You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM PROTOZOA A.

Tujuan 1) Mengidentifikasi organisme pada sampel air rendaman sayur, air rendaman jerami, dan air selokan B. Pendahuluan Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan sekitar 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan, yang kemungkinan merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan. Fauna air tawar sangatlah banyak, tetapi tidak sekaya keanekaragaman fauna laut. Protozoa termasuk mikroorganisme (micros = kecil, organism = makhluk hidup), besarnya antara 3 mikron sampai dengan 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/tempat basah, bila keadaan kering akan membuat cyste (Kristal). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat alat yang dimaksud adalah inti (nucleus), butir inti (nucleolus) vakuola dan mitokondria. Protozoa merupakan makhluk hidup uniseluler, jumlah anggotanya banyak dan bersifat heterogen. Berdasarkan stuktur tubuh dan alat geraknya, filum protozoa dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu Rhizopoda, Flagellata, Cilliata, Sporozoa. Protozoa dapat ditemukan dimana-mana sehingga dikatakan bersifat kosmopolit. Oleh karena itu, salah satu alasan dari diadakanya praktikum ini untuk mengetahui filum protozoa yang ada di beberapa air yang biasanya banyak terdapat protozoa. Protozoa hanya dapat hidup dari zat zat organic, merupakan konsumen dalam komunitas, mereka memakai bakteri/mikroorganisme lain/sisa-sisa organism. Di perairan umumnya merupakan zooplankton. C. Kajian Pustaka C.1 Ciri Ciri Umum Protozoa

Filum Protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri atas satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti hewan yang pertama. Hewan filum ini hidup di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam organisme lain. Protozoa ada yang hidup secara individu( soliter) dan ada pula yang membentuk koloni. Ciri-ciri umum hewan yang tergolong Filum Protozoa dapat diuraikan sebagai berikut. 1) 2) Tubuh tersusun atas satu sel, ukurannya beberapa mikron sampai Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara koloni, beberapa milimeter dan umumnya bersifat mikroskopis. ada yang hidup bebas di dalam air, komensal, dan ada pula yang bersifat parasit pada hewan lain. 3)
4)

Umumnya berkembangbiak dengan cara membelah diri, tetapi ada pula Makanannya berupa: bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik

yang mengadakan konyugasi, dan ada pula yang membentuk spora. organisme. masih hidup).
5)

(memakan/menguraikan bangkai hewan) dan holozoik (memakan hewan lain yang Cara bergeraknya ada yang menggunakan: flagela, silia, atau Tidak memiliki klorofil, kecuali Euglena. Eukariota dan dapat membentuk sista (lapisan pelindung).

pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak.


6) 7)

C.2 Struktur Tubuh Tubuh protozoa ada yang hanya satu sel itu, bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Bentuk tetap ini karena telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur. Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies kecil, misalnya Stentor coereleus berwarna biru,dan Blepharia laterilia berwarna merah atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ektoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan bergranula yang disebut Endoplasma. Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga yang lebih, misalnya Arcella vulgaris atau Opalina ranarum. Cilliata secara umum mempunyai dua tipe

nuklei dan ciri nukleus umumnya bulat, tetapi ada juga yang oval, misalnya pada Paramecium . Bentuk seperti ginjal terdapat pada Balantidium colli, sedang bentuk menasbih ( monilitiform ) terdapat pada Spirostonum. Struktur nukleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular. Pada nukleus vasikuler, kromatin terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir (Arcella), sedang yang granular berkhromatin tersebar secara merata dalm butir melalui seluruh nukleus (Amoeba). Vakuola yang terdapat pada protozoa dapat dibedakan atas vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stationeri. Vakuola yang terakhir ini mengandung cairan yang terdapat dalam tubuh protozoa. Vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada protozoa air tawar, tetapi tidak terdapat pada sebagian besar protozoa yang hidup parasit dan hidup di dalam air laut. Fungsi vakuola kontraktil kecuali sebagai alat ekskresi juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis tubuh. Mitokondria terdapat pada protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara aerobik. Pada sebagian besar mitokondria mempunyai tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan penggunaan energi untuk alat gerak, dan vakuola kontraktil. Pada umumnya protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran yang mempunyai sedikit granula seluas permukaannya. Membran memegang peranan dalam sistem pengangkutan enzim, sehingga menimbulkan metabolisme yang efisien. Pada sebagian besar spesies, membran itu telah dilapisi oleh lapisan lain, sehingga terbentuk kulit atau pelliculus yang tegar, sehingga protozoa yang bersangkutan memiliki bentuk yang tetap. C.3 Habitat dan Ekologi Protozoa hidup pada semua habitat yang memunginkan hewan itu untuk hidup, dan hubungan hewan itu dengan alam sekitarnya memungkinkan kita mempelajari ekologinya. Protozoa secara mutlak memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air baik air tawar, maupun air beragam bahkan dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang bercairan, atau di semua tempat yang basah dimana saja. Tiap-tiap spesies mempunyai peranan dalam struktur trophik( makanan ), atau siklus energi. Beberapa protozoa berflagel yang mengandung klorifil dapat menfiksasi dan menyimpan energi dari matahari dalam bentuk bahan makanan tetapi sebagian besar Protozoa adalah

