Professional Documents
Culture Documents
SAJIAN UTAMA
04 TAJUK RENCANA
07 SAJIAN UTAMA
12 BINGKAI
14 TANYA JAWAB AGAMA
18 TAFSIR AL-QURAN
20 HADITS
22 DIRASAH ISLAMIYAH
24 LAZIS
27 PEDOMAN
31 KHUTBAH
46 HUMANIORA
48 WAWASAN
50 GERAI NIAGA
62 IBRAH
MENU
DIRASAHISLAMIYAH
BINAAKIDAH
Bagaimana menjadi Muslim Pencerah. Itulah soal yang kita
hadapi bersama sekarang.
Kita perlu teguh dalam prinsip, luwes dalam usaha. Apa mak-
nanya?
Muktamar Muhammadiyah ke-47 akan diselenggarakan di
Makasar, segalanya perlu kita persiapkan.
Telah terjadi tajdid ushul fikih pasca Imam Syafii.
BINGKAI
3
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
Assalamualaikum wr. wb.
Pembaca yang terhormat, awal tahun 2013 ini perlu
kita pahami, kita bayangkan dan kita hayati sebagai
awal pencerahan. Pencerahan bagi SUARA
MUHAMMADIYAH, pencerahan bagi Persyarikatan,
pencerahan bagi kita aktivis Muhammadiyah dan
pencerahan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Yang dimaksud dengan pencerahan adalah terjadinya
peningkatan dan pelipatgandaan prestasi-prestasi
kemanusiaan kita di lebih banyak lini. Termasuk di
penerbitan SUARA MUHAMMADIYAH sudah
mencanangkan untuk makin berperan di lingkungan
internal Muhammadiyah maupun di masyarakat
umum. Kita mencoba untuk menampilkan karya-
karya tulis yang inspiratif sekaligus aspiratif. Inspiratif
dalam makna mampu memancing inspirasi baru bagi
yang membacanya. Aspiratif dalam makna
menampung kehendak dan aspirasi pembaca.
Dengan semangat pencerahan di awal tahun ini
semoga nasib dan kesejahteraan kita semua akan
makin cerah. Dengan demikian kita dapat melanjutkan
perjuangan dakwah amar maruf nahi munkar ini
sampai ke tahun-tahun mendatang. Demikianlah,
sampai jumpa edisi mendatang.
Wassalamualaikum wr. wb. (Redaksi)
PENCERAHAN
DI AWAL TAHUN
TAJUK
5 SUARA MUHAMMADIYAH 16 / 97 | 16 - 31 AGUSTUS 2012
WARTAWAN "SUARA MUHAMMADI YAH" TI DAK DI PERKENANKAN MENERI MA/MEMI NTA APA PUN DARI NARASUMBER
SM 01-2013 SM01-2013 SM 01-2013 SM01-2013 SM 01-2013
COVER: Amin Mubarok
PENASIHAT AHLI: HDin Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: HAhmad Syafii Maarif.
WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: HHaedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN
REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Didik Sujarwo. DEWAN REDAKSI: HA Munir
Mulkhan, Sjafri Sairin, HMSukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, MIzzul Muslimin. REDAKSI
PELAKSANA: Mustofa WHasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Deni, Ahmad
Mu'arif. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. LITBANG &
KESEKRETARIATAN: Isngadi Marwah. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, ANafian, EDITOR BAHASA:
Imron Nasri, Ichwan Abror . IKLAN/PEMASARAN: Deni Asyari.
ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955
Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912
E-mail: redaksism@gmail.comWeb: www.suara-muhammadiyah.com
Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 12.500,- +ongkos kirimuntuk:
- Sumatera dan Bali Rp.500,-
- Kalimantan dan Sulawesi Rp.1.500 ,-
- NTT, NTB, Maluku dan Indonesia Timur Rp.2.500,-
Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka.
"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi
penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi
milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.
BANKERS:
BNI Trikora Rek. No. 0030436020
BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7
BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6
Giro Pos Rek. No. 550 000200 1
Bank Niaga Syariah Rek. No. 520-01-00185-00-4
BPD Rek. No. 001.111.000798
BNI Syariah Rek. No. 009.2196765
Bank Muamalat Rek. No. 531.0000515
Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi
Mandiri Syariah Rek. No. 7033456737 an. Suara Muhammadiyah
Dicetak: Cahaya Timur Offset Telp. (0274) 376730, 380372
Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf
Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun
1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers
"Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI
No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal
26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/
2002 // ISSN: 0215-7381
U
mat Islam Indonesia memang mayoritas dan menjadi
penduduk Muslim terbesar di dunia. Namun jumlah besar
ternyata belum sepadan dengan peran strategis di Republik ini.
Ambil contoh, banyak kekuatan dan tokoh Islam sering
mengklaim atas nama umat Islam, namun begitu masuk ke
soal keterwakilan dan daya tawar politik sering berujung kalah.
Tokoh yang jelas mewakili dan didukung organisasi-organisasi
Islam sering gagal jika maju dalam pemilihan Presiden, Gubernur,
Walikota, Bupati, dan sebagainya meskipun sering diklaim
mewakili umat Islam. Kalah oleh tokoh sekuler, meskipun yang
bersangkutan juga beragama Islam. Inilah wujud kesenjangan
antara jumlah dan peran.
Beban umat Islam dalam kehidupan yang nyata juga diakui
masih berat. Sebutlah masalah kemiskinan, tertinggal dalam
penguasaan iptek, kumuh secara budaya, dan dhuafa dalam
ekonomi. Kekuatan strategis ekonomi di bumi Nusantara masih
dikuasai nonpribumi dan jauh dari relasi dan kepentingan umat
Islam. Orang-orang terkaya sebagaimana dilansir majalah
Forbes hanya satu dua yang berasal dari kalangan Muslim.
Padahal jika dalam bidang ekonomi lemah maka akan
berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan lainnya seperti
politik, pendidikan, dan daya tawar kepentingan.
Masalah ekonomi tampanya merupakan titik paling krusial
yang dihadapi umat Islam di Negeri tercinta ini. Dalam beberapa
tahun terakhir ini memang sudah tumbuh kesadaran untuk
menggarap lahan yang satu ini melalui berbagai gagasan dan
program pemberdayaan ekonomi, kewirausahaan, dan lain-lain.
Namun bidang ekonomi yang sangat strategis ini belum digarap
secara masif atau sistemik. Termasuk untuk menggarap usaha-
usaha ekonomi mikro, kecil, dan menengah yang memang
dipandang paling tepat untuk pembangunan ekonomi umat.
Gagasan membangun kemandirian umat pun masih lebih kuat
sebagai slogan ketimbang langkah-langkah nyata.
Jadi umat Islam itu dari peran strategisnya belum menjadi
tuan di negeri sendiri. Usaha jalan pintas melalui jalur politik
memang dicoba dilakukan. Asumsinya, melalui jalan kekuasaan
segala sesuatu dapat dilakukan dengan mudah. Tetapi dunia
politik itu ternyata banyak ranjaunya, sehingga politik Islam jatuh
ke pragmatisme. Politik Muslim lebih mengutamakan elit dan
kelompok sendiri. Politik tidak otomatis membawa pada kemajuan
umat secara sistemik. Politik kepartaian Islam belakangan bahkan
tercemari oleh perilaku yang mengecawakan umat seperi upeti,
politik uang, dan kemegahan hidup para elitnya.
Kini saatnya kekuatan-kekuatan dan para elit yang mewakili
umat Islam menyatukan komitmen bersama untuk mengangkat
nasib umat secara bersama-sama. Bangun komitmen idealisme
dan moral yang kokoh. Lakukan pemetaan kondisi umat dan susun
strategi yang terfokus yang dapat disepakati bersama. Bagaimana
membangun kekuatan umat Islam yang sepadan antara jumlah
dan kualitas dengan pilihan strategi yang benar-benar jitu dan dapat
mengangkat martabat umat Islam di Negeri tercinta ini.
Jika segenap kelompok dan elit Muslim mau menyatukan
langkah strategis tentu positif bagi kemajuan umat Islam di negeri
ini. Cari sebanyak mungkin titik temu dan letakkan perbedaan-
perbedaan sebagai mozaik kehidupan umat. Umat Islam tentu
akan menjadi kekuatan strategis. Jangan sebaliknya, umat Islam
yang jumlahnya besar tapi laksana gelombang buih. Dari luar
tampak menggelembung namun isinya keropos. Massa besar
tapi lemah daya. Suara lantang minus kekuatan strategis.
Akhirnya, umat sekedar menjadi mayoritas pasif. HNs.
Umat Sebagai Kekuatan Strategis
SUARA PEMBACA
BANGUN GEDUNG DAKWAH
MANDAILING
Pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah Daerah
Mandailing Natal, Sumatera Utara di atas lahan 400 meter
persegi sangat membutuhkan dana cukup besar. Diperkirakan
dapat menelan biaya mencapai Rp 1 milyar, Muhammadiyah
sudah menghimpun dana masyarakat mencapai Rp 180 juta.
Gedung tersebut diniatkan menjadi pusat kegiatan dakwah
oleh Muhammadiyah, dilengkapi konstruksi gedung sebagai
pusat perkantoran Muhammadiyah, Majelis dan Ortom.
Menurut Ketua PDM Mandailing Natal, M Yusuf Nasution,
MSi, diharapkan gedung Dakwah ini menjadi usaha pencerahan
yang dilakukan Muhammadiyah dapat lebih diintensifkan lagi.
Gedung Dakwah Muhammadiyah yang menjadi dambaan
umat dan warga Muhammadiyah, berusaha terus
mengumpulkan dana infaq dan sodaqoh dari elemen umat.
Panitia juga sudah dibentuk yang diketuai oleh As Imran
Khaitamy Daulay, SH. Yang berusaha menguatkan tekad
untuk memberdayakan dana umat untuk pencapaian gedung
tersebut. Infaq dapat ditransfer melalui Bank Sumut Cabang
Penyabungan, Rek 34002040213055, atas nama Panitia
Pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah Mandailing
Natal, Sumut.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi contac person As
Imran Khaitamy Daulay 0811618444, Muksin Nasli
0813622617780, dan M Yusuf Nasution 0811625664.
MYusuf Nasution, MSi
Ketua PDM Mandailing Natal
Sumatera Utara.
KOREKSI TULISAN DAKWAH
Mohon dikoreksi untuk penulisan prinsip dakwah pada
halaman 12 Pendekatan Budaya dalam Berdakwah,
tepatnya di halaman 13, di situ tertulis bil-hikmah, wa
almauifhat al-hasanah, wa jadil-hum bi al-latiy hiya ahsan
sebagaimana pesan Allah dalam Al-Quran.
Yang perlu dikoreksi adalah kalimat wa al-maufhat al-
hasanah seharusnya wa al-mauidhat al-hasanah karena
artinya akan berbeda terlebih di situ ditulis sebagaimana pesan
Allah dalam Al-Quran 12. Atas perhatian redaksi kami
sampaikan terima kasih.
PD NA
Jepara Jateng.
Terimakasih atas koreksinya -redaksi
5
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
SAJIAN UTAMA
D
engan demikian tidak mengherankan jika semaraknya ibadah formal
umat Islam tidak mampu mengubah keadaan di Indonesia, misalnya.
Berkibarnya bendera-bendera kealiman tidak diimbangi dengan
berkibarnya bendera kejujuran, keadilan, dan kesediaan untuk menolong
dan kesediaan untuk berbagi kemakmuran dan ketenteraman dengan orang
lain. Kegiatan beribadah sebagai simbol kealiman yang mencerminkan adanya
gejala apa yang disebut oleh Prof DR Darwis Khudori dari La Harve Perancis
sebagai egoisme dalam beragama. Egoisme dalam beragama, dalam kondisi
ekstrem dapat menimbulkan tindakan kekerasan, bahkan teror.
Selain itu, di kalangan umat Islam sekarang muncul gejala beragama
instan. Banyak yang kemudian berlagak menjadi pemborong kebenaran
Tuhan, menjadi pemborong pahala dan surga Tuhan. Mereka memasang
jalur pendek antara keikhlasan berderma dengan pahala materi berlipat ganda,
menjadi agen penjualan kapling surga bagi yang mau mewakafkan tanah
atau uang tunai bagi kelompoknya bahkan untuk merayu orang agar mau
berjamaah disediakan doorprize dan diberi hadiah bagi yang paling rajin..
Orang pun cenderung beribadah untuk memburu doorprize dan hadiah.
Mereka bisa lupa akan spirit dan subtansi jamaah adalah agar mereka bisa
hidup dalam kebersamaan, saling berbagi dan saling menolong. Mereka
lupa pada Hadist Nabi, sesungguhnya setiap perbuatan itu bergantung pada
niatnya. Perbuatan itu akan mendapat balasan sesuai dengan niat yang
dimunculkan di dalam hati.
Dalam kondisi yang demikian Islam sebagai rahmatan lil alamin,
sebagaimana sering disebut oleh Emha Ainun Nadjib dalam banyak
pengajiannya, juga sebagaimana sering disebut oleh para tokoh
Muhammadiyah dan NU, bisa kehilangan maknanya. Bagi segolongan yang
terlalu egois dalam beragama dan beragama secara instan maka Islam itu
diperlakukan sebagai Islam lil Muslimin, atau Islam lilfirqohim, atau malah
lebih buruk lagi, Islam lianfusihim. Demi untuk mendapatkan Tuhan dan
mendapatkan pahala Tuhan bagi dirinya sendiri mereka tidak ingat lagi
akan fungsi agama Islam sebagai pembebas penderitaan kemanusiaan dalam
kehidupan bersama. Mereka mengalami apa yang disebut sebaga vertikalisasi
ekstrem atau hipervertikalisasi dalam orientasi dan kesadaran beragama.
Padahal sesungguhnya fungsi agama adalah bagi kemaslahatan dan
kemanfaatan manusia. Agama memiliki dimensi dan fungsi konkret secara
horizontal. Sebab agama Islam diturunkan oleh Allah SwT dengan perantaraan
Nabi Muhammad saw untuk kemaslahatan manusia di muka bumi.
Bagaimana langkah solusinya? Diperlukan kesadaran baru untuk
nelakukan upaya pencerahan sosial, spiritual, dan kemanusiaan. Antara lain,
mampukah egoisme dalam beragama dan instanisme dalam beragama diubah
menjadi altruisme dalam beragama? (Bahan dan tulisan: tof)
Mencari
Muslim Pencerah
Semaraknya kehidupan
beragama Islam secara
simbolik di Indonesia
masih belum sebanding
peran setrategis yang
seharusnya dapat
dijalankan oleh umat
beragama. Yaitu
melakukan penceahan.
Pencerahan dalam arti
memproduksi prestasi-
prestasi kemanusian
dalam arti luas.
Termasuk
membebaskan manusia
dari penyakit
peradaban yang
menghinggapi
kehidupan global hari
ini. Kekerasan, korupsi,
ketidakadilan,
penindasan,
perbudakan modern,
diskriminasi, pelecehan
atas martabat manusia,
wanita dan anak-anak,
misalnya.
6
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
SAJIAN UTAMA
7
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
S
ebagaimana dikutip Harian Bisnis
Indonesia 8 Agustus 2012, Ketua
Umum Badan Amil Zakat Nasional
(Baznaz) Prof DR Didin Hafidhuddin
menyatakan kalau potensi zakat yang
dapat digali dari umat Islam di Indonesia
tahun 2012 yang lalu adalah Rp. 217,3
triliun. Namun realisasinya baru terhimpun
Rp. 1,7 triliun. Atau 0,78 Persen. Alias
kurang dari satu perseratus. Angka 1,7
triliun itu adalah angka yang tercatat di
lembaga badan amil zakat
Angka yang sama juga dikemukakan
oleh CEO Rumah Zakat Nur Efendi di harian
Pikiran Rakyat Bandung 8 Agustus 2012.
Menurut Nur Efendi, Lembaga-lembaga
zakat, baik Badan Amil Zakat (BAZ),
Lembaga Amil Zakat (LAZ), masjid dan
mushola, maupun Unit Pengumpul Zakat
(UPZ) baru bisa meraup 1 persen. Angka
tepatnya baru sekitar Rp 1,7 triliun dana
zakat yang berhasil dikumpulkan. Sangat
jauh antara potensi dengan pencapaian.
Tentu masih banyak yang tidak
tercatat dan tidak disalurkan lewat badan
amil zakat atau disalurkan secara mandiri.
Kalau kita memakai prasangka baik dan
rasa optimis dengan menganggap yang
tidak tercatat adalah 10 kali lipatnya, maka
zakat yang telah tergali dan tersalurkan
kepada pihak yang berhak adalah 17 triliun
rupiah. Atau 7,8 persen, masih berada di
bawah satu persepuluh.
