You are on page 1of 9

STUDI TENTANG POTRET SISTEM PENDIDIKAN DI SAUDI ARABIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dosen Pengampu : Perbandingan Pendidikan : Moch. Iskarim, M.S.I

Disusun oleh : ABDUL GHOFUR ( NIM. 2021311181 ) SUGI HARWATI ( NIM. 2021311182)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAIN ) PEKALONGAN SEMESTER VII TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN

Saudi Arabia mencakup sebagian besar Semenanjung Arab. Dari luas semenanjung Arab yang mencapai kurang lebih 3 juta kilometer persegi 2.200.000 kilometer persegi merupakan daerah Saudi Arabia. Negara ini berbatasan dengan telik Persia, Qatar, dan Negara persatuan Emirat Arab di sebelah Timur dengan Negara Oman dan Yaman si Selatan laut merah dan Teluk Aqabah di sebelah Barat dan dengan Jordan, Iraq dan Quait disebelah Utara. Saudi Arabia berpenduduk kurang lebih 21.504.613 jiwa (world Almanac 2000) 43% diantaranya berusia dibawah 15 tahun, dan 2,5% berusia di atas 65 tahun. Kerajaan Arab Saudi berdiri pada tahun 1932 dan menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Iraq di sebelah Utara, Laut Merah disebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab disebelah timur, serta Yaman dan Oman disebelah selatan. Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan system hukum. Penemuan ladang minyak dan peningkatan konsumsi minyak pada awal tahun 1970-an mendorong perkembangan industri dan urbanisasi yang begitu pesat. Saat ini, 70% populasinya menghuni kota-kota besar dan tulang punggung perekonomian masih bergantung pada industri minyak sementara Arab Saudi banyak menggunakan tenaga asing karena kebutuhan SDM yang begitu besar. Di samping sisi dunia kerj, daya tarik Arab Saudi yang lain adalah dunia pendidikan. Sistem Pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Berikut ini akan di bahas mengenai system pendidikan di Saudi Arabia.

BAB II A. STRUKTUR DAN JENIS PENDIDIKAN 1) Pendidikan Dasar, Menengah, dan Perguruan Tinggi

Sekolah dasar di Arab Saudi terdiri atas 6 tahun yang dimulai setelah anak berusia 6 tahun. Setelah itu sekolah menengah pertama selama 3 tahun,di ikuti 3 tahun sekolah menengah tingkat atas. Siswa yang melanjutkan pendidikanya ketingkat pendidikan tinggi memerlukan waktu rata-rata 4 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana muda bidang ilmu-ilmu ekstra. Pendidikan bagi anak-anak wanita Saudi di kelola secara khusus oleh suatu badan yaitu General Administration of Gi rls Education ( GAGE ) yang di bentuk pada tahun 1960. Dalam tahun 1989 -1990 hampir 8,7 % dari jumlah murid di Saudi yang terdaftar pada lembaga pendidikan dan GAGE. Institusi pendidikan itu dikelola oleh kementerian pendidikan tinggi atau beberapa kementerian lainnya. Sekolah swasta adalah bentuk sekolah yang paling tua di Saudi Arabia modern. Dalam tahun 1950-1951 sekolah swasta mencapai 11% dari sekolah yang berada di Saudi Arabia (40 dari 365 buah). Jumlah itu terus naik secara teratur sehingga mencapai 829 sekolah dari 16.767 dalam tahun 1989-1990. Pertumbuhan pada sektor swasta ini menggambarkan sebagai faktor demografis dan sosio-ekonomis masyarakat. Pertama angka kelahiran yang tinggi pada penduduk Saudi disebabkan anakanak mereka telah ditampung. Dan diterima masuk sekolah pemerintah. Kedua meningkatkan jumlah kesempatan kerja, kaum ibu Saudi sering memanfaatkan dan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil pada penitipan anak dan taman

kanak-kanak sehingga juml;ahnya mencapai hampir 1/3 sekolah-sekolah swasta.

2) Pendidikan Pra Sekolah

Seluruh pendidikan pra sekolah diSaudi Arabia, baik negeri maupun swasta berada di bawah GAGE. Alasannya adalah karena seluruh personil yang terlibat dalam pengelolaannya baik staf administratif atau guru adalah wanita. Dalam tahun 1985-1986 terdapat 492 buah lembaga pendidikan pra sekolah (176 negeri, 316 2

swasta) yang melayani anak-anak51.604 orang. Lima tahun kemudian 1989-90 jumlah Taman Kanak-kanak sudah mencapat 551 buah (238 negeri, 263 swasta) dengan jumlah anak 79.940 orang. Akan tetapi jumlah itu akan diperkirakan menolak tinggi dalam beberapa tahun sesudah itu,karena berbagai faktor antara lain: a. Efek Headstar, mulai lebih dulu, yaitu keyakinan orang tua bahwa memasuki TK akan membantu anak dalam belajar disekolah berikutnya. b. Jumlah ibu-ibu yang makin banyak memasuki lapangan pekerjaan. c. Jumlah wanita lulusan perguruan tinggi yang tidak dapat pekerjaan mendorong pemerintah untuk membuka lebih banyak lembaga pendidikan pra sekolah, terutama TK untuk memperkerjakan mereka.

