Professional Documents
Culture Documents
WITHOUT TEXTS (A Comparative Study Done to the Sixth Semester Students of the Engtish Study Program of FKIP.USM Banda Aceh)
Tarmizi Rajab
PERBUATAN MANUSIA DAI.AM PEMIKIRAN KALAAA
(studi Komparatif Antara Ajaran Hamzah Al'Fansury dan Nuruddin Ar-Raniry) Itohd. Kalam Daud
COMPUTER IN ENGLISH T.ANGUAGE TEACHING
Jasafot
ANALISIS FORMALIN PADA MIE BASAH YANG BEREDAR DI PASAR I(AIIPONG BARO BANDAACEH
Nasruddin AR
USAHA GURU
Tamarli
oi
ttahdi
"ffiilnlJ[$H[$$ll
AL.IW
SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab
Prof. Dr. H, ZainalAbidin Alawy, M. Ag Ketua Dewan Penyunting
Drs. TarmiziRajab, M. Pd
rssN 2085
- s672
Penyunting Pelaksana Drs. M. Duskri, M. Kes., Kamarullah, S. Ag., M. Pd., Dr. M. JamilYusuf, M. Pd., Dr. Fauzi Saleh, Dr. Jasafat, MWS Syitra TR, S. Pd., Cut Endang Puspa Sari Penyunting Ahli (Mitra Bestari)
Drs. H. A. Rahman TB, Prof. Dr. H. Farid Wajdi lbrahim, M.A., Prof. Dr. Darni M. Daud, M. A Prof. Dr. H. MisriA. Muchsin, M. A., Prof. Dr. H. HasbiAmiruddin, M. A., Dr. Manat Rahim, M. Si Dr. lr. H. Komala Pontas, M. Sc., Drs. Mohd. Kalam Daud, M.Ag., Prof. Dr. Rusdarti, M. Si Dr. lsmail Muhammad, M.Ag., Dr. Lukmanul Hakim, M.Ag., Dr. Syahirman Yusi, M. Si Prof. Dr. Syahrizal, M. A., Dr. Sofyan A. Gani, M. A., Dr. Mohd. Harun, M. Pd.
Sekretaris
Ridwan lbrahim, S. Ag., M. Pd Wahyu Ningsih, S. Pd Siti Maria Ladia Paradisa Syitra
Setting/Layout
Rimbananto, Drs. Subki Djuned, Taufik, SE., Ak., M. Ed., lr. BasriA. Bakar, M. Si
Sirkulasi
T. Bahrumsyah, Rusydi, S. Ag
Diterbitkan oleh:
SEKRETARIAT BERSAMA HIMPUNAN IMAM MASJID DAN MEUNASAH (HTMNAS) PROVINSt ACEH Jalan Utama No. 4 Rukoh, Kec. Syiah Kuala - Banda Aceh, Telp. (0651) 7552874 08 1 360874443 - 08526000777 A, email: al mamaceh @yahoo. co. id
i
rssN 2085
- 5672
AL{MAM
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN UMMAT
PENYUNTTNG AHL| (M|TRA BESTART)
Drs. H. A. Rahman TB (Kanwil Depag Aceh) Prof. Dr. H. Farid Wajdi lbrahim, M. A (lAlN Ar-Raniry Banda Aceh) Prof. Dr. Darni M. Daud, M. A (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Prof. Dr. H. MisriA. Muchsin, M. A (lAlN Ar-Raniry Banda Aceh) Prof. Dr. H. HasbiAmiruddin, M. A (lAlN Ar-Raniry Banda Aceh) Dr. Manat Rahim, M. Si (Universitas Haluoleo Kendari) Dr. lr. H. Kon3ala Pontas, M. Sc (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Drs. Mohd. Kalam Daud, M. Ag (lAlN Ar-Raniry Banda Aceh) Prof. Dr. Rusdarti, M. Si (Universitas Negeri Semarang)
Dr. lsmailMuhammad, M. Ag
(Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Dr. Lukmanul Hakim, M. Ag (lAlN Ar-Raniry Banda Aceh) Dr. Syahirman Yusi, M. Si (Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang) Prof. Dr. Syahrizal, M. A (lAlN Ar-Raniry Banda Aceh) Dr. SofyanA. Gani, M. A (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Dr. Mohd. Harun, M. Pd (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh)
Kata Pengantar
Dengan memohon ridha Allah SWT, Jumal Ilmiah AL-IMAM (Mediapendidikan dan Pernbinaan Ummat) yang ditertitkan oleh Sekretariat Bersama Himpunan Imam Masjid dan Meunasah (I{IMNAS) Provinsi
Ace[
di Jalan Utama No. 4 Banda Aceh, Telp. (0651) 75552874, Hp. 0g1360874443 O85260W7770, email alimamaceh@yahoo.co.id, tefuitz kali sebhun (Jamnri Jgni dan Juli Desember). Visi: "terbinanya ummat beramal yang ilmiah dan berihnu yang amaliah" dan misi:
