalah pigmen yang terdapat didalam kloroplas, melalui pigmen inilah cahaya memulai proses fotosintesis. Pigmen tersebut dalam kloroplas yaitu pada membran internal yang disebut tilakoid. Pigmen tersebut adalah klorofil a, klorofil b, dan keratinoid (Sasmitamihardjo, 1990).

Klorofil terdapat didalam kloroplas yang merupakan pigmen yang aktif didalam fotosintesis. Klorofi adalah molekul tetra-spiral yang dihubungkan aleh atom Mg, yang berbrntuk oval yang terkandung dalamnya. Penyerapan yang esensial oleh kloroplas didalam menbran tilakoid. Tiap-tiap foton dapat mengelurakan electron kedalam klorofil, klorofil hijau akan menyerapa warna yang panjang gelombangnya pendek, berenergi tinggi yang efektif dalam fotosintesis. Penyerapan terhadap panjang gelombang relatif bervariasi dan dapat diukur denan menggunakan spektrofotometer. Gambaran dari banyaknya penyerapan dari fungsi panjang gelombang disebut dengan spectrum penyerapan (Dwijoseputro,1980).

Ada 6 tipe klorofil yaitu klorofil a, b, dan c, dorobium serta klorofil 650 dan 660. klorofil a dan b terdapat pada semua organisme yang melakukan fotosintesis. Uluran kloroplas bervariasi pada setiap spesies, pada tanaman tingakat tinggi diameter kloroplas antara 4-6 mm. Kloroplas pad sel polipoid lebih besar dibandingkan tanaman yang selnya bukan polipoid. Perubahan bentuk dan volume kloroplas dapat disebabkan oleh cahaya, keadaan yang gelap kloroplas dapat direduksi dengan penambahan ATP (Devlin,1975). Dwijseputro (1980) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor faktor yang mempengaruhi

pembentukan klorofil adalah : faktor pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, Mg, Fe, juga unsure unsure Mn, Cu. Zn, air dan temperatur.

Tiap atom atau molekul yang sedikit berbeda tingkat energinya, setiap substansi menyerap cahaya dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang berbeda. Hal ini bisa ditunjukkan melaluyi spektrum penyerapan, dimana ditujukan selama penyerapan sinar pada tiap gelombangnya, sebagai contoh, klorofil a sangat kuat pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah, dan paling rendah pada panjang gelombang 430 nm pada sinar biru.. Ketika gelombang itu berpindah, maka sinar yang ada disebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa llita lihat (Devlin, 1975).

Spectrum absorbsi klorofil a dan klorofil b berbeda. Cahaya yang tidak cukup absorbsi oleh klorfil a panjang gelombang 460 nm akan ditangkap oleh klorofil b yang mempunayi absorbsi yang kuat pada panjang gelombang tersebut. Jadi kedua jenis klorofil ini saling melengkapi dalam mengabsorbsikan cahaya matahari. Daerah spectrum antara 500 nm dan 600 nm sanagt lemah absorbsi oleh klorofil, tetapi hal demikian tidak menjadi masalah bagi kebanyakkan tanaman hijau (Striyer, 1996).

Kloroplas dikelilingi system daun atau selimut membran ganda yang mengatur lalu lintas molekul keluar masuk dalam kloroplas. Didalam kloroplas dijumpai bahan tanaman berbentuk amof, sel dan kaya enzim yang disebut stroma. Stroma ini mengandung berbagai enzim yang merubah CO2 menjadi karbohidrat khususnya pati. Didalam stroma ada tilakoid yang mengandung pigmen ,disinilah energi dari cahaya matahari digunakan untuk mengoksidasi H2O dan menbentuk ATP dan NADPH yang kaya energi yang diperlukan oleh stroma untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat (Salisbury and Ross, 1995). Pada daun muda terjadi fotosintesis yang aktif sehingga menbutuhkan klorofil yang banyak. Klorofil tersebut akan menyerap cahaya yang berenergi tinggi sehingga fotosintesis terjadi lebih aktif. Daun muda juga mendapatkan transfer klorofil melalui eksitasi dari daun tua (Dwijoseputro,1980). Sebagian besar spesies mengabsorbsi lebih dari 90% panjang gelombang biru. Panjang gelombang lembanyung dan merahyang diabsorbsi juga dilakukan oleh kloroplas. Dalam tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu electron dalam korotenoid atau klorofil (Darmawan, 1983).

Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama pigmen didalamnya yaitu klorofil a, dan klorofil b, berwarna hijau karena bnayak menyerapa warna lembayung dan merah dan memancarkan sinar hijau, selain klorofil da xantofil dan karoten. Benda-benda berwarna menyerap cahaya dengan berbagai panjang gelombang sampai pada tingkat

tertentu, dan warna yang timbul pada warna tersebut adalah cahaya yang diserap paling sedikit. Pada proses fotosintesis warna yang paling sedikit diserap adalah warnadengan cahaya hijau, warna inilah tersebar dipantulkan oleh tumbuhan sehingga tampak warna hijau (Sastamitamihardjo,1990). Klorofil dibentuk dari kodensasi suksinil CoA beserta dengan asama amino glisin menjadi suatu senyawa. Setelah melalui beberapa tahap reaksi, selanjutnya dengan adanya fitol dan enzim klorofilase dirubah menjadi klorofil. Pada klorofil a terdapat gugusan metal, sedangkan pada klorofil b terdapat gugusan aldehid (Darmawan, 1983).

Kloroplas berasal dari proplastid keci (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tidak berwarna, dengan sedikit ataupun membrane dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tidak terbuahi, sperma tidak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloropals muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpanjang pada cahaya. Jadi, tiap sel dewasa sering terkandung beberapa ratus kloroplas yang terdapat pigmen klorofil membantu proses fotosintesis organisme (Salisbury and Ross, 1995). Klorofil tidak larut dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter, aseton, bensol dan klorofrom. Untuk memisahkan klorofil a dan klorofil bbeserta pigmen- pigmen lain karotin, xantofil, organ menggunakan suatu teknik spektrofotometri. Kalau kita perhatikan suatu larutan zat yang berwarna. Makin pekat larutan tadi makin banyak menyerap cahaya sehingga kelihatan makin gelap. Adanya hubungan antara penyerapan cahaya dengan kosentrasi larutan merupakan prinsip dasar dari penggunaan spektrofotometer yang menggunakan cahaya monokromatik (Seitz,1987).

Terjadinya klorofil dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu factor pembawa (gen), jika gen ini tidak ada, tanaman akan tampak putih (albino). Factor kedua adalah cahaya. Jika cahaya terlalu kuat, klorofil akan berkurang hijaunya. Factor yang ketiga adalah oksigen dan factor lainnya adalah karbohidrat, nitrogen, magnesium, mangan, coprum, zink, air, dan temperature (Dwijoseputro, 1985).

Perbedaan klorofil a dan b adalah pada atom C3 terdapat gugusan metil untuk klorofil a dan aldehid untuk klorofil b. karena itu keduanya mempunyai penyerapan gelombang cahaya yang berbeda. Peranan pigmen klorofil adalah dalam reaksi fotosistem. Klorofil mempunyai banyak electron yang mampu berpindah ke orbit eksitasi karena menyerap cahaya (Nurdin, 1997). Pembentukan klorofil dalam tubuh tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

factor pembawaan (gen), cahaya, oksigen, karbohidrat, nitrogen, magnesium dan besi serta air dan temperature, dimana temperature yang baik untuk pembentukan klorofil yaitu 3-48oC (Dwijoseputro, 1994)