sebagai konsumen bahan makanan dari makhluk lain, baik sebagai konsumen primer, maupun konsumen sekunder. C.4 Kelas dalam Filum Protozoa a. Kelas : Mastighopora / Flagelata Kelas Flagelata mencakup protozoa yang menggunakan flagela (bulu cambuk) sebagai alat gerak dewasa (mastik = cambuk) dan dianggap sebagai protozoa yang paling sederhana. Kelas ini dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Phytomastighoporea Mempunyai ciri-ciri: biasanya mempunyai satu atau dua flagela, chromoplas (chromatophor) untuk fotosintesis (holophitik). Misalnya: Euglena, Chlamydomonas, Paranema. 2) Zoomastighoporea Mempunyai ciri-ciri: flagelanya satu sampai beberapa buah, tidak mempunyai chromoplas, holozoik atau saprozoik, beberapa jenis hidup bebas tetapi kebanyakan komensal, simbiosis atau parasit pada hewan lain terutama golongan artropoda dan vertebrata. Misalnya Leishmania dan Trypanosoma. b. Kelas : Sarcodina / Rhizopoda Protozoa ini menggunakan pseudopodia(kaki semu) sebagai organela gerak dan makan. Contoh contoh dari Sarcodina adalah sebagai berikut ; 1) Amoeba Amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa, bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya). Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang). Pada lobofodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma. Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silika atau khitin, atau materi dari luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan perantaraan

penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm atau topi. Hewan ini hidup di lumpur-lumpur di bagian dasar kolam, sawah, sungai, danau, atau tempat-tempat lain yang berair dan banyak mengandung sisa-sisa organisme. Susunan tubuh amoeba bersifat moniselular, sedang bentuk tubuhnya tidak tetap, selalu berubah-ubah menurut keadaan. Protoplasma terdiri dari beberapa lapisan yaitu : a) b)
c)

Plasmolemma, yaitu lapisan luar sebagai membran sel. Ektoplasma, yaitu lapisan protoplasma yang sifatnya bening Endoplasma, yaitu lapisan protoplasma yang sifatnya berbutir-butir. Nukleus yang berfungsi untuk mengatur kegiatan sel. Vakuola berdenyut, berfungsi untuk mengatur kadar air dalam tubuhnya, Vakuola makanan, berfungsi untuk mencernakan makanan, karena

Di dalam endoplasma ini didapatkan : a) b) c)

berarti menjaga tekanan osmosis sel agar konstan (osmoregulator). mengeluarkan enzim. Sari makanan diserap protoplasma, sisa makanan dibuang. Hewan ini bernapas dengan cara mengambil oksigen secara difusi. Sari makanan dioksidasikan dengan oksigen, yang akhirnya menghasilkan energi. Pergerakan Amoeba yaitu bergerak dengan menjulurkan kaki semunya, dan geraknya disebut gerak amoeboid. Perkembangbiakan Amoeba dengan cara membelah diri dan berlangsung jika keadaan memburuk akan membentuk kista. Pembentukan kista ini dimaksudkan agar dapat hidup meskipun keadaan memburuk. Keadaan hidup demikian disebut hidup laten. 2) Foraminifera Terutama hidup di laut. Pseudopodianya seperti benang, bercabang dan saling bersambungan disebut reticulopodia. Foraminifera mensekresikan bahan cangkang yang komposisinya terutama kalsium karbonat plus sedikit bahan organik seperti silikat dan magnesium sulfat. Bentuk cangkang berbeda dengan pada amoeba bentuk bisa unicolar (cangkang beruang satu) atau multicolar (cangkang beruang dua).Yang terakhir ini berasal dari pertumbuhan unicolar. Karena penambahan ruang mengikuti pola simetris maka cangkang multicolar mempunyai bentuk yang jelas ada yang berbentuk garis lurus, atau seperti dompol bawang, atau mungkin bentuk spiral seperti pada siput.