'tnengupayakan sistem dalorah bil-l{alcm yang membumi.,' Jumal ini menggunakantiga bahasa Indonesi4 Arab dan Inggris yang disampaikan oleh kalangan civitas akademik4 mahasiswa, pengajar dan masyarakat ulnuln, yang konsen terhadap pendidikan, agarn4 sosial dan budaya Sesuai dengan kebuhfian, &lisi kedua ini telah diadakan sedikit revisi tentang susutum pengurus.
Kepada para pembaca yang ingin menyumbangkan ide atau gagasannya tentang
pendidikan, agarn4 sosial dan budaya serta pembinaan ummat, redaksi menerima dengan laparrg dada dan dapat berhubungan langsung dengan nomor kontak atau email sebagaimana tertera pada
di
Dewan Redaksi
Kehra
TamiziRajab
Daftar lsi
ilr
iv
Tarmizi
Rajab.".....
(Studi Komparatif Antara Ajaran Hamzah Al-Fansury dan Nuruddin Ar-Raniry) tlohd. Kolam Daud
19
Usman Kosim
NILAI-NILAI AGAMA DALAM PRAKTIK KONSELING
33
Jasofat.....
ANALISIS FORMALIN PADA MIE BASAH YANG BEREDAR Dl PASAR KA,I,IPONG BARO
49
BANDAACEH
69
NasruddinAR.........
81
Tamarli.....
99
117
ISSN: 2085
- 5672
-il)
i::'qruru.
ABSTRACT
The improvement of teaching leaming process at school is closely realted to the teachers' achievement in order to improve the activeness in the teaching process. The activeness has an important role in the creation of situational leaming and the results of the learning got by the students. The professional teachers are the teachers who are able to create the process of learning actively. The learning process should be done in order to stress on teaching method or the ways how to make the students' learning be more active rather than what the students are learning" To make the students leaming well, it needs the learning method by having the environmental leaming and the real experience which is needed by the students to learn in understanding by doing the real activities optimally. Based the leaming concepts that concentrates on the students' active learning, so the teachers' activities in selecting the teaching learning method takes care of considering about the use of learning meihod which takes the students learn actively. The activeness is followed by forms of learning which is handled following the activities based on the teaching learning target and its teaching materials that will be learned.
Pendahuluan
pemah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan, Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi dalarn
tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupull prosedur pemmusannya. Perubahan kurukulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh
perubahan praktik pembelajaran
99
Majid (2008
: 1) Indikator
perguruan tinggi agar setiap anak didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang
optimal. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal bagi anak didik
tidaklah mudah sebagaimana yang dipikirkan akan tetapi perlu adanya berbagai
faktor pendukung termasuk kemampuan guru dalam usaha membangkitkan kealtifan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kemudian harus didukung pula adanya suatu kebiasaan cara mengajar dan belajar
yang tepat dengan memperkecil berbagai macam kendala yang ada.
