You are on page 1of 107

1

KEWIRAUSAHAAN MODUL B1.1: Sejarah, Karakteristik Wirausaha, Membangun Kewirausahaan Oleh: Nahiyah J. Faraz, M.Pd, M.Lies Endarwati, M.Si., & Dyna Herlina S., SE,SIP.

A. Kompetensi Setelah mempelajari modul ini kompetensi yang diharapkan adalah peserta pelatihan lebih memahami materi tentang sejarah dan pengertian kewirausahaan, karakteristik wirausaha, pentingnya kewirausahaan, dan membangunkewirausahaan. B. Indikator Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menjelaskan sejarah kewirausahaan. 2. Menjelaskan dan memberi contoh pengertian kewirausahaan. 3. Menjelaskan dua pendekatan kewirausahaan. 4. Menjelaskan dan memberi contoh karakteristik wirausaha. 5. Menjelaskan hubungan antara risiko dan sifat kewirausahaan. 6. Menjelaskan watak wirausahawan. 7. Menjelaskan enam dimensi kewirausahaan menurut Howard Stevenson 8. Menjelaskan perbedaan antara manajer dan wirausaha. 9. Menjelaskan model proses kewirausahaan. 10. Menjelaskan dan memberi contoh pentingnya kewirausahaan. 11. Menjelaskan dan memberi contoh cara membangun kewirausahaan.

C. Materi I. PENGANTAR Upaya menyerasikan atau membuat kebutuhan dan ketersediaan akan barang menjadi pas, hampir-hampir mustahil untuk dilakukan, tetapi kesenjangan keduanya justru memberikan nilai tambah tersendiri bagi lahirnya sebuah kreativitas. Banyak orang belajar dari serba kekurangan bukan dari serba kecukupan. Karena itu perlu kita renungkan kembali bahwa kekayaan alam Indonesia yang melimpah ini sebenarnya bermakna keberuntungan atau ketergantungan. Modul ini tidak berpretensi untuk menjawabnya, kecuali menyadarkan suatu konsep yang sebenarnya telah lama dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa ini, yakni kewirausahaan. Leluhur bangsa kita terkenal sebagai kaum bahari dan daya tahan hidupnya sangat tergantung dari kegiatan wirausaha.

Modul yang dimaksudkan sebagai salah satu bahan pelatihan kewirausahaan ini bertujuan memberikan gambaran mengenai sejarah, pengertian, dan arti penting dari kewirausahaan. II. SEJARAH dan PENGERTIAN Para wirausahawan dunia modern muncul petama kali di Inggris pada masa revolusi industri pada akhir abad ke XVIII. Para wirausahawan awal ini mempunyai karakteristik kesabaran dan tenaga yang tidak terbatas. Beberapa adalah orang-orang yang mempunyai uang, tetapi bukan berasal dari golongan bangsawan. Mereka muncul dari kelas menengah ke bawah, yang didorong oleh keinginan untuk mewujudkan impian dan gagasan inovatif menjadi kenyataan. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi-organisasi mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang mereka lakukan, mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka lakukan. Kewirausahaan dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan entrepreneur. Diduga, kata itu diadopsi dari bahasa Perancis yang berarti between-taker atau go-between (perantara). Istilah kewirausahaan yang masuk dalam kamus bisnis tahun 1980-an memiliki definisi yang berbeda-beda. Ada dua pendekatan yang dilakukan di dalam mendefinisikan kewirausahaan, fungsional yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan dalam kewirausahaan sisi penawaran. Pendekatan menekankan peranan kewirausahaan perekonomian seperti mengemban suatu resiko karena melakukan pembelian pada suatu tingkat harga tertentu dan menjualnya pada tingkat harga yang tidak menentu, melakukan kegiatan-kegiatan produksi dan inovasi, serta menyebabkan atau memberikan reaksi terhadap gejolak-gejolak ekonomi. Pendekatan kewirausahaan sisi penawaran menekankan kepada sifat-sifat individual yang dimiliki para pengusaha. Pendekatan ini mengatakan bahwa sifat-sifat tertentu seperti keinginan untuk berprestasi dan kemampuan untuk mengontrol serta menanggung resiko dari tindakan yang mereka lakukan sebagai sifat-sifat dari wirausaha. Entrepreneur dan fungsinya yang unik sebagai penanggung resiko, pertama kali dikemukakan oleh Richard Cantillon, seorang Irlandia yang berdiam di Perancis. Entrepreneur disini dimaksudkan sebagai upaya membeli barang dan jasa-jasa dengan harga tertentu, untuk dijual dengan harga yang tidak pasti di masa yang akan datang. Karena itu, pada awalnya, kewirausahaan diartikan sebagai pengambil resiko (risk taker). Di awal abad ke-18, Richard Cantillon mengobservasi bahwa seorang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko pembelian dan penjualan. Beberapa ahli teori manajemen mengatakan bahwa kewirahusahaan adalah kehebatan dalam pembentukan perusahaan baru yang di dalamnya mengandung pemanfaatan peluang dan pengambilan resiko. Peter F. Drucker mendefinisikan kewirausahaan dengan lebih optimis, yakni

sebagai seorang yang berfokus kepada peluang, bukan resiko. Bapak manajemen yang terkenal ini juga menyebutkan bahwa kewirausahaan ini bukanlah pengambil resiko melainkan penentu resiko. Adam Simth dan Jean Baptisay (1803) mengatakan bahwa seorang wirausaha adalah seorang yang menyatukan faktor-faktor produksi. Joseph Schumpeter (1934) memberi makna kewirausahaan dengan kata inovator. Dalam bukunya, The Management Challenge, James M.Higgins (1994) menguraikan bahwa secara historis, kewirausahaan dianggap sebagai salah satu fungsi ekonomi. Higgins mengatakan pula bahwa yang membedakan para wirausaha dengan para manajer terletak pada pendekatan mereka terhadap pemecahan masalah. Para wirausaha bukan hanya memecahkan masalah atau bereaksi terhadap masalah, melainkan juga mencari peluang. Dua pendekatan mengenai definisi dari kewirausahaan di atas dibantah oleh Howard cukup Stevenson. Menurutnya, tak satupun dari kedua pendekatan tersebut yang menjelaskan teori kewirausahaan. Menurut Stevenson, kewirausahaan

merupakan suatu pola tingkah laku manajerial yang terpadu. Kewirausahaan adalah upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumberdaya yang dimilikinya. Pola tingkah laku manajerial yang terpadu tersebut bisa dilihat dalam enam dimensi praktek bisnis, yakni: 1) orientasi strategis; 2) komitmen terhadap peluang yang ada; 3) komitmen terhadap sumberdaya; 4) pengawasan sumberdaya; 5) konsep manajemen; dan 6) kebijakan balas jasa. Dari keenam ciri di atas, dihasilkan dua bentuk pelaku bisnis dengan corak yang berbeda, yakni: Promotor dan Trustee. Promotor, yaitu orang yang percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Trustee, yaitu orang yang lebih menekankan penggunaan sumberdaya yang telah dimilikinya secara efisien. Kemudian, Stevenson mengatakan bahwa dalam bentuk strategi suatu perusahaan, orientasi kewirausahaan lebih menekankan pada penggunaaan peluang terhadap sumberdaya yang tersedia. Perbedaan seorang berjiwa wirausaha dengan yang tidak adalah dalam kemampuannya memahami bisnis dengan sangat baik sehingga mereka bukan hanya mampu membuat komitmen lebih dahulu dibandingkan orang lain, mereka juga mengetahui kapan harus keluar dari suatu bisnis. Kemudian bahwa para wirausaha berusaha untuk mendapatkan hasil optimal dengan sumberdaya tertentu. Selain itu, bahwa pola tingkah laku kewirausahaan mencakup kemampuan untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki orang lain, seperti keahliannya, ide-idenya atau bakat-bakatnya, serta memutuskan sumberdaya apa saja yang dibutuhkan perusahaan. Terakhir, bahwa kebijakan balas jasa, sebagai faktor yang mendorong tingkah laku kewirausahaan, merupakan harapan-harapan individu serta persaingan kemampuan yang akhirnya menciptakan sistem balas jasa yang adil dalam perusahaan.

Dalam bukunya Entrepreneurship, Robert Hisrich dan Michael Peters (1995), seperti dikutip Buchari Alma (2000), mengatakan bahwa kewirausahaan adalah the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, psychological, and social risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction (merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda, dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaga, menanggung resiko keuangan, kejiwaan, dan sosial, tetapi menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi). Dengan berpegang pada paparan Alma (2008), Sutrisno (2003), dan Soemanto (2002) baik dilihat dari asa etimologis, sinonim maupun terminologi, ada banyak makna tentang kewirausahaan. Makna ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) ekonomi modern (etika kewirausahaan), dan kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) sosial modern (etika Kewirausahaan sosial). Kewiausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) ekonomi/isnis (etika kewirausahaan) berkaitan dengan makna kewirausahaan sebagai resep bertindak guna menumbuhkembangkan sistem perekonomian (bisnis) yang modern. Pemaknaan seperti ini tidak saja berlaku secara tekstual, tetapi dikenal pula secara umum dalam masyarakat. Pandangan tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan etika ekonomi (bisnis) dapat dicermati pada pendapat Salim Siagian (dalam Sutisno 2003:4-5) yang menyatakan sebagai berikut: Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan kemapuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusahan mencari dan melayani lebih banyakndan lebih baik, serta menciptakan dan mnyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen. Sedangkan menurut Alma (2008:5) menyatakan sebagai berikut: Wirausahawan adalah seorang inovator, sebgai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-lihat peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikira untuk menaklukkan cara berpikiran malas dan lamban. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari lima hal, yakni: a. pengenalan barang; b. metode produksi baru; c. sumber bahan mentah baru; d. pasar-pasar baru; e. organisasi industri baru. Bertolak dari gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha sangat penting, mengingat bahwa modernisasi dalam bidang ekonomi, sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas kewirausahaannya. Karena itu tidak mengherankan jika PBB menyatakan, bahwa suatu negara akan mampu membangun, apabila memiliki wirausahawan sekitar 2% dari jumlah penduduknya. Jumlah penduduk Indonesia saat ini

200.000.000 jiwa, sehingga paling tidak harus memiliki wirausahawan sebanyak 4.000.000 orang (Alma, 2008:4). Namun kenyataannya, Indonesia hanya memiliki wirausahawan sekitar 0,18% dari jumlah penduduk (Suruji, 2008). Wirausahawan memiliki kedudukan amat penting dalam kehidupan suatu negara. Mengingat, bahwa wirausahawan tidak saja memberikan kemanfaatan bagi dirinya sendiri-pekerjaan dan pendapatan secara mandiri, tetapi juga bagi negara dan warga masyarakat dengan penciptaan lapangan kerja. Berbagai teori pembangungan menyatakan, bahwa keberhasilan suatu negara dalam proses percepatan pembangunan ekonomi sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas kewirausahaan yang dimiliki suatu negara. Kewirausahaan sebagai Etika Sosial Modern, berkaitan dengan adanya kenyataan, bahwa konsep-konsep, gagasan-gagasan, ide-ide atau dalil-dalil yang tercantum di dalam kewirausahaan bisa diberlakukan sebagai resep bertindak yang bersifat universal, yakni tidak saja dalam bidang bisnis, tetapi juga dalam bidang kemasyarakatan guna mewujudkan kehidupan suatu masyarakat modern (kewirausahaan sosial). Hal ini tercermin pada pendapat McClelland (1987:86) yang menyatakan sebagai berikut: 1) Perilaku Kewiraswastaan: a. memikul risiko-risiko yang tidak terlalu besar sebagai suatu akibat dari keahlian dan bukan karena kebetulan; b. kegiatan yang penuh semangat dan/atau yang berdaya cipta; c. tanggung jawab pribadi; d. pengetahuan tentang hasil-hasil keputusan, uang sebagai ukuran atas hasil. 2) Minat terhadap peerjaan kewiraswastaan sebagai suatu akibat dari martabat dan sikap berisiko: mereka. Dalam Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995, pemerintah mendefinisikan kewirausahaan sebagai berikut : Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jadi wirausahawan adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan, atau orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan. III. KARAKTERISTIK WIRAUSAHA Kewirausahaan bukanlan sekadar ketrampilan manajerial dan bisnis belaka, karena kewirausahaan juga meliputi seorang aspek sikap mental Jadi dan perilaku yang mencerminkan karakteristik wirausaha. pembahasan masalah

kewirausahaan berarti juga menyoroti mengenai profil seorang manusia yang memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat khas. Kesukaan pemirsa televisi terhadap film Mac Gyver adalah karena Mac Gyver senantiasa menampilkan keunikan dan kreativitas yang berkesinambungan. Bahwa ia selalu mengubah kesempitan menjadi kesempatan. Film ini telah mengilhami Stephen Covey, dalam bukunya First Thing First, menyebutnya Mac Gyver factor. Kesamaan antara entrepreneur, keunikan, kreativitas yang berkesinambungan dan seringkali susah ditebak sebelumnya. Kewirausahaan selalu tak terpisahkan dari kreativitas dan inovasi. Inovasi tercipta karena adanya daya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan, karena lingkungan cepat sekali berubah. Untuk dapat memberikan respons terhadap perubahan, manusia harus kreatif. Manusia kreatif mempunyai ciri-ciri, antara lain : keterbukaan pada pengalaman; melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa; rasa keingintahuan yang tinggi; menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan; dapat menerima perbedaan; independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan; percaya pada diri sendiri; mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan. Sebaliknya hal-hal yang dapat merintangi munculnya sebuah kreativitas adalah sebagai berikut: Lebih menekankan pada perilaku dan struktur birokrasi; mengagungkan tradisi dan budaya yang dibuat; menekankan pentingnya prosedur yang baku; memperkecil ketersediaan sumber-sumber yang dibutuhkan; komunikasi yang lemah; sistem pengendalian yang kuat; menekankan denda atau hukum atas sebuah kegagalan; dan menekankan pada nilai yang menghalangi pengambilan resiko. Kreativitas berbeda dengan inovasi. Kreativitas merujuk kepada pembentukan ide-ide baru, sementara inovasi adalah upaya untuk menghasilkan uang dengan menggunakan ide-ide baru tersebut. Dengan demikian, kreativitas merupakan titik permulaan dari setiap inovasi. Inovasi adalah kerja keras yang mengikuti pembentukan ide dan biasanya melibatkan usaha banyak orang dengan keahlian yang bervariasi tetapi saling melengkapi. William Bygrave (1994) mendeskripsikan karekteristik wirausaha ke dalam sepuluh konsep yang disebutnya sebagai konsep 10D. Kesepuluh konsep itu adalah, Dream, Decisiveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Details, Destiny, Dollars, and Distribute. Konsep dream, dimaksukan bahwa seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya, dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian tersebut. Konsep decisiveness, bahwa seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan.

Kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya. Konsep doers, begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindak lanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin yang dia sanggup. Artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan. Konsep determination, seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada rintangan yang mustahil diatasi. Konsep dedication, dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah. Konsep devotion, artinya seorang wirausaha mencintai pekerjaannya dan produk yang dihasilkannya secara gila-gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya. Konsep details, seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor kecil sekalipun yang dapat menghambat kegiatan usahanya. Konsep destiny, seorang wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung pada orang lain. Konsep dollars, seorang wirausaha tidak sangat mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan untuk memperoleh uang. Baginya, uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi, jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas memperoleh uang atau keuntungan. Konsep distribute, seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orangorang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis. Menurut Meredith (1996) wirausahawan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan. Dengan kata lain, para wirausaha adalah individu yang berorentasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Ciri dan Watak Wirausahawan menurut Meredith (1996), seperti tergambar dalam tabel berikut :

Ciri-ciri
1. Percaya Diri

Watak
- Keyakinan - Ketidaktergantungan - Individualitas - Optimisme - Kebutuhan akan prestasi - Berorientasi laba - Ketekukan dan ketabahan - Tekad dan kerja keras - Mempunyai dorongan kuat - Energik dan inisiatif - Kemampuan mengambil risiko - Suka tantangan - Bertingkah laku sebagai pemimpin - Dapat bergaul dengan orang lain - Menanggapi saran dan kritik - Inovatif dan kreatif - Fleksibel - Punya banyak sumber - Serba bisa - Pandangan ke depan - Perseptif

2. Berorienntasi tugas dan hasil

3. Pengambil risiko 4. Kepemimpinan

5. Keorisinilan

6. Berorientasi ke masa depan

Tabel-1. Ciri dan Watak Wirausaha (Meredith, 1996) Karakteristik wirausaha, menurut McClelland, adalah sebagai berikut: Pertama, keinginan untuk berprestasi. Penggerak utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai need of achievement (n-Ach). Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang, yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan. Kedua, keinginan untuk bertanggungjawab. Seorang wirausaha menginginkan tanggungjawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumberdaya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggungjawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Ketiga, preferensi kepada resiko-resiko menengah. Wirausaha bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras, tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi. Keempat, persepsi pada kemungkinan berhasil. Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan kemudian menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.

Kelima, rangsangan oleh umpan balik. Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka. Keenam, aktivitas energik. Wirausahawan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan. Ketujuh, orientasi ke masa depan. Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan. Kedelapan, ketrampilan dalam pengorganisasian. Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif di dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Kesembilan, sikap terhadap uang. Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Pada akhirnya kita perlu membedakan, wirausaha dengan usaha kecil. Di Amerika Serikat, pada mulanya, wirausaha diartikan sebagai seseorang yang memulai bisnis baru, kecil dan milik sendiri. Apakah usaha kecil identik dengan wirausaha? Tidak setiap bisnis kecil identik dengan wirausaha. Tidak setiap bisnis kecil bersifat wirausaha. Suami-istri yang membuka warung tegal (warteg) yang baru, di daerah pinggiran kota, pasti menghadapi resiko, tetapi mereka umumnya bukanlah wirausaha. Apa yang mereka lakukan adalah yang telah berulangkali mereka lakukan sebelumnya. Mereka mengadu untung dengan makin banyaknya orang yang suka makan di luar rumah di daerah itu, tetapi mereka sama sekali tidak menciptakan kepuasan baru atau permintaan konsumen yang baru. Sebaliknya usaha McDonald adalah wirausaha. Usaha ini memang tidak menciptakan sesuatu. Produk akhir yang dihasilkannya, juga dapat dibuat oleh setiap restoran Amerika lainnya yang dilakukan jauh sebelumnya dan biasa-biasa saja. Akan tetapi dengan penerapan konsep manajemen dan teknik manajemen, yaitu dengan bertanya, nilai apa yang berharga bagi pelanggan? Kemudian standarisasi produk, perancangan proses dan peralatan, dan dengan mendasarkan pelatihan pada analisis pekerjaan yang akan dilakukan serta menetapkan standar yang diinginkan, maka McDonald secara drastis meningkatkan hasil dari sumber-sumber yang ada, dan menciptakan pasar serta pelanggan baru. Inilah yang menjadi alasan bahwa McDonald adalah wirausaha. Gagasan Nasution, Noer dan Suef (2001), dan Soemanto (2002) tentanng watak, jiwa, dan ciri wirausaha secara lebih meyakinkan, menyatakan bahwa kewirausahaan

10

tidak saja dapat diberlakukan sebagai etika ekonomi, tetap juga sebagai tika sosial (kewirausahaan sosial). Hal ini dapat dicermati pada tabel-2 berikut ini: No. 1. Kategori Watak Wirausaha Penjelasan Berwatak maju (tidak cupet nalar). Bergairah dan mapu menggunakan daya penggerak dirinya. Berpandangan positif dan kreatif. Lebih mengutamakan memberi daripada meminta, apalagi mengemis. Ulet dan tekun, tidak lekas putus asa. Pandai bergaul. Memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya. Berkepribadian yang menyenangkan (ramah, banyak senyum) Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak. Menolak cara berpikir, bersikap, dan berbuat negatif, dan mengutamakan benih kebiasaan cara berpikir, bersikap mental dan berbuat positif. Sangat menghargai waktu. Memelihara seni berbicara dan kesopanan. Tidak ragu atau khawatir akan saingan yang datang dari bawah atau dari atas. Bersedia melakukan pekerjaan kasar (pengorbanan). Tidak akan pernah mementingkan diri sendiri, rakus atau serakah. Setia kawan. Menghormati tertib hukum. Tidak berlebihan dalam hal apa pun (over acting). Tidak gila pangkat dan gelar. Tidak gila kekuasaan Selalu tepo seliro. Selalu mengejar martabat dan kehormatan diri yang makin menjulang tinggi, bukan menjual harga diri. Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang ada pada dirinya. Beriman dan berbuat kebaikan sebagai syarat kejujuran pada diri sendiri. Beriman dan berbuat kebaikan. Percaya pada diri sendiri. Tahu menimbanng antara kebergantungan dan kemandirian. Beirisiatif tapi disiplin diri. Rasa tanggung jawab yang tinggi atas tugasnya dalam kehidupan. Bertekad mengutamakan kemajuan kemanusiaan dan lingkungan. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan. Bertekad menyebarluaskan segala apa yang baik bagi kepentingan umum. Rasa keadilan yang seimbang. Tahu apa maunya, tahu cita-cita hidupnya. Bertanggungjawab Memilih akibat moderat. Rasa percaya diri akan keberhasilan perorangan. Keinginan untuk memperoleh umpan balik secara cepat.

2.

Jiwa atau semangat wirausaha

3.

Ciri wirausaha

11

Punya semangat tinggi Berorientasi pada masa depan. Mampu mengorganisasi. Mendasarkan tindakan pada perolehan pendapatan.

Tabel-2. Watak, Jiwa, dan Ciri Wirausaha Tabel-2 dan gagasan McClelland (1987) menunjukkan bahwa watak, jiwa dan ciri wirausaha adalah bermuatan tipe ideal yang bersifat umum sehingga dapat diterapkan dalam bidang ekonomi maupun kemasyarakatan. Bahkan yang tidak kalah pentingnya, watak, jiwa, dan ciri wirausaha dapat pula dihubungkan dengan ciri-ciri manusia modern sebagai berikut: 1. 2. Manusia modern adalah manusia yang punya pola pikir terbuka kepaa inovasi dan perubahan, dan siap untuk menerima pengalaman baru. Manusia modern mempunyai pandangan yang luas terhadap sejumlah masalah dan isu yang terjadi tidak hanya di lingkungan langsung tetapi juga di lingkungan yang lebih luas. Ini berarti bahwa manusia modern tersebut perlu terarah kepada kejadian-kejadian yang terjadi di tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggalnya, dan ini biasanya diperoleh melalui mass media dan pendidikan. Manusia modern juga harus mempunyai yang lebih demokratis, bersedia dan menghargai kepercayaan, sikap dan pendapat yang berlainan. Manusia modern lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan, kurang berorientasi ke masa lampau. Mereka menghargai tepat waktu, disiplin kerja, dan hidup teratur. Manusia modern menjalankan kehidupan secara berencana dan terorganisasi. Hanya dengan cara-cara seperti itulah persoalan hidup dapat diselesaikan dengan baik. Manusia modern percaya bahwa manusi dapat belajar mengendalikan lingkungan alamnya dalam rangka mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Manusia modern tidak pasrah kepada lingkungan alamnya. Manusia modern percaya bahwa kehidupan alam dunia dapat diatur dan diperhitungan. Orang-orang di sekeliling mereka dapat dipercayai akan memenuhi kewajiban dan tanggung jawab merea masing-masing. Manusia modern menyadari akan harga diri dan kemudian oarng lain, karena itu mereka lebih punya kesiapan uuntuk menghormati oarng lain. Manusia modern percaya akan keampuhan ilmu dan teknologi. Manusia modern percaya bahwa penghargaan dan kemuliaan diberikan sesuai dengan apa yang telah diperbuat seseorang, bukan menurut kedudukan, keturunan, dan apa yang dimiliki orang tersebut (Ikeles, 1980:87100; Marzali, 2005:100-101)

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pendek kata, dengan mencermati ciri-ciri manusia modern, lalu dibandingkan dengan watak, jiwa, dan ciri wirausaha, tampak bahwa keduanya memiliki prinsip yang sama. Karena itu, maka cita-cita mewujudkan manusia yang memiliki watak, jiwa, dan ciri wirausaha secara substansial sama dengan cita-cita membentuk manusia modern dalam bidang ekonomi maupun sosial. Berkenaan dengan itu Suparman (1978) menyatakan, bahwa wirausaha pada dasarnya adalah pendekar kemajuan. Dalam Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995, pemerintah mendefinisikan kewirausahaan sebagai berikut : Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan

12

kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memeroleh keuntungan yang lebih besar. Jadi wirausahawan adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan, atau orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdayasumberdaya yang dibutuhkan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan.