Klorofil dibentuk dari kondensasi suksinil Co-A dan asam amino glisin menjadi senyawa yang tidak stabil yaitu asam amino glisin menjadi senyawa asam amino ketoda di dapat, kemudian melalui dekarboksilasi dan diubah menjadi asam amino lovalenat dikatalis oleh enzim amino lovalenat sintetase dengan adanya pridoksal posfat dan cahaya (Nurdin, 1997). Dibungkus oleh dua lapis membrane yaitu membrane luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang intermembran. Membrane luar datar, sedangkan membrane dalam melebar dan melipat ke arah dalam membentuk tumpukan seperti kantong-kantong yang disebut tilakoid. Tumpukan tilakoid yang sejajar disebut granum, satu granum terdiri dari 2100 tilakoid. Didalam setiap tilakoid terdapat ruang yang disebut lumen yang berisi garam pelarut (Nurdin, 1997).

Kloroplas merupakan organel yang berbentuk lensa dan berukuran kira-kira dua micrometer dikali lima micrometer. Kloroplas ini dilingkupi oleh dua membrane yang dipisahkan oleh ruang inter membran yang sempit. Membran dalam melingkupi cairan yang disebut stroma. Stroma mengelilingi ruangan ketiga, yang dibatasi oleh membrannya sendiri (membrane tilakoid). Diseluruh kloroplas, kantung tilakoid ditumpuk membentuk grana yang dihubungkan satu sama lain oleh tubula tipis diantara masing-masing tilakoid (Campbell, 2002). Tiap kloroplas mengandung 40-60 granum dan ada juga yang tidak pakai grana seperti pada kloroplas seludang ikatan pembuluh. Membrane tilakoid sama dengan membrane lain disusun oleh lipid dan protein, disamping adanya pigmen-pigmen fotosintetik dan senyawa-senyawa pembawa electron lainnya. Kloroplas sama dengan mitokondria, juga punya DNA, ribosom dan RNA sendiri yang berguna untuk membentuk polipeptida dan protein tertentu bersama dengan DNA inti (Nurdin, 1997). 1.2 Tujuan

Untuk melihat pengaruh panjang gelombang ( kertas warna ) terhadap aktifitas fotosintesis, mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan spektrofotmeter, penentuan kadar klorofil pada daun, dan melihat komponen pigmenfotosintetik yang ada pada daun serta membandingkan ukuran molekul komponen berdasarkan pergrakannya selama proses kromatografi berlansung.

II. 2.1

PELAKSANAAN Waktu dan

PRATIKUM Tempat

Praktikum Pigmen fotosintetik ini dilaksanakan pada hari Rabu,29 maret 2011 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. 2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah spektronic 20 Bausch and Lomb, lumpang porselin, kertas saring, sentrifus, erlemenyer, cuvet, saringan Buchner, seperangkat alat kromatografi, pisau, koin dan gelas ukur 100 ml. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Aceton 80%, larutan kromatografi, campuran petroleum eter dan aseton (9 : 1 atau 7 : 3) dan daun Hidrilla verticilata dan Hibiscus rosasinensis. 2.3 Cara Kerja

2.3.1. Efek panjang Gelombang Terhadap Efektifitas Fotosintetis Hidrilla verticilata Hidrilla verticilata dimasukkan kedalam tabung sebanyak satu tangkai dengan pucuk menghadap kebawah tabung. Tabung diisi dengan 0,5% Na HCO3 sampai penuh, lalu letakkan terbalik didalam beker glass sedemikian rupa sehingga tidak ada rongga udara. Bekker glass dibungkus dengan plastik berwarna dan diletakkan dibawah siar matahari selama 2-3 jam. Dinding tabung di pukul pukul agar gelembung terlepas dari tanaman, berdirikan tabung lalu ruang udara yang terbentuk di tandai. Isi abung dikeluarkan, lalu keringkan da nisi dengan pipet tetes sampai ke batas yang telah ditandai. Setelah itu ukur volume air dengan menggunakan gelas ukur. Volume air yang didapat sama dengan volume oksigen yang terbentuk selama fotosintesis. 2.3.2. Penentuan Kadar Klorofil.Dengan Spektrofotometer