Keaktifan dalam proses pembelajar adalah termasuk salah satu faktor yang
sangat penting untuk mendorong keberhasilan pelaksanaan suatu pendidikan.
Bila
faktor ini kurang diperhatikan, biasanya akan membawa akibat kepada anak didik tidak dapat mencapai tujuan pendidikan secara baik bahkan sering dianggap suatu
hambatan bagi seorang guru dalam menya*pbikan pelajaran terhadap pendidikan
di
yang sifatnya sistematis terjadwal dan berencana agar segala yang dimilik setiap
anak didik dapat menjadi aktual serta berfungsi dengan sebaik-baiknya.
mengarahkan, membimbing, membina, melatih keterampilan, memberikan motivasi dalam belajar bagi setiap peserta didik. Berdasarkan suatu kenyataan
bahwa keaktitan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat
di
mencapai pelaksanaan tujuan pendidikan di sekolah secara baik. Apabila faktor ini diabaikan begitu saja, biasanya akan membawa pengaruh sulitnya untuk mencapai
proses
100
pembelajaran termasuk sebagai suatu komponen untuk pencapaian mutu proses belajar dan mengajar bagi setiap guru di sekolah.
di
sekolah
adalah
ditentukan oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah termasuk kualifikasi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar disuatu
sekolah. Kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang guru bukan hanya disatu
segi saja, melainkan harus meliputi pendidikan, kepribadian dan kemampuan berkomunikasi yang baik serta mampu melakukan hubungan sosial dengan
masyarakat secara baik dimanapun ia berada. Untuk lebih jelas mengenai batasan
maka seorang guru harus memiliki kualifikasi yang meliputi persyaratan sebagai berikut
:
t. Persyaratan profesional/pendidikan, yaitu minimal sarjana (S I ), berpengalaman dalam mengajar, menguasai teknik dan rnodel penilaian, mempunyai kegemaran membaca dan belajar. 2. Persyaratan kepribadian, yaitu mempunyai sifat toleransi,
bersikap terbuka, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai pertimbangan yang luas, penuh pengertian, mempunyai
J.
berdisiplin tinggi. Persyaratan hubungan sosial, yaitu suka danpandai bergaul, dapat menyesuaikan diri, mudah bergaul dan mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang.
s.c. utami Munandar (.lan'aton Makwa, 2009:42) yang menyebutkan pendidikan di sekolah adalah perlu adanya guru yang rnemiliki
selanjutnya
kualifikasi yang meliputi sebagai berikut: Mempunyai kualifi kasi sebagai guru profe si onal Mempunyai kemampuan cukup untuk oto-kritik Dapat bekerja secara mandiri Tahan tetapi cukup tanggap terhadap kritik
101
9.
I
10.
1.
di
belajar dan mengajar, seorang guru ciituntut harus memiliki kualifikasi diri yang baik, karena dengan kualifikasi diri yang baik seorang guru akan menarik simpati
para anak didik terhadap apa saja yang akan diajarkan kepadanya. Bahkan dalam proses belajar dan mengajar tingginya rasa simpatisan anak didik kepada guru hal
proses
belajar mengajar. Kemudian sikap sirnpatisan ini juga termasuk salah satu faktor
yang paling penting dalam menentukan berhasil tidaknya proses belajar dan
mengajar terutama dalam membina keaktifan anak didik dalam belajar.