IV. PENTINGNYA KEWIRAUSAHAAN Dalam era globalisasi sekarang ini, perhatian orang tertuju pada kiat-kiat yang harus diciptakan untuk bisa ikut bergabung dan bermain bersama dalam era ini. Dalam era yang kompetitif ini, merupakan keharusan bahwa setiap orang, setiap kelompok orang, maupun setiap bangsa dituntut untuk selalu bersikap kreatif dan inovatif, jika tidak ingin dilindas zaman. Dunia pendidikan, memang memiliki peran strategis dalam membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas, tidak hanya dalam penguasaan ilmu, melainkan terutama kesiapan memasuki dunia kerja nyata. Namun realitas atau kondisi empirik yang ada sekarang ini menunjukkan adanya ketimpangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan kesempatan kerja, di mana pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih besar daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Permasalahan lainnya adalah tidak relevannya pendidikan dengan dunia kerja nyata yang ditandai oleh tingginya tingkat pengangguran tenaga kerja terdidik. Hanya sekitar 30-40 persen saja alumni pendidikan tinggi yang terserap di dunia kerja (Wahjoetomo:1995). Dengan demikian persoalan penting yang menjadi prioritas untuk dilakukan adalah bagaimana agar tenaga kerja terdidik yang tidak terserap di dunia kerja itu tetap menjadi aset yang potensial dalam era globalisasi ini. Di sinilah pentingnya pemahaman dan kajian mengenai kewirausahaan sebagai alternatif memasuki dunia kerja yang tidak lebih jelek dari jabatan pegawai negeri maupun swasta, bahkan menjanjikan pendapatan yang tidak kecil. Hanya saja membutuhkan lahirnya karakteristik tertentu yang tidak hanya sekedar tekun dan ulet tetapi juga kreatif dan inovatif. Tidak hanya itu, John Naisbitt (1994) dalam event Global Entrepreneur 95 di Singapore, menyatakan bahwa semakin besar dan semakin terbukanya ekonomi dunia, semakin perusahaan-perusahaan berskala kecil dan sedang akan mendominasi, bahkan hilangnya penghalang perdagangan di seluruh dunia, membuka jalan bagi perusahaanperusahaan kecil. Singkatnya, perusahaan kecil dan menengah akan menjadi pemain utama dalam percaturan ekonomi dunia di masa yang akan datang, karena memiliki

13

tingkat efisiensi yang lebih tinggi disertai akses yang lebih luas untuk menjangkau peluang ekonomi dunia dibandingkan dengan perusahaan besar. Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sejak 1997, telah melahirkan dua kenyataan. Pertama, telah terjadi tindakan PHK secara besar-besaran. Kedua, ketika berbagai perusahaan besar, milik konglomerat, terhantam krisis yang luar biasa, ternyata banyak perusahaan kecil yang tetap eksis. Betapa pentingnya kedudukan wiirausahawan dalam konteks modernisasi, dapat dicermati dari gagasan McClelland (1987) yang menyatakan, bahwa kaum wirausahawan domestik yang paling bertangung jawab bagi modernisai, bukan politikus atau konsultan ahli dari negara-negara maju. Wirausahawan memang melakukan kegiatan bertujuan mencari uang, namun uang bukan segala-galanya, melainkan yang lebih penting adalah niat yang kuat untuk mencapai prestasi gemilang melalui penampilan kerja yang baik, dengan selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan cara-cara baru guna memperbaiki kualitas kerja yang dicapainya. Hal ini disebut motivasi berprestasi atau kebutuhan berprestasi. Gagasan ini diperkuat oleh Everet Hagen (dalam Marzali, 2005) yang menyatakan, bahwa kemajuan suatu bangsa bergantung pada seberapa besar warganya berpegang pada nilai dan sikap inovatif atau innovational personality. Semakin tinggi kuantitas dan kualitas anak bangsa berpegang pada innovational personality, maka semakin besar pula peluang untuk mencapai modernisasi, termasuk di dalamnya kemajuan dalam bidang ekonomi. Jika wirausahawan bisa ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya, maka keterbelakangan dalam bidang ekonomi, begitu pula amoral failist, tentu bisa diminimalisir pada aras yang sekecil-kecilnya. Dengan demikian terwujudnya bangsa Indonesia yang modern secara ekonomi dan sosial tentu semakin mudah tercapai. V. MODEL PROSES MEMBANGUN SIKAP WIRAUSAHA Wirausaha adalah ketrampilan bukan merupakan keturunan semata, tetapi dapat dilatih dan dipelajari. Modal dasar dalam membangun sikap wirausaha adalah kemauan belajar hal baru, kerja keras, daya adaptasi tinggi, dan selalu menggali ide sebagai sumber kekayaan. 1. Model Proses Kewirausahaan Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh Bygrave (dalam Alma, 2007:10), menjadi urutan langkah-langkah berikut:

14

Innovation (Inovasi)

Triggering Event (Pemicu)

Implementation (Pelaksanaan)

Growth (Perumbuhan)

1) Proses Inovasi Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah: keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan, dan faktor pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan mendorong dia mencari pemicu ke arah memulai usaha. Sedangkan faktor-faktor environment mendorong inovasi adalah: adanya peluang, pengalaman dan kreativitas. Tidak diragukan lagi pengalaman adalah sebagai guru yang berharga yang memicu perintisan usaha apalagi oleh adanya peluang dan kreativitas. 2) Proses pemicu Beberapa faktor personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah: a. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang, b. Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain, c. Dorongan karena faktor usia, terhadap bisnis. Faktor-faktor environment yang mendrong menjadi pemicu adalah sebagai berikut: a. Adanya persaingan dalam dunia kehidupan, b. Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang lokasinya strategis, memiliki ketrampilan, hobi dan sebagainya. d. Keberanian menanggung risiko, dan komitmen atau minat yang tingi

15

c.

mengikuti latihan-latihan atau Incubator Bisnis. Sekarang banyak kursuskursus bisnis dan lembaga menejemen fakultas ekonomi melaksanakan pelatihanIncubator Bisns.

d. kebijakan pemerintah misalnya adanya kemudahan-kemudahan dalam ijin lokasi usaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh Depnaker. Sedangkan faktor Sosiologis yanng menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah: a. Adanya hubungan-hubungan atau relasi dengan orang lain, b. adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam usaha, c. adanya dorongan orangtua untuk membuka usaha, d. adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan, e. adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya. 3) Proses Pelaksanaan Beberapa faktor personal yang mendorong pelksanaandari sebuah bisnis adalah sebagai berikut: a. adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total, b. andanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembanu utama. c. adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis. d. adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan. 4) Proses Perumbuhan Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain adalah: a. Adanya tim yang kompak dalm menjalankan usaha, sehingga semua rencana dan pelksanaan operasional berjalan produktif. b. Adanya strategi yang mantap sbagai produk dari tim yang kompak, c. Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah membudaya. Budaya perusahaan jika sudah terbentuk dan diiuti dengan penuh tanggunng jawab oleh seluruh karyawan maka pertumbuhan perusahaan akan berkembang pesat. d. Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan yang dimilkik, misalnya kualitas makanan, personalia, dan sebagainya. Sedangkan faktor environment yang mendorong implementasi dan pertumbuhan bisnis adalah sebagai berikut: a. Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan. Dunia persaingan sekarang sangat tajam. Ada berbagai bentuk persaingan yang ada di pasar, mulai dari pengusaha pasar yang sangat dominan, yang mempunyai keunikan produk, lokasi usaha, manajemen,

16

kekuatan yang sedang dan yang lemah. Dalam istilah pemsaran mereka ini terdiri atas market leader, market challenger, market follower, dan market nicher. Di pasar ditemukan pemimpin pasar. Pada setiap produk, atau merek yang dijual di pasar ada merek yang melekat di hati konsumen. Merek ini market share nya paling banyak/uas, ini disebut market leader. Kemudian menyusul penantang pasar (market challenger), yang berusaha menunggu kesempatan mengatasi leader. Setelah itu ada market follower yang ikutikutan saja karena modal terbatas, merek belum terkenal dan terakhir market nicher yang menjual produknya pada relung-relung/celah pasar yang belum terisi oelh merek lain. b. Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinyu. c. Adanya bantuan dari pihak investor bank yang memberikan fasilitas keuangan. d. Adanya sumber-sumber yang tersedia, yang masih bisa dimanfaatkan. e. Adanya kebijakan pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan Melihat uraian di atas muncul pertanyaan apakah sebenarnya yang paling mendorong seseorang untuk memasuki karir wirausaha? Jawabannya menyangkut dua hal, yaitu: 1) Personal Attributes 2) Personal Environment Personal Attributes David McClelland di dalam bukunya The Achieving Society, menyatakan bahwa seoarang wirausaha adalah seseorang yang memilki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak brwirausaha. Dalam suatu penelitian di Inggris menyatakan bahwa motivasi seseorang membuka bisnis adalah 50% ingin mempunyai kebebasan dengan berbisnis sendiri, hanya 18% menyatakan ingin memperoleh uang, dan 10% menyatakan jawaban membuka bisnis untuk kesenangan, hobi, tantangan atau kepuasan pribadi dan melakukan kreativitas. Sedangkan penelitian di Rusia 80% menyatakan mereka membuka bisnis karena ingin menjadi boss dan memperoleh otonomi serta kemerdekaan pribadi. Faktor Environmental Di samping faktor personal yang ada di dalam diri pribadi wirausaha maka ada pengaruh faktor luar terhadap pembentukan watak wirausaha. Di negara kita, Indonesia, ini ada beberapa daerah atau lokasi yang bannyak wirausahanya, misal Desa Manding di Bantul, Kotagede di Yogyakarta, Wedi di Klaten,Ceper di Klaten, Ngunut di Tulungagung, Juwana di Pati, Garut, Tasikmalaya, Cibaduyut di Bandung, Tanggulangin di Jawa Timur,

17

Madura, Bali, Padang, dan sebagainya. Demikian pula di Amerika terkenal daerah Silcon Valley di mana dijumpai banyak pengusaha-pengusaha besar. Di daerah tersebut dijumpai kegiatan wirausaha membeli dan menjual barang, transportasi, pergudangan, perbankan, dan berbagai jasa konsultan. Suasana semacam ini sangat berpenaruk kepada warga masyarakata untuk menumbuhkan minat wirausaha. Demikian pula suasana lingkungan yang lain yang bisa kita jumpai pada sejumlah dosen serta alumni MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang mendirikan sejumlah perusahaan. Sejak perang dunia ke-2 sampai tahun1988 telah didirikan 636 perusahaan oelh dosen dan alumni MITI ini. Pengusaha-pengusaha MIT ini saling bekerja sama dan mendorong pertumbuhan bisnis dan perkembangan teknlogi di Amerika. 2. Jurus Awal Menjadi Pengusaha Sulitnya memutuskan untuk memulai berwirausaha hampir melanda seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Banyak faktor penyebab yang mengakibatkan masyarakat belum berani memulai suatu kegiatan yang disebut wirausaha. Faktor penyebab tersebut antara lain pola pikir masyarakat yang diwujudkan dalam cita-cita, sebagian besar ingin menjadi pegawai (mental buruh); merasa tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri, dan pemerintah kurang begitu tanggap untuk mengubah pola pikir masyarakat. Dalam hal pendidikan kewirausahan, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara lain, bahkan di beberapa negara, pendidikan kewirausahaan telah dilakukan puluhan tahun lalu. Sebenarnya untuk memulai segala sesuatau yang masih baru, apa pun nama kegiatannya, pasti akan terasa segan dan canggung. Untuk melangkah ke suatu hal yang baru akan terasa berat dan gelap. Akan tetapi., setelah memasuki dunia baru tersebut, kita akan merasa adanya perbedaan (Kasmir, 2006:8). Agar langkah-langkah untuk berwirausaha menjadi mudah dan terang, maka perlu melakukannya dengan langkah-langkah yang mudah. Langkah-langkah ini oleh Kasmir (2006) diartikan sebagai jurus yang akan membimbing dan mengarahkan seseorang sebelum memulai usaha. Menurut Kasmir ada bebrapa jurus awal yang harus segera dilakukan jika mau berwirausaha, yaitu: 1) Berani memulai; 2) Berani menanggung risiko (tidak takut rugi); 3) Penuh perhitungan; 4) Memiliki rencana yang jelas; 5) Tidak cepat puas dan utus asa; 6) Optimis dan penuh keyakinan; 7) Memiliki tanggung jawab; 8) Memiliki etika dan moral;

18

9) Dan lainnya. Berani memulai artinya seseorang harus segera memulai, paling tidak berpikir untuk berusaha, memulai usaha dari hal-hal yang paling kecil sesuai dengan kemampuan si calon pengusaha. Untuk memulai pertama kali suatu usaha memang terasa sangat berat. Banyak kendala yang dihadapi, seperti dari mana dimulainya usaha tersebut dan apa yang perlu dipersiapkan. Hal yang terpenting adalah memulai terlebih dahulu, barulah diketahui kekurangan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan lanjut. Terkadang niat dan motivasi yang kuat untuk berusaha tidak akan pernah terealisasi tanpa berani mulai saat ini juga. Banyak orang mengatakan bahwa membuka usaha gampang, tetapi memulainya sangat slt. Penyakit seperti ini harus dikikis habis. Langkah selanjutnya, seorang calon pengusaha dituntut untuk berani menanggung sehala risiko, baik risiko kerugian, bangkrut atau risiko lainnya. Penyakit takut rugi atau bangkrut, ini juga menjadi momok bagi calon wirausahawan baru. Perlu diingat bahwa dalam usaha (bisnis) hanya ada dua pilihan, yakni untung atau rugi. Artinya bisnis yang akan dijalankan pasti memiliki risiko dan untung. Seorang calon pengusaha harus berani mengambil risiko sebesar dan seberat apa pun. Hal yang perlu diingat adalah menjalankan segala sesuatu dengan perhitungan matang dan selalu memiliki sikap optimis bahwa semua masalah dapat diatasi. Perlu dicamkan pula bahwa semakin besar risiko yanng dihadapi, semakin besar peluang untuk maju dan meraup keungtungan. Ada istilah ekstrem bahwa jika ingin berwirausaha, harus siap rugi terlebih dahulu sehingga bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha nantinya. Agar peluang memperoleh keuntungan tidak hilang dan segala kendala risiko yang bakal dihadapi dapat diatasi atau diminimalkan, sebelum melakukan bisnisnya seorang calon pengusaha perlu memperhitungkannya. Kalkulasi dalam prediksi apa yang akan terjadi sangatlah penting dan perlu dibuat di atas kertas kerja. Kalupun teradi risiko yang harus ditanggung nantinya, itu pun tidak terlalu meleset dari perhitungan. Untuk itu, seorang calon pengusaha diminta untuk memiliki naluri dan daya pikir yang hebat. Perhitungan yang dibuat sebaiknya dituangkan dalam suatu rencana yang lengkap. Rencana dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha harus dibuat selengkap mungkin. Rencana yang akan dijalankan ini memuat apa saja yang harus dialkukan, bagaimana melakukannya, kapan akan dilakukan, berapa besar biaya yang dikeluarkan, siapa yang akan melaksanakannya. Kemudian, rencana yang sudah dibuat akan dijadikan sebagai pedoman dalam melangkah ke depan. Tanpa rencana yang matang dan lengkap sulit untuk mencapa suatu tujuan yang akan dicapai. Seorang calon pengusaha tidak akan pernah cepat puas atas hasil yang akan dicapai. Bahkan seorang calon yang hebat selalu haus akan kemajuan dan selalu akan merasa kurang. Sikap untuk tida cepat putus asa ini akan memotivasi pengusaha untuk terus maju. Kemudian, pengusaha juga diharuskan untuk tidak cepat putus asa atas segala kegagalan yang dialaminya. Kegagalan merupakan sukses yang akan tertunda.

19

Selidiki dengan teliti penyebab kegagalan tersebut dan segera perbaiki sehingga kegagalan tersebut tidak akan pernah terulang lagi. Dengan demikian, epngusaha selalu berusaha bertindak untuk lebih baik dari sebelumnya. Pengusaha juga harus mampu unuk menciptakan dan atau mencai peluang-peluang bau yang lebih memberikan harapan. Sifat optimistis dan penuh keyakinan bahwa usaha yang sedang dijalankan akan memberikan hasil selalu ditanamkan kepada setiap calon pengusaha. Seseorang yang tidak memiliki sikap optimistis akan sulit untuk menembus setiap halangan atau rintangan yang akan dihadapinya. Optimistis dan keyakinan akan berhasil merupakan bayangan yang akan terus mengikuti perasaan bahwa kita harus berhasil dalam menjalankan perusahaan. Jangan pernah ada rasa keraguan yang dapat menghentikan usaha yang akan dijalankan. Namun, optimistis dan penuh keyakinan tentunya harus penuh perhitungan yang matang. Pengusaha juga diahruskan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap usaha yang sedang dijalankan, yaitu tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakat, ataupun kepada pihak-pihak luar perusahaan. Misalnya, dalam hal komitmen untuk mengembalikan sesuatu yang wajib dilakukan. Tanggung jawab sosial kepada masyarakat juga tidak boleh dilupakan karena tanpa masyarakat usaha kita tidak akan pernah maju. Di samping itu, calon pengusaha juga harus memiliki tanggung jawab terhadap para pegawainya, baik dalm hal memberikan kesejahteraan maupun keamanan mereka dalam bekerja. Terakhir, seorang calon pengusaha harus memiliki etika dan moral dalam menjalankan usahanya. Hal ini perlu dijunjung tinggi mengingat etika dan moral berbisnis merupakan dasar untuk melakukan suatu bisnis yang baik. Pengusaha harus mampu menghargai karyawan, masyarakat, pelanggan, atau pihak-pihak yang berhubungan dengan prusahaan sesuai dengan etika yang berlaku. D. Rangkuman Para wirausahawan dunia modern muncul pertama kali di Inggris pada masa revolusi industri pada akhir abad ke delapan belas. Para wirausahawan awal ini mempunyai karakteristik kesabaran dan tenaga yang tidak terbatas. Beberapa adalah orang mempunyai uang, tetapi bukan berasal dari golongan bangsawan. Mereka muncul dari kelas menengahbawah, didorong oleh keinginan untuk mewujudkan impian dan gagasan inovatif menjadi kenyataan. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi-organisasi mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang mereka lakukan, mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka lakukan. Menurut Stevenson, kewirausahaan merupakan suatu polah tingkah laku manajerial yang terpadu. Kewirausahaan adalah upaya pemanfaatan peluang-peluang yang

20

tersedia tanpa mengabaikan sumberdaya yang dimilikinya. Pola tingkah laku manajerial yang terpadu tersebut bisa dilihat dalam enam dimensi praktek bisnis, yakni: 1) orientasi strategis; 2) komitmen terhadap peluang yang ada; 3) komitmen terhadap sumberdaya; 4) pengawasan umberdaya; 5) konsep manajemen; dan 6) kebijakan balas jasa. Perbedaan seorang berjiwa wirausaha dengan yang tidak adalah dalam kemampuannya memahami bisnis dengan sangat baik sehingga mereka bukan hanya mampu membuat komitmen lebih dahulu dibandingkan orang lain, mereka juga mengetahui kapan harus keluar dari suatu bisnis. William Bygrave (1994) mendeskripsikan karekteristik wirausaha ke dalam sepuluh konsep yang disebutnya sebagai konsep10 D. Kesepuluh konsep itu adalah, Dream, Decisiveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Details, Destiny, Dollars, and Distribute. Sedangkan Meredith merumuskan 6 ciri wirausaha yaitu percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan. Menurut McClelland karakteristik wirausaha ada 9, yaitu: keinginan berprestasi, keinginan bertanggungjawab, preferensi pada risiko menengah, persepsi atas keberhasilan, rangsangan oleh umpan balik, aktivitas energik, orientasi ke masa depan, ketrampilan dan pengorganisasian, dan sikap terhadap uang. Persoalan penting yang menjadi prioritas untuk dilakukan adalah bagaimana agar tenaga kerja terdidik yang tidak terserap di dunia kerja tetap menjadi aset yang potensial dalam era globalisasi ini. Di sinilah pentingnya pemahaman dan kajian mengenai kewirausahaan sebagai alternatif memasuki dunia kerja yang tidak lebih jelek dari jabatan pegawai negeri maupun swasta, bahkan menjanjikan pendapatan yang tidak kecil.Tidak hanya itu, John Naisbitt (1994) dalam event Global Entrepreneur 95 di Singapore, menyatakan bahwa semakin besar dan semakin terbukanya ekonomi dunia, semakin perusahaan-perusahaan berskala kecil dan sedang akan mendominasi, bahkan hilangnya penghalang perdagangan di seluruh dunia, membuka jalan bagi perusahaan-perusahaan kecil. Singkatnya, perusahaan kecil dan menengah akan menjadi pemain utama dalam percaturan ekonomi dunia di masa yang akan datang, karena memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi disertai akses yang lebih luas untuk menjangkau peluang ekonomi dunia dibandingkan dengan perusahaan besar. Everet Hagen yang menyatakan, bahwa kemajuan suatu bangsa bergantung pada seberapa besar warganya berpegang pada nilai dan sikap inovatif atau innovational personality. Semakin tinggi kuantitas dan kualitas anak bangsa berpegang pada innovational personality, maka semakin besar pula peluang untuk mencapai modernisasi, termasuk di dalamnya kemajuan dalam bidang ekonomi. Jika wirausahawan bisa ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya, maka keterbelakangan dalam bidang ekonomi, begitu pula amoral failist, tentu bisa diminimalisir pada aras yang sekecil-kecilnya. Dengan demikian terwujudnya bangsa Indonesia yang modern secara ekonomi dan sosial tentu semakin mudah tercapai.

21

Wirausaha adalah ketrampilan bukan merupakan keturunan semata, tetapi dapat dilatih dan dipelajari. Modal dasar dalam membangun sikap wirausaha adalah kemauan belajar hal baru, kerja keras, daya adaptasi tinggi, dan selalu menggali ide sebagai sumber kekayaan. Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh Bygrave, menjadi urutan langkah-langkah berikut: (1) Proses Inovasi; (2) Proses Pemicu; (3) Proses Pelaksana; dan (4) Proses Pertumbuhan. Sedangkan Kasmir merumuskan jurus awal menjadi pengusaha adalah: 1) Berani memulai; 2) Berani menanggung risiko (tidak takut rugi); 4) Penuh perhitungan; 5) Memiliki rencana yang jelas; 6) Tidak cepat puas dan utus asa; 7) Optimis dan penuh keyakinan; 8) Memiliki tanggung jawab; 9) Memiliki etika dan moral; 10) Dan lainnya.

E. Latihan I. Pertanyaan Konseptual 1. Jelaskan pengertian kewirausahaan ! 2. Sebutkan dan jelaskan dua pendekatan kewirausahaan! 3. Jelaskan hubungan antara risiko dan sifat kewirausahaan! 4. Jelaskan perbedaan antara manajer dan wirausaha! 5. Sebutkan dan jelaskan enam dimensi kewirausahaan menurut Howard Stevenson! 6. Jelaskan 2 karakteristik wirausaha! 7. Berikan minimal 2 contoh untuk masing-masing karakteristik! 8. Jelaskan 10 karakteristik wirausaha menurut William Bygrave! 9. Jelaskan watak wirausahawan menurut Meredith! 10. Jelaskan watak wirausahawan menurut McClelland! 11. Mengapa setiap orang perlu memiliki sifat kewirausahaan! 12. Secara ekonomi, sumbangan apa yang dapat diberikan oleh wirausaha untuk dirinya sendiri dan bangsa? 13. Jelaskan model proses kewirausahaan ! 14. Jelaskan Jurus Awal Menjadi Pengusaha ! II. Cerita Sukses :

KISAH SUKSES PENGUSAHA BURGER (Nopember 10, 2007)


Seorang Lulusan STM bangunan ini mengawali bisnisnya hanya dengan dua gerobak. Kini, ia memiliki 10 pabrik dan 2.000 outlet Edam Burger yang tersebar di seluruh Indonesia. Segalanya tentu tak mudah diraih. Bahkan, ia pernah menjalani hidup yang keras di Jakarta. Orang tua memberi saya nama Made Ngurah Bagiana. Saya lahir pada 12 April 1956 sebagai anak keenam dari 12 bersaudara. Sejak kecil, saya terbiasa ditempa bekerja keras. Malah kalau dipikir-pikir, sejak kecil pula saya sudah jadi pengusaha. Bayangkan,

22

tiap pergi ke sekolah, tak pernah saya diberi uang jajan. Kalau mau punya uang, ya saya harus ke kebun dulu mencari daun pisang, saya potong-potong, lalu dijual ke pasar. Setelah lulus STM, saya hijrah ke Jakarta. Saya berjualan telur. Saya beli satu peti telur di pasar, lalu diecer ke pedagang-pedagang bubur. Ternyata, usaha saya mandeg. Saya pun beralih menjadi sopir omprengan. Bentuknya bukan seperti angkot ataupun mikrolet zaman sekarang, masih berupa pick-up yang belakangnya dikasih terpal. Saya menjalani rute Kampung Melayu - Pulogadung - Cililitan. Tahun 1985, saya pulang ke kampung halaman. Pada 25 Desember tahun itu, saya menikah dengan perempuan sedaerah, Made Arsani Dewi. Oleh karena cinta kami bertaut di Jakarta, kami memutuskan kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib. Kami membeli rumah mungil di daerah Pondok Kelapa. Waktu itu saya bisnis mobil omprengan. Awalnya berjalan lancar, tapi karena deflasi melanda tahun 1986-an, saya pun jatuh bangkrut. Kerugian makin membengkak. Saya harus menjual rumah dan mobil. Lalu, saya hidup mengontrak. NYARIS TERSAMBAR PETIR Titik cerah muncul di tahun 1990. Saya pindah ke Perumnas Klender. Tanpa sengaja, saya melihat orang berjualan burger. Saya pikir, tak ada salahnya mencoba. Saya nekad meminjam uang ke bank, tapi tak juga diluluskan. Akhirnya saya kesal dan malah meminjam Rp 1,5 juta ke teman untuk membeli dua buah gerobak dan kompor.

http://cepiar.wordpress.com/2007/11/10/kisah-sukses-pengusahaburger/realview%28%27detail_images.asp?act=1&id=10094&imageid=22178%2 7,%27detail_images%27,%27516%27,%27500%27%29;Bahan-bahan pembuatan


burger, seperti roti, sayur, daging, saus, dan mentega, saya ecer di berbagai tempat. Dibantu seorang teman, saya menjual burger dengan cara berkeliling mengayuh gerobak. Burger dagangannya saya labeli Lovina, sesuai nama pantai di Bali yang sangat indah. Banyak suka dan duka yang saya alami. Susahnya kalau hujan turun, saya tak bisa jalan. Roti tak laku, Akhirnya, ya, dimakan sendiri. Masih untung karena istri saya bekerja, setidaknya dapur kami masih bisa ngebul. Pernah juga gara-gara hujan, saya nyaris disambar petir. Ketika itu saya tengah memetik selada segar di kebun di Pulogadung. Tiba-tiba hujan turun diiringi petir besar. Saya jatuh telungkup hingga baju belepotan tanah. Rasanya miris sekali. Di awal-awal saya jualan, tak jarang tak ada satu pun pembeli yang menghampiri, padahal seharian saya mengayuh gerobak. Mereka mungkin berpikir, burger itu pasti mahal. Padahal, sebenarnya tidak. Saya hanya mematok harga Rp 1.700 per buah. Baru setelah tahu murah, pembeli mulai ketagihan. Dalam sehari bisa laku lebih dari 20 buah. Untuk mengembangkan usaha, saya mengajak ibu-ibu rumah tangga berjualan burger di depan rumah atau sekolah. Mereka ambil bahan dari saya dengan harga lebih murah. Sungguh luar biasa, upaya saya berhasil. Dalam dua tahun, gerobak burger saya beranak menjadi lebih dari 40 buah. Saya pun pensiun menjajakan burger berkeliling dan menyerahkan semua pada anak buah. Tak berhenti sampai di situ, tahun 1996 saya mencoba membuat roti sendiri dan membuat inovasi cita rasa saus. Seminggu berkutat di dapur, hasilnya tak mengecewakan. Saya berhasil menciptakan resep roti dan saus burger bercita rasa lidah orang Indonesia. Rasanya jelas berbeda dengan burger yang dijual di berbagai restoran cepat saji. Sumber: http://cepiar.wordpress.com/2007/11/10/kisah-sukses-pengusaha-burger/

23

Pertanyaan diskusi: 1. Identifikasi karakteristik wirausaha apa yang dimiliki oleh tokoh di atas? 2. Bagaimana ia mengatasi kegagalannya? 3. Carilah tokoh serupa di sekitar lingkungan Anda, tanyalah mengapa ia ingin menjadi wirausaha? Kegagalan dan keberhasilan apa yang pernah ia alami? Bagaimana ia menyikapi hal tersebut?

F. Daftar Pustaka 1. Alma, Buchari. Kewirausahaan. Bandung: Alpabeta, 2007. 2. Griffin, RW. dan Ebert, RJ., Binis (Jilid 1), Jakarta:Prehallindo, 1997. 3. Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 4. Marzali, A. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2005. 5. Meredith, Geoffrey G.et al. Kewirausahaan; Teori dan Praktek. Jakarta:PPM, 1996 (terjemahan). 6. Mutis, Thoby. Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta:Cresindo, 1995. 7. Wiratmo, Masykur. Pengantar Kewiraswastaan. Yogyakarta:BPFE, 1996.