Kesenjangan angka potensi dan
realisasi zakat ini apabila dipersandingkan
dengan angka jamaah haji kita dari tahun
ke tahun terasa sangat tinggi kesenjangan-
nya. Kalau kita mencoba melihat daftar
tunggu jamaah haji maka kita akan
tercengang. Kalau kita mendaftar haji hari
ini maka kita aka bisa berangkat ke Tanah
Suci sekitar 9-16 tahun yang akan datang.
Artinya kemakmuran dan kemampuan
serta kesadaran umat Islam di Indonesia
untuk beribadah (haji) sudah sangat tinggi.
Kalau umat Islam Indonesia
sudah sedemikian makmur dan
sadar beribadah mengapa angka
realisasi pendapatan zakat kita
sedemikian rendah? Apakah umat
Islam Indonesia lebih suka
menjalankan haji daripada
membayar zakat? Padahal dalam
urutan rukun Islam zakat diletakkan
di nomor urut tiga sedangkan haji
ada di urutan ke lima. Orang Islam
(Indonesia) yang belum sanggup
membayar zakat menurut hitungan
fiqih hampir pasti belum memenuhi
kriteria istataa (mampu)
Menurut Dosen Ekonomi dan Bisnis
UGM Yogyakarta, Fuad Rahman (Repu-
blika 07-12-2012) selama ini ada persepsi
yang salah dalam masyarakat kita. Ibadah
haji dianggap lebih utama daripada mem-
bayar zakat. Inilah yang memicu lonjakan
angka antrian jamaah haji kita, semua orang
Islam Indonesia pasti bermimpi bisa naik
haji, sedangkan yang bermimpi bisa
membayar zakat sangat sedikit.
Salah satu kesalahan persepsi ini
karena dipicu budaya kita yang memberi
kedudukan khusus bagi seseorang
yang telah bergelar H di depan namanya.
Sedangkan bagi orang yang tertib mem-
bayar zakat sama sekali tidak mendapat-
kan gelar apa-apa.
Oleh karena itu dalam artikel tersebut
Fuad Rahman memberikan rekomendasi
agar di dalam UU Zakat ditambah klausul
sanksi bagi orang yang tidak membayar
zakat. Yaitu bagi orang yang sudah mam-
pu membayar zakat namun tidak mau
menunaikannya maka dia dilarang men-
daftarkan diri sebagai jamaah haji. Dengan
sistem teknologi informasi yang sekarang
ada, pembayaran zakat dan sebagai syarat
haji itu cukup mudah untuk diintegrasikan.
Kasus zakat dan haji hanyalah ibrah
bagaimana masih jauhnya agama Islam
yang kita anut ini mampu mengubah peri-
laku kita dalam membangun peradaban
manusia sebagaimana yang dijalankan
oleh Nabi Muhammad saw dan yang
diilustrasikan dalam surat Al-Balad dengan
memilih jalan mendaki lagi sukar.
Membebaskan budak dari perbudakan
serta memberi makan kepada yang
kelaparan.
Islam yang kita kerjakan masih banyak
berkutat pada kesemarakan peribadatan.
Namun kesemarakan ritual itu tidak
mengubah apa-apa. Kalau ini dibiarkan
praktik Keber-Islaman kita akan mendekati
perilaku para pendeta agama kuna yang
hanya mementingkan urusannya dengan
Tuhan. Sedangkan urusan dengan
manusia lain dianggap sebagai bukan
urusannya, akhirnya peradaban mereka
pun jatuh ke titik nadzir yang paling rendah
yang akhirnya hilang ditelan zaman.
Sedangkan Islam yang diajarkan Nabi
Muhammad adalah suatu agama yang
walau tidak boleh melupakan urusan
manusia dengan Allah namun senantiasa
harus memperhatikan hubungan kita
dengan sesama manusia. Agama yang
memadukan dan tidak boleh memisah-
kan antara iman dan amal shalih. [bahan
dan tulisan isma]
Jangan Pisahkan Iman dan Amal Shalih
Dengan menghayati seluruh ritual ibadah haji, seharusnya
para jamaah ini akan menjadi manusia yang lebih shalih
secara sosial di masyarakat
SAJIAN UTAMA
8
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
RELASI FUNGSIONAL DALAM BERAGAMA
S
AAT kita mendengar oleh-oleh
pengalaman orang pulang dari
beribadah haji atau umroh, sering
kita terkagum-kagum dan terharu. Betapa
bersemangatnya dia menceritakan
keberhasilannya menjalankan jamaah
shalat wajib empatpuluh kali di Madinah,
berhasil ibadah umroh sunnat berkali-kali,
mengkatamkan membaca Al-Quran
bekali-kali, mencium Hajar Aswad berkali-
kali, dan betapa dia menangis sampai
sesak nafas ketika berdoa di Padang
Arafah. Dia merasa betapa Tuhan sangat
dekat karena dia sangat tekun dan
menghabiskan waktunya di Tanah Suci
khusus untuk beribadah kepadaNya.
Ketika ditanya, apakah dia sempat
bermuamalah di sana maka jawabnya
adalah bahwa di sana beribadah langsung
kepada Allah itulah yang terpenting.
Muamalah menjadi tidak penting. Ketika
ditanya apakah selama lebih sebulan di
Tanah Suci ia mengetahui bahwa
sebenarnya peri kehidupan warga
Madinah atau Makkah yang rumahnya
berada di antara gang-gang sempit atau
yang berada di dusun-dusun itu
bagaimana, dia hampir dipastikan tidak
tahu. Ketika ditanya, apakah selama lebih
sebulan di Tanah Suci pernah mendapat
kenalan baru dari bangsa lain, berbicara
dengan manusia dari pojok benua lain
lengkap dengan persoalannya, dia justru
heran kenapa pertanyaan itu dilontarkan.
Kemudian dia dengan bangga bahwa dia
mendapat kenalan sama-sama satu regu
atau satu kloter. Itu sudah cukup.
Agama menjadi sesuatu yang
ringkas, instan, menyempit dan tertutup
untuk orang lain. Agama, bagi banyak
orang sekarang dimaknai sebagai
intensitas menjaga hubungan vertikal. Dia
menjalankan ibadah yang ditujukan untuk
Tuhan semata. Dia kehilangan imajinasi
bahwa agama itu diturunkan oleh Tuhan
adalah untuk kemaslahatan manusia
bersama. Bangunan muamalah yang
dibasahi oleh ruh kecintaan kepada Allah
seharusnya dipahami sebagai bagian dari
praktik beragama, melengkapi ibadah
khusus kepada Allah tadi. Proses
beragama sesungguhnya tidak semata-
mata proses peneguhan belaka, tetapi
juga proses pencerahan. Keduanya
merupakan pilar sehingga dalam
beragama kita dapat semakin kokoh dan
sentosa. Berapa banyak ayat suci Al-
Quran, Hadits, Hadist qudsi yang
mengisyaratkan hal itu. Iman selalu diiringi
dengan amal shalih, mendirikan shalat
diiringi dengan membayar zakat, dan yang
semacam itu banyak sekali.
Intinya terdapat relasi yang fungsional
antara praktik beragama yang vertikal
dengan praktik beragam yang horizontal.
Kalau relasi ini terputus, kalau manusia
beragama hanya menghadapkan
wajahnya ke atas, tidak pernah menengok
ke samping, apalagi memandang ke
bawah maka implikasinya pun menjadi
sangat serius dan luas. Mereka akan
cenderung menjadikan Tuhan sebagai
solusi semua masalah. Ingin kaya
melimpah harta, cukup bersedekah lalu
menagih janji Tuhan .
Kalau ini dibiarkan berlarut-larut, dan
beragama hanya dipandang sebagai
proses vertikal belaka, sehingga agama
tidak berfungsi menyelesaikan masalah
kemanusiaan hari ini maka tragedi
kemanusiaan dan keberagamaan
sebagaimana dikisahkan AA Navis dalam
cerpen Robohnya Surau Kami akan terus
berulang di muka bumi dengan pelaku dan
korban yang berbeda. Orang menganggap
dengan beribadah dan membiarkan Tanah
Airnya dikuras kekayaannya oleh bangsa
asing bukan dosa. Orang cukup berdoa
dan menjalankan ibadah dengan tekun
berhari-hari dan membiarkan tetangganya
kelaparan, sakit, tidak bisa sekolah, sebagai
anak yatim terlantar sebagai bukan dosa.
Padahal jelas, menurut Al Maun, mereka
yang berperilaku demikian adalah para
pendusta agama.
Dalam Muhammadiyah tugas
pemeluk agama Islam sebagai pencerah
kehidupan dirumuskan ketika memba-
yangkan adanya masyarakat Islam.
Masyarakat Islam masyarakat yang
tercerahkan. Mengapa pada zaman
penjajahan dulu Belanda selalu takut,
khawatir dan mencurigai warga
Nusantara yang pulang dari ibadah haji.
Sebab para hujjaj yang pulang dari Tanah
Suci dulu mampu menjadi manusia
pencerah bagi lingkungannya. Dengan
demikian tragedi Robohnya Surau Kami
tidak akan terulang kembali. (Bahan dan
tulisan: tof)
SAJIAN UTAMA
9
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
Agama sebagai Spirit
Kepedulian
Arif Nurkholis/Relawan MDMC
DARI beberapa peristiwa
bencana alam yang saya ikut
terjun langsung menjadi relawan,
seperti di Yogyakarta, Padang,
dan Tasik, saya melihat
seharusnya peran agama lebih
fungsional. Misi kemanusiaan itu
tidak memandang siapa yang
menjadi korban. Dalam konteks
ini, peran agama harusnya lebih
substantif, bukan seremonial yang
normatif. Sebab, apa yang
dibutuhkan oleh para korban
bencana lebih pada basic needs,
yaitu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Dalam konteks
misi kemanusiaan, seharusnya agama lebih ditempatkan
sebagai spirit untuk menolong orang lain. Agama menjadi spirit
untuk berbagi bersama yang lain. Atau agama dijadikan
sebagai spirit untuk kepedulian terhadap sesama.
Dalam praktek misi kemanusiaan, egoisme kelompok
hanya akan membuat ribet di lapangan. Secara manajerial,
kelompok-kelompok yang lebih menjunjung tinggi bendera
masing-masing akan sulit berkoordinasi dengan yang lain.
Padahal, yang paling penting di lapangan adalah koordinasi.
Dalam praktik penanggulangan bencana alam di lapangan
harus berpegang pada prinsip bahwa setiap tim tidak dapat
menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Artinya,
dibutuhkan koordinasi dengan tim yang lain. Dengan begitu,
setiap kelompok dapat berbagi peran dengan yang lain. Rif
Misi Kemanusiaan Bagian dari
Agenda Dakwah
Budi Setiawan/Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP
Muhammadiyah.
SAYA tetap berangkat dari teologi
Al-Maun. Jadi, teologi Al-Maun
itu bicara tentang anak yatim dan
orang miskin tanpa
mempertanyakan tentang agama
atau golongannya. Menolong
orang itu misi kemanusiaan.
Bahkan, bisa dikatakan sebagai
orang yang mendustakan agama
ketika kita tidak mau menolong
orang lain. Teologi Al-Maun ini
luar biasa! Kita tidak pernah bicara
tentang siapa orang yang akan kita bantu. Dalam surat Al-
Maun itu kan hanya membicarakan anak yatim yang harus
dibantu tanpa menanyakan apakah dia seorang Muslim atau
bukan. Inilah yang membuat saya tertantang untuk
menjalankan misi kemanusiaan.
Kadang-kadang, saya juga masih merasa prihatin.
Misalnya, di suatu daerah tertimpa bencana, tetapi masih ada
orang yang mengatakan, itu daerah orang lain atau bukan
basis massa kita. Saya lalu katakan, memangnya kita tidak
boleh menolong orang lain? Termasuk Lembaga
Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah, ketika akan
menolong korban bencana alam, kita bekerjasama dengan
kelompok lain tanpa memandang siapa dan dari mana
mereka. Kita menolong korban bencana juga tanpa melihat
siapa atau dari mana pihak yang jadi korban. Misi
kemanusiaan ini termasuk bagian dari agenda dakwah
Muhammadiyah. Rif
Dibutuhkan Keikhlasan dalam
Misi Kemanusiaan
Joserizal Jurnalis/Pendiri dan Presidium MER-C
DUNIA relawan adalah dunia yang sangat luas. Relawan
terbagi dua macam, yaitu unpaid volunteer dan paid volunteer.
Unpaid volunteer adalah relawan yang ketika melakukan
kegiatan sosial sama sekali tidak dibayar. Sedangkan paid
volunteer kebalikan dari unpaid volunteer.
Misalnya, relawan kami di Gaza. Kami tidak memberikan
gaji kepada mereka, tetapi kami memberikan tunjangan hidup
bagi keluarganya. Tapi untuk kebutuhan mereka selama di
Gaza yang pasti ditanggung oleh MER-C.
Tidak ada paksaan bagi orang yang ingin bergabung di
MER-C. Bahkan, ketika sudah bergabung pun, tidak ada
pemaksaan bagi relawan untuk bisa ikut pada kegiatan MER-
Ckarena kesibukan para relawan di dunia kerja maupun
perkuliahan. Yang terpenting adalah keikhlasan dalam
melakukan misi kemanusiaan dan ketekunan dalam melatih
skill tersebut. (sumber: www.mer-c.org/rif)
DI ANTARA KITA
10
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
S
ebanyak 358 wisudawan/wisudawati program studi Pendidikan
Matematika, Program studi Pendidikan Bahasa & Sastra
Indonesia Angkatan Ke-9 serta Program Studi (Prodi) Pendidikan
Bahasa Inggris Angkatan Ke-3 Harlah Ke-12 Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah resmi di-
wisuda, Para Wisudawan/i dilantik dan diambil sumpahnya langsung
oleh Ketua STKIP Muhammadiyah Pagaralam Drs H Idrusin
Senamit, MM (Sabtu, 9 Safar 1434 H / 22 Desember 2012).
Prosesi Wisuda dilaksanakan di
kompleks Perguruan STKIP Mu-
hammadiyah Pagaralam Jl Kombes
HUmar No 1123 Kota Pagaralam
Sumatera Selatan. Turut hadir da-
lam acara Wisuda STKIP Muham-
madiyah WaliKota Pagaralam,
Penasehat Aisyiyah Kota Pagar-
alam dr Hj Ida Fitriati MKes, Pim-
pinan Daerah Muhammadiyah
(PDM) Kota Pagaralam sekaligus
Badan Pembina Harian (BPH)
STKIP Muhammadiyah HA Dimyati Rais, Unsur Muspida, Kepala
BUMN, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah, Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah, Pimpinan
Muhammadiyah dan Pimpinan Aisyiyah Kota Pagaralam, Pimpinan
Cabang dan Pimpinan Ranting se-Daerah Kota Pagaralam beserta
undangan lainnya.
Dalam Pidato laporannya Ketua STKIP Muhammadiyah
menuturkan Wisudawan/i STKIP Muhammadiyah Pagaralam
sebanyak 358 orang telah diambil sumpahnya dari 3 program studi
antara lain 145 orang dari prodi matematika, 129 orang dari prodi
bahasa dan sastra Indonesia dan 83 orang dari prodi bahasa Inggris.
Wisudawan/i terbaik dengan predikat Dengan Pujian diraih oleh
Rika Yumiati Program Studi Matematika, Ade Setiawan Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Tommy Heryandi Program
Studi bahasa Inggris, paparnya.
Pada kesempatan yang sama dalam
sambutannya Pimpinan Daerah Muham-
madiyah Pagaralam (PDM) dan Badan
Pembina Harian (BPH) STKIP Muham-
madiyah Kota Pagaralam H ADimyati Rais
mengatakan STKIP Muhammadiyah
Pagaralam didirikan dengan tujuan untuk
melahirkan kader-kader pendidik yang
intelek, profesional, berakhlak mulia serta
dapat menerapkan disiplin ilmu yang
didapat selama dibangku perkuliahan untuk
masyarakat sebagai wujud pengabdian
dan mampu bersaing di era globalisasi ini.
Sejalan dengan itu pula jumlah mahasiswa STKIP Muham-
madiyah Pagaralam yang terdaftar hingga sekarang mencapai
3803. hal ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak terutama
Pemerintah Kota Pagaralam karena STKIP Muhammadiyah merupa-
kan salah satu mitra Pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa..
Wisudawan/i STKIP Muhammadiyah Pagaralam
Senada dengan itu, STKIP Muhammadiyah Pagaralam dalam
perjalanannya telah mengalami banyak kemajuan terutama dalam
upaya pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi yakni, Pendidikan
dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat.
