You are on page 1of 7

1

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi produk bernutrisi untuk bayi dan anak-anak Indonesia, mulai dari aneka susu formula untuk bayi hingga makanan bernutrisi dengan standar mutu internasional. Dalam rangka swasembada protein pada tahun 1954, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan PBB mendirikan sebuah pabrik susu nabati dengan bentuk Naamlooz Venootschap (NV/ Perseroan Terbatas). Pabrik ini diberi nama NV. Saridele. Pengelolaan pabrik ini dipercayakan kepada bank industri negara, yang kini bernama Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO). Pihak PBB dalam hal ini United Nations Childrens Fund (UNICEF) memberikan bantuan berupa pinjaman mesin-mesin pengolahan susu. Pemberian bantuan pinjaman ini diiringi oleh kesepakatan kedua belah pihak bahwa untuk produksi selama 5 tahun pertama, sebanyak 150.000 kaleng susu harus diserahkan kepada UNICEF dan selanjutnya akan dibagikan kepada masyarakat Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI. Para tenaga ahli Indonesia yang diandalakan untuk merealisasikan program tersebut mendapatkan didikan dan tanggungan biaya dari suatu badan yang mengurus pangan dan pertanian dunia dan bernaung di bawah organisasi PBB yaitu Food and Agriculture Organization (FAO).

Pada tahun 1962, Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PBB, sehingga otomatis hubungan Indonesia dengan UNICEF dan FAO terputus. BAPINDO selaku pengelola NV. Saridele menyerahkan perusahaan ini kepada Badan Pimpinan Umum (BPU) Farmasi Negara dan berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Sari Husada. Pada tahun 1965, menteri kesehatan Prof. Dr. Satrio atas saran para dokter anak senior di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, telah menugaskan PN. Sari Husada untuk kemudian diberi nama SGM (Susu Gula Minyak) dari bubuk skim yang dicampur dengan gula, lemak nabati dan dilengkapi dengan vitamin-vitamin serta bahan-bahan mineral yang relevan. Dalam waktu yang relatif singkat produk SGM diterima dengan baik oleh masyarakat. Oleh karena itu, PN. Sari Husada menambah hasil produksinya denga makanan anak jenis bubur yaitu SNM (Susu Nasi Minyak), yang ternyata juga mendapatkan sambutan baik dari masyarakat. Berdasarkan sambutan masyarakat yang demikian besar terhadap kedua jenis produk itu, maka manajemen PN. Sari Husada dengan dukungan penuh dari pemerintah mulai menyusun strategi guna meningkatkan mutu dan mengefisienkan hasil produksi. Kemudian pada bulan November 1966, diambil keputusan yang sangat penting yaitu untuk selanjutnya tidak mempergunakan kedelai sebagai bahan pembuatan produk susu karena hasil rendemen yang relatif rendah. Pada tahun 1967, indonesia bergabung kembali dengan PBB, UNICEF menyerahkan kepemilikan seluruh harta milik perusahaan kepada Departemen Kesehatan RI, perubahan kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pengelolaan perusahaan-

perusahaan Negara yaitu dengan dihapuskannya BPU, termasuk pula BPU Farmasi merubah juga status PN. Sari Husada. Pada tanggal 18 Agustus 1968 dengan dibentuknya PT. Kimia Farma, kepemilikan PN. Sari Husada diserahkan kepada PT. Kimia Farma dengan diganti nama menjadi PT. Kimia Farma Unit Produksi Yogyakarta. Menghadapi masuknya modal asing persainganpersaingan dimana yang akan datang, timbul beberapa gagasan :
a. memperbaharui mesin-mesin produksi yang sudah tua.

b. Meningkatkan kondisi bangunan dan sistem kelistrikan. c. Mendidik tenaga-tenaga kerja yang ahli dan terampil di bidangnya masingmasing. d. Menyempurnakan alat-alat laboratorium dan pengendalian mutu. e. Penerapan sistem manajemen yang efektif dan efisien yang dinamakan Total Quality Control. Pada tanggal 8 Mei 1972 PT. Kimia Farma menandatangani suatu kerjasama dengan PT. Tiga Raksa yang kemudian membentuk PT. Sari Husada dibawah akte yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan tanggal 28 September 1972 nomor Y.A.5/159/7, serta didaftarkan di kantor Panitera Negeri Yogyakarta tanggal 3 Oktober 1972 nomor 73/72/PT dan diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 26 Desember 1972 nomor 103 tambahan nomor 542. Secara operasional PT. Sari Husada baru menjalankan usahanya tanggal 1 Oktober 1972 dengan memanfaatkan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) seperti diatur dalam UU No. 6 tahun 1968.