Rongga-rongga cangkang saling berhubungan satu sama lain melalui lubang sehingga protoplasma yang mengisi ruang juga berhubungan. Setiap rongga memiliki lubang kecil untuk penjuluran reticulopodia.Yang penting multicolar bukanlah koloni tetapi satu individu yang panjangnya dapat mencapai beberapa centimeter. Sebagian besar Foraminifera adalah benthos( melekat pada dasar lautan ), tetapi ada juga yang sebagai plankton seperti Globigerina. Cangkang yang hidup sebagai plankton lebih halus, sedangkan cangkang plankton di kawasan berair dingin lebih kecil dan kurang porous( berlubang) dibanding uang hidup di daerah tropis. Dengan demikian distribusi fosil spesies plankton merupakan indikator iklim di zaman geologik yang telah silam.
3) Heliozoa

Lebih dikenal dikenal dengan binatang matahari. Terutama di air tawar, hidup bebas atau melekat. Pseupodia lurus seperti jarus disebut axopodia, muncul dari permukaan tubuh. Setiap axopodia mengandung benang axial sentral yang tertutup oleh ektoplasma yang bergranular. Fungsi benang axial sebagai penopang sifatnya tidak permanen, tetapi sebagai tabung protoplasma yang dapat memanjang dan memendek. Axopoda untuk menangkap makanan, bukan alat gerak. Tubuh heliozoa terbagi atas dua bagian: bagian luar (korteks sering berupa vakuola besar), dan bagian dalam atau medula berisi protoplasma dengan satu sampai beberapa nukleus, dan bonggol-bonggol axial. Walaupun tidak bercangkang, heliozoa mungkin mengandung pasir atau diatome atau silika. Komponen rangka ini menempel pada bagian luar lapisan gelatin yang menyelubungi sel heliozoa. Susunanny ungkin lurus seperti axopodia. 4) Radiolaria Merupakan protozoa yang paling cantik. Sluruhnya hidup di laut dan terutama sebagai plankton.Ukurannya cukup besar dengan diameter mulai dari beberapa milimeter sampai beberapa centimeter.Seperti heliozoa, tutuh radiolaria bentuknya bulat dan terbagi menjadi bagian luar dan bagian dalam.Bagian dalam yang mengandung satu sampai beberapa inti terbungkus oleh kapsul sentral dari bahan kitin yang berlubanglubang yang memungkinnkan sitoplasma bagian dalam berhubungan dengan sitoplasma

bagian luar (ekstra kapsula sitoplasma).yng terakhir ini sering meluas dan disebut calymma yang menyelimuti/mengelilingi sentral kapsul. Pseupodia mungkin bertipe filopodia, reticulapodia, atau axopodia, yang tumbuh dari sentral kapsul.Ragka hampir selalu terdapat pada radiolaria, biasanya mengandung silika.Susunan rangka ada dua tipe. Tipe yang pertama tipe radial, tersusun dalam bentuk seperti duri atau jarum yang mencuat ke atas. Tipe kedua berupa kisi-kisi berbentuk bola. c. Kelas Ciliata Kelas Cilliatea merupakan kelas yang jenisnya terbesar dari semua Kelas Protozoa.Semua anggotanya memiliki bulu getar( silia) sebagai alat gerak atau untuk menangkap makanan, dan sebagian besar memiliki mulut atau sitostome. Satu ciri Ciliata adalah memiliki dua inti ; Makronukleus (vegetatif) adn Mikronukleus (generatif). Salah satu anggota yang dikenal dan hidup di air tawar adalah Paramecium caudatum. Paramecium caudatum memiliki bentuk tubuh yang sudah tetap karena adanya pelikel sebagai selubung tubuhnya.Bentuk tubuhnya menyerupai terumpah( sandal). Tidak jauh dari bagian depan terdapat suatu celah (oral groove) menuju lubang mulutnya (sitostome). Hewan ini mempunyai dua inti sel yaitu:
a) Makronukleus (inti besar) berfungsi mengatur kegiatan tubuh seperti bergerak,

mencerna makanan, dan lain-lain. b) Mikronukleus( inti kecil) yang berfungsi mengatur pembiakan. Pergerakan hewan ini bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam.Pergerakan tersebut terjadi karena perpaduan antara gerak cilia tubuh seperti sistem dayung dan gaerak cilia pada oral groove yang sangat kuat. d. Kelas Sporozoa Sporozoa kurang begitu dikenal dengan baik dibandingkan dengan kelas Protozoa lainnya, karena hewan ini tidak terdapat pada kolom atau perairan. Hewanhewan ini merupakan hewan yang parasit. Siklus hidup dari beberapa Sporozoa sangat rumit karena menyangkut beberapa spesies hospes. Contoh yang paling umum untuk