Kemajuan paling signifikan yang telah dicapai almamater ini sejak
tahun 2000 hingga 2012 adalah telah diwisudanya Sarjana S1
sebanyak 1.255 orang mahasiswa/I dalam 9 angkatan dan pada
umumnya telah mengabdi di berbagai instansi baik pegawai negeri
sipil maupun swasta.
Di samping upaya peningkatan
mutu dan SDM, perguruan tinggi ini
juga sedang meningkatkan
pembangunan fisik dalam rangka
peningkatan sarana dan prasarana
ruang perkuliahan, ruang adminis-
trasi dan laboratorium dan sarana
penunjang lainnya, di antaranya
pembangunan gedung baru yang
sedang dilaksanakan.
Diujung sambutannya Ketua
BPH mengajak kepada seluruh
wisudawan/wisudawati jangan kita apatis dalam mengisi kehidupan
ini, kita harus selalu belajar dan terus berbuat lebih baik, jangan
pula mudah puas dengan apa yang telah kita raih saat ini kita
songsong masa depan yang lebih cerah pada hari esok sehingga
ilmu yang didapat bisa bermanfaat untuk dunia dan akhirat kelak.
(adv)
STKIP MUHAMMADIYAH PAGARALAM
KUKUHKAN WISUDAWAN/I ANGKATAN KE-9
Drs H. Idrusin Senamit, MM
HA Dimyati Rais
11
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
KALAM
P
EDOMAN Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)
adalah salah satu keputusan penting yang dihasilkan oleh
Muktamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000, di Jakarta.
Pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengayaan dalam
menjalani berbagai kegiatan sehari-hari dan diputuskan dalam
permusyawaratan tertinggi di Persyarikatan ini tentu mempunyai
tujuan penting. Tujuannya ialah terbentuknya perilaku individu dan
kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan
keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
PHIWM adalah seperangkat nilai dan norma yang bersumber
pada Al-Quran dan As-Sunnah yang menjadi pola bagi warga
Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga
tercermin kehidupan Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya. Sesuai dengan namanya, PHIWM
merupakan pedoman untuk menjalani berbagai lingkup kehidupan.
Ada 11 (sebelas) lingkup kehidupan yang disebutkan dalam
PHIWM, yaitu: pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi,
mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi,
berbangsa dan bernegara, mengembangkan ilmu pengetahuan,
dan mengembangkan seni dan budaya
PP Muhammadiyah dalam Kata Pengantar buku PHIWM yang
diterbitkan mengajak seluruh pihak di lingkungan Persyarikatan untuk
menindaklanjuti dalam beberapa langkah, yang intinya antara lain
sebagai berikut : 1. memasyarakatkan PHIWM secara meluas ke
seluruh anggota dan jajaran pimpinan di berbagai lingkungan
Persyarikatan; 2. Menyelenggarakan kajian, penyegaran, penataran,
Baitul Arqam, dan berbagai bentuk pembinaan lainnya secara intensif
di seluruh tingkatan Pimpinan Persyarikatan dengan melibatkan
Majelis/Lembaga/ Ortom/Amal Usaha terkait; 3. Menggerakkan
pengamalan PHIWM secarfa intensif, istiqamah, dan terus menerus
sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Sementara itu, Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta
tahun 2010 yang dikenal dengan sebutan Muktamar Satu Abad
Muhammadiyah memutuskan antara lain Pedoman Revitalisasi
Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Di dalamnya ada model
pengembangan di antaranya gerakan pengajian di samping Darul
Arqam atau Baitul Arqam. Dalam rangka memasyarakatkan PHIWM
hendaklah digabung dan disatupadukan dengan revitalisasi
Cabang dan Ranting Muhammadiyah. PHIWM menjadi salah satu
materi yang diagendakan dalam Darul Arqam atau Baitul Arqam di
tingkat Cabang dan Ranting. Bahkan, untuk pengajian anggota
Muhammadiyah termasuk pimpinan, maka PHIWM diagendakan
menjadi materi pengajian, misal, dijadwal dalam satu tahun selesai.
Agar mereka bisa lebih mendalami, memahami, menghayati yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan dapat memahamkannya, baik
kepada orang dalam dan luar Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam. Gerakannya
bermaksud melakukan dakwah dan tajdid. Muhammadiyah
mengajak manusia untuk memeluk Islam dengan cara yang santun,
bijak, hikmah, dialog, dan tanpa kekerasan. Kepada mereka yang
sebelumnya telah beragama Islam, Muhammadiyah mengajak
mereka dalam mengamalkan ajaran Islam bersumber pada Al-
Quran dan Sunnah Rasul. Muhammadiyah meyakini bila Islam
ajarannya dilaksanakan dalam arti sebenarnya dan sesungguhnya
akan membawa kemajuan. Islam yang berkemajuan, Islam yang
mencerahkan, inilah yang menjadi paham Muhammadiyah. Atau
Islam yang menyinari dan menerangi di tengah kegelapan kehidupan
umat manusia.
Anggota Muhammadiyah sebagai warganya sebuah
Persyarikatan yang menamakan diri gerakan Islam, harus
menyadari bahwa keberadaannya di masyarakat harus bergerak.
Tidak boleh tinggal diam. Atau terus bergerak tiada henti, bagaikan
kincir angin yang terus berputar. Bergerak untuk berdakwah dan
melakukan tajdid atau pembaruan. Jadi, anggota Muhammadiyah
adalah subyek, pelaku, atau fail bukan maful. Anggota
Muhammadiyah adalah penggerak dan pendorong masyarakat
ke arah yang positif dan konstruktif. Bukan sebaliknya, penggerak
ke arah yang negatif dan destruktif. Jelas dan tegasnya, anggota
Muhammadiyah kehadirannya di masyarakat untuk membawa
kebaikan, bukan kejahatan, untuk membangun dan bukan untuk
merusak.
Agar dapat menunaikan tugas dengan baik, maka anggota
Muhammadiyah sebelumnya perlu menyiapkan dirinya secara utuh
yang meliputi jiwa, raga, dan akalnya. Mereka perlu mendapatkan
bekal dari Pimpinan Persyarikatan. Agar mereka dalam terjun di
medan juang, sebagai subyek atau fail, memiliki ketahanan dan
ketangguhan mental, kesabaran, dan keistiqamahan. Selain itu,
mereka, sebagai pelaku, juga harus memiliki kemampuan untuk
memberi keteladanan yang baik. Di antara bekal yang baik yang
perlu dibekalkan oleh Pimpinan Persyarikatan kepada mereka
adalah PHIWM. Upayakan dengan sungguh-sungguh agar mereka
memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, mereka dapat memahamkan
PHIWM kepada siapa pun.
PHIWM jika dipahami, dihayati, dan diamalkan diyakini
merupakan salah satu bekal yang baik bagi setiap anggota
Muhammadiyah untuk menjadi Muslim pembawa kemajuan dan
Muslim pencerah. Bukan hanya membawa kemajuan diri sendiri,
tetapi juga membawa kemajuan masyarakat. Bukan hanya
mencerahkan dirinya saja, tetapi bahkan mencerahkan orang lain
dan lingkungan sekitarnya. Nah, karena itu, setiap anggota
Muhammadiyah harus senantiasa berikhtiar dan bertekad dapat
menepati komitmennya menjadi Muslim pencerah. Semoga.
l
BEKAL MENJADI MUSLIM PENCERAH BEKAL MENJADI MUSLIM PENCERAH BEKAL MENJADI MUSLIM PENCERAH BEKAL MENJADI MUSLIM PENCERAH BEKAL MENJADI MUSLIM PENCERAH
MMUCHLAS ABROR
12
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
BINGKAI
P
impinan Pusat akhirnya memutuskan tempat Muktamar
Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-47 di Makassar,
Sulawesi Selatan. Muktamar insya Allah dilaksanakan
bulan Juli 2015, dengan tanggal yang akan ditentukan kemudian.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dengan
semangat tinggi telah menyatakan kesanggupan yang mantap.
Bismillahirrahmanirrahim, sekali azam diikrarkan maka segala
ikhtiar wajib dilakukan guna menyukseskan perhelatan akbar di
awal abad kedua itu.
Bahwa Muktamar sebagai forum permusyawaratan tertinggi
dalam organisasi diperintahkan oleh AD dan ART untuk
dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Selain memilih anggota
Pimpinan Pusat dan menetapkan program serta keputusan-
keputusan penting, Muktamar juga membahas masalah-
masalah strategis yang menjadi kepentingan organisasi.
Karenanya betapa penting kedudukan dan fungsi Muktamar
dalam regulasi organisasi sekaligus melangsungkan pergerakan
Muhammadiyah.
Muktamar 2015 memang masih dua setengah tahun ke de-
pan. Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui pleno 7 Desember
2012 memutuskan tempat perhelatan musyawarah tersebut sejak
dini agar Muhammadiyah Sulawesi Selatan benar-benar mem-
persiapkan pelaksanaannya secara lebih matang. Cukup banyak
waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya khususnya tempat
persidangan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang re-
presentatif. Kompleks Universitas Muhammadiyah Makassar
dengan gedung baru 17 lantai (Gedung Iqra) disiapkan untuk
Muktamar Muhammadiyah. Sedang dipilih lokasi paling tepat
dan representatif untuk tempat Muktamar Aisyiyah. Insya Allah
spirit dan syiar Muktamar Makassar akan segera menggema.
Warga Muhammadiyah dari seluruh negeri maupun manca ne-
gara dapat merencanakan jadwal dan kesiapan bekal sejak dini
untuk hadir ke kota Angin Mamiri itu.
Memasuki Abad Kedua
Muktamar Muhammadiyah tentu bukan sekadar persiapan
seremonial semata. Muktamar juga bukan hanya perhelatan
untuk berkumpul para anggota organisasi. Meski tetap memberi
tempat bagi syiar dan kegembiraan, Muktamar Muhammadiyah
harus dimaknai secara substansi dan penuh arti. Bagi
Muhammadiyah Muktamar harus diletakkan sebagai jalan atau
alat untuk menjadikan organisasi Islam modern terbesar ini
semakin maju dan unggul di segala bidang garapannya dalam
memasuki abad kedua yang sarat tantangan kompleks.
Muktamar ke-47 tahun 2015 di kota Makassar itu memiliki
arti khusus. Pertama,muktamar diselenggarakan di daerah yang
terbilang penting dan strategis di kawasan Indonesia bagian timur,
yang memiliki sejarah Islam yang jaya di masa lampau, warga
Muhammadiyahnya memiliki semangat dan fanatisme yang tinggi,
dan kini tengah tumbuh-kembang dengan segala rupa
dinamikanya sebagai sebuah kota besar. Kedua, di Makassar
itulah diselenggarakan Muktamar ke-39 tahun 1971, yang cukup
monumental karena menghasilkan Khittah 1971, yakni Khittah
Perjuangan Muhammadiyah yang menegaskan posisi sebagai
organisasi dakwah kemasyarakatan yang tidak berpolitik-praktis
dan tidak memiliki hubungan dengan kekuatan politik apa pun.
Ketiga, muktamar ke-47 memiliki arti penting karena secara
nyata Muhammadiyah telah memasuki perjalanannya di abad
kedua yang penuh tantangan baik di tingkat lokal dan nasional
maupun global.
Muhammadiyah memang secara nyata memasuki seratus
tahun kedua sejak Milad akbar 18 November 2012 yang baru saja
berlalu. Jika dihitung dengan tahun hijriyah bahkan sudah melewati
tahun ketiga. Karenanya tahun 2015 Gerakan Islamini telah mema-
suki fase jangka pendek pertama dalam neraca gerak ke depan di
abad baru itu. Artinya, Muktamar Makassar itu akan menjadi
tonggak, apakah tanda-tanda kemajuan abad kedua Muham-
madiyah telah menunjukkan gerak positif dan menggembirakan
atau sebaliknya berlalu begitu saja. Di situlah Muhammadiyah di
seluruh pelosok negeri benar-benar dapat mengukur diri.
Apa momentum terpenting dari rencana Muktamar
Makassar itu? Artinya, masih ada waktu sisa dua setengah tahun
untuk menuntaskan amanat Muktamar ke-46 tahun 2010.
Segenap pimpinan Persyarikatan baik Muhammadiyah maupun
Aisyiyah dengan seluruh Unsur Pembantu Pimpinan maupun
Amal Usahanya dari Pusat hingga Ranting wajib memacu diri
melaksanakan program dan keputusan yang dimandatkan oleh
Muktamar ke-46 sampai Musyawarah Ranting yang lalu secara
optimal. Mana amanat yang sudah dan mana yang belum
dilaksanakan.
Apabila masih ada Daerah, Cabang, dan Ranting yang belum
melaksanakan pemusyawaratan yang diwajibkan konstitusi,
meski sudah sangat terlambat, maka laksanakan dengan segera.
Amanat organisasi itu tetap amanat, yang secara moral dan
Menyambut
Muktamar di Makassar
DR H HAEDAR NASHIR, MSI
13
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
BINGKAI
organisasi menjadi kewajiban untuk dipertanggungjawabkan oleh
setiap anggota pimpinan yang memperoleh mandat. Tidak
mungkin organisasi mampu memasuki abad kedua dengan sigap
manakala regulasi organisasi seperti Musda, Muscab, dan
Musran saja tidak dapat dilaksanakan dalam awal periode.
Demikian pula kalau masih ada Pimpinan Persyarikatan,
Majelis, Lembaga, Organisasi Otonom, dan Amal Usaha yang
belum maksimal dalam melaksanakan kegiatan, para anggota
pimpinannya jarang rapat dan kurang aktif, serta tidak menjalankan
roda organisasi dengan baik maka segeralah berbenah kembali.
Bukanlah hari ini dan esok harus lebih baik dari hari-hari kemarin?
Tantangan Ke Depan
Allah SwT mengingatkan kaum Muslim untuk memper-
siapkan masa depan dengan segala daya dan upaya. Kesadaran
akan masa depan bahkan disejajarkan dengan ketaqwaan
sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran: Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Hasyr : 18).
Hari kiamat adalah hari esok yang jauh, tetapi semuanya harus
dilewati melalui jalan di dunia. Bahwa setiap orang beriman akan
meraih keselamatan di hari kiamat itu manakala berikhtiar dengan
segala usaha selama di dunia.
Demikian pula dengan Muhammadiyah. Masa depan
Muhammadiyah tergantung pada hari ini. Menurut T. Iliot, masa
depan itu ada pada masa lalu dan masa kini. Artinya perjalanan
waktu itu merupakan suatu kesinambungan. Waktu atau zaman
bukan sekadar detak jarum jam dan kalender, tetapi pergumulan
manusia dengan segala usaha dan dinamikanya. Karenanya
jika Muhammadiyah ingin mengukir kisah sukses kedua di era
seratus tahun ke depan maka segalanya harus dimulai dari awal
waktu. Jika tahun-tahun awal abad kedua lepas momentum,
maka Muhammadiyah akan berat memasuki masa sesudahnya.
Di awal abad kedua banyak tantangan berat yang harus
dihadapi Muhammadiyah. Di era itu perubahan-perubahan sosial
berskala mikro dan makro berlangsung luar biasa. Masyarakat
memasuki fase kehidupan modern abad ke-21 yang multikom-
pleks, bahkan pada banyak bagian telah memasuki era modern
tahap lanjut yang disebut postmodern. Artinya kompleksitas
kehidupan sangat tinggi dalam seluruh bidang, yang memerlukan
modal keyakinan, alam pikiran, sikap, dan tindakan yang mampu
melampauinya. Jika tidak mampu, maka siapa pun akan digilas
oleh zaman modern dan pascamodern yang ganas itu.
Demikian pula Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.
Muhammadiyah dalam memasuki fase kedua sejarah perja-
lanannya ke depan wajib memiliki kesiapan perangkat lunak dan
perangkat keras yang serba unggul, sehingga tampil menjadi
gerakan pencerahan yang mengukir pembaruan gelombang
kedua. Berbagai rintisan amal usaha, program, dan kegiatan
yang bersifat terobosan atau alternatif sebagaimana mulai tampak
di sejumlah bidang dan kawasan merupakan modal berharga
bagi Muhammadiyah guna memulai perjalanan panjangnya ke
masa seratus tahun ke depan. Tidak kalah penting ialah modal
ideologis, militansi, alam pikiran, ilmu, dan kebersamaan yang
diikat dalam sistem gerakan yang kuat. Jika Muhammadiyah
maupun Aisyiyah siap dan sigap dengan modal ruhaniah dan
lahiriah yang kokoh itu maka banyak jalan akan terbuka guna
mengukir sejarah baru di abad kedua. Insya Allah!
