You are on page 1of 13

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel yang diteliti. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatanya dilakukan secara simultan pada satu saat atau sekali waktu (Hidayat, 2007). Metode analitik korelasi pada penelitian ini digunakan untuk mengukur hubungan antara gaya hidup sehat dengan pencapaian prestasi akademik mahasiswa bidang kesehatan Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2010. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Jurusan Farmasi Universitas Jenderal Soedirman pada bulan September 2012 sampai bulan November 2012. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2006) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini

seluruh mahasiswa bidang kesehatan Universitas Jenderal Soedirman yang berjumlah 166 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto, 2006). Menurut Hidayat (2007), sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, maka peneliti mengambil sampel dari seluruh mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat angkatan 2010 dan jurusan farmasi angkatan 2010 Universitas Jenderal Soedirman. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 166 orang. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005). Menurut Sugiyono (2009), jenis variabel penelitian yang sering digunakan yaitu: 1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya dependent variable. Variabel bebas dalam penelitian yaitu gaya hidup sehat agar tetap sehat. 2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini sering

disebut variabel respon. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pencapaian prestasi akademik mahasiswa bidang Kesehatan Universitas Jendral Soedirman angkatan tahun 2010. E. Definisi Operasional Untuk memudahkan pemahaman dan pengukuran setiap variabel dalam penelitian, maka setiap variabel harus dirumuskan secara operasional. Adapun definisi operasioanal dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian Variabel Definisi Alat ukur Hasil Ukur Skala Operasional Prestasi Hasil usaha dari Kuesioner yang diisi - IPK Ordinal akademik semua kegiatan langsung oleh mahasiswa yang dilakukan responden dengan mahasiswa, baik rentang nilai: dari belajar, - Cumlaud ( pengalaman, 3,51-4,00) latihan dari suatu - Sangat kegiatan hasilnya Memuaskan dapat diketahui (2,51-3,50) dengan tes prestasi - Memuaskan yang hasilnya (2,00-2,5) diformulasikan - Kurang (0,00dalam bentuk 2,49) indeks prestasi, dinyatakan dalam rentang angka 0,00 4,00 Gaya hidup upaya seseorang Menggunakan - Baik (42-60) ordinal sehatagar dalam memelihara Kuisioner dengan - Cukup (31-41) tetap sehat kebersihan dan Skala Likert dengan - Kurang (20kesehatan dirinya jumlah opsi yang 30) untuk memperoleh diberikan adalah 3 kesejahteraan fisik yaitu: dan psikologis. selalu 3, jarang 2, Pemenuhan tidak pernah 1. personal hygiene Jumlah pertanyaan diperlukan untuk adalah 20 soal. Skor kenyamanan maksimal 60. Skor individu, minimal 20. keamanan, dan

kesehatan

F. Instrumen Penelitian Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner. Menurut Bungin (2006), kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pernyataan yang disusun sistematis, kuesioner diisi oleh responden, setelah diisi, kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner merupakan alat ukur berupa kuesioner dengan beberapa daftar pernyataan (Hidayat, 2007). Responden memberikan tanda check list () pada kolom pilihan jawaban yang telah disediakan dalam kuesioner. G. Validitas dan Realibilitas Kuesioner sebagai alat ukur penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan, karena untuk menilai layak tidaknya kuesioner tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian. Menurut Arikunto ( 2003 ), instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel 1. Validitas Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan tugas pengukurannya (Rusmini, 2009). Analisis yang digunakan adalah uji statistik korelasi product moment. Analisis korelasi product moment merupakan analisis untuk menguji validitas instrumen yang

dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data penelitian yang dimaksud (Azwar, 2002).
r [n N ( XY) X2 ( X) x ( Y) Y2 ( Y) 2 ]

( X) 2 ][n

Keterangan : r X Y N Kriteria pengujian : Jika r > r tabel, berarti item pernyataan adalah valid Jika r < r tabel, berarti item pernyataan adalah tidak valid Setelah di hitung dengan korelasi product moment dari Pearson, kepada 78 Mahasiswa Kesehatan Masyarakat dan Mahasiswa Farmasi Dari hasil ujicoba kuesioner di dapatkan validitas dengan nilai koefisien korelasi tertinggi sebesar 0,909 dan terendah - 0,010, dengan nilai r table 0,1852 dari 78 responden yang diuji validitas. Hasilnya Dari 25 item pertanyaan mengenai gaya hidup sehat mahasiswa menggunakan skala Likert ada 3 item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid, kemudian peneliti memperbaiki susunan pertanyaan dan menyaring menjadi 20 pertanyaan. 2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Saryono, 2008). Bila suatu alat pengukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama : koefisien korelasi : jumlah skor pertanyaan : jumlah skor total : jumlah responden

dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Sastroasmoro & Ismael, 2002). Reliabilitas pernyataan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan analisis Alpha-Cronbach yang dapat digunakan baik untuk instrumen yang jawabanya berskala maupun yang bersifat dikotomis (hanya mengenal dua jawaban yaitu benar dan salah). Rumus koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach (Arikunto, 2006):

r11

k (k 1)

a 2b a 2t

Keterangan : r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal a2b = Jumlah varians butir a2t = Varians total Kriteria pengujian : Jika r hitung > r tabel, berarti kuesioner reliabel Jika r hitung r tabel, berarti kuesioner tidak reliabel

Dari Kuesioner gaya hidup sehat mahasiswa didapat nilai rhitung sebesar 0,758, sedangkan r
tabel

dari 78 responden adalah 0,1852,

jadi kuesioner dinyatakan reliabel. H. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap pengumpulan data

Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden. Pembagian kuesioner dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswa Kesehatan Masyarakat dan Farmasi angkatan 2010. Sebelum pelaksanaan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden serta menyampaikan tentang kerahasiaan atas jawaban yang diberikan dalam kuesioner dan penelitian tidak berdampak negatif bagi responden. Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden dengan memberikan lembaran informed consent sebagai bukti kesediaan sebagai responden dalam penelitian ini. Jika mahasiswa bersedia, maka responden menandatangani lembar informed consent. Setelah itu peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian kuesioner, kemudian kuesioner diberikan kepada responden. Responden diberikan waktu dan diminta untuk mengisi data sesuai yang tercantum dalam kuesioner penelitian. Apabila ada pernyataan yang tidak jelas dapat ditanyakan kepada peneliti. Kuesioner langsung diisi oleh responden sehingga data yang diperoleh adalah data primer. Semua data yang ada dikumpulkan, diperiksa kelengkapannya untuk kemudian di analisa oleh peneliti. 2. Jenis Data a. Data Primer Diperoleh langsung dari responden. Data primer pada penelitian ini adalah IPK dan jawaban kuesioner yang sudah diisi oleh responden dan sebelumnya telah diberikan informasi tentang gambaran isi kuesioner. b. Data Sekunder

Data sekunder digunakan untuk melengkapi dan mendukung data primer. Data mahasiswa diperoleh dari Bapendik apabila kuesioner tentang identitas responden belum diisi dengan lengkap. mahasiswa. I. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : 1. Tahap persiapan yaitu tahap menyiapkan proposal penelitian, survei pendahuluan untuk memperoleh data yang diperlukan, dan studi dokumentasi serta literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian. 2. Pelaksanaan penelitian yang dimulai dengan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Responden mahasiswa akan diberikan kuesioner setelah mendapat pengarahan dari peneliti mengenai tujuan penelitian dan tata cara pengisian kuesioner kemudian diberi waktu untuk mengisi kuesioner. 3. Tahap pengumpulan dan penelitian, meliputi kegiatan menemui sumber data atau responden untuk memperoleh data dengan menggunakan kuesioner. Setelah Kuesioner terkumpul untuk selanjutnya dilakukan analisis data dan uji statistik. 4. Tahap penyusunan laporan dan penyajian hasil penelitian. Setelah kegiatan pelaksanaan penelitian selesai dilakukan, kemudian disusun laporan penelitian yang harus dipertanggungjawabkan melalui pemaparan hasil penelitian dalam sebuah sidang atau dalam sebuah ujian hasil penelitian. Misalnya data IPK

J. Pengolahan dan Analisa Data

Setelah kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa dikumpulkan kembali oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisa data. Sebelum data dianalisis, data diolah terlebih dahulu. 1. Pengolah data a. Editing Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban kuisioner dan responden. Hal ini dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera akan dapat dilengkapi. b. Coding Merupakan mengklarifikasi jawaban dari para responden kedalam kategori-kategori. Klarifikasi dilakukan dengan jalan menandai masingmasing jawaban dengan kode berupa angka, kemudian dimasukan ke dalam lembar tabel kerja.

c. Saving Merupakan proses penyimpanan data sebelum data diolah atau dianalisis. d. Tabulating Merupakan proses menyusun data dalam bentuk tabel, selanjutnya diolah menggunakan bantuan komputer. e. Cleaning Merupakan kegiatan pengetikan kembali data yang sudah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. 2. Analisa data