peran
aktifnya sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator. Karena ketiga peran ini
didik
dalam
nilai
serta
harus berusaha agar dirinya benar-benar menjadi orang yang dapat membantu
anak didik jika mengalami suatu hambatan dalam mengembangkan keaktifan dan
t02
Guru dalam Meningkatkan Keaktifan Proses Pembelajaran Keaktifan adalah suatu kemampuan dasar siswa yang giat dan rajin
melalakukan sesuatu termasuk dalam kegiatan pembelajaran, keaktifbn siswa ini
akan berkembang apabila diberikan pengaruh luar atau lingkungan misalnya belajar, latihan teratur secara terjadwal. Dalam proses belajar dan mengajar, keaktifan termasuk salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan
berhasil tidaknya anak dalam proses pembelajaran, karena kalau anak tidak aktif
tidak mungkin ia dapat dididik. Siswa yang tidak memiliki keatifan tentu ia tidak sanggup untuk mencapai suatu tujuan pendidikan karena disebabkan tidak
mempunyai kemampuan bekerja dengan giat dan rajin.
tidak mampu untuk berfikir, sering tinggal kelas, bahkan ada yang tidak berhasil
lulus dalam mengikuti tes ujian akhir. Maka guru perlu melakukan
berbagai
macam usaha pembinaan pengembangan keaktifan anak didik dalam belajar. Mengenai cara pembinaan pengembangan kektifan anak didik di dalam belajar,
Conny Semiawan (1987:11) menyebutkan sebagai berikut
1.
:
Pendidik dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat, dengan segala ketentuan dan kelelmahannya serta memberi
oleh orang lain.
kepercayaan kepadanya bahwa pada dasarnya ia baik dan mampu. 2. Pendidik mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa dinilai 3.
arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku anak yang dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang anak.
Pendidik memberikan pengertian dalam
L Pengembangan kognitif, antara lain dengan merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berfikir. 2. Pengembangan efektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif. a Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan sarana -1. dan prasana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan
103
Usaha untuk pengembangan keaktifan anak didik dalam belajar terutama di sekolah, maka bagi seorang guru perlu menenmpuh berbagai macam cara untuk usaha membantu
di
sekolah seorang guru dituntut harus mampu pendidik dan sisi yang kedua adalah
memperhatikan sisi pada saat belajar. Sisi yang pertama adalah menyangkut dengan
menyangkut dengan diri anak didik sebagai orang yang belajar. Sebagai seorang pendidik, guru harus dapat menunjukkan dirinya sebagai
orang dewasa yang terbaik terutama pada saat mengajar atau menyampaikan
segala pelajaran kepada anak didiko maka pada saat
berpikir anak didik, mampu membina sikap serta merangsang minat sibuk bekerja
secara aktif, dapat menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dalam usaha
memberikan kesempatan pengembangan keterampilan untuk membuat karyakarya yang produktif dan inovatif. Sebagai anak didik yang sedang belajar, disini seorang guru dituntut harus
memberikan perhatian secara adil dan merata artinya adalah seorang guru tidak hanya senang pada anak didiknya yang baik-baik, yang cantik-cantik ataupun
yang pandai-pandai saja. Akan tetapi seorang guru yang baik di dalam proses
belajar dan mengajar
104
oleh guru disamping dapat mempengaruhi minat dan dorongan belajar, juga
mempengaruhi keaktifan dan kreatifi tas belaj ar.
Belajar akan efektif dilakukan dengan melakukan kegiatan. Kegiatan belajar meliputi, melihat, mengerjakan atau bentuk-bentuk perbuatan lainnya dengan melakukan perbuatan dalam proses belajar dapat memungkinkan
pengalaman belajar yang diperoleh bersipat lebih baik dan tersimpan dalalr daya
ingat (memori) dalam jangka waktu lebih lama. Maksud belajar sambil berbuat
bukan semata-mata berkaitan dengan segi, perbuatan jasmaniah saja, tetapi mencakup koordinasi antara perbuatan jasmani dan kejiwaan, seperti berpikir
menanggapi dan menghayati. Siswa melakukan proses belajar yang sebenarnya
sekedar
sambil mengalami dapat mudah dicapai. Prinsip belajar sambil berbuat atau
belajar sambil mengalami bukan semata-mata berkaitan dengan bentuk pelajaran keterampilan, tetapi berkaitan dengan bentuk belajar yang lain, yaitu belajar
menga.iar
ilmu
yang
disampaikan lebih jelas, menarik dan lebih meresap pada jiwa, pikiran, atau otak siswa dari pada hanya dengan kata-kata. Dengan demikian keaktifan siswa akan
105
mendengarkan
keterangan guru, berpikir (mencernakan keterangan atau memecahkan masalah), berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktivitas baik fisik maupun mental
Oleh karena
itu
A. Tabrani Rusyam
Cs
(1989
pelajaran adalah
sebagai berikut:
a. b.
