Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN
Supra Struktur Politik
Suasana atau kehidupan politik di tingkat pemerintahan, artinya hal-hal yang bersangkut paut dengan kehidupan lembaga-lembaga negara yang ada serta hubungan kekuasaannya antara satu dengan yang lain.
b.
Presiden; Menteri-menteri; Senat; Dewan Perwakilan Rakyat; Mahkamah Agung; dan Dewan Pengawan Keuangan.
3.
Lembaga Negara 4. menurut UUD 1950: a. Presiden dan Wakil Presiden; b. Menteri-menteri; c. Dewan Perwakilan Rakyat; d. Mahkamah Agung; dan e. Dewan Pengawan Keuangan.
Lembaga Negara menurut Amandemen UUD 1945: a. Majelis Permusyawaratan Rakyat; b. Dewan Perwakilan Rakyat; c. Dewan Perwakilan Daerah; d. Presiden dan Wakil Presiden; e. Badan Pemeriksa Keuangan; f. Mahkamah Konstitusi; g. Mahkamah Agung; h. Komisi Yudisial.
Menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra golongan, institut, assosiasi ataupun sektor kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintah.
D. HUBUNGAN SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN POLITIK Unsur-unsur yang ada dalam Supra Struktur dan Infra Struktur Politik saling mempengaruhi; Supra Struktur Politik sebagai pembuat keputusan akan mendapatkan masukan, tuntutan dan aspirasi dari Infra Struktur Politik; Sebaliknya, Infra Struktur Politik akan menopang dan melaksanakan segala produk dan kebijakan Supra Struktur Politik; Berjalan dan berfungsinya lembaga-lembaga negara atau organisasi pemerintahan dipengaruhi oleh komponen-komponen kehidupan politik rakyat.
1. Rakyat
Rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi di dalam negara dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR
2. MPR
Melaksanakan Sidang Umum dengan tujuan utama memilih Presiden dan Wakil Presiden
menyalurkan aspirasinya melalui Infra Struktur Politik, yakni organisasi kekuatan sosial politik, serta golongan-golongan yang ada di dalam masyarakat.
Menetapkan beberapa ketetapan MPR maupun keputusan MPR guna menjabarkan kehendak rakyat yang dirangkum dalam GBHN.
Sebagai mandataris MPR merupakan hasil dari suatu proses politik (input & output) di dalam MPR mulai melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan memilih dan mengangkat Menterimenteri negara untuk melaksanakan ketetapan MPR Presiden, Wakil Presiden dan Menteri memegang jabatan 5 tahun dimana tidap tahunnya mengajukan RAPBN yang disetujui oleh DPR menjadi APBN dengan wujud UU APBN. Jika RAPBN tidak disetujui, maka pemerintah harus menggunakan APBN tahun lalu.
4. DPR
Kedudukannya setara dengan Presiden dianggap merupakan pelaksana kedaulatan seharihari, membentuk UU bersama Presiden, melakukan pengawasan, merumuskan anggaran pendapatan dan Belanja Negara, melaksanakan ketetapan MPR di bidang legislatif.
Jika Presiden diduga melanggar UUD 1945 dan ketetapan MPR, maka DPR melayangkan Memorandum sampai tiga kali, jika tidak dihiraukan maka DPR meminta MPR untuk melaksanakan Sidang Istimewa MPR untuk meminta pertanggungjawaban Presiden.
5. BPK
Memegang fungsi auditing UU APBN yang dilaksanakan oleh Presiden dan para Menteri yang diawasi DPR.
Setelah 5 tahun jabatan berakhir, Presiden mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada MPR hasil Pemilu periode berikutnya
Dalam kaitannya dengan hal ini Presiden sebagai pemegang kekuasaan Eksekutif juga mempertanggungjawabkan penggunaan APBN tersebut, serta mengadakan pidato tahunan di depan sidang Paripurna DPR.
Sebelum itu, rakyat sebagai pemegang kedaulatan kembali mengadakan Pemilu untuk memilih wakilwakilnya yang duduk di Lembaga Perwakilan Rakyat.
Sistem Politik dalam Perspektif Hukum Tata Negara adalah mekanisme ketatanegaraan yang berlaku dalam suatu negara sesuai dengan garis-garis yang ditentukan oleh konstitusi atau Undang-undang Dasar beserta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Inilah yang menjadi titik pangkal pembahasan mekanisme sistem politik demokrasi menurut UUD 1945 setelah amandemen
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut:
i. j. k. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan MPR atas usul dan pertimbangan DPR; Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR; Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undnag dan hak budget (anggaran).
Intinya, Sistem Politik Demokrasi Indonesia sesudah amandemen telah memperhatikan keselarasan antara Lembaga-lembaga negara yang asa, dengan adanya check and balance, pembagian kekuasaan yang adil, dan penataan lembaga negara yang lebih efektif, jelsa dan sistematis.
Representasi rakyat mulai dikembangkan dan diperluas ke dalam 3 pola implementasi kedaulatan rakyat, yaitu:
Kedaulatan Rakyat di bidang politik direpresentasikan melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Kedaulatan Rakyat dalam lingkup komunitas dan kepentingan kedaerahan diwujudkan melalui Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Kedaulatan Rakyat di bidang pemerintahan diwujudkan dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung
1. Adanya ketegasan akan sistem pemerintahan: 2 mekanisme Pemilu yaitu Pemilu untuk Parlemen dan Pemilu untuk Presiden dan wakil secara langsung.
5. Penegasan sistem ketatanegaraan indonesia tersebut dapat mengurangi energi yang terkuras akibat konflik kelembagaan antara eksekutif dan legislatif.
2. Sehingga memberi penegasan sistem keparlemenan dalam sistem ketatanegaraan, yakni menganut Soft Bicameralism.
4. Penegasan sistem Pemilu anggota DPR yang mempergunakan sistem Proporsional terbuka dan pemilu anggota DPD dengan sistem distrik berwakil banyak, maka kedekatan antara wakil rakyat dan rakyat semakin dipererat.
3. Pengenbangan pola representasi prinsip kedaulatan rakyat menjadi 3 pola membuka wawasan baru bagi penegasan hak-hak politik rakyat yang tidak deskriminatif.