14
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
TANYA JAWAB AGAMA
Pertanyaan:
Orang tua saya petani. Kebetulan saat
ini punya sapi dua; betina dan jantan. Ba-
nyak tetangga komentar pejantannya sa-
ngat baik. Dua sapi ini digunakan untuk
membajak di sawah. Namun tidak jarang
saat pagi akan membajak sawah, datang
seseorang membawa sapi betina untuk
dikawinkan. Ayah saya tahu masa birahi
sapi terbatas waktunya, maka harus se-
gera dikawinkan. Lalu, beliau mengurung-
kan membajak ke sawah karena sapi jan-
tannya untuk melayani sapi betina. Ka-
dang-kadang ayah saya diberi uang seka-
lipun tidak sebanding dengan hasil mem-
bajak. Pertanyaan saya:
1. Bolehkah ayah saya menerima uang
karena mengizinkan sapi pejantannya
untuk memenuhi kepentingan sapi be-
tina milik orang lain?
2. Untuk tidak merugikan dalam pekerja-
an, dapatkah ayah saya meminta uang
ganti yang sebanding karena tidak da-
pat membajak?
3. Apakah tidak sama dengan jual beli
sperma binatang?
Seorang jamaah masjid di Yogyakarta
(disidangkan pada hari Jumat, 17 Zulhij-
jah1433 H / 2 November 2012)
Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaan yang
saudara ajukan. Sebelumnya perlu kami
tegaskan terlebih dahulu, karena ayah
Anda dan si pemilik sapi betina tidak pernah
melakukan akad jual beli, maka apa yang
dilakukan ayah saudara dan si pemilik sa-
pi betina itu bukanlah akad jual beli. Oleh
karenanya masalah yang dihadapi ayah
saudara itu tidak bisa disamakan dengan
jual beli sperma binatang.
Pada dasarnya menerima suatu pem-
UANG GANTI RUGI PEMACEKKAN
berian dari orang lain adalah hal yang di-
bolehkan, apa pun bentuknya asalkan
tidak membahayakan orang lain. Terma-
suk dalam hal ini adalah menerima uang
yang diberikan seseorang karena ia me-
rasa telah dibantu dan sebagai ucapan te-
rima kasih. Oleh karenanya, diperboleh-
kan bagi ayah saudara untuk menerima
uang yang diberikan tetangga Anda ter-
sebut.
Kemudian pertanyaan saudara tentang
bolehkah ayah saudara meminta uang
ganti karena sapinya tidak bisa membajak,
perlu kiranya dijelaskan dahulu tentang prin-
sip-prinsip muamalah yang ada dalam
Islam. Paling tidak ada empat prinsip mua-
malah yang relevan dengan pertanyaan
saudara. Pertama,pada dasarnya segala
macam bentuk muamalah adalah mubah
(boleh), kecuali yang ditentukan lain oleh
Al-Quran dan Sunnah Rasul saw. Kedua,
muamalah dilaksanakan atas dasar suka-
rela, tanpa mengandung unsur paksaan.
Ketiga, muamalah dilakukan atas dasar
pertimbangan mendatangkan manfaat dan
menghindari madharat dalam hidup ber-
masyarakat. Keempat, muamalah dilak-
sanakan dengan memelihara nilai keadilan,
menghindari unsur-unsur penganiayaan
dan unsur-unsur pengambilan kesempat-
an dalam kesempitan (Ahmad Azhar Ba-
syir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hu-
kum Perdata Islam), hlm. 15-16).
Pertanyaan saudara tersebut bila di-
lihat dari kacamata prinsip muamalah tidak
melanggar sama sekali, jika ayah Anda
dan si pemilik sapi betina memang telah
sama-sama rela dan setuju dengan apa
yang disepakati sebelumnya serta yang
paling penting adalah tidak ada yang ter-
dlalimi (dirugikan) satu sama lain. Bah-
kan dengan adanya semacam uang ganti
dari si pemilik sapi betina kepada ayah
Anda, ayah Anda bisa menggunakan uang
tersebut selain untuk memenuhi kehi-
dupan sehari-hari untuk membeli ma-
kanan yang lebih bergizi sehingga kese-
hatan sapi dapat terjaga.
Berdasarkan prinsip-prinsip muama-
lah di atas, dan mengingat pula permintaan
mengawinkan itu tidak berlangsung setiap
hari, yang dapat menghambat pekerjaan
membajak sekaligus menghambat in-
come keluarga. Namun tidak ada salah-
nya sekali waktu ayah saudara mau me-
minjamkan sapi jantannya untuk menga-
wini sapi betina orang lain tanpa meminta
uang ganti (karena sapi itu memang tidak
dipersiapkan untuk menjadi pejantan yang
memerlukan pemeliharaan dan peng-
awasan khusus oleh ahlinya). Dengan be-
gitu ayah saudara insya Allah akan mem-
peroleh keutamaan seperti yang disebut-
kan dalam sebuah Hadits Rasulullah saw
di bawah ini,
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
15
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
TANYA JAWAB AGAMA
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Amir
Al-Hauzini dari Abu Kabsyah Al-Anmari
ra, bahwa ia datang ke rumahnya (Abu
Amir) lalu mengatakan: Pinjami aku kuda
pejantanmu untuk mengawini kuda betina
milikku, karena sungguh aku mendengar
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa
yang meminjamkan kuda pejantannya
secara cuma-cuma, lalu kuda betina yang
dibuahi itu berketurunan, maka pemilik
kuda jantan tersebut akan mendapatkan
pahala tujuh puluh kuda yang dijadikan
sebagai binatang tunggangan di jalan
Allah. Jika tidak berketurunan maka
pemilik kuda pejantan akan mendapatkan
pahala seekor kuda yang digunakan
sebagai hewan tunggangan di jalan
Allah. (HR Ibnu Hibban dan dishahihkan
oleh Syuaib al-Arnauth)
Demikan jawaban dari kami, semoga
bermanfaat. Wallahu alam bish-shawab.
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
16
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
17
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
18
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan ber-
buat kebajikan, bahwa bagi mereka di-
sediakan surga-surga yang mengalir su-
ngai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rizki buah-buahan dalam surga-
surga itu, mereka mengatakan: Inilah riz-
ki yang pernah diberikan kepada kami
dahulu. Mereka diberi buah-buahan yang
serupa. Dan di sana mereka memperoleh
pasangan-pasangan yang suci. Mereka
kekal di dalamnya.
Ayat ke 25 ini merupakan kelompok
ayat dari satu tema besar (ayat 1-29) da-
lam surat Al-Baqarah. Pada kelompok
ayat-ayat sebelumnya, Allah memerintah-
kan kepada seluruh manusia untuk me-
nyembah kepada-Nya karena hanya Al-
lahlah yang telah menciptakan segala se-
suatu baik yang ada di langit maupun yang
di bumi. Karena itulah, bagi manusia, sikap
musyrik terhadap Allah merupakan hal
yang dilarang keras dalam agama (ayat
21-22). Beriman terhadap Allah mutlak di-
perlukan dan harus dilaksanakan oleh se-
tiap manusia. Jika kemudian ini tidak dila-
kukan, konsekuensi yang akan diterima
adalah balasan neraka yang telah dijanji-
kan oleh Allah SwT. (ayat 23-24). Pada
ayat 25 ini sebaliknya, bagi setiap orang
yang memiliki keimanan kepada Allah
SwT. dan selalu mengiringinya dengan
amal shalih maka akan mendapatkan
konsekuensi positif berupa kenikmatan-
kenikmatan yang telah Allah sediakan.
Allah SwT memerintahkan kepada
Nabi Muhammad saw untuk menyam-
paikan kabar gembira kepada orang-
orang yang beriman dan beramal shalih
bahwa di akhirat nanti mereka akan men-
dapat balasan surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai. Jannti n
( )di dalam ayat ini adalah bentuk
jama muannats slim ( )
dari jannah ( ) yang secara harfiah
berarti taman. Kata jannah ( )berasal
dari kata janna ( ) dengan arti tersem-
bunyi. Sebuah taman dinamai jannah
( )karena di dalam taman tumbuh po-
hon-pohon yang rindang sehingga orang-
orang yang ada di dalamnya tidak kelihatan
karena tersembunyi oleh pohon-pohon
yang rindang itu.
Tidak hanya dalam ayat ini, tetapi da-
lam banyak ayat lainnya surga selalu di-
gambarkan dengan taman lengkap de-
ngan sungai yang mengalir. Kadang-ka-
dang ditambah dengan kenikmatan aneka
ragam buah-buahan, seperti buah anggur
dan delima. Lain kesempatan dilengkapi
kenikmatan surga dengan minuman yang
segar, tempat duduk santai, bahkan dalam
beberapa tempat disebut ada bidadari
yang cantik. Yang hampir selalu disebut
adalah taman dengan sungai yang meng-
alir di dalamnya.
Timbul pertanyaan, kenapa surga di-
gambarkan dengan taman dengan sungai
yang airnya mengalir? Secara cepat ada
yang menjawab, karena Al-Quran diturun-
kan kepada bangsa Arab yang tinggal di
padang pasir sahara yang tandus. Adalah
sesuatu yang menjadi impian mereka un-
tuk memiliki taman-taman yang rindang
dan indah lengkap dengan sungai yang
airnya mengalir. Akan lebih menarik hati
mereka lagi apabila di dalam taman itu
terdapat beragam buah-buahan yang le-
zat-lezat dan tempat untuk bersantai leng-
kap dengan hidangan minuman yang se-
gar. Tetapi jawaban seperti ini mendatang-
kan persoalan, apakah surga berupa ta-
man dengan sungai yang airnya mengalir
itu tetap menarik hati dan menjadi impian
masyarakat yang tinggal di negeri yang
alamnya indah, hijau, berbukit-bukit dan
ada sungai yang membentang berliku-liku
dengan air yang jernih? Surga tidak boleh
hanya menarik hati sebagian masyarakat
tetapi tidak menarik bagi yang lainnya, ka-
rena Al-Quran diturunkan untuk seluruh
umat manusia sepanjang zaman di mana
pun mereka berada.
Sebenarnya taman yang indah dan
rindang dengan air yang mengalir adalah
sebuah kenikmatan yang universal, akan
selalu menarik hati bangsa manapun, di
mana dan kapanpun. Semua orang, beta-
papun tidak terpelajarnya mereka, pasti
dapat membayangkan keindahan taman
yang rindang lengkap dengan sungai-su-
ngainya. Jika surga digambarkan dengan
kenikmatan yang spesifik, lokal dan tidak
bersifat universal, tentu tidak menarik hati
manusia seluruh dunia. Bayangkan jika
masyarakat yang jauh di pedalaman, di
tengah hutan dan tidak mengenal produk
teknologi modern, kita janjikan hadiah be-
TAFSIR AL-QURAN
BERITA GEMBIRA
BAGI ORANG YANG BERIMAN
SURAT AL-BAQARAH AYAT 25
19
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
TAFSIR AL-QURAN
rupa cellphone,ipad, black berry, dan lain
sebagainya, tentu mereka tidak akan ter-
tarik karena tidak mengerti. Begitu juga
apabila kepada mereka dijanjikan suguh-
an makanan spaghetti, pizza, donat, dan
lain sebagainya tentu mereka juga tidak
akan tertarik karena tidak mengerti dan
tidak bisa membayangkannya.
Visualisasi surga di dalam Al-Quran
hanyalah sekadar gambaran supaya da-
pat dipahami, bukan keadaan yang sebe-
narnya. Keadaan yang sebenarnya dari
surga tidak dapat dibayangkan. Dalam se-
buah hadis qudsi Allah berfirman: Aku
sediakan bagi hambaku yang saleh, apa
yang belum pernah dilihat oleh mata, be-
lum pernah didengar oleh telinga, dan ti-
dak pernah terbetik di dalam hati (HR.
Bukhari dan Muslim). Oleh sebab itu di-
gambarkan dalam ayat yang dibahas, tat-
kala kepada penduduk surga diberikan
aneka ragam buah-buahan, mereka me-
ngira buah-buahan yang berada di ha-
dapan mereka itu sama dengan buah-bu-
ahan waktu di dunia dulu. Allah menegas-
kan, hanya serupa, tetapi tidak sama.
Ungkapan surga dalam ayat ini meru-
pakan gambaran sebuah tempat yang in-
dah, hijau, rindang, teduh, dan menyejuk-
kan lengkap dengan mata air yang selalu
mengalir sepanjang waktu. Tentu penggam-
baran itu bukan hanya ungkapan-ungkapan
eskatologis, tetapi lebih dari itu merupakan
ungkapan aktual untuk segala masa
termasuk ketika masih di dunia. Orang yang
beriman dengan keteguhan hati, pribadinya
akan merasa tenteram dan me-
nenteramkan orang-orang disekitarnya.
Kemudian perilaku sosialnya akan men-
ciptakan dunia ini sebagaimana surga yang
penuh dengan keteduhan dan kesejukan.
Oleh karenanya, implikasi dari gambaran
surga pada hakikatnya merupakan
perintah Allah kepada orang beriman
untuk membuat dunia ini sebagaimana
gambaran surga tersebut, yakni indah, hijau,
rindang, teduh, dan menyejukkan.
Hal ini penting dilakukan karena ma-
nusia di dunia merupakan khalifah (Al-Ba-
qarah ayat 30) yang punya tugas menja-
dikan dunia sebagai tempat seperti surga
di akhirat. Untuk itu, sebuah keharusan
manusia untuk memiliki kepedulian ter-
hadap keserasian alam, menjaga ke-
lestarian alam, dan menciptakan keseim-
bangannya. Sifat orang beriman dalam
ayat di depan disebutkan sebagai mush-
lihun ( /pembuat kebaikan),
bukan mufsidn ( / pembuat
kerusakan) (Al-Baqarah [2]: ayat 10). De-
ngan demikian, kepedulian terhadap ling-
kungan hidup menjadi salah satu bagian
dari keimanan itu sendiri, dan bagian dari
tujuan syariat Islam, yakni hifzhul bah
( /menjaga keserasian alam).
Keimanan (teologi) harus berimplikasi
pada penciptaan lingkungan hidup, dan
inilah amal shalih sebagaimana disebut
dalam ayat ini. Untuk konteks lebih luas
amal shalih merupakan penjabaran iman
dalam perilaku sehari-hari.
Penggambaran surga tersebut mem-
berikan pemahaman bahwa agar tercapai
kehidupan yang tenteram, aman dan ba-
hagia, manusia harus memperhatikan as-
pek lingkungan hidup. Salah satunya de-
ngan menjaga kelestarian alam yang me-
rupakan sistem ideal dalam kehidupan
manusia. Menjaga dan melestarikan alam
inilah yang menjadi bagian dari amal saleh
manusia yang dapat mengantarkannya
pada keridaan Allah SwT (surga-Nya).
Dijelaskan juga dalam ayat bahwa bagi
orang-orang beriman dan beramal shalih,
akan mendapatkan pasangan yang suci.
Di dalam ayat diungkapkan dengan kali-
mat azwajun muthahharah ( ).
Azwaj adalah bentuk jama ( )dari zauj
( ). Dalam bahasa Arab, kata zauj
( )bersifat netral, bisa digunakan untuk
laki-laki dan perempuan. Sehingga sebe-
narnya lebih tepat diterjemahkan pasang-
an, bukan istri-istri. Ayat ini ditutup dengan
pernyataan bahwa orang-orang beriman
dan beramal shalih akan kekal di dalam
surga buat selama-lamanya.
20
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
HADITS
Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
S
eorang pemimpin diibaratkan
seperti nakhoda kapal yang harus
siap-siaga dalam setiap pelayar-
an guna bertanggung jawab atas kese-
jahteraan dan keselamatan seisi kapal.
Mulai dari lingkup kecil, sosok ayah
sebagai tulang puggung rumah tangga
adalah pemimpin bagi setiap anggota
keluarganya. Sementara di lingkup yang
lebih besar (masyarakat), sosok lurah,
bupati, gubernur dan juga presiden atau
pemimpin negara merupakan figur-figur
yang harus bertanggung jawab atas
kesejahteraan para rakyatnya.
Menjadi sosok pemimpin yang
dicintai anggotanya (baca: rakyat) adalah
mimpi dan harapan besar dari setiap
pemimpin. Hal ini dapat dimengerti karena
salah satu parameter sederhana yang
dapat digunakan untuk mengukur seorang
pemimpin itu sukses atau tidak adalah
dengan melihat respons serta kecintaan
masyarakat kepadanya. Bila respons
masyarakat kepadanya baik, maka bisa
dipastikan pemimpin itu telah sukses
dalam mengayomi para anggotanya.
Namun sebaliknya, bila respons
masyarakat kepadanya buruk, maka
besar kemungkinan bahwa ia telah gagal
dalam melaksanakan amanah sebagai
pemimpin rakyat.