c.
d. e.
f.
g.
Menyediakan dan menggunakan buku atau lembaran kertas untuk mencatat. Mempercepat menulis. Untuk mempercepat menulis dapat digunakan singkatan tertenfu yang dapat mempercepat rekaman pembicaraan. Mencatat ide atau informasi yang penting. Unfirk efisien" janganlah semua kalimat atau ucapan guru dicatat secara keseluruhan. Tetapi harus diselesaikan ide-ide atau informasi tertentu saja yang menjadi pokok dan dianggap penting. Membuat catatan dengan kalimat sendiri. Ketika guru menerangkan haruslah diperhatikan secara sungguh-sungguh, intisari keterangan diambil dan disimpulkan dengan kalimat sendiri untuk dicatat. Memperhatikan dan menandai urutan dan rangkaian antara satu ide dengan yang lainnya untuk dicatat. Menyalin kembali catatan jika ada materi pembelajaran yang belum tercatat. Informasi dan pengetahuan dasar yang diperoleh dari proses pembelajaran dijadikan dasar untuk mempelajari sendiri dari referensi melalui studi pustaka
D.
Menangani Siswa yang Menunjukkan Gejala Pasif dalam Belajar Dalam meningkatkan keatifan proses pembelajaran seorang guru harus
memiliki kemampuan menangani siswa yang menunjukkan gejala pasif dan masa bodoh. Menangani siswa yang menunjukkan gejala pasif dan masa bodoh dalam
106
belajar memiliki peranan penting dalam meningkatkan keaktifan proses belaiar di sekolah.
Menurut Rustijah
memberi rangsangan kepada siswa yang menunjukkan gejala pasif atau masa
bodoh dalam melakukan kegiatan belajar dapat dilakukan dengan cara: Menggunakan kata-kata yang dapat mendorong semangat, seperti mengajukan pertanyaan pancingan, menanyakan apa kesulitan yung a*ruaapi, menJriukan keyakinan bahwa siswa yang bersangkutan sebenarnyJmampu melakukan apa yang seharusnya dikerjakan dan sebagainya. b. Mendekati siswa yang bersangkutan, menepuk bahu, mengelus rambut dan sebagainya yang dilakukan sambil tersenyum. c. Kedua cara di atas dapat dilakukan secara bersama_sama.
a.
Prinsip penggunaan cara-cara memberi bantuan, adalah bahwa dalam upaya membantu itu guru mengadakan kontak dengan siswa yang bersangkutan
dengan
penuh kehangatan, empati, dan tidak menunjukkan sikap yang dirasakan oleh siswa seakan-akan mempersalahkan dirinya. Prinsip ini merupakan salah
satu
bentuk upaya memberi kemudahan bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Atas dasar ini dalam pembelajaran, di samping rhemerlukan pemahaman dan kecakapan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga rliperlukan kemauan (mental set) dali guru yang bersangkutan untuk menciptakan dan memelihara keaktifan belajar hingga hrjuan pembelajaran dapat tercapai.