24

KEWIRAUSAHAAN MODUL B1.2: Kepemimpinan Oleh: Nahiyah J. Faraz, M.Pd, M.Lies Endarwati, M.Si., & Dyna Herlina S., SE,SIP.

G. Kompetensi Setelah mempelajari modul ini kompetensi mengambil keputusan, dan manajemen waktu. H. Indikator Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menjelaskan dan memberi contoh jiwa kepemimpinan. 2. Menjelaskan sebab-sebab munculnya pemimpin 3. Menjelaskan pendekatan studi kepemimpinan. 4. Menjelaskan teori-teori kepemimpinan. 5. Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan. 6. Menjelaskan ketrampilan-ketrampilan kepemimpinan. 7. Menjelaskan dan memberi contoh mengambil risiko. 8. Menjelaskan dan memberi contoh mengambil keputusan. 9. Menjelaskan langkah-langkah dalam mengambil keputusan. 10. Menjelaskan, memberi contoh dan menerapkan manajemen waktu. C. Materi I. KEPEMIMPINAN 1. Pentingnya Pemimpin Where have all the leaders gone? (ke mana gerangan para pemimpin yang memiliki kaliber tentunya), demikian ada orang bertanya. Dunia ini memerlukan banyak pemimpin yang dapat membawa keadaan ke arah yanng lebih baik. Negara memerlukan pemimpin, organisasi politik memerlukan pemimpin, kelompok agama memerlukan pemimpin, para pemuda memerlukan figur pemimpin yang dapat memberikan keteladanan dan inspirasi, perusahaan memerlukan pemimpin yang tangguh dan berkualitas, anak-anak di rumah memerlukan orangtua yang dapat memimpin anaknya, dan banyak lagi kelompok-kelompok manusia yang memerlukan pemimpin yang hebat. Kebayakan negara menginginkan para pemimpinnya untuk maju ke depan serta mengatasi krisis ekonomi, sosial, guna memberi motivasi pada para pekerja dan memberi garis arahan yang paling baik bagi masa mendatang. Mereka memiliki peranan nyata dalam membentuk pola pikir. Mereka berfungsi sebagai simbol dari kesatuan moral yang diharapkan adalah peserta mampu pelatihan dapat menerapkan jiwa kepemimpinan, berani mengambil risiko,

25

masyarakat. Pemimpin mengekspresikan etika kerja dan nilai-nilai yang merangku masyarakat. Organisasi kerja tanpa pemimpin tidaklah lebih daripada propaganda kue di langit. Kenyataan dalam manajemen menunjukkan bahwa kelompok pekerja yang dibiarkan sendiri tanpa pemimpin, melepaskan mereka berjalan sendir, kurang pengarahan, dan disiplin; mereka hanya mencapai beberapa tujuan. Setiap kelompok atau organisasi membutuhkan pemimpin, baik pemimpin yang timbul sendiri dari kelompok tau yang ditugaskan. Bahkan kelompok/organisasi yang menggunakan pendekatan partisipasif terhadap pemecahan masalah juga membutuhkan adanya konseling, bimbingan, dan masukan yang hanya dapat diberikan oleh pemimpin yang dihargai. Tidak ada satu faktor pun yang memberikan lebih banyak manfaat terhadap sebuah organisasi daripada pemimpin yang efektif. Pemimpin diprlukn untuk menentukan tujuan, mengalokasikan sumberdaya yangblangka, memfokuskan perhatian pada tujuantujuan perusahaan, mengkoordinasikan perubahan, membina kontak antar pribadi dengan pengikutnya, menetapkan arah yang benar atau yang paling baik bila kegagalan terjadi. Semata-mata merupakan kenyataan hiduplah bahwa kelompok-kelompok dengan pemimpin dapat melakukan hal-hal tersebut secara lebih efisien dan lebih benar daripada kelompok tanpa pemimpin. Prestasi total sebuah bisnis terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan dari sang wirausaha. Efektivitas wirausaha sebagai pemimpin ditentukan oleh hasil-hasil yang dicapai wirausaha. Wirausaha yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil, baik yang memimpin beberapa atau beratus-ratus karyawan. Dari hakikat pekerjaannya mereka adalah pemimpin, karena mereka harus mencari peluang-peluang; memulai proyekproyek mengumpulkan sumber daya manusia dan finansial yang diperlukan untuk melaksanakan proyek, menentukan tujuan-tujuan untuk mereka sendiri dan orang lain; dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik. Seseorang dapat menjadi pemimpin yang berhasil, jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efesiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan yang dipimpin. Pimpinan perusahaan merupakan unsur pokok dan sumber yang langka di dalam setiap perusahaan. Statistik perkembangan perusahaan menunjukkan bahwa setiap 100 perusahaan yang baru berdiri, kira-kira 50% gagal dalam tempo 2 tahun dan pada akhir tahun kelima hanya tinggal 30% yang masih jalan. Pada umumnya kegagalan itu disebabkan oleh kepemimpinan yang tidak efektif, mereka tidak mampu memimpin karyawan, tidak bisa bekerja sama dengan oarng lain atau mereka tidak bisa menguasai, mengendalikan diri sendiri. Berbagai kekeliruan terjadi di bawah kepemimpinannya.

26

Misalnya karyawan tidak bisa dimotivasi untuk bekerja lebih baik, kurang disiplin, demikian pula dengan relasi perusahaan tidak terjalin kerjasama yang baik, dan juga perilaku pemimpin sendiri yang tidak bisa menjadi contoh. Seorang wirausaha yang baik adalah seorang pemimpin dalam bisnis, haruslah yang dapat menguasai dan mengembangkan diri sendiri, dan juga mampu menguasai serta mengarahkan dan mengembangkan para karyawannya. 2. Definisi Kepemimpinan Banyak definisi diberikan tentang kepemimpinan, antara lain: George R.Terry, Leadership is the activit of influencing people to strive willingly for group objectives. Stoner, kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian penngaruh pada kegiata-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Harold Koontz and Cyril ODonnell, state that leadership is influencing people to follow in the achivement of a common goal. Handbook of Leadership, memberikan definisi kepemimpinan sebagai suatu interaksi antar anggota suatau kelompok. Pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih memengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang memengaruhi mereka. Kepemimpinan timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi atau kompetensi anggota lainnya di dalam kelompok. Banyak lagi definisi tentang kepemimpinan, sama seprti banyaknya orang yang membuat definisi itu. Ada tiga implikasi penting yang tercakup dalam kepemimpinan dari beberapa definisi di atas yaitu: Pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain, seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang mau bekerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi wirausaha harus pandai merangkul dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas perusahaan. Untuk melibatkan para karyawan, kemungkinan pemimpin harus menggunakan berbagai cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yanng cukup kepada karyawan, dan sebagainya. Kedua, kepemimpinan menyangkut pembagian kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan yang diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan. Ketiga, kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengingatkan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu memajukan perusahaan.

27

Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang baik, bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yanng diperintahkan. 3. Sebab-sebab Munculnya Pemimpin Menurut Kartini Kartono (1983:29), ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin: 1) Teori Genetis Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak ahir dan tidak dapat dibuat. Dia memeng sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan deterministis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu. 2) Teori Sosial Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan, dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat di kemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak. 3) Teori Ekologis atau Sintetis Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan, dorongan, dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang pemimpin. 4. Pendekatan-pendekatan Studi Kepemimpinan Penelitian-penelitian dan teori-teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional (contingency) dalam studi tentang kepemimpinan. Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak. Pendekatan kedua bermaksud mengidentifikasi perilaku-perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang memiliki sifatsifat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun di mana dia berada. Pemikiran dan penelitian sekarang mendasarkan pada pendekatan ketiga, yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan. Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektivitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi/tugas-tugas yang dilakukan, ketrampilan dan pengharaan bawahan, dan sebagainya. Pandangan ini telah menimbulkn pendekatan contingency pada kepemimpinan, yang bermaksud untuk menetapkan faktor-faktor situasional yang menentukan seberapa besar efektivitas situasi gaya kepemimpinan tertentu. Ketiga pendekatan tersebut akan dibahas secara kronologis, sebagai berikut:

28

Sifat-sifat perilaku situasional - contingency


1) Pendekatan Sifat-sifat (Traits Approach) Para teoritisi kesifatan adalah kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan. Mereka percaya bahwa para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Daftar sifat-sifat ini dapat menjadi sangat panjang tetapi cenderung mencakup energi, pandangan, pengetahuan dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, bentuk fisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani, dan sebagainya. Antara pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat dengan mengidentifikasi sifat-sifat kepribadiannya. Pendekatan psikologis ini untuk sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa perilaku individu untuk sebagian ditentukan oleh struktur kepribadian. Usaha sistemik pertama yang dialkukan oelh para psikolog dan para peneliti untuk memahami kepemimpinan adalah mengidentifikasikan sifat-sifat pemimpin. Sebagian besar penelitian-penelitian awal tentang kepemimpinan ini bermaksud untuk: a) membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat-sifat yang menajdi pengikut (tidak menjadi pemimpin), dan b) mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif. Berbagai studi pembandingan sifat-sifat pemimpin dn bukan pemimpin, sering menemukan bahwa pemimpin cenderung mempunyai tinngkat kecerdasan lebih tinggi, lebih ramah, dan lebih percaya diri daripada yang lain dan mempunyai kebuthan akan kekuasaan lebih besar. Tetapi kombinasi sifat-sifat tertentu yanng akan membedakan antara pemimpin atau calon pemimpin dari pengikut, belum pernah ditemukan. Penelitian lain mencoba untuk membandingkan sifat-sifat pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Berbagai sifat dipelajari untuk menentukan apakah hal-hal tersebut berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Seorang peneliti, Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut: a) Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksanan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.

29

b)

Kebutuhan

akan

prestasi

dalam

pekerjaan,

mencakup

pencarian

tanggungjawab dan keinginan sukses. c) Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kraetif dan daya pikir. d) e) f) Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah. Inisiatif, atau inovasi. Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan emapt ciri/sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi: (1) Kecerdasan, (2) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, (3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan (4) sikap-sikap hubungan manusiawi. Ada banyak keterbatasan dalam pendekatan yang melihat sifat-sifat kepemimpinan. Sebagai contoh, telah banyak orang tahu tentanng tokoh-tokoh seperti Napoleon, Alexander the Great, Abraham Lincoln, Soekarno, Mahatma Gandhi, Mao Tse-Tung, Adolf Hitler, Winston Churchill, Suharto, Abdurahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan sebagainya, yang dalam berbagai hal berbeda satu dengan yanng lain. Namun, tidak tampak sifat-sifat kepemimpinan yang ditemukan secara umum pada semua tokoh tersebut. Dalam kenyataannya, banyak dari mereka mempunyai sifat yang berbeda. Ada juga berbagai kasus di mana seorang pemimpin sukses dalam suatu situasi tetapi tidak dalam situasi lain. Akhirnya, walaupun semua sifat yang dikemukakan para peneliti dapat menjadi yang diinginkan ada dalam diri pemimpin, tetapi tidak satupun sifat yang secara absolut esensial. Namun demikian sifat-sifat kepemimpinan perlu dikembangkan sebagi upaya untuk melahirkan pemimpin. Mengembangkan Sifat Kepemimpinan Sifat-sifat kepemimpinan harus dikembangkan sendiri karena sifat-sifat ini berbeda-beda pada setiap orang. Kesadaran bahwa Anda sendiri yang menentukan kadar kemampuan kepemimpinan Anda, akan membantu Anda dalam upaya melakukan perbaikan-perbaikan. Tidak ada cara terbaik untuk menjadi pemimpin. Para atau wirausaha seperangkat adalah ciri-ciri individu-individu ideal yang telah mengembangkan dan gaya kepemimpinan mereka sendiri. Jika Anda meniru secara buta seorang pemimpin lain, pemimpin, maka bakat keterampilan kepemimpinan Anda tidak akan pernah berkembang sepenuhnya. atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru

30

Keperibadian Anda akan ikut memengaruhi perilaku kepemimpinan Anda. Pekerjaan Anda sekarang harus dapat memberikan sejumlah peluang untuk mempraktekan dalam kepemimpinan. Anda dengan Situasi untuk meningkatkan Cara yang kemampuan baik untuk kepemimpinan Anda dapat ditemui dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari Anda dan pergaulan karyawan Anda. mempraktekkan ketrampilan Anda adalah dengan menyadari adanya peluangpeluang untuk menunjukkan kemampuan Anda memimpin dalam kegiatan seharihari. Uji coba kemampuan Anda dalam memimpin ini akan menyiapkan Anda untuk peranan kepemimpinan yang lebih penting. Sebagai seorang pemimpin Anda bertanggung jawab untuk mengembangkan karyawan dengan cara yang paling efektif. Karena karyawan merupakan harta yang paling penting dalam organisasi Anda, bagi harus Anda untuk putuskan bagaimana dan meningkatkan prestasi setiap orang. Setelah melakukan hal itu, Anda dapat merancangkan peluang-peluang mereka mengembangkan meningkatkan kemampuan individual mereka. Anda pun harus menilai pengalamanpengalaman mereka untuk mengukur keberhasilan mereka dan kegiatan serta tanggungjawab tambahan yang dapat mereka pikul di masa depan. Semakin Anda berkualitas sebagai seorang pemimpin, semakin besarlah ketergantungan Anda pada karyawan untuk mendukung dan memikul tanggungjawab Anda. Mendelegasikan tanggung jawab akan mengembangkan rasa percaya dan keyakinan yang diperlukan karyawan Anda untuk pemimpin pun juga tercapai. Untuk sebagian besar, kepemimpinan adalah suatu sikap yang terlihat dalam ancangan para wirausaha terhadap pencapaian tugas-tugasnya. Pemimpin biasanya bersedia menerima tantangan yang mengandung baik risiko maupun peluang yang besar. Seorang pemimpin mengerti tugas keseluruhan yang harus dicapai dan seringkali memutuskan cara-cara baru dan inovatif untuk mencapainya. Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik ialah perlakukanlah orang-orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandang orang lain, akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo sliro. 2) Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach) Di akhir tahun 40-an, peneliti mlai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana seseorang berperilaku menentukan keefketifan kepemimpinan seseorang. Daripada berusaha menemukan sifat-sifat, maka selanjutnya para peneliti meneliti perilaku dan pengaruhnya pada prsetasi dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya. Pada tahun 1947, Rensis Likert mulai mempelajari bagaimana cara yanng paling baik unuk mengelola usaha dari individu-individu untuk mencapai kinerja dan mencapai potensi mereka sepenuhnya. Kalau potensi karyawan Anda terwujud, maka potensi Anda sebagai

31

kepuasan sebagaimana yang diinginkan. Tujuan dari kebanyakan penelitian kepemimpinan yang diilhami oleh Tim Likert di University of Michigan (UM) adalah untuk menemukan prinsip dan metode kepemimpinan yang efektif. Kriteria keefektifan yang digunakan dalam banyak studi tersebut adalah: a. Produktivitas per jam kerja, atau pengukuran lainnya yang mirip dari keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan produksinya. b. Kepuasan kerja dari anggota organisasi. c. Tingkat turnover, absensi, dan sakit hati. d. Baiya e. Bahan terbuang f. Motivasi karyawan dan manajerial. Studi dilakukan pada berbagai jenis organisasi: kimiawi, elektronik, makanan, peralatan berat, asuransi, petroleum, sarana umum, rumah sakit, bank, dan agen pemerintahan. Data didapat dari ribuan karyawan yanng melakukanberbagai macam tugas, mulai dari pekerjaan yang tidak terampil sampai dengan pekerjaan penelitian dan pengembangan yang berketerampilan tinggi. Melalui wawancara dengan pemimpin dan pengikutnya, peneliti mengidentifikasikan dua gaya kepemimipinan yang berbeda, disebut sebagai job-centered/ berpusat pada pekerjaan dan employee-centered/ berpusat pada karyawan. Pemimpin yang job-centered/berpusat pada pekerjaan (tugas) menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan melaksanakan tugas dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Pemimpin ini mengandalkan kekuatan paksaan, imbalan, dan hukuman untuk memengaruhi sifat-sifat dan prestasi penngikutnya. Perhatian pada orang dilihat sebagai suatu hal mewah yang tidak dapat selalu dipenuhi pemimpin. Seorang pemimpin dengan orientasi pekerjaan/tugas cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut : a) Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun peranan staffnya. b) Menetapkan tujuan-tujuan yang sukar tetapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka. c) Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakni tujuan-tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas. d) Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan dan membimbing, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan. e) Berminat mencapai peningkatan produktivitas. Pemimpin yang kadar orientasi-pekerjaannya rendah cenderung menjadi tidak aktif dalam mengarahkan perilaku yang beorientasi tujuan, seperti perencanaan dan

32

penjadwalan. Mereka cenderung bekerja seperti para karyawan lain dan tidak membedakan peranan mereka sebagai pemimpin organisasi secara jelas. Pemimpin yang berpusat orang/karyawan, percaya dalam mendelegasikan pengambilan keputusan dan membantu penngikutnya dalam memuaskan kebutuhannya dengan cara membentuk suatu lingkungan kerja yang suportif. Pemimpin yang berpusat pada karyawan memiliki perhatian dan memotivasi terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan prestasi pribadi pengikutnya dan membina hubungan manusiawi. Tindakan-tindakan ini diasumsikan dapat memajukan pembentukan dan perkembangan kelompok. Orang-orang yang kuat dalam orientasiorang cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut : a) Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan, jika timbul. b) Menunjukkan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja. c) Menunjukkan pengertian dan rasahormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan. d) Mendirikan komunikasi timbal balik yang baik dengan staff. e) Menerapakan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan. Prinsip ini menyatakan bahwa perilaku yang diberi imbalan akan bertambah dalam frekuensinya, dan bahwa perilaku yang tidak diberi imbalan (dihukum) akan berkurang dalam frekuensinya. f) Mendelegasikan kekuasaan dan tanggungjawab, serta mendorong inisiatif. g) Menciptakan suatu suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi. Pemimpin yang orientasi-orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam hubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan ketimbang kerjasama, serta tidak mendelegasikan kekuasan dan tanggungjawab. Orang-orang yang orientasi-orangnya tinggi belum tentu merupakan orang-orang yang ramah dan sosial; melainkan mereka dapat menangani pelbagai macam orang dengan efektif. Mereka menunjukkan ketrampilan yang tinggi dalam bidang hubungan antar manusia. Dalam hubungan mereka dengan karyawan, mereka cenderung memberikan nasehat, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengambil inisiatif daripada mengkritik, melarang dan menghakimi. Mereka bersifat membujuk ketimbang menghukum. Mereka memberikan pengaruh kuat dan pengarahan yang kuat namun dengan cara yang tidak menimbulkan dendam. Ciri-ciri umum yang terdapat pada pemimpin yang orientasi-karyawannya tinggi meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Mereka mengerti kebutuhan, tujuan-tujuan, nilai-nilai, batas-batas dan kemampuan mereka sendiri. Pengertian dan pengetahuan tentang diri

33

sendiri ini merupakan suatu prasyarat yang diperlukan untuk hubungan yang baik dengan orang lain. b) Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain; mereka membantu orang untuk memenuhi kebutuhan ini. Melalui berkomunikasi dengan para karyawan mereka, para pemimpin dapat mengarahkan usaha-usahanya secara lebih efektif sehingga tujuan perusahaan dan kebutuhan karyawan, kedua-duanya berjalan seiring. c) Mereka dapat menerima dan menghargai nilai-nilai dan gaya hidup yang berlainan. Mereka menunjukkan kemampuan dan kesediaan untuk berhubungan dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan mereka. d) Mereka melibatkan para karyawan mereka dalam tujuan perusahaan dengan memahami kebutuhan-kebutuhan mereka dan kekuasaan serta membagi tanggungjawab. e) Mereka memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik, mereka mendengarkan, mengajukan pertanyaan, berdiskusi dan berdebat, dan menggunakan informasi yang mereka terima untuk mengarahkan dan melibatkan karyawan mereka dalam tindakan yang efektif. Telah terjadi perdebatan untuk mencari jawaban, apakah ada gaya mendelegasikan

kepemimpinan normatif atau ideal. Perdebatan ini biasanya berpusat pada gagasan ideal itu ada: yaitu gaya yang secara aktif melibatkan bawahan dalam penetapan tujuan dengan menggunakan teknik-teknik manajemen partisipatif dan memusatkan perhatian baik terhadap karyawan dan pekerjaan. Banyak praktisi manajemen merasa konsep tersebut membuat peningkatan prestasi dan perbaikan sikap. Di lain pihak, beberapa penelitian membuktikan pula bahwa pendekatan otokratik di bawah berbagai kondisi, pada kenyataannya lebih efektif dibanding pendekatan lain. Jadi pengalaman-pengalaman kepemimpinan mengungkapkan bahwa dalam berbagai situasi pendekatan partisipatif yang lebih efektif; atau pendekatan orientasi pekerjaan/tugas dibanding pendekatan orientasi karyawan dari sisi lain. Kesimpulan yang dapat dibuat, bahwa kepemimpinan adalah kompleks dan gaya kepemimpinan yang paling tepat tergantung pada beberapa variabel yang saling berhubungan. 3) Pendekatan Situasional Contingency Pendekatan kesifatan dan perilaku belum sepenuhnya dapat menjelaskan kepemimpinan. Di samping itu, sebagian besar penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer di bawah seluruh kondisi. Maka teori kepemimpinan situasional mengusulkan bahwa keefektifan kepemimpinan tergantung pada kesesuaian antara kepribadian, tugas, kekuatan, sikap,

34

persepsi dan situasi. Teori situasional yang terkenal adalah: (1) rangkaian kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt, (2) toeri contingency dari Fiedler, dan (3) teori siklus-kehidupan dari Harsey dan Blanchard. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Kepemimpinan Mary Parker Follet, yang mengembangkan Hukum Situasi, mengatakan bahwa ada tiga variabel kritis yang memengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu (1) pemimpin, (2) pengikut atau bawahan, dan (3) situasi. Ketiganya saling berhubungan dan beriteraksi, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Kemampuan dan Kualitas Pemimpin

Situasi Situas

Kemampuan dan Kualitas Bawahan

Follett juga menyatakan bahwa para pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok dan bukan berorientasi pada kekuasaan. Rangkaian Kesatuan Kepemimpinan Tannenbaum dan Schmidt Robert Tannenbaum dan Warren Ha.Schmidt adalah di antara para teoritisi yang menguraikan berbagai faktor yang memengaruhi pilihan gaya kepemimpinan oleh manajer. Mereka mengemukakan bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga kumpulan kekuatan sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan, yaitu: a) Kekuatan-kekuatan dalam diri manajer, yang mencakup: (1) sistem nilai, (2) kepercayaan terhadap bawahan, (3) kecenderungan kepemimpinan sendiri, dan (4) perasaan aman dan tidak aman. b) Kekuatan-kekuatan dalam diri para baahan, meliputi: (1) kebutuhan mereka akan kebebasan, (2) kebutuhan mereka akan peningkatan tanggungjawab, (3) apakah mereka tertarik dalam dan mempunyai keahlian untuk penanganan masalah, dan (4) harapan mereka mengenai keterlibatan dalam pembuatan keputusan. c) Kekuatan-kekuatan dari situasi, mencakup: (1) tipe organisasi, (2) efektivitas kelompok, (3) desakan waktu, dan (4) sifat masalah itu sendiri. Konsep Tannenbaum dan Schmidt ini disajikan sebagai suatu rangkaian kesatuan kepemimpinan (leadership continum). Pendekatan yang paling efektif

35

sebagai manajer, menurut mereka, adalah sedapat mungkin fleksibel, maupun memilih perilaku kepemimpinan yang dibutuhkan dalam waktu dan tempat tertentu. Teori Contingency dari Fiedler Suatu teori kepemimpinan yang komplek dan menarik adalah contingency model of leadership effectiveness dari Fred Fiedler. Pada dasarnya, teori ini menyatakan bahwa efekivitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan sitasi. Situasi dirumuskan dengan karakteristik: (1) Derajat situasi di mana pemimpin menguasai, mengendalikan dan memengaruhi situasi, dan (2) derajat situasi yang mengahadapkan manajer dengan ketidak pastian. Fiedler mengidentifikasikan ketiga unsur dalam situasi kerja ini untuk membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan efektif yaitu hubungan pimpinan anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari wewenang formal. Studi Fiedler ini tidak melibatkan variabel-variabel situasional lainnya, seperti motivasi dan nilai-nilai bawahan, pengalaman pemimpin dan anggota kelompok. Sitasi dinilai dalam istilah situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila dikombinasikan dengan gaya kepemimpinan berorientasi tugas akan efektif. Bila situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan hanya moderat, tipe kemmpinan hubngan manusiawi yang toleran dan lunak akan sangat efektif. Maka dapt disimpulkan bahwa untuk menjadi pemimpin yang paling efektif, mereka perlu menyesuaikan gaya-gaya kepemimpinannya terhadap situasi. Bila pemimpin mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mereka untuk mengubah kepribadian dasar dan gaya kepemimpinannya, situasi harus diubah, atau pemimpin harus dipilih yang gayanya cocok dengan situasi yang ada. Tetapi seharusnya pemimpin dapat mengubah-ubah gaya-gaya kepemimpinan mereka untuk memenuhi persayaratan/kebutuhan situasi tertentu dan seharusnya mereka dapat belajar untuk menjadi pemimpin yang efektif. Teori Siklus-Kehidupan dari Harsey dan Blanchard Satu lagi teori kepemimpinan penting yang mempergunakan pendekatan contingency adalah teori siklus kehidupan (Life-cycle theory) dari Paul Harsey dan Kenneth Blanchard. Teori ini sangat dipengaruhi oleh penelitian-penelitian kepemimpinan sebelumnya. Konsep dasar teori siklus-kehidupan adalah bahwa strategi dan perilaku pemimpin harus situsional para dan terutama didasrkan berikut pada akan kedewasaan membantu atau untuk ketidakdewasaan pengikut. Definisi-definisi

memahami teori ini:

36

Kedewasaan (maturity) adalah kapasitas/kemampuan individu atau kelompok untuk menetapkan tujuan tinggi tetapi dapat dicapai, dan keinginan dan kemampuan mereka untuk mengambil tanggung jawab. Vaiabel-variabel kedewasaan ini yang dipertimbangkan hanya dalam hubungannya dengan tugas tertentu yang dilaksanakan. Perilaku tugas adalah tingkat di mana pemimpin cenderung untuk mengorganisasikan dan menentukan peranan-peranan para pengikut, menjelaskan setiap kegiatan yang dilaksanakan, kapan, di mana, dan bagaiman tugas-tugas diselesaikan. Ini tergantung pola-pola perancangan organisasi, saluran komunikasi, dan cara-cara penyelesaian pekerjaan. Perilaku hubungan, berkenaan dengan hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau apra anggota kelompoknya. Iini mencakup besarnya dukungan yang disediakan oleh pemimpin dan tingkat di mana pemimpin menggunakan komunikasi antar pribadi dan perilaku pelayanan. Pentingya fleksibilitas Dalam organisasi, seprti dalam kehidupan lainnya, dibutuhkan fleksibilitas. Ini membantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi secara tepat dan membuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Sebagai manajer, semua oarng harus berhati-hati terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan yang tersedia. Pengetahuan tentang teori akan membantu untuk mengidentifikasikan perilaku kepemimpinan yang paling tepat. Tetapi semua orang juga harus menggunakan pengamatannya sendiri untuk memelajarinya melalui analisa terhadap hasil-hasil. Sebagai manajer, perilaku kepemimpinannya akan dipelajari pada jabatannya, saat berinteraksi dengan para bawahan. 11. Tipe Kepemimpinan Dalam Kartini Kartono (1983:69), ada beberapa tipe kepemimpinan yang dikenal adalah sebagai berikut: 1) Tipe Kharismatis 2) Tipe Paternalistis dan maternalistis 3) Tipe Militeristis 4) Tipe Otokratis 5) Tipe Laissez Faire 6) Tipe Populistis 7) Tipe Administratif 8) Tipe Demokratis Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya. Pemimpin ini mempunyai keistimewaan tertentu misalnya mempunyai kekuatan gaib, manusia super, berani, dan sebagainya.