Islam sebagai pemimpin dan pe-
nyempurna bagi agama-agama sebe-
lumnya, dalam sejarahnya telah mampu
melahirkan sosok-sosok pemimpin yang
dicintai rakyat. Contoh paling masyhur
dan nyata adalah Nabi Muhammad saw,
yang selain menjadi Rasul (utusan) juga
menjadi pemimpin negara kala itu. Islam,
melalui tangan emas Rasulullah mampu
menyejahterakan, bahkan mengayomi
semua lapisan masyarakat, tanpa
memandang ras, suku bahkan agama.
Rasulullah tidak hanya dicintai kaum
muslimin, tapi lebih dari itu orang-orang
non-muslim juga merasa mendapatkan
perlindungan serta pengayoman di bawah
payung kepemimpinannya. Sosok
pemimpin seperti inilah yang senantiasa
dirindukan kehadirannya oleh umat.
Sosok pemimpin yang bertanggung
jawab, adil, jujur, tidak otoriter, berpihak
kepada yang lemah dan merakyat.
Meskipun sekarang Rasulullah telah
tiada, namun paling tidak spirit kepemim-
pinan beliau dapat terus terwariskan ke
dalam setiap diri pemimpin yang benar-
benar berusaha meneladaninya. Dalam
tulisan ini, penulis mencoba memaparkan
beberapa Hadits tentang pemimpin dan
kepemimpinan serta kriteria-kriteria
pemimpin yang dicintai rakyat.
Menumbuhkan Kesadaran Kepe-
mimpinan dalam diri
Artinya: Dari Abdullah (Ibn Umar) ra
(berkata), Rasulullah saw bersabda:
Setiap orang adalah pemimpin dan akan
di mi nta pertanggungj awaban atas
kepemimpinannya. Seorang kepala
negara akan diminta pertanggungjawab-
an perihal rakyat yang dipimpinnya.
Seorang suami akan ditanya perihal
keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri
yang memel i hara rumah tangga
suaminya akan ditanya perihal tanggung
jawab dan tugasnya (kepada anaknya).
Bahkan seorang pembantu/pekerja
rumah tangga yang bertugas memelihara
barang milik majikannya juga akan
ditanya dari hal yang dipimpinnya.
Ketahuilah, kamu sekalian pemimpin dan
akan ditanya (diminta pertanggung
jawaban) dari hal yang dipimpinnya.
Hadits yang dibawa Ibnu Umar ini
diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-
nya (vol. 3, no. 2554, no. 2409, no. 2558,
vol. 4, no. 2751, vol. 7, no. 5188, no. 5200)
dengan beberapa varian matan yang
berbeda, namun dengan substansi yang
tetap sama. Selain itu, Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-
nya (vol. 3, no. 1829), al-Thabrani dalam
al-Mujam al-Awsath (vol. 4, no. 3890),
Malik dalam al-Muwatha (no. 991), Abu
Dawud dalamSunan-nya (vol. 3, no. 2930),
al-Tirmidzi dalam Sunan-nya (vol. 4, no.
1705), al-Baihaqi dalam Syuab al-Iman
(no. 4881, no. 6975), Ibnu Hibban dalam
Shahih-nya(vol. 10. No. 4489, no. 4490,
no 4491) dan beberapa mukharrij lainnya
dalam karya-karya mereka. Hadits ini
tidak perlu diragukan lagi keotentikannya,
karena diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim yang terkenal ketat dalam
meriwayatkan Hadits serta beberapa
JADILAH PEMIMPIN
YANG DICINTAI RAKYAT (1)
NICKY ALMA FEBRIANA FAUZI
21
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
HADITS
imam lainnya.
Satu pesan besar dari Hadits ini adalah
spirit tanggungjawab. Siapa pun dia dan
apa pun profesinya, pada hakikatnya ia
adalah pemimpin. Pemimpin yang akan
dimintai pertanggungjawaban kelak di
akhirat. Seorang suami akan ditanya
tentang kepemimpinannya terhadap
keluarga. Seorang istri akan ditanya
tentang tugasnya dalam rumah tangga.
Seorang penuntut ilmu akan ditanya
tentang ilmu yang ia dapatkan. Seorang
pemimpin negara juga akan ditanya
tentang tanggung jawabnya terhadap
rakyat yang dipimpinnya. Tanggung jawab
dalam hal ini tidak semata-mata bermakna
melaksanakan tugas saja, kemudian
setelah itu tidak memberikan dampak apa
pun bagi yang dipimpin. Melainkan lebih
dari itu, yang dimaksud tanggungjawab di
sini adalah lebih kepada upaya seorang
pemimpin untuk mewujudkan kesejahte-
raan bagi pihak yang dipimpinnya.
Dengan menyadari bahwa setiap
individu pada dasarnya adalah pemimpin
(minimal bagi dirinya sendiri), niscaya
akan tumbuh rasa tanggungjawab atas apa
yang diamanahkan kepadanya. Jika
setiap orang telah tahu dan sadar bahwa
apa yang ada padanya hanyalah titipan
dan amanah, maka tentu ia akan berhati-
hati dalam mengelola dan meng-
gunakannya.
Pemimpin yang Jujur
Artinya: Dari al-Hasan, ia berkata,
Ubaidullah ibn Ziyad mengunjungi Maqil
ibn Yasar yang sedang sakaratul maut.
Kemudian Maqil berkata: Aku akan
memberitahumu sebuah Hadits yang aku
dengar langsung dari Rasulullah saw. Se-
andainya aku tahu kalau aku masih bisa
hidup (setelah ini), maka aku tidak akan
menceritakan ini kepadamu. Sesung-
guhnya aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: Tiada seorang yang diamanati
oleh Allah memimpin rakyat kemudian
ketika ia mati ia masih menipu rakyat-
nya, melainkan pasti Allah mengharam-
kan baginya surga.
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari
dalam Shahih-nya (vol. 9, no. 7150),
Muslim dalam Shahih-nya (vol. no. 142),
Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (vol. 10,
no. 4495), al-Darimi dalam Sunan-nya
(vol. 2, no. 2796), al-Baihaqi dalam al-
Sunan al-Kubra (vol. 9, no. 18359) dan
Syuab al-Iman (vol. 6, no. 6976), dan al-
Thabrani dalam al-Mujam al-Kabir (vol.
20, no. 474).
Hadits di atas merupakan ancaman
besar bagi para pemimpin yang tidak jujur.
Para pemimpin yang senantiasa menipu
rakyat demi keuntungan pribadi dan juga
kelompoknya. Mereka yang tanpa
merasa salah berbuat tidak jujur kepada
rakyat ini diancam oleh Allah dengan
haramnya surga. Bentuk keharaman ini
menurut al-Manawi ialah dengan cara
menundanya masuk surga (Al-Manawi,
Faid al-Qadir, vol. 5, hal. 623). Begitu
besar ancaman yang diberikan Allah
kepada para pemimpin yang suka menipu
rakyat, mengindikasikan betapa penting-
nya kejujuran harus selalu ditegakkan
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Jujur adalah salah satu sifat yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang jujur adalah ia
yang dapat mengemban amanah tanpa
harus takut bila suatu ketika rakyat yang
dipimpinnya menuntut sikap transparansi
tentang apa yang telah ia lakukan. Lebih
jauh lagi, rasa kejujuran yang dimiliki oleh
seorang pemimpin juga harus mampu
menjadi stimulus bagi para bawahan-nya
untuk turut melestarikan kejujuran di tengah
roda pemerintahan. (bersambung)
__________________
Nicky Alma Febriana Fauzi, Alumni
Pondok Pesantren Madrasah
Wathoniyah Islamiyah Kebarongan dan
mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah Yogyakarta dan
Universitas Ahmad Dahlan
PDM KEBUMEN
Jl. Indrakila No. 38 A Kebumen
Telp. 0287-837797773
KAMAN WS
RS PKU Muhammadiyah Gombong
Jl. Yos Sudarso No. 461 Gombong Kebumen
Telp. 0287-471639, 085227139402
KARDIONO
RS PKU Muhammadiyah Sruweng
Jl. Raya No. 5 Sruweng, Kebumen
Telp. 0287-382597, 081804792710
DRS. TRI JOKO
Masjid Islamic Center Kebumen
Jl. Tentara Pelajar, Panjer, Kebumen
Hp. 081542908230
AGEN SUARA MUHAMMADIYAH DI KEBUMEN
22
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
HADITS
DIRASAH ISLAMIYAH
F
iqh dan Ushul Fiqh adalah dua ilmu yang tidak bisa
dipisahkan. Keduanya muncul bersamaan. Namun, Ilmu
Fiqh lebih dahulu dikodifikasikan. Jika Ushul Fiqh lebih
menitikberatkan pada landasan teoritis yang bersifat umum, maka
Fiqh lebih fokus pada tataran praktis. Keduanya juga mempunya
kesamaan, yaitu mencari ketentuan hukum syari. Para ulama
sepakat bahwa Imam Syafii peletak disiplin ilmu ini. Mustafa
Abdul Raziq (2006: 239) menjuluki Imam Syafii sebagai filosof
pertama dalam dunia Islam.
Imam Syafii
Imam Syafii lahir di Asqalan, sebuah desa kecil di Gaza
pada 150 H, bertepatan dengan tahun meninggalnya Abu Hanifah.
Konon, nasab Imam Syafii bertemu Rasulullah Saw. Terlahir
dalam keadaan yatim, ibunya tidak mampu membayar guru
mengajinya. Akan tetapi, Syafii tetap diperkenankan untuk
mengikuti pelajaran dari gurunya. Saking miskinnya, dia rela
menuliskan hafalanya pada tulang dan pelepah kurma.
Kecerdasannya tampak pada usia 7 tahun ketika dia hafal al-
Quran. Gurunya ketika itu adalah Syaikh Ismail bin Qostantin.
Memasuki usia 15 tahun, Syafii sudah diperkenankan untuk
memberikan fatwa oleh Muslim bin Khalid Zanji. Dia juga banyak
belajar dari para ulama di Makkah dalam berbagai disiplin ilmu.
Perjalanan Syafii menuntut ilmu di Madinah disambut baik
oleh Imam Malik. Semula, Imam Malik menolak karena usianya
yang terlalu dini. Akan tetapi, setelah melihat Syafii mampu
menguasai al-Muwata dengan sangat baik, sang Imam pun
menerimanya. Selama 16 tahun, Syafii mengiringi Imam Malik
sampai wafatnya. Ilmu yang diambil dari Imam Malik merupakan
modal awal bagi Syafii dalam ber-istinbat terhadap nash.Setelah
mengenyam pendidikan di Madinah, Imam Syafii belajar ilmu di
Iraq kepada Muhamad bin Husain al-Saibani yang juga murid
Abu Hanifah.
Manhaj i sti mbat Imam Malik di Madinah yang
mengandalkan hadits ketimbang akal dan pemikiran Muhamad
bin Husain al-Syaibani yang rasionalis adalah tempat strategis
Imam Syafii dalam menggabungkan dua metode sekaligus.
Inilah salah satu keistimewaan Syafii di antara empat imam
madzhab. Munculnya kitab al-Risalah bermula ketika
Abdurahman bin Mahdi meminta Imam Syafii untuk menuliskan
kitab yang berisi tentang nasikh mansukh, penerimaan khabar
ahad, dan yang berkaitan dengan ilmu al-Quran. Imam Syafii
sendiri tidak pernah menamakan kitab tersebut al-Risalah.Beliau
lebih sering mengatakan kitab, kitabku, dan kitab kami. Kitab
al-Risalah ditulis Imam Syafii selama dua kali, yang pertama
kali disusun di Makkah (Risalah Qadimah) atas permintaan
Abdurrahman al-Mahdi, salah satu imam ahli hadits di Hijaz, dan
Risalah Jadidah yang diperbarui di Mesir. Kitab al-Risalah
Jadidah adalah manuskrip terakhir yang sampai ke tangan kita,
lataran kitab beliau yang lama telah lenyap dan kemungkinan
besar beliau sisipkan materi pembahasanya pada Risalah
Jadidah.
Ushul Fiqh Pasca Imam Syafii
Setelah Imam Syafii meletakkan dasar ilmu Ushul Fiqh,
para ulama yang datang kemudian berusaha menyarah kitab
Risalah. Tercatat, Ibnu Sirij, Abu Bakar Muhamad bin Abdullah
Soirofi, Abi Walid Hasan bin Muhamad Naisaburi, Ibnu Qaththan,
Imam bin Muhamad Ali Qaffal. Setelah itu, muncul dua nama
besar yang menurut para ulama sangat mempengaruhi kitab-
kitab Ushul Fiqh dalam segi kepenulisan, yaitu Qadhi Baqilani al-
Asyari dan Qadhi Abdul Jabbar Mutazili. Al-Baqilani mempunyai
peranan yang sangat besar dalam membangun metodologi
Mutakallimin,salah satu contohnya adalah menentang Mutazilah
dalam memasukkan doktrin ilmu kalam, juga perananya
menyelisihi dua metode Syafii dan Hanafi yang mengkooptasi
ilmu kalam sebagai trandmark--nya.
Abad ke-5 Ushul Fiqh sempat mulai marak semenjak Imam
Haramain al-Juwaini banyak mengambil faedah dari kitab al-
Baqilani yang berjudul at-Taqrib wal Irsyd. Al-Juwaini sendiri
memiliki tiga karya: Al-Waraqt (disyarah Jalal al-Mahali, Talkhis,
dan al-Burhn (disyarah oleh al-Mazridalam kitab Fi Kasyfi
Idhohil Mahsul min Burhnil Ushl).
Qadhi Abdul Jabar mempunyai kitab al-Amd yang disyarah
oleh muridnya sendiri, Abul Husain al-Basri dan melahirkan karya
al-Mutamad. Kitab Mutamad juga direspon baik oleh Qadhi
Abu Yala dalam kitabnya, al-Udah min al-Mutamad. Abu al-
Hitab dan Abu al-Wafa bin Aqil adalah murid dari Abi Yala yang
masing masing mengarang kitab al-Tamhid dan al-Wadhi f Ushl
al-Fiqh. Di antara murid Ibnu Aqil yang cukup produktif adalah
TAJDID USHUL FIQH
PASCA IMAM SYAFII (1)
ROYAN UTSANY
23
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
DIRASAH ISLAMIYAH
Ibnu al-Barhan, pengarang kitab al-Wushul ilal Ushul yang juga
menginspirasi Syaikul Islam Ibnu Taimiyah untuk mengarang
kitab al-Musawadah.
Setelah era Imam Juwaini, muncullah nama seperti Imam
Ghazali yang sedikit banyak terpengaruh Qadhi Baqilani, Qadhi
Abdul Jabar, Abul Husain al-Basri, dan Imam Juwaini dalam
karyanya al-Mustasyf. Ibnu Khaldun memuji al-Mustasyf
sebagai kitab terbaik yang pernah ditulis dalam Ushul Fiqh di
samping al-Burhn karya Imam Juwaini. Kitab Mustasyfa sendiri
diringkas oleh Abu Walid bin Rusyd (595), cucu dari Ibnu Rusyd,
dalam kitabnya, Dharuratu fi Ilmi Ushl dan Ibnu Rashiq (632)
dalam Lubbul Mahsl fil Ilmi Ushl. Di samping kedua ulama
ini, Ibnu Qudamah mentashihnya dalam Raudhatunndhir dan
disyarah oleh Soffiyuddin al-Hanbalidalam Qawidul Ushl wa
Maqidul Fushl. Syamsuddin Balidan muridnya, Tufi, lebih
istimewa lagi karena mampu merangkumnya selama 10 hari
dalam matan Ghayatul Itqn.Matan Gayatul Itqn menjadi bahan
rujukan Alaudin Kanani Asqalani dalam Sawadunndhir wa
Siqqu Raudatunndhir.Tidak ketinggalan Ibnu Badran dan Amin
Syanqiti menyarah karangan Tufi dalam Nujhatu Khatir.
Kitab al-Mustasyf karya Ghazali mendapat perhatian besar
generasi sesudahnya, seperti Khatib Bagdhadi dalam karyanya,
Faqih wal Mutafaqih,meskipun isinya juga banyak mengandung
pembahasan hadits, namun kaidah Ushuliyah juga tidak jarang
kita jumpai pada kitab ini. Sandaran Bagdadi dalam Faqih wal
Mutafaqih adalah al-Risalah karya Syafii dan Tabshrah karya
Syairozi yang menjadi cikal bakal munculnya Allum. Selain
Khatib Bagdadi, generasi ini juga memunculkan nama seperti
Samani dalam kitabnya, Qawtiul Adilah sebagai tandingan
terhadap kitab Taqwimul Adilah milik Abu Zaid Dabusi. Attankiht
milik Syahrawardi juga muncul pada generasi ini.