E.
tingkah iaku, bukan hanya mendengar dan melihat, tetapi melihat, mendengar juga merasa, meraba, dan mencium. siswa dapat memahami
perbedaan beberapa
obyek (benda) melalui rabaan, bau yang dapat tercium, atau rasa yang dapat dikecapnya yang membedakan benda tersebut dari yang lain. Dengan proses
penginderaan yang lebih kompleks proses belajar dapat berjalan dengan tingkat
keberhasilan yang lebih tinggi dari keberhasilan yang dicapai dengan hanya mendengar atau melihat saja. Namun demikian, penggunaan penginderaan itu
107
sendiri disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan. Jika proses belajar itu hanya
Dalam proses mengolah ide, siswa melakukan proses berpikir atau proses kognisi. Dari keterangan yang disampaikan kepadanya baik secara lisan maupun tertulisan, serta dari proses penginderaan yang lain, siswa mempersepsi atau
menanggapi. Berdasarkan tanggapannya, dimungkinkan terbentuk pengetahuan,
atau konsep,
kemampuan
F.
mereka pun akan ikut bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada awal
masalah yang dihadapi guru. Akibatnya, siswa secara tidak langsung akan
merasakan beban itu dan menjadikannya tidak semangat untuk belajar. Sebaliknya
dan bukan karena paksaan atau sesuatu. Motivasi atau semangat untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas profesional sebagai guru diri sendiri. Motivasi mengajar ada dua macam yaitu motivasi intrinsik karena dorongan dari dalam dirinya sendiri yang
sepatutnya muncul dari dalam
memberikan kepuasan dan kesan tersendiri dan motivasi ekstrinsik karena dorongan dari luar dirinya, seperti upaya meningkatkan kemampuan melalui pemberian penghargaan kepada griru-guru teladan. Cara semacam
itu
dapat
dipandang sebagai alat untuk mendorong kreativitas para guru meskipun ada
tinggi disebabkan faktor-faktor antan lain untuk mempertahankan dan menunjukkan harga diri (prestige), ketenangan lahir dan batin dengan
menyebarkan ilmu pengetahuan, mendapatkan pendapatan untuk meningkatkan
h* fi
108
* ltr
kesejahteraan, bersosialisasi dengan orang lain, atau memperoleh status yang lebih tinggi dalam posisi profesinya atau di lingkungan masyarakat.
Sikap semangat guru ketika mengajar seperti selalu tampil ceria, menarik, enerjik, percaya diri atau antusias. sikap semangat yang ditunjukan guru ketika
mengajar akan menular atau berpengaruh kepada siswa untuk semangat dalam
belajar, sehingga menumbuhkan keaktifan dalam diri siswa untuk belajar.
G.
Memberi Motivasi dan Kesempatan Bagi siswa Dalam Meningkatkan Keaktifan Proses Pembelajaran
Agar kegiatan belajar siswa memberi hasil yang efektif, maka perlu adanya
itu perlu
yaitu dengan cara menyediakan kondisi dan situasi sehingga siswa melakukan
kegiatan yang dapat dilakukan. Crow dan Crow ( Icla Jufrana,2006: 16) bahwa.,
belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangunkan dari minat yang telah ada pada diri
anak".
Lebih lanjut ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar (Depdiknas ,2004:3), yaitu:
a. b.
c.
d. e.
f.
Jika materi pembelajaran yang dipelajarinya bermakna karena sesuai dengan bakat, minat, dan pengetahuan dirinya, maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Pengetahuano sikap, dan keterampilan yang telah dikuasai siswa dapat dijadikan landasan untuk menguasai pengetahuan, sikap, dan keteranpilan selanjutnya. Motivasi belajar siswa ,rkan meningkat jika guru rnarnpu menjadi model bagi siswa untuk dilihat dan ditirunya. Materi atau kegiatan pembelajaran yang disajikan guru hendaknya selalu baru dan berbeda dari yang pemah dipelajari sebelumnya, sehingga mendorong siswa untuk mengikutinya Pelajaran yang dikerjakan siswa tepat clan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya. Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk melakukan tugas.
r09
r-i,:
a-
lG
E;*sr
&-
g. h.
i. j k.