Timbang daun Hibiscus rosasinensis sebanyak 0,2 g, kemudian daun dirajang kecil lalu di ekstrak dengan aseton 80 % sebanyak 20 ml dengan menggerus didalam lumpang. Penggerusan dilakukan sampai seluruh klorofil larit dalam asetom 80 % dengan ciri ampas telah menjadi putih. Ekstrak disaring dengan saringa Buchner dan dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml. Penambahan aseton 80 % hanya diperlukan apabila volume ekstrak belum sampai 25 ml. Kemudian larutan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Dengan menggunakan kuvet, ukur optical density (OD) dari ekstrak dengan memakai spektronik pada panjang gelombang 645 dan 663 nm. Kandungan klorofil dapat dihitung

dengan membandingkan panjang gelombang 645 dan 663 nm dengan persamaan ; Klorofil total = [20,2 (D645) + 8,02 (D663)] x Klorofil Klorofil Dimana : a b D = = = [12,7 [22,9 optical (D663) (D645) density yang _ terbaca 2,69 4,68 pada (D645)] (D663)] x x

spektrofotometer

V = volume dari aseton 80 % yang dipakai untuk mengekstrak klorofil (ml) W = Berat segar dari jaringan tanaman yang diekstrak (g) 2.3.3. Pemisahan Pigmen Fotosintesis Metoda Kromatografi Kertas

Siapkan kertas kromatografi ukuran 2 x 17 cm, dengan 1 cm dibagian bawah dibuat meruncing dengan ujung atasnya diberi benang sebagai penggantung pada alat kromatografi dan beri garis pembatas pelarut naik dari batas ujung bawah yang runcing. Gosokkan permukaan daun ke permukaan kertas saring dengan menggunakan uang logam sehingga pigmen warna daun berpindah ke kertas saring tersebut. Tempatkan kertas saring pada alat kromatografi yang telah diisi larutan kromatografi, usahakan agar bagian yang mengandung pigmen warna dari daun tidak tenggelam dalam larutan tersebut dan tutup mulut alat kromatografi dengan rapat sehingga penguapan larutan tidak menyebar keluar. Biarkan larutan naik sampai batas atas kertas. Kemudian angkat kertas kromatografi dan kering anginkan. Amati warna yang terbentuk pada tersebut. Ukur RF dari masing-masing pigmen warna RF 2.4 Parameter yang dihasilkan dengan persamaan : = Pengamatan

Pada praktikum Fotosintesis dan Pigmen Fotosintesis ini kita mengamati pengaruh perbedaan panjang gelombang dengan memberikan panjang gelombang yang berbeda yaitu dengan penggunaan kertas merah, biru dan kuning, dengan menimbang oksigen yang dihasilkan. Dan juga dengan melihat kecepatan fotosintesis pada cahaya yang berbeda yaitu dengan meletakkan percobaan pada tempat intesitas cahaya yang berbeda, hasil yang didapatkan juga berupa volume oksigen, sedangkan pada percobaan terakhir diamati titik kompensasi antara tumbuhan C3 dan C4, diamati yang manakah mempunyai titik kompensasi rendah dengan mengukur keseimbangan ppm CO2 dengan pH larutan NaHCO3 serta mengamati kadar klorofil yang dihasilkan suatu daun dengan menggunakan spektrofotometer dan membandingkannya dengan dua panjang gelombang yang berbeda dan dimasukkan ke dalam rumus. Dan melihat proses pemisahan pigmen fotosintetik dengan metoda kertas

kromatografi dengan menggunakan larutan kromatografi maka pigmen hijau dapat terurai menjadi bermacam-macam warna sehingga dapat dtentukan antara klorofil a, klorofil b, xantofil dan karoten.