Imam Fakhrurazi dan Saifuddin al-Amidi adalah dua nama
besar setelah Ghazali, masing-masing mempunyai karya al-
Mahsl yang karakteristiknya adalah istidlal dan muaradah dan
hampir mempunyai manhaj yang berbeda dengan kitab-kitab
sebelumnya. Al-Mahsl membidani kitab milik Tajuddin Armawi,
al-Hsil minal Mahsl dan at-Tahsil minal Mahsl karangan
Sirajuddin Armawi. Di antara murid Armawi yang mengambil
metode gurunya adalah Abdullah Muhamad bin Abad al-Asfahani,
Najmuddin Qaswani, dan Tibrizi. Imam Qarafi al-Maliki juga
mempunyai karangan Nafisul Ushl, Tankihkul Fushl fi
Ihtisaril Mahsl. Saifudin al-Amidi mempunyai karya terkenal
dalam Ushul Fiqh, di antaranya al-Ihkam fi Usulil Ahkam sebagai
telaah dari kitab Mustasyf, Mutamad, dan Mahsl.
Setelah Amidi dan Fakhrurazi munculah Ibnu Hajib dengan
kitabnya Muntahasl wal Amal fi Ilmi Ushl wa Jadal. Imam
Baidhawi yang menyarah al-Hasil dan Mukshtasar kemudian
melahirkan kitab Minhajul Ushul yang menjadi diktat di berbagai
universitas Islam di dunia. Sedangkan yang menyarah kitab
Minhaj milik Baidhawi adalah murid Fakhruddin Jaribridi dalam
Siraj al-Wadaj. Imam al-Asnawi dalam Zawidul Ushl ala
Minhajil Ushl yang menjadi diktat di fakultas syariah Islam al-
Azhar. Tajuddin Subhi menyarah kitab milik Ibnu Hajib yang
terbagi dalam dua kitab, Raful Hajib anibni Hajib dan Ibhaj fi
Syarhil Minhj.
Setelah al-Subhi datang Imam Badrudin Zakarsyi dengan
bukunya yang sangat kemprehensif terhadap berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan Ushul Fiqh, muridnyalah
sendiri yang melanjutkan estafetnya, yaitu Barmawai dalam
kitabnya, Nabdhah Alfiyah Ushlil Fiqh dan kitabnya yang berjudul
Tahrir. Imam Syaukani dari Sana, Yaman, melahirkan karya
Irsydul Fuhul ila Tahqiqil Haq min Ilmi Ushl (disyarah oleh
Sadiq Hasan Khan yang notabene adalah teman sendiri dalam
kitab Ikhtisharil Irsydul Fukhul fi Khuslil Mamul.
Demikian sedikit sketsa sejarah munculya ilmu Ushul Fiqh
dan kitab-kitab primer aliran Mutakallimin. Karakteristik penulisan
metode ini lebih mengedepankan analisa ataupun rumusan-
rumusan teoritis tanpa melihat perbedaan maupun persamaan
terhadap masalah furuiyah dan berusaha menghindarkan
kefanatikan terhadap madzhab. Juga menjadi catatan bahwa
thariqah Mutakallimin mempunyai metodologi kajian induktif
terhadap nash. Di antara penganut metode ini Syafiiyah,
Mutazilah, dan Malikiyah.
Metode Hanafiyah atau dikenal sebagai metode fuqaha
memunculkan nama Isa bin Abandalam karyanya, Istbatul
Qiyas, Khabarul Wakhid, Ijtihad ar-Rayu, Ishaq Syasi dalam
kitab Ushl Asysi, Abu Manshur al-Maturidi dalam kitabnya,
Min Akhdi Syarai fil Ushl,Abdullah Karakhi dalam kitab Risalah
fi Ushl.Adapun kitab yang paling masyhur di antaranya adalah:
Ushul Karakhi karya Abidillah bin khusain al-Kharahi(340), Ushl
al-Jasas karya Abu Bakar Ahmad bin Ali Rozi. Muncul juga kitab
Ushl Bazdawi dan Kanzul Wushul ila Marifatil Ushul karangan
Bazdaw. Abi Zaid Abdullah bin umar al-Dabusi mempunyai
karangan fenomenal yaitu Taqwmul Adillah yang sempat
mendapat pujian oleh Ibnu Khaldun sebagai kiab terbaik dalam
Ushul Fiqh selain mustasyf karangan Ghazali.
Pada abad ketujuh banyak sekali dijumpai sistem penulisan
menggunakan metodologi akomodatif. Dinamakan akomodatif
lataran sistem kepenulisan kitab-kitab ini membahas kaidah-
kaidah ushuliyah yang ditopang dengan argumentasi logis,
kemudian melakukan studi analisis komparatif. Di antara kitab
yang ditulis oleh para ulama ini seperti: Badiunnidham al-Jami
baina Ushull Bazdawi wal Ahkm karangan Mudfiruddin bin Ali
Aaati, Tankhihul Ushl karangan Abdullah bin Masud al-Hanafi,
Jamul Jawami karangan Tajuddin bin Subkhi, dan Taqrir wa
Tahbir karangan Muhamad Amirul Haj Halbi. Datang generasi
setelahnya Muhibudin bin Abdussukur dalam kitab Muslim al-
Subut, dan Allamah Abdul Ali bin Nidhamuddin dalam kitabnya
Fawatihurrahmah bi Syarhil Muslim ats-Tsubt.(bersambung)
______________________
Royan Utsany, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
24
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
25
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
26
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
27
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
PEDOMAN
P
eran Muhammadiyah dalam hal membesarkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sudah tidak
diragukan lagi. Pak Budiono dalam pembukaan Tanwir
Muhammadiyah di Bandung memberi kesaksian tentang hal ini.
Sebagai murid sekolah Muhammadiyah yang gurunya ikhlas
dan kompeten ia mengakui jasa Muhammadiyah dalam
membentuk kepribadiannya seperti yang sekarang ini dia
rasakan. Selain dia, banyak tokoh lain dan yang jelas masyarakat
telah merasakan dan mengakui hal itu.
Saya juga mendengar ada kampus Muhammadiyah yang
melahirkan guru-guru yang bekerja di sekolah negeri, dan banyak
pejabat di lingkungan pendidikan di daerah-daerah adalah
alumnus sekolah Muhammadiyah. Akhir-akhir ini muncul banyak
berita yang menggembirakan, kita saksikan bagaimana sekolah-
sekolah Muhammadiyah telah memasuki era kualitas. Sekolah
berkualitas unggul, penuh terobosan dan laris. Yang teakhir, kita
lihat dan kita rasakan babaimana peran SMK-SMK
Muhammadiyah sangat menonjol dalam terobosannya.
Termasuk dalam bidang otomotif, menjadi pelopor pembuatan
mobil-mobil berkualitas dan layak dijual serta dipergunakan.
Kalau peran Muhammadiyah dalam pendidikan nasional tidak
terbantahkan lagi, demikian juga peran Muhammadiyah dalam
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam hal
kesehatannya. Rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah, mulai
yang besar, menengah dan yang kecil-kecil terus tumbuh di
Indonesia. Balai pengobatan yang menjadi rintisan rumah sakit,
BKIA milik Aisyiyah yang kemudian tumbuh menjadi RSKIA pun
banyak berperan di bidang peningaktan kesehatan masyarakat di
pelosok Tanah Air. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis dan
non medis di bidang kesehatan ini, Muhammadiyah dan Aisyiyah
di mana-mana mendirikan sekolah untuk mendidik calon perawat,
calon bidan, calon dokter, apoteker dan para ahli teknologi
kesehatan.
Pendeknya, peran Muhammadiyah di bidang pendidikan
dan kesehatan, ditambah bidang sosial (khususnya dalam
menyantuni anak yatim) sudah diakui sebagi peran klasik di
abad lalu, dan terus dikembangkan sampai hari ini. Angka-
angkanya terus bertambah, seiring dengan bertambahnya angka
atau jumlah Ranting dan Cabang Muhammadiyah di Indonesia.
Dalam bidang politik, budaya dan agama, Muhammadiyah
juga dikenal memiliki peran sebagai tenda bangsa. Dengan
menerapkan konsep Islam sebagai rahmatan lil alamin maka
apa yang dilakukan Muhammadiyah selama ini selalu
diorientasikan untuk ikut memecahkan masalah bangsa yang
muncul dalam politik, budaya dan kehidupan beragama.
Muhammadiyah tidak hanya mengkritisi apa yang terjadi di bidang
politik, tetapi juga menyumbangkan pemikirannya bagi
pemecahan masalah politik di Indonesia, sejak zaman
kemerdekaan dulu sampai sekarang ini.
Selain peran-peran lama di atas, maka untuk abad baru
Muhammadiyah dan tahun baru ini, Muhammadiyah perlu
mengembangkan peran baru. Khususnya di bidang ekonomi
dan masalah internasional. Muhammadiyah menyadari, sejak
munculnya era Robohnya Kedai Kami sampai hari ini,
Muhammadiyah belum berhasil dan belum optimal dalam hal
melakukan konsolidasi ekonomi umat, khususnya umat
Muhammadiyah sendiri. Padahal dalam sejarah awal dan
pertumbuhan Muhammadiyah dulu, Persyarikatan ini di topang
oleh kelas saudagar dan kelas pengusaha yang dominan di
daerahnya masing-masing. Mulai era Orde Baru yang
menerapkan ekonomi liberal dan era Orde Reformasi yang
menerapkan ekonomi neoliberal para saudagar dan pengusaha
Muhammadiyah terpinggirkan, banyak yang terpelanting ke luar
arena. Meski banyak yang masih bertahan, akan tetapi jumlahnya
tidak signifikan.
Kini saatnya Muhammadiyah mengembangkan peran baru.
Yaitu peran di dalam pengembangan potensi ekonomi kaum
santri, termasuk kaum Muhammadiyah. Dengan demikian kedai-
kedai kami menjadi tegak kembali. Ini tentu tidak mudah karena
secara struktur, ekonomi dan keuangan nasional kita dikuasai
oleh non pribumi dan pihak asing. Semua lini usaha, mulai dari
yang hulu (bahan baku) sampai yang hilir (retail) nyaris dimonopoli
oleh bukan kaum santri dan bukan pribumi. Dari kondisi yang
seperti ini Muhammadiyah berusaha membangkitkan kembali
potensi ekonominya.
Peran kedua yang perlu dikaitkan adalah peran internasional
Muhammadiyah. Masalah penindasan terhadap umat Islam ketika
dalamposisi minoritas di berbagai negara cukup lama tidak teratasi.
Ketika Muhammadiyah diajak atau atas insiatif sendiri untuk ikut
memecahkan masalah internasional maka otomatis peran
Muhammadiyah akan tampak. Bukan itu saja, peran Muhamma-
diyah dalam merintis dialog peradaban, dialog kebudayaan dan
dialog antar pemeluk agama di dunia pun perlu diperkuat. Ini akan
dapat menjadi peran baru Muhammadiyah di masa depan.
Muhammadiyah juga mengakui adanya peran para peneliti
dari seluruh dunia. Hasil penelitian mereka tentang Muhammadiyah
yang kemudian dipublikan, sangat menolong kita semua untuk
memahami diri kita sendiri. Upaya untuk memahami diri sendiri ini
memungkinkan kita semua untuk bergerak maju. Mengambil
peran-peran baru dalam berbagai skala kehidupan.
TAHUN BARU, PERAN BARU
PROF DR DIN SYAMSUDDIN
29
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
35
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
DI ANTARA KITA
P
impinan Cabang Muhammadiyah Sepanjang merupakan
salah satu Cabang Muhammadiyah di Sidoarjo yang
perkembangannya terbilang sangat pesat. Setidaknya ini terlihat
dari jumlah amal usaha yang dimiliki. Di antaranya 21 lembaga
pendidikan, Rumah Sakit Siti Khodijah, Panti Asuhan dan
Lembaga Keuangan Syariah (BMT) yang modalnya 100% dari
dana Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sepanjang (tanpa
modal pribadi)
Selain itu, PCM Sepanjang juga memiliki 23 (dua puluh tiga)
Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan 20 (dua puluh) tempat
ibadah yang berupa masjid dan mushola. Dalam menggerakkan
potensi ini, PCM Sepanjang dipimpin oleh kepengurusan yang
lengkap periode 2010-2015. Di antaranya Drs H Abdul Karim
Baisa, MPd sebagai Ketua, Basori, SPsi sebagai Sekretaris
Umum dan Fityan Izza Noor Abidin, SE, MSA. sebagai pengelola
keuangan (Bendahara). Sedangkan untuk bidang lain dibantu
oleh H A R Ghani, Koordinator Tabligh, Drs H Samun, MAg,
Koordinator MPKU dan Pembina Ranting, Drs Ec. H Abdullah
Smith, Ak. Koordinator Dikdasmen dan Kader, Abdul Rochim,
Koordinator Ekonomi, H Mochammad Asyik, Koordinator
MPKS, Gasim Albatati, sebagai Koordinator Wakaf.
Peringatan Milad satu Abad Muhammadiyah
Pada Bulan November 2012 dalam rangka memperingati
Milad Satu Abad Muhammadiyah, PCM Sepanjang melakukan
serentetan agenda selama satu bulan, dengan tema Sang Surya
Tiada Henti Menyinari Negeri, acara ini pun disambut meriah
warga dan Ortom Muhammadiyah seluruh Sepanjang. Berikut
serentetan acara yang diselenggarakan Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Sepanjang:
Pentas Seni
Gelaran pentas seni yang diselenggarakan PC Pemuda
Muhammadiyah Sepanjang dan SMP Muhammadiyah 2 Taman
pada tanggal 3 November 2012, di halaman SMP Muhammadiyah
2di Jl. Belakang Pasar Lama 135 Sepanjang ini berlangsung
sangat meriah dan terdengar pula sorak teriakan serta aplous
penonton perlombaan pentas seni ini.
Fun Bike
Acara fun bike yang diseleng-
garakan Pimpinan Cabang Ikatan
Pelajar Muhammadiyah Sepanjang
dan SD Muhammadiyah 1 dan 2
Sepanjang berlangsung sangat
ramai, acara yang diselenggarakan
pada hari Minggu 4 November
2012 diikuti oleh 3000 peserta.
Seminar Pendidikan
Seminar pendidikan di Aula AR Fachrudin (Aula milik PCM
Sepanjang) yang berada di kompleks Rumah Sakit Siti Khodijah,
diselenggarakan oleh PC Pemuda Muhammadiyah Sepanjang
dan SMK Muhammadiyah 2 Sepanjang pada hari Minggu 18
November 2012 dengan dihadiri oleh 442 peserta. Seminar
pendidikan ini mengundang Prof Dr Imam Robandi, MEng.
sebagai nara sumber utama.
Pawai Taaruf
Pawai taaruf
yang diselenggara-
kan Kwartir Cabang
Hizhbul Wathan dan
RS Muhammadi-
yah Siti Khodijah
Sepanjang pada
hari 25 November
2012.
Puncak Acara
Puncak rang-
kaian acara sema-
rak Milad akbar 100
tahun Muhammadiyah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Se-
panjang digelar pada hari Sabtu 1 Desember 2012 bertempat di
halaman kompleks TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Bebekan
(TK yang menjuarai peringkat ke 2 Lomba UKS Nasional dan
Juara 1 Manajemen TK se-JawaTimur). Kegiatan berupa bazar
dan pengobatan gratis dan pengajian umum. Penutupan acara
Milad 1 Abad Muhammadiyah dilakukan oleh Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof DR HM Din Syamsuddin,
MA saat pengajian umum.
Serangkaian acara ini bertujuan agar seluruh pengurus
Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Aisyiyah, Ortom, AUM dan
PRM seluruh Sepanjang bisa menjaga dinamika organisasi yang
bersifat positif bagi Persyarikatan maupun bagi warga umum.
(adv)
Semarak Milad Satu Abad Muhammadiyah PCM Sepanjang
Kolaborasi Amal Usaha dan Angkatan Muda Muhammadiyah
37
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
DI ANTARA KITA
PCM CILEUNGSI SIAP MENERIMA TANAH WAKAF
DI SEKITAR DAERAH BOGOR TIMUR
(KECAMATAN GUNUNG PUTRI, CILEUNGSI, JONGGOL, CARIU)
D
alam rangka pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan dari tingkat TK sampai dengan Perguruan
Tinggi yang saat ini PCM Cileungsi mendapat
kepercayaan dari masyarakat di Bogor Timur dan Jakarta Timur
dalam bidang pendidikan, agar sekolah yang kami kelola sesuai
dengan persyaratan SBN dan SBI. Maka kami akan merelokasi
beberapa sekolah, karena saat ini kami sudah memliki 4 (empat)
lokasi kampus tetapi setiap kampus dipakai lebih dari satu
sekolah, yaitu terdiri dari:
- Kampus A luas tanah 4.782 m2 dipakai untuk SMK 1
Jurusan Mesin, Listrik dan Welding/Las, SMK 3 jurusan
Akuntansi dan Pemasaran, SMK 4 Jurusan Tata
Busana dan Pariwisata dengan jumlah murid
keseluruhan 1.262 siswa.