37

Tipe paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai seoranng ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan. Tipe militeristis banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas. Tipe otokratis berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yanng mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal dia menjadi raja. Setiap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut. Tipe laissez faire ini membiarkan bawahan berbuat semaunyasendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpinnya hanya merupakan simbol yang tidak memiliki keterampilan. Pemimpin ini tidak berwibawa, tidak mampu mengawasi karyawan, tidak mampu mengkoordinasi suasanan kerja tidak kooperatif. Tipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional. Tipe administratif ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Dengan kepemimpinan administratif diharapkan muncul perkembangan tknis, manajemen modern dan perkembangan sosial. Tipe demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan. Kekuatan organisasi tipe demokrasi terletak pada partisipasi aktif dari setiap karyawan. 12. Keterampilan Kepemimpinan (Ladership Skills ) Menurut Keith Davis, ada tiga keterampilan kepemimpinan, yaitu: a) Technical Skills, b) Human Skills, dan c) Conceptual Skills Technical Skills, berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemmpin untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Walaupun seorang wirausaha merupakan pemimpin yang dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekerjaan, namun dia harus mampu melaksanakan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu. Maksudnya dapat melakukan pekerjaan tersebut adalah agar dia mampu melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawannya. Keterampilan tersebut misalnya keterampilan pembukuankeuangan, mengetik, pekerjaan komputer dasar, menggunakan bberapa alat sederhana dan sebagainya. Human Skills, berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama orang-orang lain.

38

Conceptual

Skills

berarti

seorang

wirausaha

harus

mampu

berpikir

dan

mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep lain dalam memudahkan pekerjaan. Pandangan lain menyatakan bahwa skills yang diperlukan dalam kewirausahaan dapat diklasifikasikan dalam tiga hal, yaitu: a) Technical Skills seperti: Menulis, ini diperlukan untuk mencatat apa yang perlu dicatat, dan dijadikan dokumen perusahaan yang mungkin diperlukan di lain kesempatan, tahun depan misalnya. Atau keterampilan menulis diperlukan guna membuat sebah memo yang menarik dalam hubungan dengan pihak lain, apakah dengan karyawan ataupun dengan pihak eksternal atau pada seluruh stakeholder bisnis. Komunikasi lisan, jeas sangat penting buat berbicara, meyakinkan, negosiasi dengan pihak lain dan menjalin networking. Menguasai linkungan, baik lingkungan internal perusahaan seperti dengan karyawan maupun lingkungan eksternal dengan pihak pemasok, pesaing,lingkungan sekitar lokasi perusahaan. Business Management, harus menguasai berbagai pengetahuan tentang manajemen bisnis, bagaimana menggerakkan orang-orang, memotivasi, seni memimpin, mengatasi konflik dalam organisasi, manajemen pemasaran, keuangan, dan sebagainya. Teknologi ini mencakp berbagai teknologi untuk keperluan proses produksi, sebaginya. Hubungan antar manusia, harus dijalin hubungan harmonis dengan seluruh lapisan karyawan dan dengan pihak luar perusahaan. Listening, seorang wirausaha harus mampu mendengar dan mampu menerjemahkan apa yang didengar baik dari karyawan maupun dari pihak luar. Mampu menyusun organisasi, ini penting misalnnya pada saat kapan diperlukan membentuk sebuah tim kerjasama, sitem kontrol, kapan perlu menambah karyawan, ataupun melakukan Downsizing (perampingan organisasi). Membangun jaringan kerja, sekarang ini ada kecenderunga dunia usaha tidak lagi bersaingan, akan tetapi satu sama lain saling mendekati/merangkul menguntungkan. membentuk jaringan usaha yang saling teknologi komunikasi, komputer, peralatan kantor dan

39

Membimbing,

seorang

wirausaha

harus

mampu

membimbing

karyawan agar dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki, jika perlu sanggup memberi contoh. Membangun tim, ini diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan percepatan pencapaian tujuan organisasi. Tim juga perlu guna membangun kebersamaan yang kompak dalam organisasi. b) Business Management Skills seperti: Merencanakan, seorang wirausaha harus mampu membuat rencana, baik global maupun detail. Apabila dibuat rencana global, dapat pula dielaborasi oelh karyawan dalam langkah-langkah yanng lebih rinci. Membuat keputusan, berdasarkan data atau informasi yang terkumpul seorang wirausaha harus mampu secra cepat dan tepat mengambil keputusan, agar jalannya usaha tidak goyang dalam keraguaguan. Pemasaran, mengetahui pasar sasaran, strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai target market yang telah ditetapkan serta mampu mencari/mengumpulkan informasi sebgai bahan pengambilan keputusan. Keuangan meiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun jangka pendek, mampu melihat peluang-peluang yang ada taupun mencipatakan peluang baru. Accounting, memiliki keterampilan mencatat, embaca penerimaan dan pengeluaran keuangan, menghitung efisiensi dan sebagainnya. Negotiation, memiliki keterampilan berunding, rapat, tawar-menawar, loby sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi bisnisnnya. Managing growth, pada saat pertumbuhan bisnis, harus mampu memimpin perkembangan bisnis, menciptakan taktik dan strategi jitu menuju perkembangan yang feasible sehingga tidak salah arah yang mengakibatkan kerugian. c) Personal Entrepreneurial Skills seperti: Disiplin, tetap berpijak pada landasan disiplin, tidak lupa daratan, tidak lengah. Mengambil resiko, terampil meramal resiko dan antisipasi resiko. Namun tidak takut menghadapi resiko karena sudah diperhitungkan dengan menganalisis data dan fakta yang ada, sehingga pada satu keputusan. Inovasi, memiliki keterampilan menggunakan hasil-hasil penelitian, hasil penemuan baru dalam berbagai bidang bisnis, organisasi, finansial, operasional dan sebagainya.

40

Tepat dalam pekerjaan, mampu memberi contoh bagaimana bekerja yang baik, bagaimana cara melakukan pekerjaan, dan sebagainya. Visioneary leader, memiliki pandangan jauh ke depan tentang bisnisnya, tidak terpaku dengan keungtungan sekarang ini, tapi mampu menjangkau masa depan.

II. MENGAMBIL RISIKO Para wirausaha/pimpinan menyukai mengambil risiko realistik karena mereka ingin berhasil: mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan mereka. Jadi situasi risiko kecil dan situasi risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan ini tidak mungkin terdapat pada masing-masing situasi itu. Ringkasnya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Dengan bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak dan ruwetlah persoalan perusahaan. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pimpinan/wirausahawan tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko-risiko tertentu. Kebanyakan orang takut mengambil risiko karena mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan. Namun, semua tahap pekerjaan mengandung risiko, yang merupakan bagian hakiki dari seorang wirausaha. Seorang wirausaha akan bekerja di bawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada. 1) Apakah Situasi Berisiko Itu? Situasi berisiko terjadi jika diminta membuat pilihan antara dua alternatif atau lebih, yang bakal hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Situasi ini mengandung potensi kegagalan dan potensi sukses. Semakin besar kemungkinan kerugian, semakin besar risikonya. Sebagai pengambil risiko seorang wirausaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, sambil menimbang kemungkinan sukses dan ruginya. Apakah seorang wirausaha memilih alternatif yang "mengandung risiko" atau alternatif "konservatif", tergantung pada: (a) daya tarik setiap alternatif; (b) sejauh mana wirausahawan bersedia rugi; (c) kemungkinan relatif sukses dan gagal; (d) seberapa jauh wirausahawan dapat meningkatkan kemungkinan sukses dan mengurangi kemungkinan gagal. Umpamanya, Anda mungkin mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 10 juta per tahun dan dengan kemungkinan promosi setiap lima tahun. Anda juga mempunyai kemungkinan membeli sebuah perusahaan dengan masa depan tidak pasti, tetapi gaji pemiliknya sekarang adalah Rp 20 juta per tahun. Perusahaan tersebut

41

mungkin bisa berhasil terus, atau mungkin juga gagal dalam waktu satu atau dua tahun. Pilihan Anda tersebut terletak di antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman dengan imbalan keuangan dan karir yang sedang-sedang saja dan dapat diramalkan, atau mengambil risiko dan mungkin mendapat imbalan karir dan keuangan yang sangat tinggi. Ada orang yang sama sekali tidak mau mengambil risiko demikian, apapun kemungkinan suksesnya. Mereka lebih suka tetap pada posisi aman. Orang lain lebih "beringas", tidak puas dengan posisinya yang sekarang dan mencari "peluang-peluang emas" agar cepat menjadi kaya. Orang-orang ini cenderung dipengaruhi oleh besarnya jumlah imbalan yang ditawarkan. Mereka tidak memerhatikan kemungkinan sukses dan tidak memertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki dari mereka. Tertarik oleh harapan muluk tentang basil yang tinggi dengan usaha sedikit, mereka ini adalah penjudi murni. Penilaian situasi seorang wirausaha berlainan sekali dari pada kedua tipe orang di atas; meskipun wirausaha juga mempunyai persamaan ciri-ciri dengan mereka. Perbedaan hakiki terletak pada kenyataan bahwa seorang wirausaha akan menilai kemungkinan sukses perusahaan itu, secara sistematik dan menyeluruh serta sampai di mana upaya-upayanya dapat memengaruhi kemungkinan tersebut. la akan membeli bila upaya yang dapat dilakukannya untuk meraih sukses besar. Unsur lain yang penting dari ancangan wirausaha terhadap situasi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggungjawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun tidak. Orang lain merasa berat menerima tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang mungkin membawa kepada kegagalan, dan mereka seringkali menghubung-hubungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka dengan nasib atau kekuatan-kekuatan di luar pengendalian mereka, seperti persaingan dengan perusahaan besar atau campur-tangan pemerintah. Orang seperti ini mau mempertaruhkan semuanya lalu hanya berharap-harap atau menolak semua situasi risiko karena mereka merasa tak dapat memengaruhi hasilnya. Kebanyakan ciri-ciri wirausaha saling berkaitan. Hal ini lebih-lebih berlaku pada perilaku pengambilan risiko. Beberapa kaitan itu antara lain demikian: a) Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas. b) Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan wirausaha pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan wirausaha akan kesanggupannya untuk memengaruhi hasil dari keputusan-keputusannya dan semakin besar kesediaan wirausaha untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko. c) Pengetahuan realistik seorang wirausaha mengenai kemampuankemampuannya sendiri juga penting. Realisme demikian akan membatasi

42

kegiatan-kegiatan wirausaha pada situasi-situasi yang dapat dipengaruhi hasilnya. Namun semua perilaku pengambilan risisko tidak sedingin dan seobyektif seperti apa yang digambarkan di atas. Ada unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap ketidakpastian, dan ada dorongan serta antusiasme untuk memastikan bahwa konsekuensi-konsekuensinya penuh dengan kesuksesan. 2) Pengambilan Risiko Pribadi Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasi potensi diri sendiri sebagai seorang wirausaha. Pengalaman dalam pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan isteri/suami, teman-teman dan tetangga-tetangga akan membantu wirausaha memeroleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan, mengambil risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil ganjaran potensialnya. Pengambilan risiko dalam hidup wirausaha melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa lampau; suatu perhatian untuk masa depan; dan sebuah keinginan untuk hidup di masa sekarang. Jika wirausaha tidak bersedia mengambil risiko, dia tidak akan pernah dapat mewujudkan bakatnya. Pertumbuhan pribadi dan profesional wirausaha datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan wirausaha di masa depan. Sebagai seorang wirausaha, haruslah sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko yang terpenting adalah risiko yang membawa wirausaha belajar mengenai sesuatu yang baru tentang dirinya sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi haruslah menantang kemampuan dan kapasitas wirausaha sungguh-sungguh. Jangan remehkan nilai diri sendiri, karena mungkin Anda mampu mencapai jauh lebih banyak daripada yang Anda capai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi; juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Memikul tanggung jawab pribadi atas tindakan sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha adalah orang yang bertanggungjawab, karena mereka mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Jika orang lain bertanggungjawab atas tindakan-tindakan wirausaha, hal ini berarti bahwa peranan wirausaha atas masa depannya sendiri kecil. Seseorang tidak akan dapat hidup secara penuh karena orang tersebut tidak memikul tanggungjawab pribadi atas perbuatannya sendiri. Kalau orang itu lalu sadar bahwa ada sesuatu yang salah dalam kehidupannya, maka kinilah waktunya memikul tanggungjawab demi perbaikan. Jika tidak, makin lama situasi akan makin buruk, dan problemnya semakin sukar dipecahkan.

43

Risiko itu timbul ketika seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakannya sendiri. Atas keputusan-keputusan itulah seseorang bertanggungjawab, hal ini akan membantu dalam mengambil keputusan dengan keyakinan yang lebih besar yang pada gilirannya akan mengurangi risiko. Mungkin sukar memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup wirausaha. Sebaiknya wirausahawan tidak mengambil risiko yang lebih besar daripada yang dapat ditanggungnya. Ini merupakan peringatan, karena ada masanya wirausaha tergoda untuk mempertaruhkan semuanya demi satu ide. Sebagai seorang wirausaha janganlah mengambil risiko yang tidak perlu. Wirausahawan harus dapat menguasai emosi dan hanya mengambil risiko jika keuntungan-keuntungannya sama atau lebih besar daripada risiko yang terkandung. Tugas pertama wirausaha adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko tersebut. Dalam beberapa hal, wirausaha harus menggunakan intuisi dalam menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko. Intuisi seseorang akan ikut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil-hasil yang mungkin diperoleh. Faktor-faktor yang paling terwujud namun paling penting adalah bakat-bakat, kemampuan-kemampuan dan pengalaman pribadi masa lampau. Wirausaha bertanggungjawab atas segala sesuatu dalam hidupnya, termasuk kesuksesan dan kegagalannya sendiri. Namun, sukses akan dapt diperoleh dengan lebih mudah, jika wirausaha bersedia dan mampu mengambil risiko yang perlu dengan penuh perhitungan. 3) Mengembangkan Ide-ide Kreatif Pengambilan risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting para wirausaha. Dengan berusaha menjadi lebih kreatif, wirausaha juga menjadi lebih sadar akan ide-ide yang lebih produktif. Jika dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka wirauasaha akan lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk malaksanakan ide-idenya yang paling produktif. Sampai tingkat tertentu semua orang kreatif. Pada umumnya, dimungkinkan mengembangkan bakat kreatif seseorang. Jika seseorang telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, mungkin risiko tertentu akan menyertai pelaksanaannya. Untuk mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran-saran berikut mungkin dapat menolong: a) Coba utarakan ide Anda kepada suami/isteri atau teman-teman Anda. Seringkali lebih baik membicarakan suatu ide sebelum dituliskan. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, yang akan menghasilkan suatu perbaikan. Hanya setelah ide itu menjadi pasti, barulah dituliskan.

44

b) Pilihlah tempat dan waktu untuk mengemukakan ide Anda kepada orang lain. Janganlah mengusulkan ide Anda kepada perusahaan Anda sewaktu mengalami krisis. Organisasi seharusnya berada dalam suatu keadaan kurang lebih stabil sebelum ide baru diperkenalkan. Ketepatan waktu sangatlah penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilihlah waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru. c) Kemukakan ide Anda sedikit demi sedikit. Pertama-tama, ajukan konsep totalnya. Dengan berlalunya waktu, dan dengan semakin tertariknya orang pada ide Anda, barulah secara rinci dikemukakan. Jangan pernah memaksakan ide Anda pada seseorang. Orang memerlukan waktu sebelum dapat menerima sesuatu yang baru. Ide yang melibatkan masa depan organisasi mengandung risiko. Setiap ada risiko biasanya agak ragu-ragu. 4) Tipologi Pengambil Risiko Seseorang termasuk tipe pengambil risiko yang mana, sedikit banyak pada sejauh mana dia dipengaruhi orang lain, pengalaman lalu, situasi dia sekarang dan pengharapan-pengharapan dia terhadap masa depan. Dalam bisnis dibutuhkan pelbagai tips pengambil risiko. Pada tingkat-tingkat bawah organisasi dibutuhkan pekerja-pekerja yang terampil dalarn melaksanakan hal-hal yang rutin, yang sedikit saja risikonya. Sebagian besar pekerja harus termasuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku mereka akan dapat diramalkan dan akan membawa kestabilan organisasi. Pada tingkat manajemen menengah, terdapat lebih banyak kemungkinan untuk pengambilan risiko. Manajer-manajer tingkat menengah harus mendapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan membuat perubahan-perubahan kecil dalam prosedurprosedur dan fungsi-fungsi. Orang-orang ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko; namun dampak mereka atas keseluruhan organisasi haruslah minim. Para wirausaha, yang berada pada tingkat teratas dalam struktur organisasi, mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Agar berhasil dalam bisnis, wirausaha haruslah mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan. Beberapa wirausaha dapat disebut "praktis", karena organisasi mereka tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha yang praktis berorientasi kepada hasil dan cukup yakin akan ide-ide mereka hingga berani menerima risiko demi terlaksananya ide itu. Namun, mereka cukup praktis untuk menyadari keterbatasan dirinya dan akan membatasi kegiatan mereka sampai pada apa yang mungkin terlaksana saja. Wirausaha yang sangat kreatif dan inovatif biasanya adalah pengambil risiko yang sedang-sedang saja. Mereka bersedia menerima perubahan, mencoba pelbagai alternatif dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang-bidang

45

bisnis baru. Para wirausaha yang sangat inovatif ini biasanya menjadi tokoh dalam bisnis. Mereka mempunyai ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide mereka. Sebagai seorang wirausaha haruslah menjadi seorang perencana dalam arti bahwa dapat membayangkan ide-ide kreatif dapat digunakan. Namun, juga harus memilki kemampuan mengambil risiko agar mampu melaksanakannya sampai berhasil. 5) Melaksanakan Perubahan Dalam setiap kegiatan pertama-tama wirausaha/pemimpin harus dapat menentukan apakah terkandung risiko atau tidak. Dalam suatu situasi risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan pemimpin akan mendapat tantangan. Jika pemimpin tahu bahwa ada sesuatu yang salah dalam bisnisnya, pemimpin haruslah dapat menilai situasi itu secara realistik dan mencoba memecahkannya. Pemimpin haruslah bersedia mengambil tindakan korektif yang diperlukan, yang mungkin akan mengandung risiko tertentu. Bila suatu keadaan risiko jelas bagi pemimpin, maka keputusan untuk mengambil risiko atau tidak menjadi sangat penting. Jika pemimpin memutuskan untuk mengambil risiko, pemimpin harus malaksanakan suatu rencana pasti dalam memulai tindakan. Rencana-rencana alternatif boleh juga dirancang, kalau rencana pertama tidak berhasil. Alternatif-alternatif ini memungkinkan fleksibilitas bila permasalahannya berubah. Sekali suatu rencana tindakan telah dirancangkan, haruslah dilaksanakan. Hanya jika rencana itu dilaksanakan, barulah pemimpin dapat mengetahui dan mengerti risikorisiko yang terkandung. Pertama-tama, umpan balik yang diterima pemimpin, mengenai keputusannya tidak banyak. Kekurangan umpan balik ini mungkin menciptakan keraguraguan dalam benak pemimpin. Pada tahap-tahap pertama setelah keputusan itu dilaksanakan, pimpinan perlu mempunyai keterikatan penuh pada keputusannya sampai masalah itu terpecahkan. Keyakinan pemimpin dalam menangani persoalan itu sangatlah menentukan. memecahkan Jika pimpinan yakin bahwa serangkaian tindakan tertentu akan akan ikut persoalan maka tindakan-tindakan tertentu pemimpin

menentukan hasilnya. Mempromosikan keputusan pimpinan dan memeroleh dukungan orang lain akan ikut mensukseskan keputusan itu. Kemampuan mengambil risiko seorang wirausaha/pemimpin akan ditingkatkan oleh: a) Keyakinan pada dirinya. b) Kesediaan mereka untuk menggunakan kemampuan mereka sepenuhnya untuk mengubah keadaan demi keuntungan mereka. c) Kemampuan mereka untuk menilai situasi risiko secara realistik dan kemampuan mereka untuk mengubah kesempatan/kemungkinan d) Menghadapi suatu situasi risiko menurut tujuan-tujuan mereka yang telah ditentukan.

46

Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari seorang wirausaha. Wirausaha haruslah menetapkan sasaran yang tinggi untuk dirinya, lalu menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan. Semakin tinggi tujuan, semakin besar risikonya. III. MENGAMBIL KEPUTUSAN Komputer telah menjadi alat pengambilan keputusan selama beberapa dekade ini. Hampir seluruh keputusan rutin yang berulah dengan menggunakan data kuantitatif dan memiliki prosedur keputusan yang telah pasti, dibuat program. Suatu keputusan terprogram ataupun tidak, tegantung pada apakah keputusan itu terstruktur atau tidak terstruktur. Keputusan akan menjadi tidak terstruktur, jika tidak ada metoda yang baku untuk mengatasi masalahnya, atau jika struktur keadaannya sangat komplek atau sukar dipahami. Keputusan tidak terstruktur, sangat jarang dibuat program. Akan tetapi ada peluang dibuat program, jika datanya dapat dikuantitatifkan, ada prosedur pengambilan keputusan yang pasti dan alternatif pemecahan masalah yang jelas. Perlu dipertimbangkan seringnya kebutuhan akan keputusan tidak terstruktur, akan tetapi untuk dapat mencapai keputusan itu diperlukan tidak hanya sekedar pengetahuan berdasarkan pengalaman belaka. Keputusan tidak terstruktur melibatkan serangkaian proses yang tidak selalu sama polanya dan tidak pula ada seperangkat jawaban yang jelas serta baku dalam suatu organisasi. Walaupun demikian, sistem bekerja dengan pengetahuan di luar rangkaian aturan yang dipunyainya. Akan tetapi, sangat tidak dipercaya bahwa ternyata sistem ahli dapat dibuat untuk keputusan yang sangat tidak terstruktur, walaupun para ahli tidak cukup memiliki pengalaman yang menyediakan pengetahuan dan perangkat aturan keputusan dalam sistem ahli. Aplikasi organisasi melibatkan pertimbangan kebutuhan pribadi, persepsi, sasaran, dan sistem nilai. Pengetahuan heuristik, yang mengarahkan penilaian yang berhasil berdasarkan pola perilaku manusia sukar untuk didefinisikan karena membentuk gugus tugas dengan menggali sumber informasi dari kepala seorang pimpinan adalah suatu hal yang tidak mungkin. Para impinan yang tahu dan berpengalan sukarnya mengambil keputusan tidak terstruktur, tentu tidak akan menyerahkan kontrol keputusan pada komputer yang kurang dilengkapi dengan kemampuan untuk menghadapi masalah seperti ini. Masa depan organisasi ditentukan oleh putusan pimpinan. Pada umumnya semakin penting keputusan yang diambil, semakin sedikit informasi relevan yang tersedia. Data kuantitatif biasanya tersedia untuk mengambil keputusan rutin, tetapi fakta dan angka ini kerap tidak berarti bagi keputusan tingkat puncak yang memengaruhi masa depan organisasai.

47

Dalam perusahaan besar, manajemen senior biasanya mengambil keputusan atas dasar data dan dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan, dan anjungan komite. Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang baku, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan persoalan. Sebuah persoalan utama dapat dibagi-bagi sehingga sebagian daripadanya dapat dipecahkan dengan segerabiasanya karena ada kebutuhan mendesak yang hasilnya cukup pasti. Biasanya suatu keputusan dicapai melalui prosedur tetap, yang dimengerti dengan baik oleh manajemen, dan mungkin ini hasil musyawarah, karena banyak orang yang tidak bersedia memikul tanggungjawab pribadi atas keputusan tadi. Sebagai seorang wirausaha/pemimpin harus kreatif daripada manajer konvensional, karena wirausaha harus membuat keputusan baik tanpa bantuan data kuantitatif atau dengan dukungan staf yang berpengalaman. Mungkin wirausaha harus memandang sebuah persoalan dari pelbagai sudut dan mencari cara baru untuk memecahkannya. Seorang wirausaha harus memutar otak dengan mengandalkan intuisi dan ide-idenya. Tidak ingin bertindak konvensional berarti wirausaha selalu harus bertanggungjawab sepenuhnya atas tindakan-tindakannya. Dudukkan setiap persoalan dalam konteksnya yang lebih luas, sambil mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas operasi bisnis seluruhnya. Sukses bagi wirausaha/pemimpin tergantung pada kemampuannya mengambil keputusan-keputusan yang meningkatkan kemampu labaan bisnis yang akan datang. Kemampuan mengambil keputusan secara intuitif, adalah harta seorang wirausaha yang sangat berharga. Kemampuan itu diperoleh dari pengalaman harus membuat keputusan-keputusan penting selama bertahun-tahun dalam situasi-situasi yang semakin ruwet. Semakin berubah lingkungan bisnis, semakin banyak pula keputusan intuitif yang harus diambil. Pasti, kesalahan-kesalahan akan terjadi, namun wirausaha harus cepat menyadarinya dan mengambil tindakan pembetulan. Data kuantitatif dapat membantu penilaian wirausaha, tetapi tidak dapat menggantikan intuisi, yang mendasari sejumlah besar keputusan kewirausahaannya. Suatu keputusan dapat baik dan jelek, tergantung dari bagaimana dilaksanakannya. Dalam beberapa situasi wirausaha dapat membayangkan sebelumnya hasil-hasil yang akan terjadi dari serangkaian tindakan. Dalam kasus-kasus lain, jika seorang wirausaha merasa bahwa terlalu terlibat secara emosional, hendaknya dengan sengaja berusaha mengenali kelemahan-kelemahan dalam rencana itu. Dengan berbuat demikian wirausaha akan menjadi lebih obyektif. 1) Tipe-tipe Keputusan Walaun para pimpinan di berbagai organisasi dapat berbeda-beda berdasarkan latar belakang, gaya hidup, jarak, dan sebagainya, tetapi akhirnya mereka semuanya sama, yaitu harus mengambil keputusan. Untuk mengambil keputusan para pimpinan

48

mengahadapi situasi yang melibatkan beberapa alternatif dan keputusannya melibatkan perbandingan dari alternatif dengan evaluasi hasilnya. Para ahli mengembangkan beberapa cara untuk mengklasifikasi keputusan. Herbert Simon (1960), membedakan dua tipe keputusan, yaitu: a) Keputusan terprogram. Jika suatu situasi tertentu sering muncul, biasanya prosedur rutin akan dapat disusun untuk menyelesaikannya. Berarti, keputusan dapat dibuat program jika masalahnya berulang dan rutin sehingga prosedur baku dapat dibuat untuk mengatasinya. b) Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram jika hal yang baru dan tidak terstruktur. Tidak ada suatu prosedur pun yang ada untuk menangani masalahnya, selain karena tidak ada cara yang sama dengan sebelumnya, juga karena masalahnnya kompleks atau sangat penting. Masalah seperti ini membutuhkan perlakuan khusus. Pada dasarnya kedua klasifikasi ini memilki perbedaan penting. Pada satu sisi pimpinan mengahdapi begitu banyak keputusan terprogram setiap harinya. Keputusan seperti ini mesti diperlukan tanpa menggunakan segala sumber daya yang tidak perlu. Pada sisi lainnya, keputusan tidak terprogram harus diperhatikan secara cermat karena memelukan alokasi jutaan rupiah setiap tahunnya. Sayangnya, sedikit sekali kita mengetahui keterlibatan proses manusia dalam keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Secara tradisional, para manajer untuk membuat keputusan terprogram menggunakan aturan, prosedur operasi standar dan struktur organisasi yang mengembangkan prosedur yang spesifik untuk mengatasi masalah. Sebaliknya, para manajer membuat keputusan tidak terprogram berdasarkan proses pemecahan masalah yang umum, penilaian, intuisi dan kreativitas. Hubungan informal maupun formal antar manajer dapat digunakan untuk mengatasi masalah. 2) Menjadi Seorang Pengambil Keputusan Semakin Anda berpengalaman dalam mengambil keputusan, semakin besar pula kepercayaan diri Ada akan semakin berorientasi pada tindakan. Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini mungkin dapat membantu menaksir kemampuan Anda sekarang dalam mengambil keputusan. a) Bagaimana Ada dapat menjaga kepercayaan diri ketika mengambil keputusan penting. b) Contoh-contoh manakah selama enam bulan terakhir ini yang menggambarkan kemampuan Ana mengambil keputusan realistik c) Apakah kelemahan atau ketakutan Anda sewaktu mengambil keputusan? d) Dengan cara bagaimanakah Anda menggunakan kreativitas dan/atau intuisi dalam mengambil keputusan?