Materi

Tahukah kamu bagaimana tumbuhan hijau memperoleh nutrisi atau makanan? Tumbuhan hijau memperoleh makanan dengan fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses kimia-fisika dengan menggunakan energi cahaya matahari yang berlangsung di dalam kloroplas. Hasil fotosintesis berupa karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan. Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa lain yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat ini disimpan sebagai cadangan makanan. Jika tumbuhan dimakan hewan atau manusia, maka terjadi perpindahan energi dari energi matahari menjadi energi kimia dalam tumbuhan kemudian berpindah ke tubuh hewan atau manusia. Jika hewan itu dimakan hewan lain, maka akan disertai pula dengan perpindahan energi. Jadi sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini adalah matahari.

Pengertian Fotosintesis Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari. Tumbuhan mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai sel-sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dalam fotosintesis, energi cahaya matahari diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia yang disimpan dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik lainnya. Di dalam tumbuhan karbohidrat diubah menjadi protein, lemak, vitamin, atau senyawa yang lain. Senyawa-senyawa organik ini selain dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, juga dimanfaatkan oleh manusia dan hewan herbivora sebagai bahan makanan. Fotosintesis melibatkan banyak reaksi kimia yang kompleks.

Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut.

Dari reaksi di atas, dapat diketahui syarat-syarat agar berlangsung proses fotosintesis, yaitu sebagai berikut. a. Karbon dioksida (CO2), diambil oleh tumbuhan dari udara bebas melalui stomata (mulut daun). b. Air, diambil dari dalam tanah oleh akar dan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xilem). c. d. Cahaya matahari. Klorofil (zat hijau daun), sebagai penerima energi dari cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis.

Glukosa diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui floem. Hasil fotosintesis ini digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kebutuhan glukosa sudah cukup, maka kelebihan glukosa yang ada akan diubah menjadi karbohidrat dan disimpan sebagai cadangan makanan di dalam akar, batang, buah, atau biji. Dalam akar misalnya kentang, dalam batang misalnya tebu, dalam buah seperti durian, rambutan, dan pepaya, dalam biji misalnya kacang hijau.

Tempat Terjadinya Fotosintesis

Proses fotosintesis terjadi di daun yang berwarna hijau karena mengandung klorofil yang dapat menyerap sinar matahari. Daun memiliki permukaan atas dan bawah yang dilindungi lapisan epidermis yang mempunyai lapisan lilin. Fungsi lapisan lilin mencegah penguapan air (transpirasi) yang berlebihan. Lapisan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis, di antara sel-selnya terdapat stomata. Fungsi stomata adalah untuk pertukaran CO2 dan O2 dalam proses fotosintesis dan respirasi. Di antara epidermis bawah dan atas terdapat jaringan palisade. Sel-selnya mengandung kloroplas yang berfungsi menyerap cahaya matahari untuk digunakan sebagai tenaga dalam proses fotosintesis. Di dalam kloroplas inilah proses fotosintesis terjadi. Dalam kloroplas terdapat pigmen warna hijau, yaitu klorofil.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis

Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal maupun factor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah sebagai berikut. a. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara, semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara, maka laju fotosintesis semakin meningkat. b. Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung semakin cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari. Kecambah yang ditumbuhkan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dengan sempurna. Kecambah ini dikatakan mengalami etiolasi, yaitu tumbuh sangat cepat (lebih tinggi/panjang dari

seharusnya) dan batang dan daunnya tampak bewarna pucat karena tidak mengandung klorofil. Umur daun juga mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua daun, kemampuan berfotosintesis semakin berkurang karena adanya perombakan klorofil dan berkurangnya fungsi kloroplas. c. Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan efisien. d. Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan bahan baku dalam proses ini. e. Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat, demikian juga sebaliknya. Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti karena enzimenzim yang berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena itu tumbuhan menghendaki suhu optimum (tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) agar fotosintesis berjalan secara efisien.

You might also like