Guru memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk belajar sesuai dengan strategi, metode, dan teknik belajarnya sendiri. Dapat mengembangkan kemampuan belajar siswa seperti berpikir logis, sistematis, induktif, atau deduktif. Siswa lebih menguasai hasil belajar jika melibatkan banyak indera. Antara guru dengan siswa terjasi komunikasi yang akrab dan menyenangkan, sehingga siswa mampu dan berani mengungkapkan pendapatnya sesuai dengan ti ngkat berpikirnya.
Guru tidak menentukan terlebih dahulu apa yang harus dipelajari siswa, tapi siswalah menentukan apa yang akan Cipelajari, sehingga yang bersangkutan
dan
belajar yang bersifat aktif, dan apa yang dipelajari pun disesuaikan dengan apa
yang dibutuhkannya. Fokus pembelajaran bukan pada isi kurikulum atau program belajar yang
sudah ditentukan oleh guru sebelumnya, melainkan pada pilihan siswa yang
dilakukan secara bebas. Kegiatan belajar pun sangat beraneka ragam. Dapat terjadi, siswa belajar rnelalui membaca, niengeksplorasi lingkmg&n, melakukan
penemuan, berdiskusi dengan teman atau bentuk-bentuk lain sebagaimana yang
dimauinya. Untuk itu, guru harus memberi segala kemudahan agar keaktifan
belajar bisa terjadi. Upaya menciptakan suatu situasi belajar yang memungkinkan
siswa belajar secara aktif, memerlukan dorongan yang diberikan oleh guru.
Pemberian dorongan
ini erat kaitannya dengan upaya memberi rangsangan yang diberikan, tidak akan memunculkan reaksi dari siswa, jika siswa tidak terdorong
(termotivasi) untuk mereaksinya. Reaksi
ini
dilakukan dalam belajar. Dorongan untuk rnelakukan kegiatan itu sendiri muncul,
110
jika siswa merasa membutuhkan materi pembelajaran yang sepatutnya dipelajari. Dalam hal ini kemampuan guru mempertemukan materi pembelajaran dengan
kebutuhan siswa sangat diperlukan.
IL
Sebagaimana motivasi, tujuan sebagai salah satu unsur yang terdapat dalam belajar seharusnya timbul dan ada pada diri siswa. Dapat saja tujuan dirangsang oleh orang lain. Tetapi harus menjadi milik dan bagian dari diri sendiri yang melakukan proses belajar itu yaitu siswa. Jadi pada dasarnya siswl belajar dan akan memperoleh hasil belajar secara efisien jika mempunyai tujuaningil mencapai tujuan itu. Bahkan keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu tujuan, dapat menyebabkan berupaya keras clalam belaiar. Usaha ini sangat menunjang efektivitas dan efisiensi belajar.
itu
I.
Mengatur waktu dan disiplin banyak membawa manfaat dan hasil. Namr-rn hal ini kadang-kadang kurang diperhatikan. oleh karena tidak mengetahui atau tidak menyadari pentingnya pengaturan waktu dan disiplin dalam belajar, sehingga di kalangan siswa ada kecen,,lerungan untuk bersantai-santai. Waktu yarig diniliki tidak dimanfaatkan untuk belajar atau melakukan kegiatan yang bermanfaat. Mereka baru belajar apabila sudah menclekati saat-saat ujian. Ini suatu kebiasaan yang tidak baik. Belajar secara teratur dan mengikuti pengaturan waktu yang sudah ditetapkan secara disiplin, sebenarnya dapat mendatangkan keuntungarr bagi cliri siswa sendiri. Baik dalam hal akademis maupun fisik dan mental. Secara akademis,
keteraturan dan disiplin dapat memperbanyak perbendaharaan ilmu pengetahuan.