3) Pendidikan Khusus. Dalam tahun 1985-1986 ada 27 institusi pendidikan khusus yang melayani 2.820 siswa (1.840 pria dan 980 wanita). Lima tahun kemudian tahun 1989-90 jumlah lembaga itu tidak begitu banyak bertambah, sehingga jumlah hanya 35 buah melayani 4.551 murid (2.953 pria dan 1.598 wanita). Murid-murid ini tersebar pada kelompok-kelompok bermain, sekolah dasar, sekolah menengah, tingkat pertama dan tingkat atas, dan sebagian pada program-program vokasional. Jumlah keseluruhan murid-murid yang dilayani pada sekolah pendidikan khusus ini jauh dibawah yang diharapkan pemerintah.

4) Pendidikan Vokasional, Teknik dan Bisnis Pendidikan vokasional dan teknik terpisah sama sekali dari pendidikan umum di Saudi Arabia baik dalam hal kurikulum maupun pengelolaannya. Sebelum tahun 1980 kementerian perguruan dan sosial dan kementerian pendidikan melaksanakan pendidikan vokasional dan teknik tetapi dalam aspek yang berbeda. Pada tahun 1993 subsistem pendidikan teknik, vokasional dan bisnis Saudi tidak mampu memenuhi kebutuhan negara. Penyebab ketidakmampuan ini cukup banyak, dan sebagian di luar wewenang GOTEVT, dan akibatnya sangat mengganggu. Salah satu akibatnya ialah hampir tidak ada orang Saudi yang berada pada angkatan kerja keteknikan dan tugas-tugas vokasional pada semua tingkat terutama di sektor swasta.

5) Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Non Formal

Dari seluruh murid atau siswa yang terdaftar di Saudi Arabia yang jumlahnya 3.020.442 orang pada tahun 1989-90 4,5% (135.209 orang) terdaftar pada program pendidikan orang dewasa (adult education) yang umumnya dikelola oleh ke empat institusi utama, yaitu institusi penyelenggara program pendidikan reguler. Tujuan umum pendidikan bagi orang dewasa di Saudi Arabia adalah untuk menghilangkan keadaan buta huruf masyarakat Saudi. Ada satu hal yang menarik untuk di catat bahwa partisipasi masyarakat dalam program pendidikan orang dewasa ini pada seluruh negara Saudi menurun pada tahun 1979-80 mencapai 9,8 %. Ada beberapa factor penyebabnya, antara laun : a. Pendidikan non formal di Saudi dalam pandangan orang dewasa berbentuk pelajaran persiapan untuk memasuki perkuliahan di perguruan tinggi dan tidak ada atau sedikit sekali pendidikan atau latihan yang bertalian dengan pekerjaan. b. Oleh karena pemerintah secara resmi sedang berusaha keras menghapus iliterasi, maka program pendidikan orang dewasa ini tidak mencapai sasarannya. c. Dengan peningkatan pendapatan Negara melalui minyak dan yang berhubungan dengan minyak maka program subsidi dan program kesejahteraan seyogyanya juga bertambah banyak untuk pendidikan non formal, akan tetapi sering penerimaannya tidak relevan dan tidak langsung menyentuh aspek kesejahteraan, sehingga usaha itu tidak bermanfaat banyak.1

B. SISTEM PEMERINTAHAN 1. Monarki Absolut berdasarkan hukum islam Hukum islam berlaku sebagai hukum negara. 2. Al-Quran dan sunnah sebagai undang-undang Undang-undang di Saudi Arabia menggunakan al-Quran dan Hadist 3. Kekuasaan eksklusif legislatif, eksekutif, yudikatif dipegang dewan kabinet & raja.
1

Nur Agustian Syah, Perbandingan Sistim Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung) 2001,hal 42-47 4

Raja memegang fungsi legislative, eksekutif, yudikatif. Ia juga memiliki hak istimewa untuk membentuk dan membubarkan dewan menteri dan calon anggota dewan harus bersumpah setia kepadanya sebelum diangkat. Kendati dewan menteri sebenarnya bertanggung jawab atas masalah pemerintahan, badan ini juga menjadi badan legislatif. Negara ini tidak memiliki konstitusi tertulis. Raja dan dewan menteri bertanggung jawab dalam pembuatan peraturan hukum dan penerapannya.2