dipelajari adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria, diketemukan oleh Charles Laveran, Ronald Ross dan Grassi, ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Berkembang biak secara vegetative di dalam tubuh manusia dan generative di dalam tubuh nyamuk. Di dalam tubuh nyamuk, gametosit yang terisap nyamuk akan berubah menjadi mikro dan makrogamet. Mikrogamet (gametosit jantan) bentuk kecil memanjang dengan makrogamet (gametosit betina) bentuk bulat. Perkawinan antara mikro dan makrogamet akan menghasilkan zigot. Zigot membentuk ookinet di dalam dinding usus nyamuk, inti ookinet membelah menjadi banyak bagian, kemudian masingmasing bagian dengan protoplasmanya menjadi sporozoit-sporozoit. Sporozoit kemudian meninggalkan gelembung dan menyebar di dalam alat pencernaan dan sampai di kelenjar ludah nyamuk. Bila nyamuk menusuk/menggigit manusia, sporozoit akan masuk ke dalam tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia, sporozoit akan menyerang sel hati dan sel eritrosit, selanjutnya membiak secara vegetative menjadi merozoit yang kemudian disebut dengan sporulasi. Pada sporulasi, satu nucleus membelah berulangulang dan tiap-tiap inti yang terjadi diikuti bagian-bagian sitoplasma. Merozoit menyerang sel eritrosit baru dan terjadi perkembangbiakan vegetative yang berulangulang. Kemudian merozoit yang berada di dalam sel darah merah itu akan berubah menjadi gametosit yang dapat terisap oleh nyamuk penggigit dan kemudian berubah kembali menjadi mikrogamet dan makrogamet. D. Alat dan Bahan Alat : Mikroskop listrik Pipet tetes Objek glass dan over glass Gelas Kimia Air rendaman sayur ditambah 20 butir beras Air rendaman jerami Air selokan Air rendaman perut sapi

Bahan :

E. Prosedur Kerja Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut. 1. Disiapkan bahan (kultur) yaitu air rendaman sayur ditambah 20 butir beras, air rendaman jerami, air selokan dan air rendaman perut sapi. 2. Diambil masing masing satu tetes kultur dengan pipet tetes yang berbeda dan teteskan pada objek glass yang berisi cekungan dan ditutup dengan over glass. 3. Diamati dengan mikroskop 4. Digambar morfologi dan diamati sistematika dengan menggunakan pembesaran lemah 5. Diteteskan zat warna sapranin tepat di bibir gelas sampai mewarnai semua specimen yang diamati 6. Diamati dengan mikroskop menggunakan pembesaran kuat 7. Digambar morfologi protozoa yang ditemukan F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan i. Pengamatan mikroorgansme pada air rendaman sayur ditambah 20 butir beras Berdasarkan eksperimen pada air rendaman sayur ditambah 20 butir beras dan diamati di bawah mikroskop ditemukan dua jenis mikroorganisme jenis Paramecium caudatum dan Nassula gracilis.
a. Paramecium caudatum 1) Gambar menurut perbesaran 10 x 10.

2) Gambar menurut perbesaran 10 x100.

3) Gambar menurut literatur (Tatang Djuhanda, 1980; 21).

b. Nassula gracilis 1) Gambar menurut perbesaran 10 x 10.

2) Gambar menurut perbesaran 10 x100.

3) Gambar menurut literatur (Tatang Djuhanda, 1980; 21).

ii.

Pengamatan mikroorgansme pada air jerami Berdasarkan eksperimen pada air jerami dan diamati di bawah mikroskop ditemukan jenis mikroorganisme jenis Petalomonas mira.

1) Gambar menurut perbesaran 10 x 10.

2) Gambar menurut perbesaran 10 x 100.

3) Gambar menurut literatur (Tatang Djuhanda, 1980; 21).

iii.

Pengamatan mikroorgansme pada air selokan Berdasarkan eksperimen pada air selokan dan diamati di bawah mikroskop ditemukan jenis mikroorganisme jenis Nassula gracilis. 1) Gambar menurut perbesaran 10 x 10.

2) Gambar menurut perbesaran 10 x100.

3) Gambar menurut literatur (Tatang Djuhanda, 1980; 21).