- Kampus B luas tanah 7.390 m2 dipakai untuk TK 1, SD
1, SMP 1, SMA dan STTM Jurusan Teknik Mesin,
Teknik Industri dan Teknik Informatika dengan jumlah
murid keseluruhan 1.583 siswa.
- Kampus C luas tanah 4.801 m2 dipakai SD 2, SMP 2,
Pesantren Yatim Al-Maun dengan jumlah murid
keseluruhan 611 siswa.
- Kampus D luas tanah 3.066 m2 dipakai SMK 2 Jurusan
Otomotif dan Teknik Komputer Jaringan, SD
Muhammadiyah 3. dengan jumlah murid keseluruhan
548 siswa.
Dan sehubungan dengan banyak tanah wakaf yang salah
sasaran sehingga tidak dipakai secara optimal bahkan
terbengkalai. Maka dari itu bagi yang akan mewakafkan tanah
silahkan menghubungi:
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cileungsi
Jalan Anggrek No. 86 Perum.
PTSC Desa Cileungsi Kecamatan Cileungsi Kabupaten
Bogor, kode pos 16820, telp/fax: (021) 82480034
HP: 081384648444, 081313222860, 085718299981.
Email: pcm_cileungsi@yahoo.co.id.
Atau dapat juga menyalurkan wakaf tunai melalui Bank
Muamalat Cabang Bogor, No.Rekening 0000021056 atas nama
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cileungsi. (bukti transfer
mohon dikirim melalui Fax / konfirmasi via SMS).
38
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
39
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
KRONIK DUNIA ISLAM
K
han al-Ahmar, wilayah Palestina yang diduduki. Di lereng
berdebu yang mengarah ke Laut Mati, genteng merah
pemukiman ilegal Israel berkedip. Nun jauh di sana, meng-
intip dari perbukitan, menara masjid dari desa terdekat Palestina.
Berdekatan dengan rute yang menghubungkan Yerusalem dengan
Lembah Yordan itu berdiam masyarakat Badui. Demikian ditulis
islamicnewsdaily.com.
Eid Khamis, atau Abu Khamis atau Badawi (bahasa Arab untuk
nomad), adalah kepala Khan al-Ahmar, sebuah komunitas yang
terpaksa meninggalkan Gurun Negev selama perang 1948. Mereka
adalah kelompok Badui klan Jahalin yang kemudian mendirikan
rumah mereka di lembah berdebusekarang terletak antara pemu-
kiman Israel, Kfar Adumim, dan Maaleh Adumimkira-kira 10 km
dari Yerusalem.
Menurut Khamis, 47, selama ia ingat, gaya hidup tradisional
masyarakatnya berada di bawah ancaman Pemerintah Israel.
Perkemahan tidak memiliki air yang mengalir dan tidak terhubung
ke jaringan listrik. Israel menolak memberikan infrastruktur dasar
bagi Khan al-Ahmar dan mencegah pembangunan. Bahkan, ken-
dati untuk mempertahankan pertumbuhan alami dari penduduknya.
Dan sekarang, masyarakat seperti Khan al-Ahmar mengha-
dapi ancaman baru, ketika baru-baru ini Pemerintah Israel menye-
tujui rencana membangun unit pemukiman lebih banyak di daerah
yang dikenal sebagai E1, yang menghubungkan Yerusalem de-
ngan Maaleh Adumim.
Khan al-Ahmar merupakan bagian dari sekelompok masya-
rakat Badui yang tinggal di atau dekat koridor E1, dan dianggap
sebagai salah satu kendala yang tersisa dari rencana Israel untuk
menghubungkan kota suci langsung dengan tiga pemukiman ter-
besar Yahudi di Tepi Barat.
Perbatasan
Menurut pihak berwenang Israel, Badui hidup dan membangun
secara ilegal di Area Csebuah divisi dari Tepi Barat, lebih dari
60% dari wilayah. Menurut Persetujuan Oslo, Area C berada di
bawah kontrol administratif dan militer langsung dari Israel.
Pengumuman ekspansi E1 datang setelah Palestina berhasil
meningkatkan status mereka di Majelis Umum PBB untuk non-
anggota negara pengamat. Menurut tim negosiasi Palestina, jika
pembangunan pemukiman yang diusulkan berjalan, maka secara
efektif akan membagi dua Tepi Barat dan memutuskan hubungan
fisik antara wilayah Palestina dan Yerusalem.
Dalam pernyataan kepada wartawan asing minggu ini, Per-
dana Menteri Israel Netanyahu mengatakan, premis itu palsu.
Semua orang memahami bahwa pinggiran kota akan tetap men-
jadi bagian dari Israel, sebagai penyelesaian akhir perdamaian,
kata Netanyahu, Hal yang sama berlaku untuk koridor sempit
yang menghubungkan Maaleh Adumim ke Yerusalem. Ini adalah
bagian dari semua rencana yang ada.
Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), saat
Ekspansi Israel Ancam Badui di Tepi Barat
dihubungi untuk komentar, dialihkan ke Kantor Perdana Menteri,
yang, pada gilirannya, menolak untuk memberikan komentar lebih
lanjut, berkenaan pernyataan Netanyahu baru-baru ini. Juru bi-
cara Kantor Perdana Menteri, Mark Regev, juga menolak ber-
komentar mengenai bagaimana rencana ekspansi E1 yang akan
memengaruhi Badui di Khan al-Ahmar. Ia mengatakan, tidak familiar
dengan masalah tersebut.
Daniel Seidemann, seorang pengacara Israel dan ahli Yeru-
salem, menggusur masyarakat Badui sebagai bagian dari ren-
cana Israel untuk menggambar perbatasan. Ada tiga hal dalam
mempersiapkan dasar kerja ini: rute dari tembok pemisah, yang
tentu saja akan mencakup E1, ... pembangunan jaringan jalan
yang menciptakan pola gerakan Palestina yang pada dasarnya
menetralisasi kehadiran mereka di E1 ... dan akhirnya perpin-
dahan masyarakat Badui dari sana, jelasnya.
Ia mengatakan, tiga langkah tambahan itu hanya mengarah
pada satu hal. E1 adalah serangan jantung fatal bagi solusi dua
negara. Ini tidak diragukan lagi merupakan penyelesaian dengan
dampak terbesar dan akan memiliki efek geografi, apa yang
membolehkan atau melarang negara Palestina berdampingan.
Tertanam di Masa Lalu
Khamis mengatakan, kekhawatiran mengenai rencana eks-
pansi yang tertanam dalam pengalaman masa lalu. Kami adalah
pengungsi dan ketakutan saya adalah, (pemerintah Israel) akan
membuat kita sekali lagi menjadi pengungsi, jelasnya. Kita sudah
tahu apa yang akan terjadi, tetapi kita tidak tahu kapan. Ini seperti
seorang pria di batas akhir. Dia tahu dia akan mati, tetapi dia tidak
tahu kapan eksekusi akan terjadi.
Menurut Khamis, 257 keluarga yang tinggal di lima desa di
jalan raya yang menghubungkan Yerusalem dengan Lembah Yor-
dan, mendapat perintah pembongkaran rumah mereka. Aku bah-
kan tidak bisa menghitung berapa kali pihak berwenang Israel
telah menghancurkan rumah kami, katanya. Ayah dari tujuh anak
yang membiayai studinya di perguruan tinggi dan menerima gelar
di bidang akuntansi ini mengatakan, ia mendapat uang 50 Shekel
Israel ($13) per hari dengan bekerja di berbagai bidang pertanian
di Lembah Jordan.
Suku Jahalin, yang membentuk Khan al-Ahmar dan lain-lain
yang tersebar di seluruh Tepi Barat, yang secara khusus men-
dapat pukulan paling keras, jauh sebelum rencana ekspansi E1
diumumkan. Dengan memperluas permukiman, akses terhadap
lahan untuk penggembalaan dan pertanian menjadi sangat diba-
tasi. Khamis mengatakan, Setiap kali kita pergi dekat (permukiman),
domba kami dicuri atau dibunuh, dan anak-anak kami dipukuli
para pemukim.
Salah satu ungkapan dari seorang penduduk al-Eizariya, ia
mengatakan, Setelah kami akhirnya dipaksa keluar dari daerah
tersebut, kami tidak akan lagi memiliki akses ke padang rumput dan
sifat dari kehidupan nomaden akan tidak ada lagi. (au)
40
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
41
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
42
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
BINA AKIDAH
U
ntuk mengubah keadaan atau sesuatu, paling tidak ada
dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu faktor apa yang
disebut prinsip dan faktor yang disebut usaha. Dan
faktor tersebut seperti muka dari sebuah koin. Prinsip saja tidak
cukup kalau tanpa usaha. Sebaliknya, usaha saja tak cukup
tanpa prinsip yang jelas.
Bagi orang beriman, masalah yang disebut prinsip di atas
sangat ditekankan. Bahwa apa yang disebut iman itu sendiri
merupakan salah satu bentuk darai yang disebut prinsip. Apa
pengertian kata kunci prinsip itu? Prinsip adalah asas atau
kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan
sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3, 2005:
896).
Dalam agama Islam, iman adalah prinsip, iman adalah
kebenaran yang diyakini yang menjadi pokok dasar berpikir dan
beramal shalih. Dalam kata kunci prinsip terkandung unsur
keteguhan hati , dorongan untuk mewujudkannya dalam tindakan,
semangat atau energy untuk bergerak, dan daya tahan terhadap
segala rintangan.
Jika orang berpikir dan bertindak atas dasar prinsip dapat
dipastikan dalam dirinya akan muncul keinginan yang kuat dan
energi untuk bertahan yang kuat pula. Karena dalam kata kunci
prinsip terdapat faktor kebenaran, maka orang yang
mempertahankan prinsip pada hakikatnya adalah orang yang
memperjuangkan kebenaran, bukan sekedar untuk
memuaskan egoisme (rasa ke-aku-an), keras kepala, membabi
buta, dan sebagainya. Dalam iman, sebagai contoh, maka
kebenaran yang diyakini adalah bersumber dari teks, yaitu Al-
Quran dan juga As-Sunnah al-maqbullah, bukan semata-mata
bersumber pada temuan atau rekayasa pribadi.
Jika dalam Al-Quran antara iman dan amal shalih
senantiasa dikaitkan, itu berarti amal shalih merupakan hasil dari
implementasi iman sebagai prinsip. Dari titik pandang ini, maka
bagi seseorang yang benar-benar mengaku beriman, maka
sama sekali tidak dibenarkan sifat pemuasan egoisme, sifat keras
kepala, sifat membabi buta, dan sebagainya dijadikan topeng
atau berlindung dibalik dalih memegang prinsip atau iman.
Kemunafikan seperti ini perlu benar-benar dihindari.
Selanjutnya, faktor usaha juga sangat ditekankan oleh Al-
Quran (Ar-Rad [13]: 11; At-Taubah [9]: 105; Az-Zalzalah [99]:
7-8). Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga,
pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, edisi ke-3, 2005: 1254). Ini berarti, dalam
kata kunci usaha tersebut terkandung unsur keinginan untuk
A A A A A A A A AA A AA A A A A A AAAAAAAAAAAAA A A A A A A A
DR MOHAMMAD DAMAMI, MAg
bergerak, dorongan untuk mengubah (dari tidak memiliki ke
memiliki, dari kurang menjadi tercukupi, dari satu kondisi ke
kondisi yang lain), dan kesadaran adanya proses (tindakan yang
berkesinambungan sampai mencapai maksud). Apa yang
disebut usaha ini dalam Al-Quran ditekankan adalah yang
dalam ilmu bekerja modern disebut kerja sistem, yaitu kerja
yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling mendukung,
saling bersinergi, untuk mencapai suatu maksud. Dalam Al-
Quran kerja sistem semacam ini diidentifikasikan dalam kata
kunci qaum, yang berarti sekelompok orang, bukan seorang
pribadi (Ar-Raad [13] 11). Dengan demikian, nuansa yang
terdapat setiap usaha, apakah itu dilakukan sendiri-sendiri, apalagi
yang dilakukan secara bersama-sama, adalah kerja qaum,
kerja kelompok, kerja sistem. Oleh karena itu, diperlukan sikap
saling menghargai satu orang dengan orang lainnya, antara satu
unsur/komponen dengan unsur/komponen lainnya, dan satu
faktor dengan faktor lainnya. Dengan demikian akan dapat diambil
keputusan usaha terbaik dan kondisi terbaik dalam pelaksanaan
usaha tersebut Atau dengan kata lain, usaha itu perlu luwes.
Ada Hadits, barangsiapa menghayati iman kepada Allah dan
hari akhirat maka hendaklah dia berkata yang baik atau lebih
baik diam (Hadits riwayat Imam Muslim).
Dengan demkian, bagi orang beriman untuk mengatakan
dan menyampaikan al-haqq adalah niscaya. Artinya, kapan
pun dan dimana pun orang beriman wajib mengatakan dan
menyampaikan al-haqq itu tanpa menambah-nambah, apalagi
mengurang-ngurangi. Sungguhpun begitu usaha untuk
mengatakan dan menyampaikan al-haqq tersebut perlu luwes.
Artinya, kalau memang kondisi yang mendukung untuk
keberhasilan penyampaian al-haqq ada dan memadai, maka
momen atau kesempatan itu al-haqq harus disampaikan.
Namun, kalau kondisi belum memungkinkan karena
berbagai sebab yang melingkunginya, maka dapat ditahan dulu
penyampaian al-haqq tersebut, yang dalam bahasa Hadits di
atas dengan kata li yashmut (lebih baik diam).
Tindakan diam ini bukan karena tidak berani mengatakan
atau menyampaikan al-haqq, atau bersikap pengecut, melainkan
harus dipahami sebagai keluwesan untuk usaha sebagai
sebuah proses. Kata peribahasa, kena ikannya tetapi tidak keruh
airnya. Wallaahu alam bishshawaab.
_____________________________
DR Mohammad Damami, MAg, Anggota Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah.
43
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
BINA AKHLAK
A
sas manfaat sering kali menjadi dasar untuk
mengesahkan dan membatalkansuatukejadian.Ada yang
menentukan hukum suatu perbuatan terlarang atau
dibolehkan, baik atau buruk, dengan salah satu pertimbangannya
dilihat dari seberapa manfaat yang dihasilkan. Pertanyaan yang
lebih dahulu muncul biasanya, apa manfaat atau keuntungan
yang akan diperoleh dari orang lain untuk dirinya dalam hubungan
dan kerjasama itu. Hanya sedikit yang berfikir manfaat apa yang
akan diberikan kepada orang lain.
Memang, secara sederhana dapat diklasifikan tipe-tipe orang
yang mengambil manfaat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Tipe yang pertama, orang yang hidup untuk memuaskan diri
dan manfaat untuk diri sendiri, sehingga apa pun yang dilakukan
atas kalkulasi keuntungan dan manfaat untuk dirinya. Orang yang
tergolong dalam tipe ini terindikasi dari gejala keengganan
memberikan kemampuan dan keahliannya untuk kemajuan
lingkungan sosialnya, dan cenderung apatis terhadap segenap
aktivitas sosial yang non-profit. Bingkai aktivitas sosialnya selalu
traksaksional, setiap aktivitas digerakkan oleh keuntungan secara
pribadi baik yang bersifat finansial, material, dan moral-spiritual.
Akibat lebih jauh, orang ini akan merasa bahwa semua
keuntungan usaha hanyat atas jerih payah sendiri dan melupakan
asal mula rizki atas pemberian Allah. Allah menyebut orang pada
tipe ini sebagai bakhil (Al-Hadid [57]: 23-24)
Kedua, orang yang pasif dalam memberikan manfaat pada
orang lain. Meningkat sedikit dari tipe sebelumnya, tipe kedua ini
biasanya bersikap menunggu ajakan atau dorongan orang lain
untuk melakukan aktivitas sosial, menunggu digerakkan bukan
berinisiatif menggerakkan orang lain dalam membangun
masyarakat dan lingkungannya. Terkadang merasa senang bila
oranglain tidak mengingatkan atau mengajaknya melakukan
kebaikan. Misalnya, enggan melaksanakan tugas-tugas sosial-
kemasyarakatan di lingkungannya karena tidak digerakkan oleh
pimpinannya.
Berbeda dengan dua tipe sebelumnya, tipe yang ketiga adalah
orang yang senantiasa berusaha memberi manfaat kepada orang
lain, ia berada di depan dalam aktivitas untuk kemajuan di
masyarakat dan lingkungannya. Segenap pengetahuan,
kemampuan, kekuasaan, dan keahliannya selalu dikaitkan
dengan realitas sehari-hari di masyarakatnya. Secara proaktif,
mengajak, menunjukkan, dan berinisiatif menggerakkan diri dan
orang di sekitarnya untuk memperbaiki kualitas hidup. Orang
yang semacam itu akan selalu memberi inspirasi orang lain
melakukan tindakan-tindakan positif dan produktif. Tipe ketiga ini
termotivasi oleh sabda Nabi Muhammad saw: Barangsiapa
yang menunjukkan pada kebaikan, baginya pahala seperti orang
mengerjakannya(HR. Malik).