Pada tanggal 4 Juni 1983 berdasarkan surat nomor SI.083/PM/1983, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) memberikan kesempatan kepada PT. Sari Husada untuk menjual sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Dengan komposisi kepemilikan saham PT. Sari Husada saat itu adalah PT. Kimia Farma 43,54%, PT. Tiga Raksa 35,63% dan publik sebesar 20,83%. Pada tahun 1992, keseluruhan saham yang dimiliki PT. Kimia Farma dijual kepada PT. Tiga Raksa sehingga kepemilikan saham PT. Tiga Raksa terhadap PT Sari Husada menjadi 79,17%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa tanggal 2 Mei 1994, PT. Sari Husada memutuskan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham disertai dengan hak memesan efek terlebih dahulu, sejumlah 14.264.650 lembar saham dengan harga Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) per lembar saham. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh dana dalam rangka membiayai akuisisi terhadap seluruh saham PT. Sugizindo dan PT. Tiga Raksa. Pada tahun 1996, PT. Sari Husada telah mempersiapkan diri dalam menyongsong era globalisasi dengan melakukan restrukturisasi di semua bidang meliputi mesin-mesin penggerak, Total Quality Management (TQM), International Standards Organization (ISO 9002, ISO 9001) sumber daya manusia (pembobotan dan sistem penggajian), investasi strategis (pengembangan lahan dengan merelokasi pabrik di Kemudo, Klaten). Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, PT. Sari Husada diaudit untuk mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikatnya diserahkan pada tahun 2001.

Pada tahun 1998, PT. Sari Husada melaksanakan aliansi strategis dengan Nutricia International yang memiliki kelebihan pada aspek internasional yaitu : penelitian dan pengembangan, teknologi, pemasaran internasional, pengalaman, dan modal yang besar. Kepemilikan saham di PT. Sari Husada pada tahun 1998 terdiri dari : Nutricia International sebesar 77,6814%, Lembaga Indonesia 10,4204%, Lembaga Asing 5,3046%, Masyarakat Indonesia 4,7354%, Masyarakat Asing 1,8525%, PT. Tiga Raksa, Tbk sebesar 0,0042%, dan Direksi serta Komisaris sebesar 0,0015%. Setelah PT. Sari Husada berkembang pesat maka berusaha untuk memperluas wilayah. Pada tahun 2000, di daerah Kemudo, Klaten didirikan perusahaan yang merupakan pengembangan dari PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dengan nama PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten. Pada rentang waktu antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2006, PT. Sari Husada telah mengalami beberapa kali perubahan kepemilikan saham. Sampai pada akhir tahun 2007, PT. Sari Husada telah menjadi bagian dari keluarga besar Danone Group. Selain PT. Sari Husada, ada empat buah perusahaan yang juga bernaung di bawah payung Danone Group yaitu Aqua, PT. Nutricia Indonesia Sejahtera, Danone Dairy, dan Medical Nutrition. Danone Group sendiri memiliki empat divisi antara lain baby nutrition division, water division, dairy division, dan medical nutrition division . Di antara keempat divisi tersebut, PT. Sari Husada masuk dalam baby nutrition division. Sebagaimana keluarga pada umumnya, keempat perusahaan tersebut berkembang ke arah yang lebih baik secara optimal, keselarasan menjadi salah satu titik penting yang harus dikedepankan. Langkah yang diusung PT. Sari Husada tidak boleh terpisah ataupun

bertentangan dengan langkah yang diusung Danone Group dan perusahaan-perusahaan lain di bawah Danone Group.

2.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 2.2.1. Visi Perusahaan Visi PT. Sari Husada adalah menjadi pemimpin pasar produk nutrisi bergizi untuk bayi dan anak-anak Indonesia. 2.2.2. Misi Perusahaan Misi PT. Sari Husada adalah : a. Ikut seta membangun kesehatan dan kecerdasan bersama dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan produk yang bernutrisi dan dibutuhkan oleh bayi dan anak. b. Menghasilkan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan melalui sistem manajemen yang berkualitas tinggi dan pendekatan inovatif dalam budaya integritas tinggi. c. Mengutamakan kepuasan Stakeholder. 2.2.3. Tujuan Perusahaan a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya bayi, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. b. Meningkatkan perbaikan gizi bayi dan anak Indonesia.

c. Mempersiapkan generasi yang cerdas, sehat, kuat dan terampil. d. Memberikan produk berkualitas utama, harga terjangkaudan mudah didapat. e. Mendapatkan keuntungan yang bermanfaat terhadap perkembangan karyawan dan pemegang saham.

2.3. Tata Kelola Perusahaan Komitmen Sari Husada pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) diwujudkan dalam penerapan nilai-nilai budaya Perseroan pada setiap tingkat operasional. Kebijakan-kebijakan yang mendukung pengelolaan Perseroan secara lebih profesional dan bertanggung-jawab dikembangkan Sari Husada dengan memastikan kepatuhan sepenuhnya terhadap ketentuan hukum dan etika kerja yang berlaku dengan lebih baik. Diantaranya meliputi : a. Transparansi adalah prinsip dasar kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dari Sari Husada. Hal ini berarti Sari Husada selalu berupaya transparan dalam melakukan usahanya dan mendukung dialog terbuka dengan seluruh stakeholder. Sari Husada berupaya memberikan informasi secara lengkap dan tepat waktu berkaitan dengan kebijakan perusahaan, kegiatan, dan produk, dengan mengutamakan pendekatan proaktif. b. Tata Kelola Penyelenggaraan Usaha

You might also like