2. Analisis Data
1) Paramecium caudatum menurut klasifikasi:

Kingdom : Animalia Phylum Kelas Ordo Famili Genus Species : Protozoa : Ciliata : Holotrichida : Holotrichidae : Paramecium : Paramecium caudatum

Paramecium t e r g o l o n g h e w a n b e r s e l s a t u y a n g t u b u h n y a b e s a r . J i k a d i l i h a t dibawah mikroskop bentuknya terlihat seperti sandal, karena itu sering dinamakan hewan sandal. Seluruh permukaan tubuhnya dipenuhi dengan rambut getar (cilia),yang merupakan ciri utama untuk kelas Ciliata dan ordo Holotrichida. Rambut getar tersebut sebenarnya merupakan tonjolan permukaan selaput sel. Paramecium merupakan hewan yang tubuhnya tetap. Dekat bagian ujung tubuh yang lancip terdapat lekukan ke dalam yang merupakan lubang mulut sel yang disebelah dalamnya berhubungan dengan suatu corong, berakhir pada rongga makanan. Makanannya berupa makhluk bersel satu, misalnya bakteri, Protozoa kecil, ganggang dan ragi. Sisa makanan yang tidak tercernakan dibuang melalui suatu lubang yang bekerja sebagai anus hewan tinggi yang terletak tidak jauh dari dasarmulut sel. Rongga berdenyut ada dua masing-masing terletak pada ujung depan dan belakang tubuh dan berfungsi mengeluarkan sisa ampas metabolism dan air yang berlebihan dari dalam tubuh ke luar. Paramecium mempunyai dua inti, yaitu inti makro dan inti mikro. Inti makro mengatur segala kegiatan hidup sedangkan intimikro berperan dalam hal pembiakan. Paramecium berkembang biak dengan jalan pembelahan diri dan konyugasi Adanya mikrooganisme ini dalam air sayur dan air selokan dapat diketahui dari ciri-ciri dan sifat-sifatnya, antara lain: Tubuhnya akan bergerak maju dengan menggunakan silium ke arah depan dan belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan poros longitudinal maka tubuhnya bergerak miring, gerakan ini dibantu dengan gerakan getaran kuat silium pada lekuk mulut.

2)

Nassula gracilis menurut klasifikasi:

Kingdom Phylum Ordo Kelas Famili Genus Species

: Animalia : Protozoa : Holotrichida : Ciliata : Holotrichidae : Nassula : Nassula gracilis

Adanya mikrooganisme ini dalam air sayur dan air selokan dapat diketahui dari ciri-ciri dan sifat-sifatnya, antara lain: memiiki alat gerak berupa cilia, memiliki vakuola makanan, memiliki vakuola berdenyut, dan memiliki inti sel. Nassula gracilis tergolong kedalan kelas Cilliata dan ordo Holotrichida yang bergerak menggunakan rambut getar.
3)

Petalomonas mira menurut klasifikasi: Kingdom Phylum Ordo Kelas Famili Genus Species : Animalia : Protozoa : Euglenida : Flagellata : Euglenidae : Petalomonas : Petalomonas mira

Petalomonas mira adalah sel dengan ukuran 9,5-19 m dengan panjang, 7,5-14 m lebar (n = 10). Adanya mikrooganisme ini dalam air jerami dapat diketahui dari ciri-ciri dan sifat-sifatnya, antara lain: anterior sedikit sempit dengan flagella yang dikelilingi oleh fine collar, atau dengan posterior cekung, dan dengan hialin lateral flensa. Dengan reservoir terletak sisi kanan sel dan di sisi kiri adalah inti sel, beberapa sel dipenuhi butiran dengan berbagai ukuran. G. Simpulan Berdasarkan data hasil pengamatan serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa Organisme yang terdapat pada air rendaman sayur, jerami serta air selokan adalah:
a. Pada air rendaman sayur organisme yang teramati adalah Paramecium caudatum dan

Nassula gracilis dengan ciri sebagai berikut. Paramecium caudatum memilki ciri seluruh

permukaan tubuhnya dipenuhi dengan rambut getar (cilia), memiliki vakuola berdenyut, memiliki vakuola makanan, memiliki sitosom, serta sudah memiliki inti sel. Paramecium berkembang biak dengan jalan pembelahan diri dan konyugasi. Sedangkan Nassula gracilis memiliki ciri-ciri berupa alat gerak (cilia), memiliki vakuola makanan, memiliki vakuola berdenyut, dan memiliki inti sel.
b. Pada air rendaman jerami organisme yang teramati adalah Petalomonas mira yang

memiliki ciri-ciri antara lain anterior sedikit sempit dengan flagella yang dikelilingi oleh fine collar, atau dengan posterior cekung, dan dengan hialin lateral flensa. Dengan reservoir terletak sisi kanan sel dan di sisi kiri adalah inti sel.
c. Pada air selokan organisme yang teramati adalah Nassula gracilis, yang memiliki ciri-

ciri antara lain alat gerak (cilia), memiliki vakuola makanan, memiliki vakuola berdenyut, dan memiliki inti sel.

You might also like