You are on page 1of 6

RXCOM (SIAK) - Setiap bidan wajib memiliki jiwa penolong dalam rangka memberikan pelayanan kepada orang lain,

sehingga yang diucapkan dalam sumpah dan janji bidan harus benar-benar ditepati serta dilaksanakan dengan sepenuh hati. Demikian disampaikan Wakil Bupati Siak Drs.H. Alfedri,M.Si saat memberikan arahan pada acara Angkat Janji Mahasiswa Angkatan V Akademi Kebidanan Salma tahun 2012-2013 di gedung Tengku Mahratu Siak,Rabu (6/2). Dikatakanya,dipundak adik-adik sekalianlah masa depan keselamatan dan kesehatan Ibu dan Anak diamanahkan, untuk itu adik-adik harus bisa mengikuti perkembangan zaman, IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) , IMTAQ (Iman dan Taqwa), sehingga kita senantiasa mampu bersaing dengan Mahasiswa Akademi Kebidanan yang ada di daerah lain. Dengan harapan, kedepannya diKabupaten Siak hal-hal yang berkaitan dengan Keselamatan Ibu dan Anak dapat diatasi dan angka kematian ibu dan anak dapat di tekan laju pertambahannya.Setiap bidan dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelayan kesehatan harus didukung dengan beberapa kemampuan, antara lain kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi yang baik tentu akan menimbulkan ketenangan dan kenyamanan bagi orang yang dilayani sehingga mampu memberikan motivasi dan semangat. Selain itu, Adik Adik juga perlu membangun karakter yang mampu menggambarkan penguasaan terhadap disiplin ilmu yang dimiliki. Dengan sikap dan karakter yang baik tersebut, tentu akan meningkatkan simpati masyarakat terhadap pelayanan yang kita berikan. Apalagi ketika selesai dari Pendidikan Akademi Kebidanan ini, Adik-Adik akan dihadapkan pada tantangan dinamika masyarakat yang terus berkembang, tantangan tersebut haruslah disikapi dengan peningkatan pengetahuan dan pengembangan diri yang dilakukan secara terus-menerus. Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Siak menyampaikan ucapan terima kasih kepada Akademi Kebidanan Salma, para dosen dan seluruh aktivitas akademika karena telah mendidik dan membina putri-putri Kabupaten Siak menjadi sumber daya manusia yang InsyaAllah ahli dan profesional di bidangnya. Pembinaan yang telah dilaksanakan selama ini merupakan sebuah kontribusi yang amat positif dalam rangka turut mensukseskan pencapaian visi Pembangunan Kabupaten Siak, yaitu "Terwujudnya masyarakat Kabupaten Siak yang sehat, cerdas dan sejahtera dalam lingkungan masyarakat yang agamis dan berbudaya melayu serta Kabupaten Siak sebagai kabupaten dengan pelayanan publik terbaik di Provinsi Riau tahun 2016". Karena itu, saya berharap Akademi Kebidanan Salma dapat mencapai akreditasi terbaik dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan di masyarakat, Akademi Kebidanan Salma juga harus dapat melakukan penyesuaian kurikulum agar relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan IPTEK. Sebagaimana kita ketahui, dunia kerja saat ini membutuhkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik yang kuat serta kreatifitas dan daya inovasi yang tinggi. Sehubungan dengan itu, Akademi Kebidanan Salma harus tetap terbuka untuk menerima masukan dari masyarakat, LSM, Media Massa atau organisasi lainnya.(Madi)

Hak dan Kewajiban Bidan


Published Juni 20, 2012 by Dina 07 SYE BID 11 A. Pengertian Kebidanan Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang berarti lainnya (Lang,1979). B. Hak dan Kewajiban Bidan Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Norma norma tersebut berupa petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka menjalankan profesinya dan laranga-larangan yaitu ketentuan kententuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari dalam masyarakat. Ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ketersediaan pelayanan kebidanan (available) Kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate) Kesinambungan pelayanan kebidanan (continue) Penerimaa jasa pelayanan kebidanan (acceptable) Ketercapaian pelayanan kebidanan (accesible) Keterjangkauan pelayanan kebidanan (affordable)

7. Efesiensi pelayanan kebidanan (effecent) 8. Mutu palayanan kebidanan (quality) Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang dilayani oleh Bidan.

Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien. 1. Hak Bidan 1. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melakasanakan tugsa sesuai denga profesinya. 2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan. 3. Bidan berhak menolak keinginan pasien/ kliendan keluarga yang beertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi. 4. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien, keluarga maupun profesi lain. 5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan. 6. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai. 7. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesahjeteraan yang sesuai. 2. Kewajiban Bidan Kode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam prilaku. Ketujuh bab ini dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kewajiban Bidan terhadap tugasnya (3 butir) Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir) Kewajiban Bidan terhadap profesinya (3 butir) Kewajiban Bidan terhadap dia sendiri (2 butir) Kewajiban Bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir) Penutup (1 butir)

Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir) 1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkansumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. 2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggiharkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. 3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. 4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentinganklien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. 5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukankepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang samasesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalamhubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasimasyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir) 1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. 2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangandalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakankonsultasi dan atau rujukan. 3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat danatau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan ataudipedukan sehubungan kepentingan klien.

Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2butir) 1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi. 2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir) 1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinyadengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. 2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkankemampuan profesinya seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatansejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.

Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir) 1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik. 2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi.

Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir) 1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuanketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat. 2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Penutup (1 butir) 1. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayatidan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

KESIMPULAN Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan.

You might also like