Setelah data peneliti diperoleh peneliti memasukkan data yang telah ditabulasi kedalam komputer dan dianalisis secara statistik. Menurut Notoatmodjo (2005) analisa data terdiri dari: a. Analisa univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, yaitu untuk mengetahui karakteristik responden mahasiswa (meliputi jenis kelamin, usia, IPK), gaya hidup sehat. Pada umunya analisis ini hanya menghasilkan tabel distribusi frekuensi dari tiap variabel. b. Analisa bivariat Analisa bivariat adalah analisis yang menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2006). Tekhnik analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu gaya hidup sehat dan variabel terikat yaitu prestasi akademik mahasiswa bidang Kesehatan Universitas Jendral Soedirman tahun 2010-2011. Masing-masing variabel menggunakan skala data rasio dan ordinal yang termasuk data non parametrik sehingga analisis yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank. Korelasi Spearman Rank sendiri digunakan untuk menghubungkan dua variabel atau digunakan karena skala pada definisi operasionalnya menggunakan ordinal. Rumus menurut Riyanto (2009) yaitu sebagai berikut:

rs =

6D2

N(N2 1) Keterangan : rs N = Koefisiens Korelasi Spearmans rank = Jumlah sampel

D2 = Jumlah perbedaan rangking pada setiap pasangan yang telah dikuadratkan. Data hasil penelitian dari setiap responden yang meliputi skor variabel gaya hidup sehat dan prestasi akademik mahasiswa bidang kesehatan, dianalisis dengan menggunakan SPSS. Menurut arikunto (2006), ada tidaknya korelasi dinyatakan angka pada indeks. Besar kecilnya indeks korelasi, jika bukan 0,000, berarti ada korelasi antara dua variabel yang di korelasikan. Semakin besar angka dalam indeks korelasi, maka semakin tinggi korelasi kedua variabel. Penafsiran terhadap kekuatan hubungan dari nilai koefisien korelasi berpedoman pada ketentuan menurut Sugiyono (2004) seperti tabel berikut: Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisiensi Korelasi Interval Korelasi Hubungan Variabel 0,00 - 0,119 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Angka keeratan nilai korelasi menunjukan keeratan

hubungan antara dua variabel yang diuji. Jika angka korelasi mendekati 1, maka maka korelasi dua variabel akan semakin kuat, sedangkan jika angka korelasi makin mendekati 0 maka korelasi

dua variabel semakin lemah. Tanda negative (-) dan positif (+) pada nilai korelasi menyatakan sifat hubungan. Jika nilai korelasi bertanda (-), berarti hubungan antara kedua tabel bersifat berlawanan arah. Sedangkan tanda positif (+), menunjukan hubungan diantara dua tabel bersifat searah. K. Etika Penelitian Suatu penelitian harus berpedoman pada norma dan etika. Menurut Nursalam (2003) dalam penelitian yang subjeknya manusia, maka ada tiga prinsip penelitian yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Prinsip Manfaat a. Bebas dari penderitaan Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Dalam melakukan penelitian kepada mahasiswa bidang kesehatan, peneliti sangat memperhatikan subjek penelitian dan meyakinkan bahwa informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek. b. Bebas dari eksploitasi Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Mahasiswa diyakinkan bahwa

partisipasinya dalam penelitian ini tidak akan disalahgunakan demi kepentingan pribadi serta menjelaskan manfaat dari penelitian ini bagi subjek, peneliti dan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak mencantumkan nama subjek penelitian dalam kuesioner.

c.

Risiko Peneliti harus mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek penelitian pada setiap tindakan. Dalam penelitian ini, resiko dapat diminimalisir karena penelitian yang dilakukan bukan bersifat eksperimen dan hanya menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.

2.

Prinsip Menghormati Manusia Peneliti memberikan informed consent dan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian ini. Setelah subjek bersedia menjadi responden, maka subjek menandatangani lembar persetujuan. Pada informed consent dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu. Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan informasi mengenai tujuan penelitian pada mahasiswa serta memberikan informed consent. Jika subjek penelitian yaitu mahasiswa bersedia menjadi responden, maka subjek menandatangani lembar persetujuan. Namun jika tidak bersedia, tidak akan ada pemberian sanksi apapun.

3.

Prinsip Keadilan Peneliti memperlakukan subjek secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian ini tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dropped out sebagai responden. Peneliti merahasiakan informasi (confidentially) yang diberikan oleh subjek dan untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti menyediakan kuesioner tanpa mencantumkan identitas nama responden ( anonymity).

You might also like