Menunjukkan kebaikan terhadap orang tidak harus dilakukan
dengan banyak kata, berceramah, memerintah ini dan itu.
Menunjukkan kebaikan dapat dilakukan dengan perilaku, sikap,
dan gerak-gerak sehingga orang lain akan meneladani dan
mengambil manfaat dari dirinya. Dari Hadits itu pula dapat
dikemukakan istilah Muslim inspiratif, yaitu orang yang penuh
dengan semangat memberi dorongan dan menggairahkan orang
lain dalam kebaikan. Segala ucapan, tindakan, dan sikapnya
merangsang orang lain mengikutinya. Muslim inspiratif
digerakkan oleh semangat dan panggilan nurani untuk
memperbaiki masyarakat dan lingkungannya. Orang yang
tergolong pada tipe ketiga ini mengukur kebahagiaan bukan
karena apa yang diaperoleh, tetapi kebahagiaan dan kesuksesan
diperoleh karena mampu memberikan manfaat bagi orang lain.
Di antara tanda Muslim yang inspiratif adalah kehadirannya
selalu dirindukan dan menjadikan orang-orang disekelilingnya
nyaman dan senang. Tatkala ia jauh sangat ditunggu kepulangan-
nya, tatkala dekat selalu memikat orang disekitarnya. Sungguh
beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk
mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang di perlihatkan
Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka
potensi kelebihan, dan di karuniakan pula kesanggupan meman-
faatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia. Karena
ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana
dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah saw dalam
hal ini bersabda, Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang
paling banyak manfaatnya bagi orang lain (HR. Bukhari).
Setiap orang bisa memberi inspirasi kabaikan bagi orang
lain sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-
masing.Seorang pemimpin menjadi inspirator karena sikap
amanah dan adil terhadap bawahannya, seorang pegawai dan
pekerja menjadi inspirator karena kejujuran dan ketulusannya,
buruh menjadi inspirator karena semangat berkerjanya, guru
menjadi inspirasi bagi para murid karena kasih-sayangnya dan
seterusnya.
_________________________
DR Mutohharun Jinan, Pengajar Pondok Hajjah Nuriyah
Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
MENJADI MUSLIM YANG INSPIRATIF
MUTOHHARUN JINAN
44
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
BINA JAMAAH
S
ehabis shalat Maghrib di sebuah masjid mungil di
kampung, ada yang mengajak ngobrol di serambi.
Dengan penuh semangat teman ini bilang bahwa
alhamdulillah jamaah masjidnya sekarang penuh.
Apa saja kiat untuk membuat jamaah ingin selalu shalat
bareng di masjid ini? tanyaku.
Mudah, Kang, jawabnya.
Mudah gimana. Saya sering lihat banyak masjid yang
bangunannya lebih megah dari ini tetapi jamaahnya tidak penuh.
Bahkan ada yang satu shaf saja kurang, kataku.
Dulu di masjid ini juga begitu. Ramainya hanya pada waktu
Maghrib dan Isyak. Selain itu masjid ini sepi.
Terus?
Kami dari takmir diam-diam melakukan studi banding ke
masjid-masjid yang ramai jamaahnya. Ada enam masjid yang
kami datangi. Kami bertanya kepada jamaah secara acak. Kami
juga bertanya kepada pengurus takmir masjidnya.
Kesimpulan dari studi banding itu bagaimana?
Kesimpulannya sederhana Kang. Takmir yang berhasil
memanggil jamaah untuk memenuhi masjidnya, bahkan pada
shalat Subuh itu punya cara pandang dan kecenderungan yang
sama.
Apa yang sama di antara mereka?
Pertama, mereka sama-sama memandang jamaah
sebagai partner, sebagai mitra, sebagai subyek. Bukan sebagai
obyek atau sebagai bawahan dan umat rendah yang bisa
semaunya disikapi. Dengan memandang jamaah sebagai partner
maka cara berkomunikasi dengan jamaah juga berbeda. Takmir
menjadi lebih ramah dan terbuka terhadap masukan, terbuka
terhadap kritik dan keinginan jamaah.
Lantas keinginan utama jamaah itu sebenarnya bagaimana?
Inilah yang kami sebut sebagai hal kedua penting yang kami
temukan dalam rangkaian studi banding itu.
Apa keinginan mereka?
Jamaah masjid yang kami datangi itu sama-sama punya
keinginan sederhana. Mereka sama-sama ingin diuwongke.
Ingin dimuliakan sebagai manusia. Inilah kuncinya. Sebab
keinginan itu perlu ditampung dan diwujudkan dalam tindakan.
Tindakan apa?
Tindakan melayani mereka. Melayani jamaah merupakan
kata kunci ketiga yang membuka pintu keberhasilan membentuk
jamaah masjid yang rajin, semarak, sekaligus khusyuk dan
dinamis.
Ketiga hal itu yang kemudian dilaksanakan dan diwujudkan
di masjid ini?
Benar, Kang. Setelah studi banding, kami pengurus takmir
melakukan rapat kerja dua hari di tempat wisata yang dingin. Di
sana kami tidak terganggu kegaduhan kota. Kami dapat
konsentrasi merumuskan langkah-langkah kami. Kami pun
merumuskan semboyan unik, begini bunyinya. Takmir yang
sukses adalah takmir yang mampu menyukseskan
jamaahnya dalam beribadah dan bermuamalah.
Asyik juga kalau begitu.
Memang, asyik Kang. Untung ada teman pengurus takmir
yang di masa mudanya pernah aktif mengembangkan
masyarakat di desa dan di kampung kota. Dialah yang pertama-
tama bilang, bahwa apa yang kita rumuskan dan apa yang kita
lakukan harus konkret, nyata. Berupa kata kerja yang berdampak
positif langsung pada jiwa dan kemakmuran jamaah.
Dia terus bercerita tentang bagaimana mengajak warga
kampung agar mau ke masjid, kemudian nyaman di masjid dan
akhirnya warga kampung menjadi selalu rindu masjid. Takmir
menjadikan hari Jumat menjadi hari istimewa. Kuliah Subuhnya
dicarikan ustadz yang ramah dan mampu menjelaskan
persoalan dalam bahasa sederhana dan membangkitkan
semangat. Setelah itu ada makan pagi berupa bubur panas pakai
lauk sambal krecek yang lezat. Sedang siangnya, takmir tidak
sembarang memasang khatib. Betul-betul dipilih khatib yang
menyejukkan dan membuat orang beragama itu menjadi bahagia
dan penuh harapan. Setelah shalat Jumat, jamaah pun
dipersilakan untuk minum teh atau setup jambu kemudian
dipersilakan menikmati kue-kue buatan para ibu kampung. Jadi
jamaah Jumat tidak langsung pulang, tetapi mereka ngobrol
sebentar sambil menghabiskan minuman dan makanan.
Lewat cara sederhana seperti itu jamaah masjid ini pun makin
banyak. Dan alhamdulillah, untuk masjid sekecil ini, masjid yang
dulunya adalah surau mungil, setiap Jumat dapat mengumpulkan
infak paling sedikit limaratus ribu. Kadang mendekati satu juta rupiah,
padahal sampeyan lihat sendiri, warga kampung ini kan hidupnya
sederhana, juga mereka bekerja sebagai buruh kecil, atau penjual
makanan di pasar. Mereka rela mengeluarkan infak setiap Jumat,
juga setiap kuliah Subuh, juga mengeluarkan infak pada setiap
pengajian umum bulanan karena mereka merasa bahwa dana itu
akan dipergunakan untuk hal-hal yang konkret dan nyata.
Betul, masjid yang saya kunjungi ini dulu adalah surau kecil,
surau panggung tempat saya dan teman-teman bermain dan
kalau libur menjadikan surau ini sebagai taman bacaan. Kami
seharian duduk di surau ini sambil membaca buku atau komik.
Setiap datang waktu shalat, kami berebut adzan dan berebut
menabuh kentongan.
Sungguh, sebuah surau yang indah, telah berubah menjadi
masjid yang indah. (Mustofa W Hasyim)
Masjid yang Bermula dari Surau
45
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013
KESEHATAN
S
ebuah studi dilakukan di Kanada terhadap 34 anak-anak
berusia sekitar 7 sampai dengan 11 tahun yang tidak
mempunyai tambahan tidur, tanpa masalah kesehatan,
perilaku, atau akademik. Waktu tidur anak-anak ini dimajukan
satu jam dari waktu biasanya mereka memasuki peraduan
selama satu minggu. Perilaku di siang hari mereka dinilai oleh
guru dan orangtua mereka di akhir minggu. Anak-anak tidur
mengenakan perangkat arloji yang digunakan untuk memantau
aktivitas dan tidur mereka.
Di antara anak-anak yang mendapat tidur lebih 27,36 menit
per malam menunjukkan perbaikan, sementara mereka yang
kurang tidur tidak mendapatkan perbaikan.
Kebanyakan anak usia sekolah pergi tidur lebih dari pukul
21.00 dan 43% dari anak laki-laki usia 10 sampai 11 tahun tidur
kurang dari jumlah yang disarankan setiap malam, menurut
informasi dalam penelitian baru. Anak usia sekolah dasar perlu
tidur 10 -11 jam setiap malam. Ini hanya panduan secara umum,
karena setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Pada dasarnya Anda ingin anak Anda untuk memiliki cukup
tidur dan bangun dengan segar, beristirahat dan siap untuk
menyongsong hari depan. Jika mereka lelah, mereka tidak akan
mau bangun dan Anda harus membuat mereka tetap bangun!
Hal ini bukan merupakan awal hari yang baik bagi siapa pun.
Menguap dan mengantuk bukan satu-satunya tanda seorang
siswa tidur terlalu sedikit, kata Gruber Reut. Gejala lain termasuk
hiperaktif, mudah tersinggung, impulsif, dan rentang perhatian
yang pendek.
Profesor Espie, yang telah meneliti tidur selama 30 tahun
dan mendirikan secara online CBT program peningkatan tidur
yang disebut Sleepio, mengatakan, Setiap persentase tambahan
malam dihabiskan di kualitas tidur yang baik akan membayar
dividen untuk fungsi siang harisetengah jam tambahan adalah
persentase yang layak jadi saya tidak terkejut bahwa ada manfaat
yang terkait. Orang-orang muda yang tidak cukup tidur akan
berpengaruh terhadap dirinya. Ia akan memiliki sedikit energi,
konsentrasi yang buruk, dan suasana hati yang marah di siang
hari.
Agar Anak-anak Mendapat Tidur yang Baik
Kebanyakan anak menggunakan segala macam taktik untuk
menunda dan mencoba tetap bangun lebih lama lagi. Beberapa tip
berikut barangkali bisa membantu mendorong anak bersegera tidur.
Jauhkan jam reguler. Waktu tidur harus waktu yang sama
Tambahan Tidur
Membuat Anak-anak Bahagia
setiap malam. Arahkan anak-anak ke dalam rutinitas, sehingga
mereka tahu pada waktunya bagi mereka untuk pergi ke tempat
tidur. Seorang pakar tidur anak, Andrea Grace, mengatakan,
Bahkan anak-anak sekolah menengah pun membutuhkan waktu
tidur rutin, dengan langkah-langkah berulang-ulang sehingga
mereka dapat angin dan merasa aman serta terkendali.
Menciptakan lingkungan yang tenang. Kamar tidur harus
ditata dan disiapkan untuk istirahat dan tidur. Tidak terlalu panas
atau terlalu dingin serta dibuat tenang dan segelap mungkin.
Disarankan, jika memungkinkan, kamar tidur anak harus
ruang di mana mereka tidurdaripada ruang menonton TV atau
bermain di komputer.
Mematikan layar. Setiap ponsel atau perangkat elektronik
lainnya harus dimatikan pada malam hari, sehingga teks yang
muncul di larut malam tidak bisa mengganggu. Kata Andrea,
Setidaknya memiliki waktu setengah jam tanpa layar sebelum
tidur.
Kepada kebanyakan anak yang terus-menerus mengirim
SMS, pesan di Facebook dari ponselnya, disarankan untuk
menjauhkan tangannya dari peralatan-peralatan itu. Atau malah
benar-benar mematikan peralatan itu, sehingga tidak perlu
terganggu dengan pesan-pesan yang terkirim.
Mengerjakan pekerjaan rumah lebih awal.Jangan menunda
dan kemudian tinggal sampai larut malam melakukan/
mengerjakan pekerjaan rumahnyanya. Itu tidak kondusif untuk
tidur.
Memiliki tempat tidur yang nyaman.Sulit untuk mendapatkan
yang cocok, tidur di salah satu yang terlalu lunak, terlalu keras,
terlalu kecil atau terlalu tua.
Latihan.Teratur melakukan olahraga ringan dapat membuat
Anda tetap fit dan membantu meringankan stres dan siksaan di
siang hari. Jangan lakukan latihan itu terlalu dekat dengan waktu
tidur, karena hal ini malah dapat membuat Anda tetap terjaga.
Kurangi minuman bersoda, terutama di malam hari.
Stimulan, seperti gula dapat mengganggu tidur dan mencegah
tidur nyenyak. Minum susu panas sebagai gantinya.
Arahkan anak-anak Anda agar santai sebelum tidur.Memiliki
bak mandi air hangat, mendengarkan musik tenang atau
membaca buku. Bagaimanapun, yang lebih penting, tidak
mengakhiri hari dengan catatan yang negatif, kata Andrea, selalu
mengucapkan, Selamat malam dan aku mencintaimu, kepada
anak Anda, itu akan membantunya mendapatkan tidur yang baik
dan hubungan Anda. (ham)
46
SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H
HUMANIORA
R
umahku dekat dengan rel kereta api. Lalu lintas kereta
api tepat di depan rumah. Jaraknya plus minus hanya
10 meteran, yaitu berupa lahan kosong yang oleh
penduduk difungsikan multi guna. Sebagian dipakai untuk jalan
alternatif dan lainnya ada yang ditanami palawija, didirikan
warung-warung kecil, bengkel dan juga untuk mangkal dan
transitnya para Gepeng.
Hari-hari pertama menempati rumah, bising sekali
situasinya. Di malam hari saat tidur nyenyak, bunyi gemuruh
seperti di atas kepala. Kesadaran hilang, berubah menjadi
sebuah mimpi tentang hari kiamat. Getarannya menggerakkan
benda-benda di sekitarku. Lampu bergoyang, kaca jendela
berbunyi, daun pintu bergerak-gerak. Menakutkan,
mengerikan. Aku berteriak-teriak dengan suara tak jelas.
Untunglah suamiku segera membangunkan. O, ternyata
hanya mimpi.
Alkhamdulillah, suasana seperti itu hanya berlangsung
kurang lebih sebulan. Selanjutnya kami sudah terbiasa. Anak-
anak tidak takut lagi, tidur nyenyak, meski berulang kali kereta
melintas, sama sekali tak terusik.
Tinggal di dekat areal kereta api, tiap hari mendapat
suguhan pemandangan tentang kehidupan saudara-saudara
kita yang kurang beruntung. Ada yang mangkal, ada yang
wira-wiri, ada yang hanya bersilaturahim saja pada mereka
yang mangkal.
Pekerjaan mereka macam-macam. Pedagang
asongan,yang menjual aneka minuman, makanan, kerajinan
tangan, buku majalah, hingga sandangan. Komplit. Ada juga
yang jadi tukang semir sepatu, pengamen, kuli, peminta-minta.
Dan yang sering kuperhatikan adalah yang bekerja sebagai
pemulung. Sekeluarga yang terdiri dari bapak dan ibu serta
anak-anak yang berjumlah lebih dari lima orang menetap di
bawah pohon asem sebelah barat daya rumahku.
Tidur, masak, makan, dan segala aktivitas berada di situ.
Kecuali mandi dan cuci, mereka menggunakan fasilitas milik
umum. Di musim kemarau mereka tidur di hotel berjuta
bintang, jejer-jejer. Ini bukan cerita karangan, melainkan
kenyataan yang kulihat ketika aku mengantar sarapan pagi
sehabis shalat Subuh.
Kuhitung ada 9 orang. Bapak, ibu, ABG dan yang kecil-
kecil. Semua bekerja sebagai pemulung, yang bontot kira-kira
umur enam tahunan sudah dilatih memulung. Tiap pagi
mereka memakai pakaian dinas pemulung.
Kurang lebih pukul 10.00.mereka kembali dengan karung