49

e) Hikmah apa yang Anda petik dari kesalahan-kesalahan yang Anda buat dalam keputusan yang lalu? f) Dengan cara bagaimanakah Anda menangguhkan dan menunda pengambilan keputusan? g) Bagaimana keluwesan Anda dalam mengadakan penyesuaian-penyesuaian dengan perubahan-perubahan di lingkungan Anda? h) Apakah Anda biasanya dipaksa membuat keputusan? i) j) Tindakan apakah yang biasanya Anda ambil setelah mencapai sebuah keputusan? Bagaimana cara Anda memimpin agar tercapau hasil-hasil yang diinginkan? Anda dalam mengambil keputusan-keputusan? l) Bagaimana cara Anda memanfaatkan kontak professional dan pribadi Anda untuk memperoleh informasi yang akan membantu anda mengambil keputusan? Jika Anda mengambil keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk akal, mungkin Anda mampu mengambil keuntungan sewaktu timbul peluang-peluang bisnis. Kadang-kadang Anda harus mengambil keputusan dengan cepat agar dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. 3) Pemecahan Persoalan Kita telah memperhatikan secara panjang lebar segi-segi rasional dari pengambilan keputusan metode ilmiah pemecahan persoalan dan pengambilan keputusan. Biasanya prosedur-prosedur itu meliputi langkah-langkah berikut: a) Kenalilah persoalannya secara umum; b) Tentukan fakta-fakta yang penting yang berkaitan dengannya; c) Indentifikasikanlah problem-problem utama d) Carilah sebab-sebab problem itu e) Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan jalan keluar dari problem itu; f) Pilihlah jalan keluar yang paling dapat dilaksanakan; g) Laksanakanlah jalan penyelesaiannya; h) Periksalah apakah cara penyelesaian itu tepat. Ancangan rasional ini merupakan cara yang logis dan masuk akal dalam memecahkan persoalan-persoalan bisnis. Namun, metode ilmiah itu tidak akan menjamin keberhasilan suatu cara penyelesaian tertentu; kepemimpinan dan kekuasaan anda diperlukan untuk pelaksanaan cara penyelesaian dengan berhasil. Pemecahan dan cara-cara penyelesaian tidaklah sukar jika anda bekerja dalam lingkungan yang sudah biasa bagi anda. Biasanya keputusan-keputusan dapat dibuat dengan cepat dan tepat, karena berdasarkan atas pengalaman masa lampau. k) Bagaimana cara Anda menggunakan sumber-sumber daya di lingkungan

50

Agar efektif, anda harus mampu melihat setiap aspek dari sebuah persoalan dan juga mengerti/memahaminya secara keseluruhan. Kebanyakan orang dalam organisasi anda, karena terlihat dalam kegiatan khusus dan terbatas, hanya dapat melihat bagianbagian dari persoalan. Di tangan andalah terletak tantangan untuk memadukan semua bagian itu sehingga menjadi suatu pandangan yang menyeluruh atas persoalan tersebut. Pengalaman lampau dan intuisi anda akan memungkinkan anda memilih factorfaktor dan hal-hal yang vital dari setiap persoalan. Dari semua ini, akan lebih anda sadari perbedaan-perbedaan yang besar antara bagaimana kenyataannya dan bagaimana seharusnya dari sesuatu. 3) Mengambil Keputusan Banyak masalah utama dapat dipecahkan dengan jalan yang berlain-lainan. Jika fakta-fakta saja tidak mencukupi sebagai bagian besar pemilihan suatu arah tindakan, maka keputusan-keputusan diambil dalam keadaan yang sangat tidak pasti, di mana risiko mungkin tidak dikenal. Pedoman untuk mengambil keputusan kunci adalah sebagai berikut: a) Tentukan fakta dari persoalan yang sudah Anda kenal. Janganlah mencampuradukkan antara fakta dan opini. b) Identifikasi bidang manakah dari persoalan tadi yang tidak berdasarkan fakta. Di bidang yang tidak dikenal inilah Anda harus menggunakan logika, penalaran, dan intuisi untuk mencapai keputusan. c) Jauhilah keputusan-keputusan yang akan mengubah secara drastik susunan organisasi Aanda yang sekarang. Keputusan-keputusan jenis ini haruslah dipikirkan selama jangka waktu tertentu. d) Ambillah resiko yang sedang-sedang saja, jika tidak terdapat ketidakpastian yang besar. e) Keputusan-keputusan haruslah diuji coba dahulu. Hal ini mengurangi risiko Anda, dan memungkinkan Anda menilai hasil-hasilnya sebelum mengikatkan diri secara penuh pada keputusan itu. f) Dalam keadaan-keadaan tertentu, mungkin lebih baik bagi Anda meneruskan saja apa yang telah berhasil di masa lampau. Menggunakan cara-cara yang belum dicoba dan mencoba-coba dengan ide-ide baru dapat menyebabkan malapetaka. g) Meskipun sebuah keputusan bukan merupakan keputusan yang terbaik, keputusan itu bisa saja memberikan hasil-hasil yang sangat berhasil. Bersedialah untuk mengambil tindakan agresif dalam menerapkan sebuah keputusan. Hasil keputusan dipengaruhi oleh sejauh mana wewenang dan dukungan Anda atas keputusan yang dibuat.

51

Keberanian dan antusiasme adalah perlu dalam menerapkan sebuah keputusan. Anda harus berfikir positif tentang hasil-hasil masa depan keputusan. Jangan membuang waktu dengan ragu-ragu. Sekali Anda telah memulai menerapkan suatu keputusan, semua keragu-raguan dan ketidakpastian haruslah dibuang. Sebagai seorang wirausaha, Anda harus bersifat tegar dalam tindakan-tindakan Anda. Organisasi Anda haruslah mempunyai tujuan-tujuan yang pasti dan jelas untuk dicapai. Kebanyakan wirausaha tidak takut pada pengambilan keputusan karena mereka tidak memanntikan kegagalan. Mereka menentukan standar-standar keberhasilan mereka sendiri. Anda seharusnya merasa aman, karena mengetahui bahwa masa depan terletak di tangan Anda sendiri. Perasaan aman ini memungkinkan Anda membuat keputusan kunci tanpa takut pada akibat-akibatnya. Perasaan aman ini juga memungkinkan Anda memasuki bidang-bidang bisnis yang baru. Wirausaha memelopori, dan orang-orang lain mengikuti.

IV. MANAJEMEN WAKTU Waktu adalah sesuatu yangbtidak dapat Anda tabung, semakin sore Anda sungguh semakin kehilangan waktu. Di akhir hari tak ada sisa waktu yang dapat digunakan. Semua wirausaha perlu memanajemeni waktu secara efektif, dan kunci menggunakan waktu secara efektif adalah melalui manejemn yang lebih baik. Melalui penganggaran waktu, Anda akan mencapai hasil yang lebih baik. Caracara khusus untuk membuat penggunaan waktu Anda lebih baik mencakup penetapan tujuan-tujuan, menentukan batas waktu, menjatah waktu untuk setiap kegiatan penting. Kreativitas, pemecahan persoalan, dan pencarian peluang-peluang, merupakan ciri khas wirausaha. Oleh sebab itu, Anda harus mengkhususkan waktu untuk hal-hal tersebut, dan semua tugas lainnya hendaklah diberi prioritas lebih rendah serta dikerjakan kemudian. Anda meski menggunakan waktu secara efektif untuk menyelesaikan hal-hal yang Anda yakini sebagai sangat penting. Salah satu cara untuk meningkatkan penggunaan waktu yang produktif adalah dengn memulai pelbagai kegiatan secara serempak. Umpamanya, Anda hanya menangani persoalan utama, sedang staf Anda menangani empat kegiatan yang berkaitan. Anda tidak saja harus mengunakan waktu Anda dengan efektif, melainkan harus juga berminat pada efektivitas penggunaaan waktu perusahaan Anda. Waktu merupakan salah satu harta perusahaan Anda yang paling pentingn, namun tergantung kepada Andalah untuk mewujudkan waktu menjadi harta yang penting bagi semua karyawan Anda. Wirausaha haruslah menggunakan sebagian besar waktunya untyuk sasaransasaran dan problem-problem yang memengaruhi organisasi sebagai keseluruhan.

52

Namun waspadalah agar Anda jangan terlalu banyak menggunakan waktu untuk problem-problem yang Anda suakai dan terlalu sedikit waktu untuk problem yang paling tidak Anda kenal. Anda haruslah mengenal problem utama yng dihadapi organisasi Anda dan menanganinya menurut urutan prioritasnya, dengan mendahulukan problem jangka pendek daripada jangka panjang. Teknik Manajemen Waktu Manajemen waktu itu menyerupai kebiasaan-kebiasaan kerja yang baik. Penggunaan waktu yang terbaik semata-mata berarti mencapai keluaran maksimum dalam waktu yang tersedia. Hal ini dapat dicapai dengan berbagai cara yakni: a) Identifikasi tujuan-tujuan khusus harian. Pastikan bahwa Anda memahami apa yang ingin dicapai setiap hari. Sebelum sampai atau segera setelah Anda sampai di tempat kerja, susunlah tujuan kerja Anda menurut urutan pentingnya. Jangan biarkan pengeruh luar menghentikan penyelesaian tujuan. b) Motivai dari dalam. Para wirausaha biasanya adalah individu yang bermotivasi tinggi, dan tampaknya menikmati pekerjaan apa pun yang mereka kerjakan. Kebanykan orang mampu mencapai tujuan-tujuan yang mirip dengan apa yang mereka inginkan. Namun, wirausaha mampu memotivasi dirinya untuk memproduksi keluaran tinggi pada pekerjaan yang harus mereka lakukan. c) Tetapkan batas waktu. Lebih banyak pekerjaan yang dapat Anda kerjakan, jika Anda menetapkan batas waktu realistik. Sekali setelah ditetapkan Anda haruslah berbuat apa pun untuk memenuhi batas waktu. d) Memanfaatkan telepon. Telepon merupakan hubungan komunikasi utama antara Anda dan dunia kerja Anda. Persoalan-persoalan dapat dipecahkan dengan lebih cepat melalui penggunaan telepon, karena dapat berkomunikasi dua arah. e) Buatlah catatan. Sediakanlah selalu sebuah buku catatan. Pencatatan isi-isi pokok mengabadikan isi rapat, diskusi dengn pelanggan, dan pikiran-pikiran Anda sendiri. f) Janganlah melakukan segala-galanya. Sebuah pepatah lama berbunyi: Jika Anda ingin menjadikan sesuatu suruhlah seseorang yang sibuk untuk melakukannya. Wirausaha sibuk, namun tindakan-tindakannya ada tujuannya. Pusatkan perhatian Anda hanya pada yang pentingpentingn. Dengan berorientasikan tujuan Anda harus melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada hail-hasil yang berarti. Bersifatlah selektif dalam kegiatan-kegiatan kerja Anda dan jangan melakukan segalanya. Belajarlah untuk mengatakan tidak kepada

53

kegiatan-kegiatan yang memakan waktu, yang tidak berkaitan dengan tujuan prioritas Anda. g) Tetapkan waktu. Tetapkanlah waktu Anda untuk melakukan tugas-tugas utama, selama tiga atau empat jam pada saat Anda biasanya merasa paling efektif dalam satu hari. h) Ajukan pertanyaan-pertanan sebelum memulai pekerjaan. Hampi semua pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien. Sebelum memulainya, jawablah lebih dulu pertanyaan ini: Apa? Kapan? Dimana? Siapa? Bagaimana? Mengapa? Untuk setiap langkah kegiatan, tanyalah diri Anda: mengapa saya perlu melakukan ini? Jawaban-jawan Anda akan membantu dalam menentukan tugas-tugas terpenting kegiatan itu. i) Berorientasilah pada tindakan. Sekali Anda memutuskan untuk memecahkan suatu persoalan tertentu, rancangnlah tindakan Anda dan mulaialah. Sekali Anda mulai, cobalah selesaikan sebanyak mungkin secepat-cepatnya. merencanakan j) Dengan kata dan lain, lalu sediakan luangkan waktu waktu untuk untuk pekerjaanAnda

mengerjakan rencana Anda. Berlakukan reflektif. Berpikir secara reflektfi berarti memetik hikmah dari kegiatan-kegiatan masa lampau, sekarang dan yang akan datang. Kebanyakan kita tidak berpikir banyak mengenai apa yang kita lakukan dan mencari waktu untuk berefleksi sangatlah sukar. k) Rencanakan hari esok secara terperinci. Pada akhir setiap hari, siapkan suatu jadwal untuk kegiatan-kegiatan hari berikutnya. Bahkan Anda mungkin dapat mulai dengan satu kegiatan sebelumna, sehingga besoknya Anda lebih lancar mulai bekerja dan tidak menunda-nunda. l) Bergurulah pada pengalaman Anda. Meninjau kembali pengalaman lampau Anda membantu Anda menentukan pengelaman mana yangn menarik, dan produktif dan mana yang membosankan, menghbiskan waktu dan tidak produktif. m) Tanyakan pengguanaan waktu Anda. Agar Anda dapat memanejemeni waktu dengan baik, ajukan pertanyaan berikut ini: (1) Kegiatan-kegiatan manakah yang sedang saya lakukan, yang seharusnya tidak saya lakukan atau dapat didelegasikan kepada orang lain? (2) Apakah saya menetapkan prioritas ketika memutuskan kegiatankegiatan yang harus saya lakukan? (3) Apakah kegiatan-kegiatan saya terjadwal sehingga dapat dilaksanakan dalam jangka waktu masuk akal?

54

(4) Apakah saya mampu berkonsentrasi atas satu kegiatan secara berturut-turut? D. Latihan Pertanyaan Konsep 1. Jelaskan pengertian kepemimpinan ! 2. Jelaskan mengapa wirausaha harus mempunyai jiwa kepemimpinan ! 3. Jelaskan pendekatan studi kepemimpinan! 4. Jelaskan perilaku pemimpin yang berorientasi tugas ! 5. Jelaskan perilaku pemimpin yang berorientasi karyawan ! 6. Jelaskan ketrampilan yang dibutuhkan oleh pemimpin ! 7. Jelaskan tipe-tipe pemimpin ! 8. Jelaskan karakeristik pemimpin yang efektif ! 9. Jelaskan pengertian risiko dalam kewirausahaan ! 10. Evaluasilah kebutuhan-kebutuhan Anda sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Beberapa pertanyaan bagi Anda sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko adalah, sebagai berikut: 1) Apakah risiko itu sepadan dengan hasilnya? 2) Bagaimanakh risiko dapat dikurangi? 3) Informasi apakah yang diperlukan sebelum risiko diambil? 4) Orang-orang dan sumber-sumber daya manakah yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan. 5) Mengapa risiko ini penting? 6) Apakah ketakutan Anda dalam mengambil risiko ini? 7) Apakah Anda bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan ini? 8) Apakah yang akan dapat Anda capai dengan mengambil risiko itu? 9) Persiapan-persiapan apakah yang perlu Anda buat sebelum mengambil risiko itu? 10) Bagaimana Anda dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan Anda telah tercapai? 11) Apakah halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan itu? a. Susunlah rencana kegiatan Anda dalam satu tahun ke depan (mencakup faktor: Apa, mengapa, dimana, kapan, siapa, dan bagaimana) b. Susunlah kegiatan 1 hari ke depan secara detail dari menit ke menit.

55

Pertanyaan Kasus Kasus : Sofjan Wanandi : Ketua Umum Apindo Usahawan dari Grup Gemala Sofjan Wanandi (62), Rabu (14/5), terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menggantikan Suparwanto. "Hal pertama yang kami kerjakan adalah konsolidasi pengusaha, dengan tujuan ikut memberi kontribusi membangun republik ini," tutur Sofjan Wanandi hari Kamis 15/5/03. Apindo di bawah kepengurusan baru akan segera membentuk sekretariat kerja bersama dengan serikat buruh untuk memperlancar komunikasi dan menyelesaikan persoalanpersoalan perburuhan secara bipartit. Dengan cara itu diharapkan iklim investasi bisa membaik karena keributan antara pengusaha dan buruh bisa dihindarkan. Selain itu Apindo akan bekerja sama dengan Organisasi Buruh Internasional (ILO) untuk meningkatkan kualitas buruh dan sekaligus pengusaha sehingga dapat terbentuk kemitraan yang bertujuan memperbaiki iklim investasi karena semakin baiknya saling pengertian. "Kami akan membuka Sekretariat Bersama dengan buruh sehingga kalau ada masalah bipartit bisa kita selesaikan sendiri sebelum ribut. Jadi tidak usah lewat pemerintah dulu selama kita bisa selesaikan masalah-masalah kita," ujar Sofjan.

Komunikasi Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea, ada 68 serikat buruh, sementara yang memiliki anggota hanya sekitar 38 buah. "Kami usulkan para pimpinan serikat buruh ketemu paling sedikit sekali sebulan sehingga komunikasi lancar agar persoalan bisa kita selesaikan sebelum ribut. Kami betul-betul ingin membuat suatu iklim investasi yang kondusif karena banyak dari pengusaha asing selalu mempersoalkan masalah buruh ini sebagai salah satu dari masalah besar mereka," ujarnya. Tahun lalu, katanya, setidaknya 43 perusahaan Korea dan 10 perusahaan Jepang hengkang dari Indonesia antara lain karena persoalan buruh di samping masalah legal dan keamanan. Selain itu, daya kompetisi buruh Indonesia juga sudah kalah dari Cina dan Vietnam. Sumber: http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sofjan-wanandi/index.shtml Pertanyaan diskusi: 1. Jelaskan orientasi kepemimpinan yang dilakukan oleh tokoh di atas! 2. Jelaskan kelebihan dan kelemahan strategi kepemimpinan yang ia terapkan!

56

E. Daftar Pustaka 1. Alma, Buchari, Kewirausahaan, Bandung: Alpabeta, 2007. 2. Gibson, Ivancevich, Donnely, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Binarupa Aksara, 1997 (terjemahan) 3. Griffin, RW. Dan Ebert, RJ., Binis (Jilid 1), Jakarta:Prehallindo, 1997. 4. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta:BPFE, 1997. 5. Masud & Mahmud, Kewirausahaan, Yogyakarta:BPFE, 2005. 6. Meredith, Geoffrey G.et al., Kewirausahaan; Teori dan Praktek, Jakarta:PPM, 1996 (terjemahan). 7. Moko P. Astamoen, Entrepreneurship: Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2005. 8. Mutis, Thoby, Kewirausahaan yang Berproses, Jakarta:Cresindo, 1995. 9. Suryana, Kewirausahaan: Pedoman praktis kiat dan proses menuju sukses, Jakarta: Salemba Empat, 2006. a. Wiratmo, Masykur, Pengantar Kewiraswastaan, Yogyakarta:BPFE, 1996. b. http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sofjan-wanandi/index.shtml

57

KEWIRAUSAHAAN MODUL B1.3: Perencanaan Usaha Oleh: Nahiyah J. Faraz, M.Pd, M.Lies Endarwati, M.Si., & Dyna Herlina S., SE,SIP.

I.

Kompetensi Setelah mempelajari modul ini kompetensi yang diharapkan adalah peserta pelatihan dapat menyusun proposal rencana usaha baru yang fisible.

J. Indikator Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menjelaskan dan memberi contoh cara memasuki usaha baru. 2. Menjelaskan dan memberi contoh meraih peluang. 3. Menjelaskan dan memberi contoh memilih bidang usaha yang akan dimasuki. 4. Menjelaskan dan memberi contoh memilih lokasi usaha. 5. Menjelaskan dan memberi contoh memilih struktur organisasi yang akan digunakan. 6. Menjelaskan dan memberi contoh lingkungan usaha yang berpengaruh. 7. Menjelaskan dan memberi contoh jaminan usaha yang mungkin diperoleh. 8. Menjelaskan dan memberi contoh pentingnya perencanaan usaha 9. Menjelaskan dan memberi contoh kerangka rencana usaha. 10. Menjelaskan dan memberi contoh tahapan perencanaan usaha. 11. Menjelaskan dan memberi contoh bentuk formal rencana usaha. C. Materi 1. Cara Memasuki Dunia Usaha Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha, yaitu: (1) Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis: a) Perusahaan milik senidiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang. b) Persekutuan (partnership), yaitu kerjasama (asosiasi) antara dua orang atau lebih. c) Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.

58

(2) USAHAMembeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi usaha yang sudah ada. (3) Kerjasama manajemen (franachising) yaitu kerjasama antara wirausaha (franachisee) dengan perusahaan besar (franachisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba). Kerjasama ini biasanya dengan dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, dan akuntansi, konsultasi, penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasehat hukum, dan sumber-sumber permodalan. 2. Merintis Usaha Baru Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy lambing (dalam Suryana, 2006), sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide usaha dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya. Mereka mengatahui cara-cara mengoperasikan perusahaan dari pengalaman tersebut. Sebayak 15% responden telah mencoba dan merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik. Sebanyak 1 dari 10 responden (11% dar wirausaha) yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan sebanyak 46% sisanya dikarenakan hobi. Menurut Lambing, ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru: a) Pendekatan Inside-out atau disebut dengan idea generation, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan, latar belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang dirintis. b) Pendekatan outside-in yang disebut juga opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar. Opportunity recognition tidak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengambangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Berita-berita peluang tersebut menurut Lambing bersumber dari: (a) Surat kabar (b) Laporan periodik tentang perubahan ekonomi (c) Jurnal perdagangan dan pameran dagang (d) Publikasi pemerintah (e) Informasi lisensi produk yang disediakan oleh pialang saham, universitas, dan perusahaan lainnya.

59

Menurut Lambing keunggualan dari pendatang baru di pasar adalah dapat mengidentfikasi kebutuhan pelanggan dan kemampuan pesaing. Berdasrakan pendekatan Inside-out, untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan adalah: a) Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara menyajikannya. b) Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat. c) Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memeroleh sumber-sumber dana dan bagaimana cara menggunakannya. d) Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara, dan mengembangkan relasi, serta kemampuan komunikasi dan negosiasi. Dalam memasuki arena usaha atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk abarang dan jasa yang laku di pasar. Bagan berikut menunjukan proses usaha yang diawali dengan kepribadian dan ide. Bagan Proses Usaha: Ide

Anda

Uang + Fasiitas Kredit Orang

Barang Jasa

Pasar

Uang

Profit

Pada bagan di atas dapat diketahui bahwa usaha baru harus diawali dengan ide. Setelah ide, langkah berikutnya adalah mencari sumber dana dan fasilitas, baik barang, uang, maupun orang. Sumber dana tersebut adalh berasal dari badan-badan keuangan seprti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana. Tentu saja, barang dan jasa yang akan dijadikan objek usaha tersebut harus memiliki pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa akan mudah laku dan segera mendatangkan keuntungan. Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan: a) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki. b) Bentuk usaha dan kepemilikan yanng akan dipilih. c) Tempat usaha yang akan dipilih. d) Organisasi usaha yang akan digunakan. e) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh. f) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.

60

Bidang dan Jenis Usaha yang akan Dimasuki Beberapa bidang usaha yang dapat dimasuki adalah: (a) Pertanian, meliputi usaha pertanian, kehutanan, dan perkebunan. (b) Pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu, dan bata. (c) Pabrikasi, meliuti usaha industri, perakitan, dan sintesis. (d) Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya. (e) Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, dan ekspor-impor. (f) Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi. (g) Jasa perorangan, meliputi potong rabut, salon, laundry, dan Katering. (h) Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel dan distribusi. (i) Jasa wisata, meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan UU No.9/1990 tentang Kepariwisataan, terdapat 86 jenis usaha wisata yang bisa dirintis yang terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu: (1) Kelompok usaha jasa pariwisata (2) Penngusahaan objek dan daya tarik wisata (3) Usaha sarana pariwisata. Bentuk Usaha dan Bentuk Kepemilikan yang akan Dipilih Setelah menentukan bidang dan jenis usaha yang akan dipilih, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk kepemilikan usaha. Ada beberapa bentuk kepemilikan usaha yang bisa dipilih, yaitu: a) Perusahaan perorangan, yaitu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oelh satu orang. Kelebihan dari bentuk perusahaan ini adalah mudah untuk didirikan, biaya operasi rendah, bebas dalam pengelolaan, dan meiliki daya rangsang yang lebih tinggi. b) Persekutuan, yaitu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan. Dalam persekutuan terdapat dua macam anggota, yaitu: (a) Sekutu umum, yaitu anggota yang aktif dan duduk sebagai pengurus persekutuan; (b) Sekutu terbatas, merupakan anggota yang bertanggung jawab terbatas terhadap utang perusahaan sebesar modal yanng disetorkannya dan orang tersebut tidak aktif dalam perusahaan. c) Perseroan, yaitu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham, yang mempunyai tanggungjawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal yang disetor.