Oleh karena waktu yang dimiliki setiap hari disediakan sebagian untuk belajar. Jika ini dilakukan secara terus menerus, dan <likumpulkan dalam satu semester
atau satu tahun, jumlahnya akan cukup banyak.
111
pendidikan atau latihan. Oleh karena itu, jika mau, sebetulnya dapat dilakukan.
diri
membagi waktu dan melaksanakan pembagian waktu tersebut secara terafur, serta
disiplin terhadap pembagian waktu yang sudah ditentukannya sendiri. Jadi pada
dasarnya upaya untuk teratur dan disiplin
J. Menggunakan Metode
Satu metode pembelajaran tidak ada yang lebih baik daripada metode pembelajaran yang lainnya, karena satu metode pembelajaran pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan. Oleh karena
itu dalam
metode pernbelajaran dapat menutupi kelemahan metode pembelajaran lainnya. Metode pembelajaran yang bervariasi ini dapat mempertahankan keaktifan siswa
agar tetap belajar penuh semangat.
Kegiatan pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sebaliknya kegiatan yang monoton secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan sehingga keaktifan dan semangat belajar pun menurun.
kepada Siswa
Dalam proses pembelajarab guru tidak jarang memberikan tugas yang harus dikeriakan siswa. Tugas
sekolah atau
di rumah seerti
tugas yang menantang. Tugas yang menantang adalah yang dapat memberikan tantangan kepada siswa untuk berpikir lebih kreatif. Namun tugas tersebut jangan
terlalu sulit sehingga banyak siswa yang gagal dan berakibat dapat menurunkan semangat belajarnya. Begitu pula .iangan terlalu mudah sehingga tidak
t12
merangsang aktivitas dan kreativitasnya. Terhadap tugas yang dikerjakan siswa, baik yang benar ataupun yang salah, guru hendaknya memberikan penguatan,
pendapat, atau penilaian, sehingga siswa mengetahui kelebihan yang bisa ditingkatkan dan kekurangannya dapat diperbaiki. Dengan demikian, siswa lebih termotivasi dan membang'n kepercayaan dirinya sendiri.
L.
di
bersih, dan indah. Selain itu adanya keakraban antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Guru dengan siswa saling menghargai dan menghormati. Dengan demikian motivasi siswa akan tumbuh karena merasa diperhatikal oleh
guru' Perhatian itu bukan hanya ketika proses pembelajaran tetapi juga di luar proses pembelajaran dengan adanya pengenalan guru yang mendalam terhadap pribadi individu siswa.
timbul
adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan
karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk'bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di antaranya
terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari guLr/orang tua karena hasil belajar yang jelek. Keadaan tersebut menimbulkan keaktifan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
113
:i:--i5
PENUTUP Keaktifan belajar siswa tetap tinggi jika dalam proses pembelajaran terjadi
interaksi dan komunikasi antara guru dengan siswa. Guru aktif memberi
pertanyaan, jawaban, tugas, atau rangsangan belajar, demikian pula siswa aktif
belajar merespons rangsangan belajar dari guru. Oleh karena keaktifan proses pembelajaran selalu terdapat bahwa peserta
berusaha
Perilaku belajar dilakukan oleh siswa. Pada diri siswa terdapat kekuatan jiwa
penggerak belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatikan, kemauan atau cita-cita itu keaktifan belajar. Komponon pertama
kebutuhan, dorongan
teaniftn belajar adalah dan tujuan belajar. Oleh karena itu grrru harus mampu
tt4
DAFTAR I'USTAKA
Davies Ed, Ivoc. K 1987. Pengelolaan Belajar( Terjemahan Sudarsono S, dkk), Jakarta Rajawali dan FAU-UT
_,
Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarha: Depdiknas.
(1985), Bimbingan bagi Anak-anak dan Remaja yang Bermasalah, Sri Psikologi Terapan 6, Jakarta: CV. Rajawali.
Tabrani A, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin (1989). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Karya.
115