C. POLITIK DAN TUJUAN PENDIDIKAN Pendidikan telah menjadi perhatian utama di Saudi Arabia semenjak tahun 1932 dan khususnya semenjak tahun 1954 ketika kementrian pendidikan dibentuk. Dalam upaya pembangunan nasional, sistem pendidikan dibebani tiga tujuan : a. Untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk. b. Untuk mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah. c. Untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek nilai-nilai serta kebudayaan islam. Upaya-upaya untuk mengajarkan bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat keduniaan (secular) dimulai dari tahun 1800-an para muslim filantropis yang datang dari daerah lain. Beberapa buah sekolah semi sekular didirikan di Al-Hijas, provinsi Barat Saudi Arabia. Dalam tahun 1926 ketika direktorat jenderal pendidikan didirikan, Saudi memiliki sekitar 12 buah sekolah jenis ini dengan jumlah siswa kira-kira 700 orang. Hampir 25 tahun kemudian dalam tahun 1050-51 Saudi memiliki 325 buah sekolah pemerintah dan 40 buah swasta, dengan jumlah siswa sekitar 42.000 orang. 3

D. KURIKULUM DAN METODOLOGI PENGAJARAN Dengan sedikitnya keahlian dalam pendidikan modern, system pendidikan di Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum yang ada pada negara-negara Arab lainnya, terutama negara Mesir, dengan lebih menekankan pada mata pelajaran keagamaan.
2

Redaksi Ensiklopedi Indonesia, Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi: Edisi baru asia. (Jakarta:PT Ikhtiar baru van hoeve,1999) hal 34-35 Nur Agustian Syah, opcit,hal 41-42

Kurikulum untuk sekolah-sekolah pria dan wanita pada setiap jenjang yang sama pada praktiknya kecuali pada sekolah wanita yang menambahkan mata pelajaran rumah tangga, sementara sekolah pria menambahkan mata pelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani, yang tidak diajarkan pada sekolah wanita. Baik kementerian pendidikan maupun GAGE sama-sama memiliki bagian kurikulum, walaupun sedikit sekali yang telah berubah dalam kurikulum mereka semenjak pendiriannya. Pengimplementasian kurikulum dimonitor melalui berbagai cara seperti melalui kepala sekolah, kunjungan oleh para inspektur dari kantor-kantor distrik dan juga melalui sistem ujian akhir yang mencakup seluruh materi yang seharusnya diajarkan pada setiap semester. Mengenai metode mengajar tidak mungkin diseragamkan dan akan berbeda antar mata pelajaran. Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai ke level menengah atas. Pada perguruan tinggi bahasa Arab menjadi bahasa pengantar pada bidang seni, humaniora, dan ilmu-ilmu sosial. Bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar pada bidang engineering, kedokteran, dan ilmu-ilmu alami. Hubungan guru dan murid berlangsung dalam bentuk formal. Manajemen kelas tergantung pada gabungan antara moral, urutan otoritas, persuasi, peringatan dan hukuman. Secara resmi ada organisasi orang tua murid dan guru, tetapi mereka hampir tak punya kekuasaan sama sekali dan organisasi ini bertemu hanya satu atau dua kali dalam satu tahun.4

E. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum,sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama: 1. Pendidikan umum untuk laki-laki 2. Pendidikan umum untuk perempuan 3. Pendidikan Islam untuk laki-laki Untuk pendidikan umum, baik laki-laki dan perempuan mendapat kurikulum yang sama dan ujian tahunan yang sama pula. Pendidikan umum dibagi menjadi 4 bagian :
4

Ibid.hal 49-50

Pendidikan Dasar yang terdiri dari SD (6-12 tahun). Pendidikan Menengah (12-15 tahun). Pendidikan Sekunder (15-18 tahun) dan Pendidikan Tinggi (Universitas atau Akademi). Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk contoh-contoh anggota dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pndidikan umum,tetapi fokusnya pada Studi Islam & Bahasa Arab Untuk pendidikan agama dilakukan dibawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah). Namun demikian, di universitasuniversitas umum, pelajaran agama Islam merupakan mata kuliyah wajib apapun jurusan yang diambil mahasiswa. Pada tahun 1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai U$ 2,5 milyar atau setara dengan 3,6 persen dari total anggaran belanja nasional Arab Saudi. Setiap mahasiswa lokal maupun asing di universitas negeri mendapat beasiswa setiap bulan dari kementerian pendidikan sebesar SAR 800 hingga 1000.5

http//www.pks-arabsaudi.org/pip//?pilih=lihat&id=192 7

PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Arab Saudi terstruktur menjadi : 1. Pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi 2. Pendidikan pra sekolah 3. Pendidikan khusus 4. Pendidikan vokasional, teknik dan bisnis 5. Pendidikan orang dewasa dan pendidikan non formal

Sistem pendidikan memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Tujuan sistem pendidikan di Arab Saudi antara lain : a. Untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk. b. Untuk mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah. c. Untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan Islam.

You might also like