61

d) Firma, yaitu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersaa. Bila untung, maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi ditanggung bersama. Dalam firma terdapat tanggung jawab renteng antara anggota. Tempat Usaha yang Akan Dipilh Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan beberapa hal berikut ini: a) Apakah tempa usaha ersebut mudah dijangkau oelh konsumen, atau pasar? Bagaimana akses pasarnya? b) Apakah tempat usaha dekat ke sumber tenaga kerja? c) Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan pembantu lain seperti alat pengangkut dan jalan raya? Dalam menentukan tempat usaha perlu dipertimbangkan aspek efsiensi dan efektivitas. Lokasi perusahaan harus mudah dijangkau dan efisien, baik bagi perusahaan maupun konsumen. Untu menentukan lokasi atau tempat usaha, terdapat beberapa alternatif yang bisa dipilih: a) Membangun bila ada tempat yang strategis. b) Membeli atau menyewa bila lebih strategis dan menguntungkan. c) Kerjasama bai hasil, bila memungkinka. Organisasi yang Akan Digunakan Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup, cakupan, dan skala usaha yang akan dimasuki. Semakin besar lingkup usaha semakin kompleks organisasinya. Sebalknya semakin kecil lingkup usaha maka semakin sederhana organisasinya. Pada lingkup usaha pada skala usaha kecil pada umumnya berperan sebgai manajer pemilik usaha atau operator usaha kecil. Meskipun pengusaha usaha kecil identik dengan manajer pemilik usaha kecil, jika skala dan lingkup usahanya semakin besar, maka pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri tetapi harus melibatkan orang lain. Bagian-bagian kegiatan usaha tertentu seperti bagian penjualan, pembelian, administrasi, dan keuangan masing-masing memerlukan tenaga tersendiri dan bantuan orang lain. Gambar berikut merupakan struktur organisasi intern sesuai dengan perkembangan perusahaan: Wirausaha

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

(a) Struktur Organisasi Usaha Sederhana

62

Wirausaha

Manajer

Manajer

Karyawan

(b) Struktur Organisasi Usaha Pertumbuhan Usaha Terbatas

Wirausaha Pemasaran Keuangan SDM Produksi

Karyawan (c) Struktur Organisasi Usaha Sistem Departemen Dalam perusahaan yang lebih besar seperti Perseroan Terbatas (PT) dan CV, maka organisasi perusahaan lebih kompleks lagi. Secara hierarkis, organisasi perusahaan terdiri atas beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan dierktur, dan tim manajer. Rapat pemegang saham dalam perusahaan besar adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat dewan komisaris. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi kegiatan direksi dalam menjalankan perusahaan. Untuk menjamin kelancaran perusahaan dalam melaksanakan tugasnya, direksi mengangkat beberapa orang manajer. Dilihat dari fungsi kewirausahaan dan manajmen, dalam perusahaan kecil, fungsi manajemen relatif tidak begitu besar, sedankan fungsi kewirausahaan sangat besar peranannya karena dasarnya adalah kreativitas dan inovasi. Sebaliknya, dalam perusahaan besar, fungsi kewirausahaan relatif tidak begitu besar, sedangkan fungsi manajemen sangat besar, karena dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Oleh sebab itu, semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula fungsi manajerial, karena dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen dan kemampuan. Sebaliknya semakin kecil perusahaan, maka semakin besar fungsi kewirausahaan, karena yang mendasari adalah motivasi dan kemauan.

63

Lingkungan Usaha yang Akan Berpengaruh Lingkungan usaha tidak bisa diabaikan begitu saja. Lingkungan usaha dapat mejadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lngkungan yang dapat memengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan makro. a) Lingkungan Mikro Lingkungan mikro adalah lingkungan yanng ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Sejalan dengan pergeseran strategi pemasaran, yaitu dari laba perusahaan ke manfaat bagi pemilik kepentingan, maka lingkungan internal baik perorangan maupun kelompok yang mempunyai kepentingan pada perusahaan akan sangat berpengaruh. Yang termasuk kelompok yang berkepentingan dan mengharapkan kepuasan dari perusahaan, di antaranya adalah: 3) Pemasok Pemasok berkepentingan dalam menyediakan bahan baku kepada perusahaan. Agar perusahaan dapat memuaskan pembeli/ pelanggan, maka perusahaan tersebut harus memproduksi barang dan jasa yang bermutu tinggi. Hal ini bisa dicapai apabila bahan baku dari pemasok bekualitas, tepat waktu, dan cukup jumlahnya. 4) Pembeli atau pelanggan Pemebeli atau pelanggan merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh karena dapat memberi informasi bagi perusahaan. Konsumen yang kecewa karena tidak memeroleh manfaat dari perusahaan, misalnya akibat mutu, harga, dan waktu yang tidak memadai, akan cenderung untuk pindah dan berlangganan kepada perusahaan lain. 5) Karyawan Karyawan adalah orang pertama yang terlibat dalam perusahaan.Karyawan akan berusaha bekerja dengan baik bila memeroleh manfaat dari perusahan. Semangat kerja yang tinggi, pelayanan yang baik, dan produktivitas yang tinggi akan terjadi apabila mereka mendapat gaji yang cukup, masa depan yang terjamin, dan kenaikan jenjang kepangkatan yang teratur. Jika tidak, maka karyawan akan kurang termotivasi, kurang produktfi, kurang kreatif, dan akan merugikan perusahaan. 6) Distributor Distributor merupakan lingkungan yang sangat penting dalam perusahaan karena dapat memeprlancar penjualan. Distributor yang kurang mendapat manfaat dari perusahaan akan menghambat pengiriman sehingga barang akan terlambat datang ke konsumen atau pasar.

64

b) Lingkungan Makro Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat memengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, yang meliputi: (1) Lingkungan Ekonomi Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan berpengaruh terhadap peluang usaha. Hasil penjualan dan biaya perusahaan banyak dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi. Variabel-variabel ekonomi, sperti tingkat inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi mata usang asing, baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perusahaan. Inflasi atau kenaikan harga-harga akan mempersulit para pengusaha dalam meproyeksikan usahanya. Demikian juga kenaikan suku bunga dan fluktuasi mata uang asing akan menyulitkan perusahaan dalam mengkalkulasikan keuangannya. (2) Lingkungan Teknologi Kekuatan teknologi dan kecenderungan perubahan sangat beropengaruh terhadapperusahaan. Perubahan teknologi yang secara drastis dalam abad terakhir ini telah memerluas skala industri secara keseluruhan. Teknologi baru telah memunculkan produk-produk baru dan modifikasi produk lainnya. Demikian juga bidang jasa, telah banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi dalam menciptakan barang dan jasa telah mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar secara cepat. Oleh karena itu kemampuan pesaing untuk menciptakan nilai tambah secara cepat melalui perubahan teknologi harus diperhatikan oleh perusahaan. (3) Lingkungan Sosiopolitik Kekuatan sosial politik, kecenderungan, dan konteksnya perlu diperhatikan untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh terhadap tingkah laku masyarakat. Dalam beberapa hal, perubahan kekuatan politik berpengaruh terhadap perubahan pemerintahan, dan secara tidak langsung berdampak pada perubahan ekonomi. Misalnya adanya kekacauan politik dan kerusuhan selalu membawa sentimen pasar. Perubahan investasi pemerintah dalam bidang teknologi juga sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian. Namun demikian, lingkungan ini akan sangat bermanfaat apabila wirausaha pandai memanfaatkan peluang dari lingkungan tersebut. (4) Lingkungan Demografi dan Gaya Hidup Produk barang dan jasa yang dihasilkan sering kali dipengaruhi oelh perubahan demografi dan gaya hidup. Kelompok-kelompok masyarakat, gaya hidup, kebiasaan, pendapatan, dan struktur masyarakat bisa menjadi

65

peluang. Pada prinsipnya, semua lingkungan di atas bisa mencipatakan peluang bagi wirausaha. Jaminan Usaha yang Mungkin Diperoleh Jaminan usaha sangat penting bagi perkembangan perusahaan. Dengan adanya jaminan perusahaan yang diperoleh maka keberadaan perusahaan terlindungi, terutama untuk penemuan-penemuan, identitas dan nama perusahaan, serta keorisinilan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Banayak perusahaan yang tidak mengetahui pentingnya hak perlindungan perusahaan. Perlindunganproduk-produk perusahaan sangat penting untuk menghindari usahausaha peniruan dan penduplikasian yang dilakukan oelh pihak lain. Temuan tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi, bahkan menjadi poduk pesaing dan mematikan perushaan penemu. Beberapa hak perlindungan perusahaan yang mungkin diperoleh adalah: a) Paten Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga berwewenag atas penemuan produk yang diberi kewenangan untuk membuat, menggunakan, dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan. Pemberian hak monopoli atas produk dimaksudkan untuk mendorong kreativitas dan inovasi para penemmu. Untuk mendapatkan hak paten, alat yang dicipatakan harus betul-betul baru (bukan produk perbaikan). Suatu alat tidak dapat diberikan hak paten apabila alat tersebut telah dipublikasikan sebelum mengajukan hak peten. Hak peten hanya diberikan kepada penemu sebenarnya, bukan kepada seseorang yang menemukan penemuan orang lain. Penemuan yang telah diberikan hak paten tidak boleh diduplikasi dan dijual oleh siapapun tanpa izin (liensi) dari penemmunya. Ada bebrapa langkah untuk menadaptkan hak paten, yaitu: Langkah 1: Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru. Langkah 2: Dokumentasikan produk yang ditemukan tersebut. Langkah 3: Telusuri paten-paten yang telah ada. Langkah 4: Pelajari hasil Telusuran. Langkah 5: Mengajukan lamaran paten. b) Merek Dagang Merek dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdangan atau perusahaan. Merek dagang pada umumnya berbentuk simbol, nama,loo slogan, atau tempat dagang yang oleh perusahaan digunakan untuk menunjukkan keorisinian produk atau membedakannya dengan produk lain di pasar. Merek dagang (trade mark) pada umumnya dijadikan simbol perusahaan di pasaran. Untuk

66

menetapkan merek dagang, harus dipilih kata yang khas, mudah dikenal dan diingat, serta unik bagi pelanggan sehingga menjadi merek terkenal. c) Hak Cipta Hak cipta (copyright) dalah hak istimewa guna melindungi pencipta dari keorisinilan ciptaannya, misal karangan, musik, lagu, dan hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan, atau menjual. 3. Perencanaan Usaha Pada umumnya, dalam usaha terdapat dua macam kegiatan perencanaan. Pertama, terdapat kegiatan-kegiatan kewirausahaan, yang mencakup tugas-tugas seperti mengadakan kontak dengan para bankir, akuntan, pengacara, dan orang-orang lain yang membantu dalam aspek-aspek finansial dan hukum dari usaha Anda. Memeroleh survei-survei pemasaran, melaksanakan riset produk dan merancangkan anggaran, kesemuanya ini merupakan aspek-aspek perencanaan usaha. Kedua, terdapat aspek-aspek usaha yang dapat dianggap rutin. Ini meliputi menyiapkan laporan keuangan bulanan, memonitor dan merevisi anggaran, memanajemeni arus produksi serta memasarkan produk. Anda dapat menguji manajer dan penyelia untuk melaksanakan kegiatankegiatan rutin itu, namun Anda harus terlibat secara mendalam dalam aspek-aspek wirausaha bisnis Anda. Sangatlah sukar mendelegasikan pertanggungjawaban atas kegiatan-kegiatan wirausaha, dan jika Anda mendelegasikannya, Anda akan kehilangan pengendalian efektif atas usaha Anda. 1) Mengapa perlu Disusun Perencanaan Usaha Perencanaan usaha perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan didirikan. Orang perlu mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan Anda sehingga tertarik untuk bekerja sama. Ada beberapa alasan penting mengapa orang harus menyusun perencanaan usaha (Bygrave:1994:115 dalam Alma:2007:217), antara lain: a) To sell yourself on the business b) To obtain bank financing c) To obatin investment funds d) To arrange strategic alliances e) To large contracts f) To attract key employes g) To complete mergers and acquisitions h) To motivate and focus your management team.

67

Jadi tujuan menyusun rencana usaha adalah: a) Menyatakan bahwa Anda sebagi pemilik dan pemegang insiatif dalam membuka usaha baru. Anda yakin akan keberhasilan usha itu dan Anda juga harus meyakinkan orang lain tidak akan merugi bila melakukan kerjasama dengan Anda. Dengan adanya bantuan kerjasama dari berbagai pihak maka diharapkan usaha Anda akan maju dengan pesat. Bantuanyang diharapkan itu antara lain berupa pinjaman melalui bank atau pinjaman melalui pihakpihak lain yang potensial. b) Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat diharapkan memasok barang buat perusahaan Anda ataupun perusahaan-perushaan yang lebih besar memberi pekerjaan atau kontrak yanng dapat dikerjakan oleh perusahaan Anda. c) Perencanaan Usaha juga dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau mempunyai keahlian untuk bergabung bekerjasama dengan Anda. Mungkin saja Anda memerlukan orang-ornga yang mempunyai kemampuan untuk menduduki posisi kunci dalam perusahaan Anda namun Anda harus berhati-hati menerima orang-orang tertentu yang dapat pula menjerumuskan perusahaan Anda yanng baru berdiri. d) Perencanaan usaha juga berguna untuk melakukan merger dan akuisisi misalnya Anda menjual perusahaan Anda ke sebuah perusahaan besar maka perusahaan besar tersebut harus membaca prencanaan usaha Anda atau mungkin juga Anda ingin membeli perusahaan lain maka rencana usaha yang Anda susun dapat memberi keyakinan kepada perusahaan lain yang mau diakuisisi. e) Perencanaan usaha bertujuan untuk menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah perusahaan akan bertumbuh makin lama makin komplek sehingga rencana usaha menjadi komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk tetap berpijak pada arah yang benar. 2) Perencanaan dan Pengendalian Tindakan wirausaha berarti perencanaan dan pengendalian. Wirausaha mengidentifikasi aspek-aspek usaha yang vital bagi perkembangan masa depannya. Mereka selalu berhasrat untuk meningkatkan prestasi mereka, untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan, meningkatkan kekuatan dan belajar baik bagi keberhasilan maupun kegagalan, dan merencanakan, mengorganisasi masa depan perusahaan. Dalam perencanaan kewirausahaan yang efektif, tidak boleh ada keputusan penting yang ditetapkan tanpa pengetahuan dan persetujuan Anda. Keadaan yang selalu

68

berubah menghendaki agar Anda menguasai pengendalian atas usaha Anda. Maksud utama perencanaan adalah agar Anda mendapat informasi yang tepat dan pada waktu yang tepat, sehingga Anda dapat mengambil keputusan yang tepat. Keterlibatan pribadi dalam semua aspek usaha biasanya mustahil, dan hal itu akan berarti penggunaan waktu Anda yang tidak efektif. Bagi Anda yang penting adalah memegang kendali yang ketat atas aspek yang lebih bersifat wirausaha bisnis dan mendelegasikan pengendalian atas aspek-aspek rutin lainnya kepada staf. Perencanaan yang baik tampak dalam perumusan tujuan-tujuan dan sasaran yang spesifik, dan membantu karyawan Anda memahami apa yang diharapkan dari mereka. Waktu yang Anda gunakan untuk merencanakan, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil-hasil perencanaan akan ikut menentukan keberhasilan Anda. Perencanaan yang baik mencakup pengendalian-pengendalian yang diperlukan untuk menerapkan rencana dengan sukses. 3) Menetapkan Prioritas Perencanaan usaha mencakup pula penentuan prioritas. Dalam menghadapi persoalan-persoalan, terdapat beberapa bidang-bidang kunci tertentu, yang kalau direncanakan, akan mempunyai akibat-akibat langsung pada usaha. Umpamanya, dalam kebanyakan perusahaan biaya dapat dikurangi dan penghematan-penghematan yang besar dapat dicapai. Uang harus dibelanjakan dengan cara yang paling efisien. Tinjaulah jenis-jenis biaya berikut mempertimbangkan di mana kemungkinan melakukan pengurangan-pengurangan dapat dibuat: a) Biaya langsung, seperti biaya karyawan dan bahan untuk menghasilkan produk. b) Biaya tidak langsung, seperti bahan bantu dan karyawan yang tidak digunakan secara langsung untuk menghsilkan produk, dan biaya umum pabrik untuk penerangan dan bahan bakar. c) Biaya administrasi, seperti pemngeluaran-pengeluaran kantor serta gaji manajemen dan staf. d) Biaya penjualan, yang mencakup semua biaya dalam penjualan produk, seperti iklan, gaji dan pengaluaran staf penjualan dan promosi penjualan. Masing-masing bidang biaya di atas dapat dibagi ke dalam bagian-bagian terpisah. Anda haruslah mampu mengenali bidang manakah yang biayanya tinggi, dan manakah yang rendah. Kalau seminggu sekali informasi mengenai hal ini diperoleh, Anda sangat dibantu dalam memonitor biaya. Dengan mengetahui mana biaya yang paling besar, atau mana biaya yang baru-baru ini bertambah, kita dapat mengenal bagaimana biaya dapat dikurangi.

69

4) Kerangka Rencana Usaha Rencana usaha yang akan disusun memuat pokok-pokok pikiran perencanaan yang mencakup antara lain: a) Nama Perusahaan Nama yang diciptakan untuk sebuah usaha harus dipikirkan baik-baik, karena nama perusahaan ini akan berdampak jangka panjang. Oleh sebab itu nama yang diberikan jangan hanya berorientasi kepada factor-faktor yang sedang hangat pada masa kini akan tetapi lebih mementingkan prospek masa depannya. Canon dan Wichert menyatakan cirri-ciri merek yang baik adalah: (1) Short pendek (2) Simple sederhana (3) Easy to spell mudah dieja (4) Easy to remember mudah diingat (5) Pleasing when read enak dibaca (6) No disagreeable tak ada nada sambung (7) Does not go out of date tak ketinggalan zaman (8) Ada hubungan dengan barang dagangan (9) Bila diekspor gampang dibaca oelh orang luar negeri (10) Tidak menyinggung perasaan kelompok / orang lain atau tidak negatif (11) Membayangkan apa produk itu atau memberi segesti penggunaan produk tersebut. Apapun merek yang diplih, biasanya jika perusahaan itu mengalami kemajuan maka namanya atau mereknya ikut popular juga. Namun persyaratan memberi merek atau nama seperti di atas patut dipertimbangkan. b) Lokasi Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih, yaitu: (1) Lokasi Perkantoran, disebut tempat kedudukan. (2) Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman. Tempat kedudukan berarti tempat (kantor) badan usaha, biasanya mengelola perusahaan yang berada di tempat lain. Tepat kediaman berarti tempat peusahaan beroperasi. Antara tempat kedudukan dan tempat kediaman ada beberapa perbedaan sebagai berikut: (a) Tempat yang baik untuk badan usaha belum tentu baik untuk perusahaan.

70

(b) Memilih tempat badan usaha lebih mudah daripada memilih tempat perusahaan. (c) Suatu badan usaha yang mempunyai beberapa perusahaan harus memilih tempat yang berlainan untuk tiap-tiap perusahaan itu, sebab factor-faktor yang memengaruhi tiap-tiap perusahaan itu tidak sama (ad pertimbangan berbeda) (d) Pemilihan tempat kediaman perusahaan banyak tergantung pada rentabilitas yang diharapakan, seperti keuntungan yang ditimbulkan oelh proses produksi, murahnya bahan baku, transport tenaga kerja,dan sebaginya. Sedangkan tempat kedudukan badan usaha mementingkan segi hukumnya. Contohnya tempat badan usaha ada di Kota Yogyakarta dan tempat kediaman perusahaan ada di Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo. c) Komoditi yang Akan Diusahakan Mengenai komoditi yang akan diusahakan banyak tegantung kepada pemilik usaha. Pemilik usaha tetarik dengan suatu komoditi karena di memeroleh informasi dari lingkungannya atau dia memunyai pengalaman dengan komoditi tersebut atau dia memunyai relasi khusus untuk mengusahakan komoditi tersebut. Misalnya seorang penulis akan menerbitkan bukunya dan menemui kesulitan mencari penerbit yang bersedia menerbitkan bukunya. LAlu penulis tersebut membuka usaha penerbitan dan percetakan sendiri. Atau pemilik perusahaan memuunyai selera khusus tentang makanan, lalu dia membuka restoran. Jadi kesempatan untuk memilih komoditi yang akan diusahakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (1) Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha tertentu, baik berupa barang atau jasa. (2) Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barangbarang atau jasa tertentu. (3) Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita kerjakan. (4) Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan orang lain dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama. d) Konsumen yang Dituju Dalam hal ini perlu dianalisa calon-calon konsumen yang diharapkan. Apakah konsumen bertempat tinggal di lingkungan usaha? Ataukah perusahaan akan menjangkau konsumen yang lebih jauh.

71

Prospek konsumen ini didasrkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika jenis usaha yang dijalankan berbentuk industri tentu jangkauan konsumen yang akan dituju lebih jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan. Usaha bentuk pertokoan sangat mengandalakan konsumen dari lingkungan took tersebut. Namun demikian kita perlu menganalisa total permintaan yang dapat diharapkan. Mengenai jumlah total permintaan yang dimaksud bukanlah suatu jumlah permintaan yang bersifat permanent tetapi perlu dipertimbangkan kondisikondisi tertentu. Misalnya usaha trnasportasi, dalam menghitung total permintaan harus memertimbangakan masa-masa libur untuk meramalkan jumlah permintaan. e) Pasar yang Akan Dimasuki Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan perusahaanya sebagai pemimpin pasar, penantang pasar, pengikut pasar, atau perelung pasar. Pemimpin pasar memilki pangsa pasar terbesar dalam produk sejenis. Perusahaan ini dapat mengendalikan harga, membuat produk baru, menggunakan promosi secar gencar dan sebagainya. Namun pemimpin pasar ini tidak boleh lengah dari ancaman-ancaman perusahaan lain, dia harus tetap berjaga-jaga untuk memertahankan pangsa pasarnya. Penantang pasar adalah perusahaan-perusahaan yang berada di bawah pemimpin pasar, dan dia selalu berusaha untuk mengejar bahkan melampaui pemimpin pasar. Para penantang ini berambisi besar menggunakan sumber daya secara lebih baik. Segala macam taktik akan digunakan untuk mengatasi pemimpin pasar misalnya dengan perang harga, layanan yang lebih memuaskan dan sebagainya. Pengikut pasar sangat mengetahui cara-cara untuk memertahankan langganan yang sudah ada dan selalu mencari pelanggan baru. Mereka mencoba untuk menonjolkan keunggulan produk dan memberikan servis yang istimewa kepada pelanggannya. Pengikut pasar merupakan sasaran serangan balik dari kelompok penantang pasar. Jadi, pengikut pasar harus berhati-hati dalam menjaga mutu produk dan layanan yang diberikan ekapad pelanggannya. Perelung pasar ini berasal dari pengikut pasar yang berusaha untuk menjadi pemimpin di pasar kecil atau memasuki relung pasar. Umumnya perusahaan kecil menghindari persaingan melawan perusahaan besar dan mereka melarikan diri untuk memasuki relung pasar. Akan tetapi ada pula strategi perusahaan besar membuka unit-unit usaha kecil yang ditujukan untuk

72

melayani relung-relung pasar. Strategi ini sangat mengancam kelangsungan hidup dari perusahaan yang murni sebagai perelung pasar. f) Partner yang Akan Diajak Kerjasama Definisi partnership ialah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Walaupun persekutuan ini banyak dilakukan dalam bidang usaha yang mencari laba, tetapi ada juga persekutuan yang dibentuk tidak untik mencari laba. Bentuk partnership dapat mengatsi beberapa kelemahan yang terdapat pada bentuk usaha perorangan. Ada dua macam partnership yaitu: (1) General partnership (2) Limited partnership Bentuk General partnership semua anggota ikut secara aktif mengoperasikan usaha, sama-sama bertanggungjawab, termasuk tanggung jawab yang tidak terbatas terhadap utang-utang perusahaan. Bentuk limited partnership memilki anggota sekurang-kurangnya satu orang ayng bertanggung jawab tidak terbatas dan anggota lainnya bertanggung jawa terbatas. Jumlah anggota yang mempunyai tanggung jawab terbatas tidak dibatasi jumlahnnya. Angota yang memiliki tanggung jawab terbatas tidak memiliki suara dalam mengoperasikan perusahaan sehari-hari, tetapi behak atas laba yang pembagiannya ditetapkan bersama. Dalam peraturuan mereka tidak dibenarkan menarik modal penyertaannya, kecuali dalam keadaan tertentu. Jika tidak dijelaskan pembagian naggota dalam bentuk ini, maka semua anggota dianggap sebagai general partner,dan mempunyai tanggungjawab tidak terbatas. g) Personil yang Dipercaya Memilih personil yang dipercaya memang agak sulit, sebab ini menyangkut masalah karakter, kejujuran, dan kemampuan seseorang. Adakalanya sulit mencari oranng jujur. Padahal kejujuran ini adalah modal kehidupan yang utama. Kadang-kadang melihat penampilan seseorang kita berkesimpulan dia jujur, tetapi di balik itu terselubung pribadi jahat yang bisa menghancurkan usaha. Maka perlu ada pengamatan dan pemantauan. Hendaknya pemantauan yang dilakukan tidak menimbulkan syak wasangka atau kecurigaan dari personil yang dipantau, sehingga keharmonisan kerjasama tetap terpelihara sebagi suatu kekerabatan. Jika ditemukan ada penyelewengan,

73

ketidakberesan, mak segeralah ambil tindakan sebijaksana mungkin yang tidak akan menimbulkan permusuhan dan kerusuhan. h) Jumlah Modal yang Diharapkan Pada umumnya modal yang tersedia untuk membuka usaha sangat minim atau malah nihil. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Akan tetapi banyak di antara wirausahawan mampu mengumpulkan modal dari tabungan, menjual harta, atau pinjaman dari orang tua dan famili lainnya. Jika modalnya sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai memenuhi/mencukupi untuk menggerakkan langkah pertama wirausaha. Setelah usaha berjalan, kejujuran selalu tetap dipertahankan, reputasi semakin baik, maka hubungan akan terjalin baik dengan relasi. Relasi inilah yang biasanya sangat dominant menunjang perkembangan suatu wirausaha. Para relasi dapat membantu bahan, barang yang dibutuhkan, bahkan uang tunai pun dapat dipinjamkan. Juga teman-teman lain yang sudah cukup percaya akan menawarkan pinjaman modal dengan bunga rendah. Inilah sumber-sumber modal yang dapat diharapkan setelah usaha berjalan. Kemudian harus menjallin hubungan baik dengan bank. Suatu perusahaan yang sudah berjalan baik dan ingin maju, syarat mutlak ia harus berhubungan dengan bank. Melalui bank kita bisa memeroleh modal yang dibutuhkan dan dapat menyimpan uang sementara sbelum digunakan. i) Peralatan Perusahaan yang Perlu Disediakan Peralatan yang perlu disediakan, adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Peralatan usaha pertokoan, akan berbeda dengan usaha kerajinan dan industri. Untuk pertama kali membuka usaha, pikirkan peralatan yang sangat diperlukan. Di luar itu jangan dibeli, sebab akan mengganggu uang kas. Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam menyediakan perlatan: (1) Ekonomis (2) Prestise Wirausaha yang ekonomis sangat memerhatikan efisiensi dalam membeli peralatan. Dia akan membeli peralatan yang sangat diperlukan, rak-rak, meja, mesin hitung. Dia bisa cari peralatan itu di pasar bekas, ini sangat ekonomis. Dia merasa belum perlu membeli cash register, cukup pakai mesin hitung yang murah saja. Nanti jika usaha sudah maju, baru beli yang serba mahal dan mewah, baru boleh menonjolkan prestise.

74

Berbeda dengan wirausaha yang prestisius, akan selalu membeli peralatan terlengkap dan baru serba mahal. Ini pun tidak salah, asal sifat prstisius ini sesuai dengan rencana usaha yang akan dikembangkan serta konsumen yang akan dilayani serta disesuaikan dengan kemapuan keuangan. j) Penyebaran Promosi Sebagai suatu usaha baru,tentu belum dikenal oelh masyarakat. Oleh karena itu harus direncanakan apakah usaha ini perlu diperkenalkan/dipromosikan atau tidak. Jika akan dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat/media mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah akan menonjolkan harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya. Adapun elemen-elemen promosi yang biasa digunakan antara lain: (1) Advertising, yaitu berupa iklan di berbagai media. (2) Personal selling, merupakan tenaga penjual yang disiapkan baik di toko (pramuniaga) ataupun yang berkunjung ke rumah-rumah (salesman) (3) Sales promotion, yaitu berupa daya tarik bagi konsumen dalam bentuk korting, obral, hadiah, undian-undian kupon dan sebagainya. (4) Public relation, artinya menyangkut memberi informasi kepada masyarakat tentang perusahaan, baik menyangkut produk, manajemen dan sebagainya, yang membuat masyarakat memiliki image (citra) baik terhadap perusahaan. Bentuk-bentuk advertising yang sering digunakan antara lain: (1) Papan reklame, didirikan di pinggir jalan di tempat strategis sehingga jelas dipandang. (2) Poster, yaitu berupa tulisan singkat tentang apa yang dipromosikan di atas kertas atau kain. Gambarnya agak mencolok. (3) Katalog, ini juga dibuat di atas kertas dengan desain menarik, berisi keterangan dengan gambar disertai foto dan daftar harga barang yang ditawrakan. (4) Folder, ini dibuat dalam bentuk kertas yang dilipat-lipat sehingga menarik, kecil mungil, dihiasi tulisan, gambar, dan foto. (5) Spanduk, ini pada umumnya dibuat dari kain yang ditulis, kadang-kadang diberi gambar. Dipasang atau direntang di jalan-jalan ataupun di depangedung/bangunan tertentu.

75

(6) Slide, ini merupakan bahan yang diproyeksikan di dalam bioskop sehingga menjadi bahan iklan yang ditayangkan sebelum pemutaran film. (7) Iklan, adalah jenis reklame yang dipasang pada media cetak seperti surat kabar, majalah atau media elektronik seperti televise dan radio. (8) Papan nama perusahaan, biasa diasang di tempat usaha, agar masyarakta mengetahui kegiatan apa yang sedang berjalan di tempat tersebut. Rasa ingin tahu mereka akan menjadi daya tarik tersendiri terhadap perusahaan. Bagi sebuah wirausaha kecil ataupun menengah yang baru berdiri dan merasa perlu mengadakan promosi sederhana, biasanya dilakukan dengan cara sebgaai berikut: (1) Memasang papan nama perusahaan. (2) Memasang spanduk yang menyatakan: Sudah dibuka usaha . Dan menonjolkan keunggulan-keunggulan produknya. (3) Menyebarkan brosur-brosur, selebaran, sebgai pemberitahuan keberadaan wirausaha baru tersebut. (4) Memberitahukan kawan-kawan, relasi tentang usaha yang baru dibuka dan mengundang mereka untuk dating berkunjung. (5) Menyebarkan kartu nama yang memuat informasi tentang usaha Anda. Dengan promosi secara sederhana tersebut, akan menarik konsumen dating ke lokasi usaha Anda. Jika mereka puas, terpenuhi needs dan wants-nya, maka lain kali mereka akan datanng kembali. Juga mereka akan menyebarkan informasi kepada relasi agar mereka mencoba produk usaha tersebut. Lama kelamaan wirausaha Anda akan makin maju. 5) Tahapan Perencanaan Usaha a) Analisis pasar The beginning always difficult (langkah pertama selalu sulit). Termasuk ketika memulai usaha. Tak perlu menunggu modal besar untuk memulai usaha, mulailah usaha dari produk/jasa yang Anda sukai, banyak terdapat di sekitar Anda atau banyak dibutuhkan orang. Jangan takut pada persaingan, jika kita memiliki kelebihan maka pasti kita dapat memenangkan persaingan! Dalam tahap ini Anda harus berani membuat keputusan produk/jasa apa yang Anda tawarkan dan siapa yang akan menjadi calon konsumen Anda. Contoh : Situasi Anda Kemungkinan Usaha Calon Konsumen

76

suka baca komik suka mengotak-atik komputer menguasai beberapa program komputer suka memasak banyak sampah plastik banyak orang menggunakan handphone

penyewaan komik toko komik jasa perbaikan komputer kursus komputer untuk anakanak katering warung makan kerajinan daur ulang (tas, dompet dst) berjualan pulsa

anak-anak dan remaja pemilik komputer rumah tangga anak-anak usia 9-13 tahun keluarga, anak kost gadis remaja dan ibu-ibu pemilik handphone

b) Deskripsi Perusahaan Pada bagian ini Anda harus mulai memikirkan dan memutuskan darimana mendapatkan modal. Modal dapat berupa uang tunai, aset tetap, peralatan dan perlengkapan. Taksirlah setiap modal yang Anda dapatkan dalam uang tunai untuk mendapatkan informasi jumlah modal Anda. Hal ini akan sangat berguna untuk menaksir likuiditas dan penyusutan. Sehingga Anda dapat memasukannya dalam kategori biaya. Modal dapat diperoleh dari modal pribadi, modal patungan dan modal pinjanman. Setelah menentukan modal, definisikan dengan jelas skala perusahaan. Tentukan secara kuantitatif, demografis, dan kuantitatif siapa konsumen yang akan Anda layani. Misalnya Anda akan melayani seluruh remaja usia 9-15 tahun di Kotamadya Yogyakarta atau 1000 keluarga di Perumahan Puri Mas. Perumusan ini akan membuat Anda berkonsentrasi pada segmen yang spesifik sehingga dapat menjadi acuan strategi bisnis. Gambarkan dengan detail siapa yang akan membantu Anda menjalankan usaha. Minimal ada 3 bidang pekerjaan yang harus dilakukan saat

77

memulai usaha yaitu bagian produksi, pemasaran dan keuangan. Buatlah deskripsi kerja untuk tiap bidang dan alur kerja yang efisien. Deskripsi dan alur kerja bermanfaat untuk Anda dan karyawan Anda. Tips: (1) Catat dengan baik jumlah dan sumber modal yang Anda miliki baik yang berupa uang tunai maupun aktiva tetap dan lancar (taksir harga aktiva). (2) Jika modal berasal dari beberapa orang atau pinjaman buatlah surat kontrak untuk semua pihak untuk menghindari perselisihan di masa yang akan datang. (3) Jika memungkinkan carilah modal dari pinjaman lunak (durasi panjang, bunga rendah) (4) Perhatikan lokasi usaha Anda, jika usaha Anda memerlukan tempat yang strategis (toko, warung makan dst) jangan ragu menyewa tempat. Jika usaha Anda berupa usaha pengolahan, manfaatkan aktiva tetap yang telah Anda miliki. (5) Pastikan Anda bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau bekerja keras dan memiliki keahlian di bidangnya. Jika beberapa bagian dikerjakan satu orang, pastikan orang tersebut bersedia menjalankan dengan sungguh-sungguh. (6) Agar tidak terjadi kesalahpahaman, beritahukan seluruh deskripsi tugas pada setiap orang yang bekerja di perusahaan Anda. Pastikan tugas tidak tumpang tindih atau ada tugas yang tidak dikerjakan oleh siapapun. (7) Masukan dimensi waktu dalam penentuan alur kerja, untuk mengukur durasi kerja perusahaan Anda dan mengukur kinerja karyawan. c) Kegiatan Pemasaran Perhatikan lagi informasi yang Anda dapatkan dari kegiatan 1. Berdasarkan informasi tersebut kita menyusun strategi pemasaran. Tidak perlu takut pada persaingan, pada bagian ini Anda harus menyusun strategi untuk memenangkan persaingan. Ada beberapa hal yang harus dirumuskan dalam tahapan ini yaitu strategi penetrasi pasar, strategi produk, strategi penetapan harga, strategi distribusi dan strategi komunikasi pemasaran. Agar dapat merumuskan strategi pemasaran, Anda perlu mengumpulkan beberapa informasi berikut ini. Strategi Penetrasi Pasar: (1) Siapa pesaing Anda yang telah lebih dahulu memasuki pasar?

78

(2) Bagaiman strategi pemasaran yang mereka lakukan? (3) Apa kelemahan dan kelebihan strategi tersebut? (4) Kapan waktu yang tepat memperkenalkan produk Anda? (5) Bagaimana promosi yang tepat pada saat itu? (6) Berapa target penjualan dalam 6 bulan pertama? Strategi Produk: (1) Apa sifat berwujud produk Anda? (2) Apa sifat tidak berwujud produk Anda? (3) Apa kelebihan utama produk/jasa yang Anda tawarkan! (minimal 2) (4) Gambarkan dengan detail produk/jasa yang Anda tawarkan, buat protipe! (5) Apakah produk/jasa yang Anda tawarkan bisa dikonsumsi berkali-kali oleh konsumen? (6) Apakah produk/jasa yang Anda tawarkan membutuhkan produk/jasa komplementer? (7) Siapa pesaing langsung Anda? (perusahaan yang menawarkan produk/jasa serupa) (8) Siapa pesaing tidak langsung Anda? (perusahaan yang menawarkan produk/jasa pengganti) (9) Siapa pemasok Anda? (10)Mengapa Anda memilih pemasok tersebut? (efisiensi biaya, kualitas dst. Pastikan alasan memilih pemasok berkaitan dengan atribut unggulan produk/jasa) Strategi Harga: Berapa harga produk Anda? Mengapa? (buat perhitungan sederhana untuk menentukan harga) Strategi Distribusi: (1) Bagaimana cara mendistribusikan produk Anda? (2) Berapa biayanya? (3) Hambatan apa yang kira-kira akan dihadapi untuk mendistribusikan produk? (4) Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut? Strategi Komunikasi Pemasaran: (1) Bagaimana cara mempertahankan pelanggan? (2) Apa promosi yang digunakan?

79

(3) Berapa biayanya? d) Perencanaan Keuangan Bagian ini sangat penting untuk memastikan usaha Anda dapat berjalan dan bertahan. Hal terpenting bukanlah jumlah modal tetapi cara mengelola modal tersebut. Ada beberapa hal yang perlu Anda tentukan yaitu: modal awal, alokasi modal, target penjualan, target biaya (distribusi, adminitrasi, karyawan), target laba, target waktu modal kembali (break event point/BEP). (1) Modal Awal Rencana Penjualan Pembelian Biaya Usaha Keuntungan Bersih Beban Pajak Biaya Bunga Pinjaman (jika ada) Keuntungan Setelah Pajak (2) Bulan/Deskripsi Penjualan Biaya Angsuran Pinjaman Bunga Pajak Keuntungan Januari Februari : Rp .. : Rp . : Rp . : Rp . : Rp . : Rp . Rp Rencana Arus Kas Maret April Mei Juni Rencana Keuangan Kinerja

6) Bentuk Formal Rencana Usaha Sebenarnya tidak ada aturan baku dalam bentuk rencana usaha, akan tetapi pada umunya rencana usaha memuat hal-hal berikut: a) Halaman depan Di halaman ini dicantumkan nama dan alamat perusahaan, nama orang yang bertanggung jawab yang bisa dihubungi sewaktu-waktu melalui telepon. b) Daftar isi

80

Harus dibuat daftar isi secara rinci dengan nomor-nomor halamannya. c) Rangkuman eksekutif Rangkuman eksekutif ini sangat penting karena pembaca ingin melihat secar cepat apa isi dari keseluruhan rencana usaha tersebut. Rangkuman eksekutif merupakan inti perencanaan yang sangat menarik perhatian pembaca. d) Penjelasan tentang perusahaan Di sini diungkapkan pasar yang dituju berapa besar potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen di masa yang akan dating. e) Pemasaran Di sini diungkapkan pasar yang dituju berapa besar potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen di masa yang akan dating. f) Barang dan jasa yang dihasilkan Di sisni diungkapkan tentang berbagai teknik promosi yang akan digunakan, tenaga penjual yang digunakan, atau perwakilan-perwakilan penjual yang perlu diangkat di berbagai daerah. g) Usaha meningkatkan penjualan h) Di sini dijelaskan tentang berbagai teknik promosi yang akan digunakan, tenaga penjual yang digunakan, atau perwakilan-perwakilan penjual yang perlu diangkat di bebagai daerah. i) Permodalan Di sini diungkapkan rencana permodalan dan proyeksi permodalan, neraca pendahuluan, aliran kas, dan pendapatan. j) Apendix Disini dilampirkan berbagai keterangan yang diperlukan untuk melengkapi rencana usaha. Misalnya akte pendirian perusahaan, SIUP, KTP, sertifikat tanah, NPWP, dan sebagainya.

D. Latihan a. Latihan Konsep 1. Jelaskan dan berikan contoh cara memasuki usaha baru 2. Jelaskan dan berikan contoh meraih peluang. 3. Jelaskan dan berikan contoh memilih bidang usaha yang akan dimasuki. 4. Jelaskan dan berikan contoh memilih lokasi usaha. 5. Jelaskan dan berikan contoh memilih struktur organisasi yang akan digunakan. 6. Jelaskan dan berikan contoh lingkungan usaha yang berpengaruh. 7. Jelaskan dan berikan contoh jaminan usaha yang mungkin diperoleh.

81

8. Jelaskan dan berikan contoh pentingnya perencanaan usaha 9. Jelaskan dan berikan contoh kerangka rencana usaha. 10. Jelaskan dan berikan contoh tahapan perencanaan usaha. 11. Jelaskan dan berikan contoh bentuk formal rencana usaha

b. Latihan Kasus Sebelum menjalankan usaha, Anda perlu membuat rencana usaha. Rencana ini dibuat dalam bentuk proposal yang berguna untuk menarik investor dan mengendalikan usaha di masa depan. Seluruh informasi yang termuat dalam rencana usaha hendaklah akurat (sesuai dengan keadaan sebenarnya) dan terkini, sehingga Anda dapat memanfaatkannya untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan usaha Anda di masa yang akan datang. Langkah-langkah pembuatan rencana usaha: 1. Analisis pasar The beginning always difficult (langkah pertama selalu sulit). Termasuk ketika memulai usaha. Tak perlu menunggu modal besar untuk memulai usaha, mulailah usaha dari produk/jasa yang Anda sukai, banyak terdapat di sekitar Anda atau banyak dibutuhkan orang. Jangan takut pada persaingan, jika kita memiliki kelebihan maka pasti kita dapat memenangkan persaingan! Dalam tahap ini Anda harus berani membuat keputusan produk/jasa apa yang Anda tawarkan dan siapa yang akan menjadi calon konsumen Anda. Contoh : Situasi Anda suka baca komik suka mengotak-atik komputer menguasai beberapa program komputer suka memasak banyak sampah plastik banyak orang menggunakan handphone kursus komputer untuk anakanak katering warung makan kerajinan daur ulang (tas, dompet dst) berjualan pulsa pemilik handphone gadis remaja dan ibu-ibu Kemungkinan Usaha penyewaan komik toko komik jasa perbaikan komputer pemilik komputer rumah tangga anak-anak usia 9-13 tahun keluarga, anak kost Calon Konsumen anak-anak dan remaja

82

Kegiatan 1: a. Coba pikirkan hobi, situasi di sekitar Anda yang memungkinkan untuk dibuat usaha! b. Tanyailah beberapa calon konsumen Anda tentang produk macam apa yang mereka inginkan (jenis, harga, cara pelayanan) dan perhatikan bagaimana calon konsumen Anda berbelanja (frekuensi, jumlah, tempat pembelian)! c. Berdasarkan informasi di atas isilah pertanyaan di bawah ini Produk/jasa Nama : Jenis : Kisaran Harga : Calon konsumen Jenis kelamin Usia : Tempat tinggal: Kebiasaan berbelanja calon konsumen Frekuensi : Jumlah pembelian: Tempat pembelian: Besarnya transaksi: Simpanlah informasi ini baik-baik sebagai acuan untuk menentukan strategi berikutnya. 2. Deskripsi Perusahaan Kegiatan 2 a. Tentukan darimana Anda mendapatkan modal usaha (modal pribadi, modal patungan, modal pinjaman) dan berapa besarnya? b. Tentukan tempat perusahaan dijalankan (di rumah, toko sewaan, toko pribadi dst) dan ruang lingkup usaha Anda secara geografis (melayani konsumen sekampung, sekecamatan, sekabupaten dst)! c. Tentukan siapa yang membantu Anda menjalankan usaha? (bagian produksi, pemasaran dan keuangan) d. Deskripsikan tugas masing-masing bagian! e. Coba gambarkan alur kerja (bagan organisasi) yang melibatkan seluruh bagian! Tips: :

83

a. Catat dengan baik jumlah dan sumber modal yang Anda miliki baik yang berupa uang tunai maupun aktiva tetap dan lancar (taksir harga aktiva). b. Jika modal berasal dari beberapa orang atau pinjaman buatlah surat kontrak untuk semua pihak untuk menghindari perselisihan di masa yang akan datang. c. Jika memungkinkan carilah modal dari pinjaman lunak (durasi panjang, bunga rendah) d. Perhatikan lokasi usaha Anda, jika usaha Anda memerlukan tempat yang strategis (toko, warung makan dst) jangan ragu menyewa tempat. Jika usaha Anda berupa usaha pengolahan, manfaatkan aktiva tetap yang telah Anda miliki. e. Pastikan Anda bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau bekerja keras dan memiliki keahlian di bidangnya. Jika beberapa bagian dikerjakan satu orang, pastikan orang tersebut bersedia menjalankan dengan sungguhsungguh. f. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, beritahukan seluruh deskripsi tugas pada setiap orang yang bekerja di perusahaan Anda. Pastikan tugas tidak tumpang tindih atau ada tugas yang tidak dikerjakan oleh siapapun. g. Masukan dimensi waktu dalam penentuan alur kerja, untuk mengukur durasi kerja perusahaan Anda dan mengukur kinerja karyawan. 3. Kegiatan Pemasaran Perhatikan lagi informasi yang Anda dapatkan dari kegiatan 1. Berdasarkan informasi tersebut kita menyusun strategi pemasaran. Tidak perlu takut pada persaingan, pada bagian ini Anda harus menyusun strategi untuk memenangkan persaingan. Ada beberapa hal yang harus dirumuskan dalam tahapan ini yaitu strategi penetrasi pasar, strategi produk, strategi penetapan harga, strategi distribusi dan strategi komunikasi pemasaran. Kegiatan 3 : Jawablah beberapa pertanyaan ini! a. Apa kelebihan utama produk/jasa yang Anda tawarkan? (minimal 2) b. Siapa calon konsumen Anda? c. Bagaimana cara agar konsumen Anda mengenal produk/jasa yang Anda tawarkan untuk pertama kali? d. Kapan saat yang tepat mengenalkan produk? e. Berapa harga produk Anda? Mengapa? (buat perhitungan sederhana untuk menentukan harga) f. Bagaimana cara mendistribusikan produk Anda? Berapa biayanya? g. Berapa target penjualan?

84

h. Bagaimana cara mempertahankan pelanggan? Apa promosi yang digunakan? Berapa biayanya? 4. Strategi Produk Perhatikan lagi informasi yang Anda dapatkan dari kegiatan 1. Berdasarkan informasi tersebut kita menyusun strategi produk. Persaingan dapat dimenangkan melalui strategi produk yang baik. Jika Anda baru memulai usaha, ada baiknya konsentrasi pada salah satu tahapan usaha seperti produksi, distribusi atau penjualan. Kegiatan 4 : Jawablah beberapa pertanyaan ini! a. Apa kelebihan utama produk/jasa yang Anda tawarkan! (minimal 2) b. Gambarkan dengan detail produk/jasa yang Anda tawarkan, buat protipe! c. Apakah produk/jasa yang Anda tawarkan bisa dikonsumsi berkali-kali oleh konsumen? d. Apakah produk/jasa yang Anda tawarkan membutuhkan produk/jasa komplementer? e. Siapa pesaing langsung Anda? (perusahaan yang menawarkan produk/jasa serupa) f. Siapa pesaing tidak langsung Anda? (perusahaan yang menawarkan produk/jasa pengganti) g. Siapa pemasok Anda? h. Mengapa Anda memilih pemasok tersebut? (efisiensi biaya, kualitas dst. Pastikan alasan memilih pemasok berkaitan dengan atribut unggulan produk/jasa)

5. Perencanaan Keuangan Bagian ini sangat penting untuk memastikan usaha Anda dapat berjalan dan bertahan. Hal terpenting bukanlah jumlah modal tetapi cara mengelola modal tersebut. Ada beberapa hal yang perlu Anda tentukan yaitu: modal awal, alokasi modal, target penjualan, target biaya (distribusi, adminitrasi, karyawan), target laba, target waktu modal kembali (break event point/BEP). Kegiatan 4 : Isilah skema di bawah ini! a. Rencana Kinerja Keuangan Modal Awal Rencana Penjualan Pembelian Biaya Usaha Keuntungan Bersih : Rp .. : Rp . : Rp . : Rp . -

85

Beban Pajak

: Rp . + : Rp : Rp -

Biaya Bunga Pinjaman: Rp . Total Biaya Pajak & Bunga Keuntungan Bersih b. Rencana Arus Kas Bulan/Deskripsi Penjualan Biaya Angsuran Pinjaman Bunga Pajak Keuntungan Januari Februari

Maret

April

Mei

Juni

E. Daftar Pustaka 10. Alma, Buchari, Kewirausahaan, Bandung: Alpabeta, 2007. 11. Gibson, Ivancevich, Donnely, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Binarupa Aksara, 1997 (terjemahan) 12. Griffin, RW. Dan Ebert, RJ., Binis (Jilid 1), Jakarta:Prehallindo, 1997. 13. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta:BPFE, 1997. 14. Masud & Mahmud, Kewirausahaan, Yogyakarta:BPFE, 2005. 15. Meredith, Geoffrey G.et al., Kewirausahaan; Teori dan Praktek, Jakarta:PPM, 1996 (terjemahan). 16. Moko P. Astamoen, Entrepreneurship: Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2005. 17. Mutis, Thoby, Kewirausahaan yang Berproses, Jakarta:Cresindo, 1995. 18. Suryana, Kewirausahaan: Pedoman praktis kiat dan proses menuju sukses, Jakarta: Salemba Empat, 2006. 19. Wiratmo, Masykur, Pengantar Kewiraswastaan, Yogyakarta:BPFE, 1996.

86

KEWIRAUSAHAAN MODUL B1.4: Menjalankan Usaha Oleh: Nahiyah J. Faraz, M.Pd, M.Lies Endarwati, M.Si., & Dyna Herlina S., SE,SIP.

K. Kompetensi Setelah mempelajari modul ini kompetensi usaha. L. Indikator Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat: 1. Menjelaskan langkah-langkah sebelum menjalankan bisnis. 2. Menjelaskan cara mendirikan badan usaha. 3. Menjelaskan syarat-syarat yang diperlukan untuk mendirikan badan usaha. 4. Menjelaskan cara mendapatkan SIUP/SIUI. 5. Menjelaskan langkah-langkah menguji kelayakan usaha. 6. Menjelaskan macam-macam analisis studi kelayakan usaha. 7. Menganalisis kelayakan usaha rintisan/baru. 8. Menjelaskan pengertian strategi bersaing Porter. 9. Menjelaskan pengertian keunggulan bersaing AAveni 10. Memutuskan strategi bersaing yang dipilih. yang diharapkan adalah peserta pelatihan memahami cara menjalankan bisnis/usaha dan mampu menjalankan bisnis/

M.

Materi Tahapan setelah mempersiapkan bisnis dengan menyusun proposal usaha, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan bisnis/usaha. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama menjalankan bisnis yaitu memerhatikan aspek legalitas usaha dengan menyiapkan ijin usaha, menetapkan prioritas utama, meminimalkan risiko, meningkatkan efisiensi, dan menyusun rencana strategis (evaluasi hasil usaha). 1. Menyiapkan Badan Usaha Langkah pertama adalah menyiapkan pendirian usaha. Untuk itu, perusahaan perlu: 1) Membuat Akte Pendirian (AD pendirian usaha) di notaris setempat. 2) Mengajukan HO (Hinder Onderneming) atau ijin Tempat Usaha di Dinas Perdagangan Kabupaten.

87

3) Mengurus SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) di Dinas Perdagangan Kabupaten. 4) Mengajukan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) di Kantor Pelayanan Pajak Kabupaten. 5) Membuka Rekening Giro di Bank setempat. 6) Membuat Faktur penjualan dan faktur pajak. Bentuk badan usaha yang bisa dipilih adalah Perusahaan Perorangan, Perusahaan Patungan (CV/Firma), dan Perseroan Terbatas (PT), atau Koperasi.

Mengajukan HO di Dinas Perek. Kab.

Membuat Akta Pendirian di Kantor Notaris

Mengajukan TDP di Dinas Perdagangan Kota/Kab.

Mengajukan SIUP di Dinas Perdagangan Kota/Kab.

Mengajukan NPWP ke Kantor Pelayanan Pajak Kota/Kab.

Membuka Rekening Giro di Bank

Mengajukan DRM ke Gubernur

Skema Pendirian Usaha

88

Proses Penerbitan SIUP/SIUI

PENGUSAHA MENYERAHKAN PERSYARATAN SIUP/SIUI

PENERIMAAN FORMULIR DIISI OLEH PENGUSAHA

FORMULIR DISERAHKAN KE DISPERINDAG & PM DAN SELANJUTNYA DITELITI KEBENARANNYA SALAH DIKEMBALIKAN KE PENGUSAHA UNTUK DIPERBAIKI BENAR DISPERINDAG & PM MENERBITKAN SIUP/SIUI

PENYERAHAN SIUP/SIUI OLEH PETUGAS

Ada beberapa perusahaan yang dibebaskan dari SIUP/SIUI yaitu: 1) Cabang perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan usaha perdagangan memergunakan SIUP perusahaan pusat.

89

2) Cabang perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan usaha industri memergunakan SIUI perusahaan pusat. 3) Perusahaan yang telah mendapat Ijin Usaha yang setara dari Dinas Teknis berdasarkan Peraturan Perundang-undangan 4) BUMN / BUMD 5) Perusahaan Kecil Perorangan meliputi Pedagang Keliling, Pedagang Kaki Lima, Pedagang Pinggir Jalan

2. Kelayakan Usaha Sebelum usaha baru dimulai atau dikembangkan, harus diadakan penelitain tentang apakah bisnis/usaha yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan tersebut memadai dan dapat diperoleh secara terus-menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis, mungkin saja usaha tersebut layak dilakuakn tetapi secara ekonomis dan sosial, kemungkinan kurang memberikan manfaat. Untuk itu, ada dua studi atau analisa yang dapat digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan dikembangkan, yaitu: a. Studi kelayakan usaha b. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, threat SWOT) Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk: 1) Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya. 2) Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas cakupan usaha, dan sebagainya. 3) Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya. Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di antaranya: 1) Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)

90

Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada ketidak pastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang mengajukan persyaratan tertentu seperti bankir, investor, dan pemerintah. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan merintis dan mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. 2) Investor dan Penyandang Dana Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak tidaknya investasi yang dilakukan. 3) Masyarakat dan Pemerintah Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkuan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk memertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya. Proses kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini: 1) Tahap Perumusan Ide atau Gagasan Tahap penemuan ide adalah tahap di mana wirausaha memiliki ide untk merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya kemungkinan-kemungkian bisnis yang paling memberikan peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang. Banynak kemungkinannya, misalnya bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling layak. 2) Tahap Formulasi Tujuan Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah bisnis tersbut diidentifikasi: apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng; atau apakah visi dan misi bisnis yang akan dikembangkan tersebut

91

benar-benar menjadi kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan. 3) Tahap Analisis Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakuakn seperti prosedur proses penelitian ilmuah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan atau tidah dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut meliputi: (1) Aspek pasar, mencakup produk yan kan dipasrkan, peluang permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukukran, perkembangan, dan struktur pasar serta strategi pesaing. (2) Aspek teknik produksi/operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha. (3) Aspek manajemen/penglolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan, tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan perlu menjadi bahan analisi sebab perusahaan harus mandapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan. (4) Aspek finansial/keuanga, meliiputi sumber dana dan penggunaanya proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas. 4) Tahap Keputusan Setelah dievalusi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka kepuusan binis biasanya berdasarkan bebrapa kriteria investasi, seperti Periode Pembayaran Kemabli (Pay Back Period-PBP), Nilai Sekarang Bersih(Net present Value-NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return-IRR) dan sebaginya. Secara ringkas, proses studi kelayakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

92

Gagasan Usaha

Tujuan (Visi dan Misi)

Analisis/Evaluasi 1.Pasar 2. Produk/Operasi 3. Manajemen 4. Keuangan 5. Ekonomi

Keputusan

Dilaksanakan

Tidak Dilaksanakan

Ada lima (5) macam analisis kelayakan usaha yaitu: a. Kelayakan Legal dan Sosial 1) Kelengkapan Dokumen Ijin Usaha (a) Adakah Akta Pendirian (b) Adakah Surat Ijin Tempat Usaha/HO (c) Adakah Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

93

(d) Adakah Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Surat Ijin Usaha Industri (SIUI) (e) Adakah NPWP (f) 2) Adakah Surat Rekomendasi KADIN Kelengkapan Dokumen Ijin Lokasi (a) Adakah Sertifikat Tanah (b) Adakah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) (c) Adakah KTP dan Bukti Diri Pendiri (d) Adakah Bukti Pembayaran PBB 3) Kelengkapan Dokumen AMDAL (a) Adakah Dokumen AMDAL (b) Adakah Persetujuan RT/RW/Desa/Kecamatan/Kab/Kota b. Kelayakan Pemasaran Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemsaran dengan menggunakan sitem informasi pemasaran yang memadai berdasarkan analiis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisia pasar, biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya: 1) Kebutuhan dan keinginan konsumen. (a) Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? (b) Berapa banyak yang mereka buthkan? Bagaimana daya beli mereka? (c) Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebuthan dan keinginan konsumen. 2) Segmentasi Pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai. 3) Target. Target psar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. (a) Berapa target yang ingin dicapai? (b) Apakah konsumen loyal terhadap bisnis? (c) Apakah produk yang ditawarkan dapat memberi kepuasan atau tidak? Jika konsumen loyal, maka potensi pasar tinggi. 4) Nilai Tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemaok, agen, hingga konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya berapa harga setelah ke konsumen. Dengan mengatahui nilai tambah setiap

94

rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat diketahui-tinggi atau rendah. 5) Masa Hidup Produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba samai modal kembali atau tidak. Jika masa produk lebih lama, berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis juga apakah produk industri baru atau industri lama sudah mapan atau produk industri justru sedang menurun. Jika produk industri baru sedang tumbuh, maka potensi pasar tinggi. 6) Struktur Pasar. Harus dianalisi apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan termauk pasar persaingan tidak sempurna (seperti pasar monopoli, oligopoli, dan monopolistik), atau pasar persaingan sempurna. Jika barang dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna berarti potensi pasar tinggi dibandingkan bila produk termauk pasar persaingan sempurna. 7) Persaingan dan Strategi Pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari stratgei produk, harga, jaringan distribusi, promosi, dan tingkat penggunaan teknologi. Jika pesaing lebih unggul, berarti bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan akan lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan persaingan, tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul daripada pesaing. 8) Ukuran Pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jiak volume penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya dengan volume penjualan usaha skala kecil sebear Rp5 milyar per tahun atau sebesar Rp10juta per hari, berarti ukuran pasar cukup besar. 9) Pertumbuhan Pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20 persen), berarti potensi pasar tinggi. 10) Laba Kotor. Apakah perkiraan margin labakotor tinggi atau rendah? Jika profit margin kotor lebih dari 20 persen, berarti pasar potensial. 11) Pangsa Pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40 persen, berarti binis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi. c. Kelayakan Teknis 1) Ketepatan Letak Perusahaan (a) Tersedia bahan baku

95

(b) Tersedia konsumen (c) Tersedia tenaga kerja (d) Tersedia transportasi (e) Tersedia power (listrik, air, telepon) 2) Kondisi Bangunan (a) Luas dan ruang bangunan (b) Model bangunan 3) Mesin dan Alat Produksi yang dipakai (a) Periode kembalinya investasi (b) Net Present Value (NPV) nilai bersih investasi 4) Jumlah Skala Produksi (a) Break Even Poin (BEP) (b) Optimasi Laba d. Kelayakan Manajemen Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang harus dianalisis seperti: 1) Kepemilikan. (a) Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya)? (b) Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih tersebut? Hendaknya diilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan. 2) Organisasi. Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf atau lini dan staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien. 3) Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara profesional, hal ini bergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha. Bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya dibentuk tim manajemen yang solid. 4) Karyawan. Karyawan harus disesuaikan denga jumlah dan kualifikai yang diperlukan. e. Kelayakan Keuangan Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut: 1) Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja,dan pembiayaan awal. 2) Sumber dana. Seperti telah dijelasakan sebelumnya, ada beberapa sumber dana yang layak digalli, yaitu sumber dan internal (misalnya modal disetor

96

dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya penerbitan obligasi dan pinjaman). 3) Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan, serta kondisi keuangan lainnya, misalnya saldo lancar, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih. 4) Proyeksi laba-rugi. Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan, biaya, dan laba rugi bersih. 5) Proyeksi arus kas. Dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban keungannya. Ada tiga jenis arus kas, yaitu: (a) Arus kas masuk, merupakan penerimaan berupa hasil penjualan atau pendapatan. (b) Arus kas keluar, merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak. (c) Arus kas masuk bersih, merupakan selisih dari arus kas mauk dan arus kas keluar ditambah penyusutan dengan perhitungan bunga setelah pajak. 3. Menetapkan Prioritas Utama Banyak hal yang perlu dikerjakan untuk menjalankan bisnis dengan baik agar mendapatkan keuntungan dan mempertahankan bisnis dari persaingan. Namun ada 5 hal utama yang harus menjadi prioritas yaitu: (www.bhpinfosolution.com) 1) Konsentrasi mendapatkan dan memertahankan konsumen. Konsumen adalah raja, maka Anda harus memberi perhatian penuh pada kelompok ini. Berusaha terus memahami keinginan konsumen Anda, pahamilah kompetisi yang sedang Anda hadapi agar Anda mampu menyusun rencana-rencana baru untuk memenangkan persaingan. Selain itu bauran promosi yang komprehensif dan terus-menerus perlu dilakukan agar citra perusahaan dan produk tetap bertahan di benak konsumen 2) Awasi arus kas perusahaan dengan teliti. Pastikan seluruh penjualan dan tagihan tercatat dengan baik dan dilakukan tepat waktu. 3) Pastikan karyawan bekerja dengan efektif dan mampu mengatasi tiap masalah yang mereka hadapi. Langkah awal pilihlah karyawan yang tepat, pimpin dan motivasi mereka meraih tujuan bersama dan awasi kinerja melalui diskusi dan penyelesaian masalah. 4) Tingkatkan kemampuan Anda menjual produk.

97

Pastikan Anda dan seluruh karyawan mampu melayani konsumen dengan baik. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, pengawasan, dan insentif. 5) Kendalikan biaya perusahaan Anda karena ini cara tercepat mendapatkan keuntungan jangka pendek.

4. Meminimalkan Risiko Seperti yang telah dijelaskan di atas, seorang wirausahawan harus berani menghadapi risiko. Risiko dapat dikendalikan dengan melakukan beberapa hal berikut ini: (www.bhpinfosolution.com) 1) 2) 3) 4) 5) 6) Jika perlu manfaatkan asuransi yang dapat menolong Anda jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran, pencurian atau perusakan. Bangun loyalitas konsumen yang telah dimiliki. Kendalikan arus kas. Simpanlah data yang dimiliki perusahaan Anda, buatlah salinannya jika datanya berbentuk digital. Tepati seluruh kewajiban perusahaan tepat waktu sehingga pemasok dan rekanan percaya. Selain itu untuk menghindari biaya bunga dan denda. Hindari masalah hukum, jika terpaksa terjadi pastikan Anda tahu apa yang harus Anda lakukan. 5. Meningkatkan Efisiensi Kerja yang efisien (tepat waktu dan tepat guna) dapat mengurangi biaya usaha. Biaya usaha yang rendah mampu mendatangkan keuntungan jangka pendek. Biaya usaha dapat diminimalkan dengan cara-cara berikut ini: (www.bhpinfosolution.com) 1) 2) 3) Sebisa mungkin gunakan teknologi informasi yang memadai. Manfaatkan internet dan e-mail untuk mengumpulkan informasi dan berkomunikasi dengan para pihak. Hindari mengulang-ulang penyelesaian masalah yang sama. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghemat waktu seperti: (a) Susun dan kerjakan kebijakan yang langsung pada masalahnya. (b) Simpan informasi dengan baik. (c) Atur waktu kerja dengan efisien. 4) Tingkatkan kemampuan karyawan sehingga mereka mampu bekerja lebih efisien. 6. Rencana Strategis (Evaluasi Hasil Usaha) Tujuan jangka pendek perusahaan adalah mendapatkan modal kembali (break even point/BEP). Setelah hal itu tercapai pastikan perusahaan bergerak menentukan

98

tujuan jangka panjang. Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk mengevaluasi usaha : (www.bhpinfosolution.com) 1) 2) 3) 4) Perhatikan kembali proposal rencana bisnis yang telah dibuat. Cocokan apakah perusahaan Anda telah memenuhi target yang ditetapkan. Identifikasi peningkatan kemampuan internal perusahaan. Identifikasi persaingan yang sedang dihadapi perusahaan. Tetapkan tujuan jangka panjang perusahaan berdasarkan kemampuan internal dan situasi persaingan. 7. Strategi Bersaing dalam Kewirausahaan Dalam konsep strategi pemasaran terdapat istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang dikenal dengan 4P yaitu: 1) Barang dan jasa (Product) 2) Harga (Price) 3) Tempat (Place) 4) Promosi (Promotion) Dalam kewirausahaan, 4P tersebut ditambahkan satu P, yaitu probe (penelitian dan pengembangan) sehingga menjadi 5P. Dalam riset pemasaran, probe selalu ditambahkan di awal sehingga urutan bauran pemasaran menjadi: 1) Penelitian dan Pengembangan (Probe) 2) Barang dan jasa (Product) 3) Harga (Price) 4) Tempat (Place) 5) Promosi (Promotion) Penelitian dan pengembangan dalma kewirausahaan merupakan strategi utama karena meliki keterkaitan dengan kreativitas dan inovasi. Di dalamnya tercakup penelitian dan pengembangan produk, harga, tempat, dan promosi. Wirausaha berkembang dan berhasil karena memiliki kemampuan peneliltian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta barang-barang yang bernilai dan unggul di pasar Dalam manajemen strategis yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P yang sama artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan), pola (patern), posisi (position), perspektif (perspective), dan permainan atau taktik (play). a. Berbagai Pengertian Strategi 1) Strategi adalah Perencanaan Kosep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai tujuan di masa depan. Akan tetpai, tidak selamanya stratgei adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah

99

dilakukan sebelumnya, misal pola-pola perilaku bisnis yang telah dilakukan di masa lampau. Sebagai contoh, McDonalds selama bertahun-tahun telah memegang teguh dan secara konsisten melaksanakan prinsip kualitas, pelayanan, dan kebersihan. Inilah yang menjadi strategi perusahaan McDonalds. Contoh lain, Mercedes sejak awal secara konsisten menjual mobil untuk segmen pasar tingkat atas atau yang disebut dengan high-end strategy. 2) Strategi adalah Pola Menurut Mintzberg, stratgei adalah pola yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan, atau disebut juga realized strategy karena telah dilakukan oelh perusahaan. 3) Strategi adalah Posisi Definisis strategi ketiga menurut Mintzberg, strategi adalah pisisi, yaitu memosisikan produk tertentu ke pasar tertentu. Perusahaan rokok Marlboro dan Sampoerna Mild merupakan perusahaan rokok yang paling serius mempromosikan produknya di Indonesia. Masing-masing mempunyai strategi posisi yang berbeda di pasaran Marlboro memosisikan diri sebagai rokok kaum pria sejati yang menyukai tantangan alam seperti digambarkan dalam iklan-iklannya, sedang A-Mild lebih ditujukan kepada kaum muda sehingga produk rokoknya dibuat berkadar tar dan nikotin ringan. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke satu titik bidik di mana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke luar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal. 4) Strategi adalah Perspektif Definisi strategi yang keempat adalah perspektif. Jika dalam P kedua dan ketiga cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam perspektif cenderung lebih melihat ke dalam, yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas, yaitu melihat visi utama dari perusahaan. 5) Strategi adalah Permainan Strategi adalah manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek, misalnya, meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap kukuh dan tidak tersentuh karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan merek kedua tadi. b. Teori Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing Dalam karyanya yang paling terkenal Competitive Strategy, Michael P.Porter (1997) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk bersaing. Beberapa asek inti teori Porter tersebut adalah:

100

1) Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian perusahaan untuk dapat bersaing. Tanpa berani bersaing keberhasilan tidak mungkin dapat diperoleh (Porter, 1997). Stratgei bersaing dimaksudkan untuk memertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika menghadapi persaingan. 2) Keunggulanbersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan memertahankan keunggulan bersaing. Dengan kata lain, keunggulan bersaing menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan strategi generiknya dalam kegiatan praktis. 3) Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang memilki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien dibandingkan pesaing. Sedangkan diferensiasi adalah kemampuan untuk menghasilakn barang dan jasa unik serta memiliki sifat-sifat khusus, dan pelayanan lainnya. 4) Kedua jenis dasar keungulan bersaing di atas menghasilkan tiga strategi generik (Porter, 1997) yaitu: (a) Biaya rendah. Strategi ini mengandalkan keungulan biaya yang relatif dalam menghasilkan barabg dan jasa. Keunggulan biaya yang relatif rendah dalam mennghasilak barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari: (1) Pengerjaan berskala ekonomis (2) Teknologi milik sendiri (3) Akses prferensi ke bahan baku (b) Diferensiasi. Strategi ini berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industrinya dan dalam semua dimensi umum yang dapat dihargai oleh konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan dalam bebrapa bentuk, antara lain: (1) Diferensiasi produk (2) Diferensiasi sistem penyerahan/penyampaian produk (3) Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran (4) Diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi (5) Diferensiasi dalam citra produk.

101

(c) Fokus. Strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Terdapat dua fokus, yaitu: (1) (2) Fokus biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya. Fokus diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferensiasi dalm segmen sasarannya, yaitu pembeli dengan pelayanan paling baik dan berbeda dengan yang lainnya. Dari uarian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi generik pada dasrnya merupakan pendekatan yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. Melalui keunggulan bersaing, perusahaan dapat memiliki kinerja di atas rata-rata industri lain. Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil di atas rata-rata. Oleh Porter (1997), tiga strategi generik tersebut diringkas seperti pada gambar berikut ini: KEUNGGULAN BERSAING Biaya Rendah Target Luas Target Sempit 1. Kepemipinan dalam biaya 3. Fokus Biaya Diferensiasi 2. Diferensiasi 4. Fokus Diferensiasi

Namun, strategi ini tidak luput dari risiko sepeti yang ditunjukkan oleh Porter (1997) pada tabel berikut ini: Biaya Rendah Pesaing meniru Teknologi berubah Difernsiasi Pesaing meniru Basis diferensiasi kurang penting bagi pembeli Diferensiasi tidak bertahan lama Fokus Strategi fokus ditiru

Segmen sasaran menjadi tidak menarik Struktur rusak dan permintaan tidak muncul

Keunggulan biaya tidak bertahan lama

8. Strategi The new 7Ss (DAveni)

102

Seperti Mahoney dan Pandian (1992) dari mazhab strategi berbasis sumber daya, Richard A. DAveni (1994:253) mengemukakan bahwa konsep keuntungan neoklasik maupun konsep strategi dinamis dari Porter (1991) memiliki orientasi jangka pendek yang bersifat statis. Sering dengan perubahan global, yang diperlukan saat ini adalah strategi jangka panjang yang dinamis, sperti diungkapkan DAveni (1994:253): Todays cause of high performance will not work tomorrow, making it difficult to find generic or sustainable strategies that are associated with high performance. Only entrepreneurial discovery of new opportunities and creative destruction of oppnents, advantages create profit Untuk mengahadapi kondisi yang semakin dinamis seperti sekarang ini, DAveni mengemukakan suatu ide dasar bahwa perusahaan harus menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi inti, pengetahuan, dan keunikan aset tidak berwujud uuntuk menciptakan keunggulan. Oleh karena itu, DAvedni mengajukan tujuh kunci keberhasilan perusahaan dalam lingkungan persaingan yang sangat dinamis yang dikenal dengan The New 7-Ss.

103

Konsep The New 7-Ss ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut: 1) Superior stakeholder satisfaction. Strategi yang perta dari The New 7-Ss ini bertujuan memberikan kepuasan jauh di atas rata-rata kepada orang-orang yang berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang saham, namun juga pemasok, karyawan, manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. Dengan memberi kepuasan kepada setiap pemilik kepentingan tersebut, maka kinerja perusahaan akan semakin tinggi. Sebagai contoh, pemasok bahan baku akan mempertinggi kualitas pasokannya karena mendapatkan manfaat perusahaan, karyawan akan lebih semangat dan tinggi produktivitasnya karena merasa puas dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan, manajer dan pimpinan perusahaan akan semakin bersemangat karena mendapat keuntungan atau imbal hasil dari investasinya, konsumen akan bertambah jumlahnya dan menyebarluaskan perusahaan, masyarakat dan pemerintah akan sangat mendukung karena merasakan manfaat kehadiran perusahaan dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, kontribusi pajak, dan sebagainya. 2) Soothsaying. Strategi yang kedua ini berfokus pada sasran, artinya perusahaan harus mencari posisi yang tepat bagi produk dan jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. 3) Positioning for speed. Strategi ketiga adalah strategi dalam memosisikan perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan harus segera mengomunikasikannya ke pasar agar segera dikenal konsumen. 4) Positioning for surprise. Strategi keempat adalah membuat posisi yang mencengangkan melalui barang atau jasa-jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen lebih menyukai barang dan jasa yang diciptakan perusahaan. 5) Shifting the role of game. Strategi kelima adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda. 6) Signaling strategic intent. Strategi keenam adalah mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi, dan konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 7) Simulatinous and sequential strategic thrusts. Strategi ketujuh adalah mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi secara simultan dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan kepada konsumen. Kunci utama The New 7-Ss adalah menggunakan insiatif untuk merebut persaingan. Menurut DAveni The New 7-Ss menyangkut penciptaan sesuatu yang baru

104

dan berbeda untuk masa yang akan datang. Strategi ini dimaksudkan untuk membatasi strategi dinamis yang dimilki oleh pesaing. Konsep creating a new and different future yang dikemukakan oleh DAveni identik dengan konsep ability to create the new and different pada kewirausahaan yang dikemukakan oleh Drucker (1969:61). DAveni mengelompokkan The New 7-Ss di atas menjadi tiga kelompok yang sangat efektif untuk mengganggu pasar serta meliputi visi, kemampuan, dan taktik. Kerangkan kerja The New 7-Ss berdasar pada strategi penemuan dan pengembangan keunggulan yang berkesinambungan dan keseimbangan yang sempurna. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan dan bekerjasama mengembangkan visi, kapabilitas, dan taktik untuk menciptakan gangguan pasar. Tujuan The New 7-Ss adalah menciptakan gangguan melalui penciptaan keunggulan-keunggulan baru yangn berkesinambungan.

105

N. Latihan a. Latihan Konsep 1. Jelaskan langkah-langkah sebelum menjalankan bisnis. 2. Jelaskan cara mendirikan badan usaha. 3. Jelaskan syarat-syarat yang diperlukan untuk mendirikan badan usaha. 4. Jelaskan cara mendapatkan SIUP/SIUI. 5. Jelaskan langkah-langkah menguji kelayakan usaha. 6. Jelaskan macam-macam analisis studi kelayakan usaha. 7. Jelaskan pengertian strategi bersaing Porter. 9. Jelaskan pengertian keunggulan bersaing AAveni. b. Kasus Andi berniat mendirikan perusahan yang memproduksi dan menjual kentang goreng. Tetapi ia tidak memiliki modal yang cukup. Berdasarkan hasil observasi, modal awal yang diperlukan Andi untuk membeli bahan baku, peralatan, perlengkapan dan sewa tempat adalah Rp 20.000.000 tetapi ia hanya memiliki Rp 15.000.000. Saat ia menceritakan niatnya pada teman-temannya, Wawan bermaksud untuk bergabung dengan Andi dan berjanji memberikan tambahan modal. Tetapi Wawan tidak memiliki pengalaman berbisnis sebelumnya dan terkenal kurang jujur. Pada saat bersamaan koperasi dimana Andi bergabung bersedia memberikan pinjaman dengan bunga 12% setahun. Setelah berjalan selama 3 bulan. Berikut adalah laporan rugi/laba perusahaan yang didirikan oleh Andi: Laporan rugi/laba

106

Perusahaan Kentang Goreng Untuk periode berakhir 31 Desember 2008 Pendapatan: Penjualan Harga pokok penjualan: Persediaan awal Pembelian Tersedia untuk dijual Persediaan akhir Harga pokok penjualan Laba kotor Biaya operasional: Biaya komisi Biaya transportasi Biaya listrik, telpon, air Biaya gaji pegawai Biaya penyusutan bangunan Biaya penyusutan inventaris Total Laba operasi Biaya bunga Laba sebelum pajak Biaya pajak Laba/(rugi) bersih 500,000 100,000 1,000,000 1,200,000 300,000 200,000 2,900,000 1,100,000 50,000 1,000,000 200,000 450,000 2,000,000 7,000,000 9,000,000 3,000,000 6,000,000 4,000,000 10,000,000

Ada beberapa fakta yang berkaitan dengan bisnis kentang goreng: 1) Biaya komisi diberikan pada pemasok bahan baku. 2) Andi tidak benar-benar tahu siapa yang paling banyak menggunakan alat elektronik dan telpon. Air paling sering digunakan untuk mencuci kentang. 3) Saat Andi memasuki bisnis ini telah ada merek Top yang telah lebih dahulu terkenal dan memiliki banyak pelanggan. Outlet terdekat Top berjarak 100 meter dari outlet milik Andi. 4) Beberapa bulan setelah Andi memulai bisnis, muncul perusahaan lain yang menjual produk singkong goreng yang dikemas menyerupai kentang goreng dengan harga yang lebih murah. 5) Selama 6 bulan beroperasi, Andi telah memiliki pelanggan tetap setidaknya 100 orang yaitu para mahasiswa yang tinggal di dekat warung Andi. 6) Meski telah dilatih selama 1 minggu, 2 dari 4 karyawan masih kurang cekatan melayani pembeli sehingga waktu tunggu pembelian yang awalnya diperkirakan 5 menit menjadi molor 10 menit bahkan 13 menit. Selain itu

107

beberapa pelanggan mengeluhkan rasa yang tidak sama jika dilayani oleh karyawan yang berbeda. Pertanyaan: 1. Berdasarkan kasus di atas, jenis badan usaha apa yang sebaiknya dipilih oleh Andi? Mengapa? 2. Berdasarkan laporan rugi/laba biaya apa yang dapat dikendalikan oleh Andi? Cara apa yang bisa dilakukan untuk mengendalikan biaya tersebut? 3. Identifikasi persaingan apa yang dihadapi oleh Andi? 4. Bagaimana strategi memenangkan persaingan tersebut? 5. Apa cara yang dapat dilakukan oleh Andi untuk mempertahankan pelanggan? 6. Strategi apa yang harus dilakukan oleh Andi untuk mengelola karyawannya?

E. Daftar Pustaka 20. Alma, Buchari, Kewirausahaan, Bandung: Alpabeta, 2007. 21. DAveni, A.Richard, Hypercompetion: Managing The Dynamics of Strategic Maneuvering, New York: The Free Press Ian C. MacMillan. 1994. 22. Gibson, Ivancevich, Donnely, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Binarupa Aksara, 1997 (terjemahan) 23. Griffin, RW. Dan Ebert, RJ., Binis (Jilid 1), Jakarta:Prehallindo, 1997. 24. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta:BPFE, 1997. 25. Masud & Mahmud, Kewirausahaan, Yogyakarta:BPFE, 2005. 26. Meredith, Geoffrey G.et al., Kewirausahaan; Teori dan Praktek, Jakarta:PPM, 1996 (terjemahan). 27. Moerdiyanto, Modul Pelatihan: Kewirausahaan, Yogyakarta: Multi UNY. 2005. 28. Moko P. Astamoen, Entrepreneurship: Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2005. 29. Mutis, Thoby, Kewirausahaan yang Berproses, Jakarta:Cresindo, 1995. 30. Suryana, Kewirausahaan: Pedoman praktis kiat dan proses menuju sukses, Jakarta: Salemba Empat, 2006. 31. Porter, Michael E, Competitive Strategy. New York: Pree Press. 32. Wiratmo, Masykur, Pengantar Kewiraswastaan, Yogyakarta:BPFE, 1996. 33. www.bhpinfosolution.com

You might also like